DISUSUN OLEH:
i
DAFTAR ISI
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
rahmatnya sehingga kami masih diberikan kondisi yang baik. Terkhususnya kami Kelompok
Mata Kuliah Fisika Dasar, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
pembahasan tentang “Rotasi”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena ada pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, untuk itu kritik atrau saran
sangat kami perlukan dari teman-teman untuk menyempurnakan makalah kami.
Akhirnya kami dari Kelompok Mata Kuliah Fisika Dasar, mengucapkan terimakasih
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi kita semua.
Penyusun :
- Jeklin Lambu
- Paskalina Asssem
iii
\BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rotasi adalah perputaran benda pada suatu sumbu yang tetap, misalnya perputaran
gasing dan perputaran bumi pada poros/sumbunya. Untuk bumi, rotasi ini terjadi pada
garis/poros/sumbu utara-selatan (garis tegak dan sedikit miring ke kanan). Jadi garis utara-
selatan bumi tidak berimpit dengan sumbu rotasi bumi, seperti yang terlihat pada "globe bola
dunia" yang digunakan dalam pelajaran ilmu bumi/geografi. Kecepatan putaran ini diukur
oleh banyaknya putaran per satuan waktu. Misalnya bumi kita berputar 1 putaran per 24 jam.
Untuk rotasi mesin yang berputar lebih cepat dari rotasi bumi, kita pakai satuan rotasi per
menit (rpm).
Akibat dari gerak rotasi ini, maka benda tersebut akan mengalami gaya sentrifugal,
yaitu jenis gaya dalam ilmu fisika yang mengakibatkan benda akan terlempar keluar. Hal ini
akan nampak terasa pada saat kita naik mobil yang melewati tikungan melingkar. Pada saat
mobil ini bergerak melingkar dengan kecepatan agak tinggi, maka penumpang dalam mobil
akan merasa terlempar ke samping (ke sisi luar lingkaran itu) sebagai akibat dari adanya gaya
sentrifugal.
Gerak rotasi tidak dapat diartikan secara bahasa melainkan dapat diilustrasikan atau di
jelaskan sebagai berikut ini. gerak rotasi itu gerak yang menyangkut soal orientasi dan
perputaran. Jadi, orientasi merupakan padanan posisi dan perputaran adalah padanan
pergeseran.
Berikut ini merupakan perbedaan antara gerak lurus dengan gerak rotasi
Gerak lurus
Obyek bergerak berpindah dari satu tempat ketempat yang lain.
Benda bergerak pada jarak yang sama, arah yang sama dan kecepatan yang sama.
Gerak Melingkar
Obyek bergerak pada lintasan lingkaran mengelilingi titik yang tetap (sebagai sumbunya)
1
sudut
percepatan
Percepatan m/s2 rad/s2
sudut
– – Perioda s
– – Radius m
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gerak Rotasi
Gerak rotasi merupakan gerak suatu benda yang berputar terhadap sumbu putarnya,
dengan memperhitungkan pengaruh gaya yang menyebabkan benda bergerak.
D. Momen gaya
Momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali besarnya gaya dengan panjangnya yaitu
Gaya penyebab terjadinya perubahan gerak translasi
· analogi pada gerak rotasi adalah momen gaya
· momen gaya penyebab terjadinya perubahan gerak rotasi
· momen gaya berarah positif apabilah gaya menghasilkan rotasi yang berlawanan
dengan arah jarum jam
E. Energi kinetik gerak rotasi
· Energi kinetik terhadap ketiga benda
· Benda tegar ketiga benda berotasi dengan w yang sama v = w r
3
Gerak rotasi (melingkar) adalah gerakan pada bidang datar yang lintasannya berupa
lingkaran. kita akan mempelajari bagaimana suatu benda dapat berotasi dan apa yang
menyebabkan. Oleh karena itu, kita akan mengawali dengan pembahasan tentang pengertian
momen gaya, momen inersia, dan momentum sudut pada gerak rotasi.
Momen Gaya (Torsi) Pada Gerak Rotasi
Benda dapat melakukan gerak rotasi karena adanya momen gaya. Momen gaya timbul akibat
gaya yang bekerja pada benda tidak tepat pada pusat massa.
4
Penentuan arah momen gaya dengan kaidah tangan kanan
Momen gaya τ menyebabkan benda berotasi. Jika benda berotasi searah jarum jam, maka
torsi yang bekerja pada benda bertanda positif. Sebaliknya, jika benda berotasi dengan arah
berlawanan dengan arah jarum jam, maka torsi penyebabnya bertanda negatif. Torsi-torsi
yang sebidang dapat dijumlahkan.
Apabila pada sebuah benda bekerja beberapa gaya, maka jumlah momennya sama dengan
momen gaya dari resultan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut. Secara matematis
dapat dituliskan seperti di bawah ini.
Rd atau ΣτO =
Rd
5
Misalkan kita memiliki sebuah batang ringan (massa diabaikan) dengan panjang R. Salah
satu ujung batang, yaitu titik P, ditetapkan sebagai poros rotasi. Pada ujung batang yang lain
dihubungkan dengan sebuah partikel bermassa m. Jika sistem diputar terhadap poros P ,
sehingga partikel berotasi dengan kecepatan v, maka energi kinetik rotasi partikel dapat
ditulis sebagai berikut.
Karena v = R ω , maka
Momen inersia dilambangkan dengan I, satuannya dalam SI adalah kgm2. Nilai momen
inersia sebuah partikel yang berotasi dapat ditentukan dari hasil kali massa partikel dengan
kuadrat jarak partikel tersebut dari titik pusat rotasi. Faktor m × R2 merupakan momen
inersia titik terhadap sumbu putarnya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
I = m · R2
Keterangan:
I : momen inersia (kgm2)
R : jari-jari (m)
m : massa partikel atau titik (kg)
Benda yang terdiri atas susunan partikel (titik), jika melakukan gerak rotasi memiliki momen
inersia sama dengan hasil jumlah dari momen inersia partikel penyusunnya.
I
=Σ
6
Momen inersia pada gerak rotasi berbagai benda tegar homogen
7
Titik A yang berotasi dengan sumbu O dan jari-jari R memiliki momentum m × v.
Gambar di atas memperlihatkan titik A yang berotasi dengan sumbu putar O. R adalah jarak
antara O dan A. Selama berotasi titik A memiliki momentum sebesar P = m × v. Hasil
perkalian momentum dengan jarak R disebut momentum sudut, dan diberi notasi L.
L=P×R
L=m×v×R
L=m× ω ×R×R
L = m × R2 × ω
Apabila momentum sudut dihubungkan dengan momen inersia, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut.
L=I×ω
Keterangan:
v : kecepatan linear (m/s)
L : momentum sudut (kg m2s–1)
m : massa partikel/tittik (kg)
R : jarak partikel ke sumbu putar (m)
ω : kecapatan sudut (rad/s)
I : momen inersia (kg m2)
H. Momen Kopel Pada Gerak Rotasi
Kopel adalah pasangan dua gaya sama besar dan berlawanan arah yang garis-garis
kerjanya sejajar tetapi tidak berimpit.
Besarnya kopel dinyatakan dengan momen kopel (M), yaitu hasil perkalian salah satu gaya
dengan jarak tegak lurus antara kedua gaya tersebut. Secra matematis dapat ditulis sebagai
berikut.
M=F×d
Keterangan:
8
M : momen kopel (Nm)
F : gaya (N)
d : jarak antargaya (m)
Pengaruh kopel pada suatu benda memungkinkan benda tersebut berotasi. Jika kopel berotasi
searah jarum jam diberi nilai negatif (–), dan jika berlawanan dengan arah jarum jam diberi
nilai positif (+).
Contoh kopel adalah gaya gaya yang bekerja pada jarum kompas di dalam medan magnetik
bumi. Pada kutub utara dan kutub selatan jarum, bekerja gaya yang sama besar, tetapi
arahnya berlawanan.
Gaya-gaya yang bekerja pada kedua kutub jarum kompas karena gerak rotasi
Gerak Rotasi
Sebuah benda yang bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju konstan maka benda
tersebut mengalami gerak melingkar beraturan. Suatu benda dikatakan mengalami gerak
melingkar jika lintasan geraknya berupa lingkaran. Contoh gerak melingkar antara lain
pergerakan roda kendaraan, gerak pada baling-baling kipas angin, dan gerak jarum jam.
Posisi Sudut
Posisi sudut menggambarkan kedudukan sudut dalam gerak melingkar beraturan. Pusat gerak
melingkar dijadikan sebagai pusat titik acuan. Dalam gerak rotasi dilambangkan
dengan θ (theta).
9
Kecepatan Sudut
Kecepatan sudut adalah besarnya sudut yang ditempuh saat gerak melingkar tiap satuan
waktu. Kecepatan sudut dilambangkan ω (omega). Besar sudut yang ditempuh dalam waktu
satu periode T sama dengan 2π radian. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu kali putaran
Percepatan Sudut
Percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut yang terjadi tiap satuan waktu.
Semakin besar perubahan kecepatan sudut pada gerak melingkar maka semakin besar pula
percepatan sudutnya. Diambangkan dengan α (alfha).
Kesimpulan
Sama seperti kinematika gerak lurus, dalam kinematika gerak rotasi atau melingkar rumusnya
sama hanya ada perubahan simbol s = r → θ, v → ω dan a → α.
PERUBAHAN
s=r→θ θ = posisi sudut (rad)
v→ω ω =kecepatan sudut (rad / s)
a→α α =percepatan sudut (rad / s2)
s = r. θ s = keliling roda (jarak
v = r .ω tangensial)
a = r. α θ = 2π radian = 360°
10
GLB + GLBB Gerak Rotasi
s = v.t θ = ω.t
s = V0 + ½ a.t2 θ = ω 0 + ½ α.t2
Vt = V0 + 2 a.t ω t = ω 0 + 2 α.t
Vt2 = V02 + 2 a.s ω t2 = ω 02 + 2 α.θ
s = ½ (V0t + Vtt) θ = ½ (ω0t + ω tt)
11
BAB III
KESIMPULAN
Gerak rotasi merupakan gerak suatu benda yang berputar terhadap sumbu putarnya,
dengan memperhitungkan pengaruh gaya yang menyebabkan benda bergerak.
Akibat dari gerak rotasi ini, maka benda tersebut akan mengalami gaya sentrifugal,
yaitu jenis gaya dalam ilmu fisika yang mengakibatkan benda akan terlempar keluar. Hal ini
akan nampak terasa pada saat kita naik mobil yang melewati tikungan melingkar. Pada saat
mobil ini bergerak melingkar dengan kecepatan agak tinggi, maka penumpang dalam mobil
akan merasa terlempar ke samping (ke sisi luar lingkaran itu) sebagai akibat dari adanya gaya
sentrifugal
12
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikazone.com/gerak-rotasi/
http://pustakakita45.blogspot.com/2017/11/rotasi-benda-tegar-momen-inersia-
benda.html
13