Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MAHASISWA

PGMI SEMESTER IV DALAM MEMECAHKAN MASALAH KONSEP


PECAHAN

A. Latar Belakang
Pencantuman representasi sebagai komponen standar proses dalam
Principles and Standarts for School Mathematics selain untuk membiasakan
mahasiswa dalam hal pemecahan masalah, penalaran, komunikasi dan koneksi,
juga cukup beralasan karena untuk berpikir matematis dan
mengkomunikasikan ide-ide matematis, seseorang perlu merepresentasikannya
dalam berbagai bentuk representasi matematis. Selain itu tidak dapat
dipungkiri bahwa objek dalam matematika itu semuanya bersifat abstrak
sehingga untuk mempelajari dan memahami ide-ide abstrak itu tentunya
memerlukan representasi.1
Pecahan merupakan salah satu konsep yang sulit dipahami dalam
matematika. Hal ini disebabkan karena keabstrakan konsep pecahan tersebut.
Clarke, dkk. mengatakan bahwa konsep pecahan bukan merupakan konsep
yang sederhana. Keunikan dari bilangan pecahan, yang berbeda dengan
bilangan asli dan bilangan bulat, terkadang menjadikannya sulit untuk
dipahami siswa (Pitkethly & Hunting, 1996; Gould, 2005) dan menjadikan sulit
untuk dikenalkan kepada siswa (Clarke, dkk., 2007).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menginvestigasi kesulitan-
kesulitan dalam memahami dan membelajarkan materi pecahan. Vale (2007)
menemukan bahwa mahasiswa akan lebih banyak berpeluang untuk melakukan
kesalahan pada operasi pecahan jika pembelajaran materi pecahan hanya
menitikberatkan pada menghafal rumus dan prosedur operasi tanpa ada
perhatian yang cukup pada makna pecahan.2

1
Wiryanto. 2014. “Representasi Siswa Sekolah Dasar dalam Pemahaman Konsep Pecahan”.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 03 Nomer 03. Hal. 594
2
Ibid.
Oleh sebab itu melalui penelitian ini, mahasiswa diharapkan untuk
mempelajari/memahami konsep pecahan, mulai dengan benda-benda nyata
kemudian mereka dibimbing untuk memperoleh sesuatu yang abstrak melalui
suatu representasi untuk memperoleh suatu konsep pecahan.
Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik
untuk menginvestigasi kemampuan representasi matematis mahasiswa PGMI
Semester IV dalam memecahkan masalah konsep pecahan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana kemampuan representasi
matematis mahasiswa PGMI Semester IV dalam memecahkan masalah konsep
pecahan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk menginvestigasi kemampuan representasi
matematis mahasiswa PGMI Semester IV dalam memecahkan masalah konsep
pecahan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi pendidikan
terutama di bidang Matematika dan memperkaya hasil penelitian yang telah
ada serta dapat memberikan gambaran mengenai representasi konsep
pecahan mahasiswa menggunakan skema.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti
sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang peneliti peroleh, serta untuk
menambah pengalaman dan wawasan baik dalam bidang penelitian
pendidikan maupun penulisan karya ilmiah.
E. Definisi Operasional
1. Kemampuan representasi matematis
Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan mahasiswa dalam
mengungkapan gagasan-gagasan/ide-ide matematika dalam upaya untuk
mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Ada tiga bentuk
ungkapan matematis tersebut, yakni representasi visual gambar,
representasi persamaan dan representasi bentuk teks tertulis.
2. Pemecahan masalah
Pemecahan masalah merupakan suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu
kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak segera dapat tercapai.
Atau pemecahan masalah merupakan usaha nyata dalam rangka mencari
jalan keluar atau ide berkenan dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu
memecahkan masalah terkait dengan materi pecahan. Pemecahan masalah
ini adalah suatu proses kompleks yang menuntut seseorang untuk
mengkoordinasikan pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan intuisi
dalam rangka memenuhi tuntutan dari suatu situasi yakni memecahkan
masalah pecahan.

F. Kajian Teori
1. Kajian pustaka
1) Kemampuan representasi matematis
Reperesentasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang
dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam
suatu cara (Goldin, 2002). Representasi yang dimunculkan oleh siswa
merupakan ungkapan-unkapan dari gagasan-gagasan atau ide-ide
matematika yang ditampilkan siswa dalam upayanya untuk mencari
suatu solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).
Secara umum, representasi selalu digunakan ketika siswa mempelajari
matematika. Kehadiran representasi dalam pelajaran matematika akan
memicu juga timbulnya untuk mengaitkan ide-ide matematika dalam
berbagai topik ataupun dengan situasi keseharian, ataupun
memunculkan kemampuan siswa untuk bernalar serta berkomunikasi.
Artinya dengan beragam representasi yang siswa munculkan, mereka
diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan atau stratei mereka
kepada temannya dan guru saat mereka berinteraksi di kelas.
NCTM tahun 2000 menyebutkan bahwa kemampuan pemahaman dan
representasi matematis merupakan aspek yang sangat penting dalam
prinsip pembelaajaran matematika. mahasiswa dalam belajar
matematika harus disertai dengan pemahaman, karena hal ini
merupakan tujuan dari belajar matematika. Mahasiswa dapat
mengembangkan dan memahami konsep matematis lebih dalam
dengan menggunakan representasi yang bermacam-macam.
Kemampuan representasi yang digunakan dalam belajar matematika
seperti objek fisik, menggambar, grafik, dan simbol, akan membantu
komunikasi dan berpikir mahasiswa. Lebih lanjut, Sumarno juga
menyatakan bahwa pembelajaran matematika perlu diarahkan untuk
pemahaman konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan
untuk menyelesaikan masalah matematika, masalah dalam disiplin ilmu
lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Ramziah, 2016).3
Standar kemampuan representasi matematis yang ditetapkan NCTM
adalah sebagai berikut:
 Menciptakan dan menggunakan representasi untuk mengatur,
mencatat, dan mengkomunikasikan ide-ide matematika.
 Memilih, menerapkan dan menerjemahkan representasi matematis
guna menyelesaikan masalah

3
Risca Dian Pratiwi. Skripsi: “Analisis Kemampuan Representasi Matematis Peserta Didik Dalam
Menyelesaikan Masalah Barisan Dan Deret Aritmetika Kelas Xi Sma Negeri 1 Wirosari Grobogan”
(Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017). Hal. 16
 Menggunakan representasi untuk membuat model dan
menginterpretasi fenomena matematis, fisik, dan sosial (Umar,
2011).4
Berdasarkan beberapa pengertian representasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan representasi matematis adalah
kemampuan siswa dalam mengungkapkan ide matematika yang
ditampilkan sebagai model atau bentuk pengganti dari suatu situasi
masalah yang digunakan untuk menentukan solusi dari masalah yang
sedang dihadapinya sebagai hasil dari interpretasi pikirannya.
Kemampuan representasi matematis siswa dapat di ukur melalui
beberapa indikator kemampuan representasi matematis. Indikator
representasi matematis siswa menurut amelia (2013: 20) adalah sebagai
berikut:
a. Representasi visual.
b. Persamaan atau ekspresi matematis.
c. Kata-kata atau teks tertulis.

Suryana (2012: 41) juga memberikan indikator-indikator kemampuan


representasi seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Indikator Kemampuan Representasi Matematis

No Representasi Bentuk-bentuk Operasional


1 Representasi visual  Menyajikan kembali data
a. Diagram, tabel, atau atau informasi dari suatu
grafik representasi diagram, grafik,
atau tabel
 Menggunakan representasi
visual untuk menyelesaikan
masalah

4
Ibid. hal 17-18
b. Gambar  Membuat gambar pola-pola
geometri
 Membuat gambar untuk
memperjelas masalah dan
memfasilitasi
penyelesaiannya
2 Persamaan atau ekspresi  Membuat persamaan atau
matematis model matematika dari
representasi lain yang
diberikan
 Membuat konjektur dari
suatu pola bilangan
 Menyelesaikan masalah
dengan melibatkan ekspresi
matematis
3 Kata-kata atau teks tertulis  Membuat situasi masalah
berdasarkan data atau
representasi yang diberikan
 Menuliskan interpretasi dari
suatu representasi
 Menuliskan langkah-
langkah penyelesaian
masalah matematika dengan
kata-kata
 Menyusun cerita yang
sesuai dengan suatu
representasi yang disajikan
 Menjawab soal dengan
menggunakan katakata atau
teks tertulis
Berdasarkan Indikator representasi matematis yang telah diuraikan di
atas, maka untuk itu soal dan jawaban yang akan peneliti berikan
kepada mahasiswa semester IV PGMI di UIN Mataram guna untuk
memenuhi indikator representasi matematis adalah sebagai berikut:

“Seorang ibu yang baru pulang dari pasar membawakan sebuah kue
untuk dibagikan kepada empat orang anaknya, yaitu Ali, Banu, Cecep,
dan Dani, sehingga masing-masing anak mendapatkan 1/4 bagain dari
kue tersebut. Lalu, Cecep pergi bermain sambil membawa kue
bagiannya. Dalam perjalanannya dia bertemu dengan seorang
temannya. Kue bagiannya tersebut kemudian dia bagikan kepada
temannya, sehingga temannya memperoleh kue dengan bagian yang
sama dengan dia. Berapa bagiankah dari keseluruhan kue yang akan
didapatkan oleh Cecep?”

Alternatif jawaban siswa

 Indikator 1: representasi visual

1
bagian dari kue
4

 Indikator 2: persamaan atau ekspresi matematis


1
Jika bagian kue akan dibagikan untuk dua orang, maka secara
4

matematis dapat ditulis sebagai:


1 1 1 2 1
÷ = × =
4 2 4 1 8
 Indikator 3: kata-kata atau teks tertulis
1
Cecep dan temannya, masing-masing akan mendapatkan bagian
8

dari kue secara keseluruhan, karena Saat Cecep pergi bermain,


1
berarti dia membawa bagian dari kue. Jika dia bagikan kue
4
1
tersebut kepada seorang temannya, berarti bagian kue tersebut
4

akan dibagi menjadi dua bagian lagi, sehingga akan menjadi:

1
bagian dari kue
8

2) Pemecahan masalah konsep pecahan


Masalah merupakan bagian kehidupan manusia baik dari dalam diri
maupun dalam lingkungan sekitar. Hampir setiap hari semua manusia
berhadapan dengan permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya.
Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa
masalah merupakan pertanyaan atau soal yang harus dijawab atau
direspon. Namun tidak semua pertanyaan atau soal adalah sebuah
masalah (Shadiq, 2014). Suatu pertanyaan akan menjadi suatu masalah
jika pertanyaan tersebut menunjukkan adanya tantangan yang tidak
dapat diselesaikan dengan prosedur rutin.
Penyelesaian masalah atau pemecahan masalah merupakan bagian dari
kurikulum matematika yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan
peserta didik akan mendapatkan pengalaman dalam pengetahuan serta
keterampilan yang dimiliki untuk menyelesaikan soal yang tidak rutin
(Hartono, 2014). Ling dan Catling (2012) menjelaskan bahwa dalam
menyelesaikan masalah, perlu menciptakan representasi dari masalah
tersebut. Representasi yang dimaksud adalah representasi internal.
Sedangkan representasi internal dapat diwujudkan secara nyata dalam
bentuk gambar, simbol, atau diagram. Menurut Brener dkk pengajaran
mengenai jenis-jenis representasi yang berbeda dapat meningkatkan
ketrampilan siswa dalam menyelesaikan/memecahkan masalah (Umar,
2011).5
Lebih lanjut Sumarno (2005) mengemukakan bahwa pemacahan
masalah matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran matematika bahkan proses pemecahan masalah
matematik merupakan jantungnya matematika hal ini sejalan dengan
NCTM (2000) yang menyatakan bahwa pemecahan masalah
merupakan bagian integral dalam pembelajaran matematika, sehingga
hal tersebut tidak boleh dilepaskan dari pembelajarn matematika.
Adapun karakteristik pemecahan masalah matematika yang baik
menurut Sumarmo, dkk (1994 : 14-15) diantaranya adalah 1) mampu
memahami konsep dan istilah matematika, 2) mampu memahami
keserupaan, perbedaan dan analogi, 3) mampu mengidentifikasi unsur
yang kritis dan memilihi prosedur dan data yang benar, 4) mampu
mengetahui data yang tidak relevan, 5) mampu mengestimasi dan
menganalisis, 6) mampu memfisualisasi (menggambarkan dan
menginterpretasikan fakta kuantitatif dan hubungan), 7) mampu
menggeneralisasi berdasarkan beberapa contoh, 8) mampu
menukar/mengganti metode/cara dengan tepat, 9) memeiliki harga diri
dan kepercayaan diri yang kuart serta hubungan dengan sesame siswa,
10) memiliki rasa cemas yang rendah.6
Konsep pecahan adalah konsep matematika dari pecahan yang dapat
dipandang sebagai relasi atau rasio antara dua kuantitas atau bilangan.
Jadi, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemecahan
masalah konsep pecahan merupakan suatu usaha mencari jalan keluar
dari suatu kesulitan guna memahami konsep pecahan yang tidak segera
dapat tercapai.

5
Ibid. Hal. 21
6
Indah Puspita Sari, “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP
melalui Pendekatan Problem Solving”, Jurnal Ilmiah STKIP Siliwngi, Vol 9 No. 1, Maret 2015, 10-11
2. Penelitian terdahulu
No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Representation of Student’s Fraction Bertujuan untuk menginvestigasi Penelitian ini menggunakan siswa
Scheme bagaimana representasi konsep SD sebagai subjek penelitiannya.
pecahan menggunakan skema, dalam
hal ini menggunakan skema pecahan
yang dikembangkan oleh Norton dan
Wilkins.
2 Representasi Siswa Sekolah Dasar Reperesentasi dan menggunakan  Dalam penelitian ini
Dalam Pemahaman Konsep Pecahan materi pecahan menggunakan representasi
yang dikembangkan oleh
Bruner.
 Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa SD
3 Analisis Kemampuan Representasi Analisis representasi  Menggunakan materi barisan
Matematis Peserta Didik Dalam dan deret
Menyelesaikan Masalah Barisan Dan  Menggunakan representasi
matematis secara umum
Deret Aritmetika Kelas XI SMA
Negeri 1 Wirosari Grobogan
4 Kemampuan Representasi Matematis Menggunakan materi pecahan  Menggunakan representasi
Siswa dalam Pertidaksamaan Pecahan matematis
di Kelas X SMA  Siswa SMA sebagai subjek
penelitian
5 Analisis Kemampuan Representasi Analisis representasi  Menggunakan representasi
Matematis Dalam Menyelesaikan Soal matematis
Materi Himpunan Pada Siswa Kelas  Siswa SMP sebagai subjek
VII SMP Negeri 2 Baki penelitian
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
ekplorasi.
2. Kehadiran peneliti
Kehadiran Peneliti dalam penelitian ini sangat dibutuhkan karena peneliti
bertindak sebagai instrumen utama dalam penelitian. Hal ini didasarkan
karena peneliti berpartisipasi langsung dalam penelitian mulai dari
memilih topik, pelaksanaan, pengumpulan data, penganalisis data,
penyimpulan dan pembuatan laporan penelitian. Peneliti mengumpulkan
data secara langsung, yaitu data hasil observasi, tes tertulis, serta hasil
wawancara secara mendalam untuk mengetahui kemampuan representasi
matematis mahasiswa.
3. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UIN Mataram yang beralamatkan di Jalan
Gajah Mada No. 100, Pagesangan, Mataram, Jempong Baru, Sekarbela,
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Alasan memilih UIN Mataram
karena :
1) Memenuhi permintaan dosen serta lokasi penelitian yang mudah
dijangkau peneliti
2) Penelitian terkait analisis kemampuan representasi matematis
diperlukan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam
pemecahan masalah konsep pecahan.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV
PGMI. Alasan dipilihnya subjek ini adalah karena pada kelas ini telah
selesai diajarkan terkait materi pecahan. Subjek yang dipilih dalam
penelitian ini berjumlah 2 mahasiswa berdasarkan kemampuan akademik
mereka di bidang matematika yaitu tinggi dan rendah pada semester
tersebut. Serta subjek yang dipilih juga merupakan mahasiswa yang
mudah diajak berkomunikasi. Pemilihan subjek tersebut berdasarkan
informasi yang diberikan dosen mata pelajaran matematika mahasiswa
semester IV PGMI.
4. Data dan sumber data
1) Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah hasil
observasi, hasil pekerjaan mahasiswa dalam mengikuti tes dan hasil
wawancara yang digunakan dalam penelitian untuk memperjelas
kemampuan representasi matematis yang dicapai oleh mahasiswa
terkait konsep pecahan. Peneliti menggunakan data penelitian berupa
hasil tes dan hasil wawancara mahasiswa dalam memecahkan masalah
matematika materi pecahan dengan indikator representasi matematis
mahasiswa.
2) Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua mahasiswa yang
dijadikan sebagai subjek penelitian, baik berupa hasil tes maupun hasil
wawancara dengan mereka. Adapun sumber data tambahan berupa
dokumentasi dan rekaman/video saat proses penelitian berlangsung.
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Dapatkah anda memahami soal tersebut?


2. Apa maksud perintah dalam soal tersebut?
3. Bagaimana anda menjawabnya?
4. Apakah anda yakin dengan apa yang anda gambar?
5. Apakah gambar tersebut sudah sesuai dengan perintah yang dimaksud dalam
soal?
6. Kenapa anda menggambar seperti itu?
7. Kenapa anda membagi gambar anda menjadi empat bagian?
8. Apakah ada cara lain untuk menggambarnya?
9. Bisakah anda menggambarnya dengan cara lain?
10. Kenapa hanya bagian yang ini saja yang diarsir?
11. Apakah bagian ini memang harus diarsir?
12. Kenapa tidak mengarsir bagian yang lain?
13. Kalau bagian yang diarsir lebih banyak dari itu boleh atau tidak?
14. Kenapa boleh/tidak? (tergantung jawaban)
1
15. Apakah bagian yang diarsir bisa disebut sebagai pecahan 4?

16. Mengapa bisa seperti itu?


1
17. ini bagian kue yang didapat siapa?
4
1
18. ini maksudnya apa?
4

19. Bagian yang lain namanya apa?


20. Apakah besar daerah yang diarsir sama dengan daerah-daerah yang tidak
diarsir?
1
21. Lalu, yang 2 ini apa?

22. Kenapa hanya bagian yang didapat Cecep saja yang dibagi dua?
1
23. Kenapa hanya membagi 4 bagian?
1 1
24. Manakah yang lebih besar 2 atau 4?

25. Memangnya harus dibagi dua ya?


26. Kenapa harus dibagi 2?
1 1
27. Kenapa kue yang 4 bagian ketika dibagi dua menjadi 8?

28. Kenapa bisa berubah menjadi perkalian?


29. Jadi, barapa hasilnya?
30. Apakah ini adalah jawaban akhir?
31. Jadi, berapa bagian yang didapatkan oleh Cecep?
32. Lalu, temannya berapa bagian?
33. Apakah bagian yang diperoleh oleh Cecep dan temannya sama?
1 1 1
34. Manakah yang lebih besar 2 , 4 atau 8?

35. Apa yang anda pahami setelah menjawab soal tersebut?


36. Dapatkah anda memberikan kesimpulan terkait soal tersebut?
37. Sudah paham dengan konsep pecahan?
38. Bagaimana perasaan anda setelah menyelesaikan masalah yang diberikan?

Anda mungkin juga menyukai