Peengambilan Keputusan
Peengambilan Keputusan
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan anugerahnya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini berupa tugas
akhirnya kami dapat merampungkan paper ini. Walaupun materi dan penugasan konsepnya
kurang, kami berharap paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................
2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan.........................................................................................5
2.2 Proses Pengambilan keputusan................................................................................................5
2.3 Tipe-tipe Pengambilan Keputusan..........................................................................................11
2.4 Manajer sebagai Pengambil Keputusan.................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen, pengambilan
keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan kegiatan penting,
terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut
keputusan – keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam
proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan – tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumber daya – sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap
tugas yang dibutuhkan. Seluruh porses perencanaan itu melibatakn manajer dalam rangkaian
situasi pengambilan keputusan. Kualitas keputusan – keputusan manajer akan menentukan
efektivitas rencana yang disusun.
Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu cara yang digunakan
untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara /
teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Umpan
balik
Menurut Hani Handoko dalam buku yang berjudul manajemen, proses pembuatan keputusan
yaitu :
Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering menghadapi kenyataan
bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya
mengidentifikasikan gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Bila manajer akan
memperbaiki situasi, mereka harus pertama-tama menemukan apa masalah sebenarnya, dan
kemudian menentukan bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama,
manajer secara sistematik menguji hubungan-hubungan sebab-akibat. Kedua, manajer
mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari ‘normal’. Dan,
4
barangkali paling penting, manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang mampu
memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajeer menentukan dan
merumuskan masalah, mereka harus memulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya.
Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat
keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut. Para manajer akan
jarang memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, padahal mereka harus mempunyai
informasi yang cukup untuk dapat merumuskan berbagai penyelesaian.
Manajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan pandangan sempurna,
walaupun banyak buku dan latihan pembuatan keputusan masih menyarankan kepada
pembuat keputusan untuk mendapatkan ‘semua data’ sebelum mempertimbangkan alternatif-
alternatif keputusan. Herbert Simon, untuk masalah ini mengemukakan konsep pemuasan
(satisficing), yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternative yang cukup
baik, walaupun bukan sesuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil
evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang
tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternatif terbaik
juga sering merupakan suatu kompromi di antara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan.
Tahap 6 : Implementasi Keputusan. Setelah alternative terbaik dipilih, para manajer harus
membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin
dijumpai dalam penerapan keputusan.
5
Implementasi keputusan menyangkut lebih daru sekedar pemberian perintah. Manajer harus
menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya-
sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan
tugas-tugas tertentu. Dalam mengambil langkah tersebut, manajer dapat menentukan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan
terjadi. Disamping itu, pada tahap implementasi keputusan, manajer juga perlu menetapkan
prosedur laporan kemajuan periodic dan mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru
muncul dalam pelaksanaan keputusan, serta merancang sistem peringatan dini (early warning
system) untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Sedangkan, menurut Stephen P. Robbins dalam buku yang berjudul manajemen, proses
pembuatan keputusan yaitu :
Identifikasi Masalah
Pengembangan Alternatif
6
Analisis Alternatif
Pemilihan Alternatif
Implementasi Alternatif
Setiap keputusan diawali dengan masalah, yaitu perbedaan antara kondisi yang ada dan yang
diinginkan. Amanda adalah manajer penjualan yang tenaga penjualnya membutuhkan laptop
baru. Untuk menyederhanakannya, asumsikan bahwa tidaklah ekonomis menambahkan
memori ke komputer lama dan merupakan kebijakan perusahaan untuk membeli. Sekarang
kita hadapi masalah disparitas antara komputer tenaga penjual saat ini ( kondisi yang ada )
dan kebutuhannya untuk mempunyai komputer yang lebih efisien (kondisi yang diinginkan).
Amanda mempunyai keputusam untuk dibuat.
7
Langkah 2 : Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Jika kriteria yang relevan tidak sama arti pentingnya, pembuat keputusan harus memberi
bobot pada masing-masing kriteria agar dapat memberinya prioritas yang tepat dalam
membuat keputusan. Cara yang sederhana adalah memberi bobot pada kriteria yang paling
penting dan kemudian memberikan bobot pada kriteria yang lain dengan menggunakan
standar tersebut. Tentu saja, anda dapat menggunakan angka mana saja sebagai bobot
tertinggi.
8
Langkah 6 : Memilih Sebuah Alternatif
Langkah keenam dalam proses pembuatan keputusan adalah memilih alternative terbaik atau
yang menghasilkan total tertinggi di langkah 5.
Pada langkah 7 dalam proses pembuatan keputusan, anda menerapkan keputusan ke dalam
tindakan dengan memberlakukan kepada mereka yang terpengaruh dan membuat mereka
berkomitmen terhadapnya. Kita tahu bahwa bila orang yang harus mengimplementasikan
sebuah keputusan berpartisipasi dalam proses, mereka lebih mungkin mendukungnya
ketimbang bila anda hanya memberitahu mereka apa yang harus dilakukan. Hal lain yang
mungkin harus dilakukan manajer selama implementasi adalah menilai ulang lingkungan
untuk setiap perubahan, terutama dengan keputusan jangka panjang.
Langkah terakhir dalam proses pembuat keputusan melibatkan evaluasi hasil keputusan untuk
melihat apakah masalahnya telah terpecahkan. Jika masalahnya masi ada, manajer harus
menilai apa yang salah. Apakah masalahnya salah didefinisikan? Apakah kesalahan dilakukan
pada saat mengevaluasi alternatif? Apakah alternatif yang benar telah terpilih tetapi
diimplementasikan secara buruk? Jawabannya mungkin anda harus melakukan lagi langkah-
langkah sebelumnya atau bahkan harus mengulangi seluruh proses dari awal.
Manager akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi
dan situasi yang ada. Salah satu metoda pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan
9
adalah dengan menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan-keputusan
juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko, dan
ketidak pastian.
Keputusan yang diprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan
atau prosedur. Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi
mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan
pembuatan, keputusan dalam situasi, yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan
alternatif-alternatif. Sebagai contoh, manajer tidak perlu memikirkan gaji karyawan baru,
karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi ; manajer juga
tidak perlu memikirkan masalah-masalah harian yang akan dihadapi, karena prosedur-
prosedur untuk menangani masalah-masalah rutin telah tersedia.
Keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-
masalah khusus, khas atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput
oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu pelangganan khusus, harus
diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogram. Beberapa contoh masalah yang
memerlukan keputusan-keputusan yang tidak diprogram antara lain, cara pengalokasian
sumber daya-sumber daya organisasi, penangan lini produk yang jatuh di pasaran, atau cara
perbaikan hubungan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan dalam hirarki organisasi,
dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yang tidak diprogram lebih
tinggi. Atas dasar alasan ini, berbagai program-program latihan manajemen mencoba untuk
mengembangkan kemampuan manajer dalam membuat keputusan-keputusan yang tidak
diprogram. Proses pembuatan keputusan yang dibahas dalam bab ini digunakan terutama bagi
keputusan-keputusan yang tidak diprogram.
10
yang diprogram dan kualitas pemecahannya juga telah meningkat. Dan banyak masalah-
masalah yang tidak diprogram sebelumnya telah menjadi diprogram. Di lain pihak, teknik-
teknik pemecahan masalah empiric (atau heuristic) bagi pembuatan keputusan yang tidak di
program tidak berkembang dengan pesat, dan penggunaanya semakin menyempit.
Tradisional Modern
Diprogram : 1. Kebiasaan 1. Teknik-teknik riset
Keputusan-keputusan rutin dan 2. Kegiatan rutin: Prosedur- oprasi: Analisis
berulang-ulang. prosedur pengoperasian matematik; model-
standar model Simulasi
Organisasi mengembang-kan 3. Struktur organisasi Komputer
proses-proses khusus bagi Pengharapan umum 2. Pengolahan data
penangannya Sistem tujuan elektronik
Saluran saluran
Tidak diprogram : 1. Kebijakan intuisi, dan Teknik pemecahan masalah
Keputusan-keputusan sekali kreativitas yang diterapkan pada :
pakai, disusun tidak sehat, 2. Coba-coba a. Latihan membuat
kebijaksanaan. 3. Seleksi dan latihan para keputusan
pelaksanaan. b. Penyusunan program-
Ditangani dengan proses program komputer
pemecahan masalah umum. “heuristic”
Dalam kondisi kepastian (certainty), para manajer mengetahui apa yang akan terjadi
di waktu yang akan datang, karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat
diukur sebagai dasar keputusan. Dalam kasus ini, situasi di waktu yang akan datang adalah
dapat diperkirakan dengan pasti.
11
ketidakpastian (uncertainty), manajer tidak mengetahui probabilitas – bahkan mungkin tidak
mengetahui kemungkinan hasil-hasil. Kondisi-kondisi ketidakpastian pada umumnya
menyangkut keputusan-keputusan kritis dan paling menarik.
Kita mengasumsikan bahwa pembuat keputusan oleh manajer akan bersifat rasional,
yaitu kita mengasumsikan bahwa mereka akan membuat mempunyai semua jenis sarana dan
teknik untuk membantunya menjadi pembuat keputusan yang rasional. Pembuat keputusan
yang rasional akan sangat objektif dan logis. Masalah yang dihadapi akan menjadi lebih
jernih dan tidak mendua, serta pembuat keputusan akan mempunyai tujuan yang jelas dan
spesifik serta mengetahui semua alternatif yang mungkin dan konsekuensinya. Terakhir,
12
pembuat keputusan yang rasional akan secara konsisten menghasilkan pemilihan alternatif
yang memaksimalkan kemungkinan tercapainya tujuan tersebut. Asumsi ini berlaku pada
semua keputusan-personal atau manajerial. Namun, bagi pembuatan keputusan manajerial,
kita harus menambahkan satu asumsi tambahan, yaitu keputusan dibuat demi kpentingan
terbaik organisasi. Asumsi rasionalitas ini tidak terlalu realistik, tetapi konsep berikutnya
dapat membantu bagaimana sebagian besar keputusan dibuat dalam organisasi.
13
Keputusan Berdasarkan
Pengalaman
14
mengurangi kekacauan potensial dalam suatu masalah kompleks dan memungkinkan manajer
untuk menganalisis masalah secara rasional.
Para manajer akan sulit untuk membuat keputusan-keputusan tanpa melibatkan para
bawahan. Keterlibatan ini dapat formal, seperti penggunaan kelompok dalam pembuatan
keputusan atau informal, seperti permintaan akan gagasan-gagasan. Bantuan para bawahan
dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan keputusan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pengambilan keputusan adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan
suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik
tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
15
3.1.2 Proses pengambilan keputusan menurut Hani Handoko, yakni: tahap 1 :
pemahaman dan perumusan masalah, tahap 2 : pengumpulan dan analisis data
yang relevan, tahap 3 : pengembangan alternatif-alternatif, tahap 4 : evaluasi
alternatif-alternatif, tahap 5 : pemilihan alternatif terbaik, tahap 6 : implementasi
keputusan, dan tahap 7 : evaluasi hasil-hasil keputusan. sedangkan menurut
Stephen P. Robbins, terdapat 8 proses ngambilan keputusan, yakni: langkah 1 :
mengindentifikasi suatu masalah, langkah 2 : mengidentifikasi kriteria
keputusan, langkah 3 : mengalokasikan bobot pada kriteria, langkah 4 :
mengembangkan alternatif, langkah 5 : menganalisis alternatif, langkah 6 :
memilih sebuah alternatif, langkah 7 : mengimplementasikan alternatif, dan
langkah 8 : mengevaluasi efektivitas keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P., Mary Coutler. 2010. Manajemen, Edisi kesepuluh Jilid 1. Jakarta:
PENERBIT ERLANGGA.
Handoko, Hani. 2015. Manajemen, Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
16