Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat-Nya sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Penanggulangan dan pemberantasan penyalahgunaan dan pengedaran gelap
narkoba adalah merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa karena saat
ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Atas dasar itulah karya tulis ilmiah ini dibuat dengan judul “NARKOBA
DAN GENERASI MUDA” yang disusun berdasarkan fakta yang ada untuk lebih
memperdalam pengetahuan mengenai narkoba, psikotropika dan zat adiktif yang
sangat berbahaya terutama bagi generasi muda yang akan melanjutkan cita-cita
bangsa ini.
Menyadari berbagai keterbatasan yang dimiliki, maka saya mengharapkan
berbagai masukan, kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan
karya ilmiah ini. Akhirnya diharapkan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh lapisan masyarakat dan sebagai alternatif lain mensosialisasikan
bahaya atau dampak penyalahgunaan narkoba.

Pekanbaru, 19 Juni 2016

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak zaman dahulu, manusia telah mengetahui cara menggunakan bahan-
bahan yang berasal dari tumbuhan liar seperti: ganja mariyuana, kanabis sativa,
kokain, dan opium. Tumbuhan itu selain digunakan untuk kesenangan relaksasi,
tapi juga untuk keperluan pengobatan. Lama kelamaan bahan ini diketahui dapat
menyebabkan perubahan perilaku karena mengandung zat psikoaktif seperti
membuat perasaan seseorang menjadi nyaman, gembira yang dapat menjadikan
ketergantungan bagi pemakainya.
Ensiklopedia (1990:176) mengungkapkan, “Dahulu pada tahun 5000-6000
tahun sebelum Masehi, opium telah ditemukan di Mesopotamia sekitar Iraq.
Bahan yang digolongkan narkotik ini diambil dari getah buah tanaman papaver
sumaniferum. Dengan serangkaian pengolahan khususnya pelarut, pemanasan dan
peragian diperbuat candu yang dipergunakan dalam dunia pemadatan. Morfin
merupakan alkaloida yang utama terdapat dalam opium. Kemudian menyebar ke
berbagai daerah seperti India, China, Laos dan Thailand hingga ke belahan Eropa
dan wilayah sekitarnya. Pada awal abad ke-19 ada perlindungan atas
ketergantungan terhadap candu (narkoba) dan pendistribusiannya. Namun setelah
perang dunia II dilarang mengkonsumsi dan mengedarkan. Meskipun para
pecandu tidak otomatis berhenti karena pengedaran gelap yang dilakukan sindikat
yang rapi tetap melancarkan aksinya secara diam-diam dan tertutup.”
Untuk itu, karya ilmiah ini dibuat berdasarkan faktual mengenai kondisi
generasi sekarang yang semakin mengkhawatirkan. Demikian dengan tulisan ini
bahwa belum ada ditulis oleh orang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana orang bisa kecanduan narkoba?
2. Bagaimana dampak narkoba yang multi dimensi?
3. Bagaimana pandangan agama tentang narkoba?

1
4. Bagaimana upaya pencegahan dan pengawasan narkoba?
5. Bagaimana sanksi hukuman berat bagi para penyalahguna, pengedar, dan
produsen narkoba?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui betapa bahayanya narkoba dari segi jasmani maupun
rohani.
2. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan pengawasan narkoba.
3. Untuk mengetahui bagimana pandangan agama mengenai narkoba.
4. Untuk mengetahui sanksi bagi para penyalahgunaan narkoba.
5. Untuk mengetahui efek kecanduan terhadap narkoba.

1.4 Manfaat
1. Dapat menyadarkan kita agar terhindar dari malapetaka narkoba yang dapat
merusak generasi penerus bangsa.
2. Dapat mensosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat tentang bahaya
narkoba.
3. Dapat memahami tanda-tanda orang yang terlibat dalam penyalahgunaan
narkoba.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kecanduan Narkoba


Tidak dapat dipungkiri bahwa penyalahan narkoba diatas bumi ini
kebanyakan para kawula muda. Hampir dapat dipastikan 80% penggunaan barang
haram itu adalah mereka dari kalangan pemuda, pelajar, dan mahasiswa baik di
kota maupun di desa-desa. Menurut analisa dan konseling yang diadakan,
penyebab utama orang kecanduan narkoba oleh karena ketidaktahuan akan bahaya
yang ditimbulkan serbuk setan ini. Sehingga masyarakat yang tidak tahu apa-apa
terperosok ke dalam jurang neraka ini, yang mengakibatkan sulit kembali kepada
jati diri yang sebenarnya.
Ada beberapa orang siswa yang pernah tertangkap basah merokok
dibelakang sekolah dan mereka sedang mengkonsumsi ganja. Mereka mengaku
mula-mulanya hanya mencoba dari temannya uang tidak sekolah lagi. Ketika
kemudian sering disuguhi, akhirnya ketagihan yang berujung kecanduan. Lama
kelaman barulah mereka sadar bahwa dampak yang ditimbulkannya sangat
membahayakan bagi fisik dan mentalnya. Kini timbul penyesalan yang tak pernah
berkesudahan.
Pada umumnya, pelajar maupun mahasiswa tertangkap kedalam lingkaran
setan ini kerena rayuan manis dari para pengedar ataupun pengecer yang tidak lain
adalah teman-teman sejawatnya, malah ada saudara kandungnya sendiri. Pecandu
narkoba otomatis jadi pembohong, penipu sekaligus menjadi orang yang
bertempraman kasar. Banyak sekali alasan-alasan yang bisa dikemukakannya.
Jika ditanya kenapa ia menjadi pecandu narkoba, ia selalu mengkambinghitamkan
orang tuanya. Ia mengumbar kepada orang bahwa kehidupan rumah tangganya
tidak harmonis sehingga ia mencari jalan keluar.
Menurut Tanjung, BA (2005:11) mengatakan, “Ada beberapa faktor yang
menyebabkan orang menyalahgunakan narkoba, diantaranya :
1. Dasar agama tidak kuat
2. Komunikasi dua arah orang tua dan anak sangat jarang atau tidak mau tahu

3
3. Pergaulan dalam lingkungan sekolah/kampus
4. Pengaruh miliu (masyarakat lingkungan).”

1. Dasar Agama Tidak Kuat


Pendidikan agama sangat dominan melindungi anak bangsa ini dari
pengaruh luar menyalahgunakan narkoba. Kerena ajaran agam Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Budha dan lain-lain melarang umatnya melakukan perbuatan
yang merusak dirinya. Dasar agama yang pernah ditanamkan sejak kecil akan
menjadi perisai bagi dirinya untuk menolak sesuatu yang merusak akhlaq. Akan
tetapi, anak-anak yang tidak pernah mendapatkan pendidikan agama sangat rawan
melakukan tindakan kriminal seperti pecandu narkoba, minum-minuman keras
dan lain-lain.

2. Komunikasi Dua Arah Orang Tua Dan Anak Sangat Jarang Atau Tidak Mau
Tahu
Dalam keluarga antara ibu/bapak dan anak selalulah dijalin komunikasi
yang berkesinambungan. Jangan sekali-kali komunikasi antar orang tua dengan
anak terputus dan tidak boleh ada kepakuman komunikasi antara mereka. Bila hal
ini terjadi maka si anak akan mencari jalan keluar untuk menyenangkan dirinya.
Mencari teman yang dapat berkomunikasi membuat dirinya senang. Nah disinilah
awal dari malapetaka itu. Suatu saat datanglah temannya bergabung untuk
menghilangkan rasa suntuk yang dialaminya di rumah yang menurutnya tidak
menyenangkan.
Untuk itu orang tua wajib mengawasi dan memantau anaknya. Jika
terdapat perilaku yang mencurigakan, cepat-cepat diselidiki sebab sekali
didiamkan pasti berulang kali dilakukannya. Kesempatan beginilah yang menjadi
akibat seseorang itu terpengaruh oleh teman-temannya yang lepas kontrol.

3. Pergaulan Dalam Lingkungan Sekolah/Kampus


Zaman sekarang sekolah-sekolah dan universitas buakanlah semata-mata
lahan menimba ilmu pengetahuan, tetapi lahan subur pengedaran gelap dan
penyalahgunan narkoba.

4
Menurut Tanjung, BA (2005:13), “menurut analisis sementara ada
beberapa penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan muda khususnya para
mahasiswa, diantaranya :
 Kerena mode gaul, biar kelihatannya percaya diri nggak mau kalah dengan
orang lain
 Bisnis narkoba yang menjanjikan keuntungan yang sangat besar bagi para
pengedarnya
 Kemungkinan ada skenario besar untuk menghancurkan generasi muda.

Oleh karena itu sejak dini perlu disiapkan generasi penerus yang sehat
fisik maupun mental bebas dari pengaruh narkoba dan memiliki kemampuan
menghadapi persaingan global. Faktor lain penyabab terjadinya penyalahgunaan
narkotika psikotropika di kampus dan sekolah kerena minimnya pendidikan
agama, tidak adanya lagi pendidkan budi pekerti, budaya malah pendidikan
kesenian dimarjinalkan. Padahal pendidikan seni dapat membentuk manusia
berhati mulia berbudi luhur.

4. Pengaruh Miliu (Masyarakat Lingkungan)


Peran lingkungan sangat menentukan bagi pertumbuhan dan
pengembangan jiwa pribadi seseorang. Bila masyarakat di lingkungan itu solid
berkepribadian santun, ramah dan komunikatif, maka kemungkinan anak yang
berasal dari lingkungan itu akan baik, pintar dan cerdas, dan tidak mudah
terpengaruh perbuatan tercela. Akan tetapi sebaliknya bila masyarakat lingkungan
itu bersifat apatis, egois dan tidak mau tahu apa yang terjadi pada lingkungannya
maka dengan sendirinya lingkungan ini tidak kondusif dan tidak komunikatif.
Maka dengan kesempatan inilah pengedar narkoba dengan mudah menjalankan
bisnisnya. Sangat banyak faktor yang menyebabkan orang masuk perangkap
narkoba, misalnya : Putus sekolah, tersedianya tempat hiburan, industri dan
pariwsata, lemahnya hukum, pengaruh budaya asing.

5
2.2 Dampak Narkoba Yang Multi Dimensi
Dampak negatif yang ditimbulkan penyalahgunaan narkoba pada manusia
meliputi seluruh aspek-aspek kehidupan. Hal ini dikemukakan karena narkoba
adalah zat yang dapat merusak susunan syaraf pusat di otak yang mengatur fungsi
organ-organ tubuh.
Tanjung, BA (2005:45) mengatakan, “Ada beberapa dampak pada multi
dimensi kehidupan yaitu: kesehatan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan
keamanan.”
1. Dimensi kesehatan
 Penyalahgunaan narkoba merusak susunan syaraf pada otak dan organ
tubuh lainnya seperti jantung, lever, ginjal, paru-paru, usus, menghambat
pertumbuhan fisik dan psikis.
 Turunnya prestasi dari kegiatan kerja, belajar atau berkreasi.
 Terjangkitnya virus HIV/AIDS dari penggunaan jarum suntik yang
bergantian atau melalui hubungan seks.
2. Dimensi ekonomi
 Jika dipandang dari segi ekonomi tentu sangat-sangat merugikan sekali.
Bayangkan saja seandainya jika seorang pecandu menghabiskan uang Rp.
100.000,- /hari untuk membeli heroin, shabu, atau ganja. Bukankah hal ini
sangat merusak perekonomian sendiri?
3. Dimensi sosial budaya (culture)
 Coba kita lihat potret remaja kita saat ini yang sering ditayangkan di
media cetak atau elektronik sepertinya sudah tidak punya kendali.
Kurangnya rasa malu, tidak punya rasa hormat dan santun. Adat istiadat
nyaris tidak melekat lagi hingga berubahnya menjadi perilaku yang
menyimpang.
 Budaya asli sudah jauh tertinggal karena dianggap tidak sesuai dengan
kemajuan zaman.
 Bila kebiasaan penyalahgunaan narkoba ini telah menjadi tradisi di dalam
masyrakat, maka dikhawatirkan bisa menjadi sub kultur.

6
 Dapat dipastikan bila penyalahgunaan narkoba tidak diantisipasi secara
serentak dan terpadu, pecandunya akan berkembang secara meluas dan
merajarela dan akan meliputi seluruh lapisan masyarakat. Perilaku dan
norma-norma kehidupan mereka berubah total secara signifikan.
4. Dimensi pendidikan
 Menurunnya produktivitas sumber daya manusia menjadikan masyarakat
lain yang tidak tahu apa-apa turut menanggungkannya. Kurangnya
perhatian dan pengetahuan orang tua atau masyarakat tentang bahaya
penyalahgunaan narkoba mengakibatkan anak larut dan terjerumus ke
dalam perangkap narkoba.
 Siswa berprestasi menjadi incaran bandar narkoba. Bila ia terperangkap,
maka ia akan mengajak teman-temannya mengikuti perilakunya dengan
iming ia berprrestasi kerena menenggak narkoba. Padahal ia telah jadi
korban yang tak akan bisa berprestasi lagi. Akhirnya jadilah ia pengedar di
sekolahnya bagi temannya dan orang lain.
5. Dimensi keamanan
 Di negara maju, sindikat/kartel narkotika mampu mempersenjatai
pasukannya guna menghadapi tekanan pemerintah. Sudah barang tentu
memerlukan biaya besar yang diperoleh dari perdagangan haram ini.
Kesemuanya dapat mengganggu keamanan dan ketentraman negara.

2.3 Pandangan Agama Tentang Narkoba


Tidak ada satu pun agama di muka bumi ini yang memperbolehkan
penganutnya melakukan perbuatan yang dapat merusak dirinya. Apalagi merusak
generasi penerus bangsa dengan menyalahgunakan narkoba, psikotropika dan
bahan adiktif lainnya.
Agama islam dengan tegas mengharamkan segala macam bentuk yang
merusak diri pribadi atau diri orang lain yang menghauncurkan tatanan kehidupan
manusia. Allah swt. berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 90-91 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk

7
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Dengan minuman keras dan judi itu, syaitan hanyalah bermaksud
menimbulkan permusuhan dan kebencian antara kamu, dan menghalang-halangi
kamu dari mengiangat Allah dan melaksanakan shalat maka tidakkah kamu mau
berhenti? ”
Demikian pula sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Jauhilah olehmu minuman keras/narkoba, karena ia awal kejahatan.” (H.R. Al-
Hakim).
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Seorang hamba Allah dalam suatu kelapangan karena agamanya, selama ia tidak
minum-minuman keras, maka Allah akan menggoyahkan tabirnya sehingga
syaitan menjadi kawannya, jadi pendengarnya, jadi penglihatannya, jadi kakinya.
Kemudian dibawa oleh syaitan kepada setiap kejahatan dan ia palingkan dari
setiap kebaikan.” (H.R. Thabrani).
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan
adalah khamar dan setiap khamar itu haram.” (H.R. Abdullah Ibnu Umar r.a).

2.4 Upaya Pencegahan Dan Pengawasan Narkoba


Menurut Tanjung, BA (2005:31) mengatakan, “Ada beberapa tanda-tanda
korban narkoba yang pada umumnya gejala-gejala ini tampak pada pelajar dan
upaya pencegahannya, yaitu :
1. Tanda-tanda korban narkoba
 Jika tadinya anak itu santun, ramah dan periang lalu berubah sikap menjadi
pemarah dan berlaku kasar
 Berani berbohong atau membohongi
 Berani meminjam uang kepada siapa saja yang dikenal namun tidak akan
pernah membayarnya
 Selalu meminta uang ini itu keperluan sekolah atau kampus, tapi tidak
pernah ada realisasinya

8
 Dari rumah pergi ke kampus atau sekolah, ternyata ia masuk ke kafe
bersama teman-teman yang putus sekolah
 Uang dan barang-barang berharga selalu hilang dari dalam rumah tetapi
tidak ada yang mengaku mengambilnya
 Selalu tidak mematuhi peraturan baik di dalam rumah apalagi di luar rumah
 Selalu mengabaikan tugas di rumah atau sekolah/kampus
 Selalu menyendiri dan berlama-lama di kamar mandi
 Teman-teman baru yang belum pernah masuk kamar datang silih berganti
dan menghidupkan musik keras-keras
 Tidak mau mendengar nasehat orang tua dan guru
 Nafsu makan berkurang hingga badannya kurus
 Suka melawan dan membentak siapa saja termasuk kedua orang tua
 Merasa diri lebih dari orang lain
 Percaya diri yang berlebihan
 Mudah melakukan tindak kriminal
 Takut mandi dan malas merawat diri
 Pulang ke rumah dengan waktu yang tak tentu
2. Upaya pencegahan
Seandainya seorang anak setelah melakukan tes urine terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba atau pengakuannya sendiri, maka upaya yang dilakukan
sebagai berikut:
 Jangan timbulkan rasa emosi ketika berdialog dengan anak tersebut dan
tanyalah dengan ramah dan menyenangkan dirinya.
 Selalu berdo’a untuk mendapatkan ketenangan dan kesabaran menghadapi
musibah ini.
 Katakanlah bahwa kejadian ini bukanlah aib melainkan musibah atau
korban dari orang jahat yang menggodanya.
 Setelah berdialog dari hati kehati, barulah minta ia bercerita kenapa ia
sampai jadi korban. Dengan catatan tidak akan dimarahi atau di isolasi.
Apabila telah tersentuh oleh sikap kita yang kondusif, ia akan menceritakan

9
pengalamannya hingga mendetail barulah kita sirami ia dengan nasehat
keagamaan, kesehatan, dan kesadaran hukum.
 Tanamkan dasar agama pada dirinya bahwa barang yang merusak itu di
larang agama.
 Tanamkan perlunya menjaga kesehatan karena penyalahgunaan narkoba
merusak jasmani dan rohani. Apalah arti lahir ke dunia bila kita
menanggung derita menyusahkan diri, keluarga sanak saudara.
 Tanamkan kesadaran hokum. Karena siapa yang menanam, menyimpan
dan mengedarkan, menyalahgunakan atau memperjualbelikan akan di
hukum berat sesuai dengan undang-undang narkoba psikotropika.”
Menurut Dadang (2002:37) mengatakan, “Adapun beberapa tahap yang
dilakukan pada pecandu narkoba untuk mengatasi kecanduan narkoba yaitu
dengan detoksifikasi dan rehabilitasi.”

3. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah upaya yang utama dilakukan yakni menghilangkan
atau membuang racun narkoba dari dalam tubuh korban (pecandu) dan juga
pengobatan yang lain apabila mungkin terdapat komplikasi di dalam tubuh korban
narkoba.
4. Rehabilitasi
Apabila didalam tubuh korban sudah bersih dari racun narkoba dan tidak
terdapat komplikasi, maka tahap selanjutnya adalah pemulihan mental spiritual
serta jati diri. Meskipun kedua tahap ini telah dilakukan, perlu pengobatan lanjut
sebab gangguan mental dan perilaku tidak serta merta hilang, melainkan secara
berangsur-angsur dan pengobatannya pun demikian juga.
Untuk mengetahui pecandu telah pulih kesehatannya (fisik) tidak ada lagi
keracunan atau kelainan perlu diperiksa secara medis. Bahwa korban tidak ada
kelainan pada jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan lain-lain, maka program
selanjutnya adalah rehabilitas yang bertujuan mengembalikan kepribadiannya
secara utuh dan hidup wajar bersama keluarga serta lingkungan.

10
2.5 Sanksi Hukuman Berat Bagi Para Penyalahguna, Pengedar, Produsen
Narkoba
Upaya yang dilakukan menekan pengedaran gelap dan penyalahgunaan
narkoba ini satu-satunya adalah menerapkan Undang-Undang No. 22 tahun 1997
tentang Narkotika dan Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika
secara konsekuen. Dengan adanya Undang-Undang ini, maka seluruh komponen
masyarakat mempunyai kekuatan hukum melaporkan kepada yang berwajib.

1. Pidana terhadap penyalahgunaan narkotika


Sebagaimana telah diatur di dalam Undang-Undang No. 22 tahun 1997
tentang Narkotika yang dikutip sebagai berikut :

Pasal 78 ayat (a) dan 1 (b)

 Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menanam, memelihara,


mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan atau menguasai
narkotika golongan I dalam bentuk tanaman atau bukan tanaman, di
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

Pasal 80 ayat 1 (a)

 Memproduksi, meracik, mengelola, mengekstrasi dan mengkonversi,


merakit atau menyediakan narkotika golongan I, di pidana dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20
(dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah)

Pasal 81 ayat (a)

 Membawa, mengirim, mengangkat, atau mentransito narkotika golongan I


dipidana dengan penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak
Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)

11
2. Pidana terhadap penyalahgunaan psikotropika
Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1997
tentang psikotropika yang dikutip sebagai berikut:

Pasal 60 ayat 1

 Memproduksi atau mengedarkan psikotropika dalam bentuk obat yang


tidak terdaftar pada departemen yang bertanggungjawab di bidang
kesehatan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)

Pasal 60 ayat 2

 Menyalurkan psikotropika, dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun


dan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

Pasal 60 ayat 3

 Menerima penyaluran psikotropika dipidana dengan pidana penjara paling


lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,-
(enam puluh juta rupiah).

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa narkoba adalah
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif yang sangat berbahaya jika
disalahgunakan. Narkoba pada prinsipnya adalah zat atau bahan yang dapat
mempengaruhi kesadaran, pikiran dan perilaku yang dapat menimbulkan
ketergantungan kepada pemakainya. Jika hal ini terjadi pada seseorang, maka
dapat dipastikan berakhirlah semua masa depan gemilangnya. Dari itu dihimbau
kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak menyentuh barang haram ini.
Dampak kejahatan narkoba akan terimbas kepada seluruh keluarga,
merusak tatanan dan tata karma yang ada. Narkoba jelas tidak diterima baik dari
berbagai aspek. Tidak ada satu ajaranpun yang membenarkan dan menghalalkan
narkoba untuk dikonsumsi umat manusia. Sebab, dampaknya jelas-jelas merusak
tubuh dan jika dibiarkan akan menimbulkan banyak korban jiwa. Adapun upaya
yang dilakukan apabila seseorang telah positif menggunakan narkoba adalah
dengan melakukan detoksifikasi dan rehabilitasi. Detoksifikasi yaitu upaya yang
utama dilakukan yakni menghilangkan atau membuang racun narkoba dari dalam
tubuh korban (pecandu) dan juga pengobatan yang lain apabila mungkin terdapat
komplikasi di dalam tubuh korban narkoba. Sedangkan rehabilitasi yaitu apabila
didalam tubuh korban sudah bersih dari racun narkoba dan tidak terdapat
komplikasi, maka tahap selanjutnya adalah pemulihan mental spiritual serta jati
diri.
Baik dari segi hukum, pemerintah telah menetapkan sanksi hukuman berat
bagi para penyalahguna, pengedar dan produsen narkoba yang terbukti telah
diterapkan oleh para penegak hukum. Untuk itu, mari sama-sama kita selamatkan
anak bangsa ini dari bahaya narkoba.

13
DAFTAR PUSTAKA

ENSIKLOPEDIA INDONESIA. 1990. Ganja, Jakarta : Penerbit PT Ichtiar Baru


–Van Hoove.
HAWARI, DADANG. 2002. Narkoba Jadi Ancaman Nasional, Jakarta : Kliping
Republika.
TANJUNG. MASTAR AIN. BA. 2002. Awas Narkoba Sumber Bencana, Medan :
Penerbit Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti Narkoba.
TANJUNG, MASTAR AIN. BA, 2005. Pahami Kejahatan Narkoba , Jakarta :
Letupan Indonesia.
http://www.id.wikipedia.com/ narkoba-psikotropika. Diakses pada : 6 Januari
2013
KITAB SUCI AL-QURAN DAN HADIST. 2010. (Surat Al-Maidah ayat 90-91,
H.R. Abdullah Ibnu Umar r.a, H.R Al-Hakim, H.R Thabrani), Surabaya :Pustaka
Assalam.

14

Anda mungkin juga menyukai