658 1993 1 PB
658 1993 1 PB
2018
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8893
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGENDALI LAMPU RUMAH MENGGUNAKAN APLIKASI
HP ANDROID MELALUI KOMUNIKASI BLUETOOTH
BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya
sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan masing – masing
disebutkan sumbernya.
ABSTRAK
Abstract
Limited supply of electricity demands to downsize in its use. One of the things that
can be done to save electricity is by the use of home lights as necessary. Operating
system on android phone using bluetooth can be used to make application of lamp
controller using Arduino Microcontroller ATmega328 and relay as replacement
switch. The android app with bluetooth is used as input commands to the
ATmega328 Microcontroller circuit through the Bluetooth module connector
medium. The ATMega328 microcontroller will respond to inputs with low logic (0V)
and high logic (5V) logic outputs through predetermined pins, these pins connected
to the Relay module. The module relay is used instead of a switch connected to the
lamp.
ii
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat
dan karunia-Nyalah sehingga perakitan dan penulisan Laporan Tugas Akhir dengan
judul “Pengendali Lampu Rumah Menggunakan Aplikasi Hp Android Melalui
Komunikasi Bluetooth Berbasis Mikrokontroler Atmega 328”, dapat diselesaikan
dengan baik.
iii
Dalam perancangan tugas akhir ini masih terdapat hal-hal yang perlu
disempurnakan. Tim perancang sangat mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif bagi rakitan tugas akhir ini sehingga menjadi peralatan yang lebih
sempurna dan modern bagi dunia sains dan teknologi.
Penulis
iv
Halaman
Abstrak ........................................................................................................... i
Abstract .......................................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... v
BAB I Pendahuluan...................................................................................... 1
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.1 Keunggulan Ic Regulator 7085 ..................................... ……11
2.6 Resistor................................................................................................... 15
2.8 Transistor................................................................................................ 18
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV Pengujian Dan Hasil ..................................................................... 31
BAB V Penutup........................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 40
Daftar Pustaka
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
328. Hal ini menjadi latar belakang dalam penulisan tugas akhir yang berjudul
“Pengendali Lampu Rumah Menggunakan Aplikasi Hp Android Melalui
Komunikasi Bluetooth Berbasis Mikrokontroler Atmega 328”.
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.5 Sistem Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan laporan ini, penulis
membuat susunan bab-bab yang membentuk laporan ini dalam sistematika dengan
urutan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulis, rumusan
masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan.
Dalam bab ini di jelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan dan cara kerja dari rangkaian serta karakteristik dari komponen-
komponen pendukung.
Dalam bab ini akan di bahas peranangan dari alat, yaitu blok dari rangkaian,
skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alis dari program yang di
isikan ke mikrokontroler atmega 328.
Dalam bab ini akan di bahas pengujian rangkaian dan hasil pengujian dari
masing-masing pada rangkaian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dan pembahasan
yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat
lebih efisien dan dikembangkan peraktikannya pada suatu metode lain yang
mempunyai system kerja yang sama.
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
LANDASAN TEORI
Lalu pada penelitian milik Guntur Pradnya Pratama pada tahun 2011.
Yang berjudul ”Perancangan Dimer Lampu secara Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Pada Penerangan Dalam Ruangan” . Peneliti membuat
perancangan model penerangan dengan menggunakan dimmer otomatis berbasis
mikrokontroler ATMega8, sebuah sensor PIR (Passive Infrared Receiver), dan
sebuah sensor LDR (Light Dependent Resistor). Prinsip kerja sensor PIR
mendeteksi adanya gerak dari seseorang yang menghasilkan perubahan suhu
tubuh, sedangkan sensor LDR berfungsi untuk mengatur perubahan intensitas
cahaya. Berdasarkan perancangan alat ini didapatkan hasil dalam suatu ruang
dengan ukuran (2,5x2,5)m sebelum menggunakan dimmer besarnya intensitas
penerangan 0 – 350 lux. Untuk memenuhi standar nasional penerangan sebuah
ruang kamar yang berukuran (2,5x2,5)m sebesar 100 – 250 lux, sedangkan dalam
penelitian ini telah mampu menghasilkan intensitas penerangan 135 - 180 lux.
Lalu pada penelitian terakhir milik Herdian Ardianto dan Heri Justiono pada
tahun 2013, yang berjudul “Perancangan Sistem Pencahayaan Untuk
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penghematan Energi Listrik di Ruang Kelas” Metode yang digunakan adalah
menginputkan semua komponen-komponen yang terdapat pada ruang kelas ke
software DIALux, sehingga sistem pencahayaannya dapat dirancang.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman. Dalam sistem pencahayaan dibutuhkan
cahaya alami dan cahaya buatan. Pada penelitian ini yang dibutuhkan adalah
cahaya buatan. Cahaya buatan adalah cahaya yang berasal dari hasil karya
manusia contohnya lampu. Lampu yang digunakan sebanyak 2 lampu, yakni
Philips BPS460 W16L124 1 dan LED 24/830 MLO-PC, jika menggunakan lampu
tersebut pada siang hari dibutuhkan 13 lampu dan pada malam hari dibutuhkan 14
lampu. Jika menggunakan lampu Philips SP524P 2 dan LED 15S/830 pada siang
hari dibutuhkan 9 lampu dan pada malam hari dibutuhkan 10 lampu sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil simulasi pada software DIALux sudah sesuai
dengan tabel standar penerangan ruangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
distribusi cahaya adalah penempatan lampu, pemantulan, jumlah lampu yang
digunakan, daya lampu, panjang penggantung lampu dan ukuran ruangan.
2.1 Android
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama
yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS)
dan kedua adalah yang benar–benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung
Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa
tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535,
ATMega16, ATMega32, ATmega328, yang membedakan antara mikrokontroler
antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output),
peripherial (USART, timer, counter, dll). Dari segi ukuran fisik, ATMega328
memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler
diatas. Namun untuk segi memori dan periperial lainnya ATMega328 tidak kalah
dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan
ATMega8535, ATMega32, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan
mikrokontroler diatas.
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD
dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan
sebagai input/output digital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.
1. PORTB
Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output.
Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.
a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.
b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai
keluaran PWM (Pulse Width Modulation).
c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur
komunikasi SPI.
d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).
e. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai
sumber clock external untuk timer.
f. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama
mikrokontroler.
2. PORTC
Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan
sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORTC antara lain sebagai berikut.
a. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit.
ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog
menjadi data digital
b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC.
I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang
memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas, accelerometer
nunchuck.
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. PORTD
Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat
difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga
memiliki fungsi alternatif dibawah ini.
a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level
sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan
RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data
serial.
b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai
interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program,
misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi hardware /
software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program
interupsi.
c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun
kita juga dapat memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu
membutuhkan external clock.
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
3. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mikrokontroler terkait dengan program yang telah ditanamkan didalamnya adalah
melakukan pembacaan, penerjemahan dan pelaksanaan kode instruksi demi
instruksi. Saat mikrokontroler yang berisi program diberi catudaya,
mikrokontroler pertama kali akan membaca kode instruksi awal dari memori
program. Program mikrokontroler merupakan program yang dibuat untuk tidak
pernah berhenti, selama catu daya diberikan pada mikrokontroler. Jadi dalam
program mikrokontroler selalu ada proses loopoing yang akan terjadi secara terus
menerus.
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sekarang ini populer adalah seri 78 untuk tegangan positif dan seri 79 untuk
tegangan negatif. Untuk mempertahankan atau memastikan tegangan pada level
tertentu secara otomatis.
Jika dibandingkan dengan regulator tegangan lain, seri 7805 ini mempunyai
keunggulan dan kekurangan di antaranya:
1. Tegangan input harus lebih tinggi 2-3 Volt dari tegangan output sehingga
IC 7805 kurang tepat jika digunakan untuk menstabilkan tegangan battery
6 Volt menjadi 5 Volt.
2. Seperti halnya regulator linier lain, arus input sama dengan arus output.
Karena tegangan input harus lebih tinggi dari tegangan output maka akan
terjadi terjadi panas pada IC regulator 7805 sehingga diperlukan heatsink
(pendingin) yang cukup.
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.2 IC Regulator 7085
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Modul Bluetooth HC-05 terdiri dari 6 pin konektor, yang setiap pin konektor
memiliki fungsi yang berbeda - beda. Untuk gambar module bluetooth dapat
dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:
2.5 Relay
14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.4 Relay dan Isinya
Relay dengan satu induk saklar dengan satu saluran kontak (normally closed).
Sama seperti SPST tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerjanya
serentak/bersamaan dan satu saluran kontak (normally closed) untuk tiap
saklar.
Sama seperti SPDT tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerja
serentak dan dua saluran kontak (normally closed dan normally open) untuk
tiap saklar.
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Modul relay yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.11 dibawah ini:
2.6 Resistor
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari bahan yang konduktif, bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki
resistansi yang lebih besar menahan aliran electron dan disebut sebagai insulator.
2.7 Kapasitor
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya pada ilmu elektronika
disingkat dengan (C). Satuan dalam kondensator disebut farad. Kapasitor
merupakan komponen pasif elektronika yangs sering dipakai didalam merancang
suatu system yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, filter, dan penyimpanan
energy listrik. Didalamnya terdapat dua pelat elektroda yang saling berhadapan
dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan digunakan sebagai
insulator disebut dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC, maka energy
listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian,
arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang
membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini jenis-jenis
kapasitor yang digunakan dalam perancangan ini.
2.8 Transistor
Pada umunya transistor memiliki tiga terminal. Tegangan atau arus yang
dipasang diterminalnya mengatur arus yang lebih besar melalui 2 terminal lainya.
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi penegras suara, sumber listrik stabil, dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai
saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian
rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen
lainnya. Transistor adalah komponen elektronika
yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitter,basis, dan
kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari penggabungan dua buah diode.
Dioda yang satu dengan yang lain saling digabungkan dengan menyambung salah
satu sisi diode senama. Dengan cara penggabungan seperti itu dapat diperoleh dua
buah diode sehingga menghasilkan transistor NPN. Bahan mentah digunakan
untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah silicon dan germanium.
Oleh karena itu dikatakan:
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
daerah basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah
pembatas ini dapat berubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk
mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.
1. Kemasan fisik: Though Hole Metal, Though Hole Pasic, Surface Mount,
IC, dan lain-lain.
2. Tipe: UJT, BJT, JFET, MOSFET, IGBT, HBT, MISFET,
VMOSFET,MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor
yaitu IC.
3. Polaritas : NPN atau N-Channel, PNP atau P-channel
4. Maximum kapasitas daya : Low Power, Medium Power, High Power
5. Maksimum frekwensi kerja : low, medium, atau high frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain-lain.
6. Aplikasi : Amplifier, Saklar, General purpose, Audio, Tegangan Tinggi,
dan lain-lain.
Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emitter
secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emitter terhubung langsung
(short). Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emitter (Vce)=0 Volt
pada keadaan, tetapi pada keadaan ideal, tetapi pada kenyataanya Vce bernilai
0 sampai 0,3 volt.
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.8 Transistor
2.9 Dioda
Dioda adalah salah satu bahan yang dibuat dari bahan yang disebut PN
junction yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif dan bahan
negative. Apabila kedua bahan tesebut dipertemukan maka akan menjadi
komponen aktif yang disebut diode. P type akan membentuk kaki yang disebut
kaki Anoda dan N type akan membentuk Katoda. Pada diode, arus listrik hanya
akan dapat mengalir dari anoda ke kutub katoda.
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang jauh tanda cincin berarti kaki anoda. Jika P (anoda) diberi tegangan positif
dan N (katoda) diberi tegangan negative maka pemberian tegangan ini disebut
bias maju (biased forward). Sebaliknya, bila diberi tegangan yang terbalik yaitu P
(anoda) diberi tegangan negative dan N (katoda) diberi tegangan positif maka
pemberian tegangan ini disebut bias mundur (biased reverse). Pada keadaan ini,
arus yang mengalir dalam diode sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Pada saat
diberi biases forward, diode dapat dialiri arus dengan resistansi yang cukup kecil,
yang dikenal dengan nama resistansi maju (forward). Sebaliknya, jika diode diberi
biased reverse, maka arus listrik akan mengalami resistansi yang amat besar dan
disebut resistance reverse. Dioda dapat dianggap suatu Voltage Sensitive
Electronic Switch, dimana diode akan menutup atau dalam kondisi ON jika anoda
lebih positif dari katoda dan diode akan terbuka jika sebaliknya. Macam-macam
diode yang harus diketahui adalah:
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Arus AC yang mendorong electron keatas melalui resistor, saat melewati
diode hanya setengah periode positif dari tegangan input yang akan memberikan
bias forward pada diode, sehingga diode akan menghantarkan selama setengah
periode positif. Tetapi untuk setengah peride negative, diode bias reverse
terjadilah penyumbatan karena kecil sekali arus yang dapat mengalir. Dengan
demikian, arus AC telah diserahkan oleh diode ini menjadi arus yang searah (DC).
Dioda zener merupakan diode yang banyak sekali digunakan oleh diode
penyearah.
Awal hadirnya lampu dari seorang ilmuan yang dianggap bodoh walau
dianggap bodoh dan sering gagal tapi orang ini tidak menyerah dalam eksperimen
menciptakan lampu setelah bertahun-tahun lamanya sang ilmuwan pun
menciptakan bola lampu.
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.11 Arduino
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Terdapat banyak pilihan perangkat keras Arduino yang bisa berupa board, modul,
shield maupun kit. Gambar 2.3 memperlihatkan jenis perangkat keras Arduino
yang ditawarkan saat ini. Perangkat keras tersebut terbagi ke dalam kategori level
pemula sampai ekspert.
Bila kita sebagai pemula ingin mempelajari Arduino, maka kita dapat memlihi
papan Arduino Uno sebagai sarana eksperimen. Arduino Uno merupakan
mikrokontroler ATMega 328P. Board ini memiliki 14 pin digital yang dapat
digunakan sebagai masukan ataupun keluaran serta 6 masukan analog. Di board
ini tersedia koneksi USB, jack untuk sumber tegangan dan header ICSP. Untuk
menggunakannya, kita tinggal menghubungkan board tersebut ke komputer
melalui kabel USB, menjalankan IDF, Arduino dan mulai bereksperimen.
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
POWER
SUPPLY
DRIVER
LAMPU
RELAY
ANDROID HC 05 DRIVER
RELAY LAMPU
ATMEGA 8
DRIVER
RELAY LAMPU
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2. Rangkaian Regulator 7805
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. PortA.1, PortB.1 -PortB.4 digunakan sebagai data input basis
transistor pada driver relay.
Skema rangkaian sistem minimum mikrokontroller dapat dilihat pada gambar
berikut :
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.4 Rangkaian Schematic Power Supply
3.5 Rangkaian HC 05
Penerima data dari android pada system ini menggunakan Bluetooth yang
dapat tehubung langsung dengan menggunakan modul HC 05/ HC 06. Jangkauan
maksimum 10 sampai 20 meter.
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Flowchart
Start
inisialisasi
tidak
Data android
ya
Hidup atau
mematikan lampu
Selesai
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Atmega328 menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature
sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian
mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.
4.3. Pengujian HC 05
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5 Pengujiaan Rangkaian
#include <LiquidCrystal.h>
#include <SoftwareSerial.h>
#define LED 13
#define LP1 A2
#define LP2 A3
#define LP3 5
int sts;
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pinMode(LED, OUTPUT);
pinMode(LP1, OUTPUT);
pinMode(LP2, OUTPUT);
pinMode(LP3, OUTPUT);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Lampu Bluetooth");
mySerial.begin(9600);
delay(1000);
sts = 0;
void loop() {
sts = 0;
if (mySerial.available())
sts = mySerial.read();
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(myBuffer);
digitalWrite(LED, HIGH);
if ((int)sts == 49)
digitalWrite(LP1, HIGH);
mySerial.write("Lampu 1 hidup");
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
if ((int)sts == 50)
digitalWrite(LP2, HIGH);
mySerial.write("Lampu 2 hidup");
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
if ((int)sts == 51)
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
digitalWrite(LP3, HIGH);
mySerial.write("Lampu 3 hidup");
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
digitalWrite(LP1, LOW);
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
digitalWrite(LP2, LOW);
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
if (((int)sts == 67) | ((int)sts == 99))
digitalWrite(LP3, LOW);
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
delay(250);
else
digitalWrite(LED, LOW);
delay(500);
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.6 Pengujian Alat
1 1 Lampu 1 hidup
2 2 Lampu 2 hidup
3 3 Lampu 3 hidup
4 A Lampu 1 mati
5 B Lampu 2 mati
6 C Lampu 3 mati
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.7 Gambar Alat
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Dharmawan Hari Arief, 2017. Mikrokontroler Konsep Dasar dan Praktis. Malang :
UB Press
Efendi Bachtiar, 2014. Dasar Mikrokontroler Atmega 8535 dengan CAVR.
Yogyakarta : Deepublish publisher
Prof. Dr. Zuhal M.Sc.EE, Ir. Zhanggischan.2004. “Prinsip dasar elektro teknik”. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3792/05.2%20bab%202.pdf?sequence=8&is
Allowed=y
http://ym-try.blogspot.co.id/2014/02/atmega328.html
https://teknikelektronika.com/jenis-ic-voltage-regulator-pengatur-tegangan/
https://splashtronic.wordpress.com/2012/05/13/hc-05-bluetooth-to-serial-module/
#include <SoftwareSerial.h>
#define LED 13
#define LP1 A2
#define LP2 A3
#define LP3 5
int sts;
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
pinMode(LED, OUTPUT);
pinMode(LP1, OUTPUT);
pinMode(LP2, OUTPUT);
pinMode(LP3, OUTPUT);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Lampu Bluetooth");
mySerial.begin(9600);
sts = 0;
void loop() {
sts = 0;
if (mySerial.available())
sts = mySerial.read();
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(myBuffer);
digitalWrite(LED, HIGH);
if ((int)sts == 49)
digitalWrite(LP1, HIGH);
mySerial.write("Lampu 1 hidup");
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
digitalWrite(LP2, HIGH);
mySerial.write("Lampu 2 hidup");
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
if ((int)sts == 51)
digitalWrite(LP3, HIGH);
mySerial.write("Lampu 3 hidup");
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
digitalWrite(LP1, LOW);
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
digitalWrite(LP2, LOW);
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
digitalWrite(LP3, LOW);
mySerial.write(10);
mySerial.write(13);
delay(250);
else
digitalWrite(LED, LOW);
delay(500);