Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana upaya pencegahan dan pengawasan narkoba?
5. Bagaimana sanksi hukuman berat bagi para penyalahguna, pengedar, dan
produsen narkoba?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui betapa bahayanya narkoba dari segi jasmani maupun
rohani.
2. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan pengawasan narkoba.
3. Untuk mengetahui bagimana pandangan agama mengenai narkoba.
4. Untuk mengetahui sanksi bagi para penyalahgunaan narkoba.
5. Untuk mengetahui efek kecanduan terhadap narkoba.
1.4 Manfaat
1. Dapat menyadarkan kita agar terhindar dari malapetaka narkoba yang dapat
merusak generasi penerus bangsa.
2. Dapat mensosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat tentang bahaya
narkoba.
3. Dapat memahami tanda-tanda orang yang terlibat dalam penyalahgunaan
narkoba.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Pergaulan dalam lingkungan sekolah/kampus
4. Pengaruh miliu (masyarakat lingkungan).”
2. Komunikasi Dua Arah Orang Tua Dan Anak Sangat Jarang Atau Tidak Mau
Tahu
Dalam keluarga antara ibu/bapak dan anak selalulah dijalin komunikasi
yang berkesinambungan. Jangan sekali-kali komunikasi antar orang tua dengan
anak terputus dan tidak boleh ada kepakuman komunikasi antara mereka. Bila hal
ini terjadi maka si anak akan mencari jalan keluar untuk menyenangkan dirinya.
Mencari teman yang dapat berkomunikasi membuat dirinya senang. Nah disinilah
awal dari malapetaka itu. Suatu saat datanglah temannya bergabung untuk
menghilangkan rasa suntuk yang dialaminya di rumah yang menurutnya tidak
menyenangkan.
Untuk itu orang tua wajib mengawasi dan memantau anaknya. Jika
terdapat perilaku yang mencurigakan, cepat-cepat diselidiki sebab sekali
didiamkan pasti berulang kali dilakukannya. Kesempatan beginilah yang menjadi
akibat seseorang itu terpengaruh oleh teman-temannya yang lepas kontrol.
4
Menurut Tanjung, BA (2005:13), “menurut analisis sementara ada
beberapa penyebab penyalahgunaan narkoba di kalangan muda khususnya para
mahasiswa, diantaranya :
Kerena mode gaul, biar kelihatannya percaya diri nggak mau kalah dengan
orang lain
Bisnis narkoba yang menjanjikan keuntungan yang sangat besar bagi para
pengedarnya
Kemungkinan ada skenario besar untuk menghancurkan generasi muda.
Oleh karena itu sejak dini perlu disiapkan generasi penerus yang sehat
fisik maupun mental bebas dari pengaruh narkoba dan memiliki kemampuan
menghadapi persaingan global. Faktor lain penyabab terjadinya penyalahgunaan
narkotika psikotropika di kampus dan sekolah kerena minimnya pendidikan
agama, tidak adanya lagi pendidkan budi pekerti, budaya malah pendidikan
kesenian dimarjinalkan. Padahal pendidikan seni dapat membentuk manusia
berhati mulia berbudi luhur.
5
2.2 Dampak Narkoba Yang Multi Dimensi
Dampak negatif yang ditimbulkan penyalahgunaan narkoba pada manusia
meliputi seluruh aspek-aspek kehidupan. Hal ini dikemukakan karena narkoba
adalah zat yang dapat merusak susunan syaraf pusat di otak yang mengatur fungsi
organ-organ tubuh.
Tanjung, BA (2005:45) mengatakan, “Ada beberapa dampak pada multi
dimensi kehidupan yaitu: kesehatan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan
keamanan.”
1. Dimensi kesehatan
Penyalahgunaan narkoba merusak susunan syaraf pada otak dan organ
tubuh lainnya seperti jantung, lever, ginjal, paru-paru, usus, menghambat
pertumbuhan fisik dan psikis.
Turunnya prestasi dari kegiatan kerja, belajar atau berkreasi.
Terjangkitnya virus HIV/AIDS dari penggunaan jarum suntik yang
bergantian atau melalui hubungan seks.
2. Dimensi ekonomi
Jika dipandang dari segi ekonomi tentu sangat-sangat merugikan sekali.
Bayangkan saja seandainya jika seorang pecandu menghabiskan uang Rp.
100.000,- /hari untuk membeli heroin, shabu, atau ganja. Bukankah hal ini
sangat merusak perekonomian sendiri?
3. Dimensi sosial budaya (culture)
Coba kita lihat potret remaja kita saat ini yang sering ditayangkan di
media cetak atau elektronik sepertinya sudah tidak punya kendali.
Kurangnya rasa malu, tidak punya rasa hormat dan santun. Adat istiadat
nyaris tidak melekat lagi hingga berubahnya menjadi perilaku yang
menyimpang.
Budaya asli sudah jauh tertinggal karena dianggap tidak sesuai dengan
kemajuan zaman.
Bila kebiasaan penyalahgunaan narkoba ini telah menjadi tradisi di dalam
masyrakat, maka dikhawatirkan bisa menjadi sub kultur.
6
Dapat dipastikan bila penyalahgunaan narkoba tidak diantisipasi secara
serentak dan terpadu, pecandunya akan berkembang secara meluas dan
merajarela dan akan meliputi seluruh lapisan masyarakat. Perilaku dan
norma-norma kehidupan mereka berubah total secara signifikan.
4. Dimensi pendidikan
Menurunnya produktivitas sumber daya manusia menjadikan masyarakat
lain yang tidak tahu apa-apa turut menanggungkannya. Kurangnya
perhatian dan pengetahuan orang tua atau masyarakat tentang bahaya
penyalahgunaan narkoba mengakibatkan anak larut dan terjerumus ke
dalam perangkap narkoba.
Siswa berprestasi menjadi incaran bandar narkoba. Bila ia terperangkap,
maka ia akan mengajak teman-temannya mengikuti perilakunya dengan
iming ia berprrestasi kerena menenggak narkoba. Padahal ia telah jadi
korban yang tak akan bisa berprestasi lagi. Akhirnya jadilah ia pengedar di
sekolahnya bagi temannya dan orang lain.
5. Dimensi keamanan
Di negara maju, sindikat/kartel narkotika mampu mempersenjatai
pasukannya guna menghadapi tekanan pemerintah. Sudah barang tentu
memerlukan biaya besar yang diperoleh dari perdagangan haram ini.
Kesemuanya dapat mengganggu keamanan dan ketentraman negara.
7
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Dengan minuman keras dan judi itu, syaitan hanyalah bermaksud
menimbulkan permusuhan dan kebencian antara kamu, dan menghalang-halangi
kamu dari mengiangat Allah dan melaksanakan shalat maka tidakkah kamu mau
berhenti? ”
Demikian pula sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Jauhilah olehmu minuman keras/narkoba, karena ia awal kejahatan.” (H.R. Al-
Hakim).
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Seorang hamba Allah dalam suatu kelapangan karena agamanya, selama ia tidak
minum-minuman keras, maka Allah akan menggoyahkan tabirnya sehingga
syaitan menjadi kawannya, jadi pendengarnya, jadi penglihatannya, jadi kakinya.
Kemudian dibawa oleh syaitan kepada setiap kejahatan dan ia palingkan dari
setiap kebaikan.” (H.R. Thabrani).
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan
adalah khamar dan setiap khamar itu haram.” (H.R. Abdullah Ibnu Umar r.a).
8
Dari rumah pergi ke kampus atau sekolah, ternyata ia masuk ke kafe
bersama teman-teman yang putus sekolah
Uang dan barang-barang berharga selalu hilang dari dalam rumah tetapi
tidak ada yang mengaku mengambilnya
Selalu tidak mematuhi peraturan baik di dalam rumah apalagi di luar rumah
Selalu mengabaikan tugas di rumah atau sekolah/kampus
Selalu menyendiri dan berlama-lama di kamar mandi
Teman-teman baru yang belum pernah masuk kamar datang silih berganti
dan menghidupkan musik keras-keras
Tidak mau mendengar nasehat orang tua dan guru
Nafsu makan berkurang hingga badannya kurus
Suka melawan dan membentak siapa saja termasuk kedua orang tua
Merasa diri lebih dari orang lain
Percaya diri yang berlebihan
Mudah melakukan tindak kriminal
Takut mandi dan malas merawat diri
Pulang ke rumah dengan waktu yang tak tentu
2. Upaya pencegahan
Seandainya seorang anak setelah melakukan tes urine terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba atau pengakuannya sendiri, maka upaya yang dilakukan
sebagai berikut:
Jangan timbulkan rasa emosi ketika berdialog dengan anak tersebut dan
tanyalah dengan ramah dan menyenangkan dirinya.
Selalu berdo’a untuk mendapatkan ketenangan dan kesabaran menghadapi
musibah ini.
Katakanlah bahwa kejadian ini bukanlah aib melainkan musibah atau
korban dari orang jahat yang menggodanya.
Setelah berdialog dari hati kehati, barulah minta ia bercerita kenapa ia
sampai jadi korban. Dengan catatan tidak akan dimarahi atau di isolasi.
Apabila telah tersentuh oleh sikap kita yang kondusif, ia akan menceritakan
9
pengalamannya hingga mendetail barulah kita sirami ia dengan nasehat
keagamaan, kesehatan, dan kesadaran hukum.
Tanamkan dasar agama pada dirinya bahwa barang yang merusak itu di
larang agama.
Tanamkan perlunya menjaga kesehatan karena penyalahgunaan narkoba
merusak jasmani dan rohani. Apalah arti lahir ke dunia bila kita
menanggung derita menyusahkan diri, keluarga sanak saudara.
Tanamkan kesadaran hokum. Karena siapa yang menanam, menyimpan
dan mengedarkan, menyalahgunakan atau memperjualbelikan akan di
hukum berat sesuai dengan undang-undang narkoba psikotropika.”
Menurut Dadang (2002:37) mengatakan, “Adapun beberapa tahap yang
dilakukan pada pecandu narkoba untuk mengatasi kecanduan narkoba yaitu
dengan detoksifikasi dan rehabilitasi.”
3. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah upaya yang utama dilakukan yakni menghilangkan
atau membuang racun narkoba dari dalam tubuh korban (pecandu) dan juga
pengobatan yang lain apabila mungkin terdapat komplikasi di dalam tubuh korban
narkoba.
4. Rehabilitasi
Apabila didalam tubuh korban sudah bersih dari racun narkoba dan tidak
terdapat komplikasi, maka tahap selanjutnya adalah pemulihan mental spiritual
serta jati diri. Meskipun kedua tahap ini telah dilakukan, perlu pengobatan lanjut
sebab gangguan mental dan perilaku tidak serta merta hilang, melainkan secara
berangsur-angsur dan pengobatannya pun demikian juga.
Untuk mengetahui pecandu telah pulih kesehatannya (fisik) tidak ada lagi
keracunan atau kelainan perlu diperiksa secara medis. Bahwa korban tidak ada
kelainan pada jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan lain-lain, maka program
selanjutnya adalah rehabilitas yang bertujuan mengembalikan kepribadiannya
secara utuh dan hidup wajar bersama keluarga serta lingkungan.
10
2.5 Sanksi Hukuman Berat Bagi Para Penyalahguna, Pengedar, Produsen
Narkoba
Upaya yang dilakukan menekan pengedaran gelap dan penyalahgunaan
narkoba ini satu-satunya adalah menerapkan Undang-Undang No. 22 tahun 1997
tentang Narkotika dan Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika
secara konsekuen. Dengan adanya Undang-Undang ini, maka seluruh komponen
masyarakat mempunyai kekuatan hukum melaporkan kepada yang berwajib.
11
2. Pidana terhadap penyalahgunaan psikotropika
Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1997
tentang psikotropika yang dikutip sebagai berikut:
Pasal 60 ayat 1
Pasal 60 ayat 2
Pasal 60 ayat 3
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa narkoba adalah
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif yang sangat berbahaya jika
disalahgunakan. Narkoba pada prinsipnya adalah zat atau bahan yang dapat
mempengaruhi kesadaran, pikiran dan perilaku yang dapat menimbulkan
ketergantungan kepada pemakainya. Jika hal ini terjadi pada seseorang, maka
dapat dipastikan berakhirlah semua masa depan gemilangnya. Dari itu dihimbau
kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tidak menyentuh barang haram ini.
Dampak kejahatan narkoba akan terimbas kepada seluruh keluarga,
merusak tatanan dan tata karma yang ada. Narkoba jelas tidak diterima baik dari
berbagai aspek. Tidak ada satu ajaranpun yang membenarkan dan menghalalkan
narkoba untuk dikonsumsi umat manusia. Sebab, dampaknya jelas-jelas merusak
tubuh dan jika dibiarkan akan menimbulkan banyak korban jiwa. Adapun upaya
yang dilakukan apabila seseorang telah positif menggunakan narkoba adalah
dengan melakukan detoksifikasi dan rehabilitasi. Detoksifikasi yaitu upaya yang
utama dilakukan yakni menghilangkan atau membuang racun narkoba dari dalam
tubuh korban (pecandu) dan juga pengobatan yang lain apabila mungkin terdapat
komplikasi di dalam tubuh korban narkoba. Sedangkan rehabilitasi yaitu apabila
didalam tubuh korban sudah bersih dari racun narkoba dan tidak terdapat
komplikasi, maka tahap selanjutnya adalah pemulihan mental spiritual serta jati
diri.
Baik dari segi hukum, pemerintah telah menetapkan sanksi hukuman berat
bagi para penyalahguna, pengedar dan produsen narkoba yang terbukti telah
diterapkan oleh para penegak hukum. Untuk itu, mari sama-sama kita selamatkan
anak bangsa ini dari bahaya narkoba.
13
DAFTAR PUSTAKA
14