A. Skenario 1
Nn “A” 21 tahun mahasiswa aktif salah satu PTS di makassar, masuk ke
UGD RS. Dr Wahidin sudirohusodo Makassar, karena terdapat luka melepuh
disekujur tubuhnya dan tidak terlalu nyeri keadaan umum nampak sangat
lemah. Hasil pemeriksaan vital sign 80/60mmHg palpasi denyut nadi cepat
dan lemah 120x/m, pernapasan 35x/m, nampak edema pada saluran
pernapasan bagian atas, sumber informasi yang didapat bahwa dia sedang
memasak dan tiba-tiba ada ledakan.
B. Kata kunci
1. Usia 21 tahun
2. Luka melepuh
3. Nampak lemah
4. TTV
Rentang TD : 80/60mmHg
N : 120x/m
P : 35x/m
5. nampak edema pada saluran pernapasan bagian atas
C. Core problem
“LUKA BAKAR”
D. Pertanyaan penting
1. Jelaskan anatomi fisiologi system integumen!
2. Jelaskan kegawatdaruratan sistem integument yang lazim terjadi!
3. Bagaimana emergency treatment dari sistem pengindraan!
4. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada kegawat daruratan system
integumen!
1
5. Jelaskan farmakologi dari kegawat daruratan system integumen!
6. Apa yang dimaksud dengan kegawat daruratan luka bakar?
7. Sebutkan jenis-jenis kegawat daruratan luka bakar?
8. Jelaskan derajat luka bakar!
9. Jelaskan apa penyebab dari kegawat daruratan luka bakar!
10. Jelaskan patofisiologi dari kegawat darauratan luka bakar !
11. Jelaskan apa saja tanda dan gejala kegawat daruratan luka bakar!
12. Jelaskan emergency treatment luka bakar!
13. Apa saja komplikasi kegawat daruratan luka bakar?
14. Jelaskan pemeriksaan penunjang pada kegawat daruratan luka bakar?
15. jelaskan penatalaksanaan pada kegawat daruratan luka bakar?
16. Jelaskan triage pada kasus luka bakar !
17. Jelaskan asuhan keperawatan pada kegawat daruratan luka bakar!
a. Pengkajian primer
b. Pengkajian skunder
c. Diagnosa keperawatan
d. Intervensi keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klarifikasi kata kunci
1. Usia 21 tahun
Usia 20-an tahun adalah masa di mana tubuh berada pada kondisi
paling bugar. Baik kesehatan organ dalam, kulit maupun reproduksi.
Maka tidak banyak pria dan wanita di usia 25 tahun ke atas yang
memeriksakan kesehatan secara rutin, kecuali ada keluhan sakit yang
dirasakan pada tubuh.
2. Luka melepuh
Melepuh adalah suatu kondisi di mana terdapat luka berisi cairan
pada kulit Anda. Ini bisa muncul di mana saja,dan diakibatkan oleh
beberapa factor. Lama-kelamaan lepuhan akan pecah sehingga
menimbulkan kerak di kulit Anda dan rasanya sakit. Semua orang juga
dapat mengalami hal ini.
3. Nampak lemah
lemah adalah kondisi yang bersangkutan dengan kekuatan otot tubuh.
Penyebabnya antara lain luka atau kecelakaan.
4. TTV
Rentang TD : 80/60mmHg
N : 120x/m
P : 35x/m
a. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan kekuatan pemompaan darah oleh
jantung untuk mendorong darah di dalam arteri (pembuluh darah)
hingga ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah dilakukan
dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah yang biasa
disebut dengan tensimeter diukur dengan alat pengukur tekanan
darah yang disebut dengan Tensimeter dan stetoskop.
3
Tekanan darah normal untuk orang dewasa adalah 120/80
MmHg. Pada bayi dan anak - anak tekanan darah normal lebih
rendah daripada dewasa. Ukuran tekanan darah ini dibagi menjadi
dua bagian yaitu Sistolik per Diastolik. Tekanan Sistolik
menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada saat jantung
berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh,
sedangkan tekanan Diatolik menunjukkan tekanan darah di dalam
arteri pada saat jantung bersitirahat untuk mengisi darah dari seluruh
bagian tubuh
Tekanan darah normal dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu aktivitas fisik, diet dan usia. Oleh karena itu untuk dapat
melakukan pengukuran tekanan darah dengan tepat, sebaiknya
seseorang yang akan diukur beristirahat dengan santai terlebih
dahulu selama sekitar 15 menit sebelum pengukuran dilakukan.
b. Denyut Nadi
Denyut nadi merupakan frekuensi pemompaan jantung pada
arteri. Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan menggunakan
stetoskop atau menggunakan jari yang ditekankan pada nadi
penderita selama 60 detik. Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan
pada arteri radialis (pergelangan tangan), arteri brakialis (siku),
arteri karotis (leher), arteri poplitea (belakang lutut) atau arteri
dorsalis pedis (kaki). Pengukuran ini juga bermanfaat untuk
menentukan irama dan kekuatan nadi.
Denyut nadi normal untuk orang dewasa adalah 60 - 100 kali
per menit, disebut juga dengan Detak Jantung Normal. Pada bayi
dan anak - anak denyut nadi normal lebih tinggi daripada orang
dewasa. Denyut nadi ini dapat mengalami peningkatan dengan
olahraga, emosi, pada saat sakit, atau mengalami cedera. Sama
seperti pegukuran tekanan darah, pengukuran denyut nadi juga
sebaiknya dilakukan setelah seseorang beristirahat terlebih dahulu.
c. Laju Pernapasan
4
Laju pernapasan merupakan frekuensi pernapasan.
Pengukuran laju pernapasan dilakukan dengan menghitung jumlah
pengembangan dada seseorang untuk menarik napasa dalam waktu
satu menit. Pengukuran dilakukan pada saat istirahat, dan
pengukuran ini juga dapat menilai sulit tidaknya seseorang
bernapas.
Respirasi normal atau pernafasan normal untuk orang
dewasa adalah 12 - 20 kali per menit. Pada bayi dan anak - anak laju
perapasan normal lebih tinggi daripada orang dewasa. Laju
pernapasan dapat mengalami peningkatan dengan olahraga, demam
atau karena penyakit paru, atau kondisi medis lainnya.
d. Suhu Tubuh
Suhu tubuh merupakan ukuran panas badan seseorang.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan alat ukur
shu yang disebut dengan Termometer. Tergantung jenis termometer
yang digunakan pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan melalui
mulut, ketiak, dubur, telinga, dan kulit dahi.
Suhu tubuh normal untuk orang dewasa adalah 36,5 derajat
Celcius - 37,5 derajat Celcius. Suhu tubuh dapat bervariasi,
tergantung aktivitas, makanan, konsumsi cairan, cuaca dan jenis
kelamin terutama wanita pada saat mengalami masa subur.
5. nampak edema pada saluran pernapasan bagian atas
Edema adalah akumulasi abnormal cairan di dalam ruang interstitial
(celah di antara sel) atau jaringan tubuh yang menimbulkan
pembengkakan. Pada kondisi yang normal secara umum cairan tubuh
yang terdapat diluar sel akan disimpan di dalam dua ruangan yaitu
pembuluh darah dan ruang - ruang interstitial. Apabila terdapat
gangguan pada keseimbangan pengaturan cairan tubuh, maka cairan
dapat berakumulasi berlebihan di dalam ruang interstitial sehingga
menimbulkan edema.
5
B. Core problem
“LUKA BAKAR”
6
terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali
partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin
bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit
displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik
berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang
mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan
kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit.
Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan
meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat
merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
3) Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin
difus.
4) Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar
hingga paling dalam sebagai berikut:
a. Stratum Korneum /lapisan tanduk, terdiri atas 15-20 lapis sel
gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin.
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin
berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur
sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-
sel saling melekat erat.
b. Stratum Lucidum tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa
lapisan tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel
tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah
sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel
telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini
hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki
7
c. Stratum Granulosum/ lapisan keratohialin, terdiri atas 2-4
lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan
granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula
lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang
bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya
materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
d. Stratum Spinosum/ stratum malphigi / pickle cell layer,
tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel
pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti
bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai
tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spina
dan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat
fibril sebagai intercellular bridge.Sel-sel spinosum saling
terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk
mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan
melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini
banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami
gesekan seperti telapak kaki.
e. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling
bawah pada epidermis (berbatasan dengan dermis), tersusun
dari selapis sel-sel pigmen basal , berbentuk silindris dan
dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada lapisan basal
ini terdapat sel-sel mitosis.
8
Ket : A: Melanosit
B: Sel Langerhans
C: Sel Merkel
D: Nervanda
1. Stratum Korneum
2. Stratum Lucidum
3. Stratum Granulosum
4. Stratum Spinosum
5. Basal membran
b. Dermis
Lapisan yang mempunyai ketebalan 4kali lipat dari lapisan
epidermis (kira-kira 0.25-2.55mm ketebalannya) tersusun dari
jaringan penghubung dan penyokong lapisan epidermis dan
mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis. Lapisan ini terbagi
atas :
1) Lapisan papilari,
Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung
yang longgar menghubungkan lapisan epidermis kelapisan
subcutis, banyak terdapat sel mast dan sel makrofag yang
diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang
menembus lapisan dermis. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah
kecil elastin dan kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang yang
terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman nutrisi
kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah
2) Lapisan Retikular
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung
padat dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan
retikular karena banyak terdapat serat elastin dan kolagen yang
sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai
jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan
9
membuat kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan meregang dengan
baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus
yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari :
a) Kelenjar sebaceous/sebasea (kelenjar lemak)
Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau
trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit
dikeluarkan melalui folikel rambut yang mengandung banyak
lipid. pada orang yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar
sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan
kulitnya tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik
menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi
pembengkakan. pada gambar dibawah terlihat kelenjar
sebasea yang berwarna kuning dan disebelah kanannya
terdapat kelenjar keringat)
10
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul
organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat
apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
c) Kelenjar keringat apokrin
terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada
usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau
yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal
dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang
ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar
keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin
melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan
luar.
d) Kelenjar keringat merokrin (ekrin)
terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya
mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah
metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari
kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur
permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta
melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit
perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah
peptida kecil dengan sifat antibiotik.
11
e) Pembuluh darah
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh
darah yang memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin,
oksigen maupun zat-zat penting lainnya untuk metabolisme
sel kulit, selain itu pembuluh darah juga bertugas mengatur
suhu tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi
pembuluh darah.
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat
di bawah dermis. Arteri membentuk anyaman yang disebut
retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan
subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke
superficial dan ke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam
ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel
rambut.Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi
cabang ke folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea.
Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare
membentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare
berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole
dari rete sub papillare berjalan ke arah epidermis dan berubah
menjadi anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler
ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik
folikel rambut, papila folikel rambut, sekitar kelenjar
keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di
stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang
disebut pleksus papilaris. Pada keadaan temperatur udara
lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum
papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperatur
tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara panas kelenjar
keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae
dilatasi penguapan keringat.
12
f) Serat elastin dan kolagen
Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu,
dan pekerjaan ini dilakukan oleh sejenis protein yang ulet
yang dinamakan kolagen. Kolagen merupakan komponen
jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan pada berbagai
jenis jaringan serta bagian tubuh yang harus diikat menjadi
satu. Protein ini dihasilkan oleh sel-sel dalam jaringan ikat
yang dinamakan fibroblast. Kolagen diproduksi dalam bentuk
serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk
memenuhi berbagai fungsi yang spesifik. Pada kulit serabut
kolagen tersusun dengan pola rata yang saling menyilang.
Kolagen bekerja bersama serabut protein lainnya
yang dinamakan elastin yang memberikan elastisitas pada
kulit. Kedua tipe serabut ini secara bersama-sama
menentukan derajat kelenturan dan tonus pada kulit.
Perbedaan serat Elastin dan kolagen, adalah serat elastin yang
membuat kulit menjadi elastin dan lentur sementara kolagen
yang memperkuat jaring-jaring serat tersebut. Serat elastin
dan kolagen itu sendiri akan berkurang produksinya karena
penuaan sehingga kulit mengalami kehilangan kekencangan
dan elastisitas kulit.
g) Syaraf nyeri dan reseptor sentuh
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang
saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf
motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf motorik berguna
untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit,
sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima
rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit
ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-
macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
13
c. Subkutan
Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit
yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa
yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal
seperti otot dan tulang. Banyak mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat
dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas
kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh. Lemak
atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin
seseorang, dan secara parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh
laki-laki dengan perempuan. Makan yang berlebihan akan
meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan
dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam
pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas
dermis dengan lapisan ini tidak jelas.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis
kurang, pada bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung
anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu yng berfungsi sebagai
bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak yang
tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam
pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.
14
Skin Appendages/adnexa /Struktur asesoris kulit
Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit.
Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera,
kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya
appendages kulit / adneksa kulit / struktur tambahan kulit.
1. Rambut dan folikel rambut
Rambut terdiri dari batang yang trletak diatas permukaan kulit dan
akar rambut yang terletak di dalam kulit. Folikel rambut merupakan
jaringan yang meliputi akar rambut. Rambut terdiri dari medula yang
terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri dari
keratin keras.
a. Medula merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel
yang mengalami keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama
lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat udara / cairan.
Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
b. Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-
sel berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak
mengandung pigmen.
c. Kutikula merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel
pipih/gepeng yang mengalami keratinisasi, transparan. Secara
mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-
sel yang sebagian mengalami keratinisasi.
Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada
dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut
papila yang terdiri dari : jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel
saraf. Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal
matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal
matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat
tumbuh terus. Bagian sentral Germinal Matrik (puncak papila)
membentuk bagian medula rambut dan kortex. Bagian perifer
15
membentuk selubung akar rambut yaitu selubung akar dalam dan
selubung akar luar.
Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel, terdiri
dari 3 lapisan yaitu lapisan kutikula, merupakan lapisan dalam, dekat
kutikula dari kortek rambut terdiri dari sel-sel pipih. Lapisan Husley,
merupakan lapisan tengah dan Lapisan Henle, yaitu lapisan luar,
terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel-
sel selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat
asidofil dan disebut granula trichohyalin, yang dengan H.E. tampak
kemerahan.
Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan dari
Germinal Matrix, hanya terdiri dari 1 lapis sel-sel sesuai stratum
basale epidermis. Lebih ke atas, sel-sel terdiri dari beberapa lapis,
sesuai lapisan epidermis. Selubung Jaringan Ikat merupakan dermis
yang langsung berhubungan / menyelubungi folikel rambut.
Dipisahkan dari selubung akar luar oleh membran basales. Musculus
Erector Pili merupakan otot polos yang melekat pada pertengahan
selubung jaringan ikat, ujung lainnya berakhir pada stratum papillare
dermis, dengan arah miring ke atas. Kontraksi otot ini menyebabkan
: rambut berdiri tegak, kulit melekuk, dan sekret kelenjar sebasea
keluar. Inervasinya berasal dari serabut saraf simpatis.
Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks.
Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan
berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam
disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix
folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian
akan terdorong ke atas.
2. Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis
yang tepat di bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila
dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan kulit yang merupakan dinding
16
kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat
dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga
kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di dalam
dasr kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke
permukaan lempeng kuku sebgai epikondrium atau kutikula. Kuku
tumbuh dari akarnya yang terletak di bawah lapisan tipis kulit yang
dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjang
hidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari. Pembaruan total
kuku jaringan tangan memerlukan waktu sekitar 170 hari,
sedangkan kaki sekitar 12 – 18 bulan. Bagian dari kuku, terdiri dari,
ujung kuku atas ujung batas, badan kuku yang merupakan bagian
yang besar. dan akar kuku (radik).
.
3. Warna kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus,
kuning, coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit
mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat
menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama
ditentukan oleh :
17
a. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
b. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
c. Melanin yang berwarna coklat
d. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit,
serta
e. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan
atau keabu-abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling
menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen
melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu,
dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan
dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang
berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase
dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih
lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet.
Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan
menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa
di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada
butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang
terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.
18
kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan
kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan
kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit
dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid
yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya
sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan
menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi
gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul
keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang
merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada
sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material
larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu,
oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap
oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa
material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri.
Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison,
19
sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi
lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang
melalui muara kelenjar.
3 Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua
kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-
badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin
diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis,
badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap
rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di
epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan
Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak
jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan
menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu
tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak
serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas
akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu
rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan
mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga
mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
20
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor
7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di
hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan
calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon
yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus
gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh
mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum
memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga
pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada
manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
21
d. Pemeriksaan Apus Tzanck
e. Pemeriksaan Cahaya Wood
f. Kerokan/guntingan kulit
g. Kultur Kulit
h. Pemeriksaan kalium Hidroksida dan Kultur Jamur
5. Jelaskan farmakologi dari kegawat daruratan system integumen!
a. Kortikosteroid Topikal
Merupakan obat yang biasa digunakan dalam menangani inflamasi
dan pruritus yang disebabkan oleh AD. Digunakan untuk
pengobatan reaktif dalam jangka pendek untuk flare-ups akut.
Kortikosteroid topikal harus ditambah dengan emollients.
b. Antihistamin
Antihistamin digunakan untuk memotong siklus garuk-garuk yang
disebabkan oleh pruritus dari AD. Karena pruritus lebih parah pada
malam hari, antihistamin yang sedatif contohnya hydroxyzine atau
dyphenhidramin bisa menyediakan keunggulan dalam memfasilitasi
tidur
c. Topikal imunosupresi
Topical calcineurin inhibitor, termasuk tacrolimus dan
pimecrolimus, sudah masuk dalam dimensi pengobatan AD. Tidak
seperti kortikosteroid, agen ini menawarkan pilihan pengobatan
dalam jangka panjang karena obat tersebut dapat digunakan pada
seluruh bagian tubuh untuk periode lama tanpa takut adanya efek
samping. Agen ini membutuhkan sebuah kompleks yang
menghasilka inhibisi calcineurin yang secara normal mengakifkan
set T.
d. Sediaan Tar
Sediaan coal dapat mengurangi gatal dan radang pada kulit. Produk
ini dapat dikombinasikan dengan topikal kortikosteroid sebagai
tambahan sehingga mengurangi kekuatan kortikosteroid dan
22
berhubungan dengan terapi sinar UV. Sediaan berbentuk crude coal
tar (1%-3%) atau liquor carbonis detergen (5%-20%).
23
telapak tangan dan kaki mempunyai tahanan listrik lebih tinggi
sehingga luka bakar yang terjadi juga lebih berat bila daerah ini terkena
arus listrik.
b. Luka bakar kimia
Luka bakar kimia dapat disebabkan oleh zat asam, zat basa dan zat
produksi petroleum. Luka bakar alkali lebih berbahaya daripada oleh
asam, karena penetrasinya lebih dalam sehingga kerusakan yang
ditimbulkan lebih berat. Sedang asam umumnya berefek pada
permukaan saja.
Zat kimia dapat bersifat oksidator sepert kaporit, kalium
permanganate dan asam kromat. Bahan korosif seperti fenol dan fosfor
putih juga larutan basa seperti kalium hidroksida dan natrium
hidroksida menyebabkan denaturasi protein. Denaturasi akibat
penggaraman dapat disebabkan oleh asam formiat, asetat, tanat, flourat,
dan klorida. Asam sulfat merusak sel karena bersifat cepat menarik air.
Beberapa bahan dapat menyebabkan keracunan sistemik. Asam florida
dan oksalat dapat menyebabkan hipokalsemia. Asam tanat, kromat,
pikrat dan fosfor dapat merusak hati dan ginjal kalau diabsorpsi tubuh.
Lisol dapat menyebabkan methemoglobinemia.
24
Gambar 3. Luka bakar derajat I
2) Dijumpai bullae
25
Gambar 4. Luka bakar derajat Iisuperficial
26
Gambar 5. Luka bakar derajat Iidalam
dalam.
6) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-
27
Berdasarkan berat ringannya luka bakar
menghitung luas luka bakar, tetapi yang banyak dipakai adalah cara
Rule
28
masalah inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai
panas/energi.
3) Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi
maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka
bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
29
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan dari
organisme yang masuk. Terjadinya gangguan integritas kulit akan
memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam luka.
12. Jelaskan apa saja tanda dan gejala kegawat daruratan luka bakar!
a. Derajat I (superficial)
1) Lapisan luar epidermis terbakar
2) Edema Kulit kering
3) Pucat saat ditekan
4) Eritema ringan hebat
b. Derajat II (parsial)
1) Mengenai epidermis
2) Bila dibersihkan tampak homogeny
3) Pucat bila ditekan
4) Kemerahan dan kulit melepuh
5) Sensitif terhadap dingin
c. Derajat III
1) Mengenai seluruh lapisan kulit
2) Warna merah tua, hitam, putih atau cokelat
3) Permukaan kering dan edema
4) Kerusakan jaringan lemak terlihat
d. Derajat IV
1) Mengenai seluruh jaringan dibawah kulit
2) Kerusakan jaringan seluruh lapisan kulit
3) Mengenai muskulus dan tulang (Hudak & Gallo : 1996)
30
c. Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara dan edema saluran
pernafasan
d. Kaji adanya faktor–faktor lain yang memperberat luka bakar
seperti adanya fraktur, riwayat penyakit sebelumnya (seperti
diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dll)
e. Pasang infus (IV line), jika luka bakar >20% derajat II / III biasanya
dipasang CVP (kolaborasi dengan dokter)
f. Pasang kateter urin
g. Pasang NGT jika diperlukan
h. Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan
i. Berikan suntikan ATS / toxoi
j. Perawatan luka :
1) Cuci luka dengan cairan savlon 1% (savlon : NaCl = 1 : 100)
2) Biarkan lepuh utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada sendi
yang mengganggu pergerakan
3) Selimuti pasien dengan selimut steril
k. Pemberian obat–obatan (kolaborasi dokter)
1) Antasida H2 antagonis
2) Roborantia (vitamin C dan A)
3) Analgetik
4) Antibiotik
l. Mobilisasi secara dini
m. Pengaturan posisi
31
e. Gangguan pernapasan
f. Kehilangan banyak cairan tubuh
32
7) Segera bawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut
b. Penanganan luka bakar di unit gawat darurat
Tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien pada 24 jam pettama
yaitu :
1) Penilaian keadaan umum pasien. Perhatikan
A : Airway (jalan nafas)
B : Breathing (pernafasan)
C : Circulation (sirkulasi)
2) Penilaian luas dan kedalaman luka bakar
3) Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara dan edema saluran
pernafasan
4) Kaji adanya faktor – faktor lain yang memperberat luka bakar
seperti adanya fraktur, riwayat penyakit sebelumnya (seperti
diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dll)
5) Pasang infus (IV line), jika luka bakar >20% derajat II / III biasanya
dipasang CVP (kolaborasi dengan dokter)
6) Pasang kateter urin
7) Pasang NGT jika diperlukan
8) Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan
9) Berikan suntikan ATS / toxoid
10) Perawatan luka :
a) Cuci luka dengan cairan savlon 1% (savlon : NaCl = 1 : 100)
b) Biarkan lepuh utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada sendi
yang mengganggu pergerakan
c) Selimuti pasien dengan selimut steril
11) Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter)
a) Antasida H2 antagonis
b) Roborantia (vitamin C dan A)
c) Analgetik
d) Antibiotik
e) Mobilisasi secara dini
33
12) Pengaturan posisi
Keterangan :
a) Pada 8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan
b) Pada 8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan
34
Semua korban dengan kategori ini harus di berikan infus,
pengawasan ketat terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi
dan berikan perawatan sesegera mungkin.
c. Hijau (Non urgent)
Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau
pemberian pengobatan dapat di tunda, penyakit atau cidera minor
Contoh:
1) Fektur minor
2) Luka minor
3) Luka bakar minor
d. Hitam (Expectant)
Korban yang meninggal dunia atau yang berpotensi untuk meninggal
dunia. Kurang dari 6%, memakai sistem empat kelas yaitu:
1) Kelas I : kritis (mengancam jiwa, ekstremitas, penglihatan atau
tindakan segera).
2) Kelas II: Akut (terdapat perubahan yang signifikan, tindakan
segera mungkin).
3) Kelas III: Urgent (signifikan, tikdakan pada waktu yang tepat)
4) Kelas IV: Non Urgent (tidak terdapat resiko yang perlu segera di
tangani)
Kurang dari 10%, digunakan sistem 5 tingkat yaitu:
a. Kritis Segera Henti jantung
b. Tidak stabil 5-15 menit Fraktur mayor
c. Potensial tidak stabil 30-60 menit Nyeri abdomen
d. Stabil 1-2 jam Sinusitis
e. Rutin 4 jam Pengangkatan jahitan
35
Listen : -
Feel : hembusan nafas cepat dan lemah
2) Breathing
Look : adanya penggunaan otot bantu nafas
Listen : adanya bunyi nafas tambahan
Feel : hembusan nafas cepat dan lemah
3) Circulation
Look : membran mukosa pucat, paien sangat lemah
Lisen : -
Feel : nadi cepat dan lemah,
4) Disability
a) penurunan kesadaran
b) paralisis Motorik
c) disorientasi
d) devisit sensorik
5) eksposure
terasa nyeri pada area luka bakar
b. Pengkajian skunder
Survey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang
dilakukan secara head to toe, dari depan hingga belakang. Secondary
survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien mulai stabil.
1) Anamnesis
Pemeriksaan data subyektif didapatkan dari anamnesis riwayat pasien
yang merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. Riwayat
pasien meliputi keluhan utama, riwayat masalah kesehatan sekarang,
riwayat medis, riwayat keluarga, sosial, dan sistem. (Emergency
Nursing Association, 2007). Pengkajian riwayat pasien secara optimal
harus diperoleh langsung dari pasien, jika berkaitan dengan bahasa,
budaya, usia, dan cacat atau kondisi pasien yang terganggu,
konsultasikan dengan anggota keluarga, orang terdekat, atau orang
36
yang pertama kali melihat kejadian. Anamnesis yang dilakukan harus
lengkap karena akan memberikan gambaran mengenai cedera yang
mungkin diderita, seperti terbakar dalam ruangan tertutup: cedera
inhalasi, keracunan CO.
Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat
dari pasien dan keluarga (Emergency Nursing Association, 2007):
a) A : Alergi (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan,
plester, makanan)
b) M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti
sedang menjalani pengobatan hipertensi, kencing manis,
jantung, dosis, atau penyalahgunaan obat
c) P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti
penyakit yang pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya,
penggunaan obat-obatan herbal)
d) L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi,
dikonsumsi berapa jam sebelum kejadian, selain itu juga periode
menstruasi termasuk dalam komponen ini)
e) E : Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera
(kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama)
2) Pengkajian Nyeri
P: Luka bakar
Q: seperti terbakar
R: -
S: Berat
T: Nyeri dirasakan terus menerus
3) Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas/Istirahat
Tanda : Penundaan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak,
perubahan tonus.
b. Sirkulasi
37
Tanda : Hipotensi (syok), perubahan nadi distal pada ekstremitas yang
cidera, kulit putih dan dingin (syok listrik), edema jaringan, disritmia.
c. Integritas ego
Tanda dan Gejala : Kecacatan, kekuatan, menarik diri
d. Eliminasi
Tanda : diuresis, haluaran urine menurun fase darurat, penurunan
motilitas usus.
e. Makanan / Cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksi, mual dan muntah
f. Neurosensori
Gejala : area kebas, kesemutan
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku, aktivitas kejang, paralisis
(Cidera aliran listrik pada aliran Isaraf)
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri, panas
h. Pernafasan
Gejala : Cidera inhalasi (terpajan lama)
Tanda : serak, batuk, sianosis, jalan nafas atas stridor bunyi nafas
gemiricik, ronkhi secret dalam jalan nafas
i. Keamanan
Tanda : distruksi jaringan, kulit mungkin coklat dengan tekstur seperti
:lepuh, ulkus, nekrosis atau jaringan parut tebal
e. Diagnosa keperawatan
f. Intervensi keperawatan
38
ketidakefektifan (0415) klien adanya trauma
bersihan jalan napas membaik dengan servikal
berhubungan dengan outcome: 2. Posisikan pasien
obstruksi jalan napas 1. 041501 frekuensi untuk
Batasan karakteristik: napas dari deviasi memaksimalkan
1. Suara napas tambahan berat dari kisaran ventilasi
2. Perubahan frekuensi normal menjadi 3. Indikasi kebutuhan
napas deviasi ringan actual/potensial
3. Penurunan bunyi dari kisaran pasien untuk
napas normal memasukkan alat
2. 041532 pembuka jalan napas
kepatenan jalan 4. Posisikan untuk
napas dari deviasi meringankan sesak
berat dari kisaran nafas
normal menjadi 5. Monitor status
deviasi ringan pernapasan dan
dari kisaran oksigenas,
normal sebagaimana
mestinya.
2 Domain : 4 aktifitas Status pernafasan Bantuan ventilasi
istirahat : ventilasi (0403) (3390)
Kelas : 4 respon 1. (040309) 1. Pertahankan
kardiovaskular/pulmonal penggunaan kepatenan jalan
Code : 00032 otot bantu nafas nafas
Ketidakefektifan pola dari berat 2. Posisikan pasien
nafas berhubungan menjadi ringan untuk mengurangi
dengan hiperventilasi 2. (040310) suara dypsnea
Batasan karasteristik : nafas tambahan 3. Auskultasi suara
1. Dispnea dari berat nafas, catat area
39
3. Pola nafas adanya suara nafas
abnormal tambahan
4. Monitor kelelehan otot
pernafasan
5. Mulai dan
pertahankan oksigen
tambahan, seperti
yang ditentukan
6. Monitor pernafasan
dan status oksigenasi
3 Domain : 2 nutrisi Keseimbangan Manajemen caira 4120
Kelas : 5 hidrasi cairan 0601 1. Monitor sataus
Code : ooo27 1. (0602107) hidrasi pasien
Kekurangan volume keseimbangan 2. Monitor tanda-
cairan berhubungan intake dan output tanda vital pasien
dengan kehilangan dalam 24 jam 3. Berikan terapi
cairan aktif Sangat terganggu IV,seperti yang
menjadi sedikit ditentukan
Batasan karasteristik : terganggu 4. Jaga
1. Kelemahan 2. (060114) intake/asupan
2. Penurunan tekanan konfusi dari yang adekuat dan
darah berat menjadi catat output
3. Peningkatan ringan pasien
frekuensi nadi
4 Domai 11: keamanan Integritas Perawatan luka 3660
/erlindungan jaringan: kulit 1. Monitor
Kelas 2 : cedera fisik dan membrane karakteristik
00046 mukosa (1101) luka,termasuk
Dx :kerusakan 1. (110113) dainase, warna,
integritas kulit integritas kulit ukuran, dan bau
berhubungan dengan 2. Ukur luas yang
dari banyak
cedera kimiawi kulit sesuai
( mis : luka bakar ) terganggu 3. Bersihkan dengan
normal saline atau
40
Batasan karakteristik menjadi cukup pembersih yang
terganggu tidak beracun,
Kerusakan integritas dengan tepat
2. (110115) lesi
kulit 4. Tempatkan area
pada kulit dari yang terkena pada
banyak terganggu air yang mengalir,
dengan tepat
menjadi cukup
5. Berikan perawatan
terganggu insisi pada luka
yang diperlukan
6. Berikan perawatan
ulkus pada kulit,
yang diperlukan
7. Oleskan salep yang
sesuai dengan
kulit/lesi
8. Berikan balutan
yang sesuai dengan
jenis luka
9. Pertahankan tekhnik
balutan steril ketika
melakukan
perawatan luka
dengan tepat
10. Ganti balutan sesuai
dengan jumlah
eksudat dan drainase
11. Bandingkan dan
catat setiap
perubahan luka
41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh
pertama terhadap kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit yang
melindungi tubuh dari infeksi, mencegah kehilangan cairan tubuh,
membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan
sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi
citra tubuh.
Luka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera
kulit yang sebagian besar dapat dicegah.
Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi.
Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi.
B. Saran
42
Agar pembaca memahami dan mengerti tentang Luka bakar, tingkat
luka bakar, tindakan pada luka bakar agar dapat bermanfaat serta berguna
bagi pembaca dan masyarakat umum.
43