KONTRAK TERAPEUTIK :
DENTIST PATIENT
pemberi pelayanan ------ penerima pelayanan
Dokter gigi :
1. Pindah domisili
2. Merujuk (tanpa rujukan balik)
3. Tersangkut perkara
4. Memutuskan sepihak
• Pasien :
1. Pindah domisili
2. Pindah ke dokter yang lain
3. Tersangkut perkara
4. Memutuskan sepihak, dengan berbagai
alasan
-ketidakpastian
-side effect
-resiko
Hubungan Drg (Asisten Drg) – Pasien
(secara Yuridis)
Masuk dalam golongan
kontrak (meeting of
minds)
Ada 2 ciri :
Persetujuan
(consensual/agreement)
Kepercayaan (fiduciary)
Bentuk kontrak :
Tersirat (implied)
Nyata (expressed)
Aplikasi Informed Consent dalam
Praktek Kedokteran Gigi
A. Landasan Filosofi, bersumber HAM
1. Hak menentukan nasib sendiri
2. Tindakan Kedokteran Gigi hrs
mendapat ijin pemilik
tubuh/pasien.Tindakan kedokteran
tanpa persetujuan Pasien (Px) secara
fisiologis dianggap
mencederai/melukai.
B. Landasan Etika
Beberapa prinsip etika yang perlu
diperhatikan :
1. Beneficence & non malfeasance, not
harm
(menjadi baik, prinsip memberi manfaat
untuk orang lain, membantu, prinsip
tidak merugikan orang lain,
penghargaan atas martabat manusia )
2. Justice (konsep moral berdasar hukum,
etika, rasionality, agama dan kejujuran)
3. Fidelity (kualitas kejujuran, kesetiaan,
menunjukkan kebenaran, loyalitas)
C. Landasan Hukum
1. UU 23 Th 1992 Ps 53
UU 36 Th 2009 tentang Kesehatan
2. UU 29 Th 2004 Ps 45 ttg Kewajiban
Dr/Drg menjelaskan kepada Pasien dan
Ps 52 ttg Hak Pasien.
3. Permenkes 290 Th 2008 ttg Persetujuan
Tindakan Medik
Informed Consent
Persetujuan Tindakan Medis
(Ps 45 UU No 29 Tahun 2004 ttg Praktek Kedokteran
IMPLIED CONSENT
Drg : tersirat,
dianggap telah diberikan, EXPRESSED
Tanpa pernyataan tegas CONSENT
Pasien : sikap/tindakan
menyetujui, sadar
Drg: lisan / tulisan
Ciri : kasus emergency, Ciri:
kasus yang biasa, tindakan khusus
diketahui khalayak umum
Informed
Consent
Keadaan Keadaan
Emergency Normal Lisan Tulisan
Keadaan Emergency
(Ps 12 Kode Etik Drg : Pertolongan
Darurat)
PRESUMED CONSENT
Contoh : Fraktur Gigi perlu pertolongan segera,
kasus darurat/emergency implied consent,
dilanjutkan expressed consent
Pada pasien dengan kondisi
emergency, yang menjadi
prioritas adalah “Selamatkan
Jiwa”
Pasien 17 th, trauma krn penyerangan antara siswa SMA,
saat kejadian dibawa ke RS, informed consent di-ttd- sendiri ,
3 gigi langsung diambil krn avulsi. Selang 5 hari, kontrol,
bersama ortu, dilakukan Ro OPG, 2 gg diambil krn tdk
didukung jaringan tulang. Informed consent mana yang
dilakukan? (gawat darurat-IC tertulis)
Pasal 45 UU 29 Th 2004
Kontrol Rutin / Cek biasa –> tdk perlu informed consent (private patient)
Keadaan Normal
FRAUD
MEMPERDAYA
FORCE
MENEKAN
FEAR
KETAKUTAN
Keadaan Normal
Kasus : Abses
Drg menerangkan, Px menyetujui incisi abses
Natal Teeth
Kasus : HIPOPLASI
Drg menerangkan,
Px menyetujui perawatan facing mahkota gg, dg ijin curator
Kasus : FLUOROSIS
Drg menerangkan, Px menyetujui perawatan
Kasus Keempat
Pasien
LISAN A, Sleman,
- EXPRESSED 4 thn, laki-
CONSENT, dilanjutkan TULISAN
Perlu Tindakan Khusus
Pasien B, Sleman, 3,5th, laki-laki
Case :
INVERTED TEETH WITH ORTOFIXED APPLIANCE
AFTER SURGICAL EKSPOSURE
Diperlukan : INFORMED CONSENT
tertulis
Perlu Tindakan Khusus & Beresiko Tinggi,
terangkan ada/tidaknya tindakan medik
alternatif
Case :
INVERTED TEETH WITH ORTOFIXED APPLIANCE
AFTER SURGICAL EKSPOSURE
Perlu Informed consent tertulis
(ortu/wali pasien anak)
Perlu Tindakan Khusus & Beresiko
Tinggi, Terangkan prognosanya
REKAM MEDIS
Rekam medik kedokteran gigi adalah suatu
dokumentasi yang sistematis mengenai
riwayat perawatan kesehatan gigi seorang
pasien oleh saranan pelayanan kesehatan.
Dokumentasi ini dapat berupa catatan
tertulis atau dalam bentuk elektronik,
namun harus berisi informasi yang lengkap
dan akurat tentang identitas pasien,
diagnosa, perjalanan penyakit, kode
penyakit ICD 10, proses pengobatan dan
tindakan medis serta dokumentasi hasil
pemeriksaan.
Membuat rekam medik merupakan kewajiban seorang dokter
gigi yang melakukan pelayanan kesehatan gigi pada pasien.
Hal ini
tercantum dalam Undang – undang nomor 29 tahun 2004
tentang
Praktek Kedokteran pasal 46(1) yang berbunyi :
“Setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib membuat rekam medis.”
1. Identitas pasien
2. Odontogram
3. Tabel perawatan
4. Lampiran pelengkap/penunjang : Foto x-ray,
hasil laboratorium, informed consent dsb
KARTU REKAM MEDIK KEDOKTERAN GIGI