Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PENGGUNAAN MEDIA SUMBER BELAJAR DALAM PROSES


BELAJAR MENGAJAR”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Geografi
Dosen Pengampu :
Karunia Puji Hastuti, M.Pd
Eva Alviawati, S.Pd., M.Sc

Disusun Oleh :

Putri Puspa R A1A513091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadiat Allah SWT, Tuhan yang


MAHA Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “Penggunaan Media Sumber
Belajar Dalam Proses Belajar Mengajar” ini.

Makalah ini memuat informasi-informasi mengenai pengertian


media, media sebagai alat bantu, media sebagai sumber belajar, macam -
macam media, dan prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media.

Tak lupa pula terima kasih yang sebanyak-banyaknya kami haturkan


kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu hingga
rampungnya makalah ini. Kami selaku penulis sangat menyadari bahwa
makalah ini banyak terdapat kekurangan dalam penulisan. Hal ini disebabkan
karena waktu, pengetahuan, dan kemampuan kami dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu kami selaku penulis memohon maaf sebesar-besarnya
jika masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.

Banjarmasin, Maret 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..................................................................................... I

DAFTAR ISI .................................................................................................... II

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan Makalah ........................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Media......................................................................................... 3

B. Media Sebagai Alat Bantu ........................................................................... 4

C. Media Sebagai Sumber Belajar ................................................................... 6

D. Macam-macam Media ................................................................................. 7

E. Prinsip-prinsip Pemilihan Dan Penggunaan Media ..................................... 10

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 13

DAFTAR ACUAN .......................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar
dapat terjadi kapan dan dimana saja. Ini bisa dibuktikan dengan
berubahnya tingkah laku seseorang yang bisa terjadi pada tingkatan
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Apabila proses tersebut dilaksanakan di sekolah (formal) maka


perubahan yang terjadi pada peserta didik secara terencana, baik dalam
aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Maka proses interaksinya
adalah dikelas, pendidik, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan
atau materi pelajaran.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong upaya-


upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar mengajar. Sehingga media adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

Menurut Mujiono (1994) dalam proses belajar mengajar ada 4


(empat) komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar
peserta didik, yaitu bahan ajar, suasana belajar, media dan sumber belajar,
dan pendidik sebagai subyek pelajaran. Komponen-komponen tersebut
sangat penting dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu atau lebih
komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar yang optimal.

Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar


yang digunakan dalam pembelajaran yang dipilih atas dasar tujuan dan
bahan pelajaran yang telah ditetapkan, oleh karena itu pendidik sebagai
subyek pembelajaran harus dapat memilih media dan sumber belajar yang
tepat, sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat diterima peserta
didik dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan media ?
2. Bagaimana fungsi media sebagai alat bantu ?
3. Bagaimana fungsi media sebagai sumber belajar ?
4. Apa saja jenis-jenis media ?
5. Bagaimana prinsip-prinsip pemilihan dan penggunaan media ?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media.


2. Untuk mengetahui fungsi media sebagai alat bantu.
3. Untuk mengetahui fungsi media sebagai sumber belajar.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis media.
5. Untuk mengetahui bagaimana -prinsip pemilihan dan penggunaan
media.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media

Kata “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau
pengantar”. Secara umum media diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi (pesan) dari sumber informasi ke penerima
informasi. Menurut AECT (1977), media adalah segala sesuatu yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan.

Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami


secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan atau sikap.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti


yang cukup penting.karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai
perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik
dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewaki li apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
Dengan demikian anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa
bantuan media.

Dalam dunia pendidikan, media awalnya dipakai hanya sebagai alat


bantu mengajar guru (teaching aids) dalam bentuk visual, kemudian siiring
dengan perkembangan teknologi alat bantu visual ini dilengkapi dengan
alat audio sehingga dikenal dengan istilah audio visual aid (AVA) atau
alat bantu pandang dan dengar. Selanjutnya disebut dengan instructional
materials, dan kini istilah yang sering digunakan dalam media pendidikan
nasional adalah media pendidikan atau media pembelajaran (instructional
media).

Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai
pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka
media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi sebagai
penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran.

B. Media Sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang
menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan -
pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik.
Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk
dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran
yang rumit atau kompleks.

Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang


bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat
bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan
alat bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik, gambar, dan
sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu
sukar diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang
menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu.
Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat
mereka hindari, disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan
dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan
kelelahan anak didik adalah berpangkal dari penjelasan yang diberikan
guru bersimpang siur, tidak ada fokus masalahnya. Hal ini tentu saja harus
dicarikan jalan keluarnya. Jika guru tidak memiliki kemampuan untuk
menjelaskan suatu bahan dengan baik, apa salahnya jika menghadirkan
media sebagai alat bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan


menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan
bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi
kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu
berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa
bantuan media.

Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa


sembarangan menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan
dan mempertimbangkan tujuan. Media yang dapat menunjang tercapainya
tujuan pengajaran tentu lebih diperhatikan. Sedangkan media yang tidak
menunjang tentu saja harus disingkirkan jauh-jauh untuk sementara.
Kompetensi guru sendiri patut dijadikan perhitungan. Apakah mampu atau
tidak untuk mempergunakan media tersebut. Jika tidak, maka jangan
mempergunakannya, sebab hal itu akan sia-sia. Malahan bisa
mengacaukan jalannya proses belajar mengajar.

Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam


proses belajar mengajar. Dan gurulah yang mempergunakannya untuk
membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.
C. Media Sebagai Sumber Belajar

Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai


untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang
dengan sendirinya, tetapi terampil dari berbagai sumber. Sumber belajar
yang sesungguhnya banyak sekali terdapat di mana-mana; di sekolah, di
halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan sebagainya.

Udin Saripuddin dan Winataputra (199:65) mengelempokkan sumber-


sumber belajar menjadi lima kategori, yaitu :

1. Manusia
2. Buku/perpustakaan
3. Media massa
4. Alam lingkungan
5. Media pendidikan

Karena itu sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat


dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar seseorang.

Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu


guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis
media pendidikan yang dugunakan oleh guru menjadi sumber ilmu
pengetahuan bagi anak didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat
membawa bendanya secara langsung ke hadapan anak didik di kelas.
Dengan menghadirkan bendanya seiring dengan penjelasan mengenai
benda itu, maka benda itu dijadikan sumber belajar.

Kalau dalam pendidikan masa lalu, guru merupakan satu -satunya


sumber belajar bagi anak didik. Sehingga kegiatan pendidikan cenderung
masih tradisional. Perangkat teknologi penyebarannya masih sangat
terbatas dan belum memasuki dunia pendidikan. Tetapi lain halnya
sekarang, perangkat teknologi sudah ada dimana-mana. Pertumbuhan dan
perkembangannya hampir-hampir tak terkendali, sehingga wabah nya pun
menyusupke dalam dunia pendidikan. Di sekolah-sekolah ini, terutama di
kota-kota besar, teknologi dalam berbagai bentuk dan jenisnya sudah
dipergunakan untuk mencapai tujuan. Ternyata teknologi, yang disepakati
sebagai media itu, tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga seba gai
sumber belajar dalam proses belajar mengajar.

Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif,


visual, dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak
sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan perumusan tujuan
instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri, dan
sebagainya.

Anjuran agar menggunakan media dalam pengajaran terkadang


sukar dilaksanakan, disebabkan dana yang yang terbatas untuk
membelinya. Menyadari akan hal itu, disarankan kembali agar t idak
memaksakan diri untuk membelinya, tetapi cukup membuat media
pendidikan yag sederhana selama menunjang tercapainya tujuan
pengajaran. Cukup banyak bahan mentah untuk keperluan pembuatan
media pendidikan dan dengan pemakaian keterampilan yang memadai.
Untuk tercapainya tujuan pengajaran tidak mesti dilihat dari kemahalan
suatu media, yang sederhana juga bisa mencapainya, asalkan guru pandai
menggunakannya. Maka guru yang pandai menggunakan media adalah
guru yang bisa manipulasi media sebagai sumber belajar dan sebagai
penyalur informasi dari bahan yang disampaikan kepada anak didik dalam
proses belajar mengajar.

D. Macam-macam Media

Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua
jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya,
daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan
dijelaskan pada pembahasan berikut.
1. Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam :

a. Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan


suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak
cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

b. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra


penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gam bar diam seperti
film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan,
dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau
simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c. Media Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan


unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik,
karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini
dibagi lagi ke dalam :

 Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan


gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangkai suara, dan cetak suara.
 Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan
video cassette.

Pembagian lain dari media ini adalah :

a. Audiovisual Murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar


berasal dari satu sumber seperti film video-cassette, dan
b. Audiovisual Tidak Murni, yaitu yang unsur suara dan unsur
gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film
bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides
proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.
Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

2. Dilihat dari Daya Liputnya, Media Dibagi Dalam :

a. Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak


Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu
yang sama.
Contoh: radio dan televisi.
b. Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan
Tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat
yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus
menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
c. Media untuk Pengajaran Individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. termasuk
media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui
komputer.

3. Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi Dalam :

a. Media Sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah,
cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b. Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit
diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan
penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
Dari jenis-jenis dan karakteristik media sebagaimana disebutkan di
atas, kiranya patut menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru ketika
akan memilih dan mempergunakan media dalam pengajaran. Karakteristik
media yang mana yang dianggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan
pengajaran, itulah media yang seharusnya dipakai.

E. Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media

Sebagaimana telah disinggung di depan, bahwa setiap media


pengajaran memiliki keampuhan masing-masing, maka diharapkan kepada
guru agar menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan pada saat suatu
kali pertemuan. Hal ini dimaksudkan jangan sampai penggunaan media
menjadi penghalang proses belajar mengajar yang akan guru lakukan di
kelas. Harapan yang besar tentu saja agar media menjadi alat bantu yang
dapat mempercepat/mempermudah pencapaian tujuan pengajaran.

Ketika suatu media akan dipilih, ketika suatu media akan


dipergunakan, ketika itulah beberapa prinsip perlu guru perhatikan dan
dipertimbangkan.

Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan


media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:

1. Tujuan Pemilihan

Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan


tujuan pemilihan yangjelas. Apakah pemilihan media itu untuk
pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum,
ataukah untuk sekadar hiburan saja mengisi waktu kosong ? Lebih spesifik
lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual,
apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna
rungu, tuna netra, masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan.
Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan berbagai media.
2. Karakteristik Media Pengajaran

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi


keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan
keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan
"kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media
pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memaham i
karakteristik media tersebut guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan
cenderung bersikap spekulatif.

3. Alternatif Pilihan

Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari


berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana
yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat
diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu,
maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.

Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan


sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai
hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Dr. Nana Sudjana (1991: 104)
adalah :

a. Menentukan jenis media dengan tepat ; artinya, sebaiknya guru


memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan
tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya,
perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan
tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
c. Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode
penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan
tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.
d. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat
dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana
pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat
atau selama proses belajar mengajar terus-menerus
memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media
pengajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Dan gurulah yang
mempergunakannya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya
tujuan pengajaran. Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar
ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Media sebagai
sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual.
Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi
harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja
dengan kompetensi guru itu sendiri, dan sebagainya.Klasifikasi media bisa
dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara
pembuatannya.
DAFTAR ACUAN
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. PT
Rineka Cipta, Jakarta, Cet.5. 2013
Angriani, Parida. “Pengertian Media Pembelajaran.” Dalam
Pengembangan Media Pembelajaran Geografi. Universitas Lambung
Mangkurat
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-23452-Johannes%
20Jefria%20Gultom.pdf

Anda mungkin juga menyukai