Anda di halaman 1dari 26

Aristoteles (384-322 SM)

Ia dilahirkan di Stageria, Yunani Utara pada tahun 384 SM. Ayahnya seorang
dokter pribadi di raja Macedonia Amyntas. Karena hidupnya di lingkungan istana, ia
mewarisi keahliannya dalam pengetahuan empiris dari ayahnya. Pada usia 17 tahun ia
dikirim ke Athena untuk belajar di Akademia Plato selama kira-kira 20 tahun hingga
Plato meninggal. Beberapa lama ia menjadi pengajar di Akademia Plato untuk
mengajar logika dan retorika.

Setelah Plato meninggal dunia, Aristoteles berasam rekannya Xenokrates


meninggalkan Athena karena ia tidak setuju dengan pendapat pengganti Plato di
Akademia tentang filsafat. Tiba di Assos, aristoteles dan rekannya mengajar di
sekolah Assos. Di sini Aristoteles menikah dengan Pythias. Pada tahun 345 SM kota
Assos diserang oleh tentara Persi, rajanya (rekan Aristoteles) dibunuh, kemudian
Aristoteles dengan kawan-kawannya melarikan diri ke ke Mytiline pulau Lesbos
tidak jauh dari Assos.

Karya-karya Aristoteles berjumlah delapan pokok bahasan, yaitu :

a. Logika

b. Filsafat Alam

c. Psikologi

d. Biologi

e. Metafisika, oleh Aristoteles dinamakan sebagai filsafat pertama atau


theologia.

f. Etika

g. Politik dan ekonomi

h. Retorika dan poetika

Beberapa pemikiran Aristoteles yaitu :


a. Ajarannya tentang logika

Logika tidak dipakai oleh aristoteles, ia memakai istilah analitika.


Istilah logika pertama kali muncul pada abad paertama Masehi oleh Cicero,
artinya seni berdebat. Kemudian, Alexander Aphrodisias (Abad III Masehi)
orang pertama yang memakai kata logika yang artinya ilmu yang menyelidiki
lurus tidaknya pemikiran kita.

Menurut Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak


pada pengertian-pengertian sesuatu benda. Suatu pengertian memuat dua
golaongan, yaitu subtansi (sebagai sifat umum), dan aksidensia (sebagai sifat
yang secara tidak kebetulan). Dari dua golongan tersebut terurai menjadi
sepuluh macam kategori, yaitu:

1. Subtansi (hal-hal yang bersifat nyata dan yang sungguh-sungguh


bereksistensi)1[8], (manusia, binatang).

2. Kuantitas (satu, dua)

3. Kualitas (merah, baik)

4. Relasi (rangkap, separuh)

5. Tempat (di rumah, di pasar)

6. Waktu (sekarang, besok)

7. Keadaan (duduk, berjalan)

8. Mempunyai (berpakaian, bersuami)

9. Berbuat (membaca, menulis)

10. Menderita (terpotong, tergilas). Sampai sekarang, Aristoteles


diannggap sebagai bapak logika tradisional.
b. Ajarannya tentang Silogisme

Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan


dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses
berpikir yang bertolak pada hal-hal yang khusus untuk mencapai kesimpulan
yang sifatnya umum. Sementara itu, deduksi adalah proses berpikir yang
bertolak pada dua kebaenaran yang tidak diragukan untuk mencapai
kesimpulan sebagai kebenaran yang ketiga. Menurut pendapatnya, deduksi ini
merupakan jalan yang baik untuk melahirkan pengetahuan bar. Berpikir
deduksi yaitu silogisme, yang terdiri dari premis mayor dan premis minor dan
kesimpulan.

Contoh:

Manusia adalah makhluk hidup (premis mayor)

Dina adalah manusia (premis minor)

Dina adalah makhluk hidup (kesimpulan)

c. Ajarannya tentang pengelompokan ilmu pengetahuan

Aristoteles mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga golongan,


yaitu:

1. Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)

2. Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan kesenian)

3. Ilmu pengetahuan teoritis (fisika, matematika, metafisika)

d. Ajarannya tentang aktus dan potensia

Mengenairealitas atau yang ada, Aristoteles tidak sependapat dengan


gurunya Plato yang mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia ide.
Menurut Aristoteles, yang ada itu berada pada hal-hal yang khusus dan
konkret. Dengan kata lain, titik tolak ajaran atau pemikiran filsafatnya
adalah ajaran Plato tentang ide. Realitas yang sungguh-sungguh ada bukanlah
yang umum dan yang tetap seperti yang dikemukakan Plato, tetapi realitas
terdapat pada yang husus dan yang individual. Keberadaan manusia bukan di
dunia ide, tetapi manusia berada yang satu persatu. Dengan demikian, realitas
itu terdapat pada yang konkret, yang bermacam-macam, yang berubah-rubah.
Itulah realitas yang sesungguhnya.

e. Ajarannya tentang pengetahuan


Menurut Aristoteles, terdapat dua macam pengenalan, yaitu pengenlan
inderawi dan pengenalan rasional. Dengan pengenalan inderawi kita dapat
memperoleh pengetahuan tentang bentuk benda (bukan materinya) dan hanya
mengenal hal-hal yang konkret. Sementara itu, pengenalan rasional kita akan
dapat memperoleh pengetahuan tentang hakikaat dari suatu benda. Dengan
pengenalan rasional ini kita dapat menuju satu-satunya untuk ke ilmu
pengetahuan. Cara untuk menuju ke ilmu pengetahuan dalah dengan teknik
abtraksi. Abtraksi artinya melepaskan sifat-sifat atau keadaan yang secara
kebetulan, sehingga tinggal sifat atau keadaan yang secara kebetulan yaitu
intisari atau hakikat suatu benda.

f. Ajarannya tentang etika

Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus terhadap masalah etika.


Karena etika bukan diperuntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi dipakai
sebagi hukum kesusilaan. Menurut pendapatnya, tujuan tertinggi hidup
manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Kebahagiaan adalah suatu keadaan
dimana segala sesuatu yang teramsuk dalam keadaan bahagia telah berada
dalam diri manusia. jadi, bukan sebagai kebahagiaan subjektif. Kebahagiaan
harus sebagai suatu aktivitas yang nyata, dan dengan perbuatannya itu
dirinya semakin disempurnakan. Kebahagiaan manusia yang tertinggi adalah
berpikir murni.

g. Ajarannya tentang agama

Menurut Aristoteles, negara akan damai apabila rakyatnya juga damai.


Negara yang paling baik adalah nrgara dengan sistem demokrasi moderat,
artinya sistem demokrasi yang berdasarkan Undang-Undang Dasar.
http://romziana.blogspot.com/2012/10/tokoh-tokoh-filsafat-yunani-
dan-modern.html

ARISTOTELES dan PEMIKIRANNYA


A. Biografi Aristoteles

Pria yang lahir di Stagmirus, Macedonia. Pada tahun 384 sM. Inilah orang
pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang
dilakukaknya dengan jalan meliaht gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang
saat ini seperti. Kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan
pembagian kata hasil pemikirannya. Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia
adalah makhluk sosial. Ayahnya yang bernama Nicomachus, seorang dokter di sitana
Amyntas III, raja Mecodinia, kakek Alexander Agung. Meninggal ketika Aristoteles
berusia 15 tahun. Karennanya, ia kemudia dipelihara oleh Proxenus, pamanya-
saudara dari ayahnya, pada usia 17 tahun ia masuk akademi milik Plato di Athena.
Dari situlahia kemudian menjadi murid Plato selama 20 tahun

Dengan meninggalnya Plato pada tahun 347 sM. Aristoteles meninggalkan


Athena dan mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia mendirikan
akademi di Assus dan menikah dengan Pythias yang tak lama kemudian meninggal. Ia
lalu menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan baginya seorang anak
laki-laki yang ia beri nama Nicomachus seperti ayahnya. Pada tahu-tahun berikutnya
ia juga mendirikan akademi di Mytilele. Saat itulah ia sempat jadi guru Alexander
Agung selama 3 thun.

Di Lyceum, Athena pada tahuan 355 sM. Ia juga mendirikan semacam akademi.
Di sinilah ia selama 12 tahun memberikan kuliah, berpikir, mengadakan riset dan
eksperimen serta membuat catatan-catatn dengan tekun dan cermat.
Pada tahun 323 sM Alexander Agung meninggal. Karena takut di bunuh orang yunani
yang membenci pengikut Alexander, Aristoteles akhirnya melarikan diri ke Chalcis.
Tapi ajal emmang tal menganl tempat. Mau bersembunyi kemanapun, kalau ajal sydah
tiba tidak ada yang bisa menolak. Demikian juga dengan tokoh ini, satu tahun
setelah pelariannya ke kota itu, yaitu tepatnya pada tahun 322 sM, pada usia 62
tahun ia meninggal juga di kota tersebut, Chalcis Yunani.
Hasil murni karya Aristoteles jumlahnya mencengangkan. Empat puluh tujuh
karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat tidak kurang dari seratus
tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar banyaknya jumlah judul
buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan peradaban yang
menjadi bahan renungannya juga tak kurang-kurang hebatnya. Kerja ilmiahnya
betul-betul merupakan ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis tentang
astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan
hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba. Hasil karya ilmiahnya,
merupakan, sebagiannya, kumpulan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari para
asisten yang spesial digaji untuk menghimpun data-data untuknya, sedangkan
sebagian lagi merupakan hasil dari serentetan pengamatannya sendiri.

Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu tentu
kemustahilan yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa sesudahnya. Tetapi
apa yang sudah dicapai oleh Aristoteles malah lebih dari itu. Dia filosof orisinal, dia
penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis
tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika,
keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena.
Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya
untuk studi bandingan.

Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah
penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang selaku pendiri
cabang filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara
berfikir Aristoteles yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu
banyak bidang ilmu. Dia punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah
dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu
pengetahuan. Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun
ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh mengutarakan pendapat-pendapat
praktis. Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga berbuat kesalahan. Tetapi,
sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam
ensiklopedi yang begitu luas.

Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari sungguh


mendalam. Di jaman dulu dan jaman pertengahan, hasil karyanya diterjemahkan ke
dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris.
Penulis-penulis Yunani yang muncul kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium
mempelajari karyanya dan menaruh kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah
pikirannya banyak membawa pengaruh pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya
tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin
filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara
teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles. Maimomides, pemikir paling
terkemuka Yahudi abad tengah berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi,
hasil kerja paling gemilang dari perbuatan macam itu adalah Summa Theologia-nya
cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak
kaum cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh oleh Aristoteles.

1. Julukan:

a. Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman.

b. Bapak peradaban barat.

c. Bapak ilmu pengetahuan atau guru (nya) para ilmuan.

2. Penemuan:

a. Logika (Ilmu mantic: pengethaun tenatng cara berpikir dengan baik, benar,
dan sehat.

b. Biologi, fisika, botano, astronomi, kimia, meteorology, anatomi. Zoology,


embriologi, dan psikologi eksperimental.

B. Pemikiran-pemikiran Aristoteles

Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu melonjak di akhir abad


tengah tatkala keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala. Dalam keadaan
itu tulisan-tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam bungkus intelek yang jitu
tempat mempertanyakan problem lebih lanjut daripada semacam lampu penerang
jalan. Aristoteles yang gemar meneliti dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi
kurang sepakat dengan sanjungan membabi buta dari generasi berikutnya terhadap
tulisan-tulisannya.

Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata


sekarang. Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan
garis hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita ketimbang laki-laki.
Kedua ide ini tentu saja mencerminkan pandangan yang berlaku pada jaman itu.
Tetapi, tak kurang pula banyaknya buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan
modernnya, misalnya kalimatnya, “Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan
kejahatan,” dan kalimat “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni
memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada
pendidikan anak-anak mudanya.” (Tentu saja, waktu itu belum ada sekolah seperti
yang kita kenal sekarang).

Di abad-abad belakangan, pengaruh dan reputasi Aristoteles telah merosot


bukan alang kepalang. Namun, saya pikir pengaruhnya sudah begitu menyerap dan
berlangsung begitu lama sehingga saya menyesal tidak bisa menempatkannya lebih
tinggi dari tingkat urutan seperti sekarang ini. Tingkat urutannya sekarang ini
terutama akibat amat pentingnya ketiga belas orang yang mendahuluinya dalam
urutan.

Istilah-istilah ciptaan aristoteles masih dipakai samapai sekarang:


Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dsb.
Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman, bapak peradaban barat, bapak
eksiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, atau guru(nya) para ilmuwan adalah berbagai
julukan yang diberikan pada ilmuan ini. Berbagai termuannya seperti logika yang
diebut juga ilmu mantic yaitu pengethaun tentang cara berpikir dengan baik, benar,
dan sehat, membaut namanya begitu dikenal oleh setiap orang di seluruh dunia yang
pernah mengecap pendidkan.

Pemikiran kefilsafatan memiliki cirri-ciri khas (karateristik) tertentu, sebagian


besar filosof berbeda pendapat mengenai karateristik pemikiran kefilsafatan.
Apabila perbedaan pendapat tersebut dipahami secara teliti dan mendalam, maka
karateristik pemikiran kefilsafatan tersebut terdiri dari:

1. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, pemikiran yang meliputi beberapa


sudut pandang. Pemikiran kefilsafatan meliputi beberapa cabang ilmu, dan pemikiran
semacam ini ingin mengetahui hubungan antara cabang ilmu yang satu dengan yang
lainnya. Integralitas pemikiran kefilsafatan juga memikirkan hubungan ilmu dengan
moral, seni dan pandangan hidup.

2. Mendasar, artinya pemikiran mendalam sampai kepada hasil yang fundamental


(keluar dari gejala). Hasil pemikiran tersebut dapat dijadikan dasar berpijak
segenap nilai dan masalah-masalah keilmuan (science).

3. Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi


pemikiran-pemikiran selanjutnya dan hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai
medan garapan (obyek) yang baru pula.

Keadaan ini senantiasa bertambah dan berkembang meskipun demikian bukan


berarti hasil pemikiran kefilsafatan itu meragukan, karena tidak pernah selesai
seperti ilmu-ilmu diluar filsafat.
Menurut Aristoteles filsafat ilmu adalah sebab dan asas segala benda. Oleh karena
itu dia menamakan filsafat sebagai teologi. Filsafat sebagai refleksi dari pemikiran
sistematis manusia atas realitas dan sekitarnya, tentunya tidak berdiri sendiri,
tidak tumbuh diruang dan tempat yang kosong. Lingkungan keluarga, sosial alam dan
potensi diri akan ikut mempengaruhi seseorang dalam melakukan refleksi filosofis.
Oleh karenanya dalam sejarah pemikiran manusia terdapat tokoh pemikir ataupun
filosof yang selalu saja muncul dari zaman ke zaman dengan tema yang berbeda-
beda.

Aristoteles (381 SM-322 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang
meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika.

1. Pembagian filsafat menurut Aristoteles.

a. Logika yaitu tentang bentuk susunan pikiran.


b. Filosofia teoritika yang diperinci atas
Fisika yaitu tentang dunia materiil (ilmu alam dan sebagainya).

c. Matematika yaitu tentang barang menurut kuantitasnya.


Metafisika yaitu tentang ada.

d. Filosofia praktika, tentang hidup kesusilaan (berbuat).

1) Etika yaitu tentang kesusilaan dalam hidup perorangan.

2) Ekonomi yaitu tentang kesusilaan dalam kekeluargaan.

3) Politika yaitu tentang kesusilaan dalam hidup kenegaraan.

e. Filosofia poetika/aktiva (pencipta) pada sang pencipta.

Pembagian ini meliputi seluruh ilmu pengetahuan waktu itu, jadi apa yang
sekarang dipandang termasuk ilmu pengetahuan, dimasukkan didalamnya (khususnya
bagian fisika). Sekarang dengan tugas dibedakan antara filsafat dan ilmu
pengetahuan. Maka pembagian filsafat seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles
telah ketinggalan, jadi harus disesuaikan dengan perkembangan modern.

A. Warisan Karya Aristoteles amat banyak dan terwariskan kepada kita. Ia bukan
saja ahli filsafat, akan tetapi ahli semua ilmu yang terkenal pada waktu itu. Biasanya
karya Aristoteles dibagi atas empat golongan:

1. Logika : biasanya disebut organon (alat) membentangkan tentang pengertian,


putusan, syllogismus, bukti dan lain-lainnya.

2. Fisika : tentang alam, langit, bintang, hewan, jiwa dan lain-lainnya.

3. Metafisika : buku-buku yang terutama tentang filsafat.

4. Pengetahuan praktis : Ethica Eudemia, Ethica Nichomachea, kedua-keduanya


tentang tingkah laku, Republica Atheniensium (tatanegara Atena), Rhetorica
(tentang berceramah dan berpidato) dan Poetica.

B. Logika Biji ajaran Aristoteles tentang logika berdasarkan ajaran tentang jalan
pikiran (ratiocinium) dan bukti. Jalan pikiran itu baginya berupa syllogismus, yaitu
putusan dua yang tersusun demikian rupa sehingga melahirkan putusan yang ketiga.
C. Ontologia Ajaran Aristoteles tentang fisika dan metafisika umum (ontologia)
tidak selalu dapat dibeda-bedakan atau dipisah-pisahkan. Yang penting bagi kita
ialah metafisikanya. Menurutnya yang sungguh-sungguh ada itu bukanlah yang umum,
melainkan yang khusus, satu per satu.

D. Hule dan Morfe. Unsur yang menjadi dasar permacam-macaman ini disebut oleh
Aristoteles hule, adapun unsur kesatuan itu sebutnya morfe. Tiap-tiap benda yang
konkrit terdiri dari hule dan morfe, karena hulenya maka benda itu benda itulah
(bukan benda yang lain), karena morfenya mempunyai inti dan dari itu termasuk
pada suatu macam dan dapat ditangkap oleh budi. Jadi menurut saya hule dan morfe
saling mengisi dan ada keterkaitannya. Hule dan morfe ini merupakan satu kesatuan
dan tak dapat dipisahkan, tak ada hule tanpa morfe, begitu pula sebaliknya.

E. Aktus dan Potensia. Pontesia ialah dasar kemungkinan, sedangkan aktus ialah
dasar kesungguhannya. Barang sesuatu mungkin karena potensinya. Ia sudah ada
karena aktusnya. Dalam hal yang konkrit itu maka hule merupakan potensia
sedangkan morfenya merupakan aktus.

F. Abstraksi. Idea tidaklah merupakan realitas tersendiri didunia sendiri,


melainkan sifat-sifat yang sama terdapat pada hal-hal yang kongkrit. Oleh karena
semua hal yang semacam itu memiliki sifat itu, maka umumlah, oleh karena semua hal
yang semacam itu harus memiliki sifat itu, maka mutlaklah ia, tetap tak berubah.

G. Antropologi dan etika. Filsafat Aristoteles tentang manusia sebetulnya tidak


begitu terang seperti ajarannya tentang hal-hal diatas. Baginya manusia itu hal yang
istimewa ia membeda-bedakan ada menurut kesempurnaan masing-masing. Ada
terdapat ada segitu saja seperti logam dan lain-lain, terdapat pula ada hidup
vegetatif, seperti tumbuh-tumbuhan, terdapat pula yang kecuali ada dan hidup
vegetatif masih berasa, jadi sensitif, seperti binatang. Manusia disamping
kesempurnaan ada yang ketiga diatas itu masihlah pula berbudi. Manusia tidak hanya
ada saja dan pula hidup vegeatif serta sensitif, melainkan juga rasionil. Baginya yang
sensitif dan vegetatif itu kena rusak maka karena itu akan mati, adapun rasionil
tidaklah kena mati, karena merupakan roh. Bagian yang roh dan bagian yang
mendukung budinya ini akan terus ada, setelah manusia meninggal.
Menurut Aristoteles tujuan tertinggi yang dicapai ialah kebahagiaan
(eudaimonia). Kebahagiaan ini bukan kebahagiaan yang subjektif, tetapi suatu
keadaan yang sedemikian rupa, sehingga segala sesuatu yang termasuk keadaan
bahagia itu terdapat pada manusia. Tujuan yang dikejar adalah demi kepentingan
diri sendiri, bukan demi kepentingan orang lain. Isi kebahagiaan tiap makhluk yang
berbuat ialah, bahwa perbuatan sendiri bersifatnya khusus itu disempurnakan. Jadi
kebahagiaan manusia terletak disini, bahwa aktifitas yang khas miliknya sebagai
manusia itu disempurnakan. Padahal cirri khas manusia ialah bahwa ia adalah
makhluk rasional. Jadi puncak perbuatan kesusilaan manusia terletak dalam
perkiraan murni. Kebahagiaan manusia yang tertinggi, yang dikejar oleh tiap manusia
ialah berpikir murni. Tetapi puncak itu hanya dicapai oleh para dewa, manusia hanya
dapat mencoba mendekatinya dengan mengatur keinginannya.

Aristoteles menganggap Plato (gurunya) telah menjungkir-balikkan segalanya.


Dia setuju dengan gurunya bahwa kuda tertentu “berubah” (menjadi besar dan
tegap, misalnya), dan bahwa tidak ada kuda yang hidup selamanya. Dia juga setuju
bahwa bentuk nyata dari kuda itu kekal abadi. Tetapi idea-kuda adalah konsep yang
dibentuk manusia sesudah melihat (mengamati, mengalami) sejumlah kuda. Idea-
kuda tidak memiliki eksistensinya sendiri: idea-kuda tercipta dari ciri-ciri yang ada
pada (sekurang-kurangnya) sejumlah kuda. Bagi Aristoteles, idea ada dalam benda-
benda.

Pola pemikiran Aristoteles ini merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato,
realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut
Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita.
Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya
bawaan, dan bukan sekedar akal yang masuk dalam kesadarannya oleh pendengaran
dan penglihatannya. Namun justru akal itulah yang merupakan ciri khas yang
membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia kosong
sampai ia mengalami sesuatu. Karena itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak
ada idea-bawaan.

Aristoteles menegaskan bahwa ada dua cara untuk mendapatkan kesimpulan


demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu metode rasional-deduktif
dan metode empiris-induktif. Dalam metode rasional-deduktif dari premis dua
pernyataan yang benar, dibuat konklusi yang berupa pernyataan ketiga yang
mengandung unsur-unsur dalam kedua premis itu. Inilah silogisme, yang merupakan
fondasi penting dalam logika, yaitu cabang filsafat yang secara khusus menguji
keabsahan cara berfikir. , Logika dibentuk dari kata, dan berarti
sesuatu yang diutarakan. Daripadanya logika berarti pertimbangan pikiran atau akal
yang dinyatakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Dalam metode empiris-induktif pengamatan-pengamatan indrawi yang sifatnya
partikular dipakai sebagai basis untuk berabstraksi menyusun pernyataan yang
berlaku universal

.Aristoteles mengandalkan pengamatan inderawi sebagai basis untuk mencapai


pengetahuan yang sempurna. Itu berbeda dari Plato. Berbeda dari Plato pula,
Aristoteles menolak dualisme tentang manusia dan memilih “hylemorfisme”: apa saja
yang dijumpai di dunia secara terpadu merupakan pengejawantahan material (“hyle”)
sana-sini dari bentuk (“morphe”) yang sama. Bentuk memberi aktualitas atas materi
(atau substansi) dalam individu yang bersangkutan. Materi (substansi) memberi
kemungkinan (“dynamis”, Latin: “potentia”) untuk pengejawantahan (aktualitas)
bentuk dalam setiap individu dengan cara berbeda-beda. Maka ada banyak individu
yang berbeda-beda dalam jenis yang sama. Pertentangan Herakleitos dan
Parmendides diatasi dengan menekankan kesatuan dasar antara kedua gejala yang
“tetap” dan yang “berubah”.
Dalam konteks ini dapat dimengerti bila Aristoteles ada pada pandangan bahwa
wanita adalah “pria yang belum lengkap”. Dalam reproduksi, wanita bersifat pasif
dan reseptif, sedang pria aktif dan produktif. Semua sifat yang aktual ada pada
anak potensial terkumpul lengkap dalam sperma pria. Wanita adalah “ladang”, yang
menerima dan menumbuhkan benih, sementara pria adalah “yang menanam”. Dalam
bahasa filsafat Aristoteles, pria menyediakan “bentuk”, sedang wanita
menyumbangkan “substansi”.
Dalam makluk hidup (tumbuhan, binatang, manusia), bentuk diberi nama “jiwa”
(“psyche”, Latin: anima). Tetapi jiwa pada manusia memiliki sifat istimewa: berkat
jiwanya, manusia dapat “mengamati” dunia secara inderawi, tetapi juga sanggup
“mengerti” dunia dalam dirinya. Jiwa manusia dilengkapi dengan “nous” (Latin: “ratio”
atau “intellectus”) yang membuat manusia mampu mengucapkan dan menerima
“logoz”. Itu membuat manusia memiliki bahasa.
Pemikiran Aristoteles merupakan harta karun umat manusia yang berbudaya.
Pengaruhnya terasa sampai kini, — itu berkat kekuatan sintesis dan konsistensi
argumentasi filsafatinya, dan cara kerjanya yang berpangkal pada pengamatan dan
pengumpulan data. Singkatnya, ia berhasil dengan gemilang menggabungkan
(melakukan sintesis) metode empiris-induktif dan rasional-deduktif tersebut diatas.
Aristoteles adalah guru Iskandar Agung, raja yang berhasil membangun kekaisaran
dalam wilayah yang sangat besar dari Yunani-Mesir sampai ke India-Himalaya.
Dengan itu, Helenisme (Hellas = Yunani) menjadi salah satu faktor penting bagi
perkembangan pemikiran filsafati dan kebudayaan di wilayah Timur Tengah juga.

Aristoteles menempatkan filsafat dalam suatu skema yang utuh untuk


mempelajari realitas. Studi tentang logika atau pengetahuan tentang penalaran,
berperan sebagai organon (“alat”) untuk sampai kepada pengetahuan yang lebih
mendalam, untuk selanjutnya diolah dalam theoria yang membawa kepada praxis.
Aristoteles mengawali, atau sekurang-kurangnya secara tidak langsung mendorong,
kelahiran banyak ilmu empiris seperti botani, zoologi, ilmu kedokteran, dan tentu
saja fisika. Ada benang merah yang nyata, antara sumbangan pemikiran dalam
Physica (yang ditulisnya), dengan Almagest (oleh Ptolemeus), Principia dan Opticks
(dari Newton), serta Experiments on Electricity (oleh Franklin), Chemistry (dari
Lavoisier), Geology (ditulis oleh Lyell), dan The Origin of Species (hasil pemikiran
Darwin). Masing-masing merupakan produk refleksi para pemikir itu dalam situasi
dan tradisi yang tersedia dalam zamannya masing-masing.

http://aanniezaraa.blogspot.com/2013/01/aristoteles-dan-pemikirannya.html

Biografi Aristoteles : Bapak Ilmu pengetahuan

Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM.


Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles
pergi ke Athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama dua puluh
tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin
memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan “pengetahuan praktis”. Di bawah
asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.

Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi guru seorang
anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan
Alexander Yang Agung. Aristoteles mendidik si Alexander muda dalam beberapa
tahun. Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles
kembali ke Athena dan di situ dibukanya sekolahnya sendiri, Lyceum. Dia berada di
Athena dua belas tahun, satu masa yang berbarengan dengan karier penaklukan
militer Alexander. Alexander tidak minta nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia
berbaik hati menyediakan dana buat Aristoteles untuk melakukan penyelidikan-
penyelidikan. Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuwan
menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk maksud-maksud penyelidikan
dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam abad-abad berikutnya.

Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung pelbagai bahaya.


Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkala si
penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan
menghianat, Alexander punya pikiran pula membunuh Aristoteles. Di satu pihak
Aristoteles kelewat demokratis di mata Alexander, dia juga punya hubungan erat
dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-orang Athena. Tatkala Alexander mati
tahun 323 SM golongan anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena dan
Aristoteles pun didakwa kurang ajar kepada dewa. Aristoteles, teringat nasib yang
menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, lari meninggalkan kota sambil berkata dia
tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena berbuat dosa
terhadap para filosof. Aristoteles meninggal di pembuangan beberapa bulan
kemudian di tahun 322 SM pada umur enam puluh dua tahun.

Aristoteles dengan muridnya, AlexanderHasil murni karya Aristoteles jumlahnya


mencengangkan. Empat puluh tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno
mencatat tidak kurang dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan
sekedar banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya
jangkauan peradaban yang menjadi bahan renungannya juga tak kurang-kurang
hebatnya. Kerja ilmiahnya betul-betul merupakan ensiklopedi ilmu untuk jamannya.
Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika,
anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba. Hasil
karya ilmiahnya, merupakan, sebagiannya, kumpulan ilmu pengetahuan yang
diperolehnya dari para asisten yang spesial digaji untuk menghimpun data-data
untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari serentetan pengamatannya
sendiri.

Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu tentu
kemustahilan yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa sesudahnya. Tetapi
apa yang sudah dicapai oleh Aristoteles malah lebih dari itu. Dia filosof orisinal, dia
penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis
tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika,
keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena.
Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya
untuk studi bandingan.

Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah
penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang selaku pendiri
cabang filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara
berfikir Aristoteles yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu
banyak bidang ilmu. Dia punya bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah
dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi dasar berpikir di banyak bidang ilmu
pengetahuan. Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam rawa-rawa mistik ataupun
ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh mengutarakan pendapat-pendapat
praktis. Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga berbuat kesalahan. Tetapi,
sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam
ensiklopedi yang begitu luas.

Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari sungguh


mendalam. Di jaman dulu dan jaman pertengahan, hasil karyanya diterjemahkan ke
dalam bahasa-bahasa Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris.
Penulis-penulis Yunani yang muncul kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium
mempelajari karyanya dan menaruh kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah
pikirannya banyak membawa pengaruh pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya
tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin
filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba merumuskan suatu perpaduan antara
teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles. Maimomides, pemikir paling
terkemuka Yahudi abad tengah berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi,
hasil kerja paling gemilang dari perbuatan macam itu adalah Summa Theologia-nya
cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih sangat banyak
kaum cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh demikian dalamnya oleh

pikiran Aristoteles.
Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu melonjak di akhir abad tengah
tatkala keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala. Dalam keadaan itu
tulisan-tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam bungkus intelek yang jitu
tempat mempertanyakan problem lebih lanjut daripada semacam lampu penerang
jalan. Aristoteles yang gemar meneliti dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi
kurang sepakat dengan sanjungan membabi buta dari generasi berikutnya terhadap
tulisan-tulisannya.

Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata sekarang.


Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis
hukum alam. Dan dia percaya kerendahan martabat wanita ketimbang laki-laki.
Kedua ide ini-tentu saja –mencerminkan pandangan yang berlaku pada jaman itu.
Tetapi, tak kurang pula banyaknya buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan
modernnya, misalnya kalimatnya, “Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan
kejahatan,” dan kalimat “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni
memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada
pendidikan anak-anak mudanya.” (Tentu saja, waktu itu belum ada sekolah seperti
yang kita kenal sekarang).

Di abad-abad belakangan, pengaruh dan reputasi Aristoteles telah merosot bukan


alang kepalang. Namun, saya pikir pengaruhnya sudah begitu menyerap dan
berlangsung begitu lama sehingga saya menyesal tidak bisa menempatkannya lebih
tinggi dari tingkat urutan seperti sekarang ini. Tingkat urutannya sekarang ini
terutama akibat amat pentingnya ketiga belas orang yang mendahuluinya dalam
urutan.

Istilah-istilah ciptaan aristoteles masih dipakai samapai sekarang:


Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dsb.
Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman, bapak peradaban barat, bapak
eksiklopedi, bapak ilmu pengetahuan, atau guru(nya) para ilmuwan adalah berbagai
julukan yang diberikan pada ilmuan ini. Berbagai termuannya seperti logika yang
diebut juga ilmu mantic yaitu pengethaun tentang cara berpikir dengan baik, benar,
dan sehat, membaut namanya begitu dikenal oleh setiap orang di seluruh dunia yang
pernah mengecap penididkan.

Pria yang lahir di Stagmirus, Macedonia. Pada tahun 384 sM. Inilah orang
pertama di dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang
dilakukaknya dengan jalan meliaht gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang
saat ini seperti. Kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan
pembagian kata hasil pemikirannya. Dia jugalah yang mengatakan bahwa manusia
adalah mahluk social.
Ayahnya yang bernama Nicomachus, seorang dokter di sitana Amyntas III, raja
Mecodinia, kakek Alexander Agung. Meninggal ketika Aristoteles berusia 15 tahun.
Karennanya, ia kemudia dipelihara oleh proxenus, pamanya- saudara dari ayahnya,
pada usia 17 tahun ia masuk akademi milik plato di Athena. Dari situlahia kemudian
menjadi murid plato selama 20 tahun

Dengan meninggalnya plato pada tahun 347 sM. Aristoteles meninggalkan


Athena dan mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia mendirikan
akademi di Assus dan menikah dengan Pythias yang tak lama kemudian meninggal. Ia
lalu menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan baginya seorang anak
laki-laki yang ia beri nama Nicomachus seperti ayahnya. Pada tahu-tahun berikutnya
ia juga mendirikan akademi di Mytilele. Saat itulah ia sempat jadi guru Alexander
Agung selama 3 thun.

Di Lyceum, Athena pada tahuan 355 sM. Ia juga mendirikan semacam


akademi. Di sinilah ia selama 12 tahun memberikan kuliah, berpikir, mengadakan
riset dan eksperimen serta membuat catatan-catatn dengan tekun dan cermat.
Pada tahun 323 sM Alexander Agung meninggal. Karena takut di bunuh orang yunani
yang membenci pengikut Alexander, Aristoteles akhirnya melarikan diri ke Chalcis.
Tapi ajal emmang tal menganl tempat. Mau bersembunyi kemanapun, kalau ajal sydah
tiba tidak ada yang bisa menolak. Demikian juga dengan tokoh ini, satu tahun
setelah pelariannya ke kota itu, yaitu tepatnya pada tahun 322 sM, pada usia 62
tahun ia meninggal juga di kota tersebut, Chalcis Yunani..

Julukan:

- Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman.

- - Bapak peradaban barat.

- - Bapak ilmu pengetahuan atau guru (nya) para ilmuan.

Penemuan:

- Logika (Ilmu mantic: pengethaun tenatng cara berpikir dengan baik, benar, dan
sehat.
- - Biologi, fisika, botano, astronomi, kimia, meteorology, anatomi. Zoology,
embriologi, dan psikologi eksperimental

http://kolom-biografi.blogspot.com/2008/11/biografi-aristoteles-bapak-ilmu.html

Aristoteles

Aristoteles adalah filsuf Yunani terkenal, ilmuwan, dan pendidik ,lahir di Macedonia
tahun 384 SM. Ia menjadi seorang mahasiswa yang cerdas di akademi yang
dididirikan Plato. Banyak teori-teorinya dapat dilihat seperti ditarik dari ajaran
Plato, tapi ia lebih praktis daripada Plato dalam banyak hal. Aristoteles dirinya lebih
peduli dengan bagaimana filosofi diterapkan pada mata pelajaran seperti menulis,
seni, ilmu pengetahuan, dan logika.

Ayah Aristoteles adalah seorang dokter pengadilan, yang meninggal ketika


Aristoteles berumur sepuluh tahun.
Pamannya, Proxenus, adalah seorang guru retorika dan menulis, yang merawat
Aristoteles. Sejak Aristoteles lahir di Macedonia, ia tidak berbicara formal Yunani.
Akibatnya, Proxenus membantu Aristoteles belajar formal Yunani selain menulis dan
retorika, yang semuanya membantu menyiapkan Aristoteles untuk sukses di
kemudian hari di Athena.

Pada umur 18 tahun, Aristoteles masuk ke Akademi Plato sebagai seorang siswa
untuk pertama kalinya dan kemudian menjadi guru. Aristoteles juga menjadi tutor
untuk Alexander Agung.

Salah satu kontribusi utama Aristoteles dalam filsafat adalah karyanya dari logika,
ia menulis enam teks, yang disebut Organon. Meskipun banyak dari karya
Aristoteles hilang selama beberapa waktu, Organon tidak. Melalui teks-teks ,
Aristoteles mengeksplorasi sifat silogisme, cara di mana logika harus dipakai untuk
menghindari kesalahan, dan sifat tulisan "commonplaces," yang dapat diadaptasi
untuk penggunaan retorika moral. Sepanjang ini, dan semua karya yang lain,
seseorang melihat bahwa Aristoteles mencintai klasifikasi dan definisi. Ketika kata-
kata sebelumnya tidak ada untuk sebuah fenomena yang logis, Aristoteles membuat
mereka, seperti yang dilakukannya dengan kata, silogisme.

Dalam karyanya pada metafisika, Aristoteles mencoba untuk menentukan penyebab


keberadaan setiap hal yang dapat diamati. Sekali lagi, penyelidikan adalah melalui
alasan itu, daripada observasi. Ia mendefinisikan beberapa set penyebab, dan
selanjutnya menjelajahi make-up fisik alam semesta sebagai campuran dari
beberapa bentuk materi, seperti air dan api.

Dalam etika, karya Aristoteles yang paling terkenal adalah Etika Niomachean yang
memperlakukan cara di mana manusia bisa berbudi luhur. Aristoteles percaya bahwa
seseorang tidak bisa hanya mempelajari apa yang baik, tetapi juga harus baik
dengan melakukan perbuatan saleh. Ia mengklasifikasikan apa yang merupakan
kebajikan, bagaimana setiap kebajikan dibandingkan dengan kebajikan lain, dan
langkah-langkah apa untuk menjadi orang yang berbudi luhur.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2106338-biografi-
aristoteles-bapak-ilmu-pengetahuan/#ixzz2wqZn8OUj

Filsafat Aristoteles
21/09/2013 Afid Burhanuddin Tinggalkan komentar Go to comments

Filsafat merupakan akar dari semua ilmu pengetahuan sehingga disebut sebagai The
Mother of Science. Karakteristik ilmu filsafat yang mencakup menyeluruh, artinya
pemikiran yang luas, pemikiran yang meliputi beberapa sudut pandang; Mendasar,
artinya pemikiran mendalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar dari
gejala); spekulatif, artinya hasil pemikiran yang diperoleh dijadikan dasar bagi
pemikiran-pemikiran selanjutnya dan hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai
medan garapan (obyek) yang baru pula. Karakteristik tersebut dijadikan dasar
dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang lain.

Perlu diketahui bahwa ilmu filsafat lahir pada zaman Yunani kuno. Filsafat pada
masa itu mengalami perkembangan dan penekanan pada aspek yang berbeda. Filsafat
cenderung menekankan penggunaan akal dan hati dalam proses berpikir manusia.
Ilmu filsafat mengalami periodesasi dalam perkembangannya yaitu filsafat yunani
kuno, filsafat abad pertengahan, filsafat abad modern, dan filsafat abad pasca
modern.
Filsafat mengalami periode keemasan pada zaman Yunani kuno, karena pada masa ini
orang Yunani merupakan ahli berpikir yang kritis dan menjunjung tinggi kebebasan
dalam menyampaikan gagasan yang dipikirkannya. Pada zaman ini terlahir beberapa
tokoh filsafat yang namanya melegenda hingga saat ini, diantaranya Thales,
Anaximander, Socrates, Plato, dan Aristoteles.

Aristoteles adalah salah satu tokoh filsafat yang terkenal pada zaman Yunani kuno
bahkan hingga masa ini. Teori-teori yang dikemukakannya diterapkan oleh generasi
penerusnya hingga saat ini dalam ilmu pengetahuan. Salah satu teori yang terkenal
yang dicetuskannya adalah teori silogisme yaitu teori penarikan kesimpulan dari dua
kebenaran yang ada serta pernyataannya bahwa manusia adalah makhluk sosial. Hal-
hal yang berkaitan dengan Aristoteles dan pemikiran-pemikirannya akan dibahas
lebih mendetail pada bab selanjutnya.

BIOGRAFI TOKOH

Aristoteles atau juga dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan, merupakan salah satu
filusuf yang terkenal pada masa Yunani kuno. Aristoteles lahir di Stagira,
Macedonia, 384 SM. Aristoteles lahir dari keluarga berpendidikan, ayahnya
merupakan ahli fisika dan tabib kerajaan. Pada usia 17 tahun, ia menimba ilmu pada
Plato, filusuf yang terkenal pada masa itu. Plato memiliki sebuah akademi yang
dinamakan akademi Plato, di tempat itu Aristoteles menetap selama dua puluh
tahun. Selain menimba ilmu dari sang senior, Aristoteles juga diangkat menjadi guru
di akademi Plato. Ilmu yang dipelajari oleh Aristoteles berkembang dalam hal
spekulasi filosofis. Aristoteles berhasil mengadopsi ilmu Plato dan beberapa dari
ilmu tersebut bertentangan dengan pendapat Aristoteles sendiri.

Aristoteles meninggalkan akademi Plato tak lama setelah sang guru meninggal dunia.
Ia kembali ke kampung halamannya di Macedonia pada tahun 324 SM. Aristoteles
mengabdi pada keluarga kerajaan untuk menjadi pendidik bagi putra raja yang pada
waktu itu berumur 13 tahun. Putra raja tersebut dikenal dengan nama Alexander
yang Agung, seorang yang di kemudian hari merupakan salah satu penganut ajaran
Aristoteles dan mendapat pengaruh besar dari filusuf tersebut. Tugas Aristoteles
sebagai pendidik berakhir setelah Alexander yang Agung naik tahta sebagai raja
menggantikan ayahnya.
Kemudian, Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan sekolah yang dinamakan
Lyceum. Di sekolah inilah kiprahnya dalam dunia filsafat semakin menonjol dan
dikenal orang banyak. Pada saat memimpin Lyceum, Aristoteles memberikan banyak
sumbangan dalam beberapa disiplin ilmu seperti pada bidang metafisika, fisika,
etika, politik, kedokteran dan ilmu alam. Meskipun tugasnya mendidik Alexander
telah usai, namun keuntungannya tidak berhenti begitu saja. Alexander membantu
mantan gurunya tersebut dengan membiayai eksperimen-eksperimen yang dilakukan
Aristoteles. Hal tersebut sangat membantu Aristoteles dalam mengembangkan
ilmunya. Sayangnya setelah Alexander meninggal, Aristoteles tidak hanya
terhambat dalam hal suntikan dana, tetapi juga mendapat tentangan dari anti-
Macedonia mengenai teori-teorinya. Aristoteles kemudian diasingkan hingga akhir
hayatnya. Ia meninggal di tempat pengasingan pada tahun 322 SM saat berumur 62
tahun.

PEMIKIRAN TOKOH

Aristoteles telah melahirkan banyak teori selama 62 tahun hidupnya,


bahkan beberapa teori atau pemikirannya masih diaplikasikan hingga saat ini.
Tercatat kurang lebih seratus tujuh puluh buku hasil tulisan Aristoteles, dimana
dalam buku-buku tersebut terkandung teori-teori buah pemikiran Aristoteles dalam
berbagai disiplin ilmu. Berikut beberapa pemikiran dari Aristoteles:

1. Ilmu alam

Dalam ilmu alam, Aristoteles memberikan sumbangan beberapa teori. Berikut


beberapa kontribusi Aristoteles dalam ilmu alam:

 Aristoteles dikenal sebagai orang pertama yang mengumpulkan dan


mengelompokkan spesies-spesies dalam ilmu biologi secara sistematis.
 Aristoteles adalah orang yang pertama kali membuktikan bahwa bumi itu
bulat. Ia membuktikan hal tersebut dengan cara melihat gerhana.
 Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi,
fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani
purba
 Aristoteles menyampaikan teori yang bertentangan dengan Plato. Ia
menyampaikan bahwa semua benda bergerak menuju satu tujuan dan benda
itu harus ada penggeraknya,yaitu Theos (Tuhan). Teori yang disampaikan oleh
Aristoteles ini mengandung unsur teleologis atau ketuhanan.

1. Filsafat

Sebagai bapak ilmu pengetahuan sekaligus filusuf yang ternama pada masa itu,
Aristoteles banyak sekali mengemukakan teori-teori mengenai filsafat. Menurut
Aristoteles filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

Berikut adalah teori-teori yang disampaikan oleh Aristoteles mengenai filsafat:

 Aristoteles mengklasifikasikan filsafat menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Logika yaitu tentang bentuk susunan pikiran.


2. Filosofia teoritika
3. Filosofia praktika, tentang hidup kesusilaan (berbuat)
4. Filosofia poetika/aktiva (pencipta)

 Aristoteles menegaskan bahwa ada dua cara untuk mendapatkan kesimpulan


demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu metode rasional-
deduktif dan metode empiris-induktif. Dalam metode rasional-deduktif dari
premis dua pernyataan yang benar, dibuat konklusi yang berupa pernyataan
ketiga yang mengandung unsur-unsur dalam kedua premis itu. Inilah silogisme,
yang merupakan fondasi penting dalam logika, yaitu cabang filsafat yang
secara khusus menguji keabsahan cara berfikir.

Contoh silogisme:

- Semua binatang mamalia pasti menyusui (premis mayor)

- Kucing adalah binatang mamalia (premis minor)

- Kucing pasti menyusui (kesimpulan)

Silogisme sering kita temui dalam pelajaran bahasa Indonesia di tingkat SMP dan
SMA. Hal in i menunjukkan bahwa teori yang dikemukakan oleh Aristoteles hingga
saat ini masih diaplikasikan oleh umat manusia.
 Selain teori silogisme, Aristoteles juga mengemukakan mengenai teori
Hilemorfisisme ( berdasarkan kata yunani Hyle dan morphe). Teori ini
menyatakan bahwa bila manusia mati dapat disimpulkan maka jiwanya pun
mati. Aristoteles pula yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial ,
dimana manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia saling membutuhkan satu
sama lain. Pernyataan ini terus diterapkan oleh manusia hingga saat ini. Teori
ini membuat manusia menyadari bahwa menjaga hubungan baik dengan sesama
merupakan suatu kewajiban mengingat mereka akan saling membutuhkan.
 Aristoteles mencetuskan kalimat-kalimat yang menakjubkan, diantaranya
“Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,” dan kalimat
“Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia
pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada pendidikan anak-
anak mudanya.” Hal ini tentu saja menjadi luar biasa karena pada waktu itu,
pada abad Aristoteles hidup, belum terdapat sekolah seperti pada saat
sekarang ini. Begitu hebatnya pemikiran Aristoteles sehingga apa yang belum
ada pada masanya ternyata dapat Ia cetuskan hingga dapat dibuktikan pada
masa sekarang.

1. Ilmu politik

Dalam ilmu politik, Aristoteles menyampaikan teorinya bahwa sistem pemerintahan


yang ideal merupakan gabungan dari sistem pemerintahan demokrasi dan monarki

1. Bahasa

Dalam bidang bahasa Aristoteles menemukan Sepuluh jenis kata yang dikenal orang
saat ini seperti. Kata kerja, kata benda, kata sifat dan sebagainya merupakan
pembagian kata hasil pemikirannya.

Selain itu, terdapat istilah-istilah ciptaan Aristoteles yang masih digunakan hingga
saat ini, diantaranya “Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu,
substansi, materi, esensi, dll”

1. Seni
Aristoteles menuangkan pemikirannya mengenai seni dengan menulis sebuah buku
berjudul Poetika. Ia mengemukakan bahwa pengetahuan dibangun dari pengamatan
dan penglihatan. Dalam wikipedia disebutkan bahwa menurut Aristoteles keindahan
menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles
sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil
chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan
perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan
normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya
memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada
di dalam kenyataan

PENUTUP

Aristoteles adalah bapak ilmu pengetahuan yang hidup pada tahun 384 SM dan
merupakan filusuf terkemuka pada eranya. Ia telah memberikan berbagai
sumbangan ilmu hingga dapat diterapkan pada masa ini. Ilmu yang dilahirkannya
bukan hanya ilmu filsafat melainkan juga ilmu-ilmu yang lain, seperti ilmu alam,
bahasa, politik dan juga seni.

Teori-teori yang dicetuskannya menjadi referensi bagi generasi-generasi


penerusnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Hasil pemikirannya merupakan
buah yang luar biasa bermanfaat dalam ilmu pengetahuan.

Ayah Aristoteles adalah Nikomakhos, seorang tabib yang tinggal di dekat


Makedonia, di Yunani utara. Jadi tak seperti Sokrates dan Plato, Aristoteles tidak
berasal dari Athena. Dia juga tak berasal dari keluarga kaya seperti halnya Plato,
meskipun ayahnya juga bukanlah orang miskin.

Semasa muda, sekitar tahun 350 SM, Aristoteles belajar di Akademi Plato. Plato
sendiri saat itu sydah sangat tua. Aristoteles belajar dengan baik di Akademi,
namun dia tidak pernah menjadi salah satu pemimpinnya, dan ketika Plato meninggal,
para peimpinnya memilih orang lain alih-alih Aristoteles untuk memimpin Akademi.
Kemungkinan Aristoteles merasa kesal akibat tak terpilih.

Tidak lama setelah itu, Aristoteles meninggalkan Athena dan pergi ke Makedonia
dan menjadi tutor bagi pangeran muda Aleksander, yang kelak akan menjadi
Aleksander Agung. Sejauh yang diketahui, Aleksander tidak terlalu tertarik pada
pembelajaran dengan Aristoteles, namun mereka tetap berkawan baik. Setelah
Aleksander tumbuh dewasa dan menjadi raja, Aristoteles kembali ke Athena dan
membuka sekolahnya sendiri di sana, yang dsiebut Lykeum, yang menjadi saingan
Akademi Plato. Kedua sekolah itu sukses selama ratusan tahun.

Aristoteles lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan daripada Sokrates ataupun


Plato, mungkin karena ayahnya adalah seorang tabib. Dia ingin menggunakan metode
logika Plato untuk mengetahui bagaimana dunia berjalan; oleh karena itu Aristoteles
dianggap sebagai bapak metode ilmiah. Aristoteles secara khusus tertarik pada
biologi, dalam pengelompokkan tanaman dan hewan dengan cara yang masuk akal. Ini
memang ciri khas kebudayaan Yunani, yang selalu ingin mengubah ketidakteraturan
menjadi keberaturan, menerapkan keberaturan buatan manusia ke dalam dunia alami
yang kacau.

Ketika Aleksander menjelajahi Asia Barat, dia dan para pembawa pesannya
mengambil tanaman-tanaman aneh untuk dipelajari oleh Aristoteles. Aristoteles
juga berusaha membuat keberaturan dalam pemerintahan. Dia menciptakan sistem
klasifikasi monarki, oligarki, tirani, demokrasi dan republik, yang masih dipakai
hingga sekarang.

Ketika Aleksander meninggal pada tahun 323 SM, terjadi pemberontakan terhadap
Makedonia di Athena. Orang Athena menuduh Aristoteles memihak Makedoni
(kemungkina nmemang benar adanya; dia jelas, seperti halnya Plato, bukanlah
seorang demokrat). Dia dengan cepat meninggalkan Athena dan menghabiskan sisa
hidupnya di daerah Yunani utara lagi, di tempat kelahirannya.

Anda mungkin juga menyukai