Anda di halaman 1dari 6

KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK

KEPERAWATAN PENYAKIT GLOBAL

Oleh:

Kelompok 8

Shoviyatul Widad 162310101120

Ervinda Desiana E.P. 162310101244

Madinatul Munawaro 162310101272

Milia Ratna Rosadi 162310101279

Augusta Eridmes Sabru 162310101317

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
Kebijakan Pemerintah

Meningkatnya angka kematian ibu, bayi dan anak menjadi perhatian serius serta
tanggungjawab pemerintah. Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak dan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, menegaskan bahwa
seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari
kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, UU perlindungan anak juga mengamanatkan
pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua wajib berkewajiban dan bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.

Strategi Pembangunan Kesehatan menuju indonesia sehat 2010 mengisyaratkan


bahwa pembangunan kesehatan ditujukan pada upaya menyehatkan bangsa. Indikator
keberhasilannya antara lain ditentukan oleh angka mortalitas dan morbiditas, angka kematian
ibu dan angka kematian bayi. Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu
prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu
tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu.
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap
keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan
dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.

Kebijakan pemerintah terlampir diantaranya:

1. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.


2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi.
4. Permenkes RI No. 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan.

Pengertian dan Tujuan

Upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

Tujuannya yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat


kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.

Ruang lingkup kesehatan ibu dan anak diantaranya:

1. Kesehatan Maternal/Ibu.
2. Kesehatan Perinatal dan Neonatal.
3. Kesehatan Bayi dan Anak.
4. Kesehatan Reproduksi.

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anak (AKB) masih tinggi yaitu, 307 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB 35/1000 kh. Target yang ditetapkan untuk dicapai pada RPJM
tahun 2009 untuk AKI adalah 226 per 100.000 kh dan AKB 26/1000 kh. Dengan demikian
target tersebut merupakan tantangan yang cukup berat bagi program KIA. Sebagaian besar
penyebab kematian ibu secara tidak langsung (menurut survei Kesehatan Rumah Tangga
2001 sebesar 90%) adalah komplikasi yang terjadi pada saat persalinan dan segera setelah
bersalin. Penyebab tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu Pendarahan (28%), eklampsia
(24%) dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara lain adalah ibu
hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) 37%, anemia (HB kurang dari 11 gr%) 40%.
Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.
Beberapa kegiatan dalam meningkatkan upaya percepatan penurunan AKI telah
diupayakan antara lain melalui peningkatan kualitas pelayanan dengan melakukan pelatihan
klinis bagi pemberi pelayanan kebidanan di lapangan. Kegiatan ini merupakan implementasi
dari pemenuhan terwujudnya 3 pesan kunci Making Pregnancy Safer yaitu:
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga atau
diramalkan sebelumnya sehingga ibu hamil harus sedekat mungkin pada sarana pelayanan
ndicator emergency dasar. Penyebab utama kematian Ibu adalah Perdarahan, Infeksi,
Eklampsi, Partus lama dan Komplikasi Abortus. Perdarahan merupakan sebab kematian
utama. Dengan demikian sangat pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
karena sebagian besar komplikasi terjadi pada saat sekitar persalinan, sedang sebab utama
kematian bayi baru lahir adalah Asfiksia, Infeksi dan Hipotermi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR).
Selama kurun waktu 20 tahun angka kematian bayi (AKB) telah diturunkan secara
tajam, namun AKB menurut SDKI 2002-2003 adalah 35 per 1000 KH. Angka tersebut masih
tinggi dan saat ini mengalami penurunan secara lambat. Dalam Rencana Pembangunan
jangka panjang Menengah Nasional (RPJMN) salah satu sasarannya adalah menurunkan
AKB dari 35 1000 KH menjadi 26 per 1000 KH pada tahun 2009. Oleh karena itu perlu
dilakukan intervensi terhadap masalah-masalah penyebab kematian bayi untuk mendukung
upaya percepatan penurunan AKB di indicator.
Upaya peningkatan derajat kesehatan keluarga dilakukan melalui program pembinaan
kesehatan keluarga yang meliputi upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra
Sekolah dan Anak Usia Sekolah, Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur.
Era Desentralisasi menurut pengelola program di Kabupaten / Kota untuk lebih proaktif
didalam mengembangkan program yang mempunyai daya ungkit dalam akselerasi penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sesuai situasi dan kemampuan
daerah masing-masing mengingat AKI dan AKB merupakan salah satu ndicator penting
keberhasilan program kesehatan Indonesia.
Program Pokok Kia
1. Program ANC
2. Deteksi risti ibu hamil
3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
4. Rujukan kasus risti ibu hamil
5. Pemeriksaan BBL (Neonatus), bayi dan balita
6. Penanganan neonatal yang berisiko
7. Pelayanan kesehatan bayi umur 1 bulan sampai 1 tahun
8. Pelayanan kesehatan balita
9. Pelayanan kesehatan pra school
Berbagai permasalahan kesehatan anak prasekolah, usia sekolah dan kesehatan remaja
yang semakin kompleks yang meliputi kesehatan reproduksi remaja, masalah penyalagunaan
narkotik dan zat adiktif lainnya merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh program
Kesehatan Keluarga. Diharapkan melalui kegitan-kegiatan yang dilaksanakan dapat
memperluas cakupan pelayanan yang pada akhirnya dapat meningkatkan status Kesehatan
keluarga secara khusus dan masyarakat pada umumnya.
Sehubungan dengan penerapan system desentralisasi, maka pelaksanaan strategi MPS
didaerah pun diharapkan dapat lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan setempat.
Dengan adanya variasi antara daerah dalam hal demografi dan geografi, maka kegaiatan
dalam program kesehatan ibu dan Anak (KIA) akan berbeda pula. Namun agar pelaksanaan
Program KIA dapat berjalan lancer, aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA
puskesmas maupun di tingkat Kabaupaten/Kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai
dari besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja.
Untuk itu, perlu di pantau secara terus menerus besarnya cakupan pelayanan KIA di
suatu wilayah kerja, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam
wilayah kerja tersebut yang paling rawan. Dengan diketahuinya lokasi rawan kesehatan ibu
dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan
masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut dikembangkan sistem
Pemantau Wilayah Setempat (PWS-KIA).
Solusi Permasalahan
1. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan cara pemberian
pelayanan antenatal yang optimal secara menyeluruh dan terpadu, peningkatan deteksi
dini resiko tinggi baik pada ibu hamil maupun pada bayi di institusi pelayanan ANC
maupun di masyarakat, disamping itu pengamatannya harus secara terus menerus.
2. Berfungsinya mekanisme rujukan dari tingkat masyarakat dan puskesmas hingga rumah
sakit tempat rujukan.
3. Adanya keseragaman dan persamaan persepsi tentang sistem pelaporan antara pengelola
program kesehatan ibu dan anak yang berada di kabupaten/kota dengan pengelola yang
ada di propinsi.
DAFTAR PUSTAKA

UU. Kesehatan No. 36 Tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai