Anda di halaman 1dari 135

Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Unit pemisahan berperan penting dalam berlangsungnya proses produksi
methanol dari gas alam. Unit pemisahan untuk pabrik metanol dari gas alam terdiri
dari adsorber, flash drum dan menara distilasi.
Distilasi adalah suatu metode pemisahan komponen dari larutan berdasarkan
prinsip volatilitas, yakni kemudahan menguap berdasarkan perbedaan titik didih
untuk tiap komponen (Treybal, 1980). Menara distilasi dalam proses ini berguna
untuk memisahkan produk metanol dari komponen air , sehingga didapat
kemurnian metanol sebesar 99,637%.
Flash drum merupakan unit yang berfungsi dalam memisahkan produk
reaktor dari unreacted gas. Sedangkan, Adsorber merupakan unit yang bergfungsi
untuk menghilangkan H2S dari gas alam.

1.2 Menara Distilasi


Menara distilasi adalah sarana melaksanakan operasi pemisahan komponen-
komponen dari campuran fasa cair, khususnya yang mempunyai perbedaan titik
didih dan tekanan uap yang cukup besar (Geankoplis, 1993). Adapun jenis kolom
distilasi dapat dilihat dibawah ini :

1.2.1 Jenis Menara Distilasi


A. Berdasarkan isian menara
1. Packed Tower
Packed tower adalah menara atau kolom yang dilengkapi dengan packing dari
bagian atas sampai bagian bawah kolom, celah kosong diantara packing akan dilalui
oleh vapor atau gas yang naik. Prinsip dari fraksionasi, uap yang terkondensasi akan
turun kebawah melalui packing, uap dari bagian bawah akan terkontak dengan
tetesan cairan dari atas kolom, kemudian akan mengeluarkan komponen yang lebih

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

mudah menguap. Packing biasanya terdiri dari glass balls, rashing ring, short
cylinders, berl saddles dan ceramic shapes.
Packing pada menara harus memenuhi persyaratan agar perpindahan massa
uap-cair terjadi secara maksimal, antara lain : 1) Menyediakan luas permukaan yang
besar: area antarmuka yang tinggi antara gas dan cairan. 2) Memiliki struktur
terbuka: resistensi rendah terhadap aliran gas. 3) Memberikan distribusi cairan yang
seragam pada permukaan pengemasan. 4) Memberikan aliran gas uap seragam
melintasi penampang kolom
Beragam jenis dan bentuk dari packing telah dikembangkan untuk memenuhi
persyaratan diatas. Tipe dari packing dapat dibagi ke dalam 2 kelas yaitu :
1) Packing dengan geometri biasa; seperti stacked rings, grids, dan proprietary
structured packing.
Grid memiliki struktur terbuka dan digunakan pada laju alir gas yang tinggi,
meskipun masih terdapat pressure drop dalam jumlah rendah, seperti menara
pendingin. Random packing dan structured packing umumnya sering digunakan
pada proses industri.
Istilah structured packing mengacu pada elemen packing yang terbuat dari wire
mesh atau lembaran logam berlubang. Material dilipat dan disusun dengan geometri
biasa, untuk memberi luas permukaan yang tinggi dengan void fraction yang tinggi.
Contoh tipikal ditunjukkan pada Gambar 1.1. Konstruksi dasar dan kinerja berbagai
jenis proprietary yang tersedia serupa. Mereka tersedia dalam logam, plastik dan
asperware. Keuntungan dari structured packing dibanding random packing adalah
HETPnya yang rendah (biasanya kurang dari 0,5 m) dan pressure drop rendah
(sekitar 100 Pa/m). Structured packing semakin sering digunakan dalam aplikasi
berikut:
1. Untuk pemisahan yang sulit, membutuhkan banyak tahap: seperti pemisahan
isotop.
2. Destilasi dengan vakum tinggi.
3. Untuk revamps kolom: untuk meningkatkan kapasitas dan mengurangi
persyaratan rasio refluks.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar 1.1 Structured packing (Sinnot, 2005)


Aplikasi utama digunakan pada kolom distilasi, namun structured packing
juga dapat digunakan dalam adsorpsi; dalam aplikasi di mana efisiensi tinggi dan
penurunan tekanan rendah diperlukan. Biaya structured packing per meter kubik
akan jauh lebih tinggi daripada random packing namun hal ini diimbangi oleh
efisiensi yang lebih tinggi.

2) Random packing: rings, saddles, dan proprietary shapes, yang tersusun di


dalam kolom secara random.
Tipe umum dari random packing ditunjukkan pada Gambar 1.2 Desain data
untuk kemasan ini diberikan pada Tabel 1.1. Metode perancangan dan data yang
diberikan pada bagian ini dapat digunakan untuk desain awal (preliminary) pada
packing tower.
Raschig ring, Gambar 1.2a, adalah salah satu tipe random packing yang telah
lama dibuat, dan masih digunakan secara umum. Pall ring, Gambar 1.2b, pada
dasarnya merupakan raschig ring di mana bukaan dibuat dengan melipat potongan
permukaan ke dalam cincin. Hal ini meningkatkan area bebas dan meningkatkan
karakteristik distribusi cairan. Berl saddle, Gambar 1.2c, dikembangkan untuk
memberikan distribusi cairan yang lebih baik dibandingkan raschig ring. Intalox
saddle, Gambar 1.2d, dapat dianggap sebagai peningkatan dari tipe berl saddle;
bentuknya membuat mereka lebih mudah diproduksi daripada berl saddle. Hypac
dan super intalox packing, ditunjukkan pada Gambar 1.2e dan 1.2f dianggap
sebagai peningkatan dari tipe Pall ring dan Intalox saddle.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar 1.2 Tipe random packing pada packing tower (a) Raschig ring, (b) pall
ring, (c) berl saddle ceramic, (d) intalox saddle ceramic, (e) metal hypac, (f)
ceramic, super intaloc (Sinnot, 2005)6

Ring dan saddle packing tersedia dalam berbagai bahan: keramik, logam,
plastik dan karbon. Ring berbahan logam dan plastik (polypropylene) lebih efisien
dari pada ring berbahan keramik, karena memungkinkan dinding packing lebih
tipis.
Raschig ring lebih murah per satuan volume daripada pall ring atau saddle
tetapi kurang efisien daripada tipe lainnya, dan total biaya kolom biasanya akan

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

lebih tinggi jika dipilih raschig ring. Untuk kolom baru, pilihannya biasanya antara
pall ring dan berl atau intalox saddle.
Pemilihan bahan untuk packing akan tergantung pada sifat cairan dan suhu
operasi. Packing berbahan keramik akan menjadi pilihan pertama untuk cairan
korosif; tetapi keramiknya tidak cocok untuk digunakan dengan alkali kuat.
Packing berbahan plastik hanya dapat digunakan hingga suhu sedang sehingga
tidak cocok untuk kolom distilasi. Dimana operasi kolom baiknya berbahan logam
agar penggunaannya stabil, karena packing berbahan keramik mudah rusak (Sinnot,
2005).
Tabel 1.1 Data perancangan untuk berbagai packing

Secara umum, ukuran packing terbesar yang sesuai untuk ukuran kolom harus
digunakan, dapat mencapai 50 mm. Ukuran kecil lumayan lebih mahal dari ukuran
yang lebih besar. Di atas 50 mm, biaya yang lebih rendah per meter kubik biasanya
tidak mengimbangi efisiensi transfer massa yang rendah. Penggunaan ukuran yang
terlalu besar pada ukuran kolom yang kecil dapat menyebabkan distribusi cairan
yang tidak merata. Rentang ukuran yang disarankan adalah:

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Tabel 1.2 Ukuran packing


Diameter kolom Ukuran packing
<0.3 m (1 ft) <25 mm (1 in)
0.3-0.9 m (1-3 ft) 25-38 mm (1-1.5 in)
>0.9 m 50-75 mm (2-3 in)
(Sumber : Sinnot, 2005)

Gambar 1.3 Flash Distillation menggunakan Packed Bed Tower

Pemilihan antara packed tower atau tray tower untuk beberapa pemakaian
dapat dipertimbangkan dari biaya operasi tiap perancangan. Tetapi, tidak selalu
harus melibatkan biaya, basis dari pengalaman penggunaan kedua menara tersebut
memberikan keuntungan dan kerugian untuk tiap tipe, yaitu:
1) Tray tower dapat dirancang untuk menangani suatu rentang laju alir uap dan
cair yang lebih besar dibandingkan packed tower
2) Packed tower tidak cocok untuk laju alir cairan yang rendah
3) Efisiensi pada tray tower dapat diprediksi dengan pasti daripada packed tower

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

4) Tray tower dapat dirancang dengan pasti daripada packing tower. Terdapat
keraguan apakah distribusi cairan yang baik dapat dipertahankan sepanjang
packed tower pada semua kondisi operasi, terutama di kolom dengan diameter
yang besar.
5) Untuk cairan korosif, packed tower biasanya lebih murah daripada tray tower
6) Packed tower lebih sesuai untuk jenis distilasi vakum
7) Packed tower selalu dipertimbangkan untuk menara yang berdiameter kecil
yakni kurang dari 0,6 m. Karena tray tower akan sulit di tempatkan dan
harganya mahal.

2. Tray Tower
Tray tower dirancang untuk memberikan penahan (holdup) cairan agar dapat
mencapai perpindahan massa uap-cair yang tepat yang sesuai dengan ketentuan
pemisahan distilasi. Holdup berupa weir pada setiap tray dan memiliki tumpukan
tray horizontal yang memungkinkan cairan mengalir melintasi tray sebelum
mengalir ke downcomer dan bergerak melintasi tahap penyulingan selanjutnya.
Tray tower bekerja dengan baik pada pemuatan uap dan cairan yang tinggi. Tray
tower memiliki pressure drop lebih besar dibanding packed tower dan memiliki
tahanan yang besar terhadap bahan yang bersifat korosif (Sinnot, 2005).
Pertimbangan utama yang terlibat dalam pemilihan tipe kolom adalah tekanan
operasi dan keandalan desain. Seiring tekanan meningkat, tray kolom lebih efisien
untuk perpindahan massa dan seringkali dapat mentolerir penurunan tekanan pada
tray. Prosedur desain untuk tray kolom diameter besar juga lebih dapat diandalkan
daripada packed kolom. Dengan demikian, tray biasanya dipilih untuk aplikasi
kolom dengan tekanan besar. Tray distilasi bisa digolongkan sebagai: 1) cross-flow
trays dengan downcomers, 2) countercurrent trays tanpa downcomers (The-dual
flow tray).
The-dual flow tray memungkinkan gas dan cairan melewati lubang tray yang
sama. Hal ini menghasilkan rentang operasi yang terbatas karena tinggi dispersi
sangat sensitif terhadap laju alir gas/cairan. Secara umum, The-dual flow tray hanya

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

digunakan dalam kasus di mana kapasitas tinggi atau ketahanan tinggi terhadap
fouling diperlukan. Namun, karena jangkauan operasinya yang sempit, pangsa
pasarnya kecil maka tidak banyak digunakan.
Cross-flow tray menggunakan weir pada downcomer untuk mengendalikan
tinggi cairan pada tray, dan dengan demikian memberikan dispersi gas/cairan yang
stabil pada berbagai aliran gas/cairan. Tray terdiri dari kombinasi deck tray, di mana
buih dihasilkan untuk memberikan kontak uap/cairan, dan sebuah downcomer,
dimana campuran uap/cairan dipisahkan. Sebagian besar uap naik dari cairan yang
dikontakan diatas tray, seperti pada Gambar 1.4. Namun, bagian cairan dari atas
akan turun ke bawah kolom melalui downcomers (Sinnot, 2005). Biaya dari tray
column ditentukan oleh dua faktor :
1. Diameter kolom
2. Tinggi kolom

Gambar 1.4 Tray Tower

Ada tiga jenis cross-flow tray yaitu sieve tray, valve dan bubble cap :
a) Sieve tray
Sieve tray (juga dikenal sebagai pelat berlubang) adalah lembaran logam
berlubang rata (Gambar 1.5). Lubang diameter yang sering digunakan berkisar dari
1,5 hingga 25 mm. Bentuk sieve tray yaitu tipe lubang square pitch (persegi) atau

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

equilateral triangular pitch (segitiga sama sisi) yang khas. Gas / uap mengalir ke
atas melalui lubang kecil dan terdispersi ke dalam cairan yang mengalir di atas
piring. Pada sieve tray tidak terdapat segel cairan dalam kasus tray tanpa
downcomer dan liquid weeps (disebut weeping) melalui lubang pada laju alir
rendah, mengurangi efisiensi pelat. Oleh karena itu, sieve tray memiliki rasio
turndown terendah. Kapasitas dan efisiensinya setidaknya setinggi tray standar
lainnya yang digunakan secara komersial. Konstruksi sieve tray sederhana dan
relatif murah.

Gambar 1.5 Sieve Tray

b) Valve tray
Valve tray (atau pelat penutup terapung) adalah desain modifikasi dari sieve
tray dimana pelat besar yang berlubang ditutupi oleh valve.

Gambar 1.6 Valve tray


Penutup valve (Gambar 1.6 ) dapat berbentuk bulat atau persegi empat. Lebar
lubang yang sangat umum adalah 40 mm tetapi lebar hingga 150 mm juga
digunakan. Valve terangkat saat laju alir uap meningkat dan valve berada di atas
perforasi (tidak terangkat) pada laju alir rendah, sehingga menghentikan cairan dari

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

weeping. Valve tray memberikan kontak uap-cairan yang baik pada laju alir rendah
(rasio turndown tinggi).

c) Bubble cap tray


Peningkatan kontak gas-cair dapat dicapai dengan menggunakan bubble cap
(tutup gelembung) pada tray saat laju alir cairan rendah. Sebuah bubble cap terdiri
dari riser (juga disebut cerobong asap) yang dipasang pada tray melalui lubang dan
tutup dipasang di atas riser tersebut (Gambar 1.7). Gas mengalir ke atas melalui
riser, diarahkan ke bawah oleh cap melalui ruang annular antara riser dan cap.
Akhirnya, gas tersebut terdispersi ke dalam cairan. Sejumlah slot di bagian bawah
cap membantu dalam mendispersi gelembung gas. Bubble caps sangat cocok untuk
rasio turndown yang lebih tinggi. Rasio turndown adalah rasio laju uap operasi
maksimum terhadap tingkat uap minimum yang diijinkan. Packed tower juga dapat
beroperasi pada laju uap-cair yang rendah (kurang dari 2 gpm dari rata-rata total
aliran)

Gambar 1.7 Bubble cap tray


Perbandingan dari ketiga jenis tray diatas dapat dirangkum pada Tabel 1.3
dibawah ini :

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Tabel 1.3 Perbandingan jenis tray


Perbandingan Sieve tray Valve tray Bubble cap tray
Kapasitas Tinggi Tinggi hingga sangat Sedang
tinggi
Pressure drop Rendah hingga Sedang. Design lama Tinggi
sedang memiliki pressure
drop yang tinggi.
Design terbaru
memiliki pressure
drop sama seperti
sieve tray
Efisiensi tinggi (0,7 – 0,9) Tinggi (0,7 – 0,9) Sedang (0,6 – 0,8)
Turndown Sekitar 2 : 1. Sekitar 3 – 5 : 1. Sangat tinggi. Dapat
Kurang cocok Perancangan menangani laju alir
untuk beban operasi turndown yang lebih cairan yang rendah
yang bervariasi besar dapat (kurang dari 2 gpm
disediakan sesuai dari total aliran)
permintaan
Maintenance Rendah Rendah hingga Tinggi
sedang
Fouling Rendah Rendah hingga Tinggi. Padatan
tendency sedang cenderung
menumpuk
Penerapan Kebanyakan kolom Kebanyakan kolom Kondisi laju aliran
utama dimana turndown dimana turndown yang sangat rendah
rasio tidak terlalu rasio penting sehingga kebocoran
penting perlu diminimalisir
Biaya Rendah Lebih besar daripada Tinggi. Sekitas 2 – 3
sieve tray kali harga sieve tray
(Sumber : Sinnot, 2005)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Geometri dan perancangan tiap jenis tray pada beberapa tipe distilasi dapat
dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini :
Tabel 1.4 Geometri dan tata letak tiap jenis tray
Distilasi Distilasi Distilasi bertekanan
Vakum atmosferik dan adsorpsi
Tray spacing, m 0,5 – 0,8 0,4 – 0,6 0,3 – 0,4
Weir length, m (0,5 – 0,6) Ds (0,6 – 0,75) Ds (0,85) Ds
Downcomer clearance, m 0,7 hw 0,8 hw 0,9 hw
Sieve tray
Tray diameter, m 0,3 – 8 0,3 – 8 0,3 – 8
Hole diameter (dh), m 0,003 – 0,015 0,003 – 0,015 0,003 – 0,15
Hole pitch, m (2,5 – 3) dh (3 – 4) dh (3,5 – 4,5) dh
Open hole area, % 10 – 20 6 – 15 6 – 10
Outlet weir height (hw), m 0,01 – 0,02 0,02 – 0,05 0,04 – 0,08
Valve tray
Tray diameter, m 0,3 – 10 0,3 – 10 0,3 – 10
Valve diameter, (dv), m 0,038 – 0,05 0,038 – 0,05 0,038 – 0,05
Valve lift, m 0,008 – 0,02 0,008 – 0,02 0,008 – 0,02
Valve open slot area, % 22 – 32 16 – 24 12 – 16
Distance between valves, m 1,5 dv (1,7 – 2,2) dv (2 -3) dv
Outlet weir length (hw), m 0,02 – 0,04 0,03 – 0,05 0,04 – 0,07
Bubble cap tray
Tray diameter, m 0,3 – 8 0,3 – 8 0,3 – 8
Bubble cap diameter (dgi), m 0,08 – 0,16 0,08 – 0,16 0,08 – 0,16
Distance between bubble
1,25 dgi (1,25 – 1,4) dgi 1,5 dgi
caps, m
Outlet weir height (hw), m 0,02 – 0,03 0,03 – 0,07 0,04 – 0,1
(Sumber : Sinnot, 2005)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Faktor utama yang perlu dipertimbangkan saat membandingkan kinerja


bubble cap, sieve dan valve adalah biaya, kapasitas, operating range, efisiensi dan
pressure drop.
1. Biaya
Bubble cap lumayan lebih mahal dari sieve atau valve. Biaya relatif akan
tergantung pada bahan konstruksi yang digunakan; Untuk rasio baja ringan, bubble
cap, sieve dan valve, kira-kira 3.0: 1.5: 1.0.

2. Kapasitas
Ada sedikit perbedaan dalam penilaian kapasitas ketiga jenis tray ini
(diameter kolom yang dibutuhkan untuk laju alir yang diberikan); rangkingnya
adalah sieve, valve, bubble-cap.
3. Operating range
Ini adalah faktor yang paling signifikan. Dengan . Operating range berarti
kisaran tingkat uap dan cairan di mana tray akan beroperasi dengan memuaskan
(kisaran operasi yang stabil). Rasio tingkat aliran tertinggi terhadap arus terendah
sering disebut rasio "turn-down". Bubble cap memiliki penutup cairan yang dapat
beroperasi dengan efisien pada tingkat uap yang sangat rendah. Sieve tray
bergantung pada aliran uap melalui lubang untuk menahan cairan di tray, dan tidak
dapat beroperasi pada tingkat uap yang sangat rendah. Tapi, dengan desain yang
bagus, sieve tray bisa dirancang untuk memberikan jangkauan operasi yang
memuaskan, biasanya dari 50% sampai 120% kapasitas desain. Valve tray
dimaksudkan untuk memberi fleksibilitas lebih besar daripada sieve tray dengan
biaya lebih rendah dari pada bubble-caps.
4. Efisiensi.
Efisiensi Murphree dari tiga jenis pelat akan hampir sama saat beroperasi di
atas rentang alir desain mereka, dan tidak ada perbedaan nyata yang dapat dibuat di
antara keduanya.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

5. Pressure drop.
Pressure drop di atas tray bisa menjadi pertimbangan desain yang penting,
terutama untuk kolom vakum. Penurunan tekanan pada tray akan tergantung pada
perancangan tray, namun secara umum, sieve tray memberikan penurunan tekanan
terendah, diikuti valve tray, dengan bubble cap yang tertinggi.
Sieve tray merupakan yang paling murah dan memuaskan untuk sebagian
besar aplikasi. Valve tray harus dipertimbangkan jika rasio turn-down yang
ditentukan tidak dapat dipenuhi dengan sieve tray. Bubble-caps hanya boleh
digunakan dimana tingkat uap (gas) yang sangat rendah harus ditangani dan
penutup cairan sangat penting pada semua laju alir.

B. Berdasarkan proses
1. Distilasi batch
Distilasi batch adalah proses yang jauh lebih tua daripada distilasi kontinyu.
Dalam distilasi batch, umpan dimasukkan ke dalam reboiler, kemudian diuapkan
dan setelah proses selesai produk dapat dikeluarkan dari bagian atas kolom. Setelah
distilasi selesai, sumber panas dimatikan, dan bahan yang tertinggal di reboiler
dikeluarkan. Kemudian proses batch baru dapat dimulai. Distilat merupakan produk
yang diinginkan (Wankat, 2012).
Dalam distilasi batch campuran yang akan didistilasi dibebankan sebagai
batch ke still dan distilasi dilakukan sampai produk atas atau bawah yang
memuaskan tercapai. Still biasanya terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan
kolom packed atau plate. Pemanas bisa dimasukkan ke dalam bejana atau reboiler
terpisah yang digunakan. Distilasi batch harus dipertimbangkan dalam kondisi
berikut:
1. Dimana kuantitas yang akan di distilasi berukuran kecil.
2. Dimana rentang produk harus diproduksi.
3. Dimana umpan diproduksi pada interval tidak teratur.
4. Dimana komposisi umpan bervariasi dalam rentang yang luas.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Jika pemilihan antara distilasi batch dan kontinyu tidak dapat dilakukan,
maka evaluasi ekonomi kedua sistem harus dilakukan. Distilasi batch adalah proses
keadaan unsteady state, komposisi di bagian bawah (dasarnya) bervariasi (Sinnot,
2005).

2. Distilasi Kontinyu
Distilasi kontinyu adalah metode yang efisien secara termodinamika untuk
menghasilkan produk pada komposisi konstan dalam jumlah besar (Wankat, 2012).
Pemisahan campuran cair dengan distilasi bergantung pada perbedaan volatilitas
antara komponen. Semakin besar volatilitas relatif, semakin mudah pemisahan
berlangsung. Peralatan dasar yang dibutuhkan untuk Continious distillation
ditunjukkan pada Gambar 1.8.

Gambar 1.8 Distilasi continuous (a) one stream (b) two stream

Uap mengalir ke atas kolom dan terjadi kontak dengan cairan yang menuruni
kolom. Uap dan cairan dikontakan dalam suatu plate atau packing. Bagian
kondensat dari kondensor dikembalikan ke bagian atas kolom untuk menyediakan
aliran cairan di atas titik umpan (refluks), dan bagian cairan dari dasar kolom
diuapkan dalam reboiler dan disiapkan sebagai aliran uap (Sinnot, 2005).

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

3. Flash Distillation
Satu dari sekian proses pemisahan yang mudah dilakukan yaitu flash
distillation. Pada proses ini, bagian dari umpan cairan diuapkan pada ruang flash
atau bagian dari umpan gas di kondesasikan, serta uap dan cairan yang telah
mencapai kesetimbangan dipisahkan. Komponen yang lebih cepat menguap
(volatile) akan lebih terkonsentrasi pada uap. Umumnya pemisahan yang sempurna
tidak dapat tercapai, namun dalam beberapa kasus seperti desalinasi air laut dapat
memberikan pemisahan yang sempurna.
Peralatan yang dibutuhkan untuk flash distillation dapat dilihat pada Gambar
9 untuk umpan cairan. Cairan yang bertekanan dipanaskan dan diumpankan melalui
throttling valve ke flash drum. Karena adanya perubahan tekanan (pressure drop),
sebagian cairan akan teruapkan. Uap keluar dari bagian atas sedangkan cairan turun
ke bagian bawah drum. Demister sering digunakan untuk mencegah kondensat yang
dikembalikan ke kolom tidak berkontak langsung dengan uap dari bagian dalam
kolom. Sistem ini disebut "flash" distilasi karena penguapan sangat cepat setelah
umpan memasuki drum. Sistem di ruang flash sangat dekat dengan tahap
kesetimbangan (Wankat, 1994).

Gambar 1.9 Sistem Flash Distillation

4. Extractive Distillation
Distilasi ekstraktif merupakan proses pemisahan uap-cair yang menggunakan
komponen ketiga atau pelarut sebagai agen pemisah untuk membantu proses
pemisahan. Agen ekstraktif akan membentuk atau meningkatkan perbedaan
volatilitas antara komponen yang akan dipisah. Lalu, agen ekstraktif dan komponen

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

yang susah menguap (less volatility) mengalir ke bagian bawah kolom distilasi,
ketika komponen yang terekstrak dikembalikan berdasarkan urutan distilasi.
Kemudian, bagian yang tidak ter-ekstrak akan didistilasi ke bagian atas kolom
distilasi ekstraktif (Tassios, 1972).

Gambar 1.10 Distilasi Ekstraktif

5. Distilasi Azeotrop
Distilasi azeotropik dilakukan dengan menambahkan fasa cair komponen
ketiga yang mudah menguap yang mengubah volatilitas salah satu dari dua
komponen lebih banyak dari yang lain, sehingga komponennya dapat terpisah. Dua
komponen yang harus dipisahkan seringkali adalah komponen yang memiliki titik
didih berdekatan yang menentukan azeotrop atau tidak azeotrop, tapi kadang-
kadang komponennya adalah azeotrope walaupun komponennya tidak mendidih.
Kadang terdapat kasus campuran itu azeotrop tetapi titik didihnya tidak berdekatan.
Komponen ketiga yang ditambahkan disebut entraîner, dapat membentuk
azeotrop terner dengan kedua komponen yang dipisahkan. Namun, ia harus cukup
mudah menguap dari larutan yang dipisikah dikolom distilasi (Tassios, 1972).

1.2.2 Pemilihan Menara Distilasi


Pada proses pembuatan triacetin dari gliserol, untuk unit distilasi digunakan
kondisi operasi menara yaitu tekanan 1 atm dan suhu operasi sebesar 120°C. Laju
alir umpan yang masuk pada distilasi I yaitu 7386,14 kg/jam (32,52 gal/min),

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

sedangkan laju alir umpan pada distilasi II yaitu 3914,722 kg/jam (17,24 gal/min).
Dari kondisi proses diatas, maka dilakukan pemilihan berikut:
1) Jenis distilasi yang digunakan untuk pemisahan multikomponen yaitu tray
tower dengan proses distilasi kontinyu. Dikarenakan umpan yang masuk
tidak memiliki bahan yang bersifat korosif, tray tower dapat menangani
kondisi operasi berupa tekanan atmosferik yang dijaga tetap 1 atm selama
proses berlangsung, diameter kolom tergolong besar yaitu dapat mencapai 3
ft sehingga lebih ekonomis untuk memakai tray tower. Pada tray tower juga
dapat memaksimalkan kontak antara uap dan cair sehingga kesetimbangan
cepat tercapai.
2) Tipe tray yang dipilih yaitu sieve tray. Berdasarkan Tabel 1.3 banyak
keuntungan yang didapat jika memilih sieve tray sebagai media pengontakan
uap-cair. Antara lain : harganya yang murah, kapasitas tray dapat mencapai
70%, rasio turndown yang kecil sesuai dengan beban operasi pada proses
pembuatan triacetin yang tidak bervariasi, pressure drop yang terjadi rendah
sehingga tidak dibutuhkan energi yang besar dalam pengoperasian menara,
efisiensi dapat mencapai rentang 70 – 90% (Sinnot, 2005).
3) Jenis distilasi yang digunakan untuk pemisahan dua komponen (distilasi
biner) yaitu distilasi azeotrop dengan bantuan butil asetat. Hal ini dikarenakan
normal boiling point dari air dan asam asetat yang tidak terlalu jauh. Distilasi
biner ini dilakukan pada menara fraksionasi tray/plate dengan bantuan data
Vapor-Liquid Equilibrium untuk membantu perancangan menara
menggunakan metode Mc-Cabe Thile. Pemilihan ini dipertimbangkan untuk
kemurnian yang tinggi dan low cost. Jika digunakan destilasi biasa maka
memerlukan biaya yang tinggi serta jumlah tray dapat mencapai 70-80 tray.

1.3 Flash drum


Flash distilasi (kadang-kadang disebut "keseimbangan distilasi") adalah
teknik pemisahan satu tahap. Sebuah umpan campuran cairan dipompa melalui
pemanas untuk menaikkan suhu dan entalpi campuran. Ini kemudian mengalir

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

melalui katup dan tekanan berkurang, menyebabkan cairan untuk menguapkan


sebagian. Setelah campuran memasuki volume cukup besar (the "Flash drum"),
cairan dan uap terpisah. Karena uap dan cair berada dalam kontak dekat seperti
sampai "flash" terjadi, cairan produk dan fase uap mendekati keseimbangan.
Sederhana perpisahan flashdisk sangat umum dalam industri, khususnya
penyulingan minyak bumi. Bahkan ketika beberapa metode lain dari pemisahan
yang akan digunakan, tidak jarang menggunakan "pre-Flash" untuk mengurangi
beban pada pemisahan itu sendiri. Perhitungan flash sangat umum, mungkin salah
satu yang paling umum Ch.E. perhitungan. Mereka adalah komponen kunci dari
paket simulasi seperti HYSIS, Aspen, dll. Ketika merancang sebuah sistem lampu
kilat penting untuk memberikan ruang melepaskan diri cukup dalam drum. Drum
juga dapat dirancang sebagai pemisah siklon.

Gambar 1.11 Flash drum

1. Flash penguapan cairan tunggal-komponen


Flash penguapan cairan tunggal-komponen adalah isenthalpic (yaitu, entalpi
konstan) proses dan sering disebut sebagai flash adiabatik, flash destilasi atau

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

ekspansi throttling. Persamaan berikut, berasal dari keseimbangan panas sederhana


di sekitar katup throttling atau perangkat, digunakan untuk memprediksi berapa
banyak cairan tunggal-komponen menguap ketika "berkedip":

di
mana:

= Rasio berat menguap cair / tersisa

= Entalpi cairan hulu pada suhu dan tekanan hulu, J / kg

= Melintas entalpi uap pada tekanan downstream dan saturasi


yang sesuai suhu, J / kg

= Entalpi cairan sisa pada tekanan downstream dan saturasi yang


sesuai
suhu, J / kg
Jika data entalpi yang diperlukan untuk persamaan di atas tidak tersedia, maka
persamaan berikut dapat digunakan.

di
mana:

= Fraksi berat menguap

= Cair panas spesifik pada suhu dan tekanan hulu, J / (kg ° C)

= Temperatur cair hulu, ° C

= Cair suhu saturasi sesuai dengan tekanan hilir, ° C

= Cair panas penguapan pada tekanan downstream dan


saturasi yang sesuai suhu, J / kg

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Di sini, kata-kata "hulu" dan "hilir" mengacu pada sebelum dan sesudah
cairan melewati katup throttling atau perangkat.
Jenis lampu kilat penguapan digunakan dalam desalinasi dari payau atau air
laut dengan “Multi –Tahap flash” Distilasi." Air dipanaskan dan kemudian
diarahkan ke sebuah pengurangan tekanan evaporasi "panggung" di mana beberapa
berkedip air menjadi uap. Uap ini kemudian terkondensasi menjadi air bebas garam.
Cairan asin sisa dari yang tahap pertama diperkenalkan ke tahap evaporasi kedua
pada tekanan rendah dari tekanan tahap pertama. Air lebih banyak melintas menjadi
uap yang juga kemudian terkondensasi menjadi air lebih bebas garam. Penggunaan
berurutan ini beberapa tahapan evaporasi dilanjutkan sampai tujuan desain sistem
terpenuhi. Sebagian besar dari kapasitas terpasang desalinasi dunia menggunakan
multi-tahap penyulingan flash. Biasanya tanaman tersebut memiliki 24 atau lebih
tahap berurutan dari evaporasi.

2. Equilibrium flash cairan multi-komponen


Ekuilibrium flash cairan multi-komponen dapat divisualisasikan sebagai
sederhana distilasi proses menggunakan satu tahap equilibirium . Hal ini sangat
berbeda dan lebih kompleks daripada flash penguapan cairan tunggal-komponen.
Untuk cairan multi-komponen, menghitung jumlah uap melintas dan cair sisa dalam
kesetimbangan dengan satu sama lain pada suhu tertentu dan tekanan membutuhkan
trial-and-error berulang solusi.

Gambar 1.12 Ekuilibrium Flash

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Perhitungan seperti ini sering disebut sebagai perhitungan kesetimbangan


flash. Ini melibatkan memecahkan persamaan Rachford-Beras

di mana:
z i adalah fraksi mol komponen i dalam cairan pakan (diasumsikan diketahui);
β adalah fraksi pakan yang diuapkan;
K i adalah konstanta kesetimbangan komponen i.
Kesetimbangan konstanta K i berada di fungsi umum banyak parameter,
meskipun yang paling penting adalah suhu bisa dibilang; mereka didefinisikan
sebagai:

di mana:
x i adalah fraksi mol komponen i dalam fasa cair;
y i adalah fraksi mol komponen i dalam fase gas.
Setelah persamaan Rachford-Beras telah diselesaikan untuk β, komposisi x i
dan y saya dapat segera dihitung sebagai:

Persamaan Rachford-Beras dapat memiliki beberapa solusi untuk β, paling


banyak satu dari yang menjamin bahwa semua x i dan y saya akan positif. Secara
khusus, jika hanya ada satu β yang:

maka β itu adalah solusinya; jika ada beberapa β seperti 's, itu berarti bahwa
baik K max <1 atau K min> 1, menunjukkan masing-masing yang tidak ada fase gas
dapat dipertahankan (dan karena itu β = 0) atau sebaliknya bahwa tidak ada fase
cair dapat eksis (dan karena itu β = 1).

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Hal ini dimungkinkan untuk menggunakan metode newton untuk


memecahkan persamaan air di atas, tapi ada risiko konvergen dengan nilai yang
salah dari β; penting untuk menginisialisasinya solver untuk nilai awal yang masuk
akal, seperti (max β+β min) / 2 (yang namun tidak cukup: metode Newton tidak
memberikan jaminan pada stabilitas), atau sebaliknya, menggunakan solver
bracketing seperti yang metode pembagian atas dua bagian atau metode Brent ,
yang dijamin untuk berkumpul tetapi dapat lebih lambat.
Keseimbangan flash cairan multi-komponen yang sangat luas digunakan
dalam kilang minyak bumi , petrokimia dan kimia tanaman dan pengolahan gas
alam tanaman .
3. Kontras dengan spray drying
Pengeringan semprot kadang-kadang dilihat sebagai bentuk flash
penguapan. Namun, meskipun itu adalah bentuk penguapan cairan, sangat berbeda
dari evaporasi.
Dalam pengeringan semprot, sebuah bubur padatan sangat kecil dengan
cepat dikeringkan dengan suspensi dalam gas panas. Bubur tersebut pertama
dikabutkan ke dalam tetesan cairan yang sangat kecil yang kemudian disemprotkan
ke dalam aliran udara kering panas. Cairan cepat menguap meninggalkan bubuk
kering atau butiran padat kering. Bubuk kering atau butiran padat pulih dari udara
knalpot dengan menggunakan siklon , filter bag atau debu elektrolisis.

4. Flash alami penguapan


Flash penguapan alami atau flash deposisi mungkin terjadi selama gempa
bumi yang mengakibatkan menyetorkan mineral diadakan di solusi jenuh ,kadang-
kadang bahkan berharga bijih dalam kasus mengandung emas, emas-bantalan,
perairan. Ini terjadi ketika blok batu dengan cepat ditarik dan menjauh dari satu
sama lain dengan kesalahan joging.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

1.3 Adsorber
Adsorber adalah alat yang digunakan untuk proses Adsorbsi, yaitu proses
penyerapan fluida gas oleh seluruh bagian zat cair sebagai adsorben. Proses
Adsorbsi digunakan untuk memisahkan suatu komponen gas dari campuran gas
dengan menggunakan zat cair sebagai penyerap/ adsorben. Adsorben yang
digunakan ditentukan dari daya larut gas pada zat cair tertentu. Adapun Contoh
dari proses adsorbsi adalah pemisahan oksigen dari campuran gas dengan
menggunakan air sebagai adsorben.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya adsorber adalah alat pemisahan suatu
komponen gas oleh zat cair sebagai pelarut. Prinsip kerjanya adalah suatu campuran
gas diumpankan dari bawah (bottom) tower adsorber, untuk dikontakkan dengan
zat cair dari atas (top) adsorber. Kompenen gas yang mempunyai kelarutan terbesar
pada cairan tersebut akan larut bersama adsorben (zat cair) dan menjadi bottom
produk, sedangkan komponen gas lainnya yang tidak terlarut dalam adsorben akan
ke atas sebagai top produk. Karna prinsip kerja Adsorber berdasarkan kelarutan gas
dalam cairan, maka kondisi operasi Adsorber adalah pada temperatur rendah, dan
tekanan tinggi. Dimana pada kondisi ini, daya larut gas dalam fase cair akan
maksimal (ingat hukum gas ideal ).
1. Pengertian
Adsorpsi ialah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan sorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya
fisik (pada adsorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada
adsorpsi kimia,juga disebut sorpsi kimia). Kecepatan adsorpsi merupakan ukuran
perpindahan massa antara fasa gas dan fasa cair, disamping pada perbedaan
konsentrasi dan luas permukaan adsorben.
2. Adsorben
Adsorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diadsorpsi
pada permukaannya,baik secara fisik atau dengan reaksi kimia. Adsorben (juga

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

disebut cairan pencuci) harus memenuhi persyaratan yang sangat beragam.


Misalnya bahan itu harus :
 Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diadsorpsi yang sebesar
mungkin (kebuthan akan cairan lebih sedikit,volume alat lebih kecil)
 Sedapat mungkin sangat reaktif
 Memiliki tekanan uap yang tinggi
 Mempunyai viskositas yang rendah
 Stabil secara termis dan murah
Adsorben yang sering digunakan adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau
untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), natrium hidroksida (untuk gas-
gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat
bereaksi seperti basa).
3. Alat-alat Adsorpsi
Alat adsorpsi disebut juga adsorber, adalah tempat campuran gas dan
adsorben dikontakkan satu sama lain secara intensif, biasanya dalam arah yang
berlawanan. Besarnya adsorber (juga kuantitas adsorben yang diperlukan) tidak
hanya ditentukan oleh jumlah tahap yang lebih sedikit dari pada adsorpsi fisik (alat
menjadi lebih kecil) alat ini dapat dijadikan satu dengan adsorber, atau dipasang
dalam sistem sirkulasi adsorber. Kadang-kadang satu kali adsorpsi tidak cukup
untuk memisahkan campuran multi komponen dalam hal ini dua atau lebih
adsorber harus dipasang secara seri. Selain itu adsorber sring kali digunakan untuk
melakukan presipitasi bahan-bahan padat atau debu dalam kuantitas kecil yang ikut
terbawa dalam campuran gas.
Adsorber dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu
komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan.
Solut adalah komponen yang dipisahkan dari campurannya sedangkan pelarut
(solvent ; sebagai separating agent)adalah cairan atau gas
yang melarutkan solut. Karena perbedaan kelarutan inilah, transfer massa solut dari
fase satu ke fase yang lain dapat terjadi. Adsorpsi adalah operasi pemisahan solut

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

dari fase gas ke fase cair, yaitu dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan
pelarut cair (solven / adsorben ) yang tidak menguap.
Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase gas, yaitu
dengan mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut gas ( stripping
agent) yang tidak larut ke dalam cairan.
Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer massa difusional dibagi menjadi 2
jenis, yaitu :
1. proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase,
yaitu alat dengan kontak bertingkat ( stage wise contact / discreet ),
misalnya menara menggunakan plat atau tray.
2. proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak
kontinyu (continuous contact ), misalnya menara sembur, gelembung atau
menggunakan bahan isian (packing).
4. Keseimbangan
Menurut teori lapisan film, jika dua fase dikontakkan, di batas antar fase
terdapat keseimbangan fase. Oleh karena itu, korelasi atau data-data di lapisan batas
fase ini sangat perlu diketahui. Data-data keseimbangan telah banyak tersedia,
meskipun penelitian tentang hal ini masih perlu dilakukan. Beberapa buku,
terutama termodinamika telah menyajikan data keseimbangan untuk sistem
tertentu, misal data kelarutan gas di Perry ( 6th ed., pp. 3-101 – 3-103)
5. Kolom Adsorpsi
Kolom adsorpsi adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengadsorpsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di
kolom/tabung tersebut. Struktur yang terdapat pada kolom adsorber dibagi menjadi
tiga bagian yaitu:
 Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair
Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh
sehingga mudah untuk diadsorpsi
 Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar 1.13 Adsorber

Keterangan :
• (a) input gas
• (b) gas keluaran
• (c) pelarut
• (d) hasil adsorpsi
• (e) disperser
• (f) packed column
6. Prinsip Kerja Kolom Adsorpsi
• Kolom adsorpsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer
dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses
ini dapat berupa adsorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi
kimia.
• Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan
kebawah menara adsorber. Didalam adsorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu
fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian
atas menara. Peristiwa adsorpsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing
dengan dua tingkat. Keluaran dari adsorber pada tingkat I mengandung larutan dari
gas yang dimasukkan tadi.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

BAB II
DASAR PERANCANGAN

2.1 Flash drum


Berdasarkan paper “Thermophysical and bionotox properties of solvo-surfactants
based on ethylene oxide, propylene oxide and glycerol” P saturated dapat dihitung
dengan persamaan:

 Neraca massa total :


F= L + V

 Neraca massa Komponen :

F x zi F x zi x Ki
xi = yi =
F+ V(Ki−1) F+V(Ki−1)
Nilai V ditrial sehingga menghasilkan jumlah fraksi y=1, setelah ditrial maka
didapat

 Aliran Uap Keluar (V)


 Aliran Cair Keluar (L)
L=F–V
Menentukan ρv = densitas campuran gas, lb/ ft3
kg
BMcamp x P (atm) 30.1863 x1
kgmol
ρv = = = 14,61240222 kg/L = 0,911813898
ZxRxT 1 x 82.05 x 343 K
lb/ft3

BM camp = ∑(yi*BMi)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Menentukan ρL = densitas campuran cairan, lb/ ft3

ρL = ∑ (xi * ρi)

Persamaan-persamaan yang Digunakan untuk Merancang Flash drum


 Menentukan Kecepatan Aliran Gas (u)
ρL
dimana: u = 0.14 √ρv − 1

Vv = V/ ρv

 Diameter Drum (D)

Vv x 4
D=√
πxu

D = diameter dalam silinder, ft


Vv = laju alir volumetric gas (uap), ft3/detik
u = kecepatan aliran gas, ft/detik

 Tebal Shell (ts)


Pr
ts = +c
f E−0,6P

ts = tebal shell, in
P = 1.1 * 290 psi = 319,0825244 psi (faktor keamanan 10%)
r = 933,97819319 in
f = 12650 psi
E = efisiensi pengelasan 80% C = 0.125 in
Untuk mengetahui apakah tebal shell yang sudah dirancang dapat dipakai atau
f E ts
tidak maka Pmax > Pperancangan dimana Pmax =
r+0,6ts

 Tebal Head (th)


0.885 P r
th = +c
f E−0,1P

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

P = 319,0825244 psi
r = 66 in (r pada tabel 5.7 Brownell & Young)
icr = 4,375 in (Tabel 5.7 Brownell & Young)
sf = 1,5 in (Tabel 5.8 Brownell & Young)
f = 12650 psi
E = 0.125 in

 Tinggi Head (OA)


ID = r – (2 x th) in
ID
AB = − icr
2
BC = r – icr
b = r - √(BC)2 − (AB)2
OA = t + b +sf

 Tinggi Drum (L)


ft3
Lv x w 21070,03938 x 15menit
menit
Lzona cairan = π = 3.14 = 209,2365919 ft
( 4 ) x D2 ( 4 ) x 5,6630321982 𝑓𝑡 2

Lzona gas = 5.5 ft + Lzona cairan


Ldrum = Lzona cairan + Lzona gas + OA
Lsilinder = Ldrum - 2OA
Note: tinggi zona gas (Lzona gas) mulai dari batas fasa cair-gas sampai pucak silinder
≥ 5,5 ft

2.2 Distilasi
1. Data Pendukung untuk Perancangan Menara Distilasi
Perancangan kolom distilasi dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu
(Sinnot, 2005):
1. Tentukan tingkat pemisahan yang diperlukan: pilih spesifikasi produk.
2. Pilih kondisi pengoperasian: batch atau kontinyu; tekanan operasi.
3. Pilih tipe alat pengontakan: tray atau packing.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

4. Tentukan persyaratan tahap (stage) dan refluks: jumlah tahap kesetimbangan.


5. Ukur kolom distilasi: diameter, jumlah real stage.
6. Rancang kolom bagian internal: piring, distributor, packing support.

Langkah utamanya yaitu menentukan persyaratan tahap (stage) dan refluks.


Tahapan diatas merupakan prosedur yang relatif sederhana saat umpan yang masuk
adalah campuran biner (dua komponen), namun tahapan diatas akan lebih rumit saat
umpan merupakan sistem multikomponen (Sinnot, 2005).
Adapun data pendukung yang harus dipersiapkan untuk perancangan menara
distilasi yaitu :
1. Neraca Massa Tiap Unit Distilasi
Dari neraca massa diambil data laju alir molar tiap komponen umpan, produk
distilat dan produk bottom. Lalu fraksi mol tiap komponen dihitung.
2. Data sifat fisik dan kimia komponen
3. Bilangan Antoine untuk tiap komponen
Kesetimbangan fasa uap-cair dapat didekati dengan Persamaan Antoine. Dari
nilai bilangan Antoine, tekanan uap tiap komponen dapat dihitung yaitu :
𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐴 − 𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐵
𝑃𝑜 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 = 𝐸𝑋𝑃 [ ]
𝑇 + 𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐶
Sehingga harga konstanta kesetimbangan fasa uap-cair (K) dapat ditentukan
sebagai berikut :
Po
K=
Pt
Dimana : K = Konstanta kesetimbangan fasa uap-cair
Po = tekanan uap (atm)
Pt = tekanan total (atm)
4. Penentuan Kondisi Operasi Umpan, Atas dan Bawah Menara
Dengan menggunakan data fraksi mol uap (xi ; untuk bagian atas menara),
fraksi mol cair (yi ; untuk bagian umpan dan bawah menara) dan nilai konstanta
kesetimbangan uap-cair, maka dapat ditentukan suhu dan tekanan operasi yang

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

sesuai menggunakan metode trial and error. Adapun persyaratan trial and error
pada perhitungan kondisi operasi menara distilasi yaitu (Geankoplis, 1993):
a. Bagian atas menara : Menggunakan keadaan dew point yaitu ∑ xi = ∑ yi / Ki
= 1,00
b. Bagian bawah menara : Menggunakan keadaan bubble point yaitu ∑ yi = ∑
Ki × xi = 1,00
c. Bagian umpan menara : Menggunakan keadaan bubble point yaitu ∑ yi = ∑
Ki × xi = 1,00

5. Data titik didih tiap komponen


Titik didih tiap komponen dapat menjadi dasar menentukan key component.
Light key component merupakan komponen kunci yang paling ringan di produk
bawah, sedangkan heavy key component merupakan komponen kunci yang paling
berat di produk atas. Jika Light key component dan heavy key component telah
ditentukan, maka relative volatility dapat ditentukan sebagai berikut (Geankoplis,
1993):
𝐾𝐿𝐾
∝𝐿𝐾,𝑡𝑜𝑝= ( )
𝐾𝐻𝐾 𝑡𝑜𝑝
𝐾𝐿𝐾
∝𝐿𝐾,𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = ( )
𝐾𝐻𝐾 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚
Maka, dapat ditentukan rata-rata relative volatility :

∝𝐿𝐾,𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒= √∝𝐿𝐾,𝑡𝑜𝑝 . ∝𝐿𝐾,𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚

6. Data laju alir distilat dan laju alir bottom


Penentuan jumlah stage minimum pada total refluks menggunakan
persamaan Fenske yang membutuhkan data fraksi mol komponen light dan heavy
pada distilat dan bottom, data laju alir distilat dan bottom, serta data rata-rata
relative volatility (Geankoplis, 1993):

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 x .D  x .W 
log LD  HW 
Nm   x HD .D  x LW .W 
log L,av 

Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)

7. Konstanta underwood untuk perhitungan refluks minimum (Rmin)


Harga konstanta underwood (θ) dicari menggunakan metode trial and error
hingga didapat nilai 1 – q = 0 menggunakan persamaan Underwood (Sinnot, 2005)
:
∝i xi,f
1−q = ∑
∝i − θ
 A .x AF  B .xBF  C .xCF  D .xDF
1 q    
 A    B   C    D  
Dimana :
q = kondisi termal umpan
= 1, bila umpan dalam keadaan cair jenuh
= 0, bila umpan dalam keadaan uap jenuh
α = relative volatility tiap komponen
θ = konstanta Underwood
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Maka, refluk minimum didapat dengan persamaan berikut :


 A .x AD  B .xBD  C .xCD  D .xDD
Rm  1    
 A    B   C    D  

8. Data Rmin untuk penentuan Refluks Operasi (R)


Refluks rasio operasi berkisar antara 1,2 kali Rmin (Walas, 1990).

9. Jumlah stage, N ditentukan dengan menggunakan Erbar Maddox Correlation


(Figure 11.7-3 Geankoplis)

10. Data fraksi komponen umpan untuk menentukan letak feed-plate, Ns dan Ne
Letak feed-plate daat ditentukan menggunakan metode Kirkbride
(Persamaan 11.7-21 Geankoplis)
𝑁𝑒 𝑥𝐻𝐹 𝑊 𝑥𝐿𝑊 2
𝑙𝑜𝑔 = 0,206 𝑙𝑜𝑔 [( ) ( ) ]
𝑁𝑠 𝑥𝐿𝐹 𝐷 𝑥𝐻𝐷
Dimana :
Ne = jumlah stage teoritis diatas feed-plate
Ns = jumlah stage teoritis dibawah feed plate
xHF = fraksi komponen heavy key pada umpan
xLF = fraksi komponen light key pada umpan

11. Diameter menara dihitung menggunakan data dibawah ini :


Tabel 2.3 Perhitungan Dimensi Menara
No. Diameter Puncak Diameter Dasar
1. Suhu dan tekanan puncak Suhu dan tekanan dasar
2. Berat Molekul komponen rata-rata
3. 𝑃 × 𝐵𝑀
𝜌𝑔𝑎𝑠 =
𝑅 ×𝑇
4. ρcairan
5. Kecepatan Uap (V1) = (R + 1) . D Kecepatan Cairan (L2) = (F × q + R × D)
6. Kecepatan Cairan (L1) = R . D Kecepatan Uap (V2) = L2 – B

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

7. Parameter flooding Parameter flooding


𝐿1 𝜌𝑣 0,5 𝐿2 𝜌𝑣 0,5
𝐹𝑙𝑣 = ( ) 𝐹𝑙𝑣 = ( )
𝑉1 𝜌𝐿 𝑉2 𝜌𝐿
Dimana : Dimana :
Flv = parameter L2 = kecepatan massa fase cair (kg/jam)
L1 = kecepatan massa fase cair V2 = kecepatan massa fase uap (kg/jam)
(kg/jam)
V1 = kecepatan massa fase uap
(kg/jam)
𝜌𝑉 = densitas fase uap (gr/mL)
𝜌𝐿 = densitas fase cair (gr/mL)
8. Kecepatan Umpan Atas
𝜌𝐿 − 𝜌𝑉 0,5
𝑉𝑚𝑎𝑥 = 𝐾𝑣 [ ]
𝜌𝑉
Nilai Kv didapat dari gambar 27 Coulson & Richardson dengan data Flv dan tray
spacing yang didapat

9. Kecepatan Volume Fasa Uap


BMrerata . V
Qv =
ρV . 3600 detik
jam
Nilai V (kecepatan superficial) harus lebih kecil dibanding nilai Vmax agar tidak
terjadi flooding
10. Luas Area
𝑄𝑣
𝑁𝑒𝑡 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝐴𝑛) =
𝑉
An
𝑇otal Area (At) =
1 − %luas downcomer yang diambil
11. Diameter Menara
4 × 𝐴𝑡 0,5
𝐷𝑐 = [ ]
𝜋

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Note : diameter terbesar yang di dapat ditetapkan sebagai diameter menara. Misal,
diameter bawah memiliki Dc paling besar, maka Dc menara = Dc bagian dasar
menara (Sinnot, 2005).

12. Diperlukan data diameter kolom (Dc) dan luas penampang kolom (At) untuk
perancangan plate (tray) pada menara bagian rectifying maupun stripping,
yaitu :
a. Luas downcomer (Ad) = 12% luas At (Dari buku coulson,
disarankan luas downcomer sebesar 12% dari luas penampang kolom)
b. Luas net area (An) = At – Ad
c. Luas active are (Aa) = At – 2 . Ad
d. Luas hole area (Ah) = 10% luas Aa (Dari buku coulson,
disarankan luas hole area sebesar 10% dari luas penampang kolom)

13. Diperlukan data tinggi weir, diameter lubang dan tebal plate
Penentuan data diatas dijelaskan pada buku Coulson Sub-bab 11.13.8, dan
untuk mendapatkan panjang weir dapat dihitung menggunakan grafik 11.3-1 di
buku Coulson

14. Jumlah plate aktual dihitung pada bagian rectifying dan bagian stripping
dengan menggunakan data berikut :
a. Jumlah plate teoritis bagian rectifying Dari persamaan 11.7-21
b. Jumlah plate teoritis bagian stripping Geankoplis
c. Efisiensi plate (dari gambar 16-8 Peter dan Timmerhouse)

15. Dari jumlah plate aktual di bagian rectifying dan stripping, maka dapat
ditentukan tinggi menara distilasi yaitu (Sinnot, 2005) :
hmenara = (panjang ruang kosong diatas plate pertama) + (panjang ruang kosong
dibawah plate terakhir) + ts (N – 1)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

16. Perhitungan dimensi menara distilasi membutuhkan data berikut :


a. Tekanan design (P) (psi)
a) Tebal shell:
b. Allowable stress (S) (psi) 𝑃 . 𝑟𝑖
𝑡 𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 = +𝑐
c. Efisiensi sambungan (e) 𝑆 . 𝑒 − 0,4 𝑃
d. Faktor korosi (c) (in.)
b) Tebal head
e. Jari-jari tangki (in.) 𝑃 .𝑑
𝑡 ℎ𝑒𝑎𝑑 = +𝑐
2 . 𝑆 . 𝑒 − 0,2 𝑃

Untuk perhitungan ukuran pipa, dibutuhkan data laju alir fluida (G) dalam ft3/s dan
densitas fluida (ρ) dalam lb/ft. Terdapat 5 pipa yang harus dihitung ukurannya yaitu
(Peters, 2005) :

a. Pipa pemasukan umpan menara distilasi


b. Pipa pemasukan refluks menara distilasi Diameter optimum :
c. Pipa pemasukan uap reboiler 𝐺 0,45 −0,31
𝐷𝑖, 𝑜𝑝𝑡 = 2,2 ( ) .𝜌
1000
d. Pipa pengeluaran uap puncak menara distilasi
e. Pipa pengeluaran cairan dasar menara distilasi

2. Data Pendukung untuk Perancangan Plate


Dibutuhkan data diameter menara (Dc) sehingga dapat dirancang dimensi
berikut untuk tiap tray :
1. Net Area (An) = laju maks volumetrik / kec. umpan atas
2. Total area (At) = An / 1 – luas downcomer
3. Tray spacing = 0,15 – 0,90 m (disarankan 0,45 m)
4. Luas downcomer (Ad) = 0,12 × At
5. Luas net area (An) = At – Ad
6. Luas active area (Aa) = At – 2.Ad
7. Luas hole area (Ah) = 10% Aa

Dari Figure 11.31 Coulson & Richardson, panjang weir normalnya 0,6 – 0,85
dari diameter kolom. Diambil rentang yang disarankan yaitu 0,77. Untuk menara

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

yang beroperasi pd tekanan atm atau lebih, disarankan tinggi weir 40 hingga 50
mm. Diameter lubang bervariasi dari 2,5 hingga 12 mm, ukuran yang disarankan 5
mm. Bahan yang digunakan stainless steel, maka ketebalan plate disarankan 3 mm
(Sinnot, 2005).

3.3 Adsorber
Data perhitungan

 Kondisi Proses
Tekanan (P) 29,61 atm 30 bar

Temperatur (T) 300oC 573K

Waktu Tinggal (t) 5 menit -

 Densitas

Laju Alir = 33100,99 kg/jam

Densitas :
Menentukan ρv = densitas campuran gas, lb/ ft3
BMcamp x P (atm)
ρv komponen= lb/ft3
ZxRxT

BM camp = ∑(yi*BMi)

Densitas campuran gas alam = ρv = ∑fraksi massa/∑(fraksi/rho)

= 1/0,089398285 = 11,1859 kg/m3

f = 20 % = 0,2 (Peter dan


Timmerhaus)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

a. Kapasitas Kolom, V
𝐋𝐚𝐣𝐮 𝐚𝐥𝐢𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐱 𝐭
𝐕= 𝐃𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬

𝟑𝟑𝟏𝟎𝟎,𝟗𝟗 𝐱 𝟎,𝟎𝟖𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑
𝐕= 𝟏𝟏,𝟏𝟖𝟓𝟗

V = 246,5977 m3

Jumlah kolom adsorben = 2 buah

Fraksi Fraksi (%
Komponen Mr Rho(Kg/M3) Fraksi/Rho Mr*Fraksi Kmol/Jam Kg/Jam
Mol Massa)

CH4 0,83805 16,043 10,09778715 0,082993431 13,44483615 1373,070318 22028,17 0,665483579

C2H6 0,01746 30,07 18,92666331 0,000922508 0,5250222 28,60665562 802,5311 0,024244926

C3H8 0,00374 44,097 27,75553947 0,000134748 0,16492278 6,127657047 257,8579 0,007790036

C4H10 0,0013 58,124 36,58441563 3,55343E-05 0,0755612 2,129934268 123,7982 0,003740014

C5H12 0,0006 72,151 45,4132918 1,3212E-05 0,0432906 0,983046585 70,92681 0,00214274

C6H14 0,0023 86,178 54,24216796 4,24024E-05 0,1982094 3,768345243 324,7447 0,009810724

CO2 0,12472 44,01 27,70077992 0,0045024 5,4889272 204,3426168 8993,119 0,271687277

H2S 0,00003 34,082 21,45189687 1,39848E-06 0,00102246 0,049152329 1,67521 5,0609E-05

N2 0,00915 28,013 17,6319461 0,000518944 0,25631895 14,99146042 419,9558 0,012687105

H2O 0,00265 18,015 11,33900364 0,000233707 0,04773975 4,341789084 78,21733 0,00236299

0,089398285 20,24585069 1638,410975 33100,99 1

Jadi kapasitas tangki,

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

246,5977
𝑉=
2

= 123,2988 m3

𝑉𝑘 = (1 + 𝑓) 𝑥 𝑉

= (1+0,2) * 123,2988 m3

= 147,9586 m3

b. Volume Packing, Vp

Untuk menyerap H2S digunakan adsorben ZnO. Diharapkan H2S yang


terdapat di dalam campuran umpan gas masuk dapat diserap oleh Pressure Swing
Adsorber 100%.

Karakterisik ZnO :

Karakteristik Zno

Ukuran 0,07 mm

Ep 0,73

Pb 1540 kg/ m3

Eb 0,533

Wa 0,049152 kg

Vp Wet 6,38e-05 m3

Vp Dry 78,86193 m3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Menentukan volume packing setelah penyerapan (Vpwet)

𝐹𝑎 𝑥 𝑊𝑎
𝑉𝑃𝑤𝑒𝑡 =
𝜌𝑝

2 𝑥 0,049
= m3
1540

= 0,000063824 m3

Menentukan volume packing carbon moleculer sieve sebelum penyerapan (Vp)

𝑉𝑝𝑑𝑟𝑦 = 𝜀𝑏 𝑥 𝑉𝑘

= 0,533 * 147,9585997

= 78,86199745 m3

c. Volume total Packing


V total = 𝑉𝑝𝑤𝑒𝑡 + 𝑉𝑝𝑑𝑟𝑦

= 0,000063824 m3 + 78,86199745 m3

= 78,86199745 m3

d. Volume Total, (VT)

𝑉𝑇 = 𝑉𝑘 + 𝑉𝑝

VT = 147,9585997 m3 + 78,86199745 m3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

= 226,82 m3

e. Diameter Kolom

Volume bagian silinder, Vs

𝑉𝑠 = 𝜋(𝐷/22 ) 𝑥 𝐿/2

𝐿 =4𝑥𝐷 (Treyball, p.397 tahun 1981)

1
𝑉𝑠 = 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2 𝑥 (4𝐷)
4

𝑉𝑠 = 𝜋 𝑥 𝐷3

Volume bagian head, Vh

1
𝑉ℎ = 24 𝜋 𝐷3 (Tabel 4, Peter, halaman 571)

Jadi,
1
𝑉𝑡 = 𝜋 𝑥 𝐷3 + 𝜋𝐷2
24

𝐷𝑡 = 𝑉𝑡/𝜋1/3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

= 226,82 / (3,14^(0,333))

= 4,1647 m

= 416,47 cm

f. Menghitung Tinggi Kolom

3
Tinggi Silinder, Hs = 2𝐷

= (3/2) * 4,1647 m

= 6,247 m

1
Tinggi Head, He = 2 (4𝐷)

= 2 * (1/ ( 4*4,1647))

= 2,0823 m

Tinggi Total, Ht = 𝐻𝑠 + 𝐻𝑒

= 6,247 m + 2,083 m

= 8,3294 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

g. Tebal Tangki

𝑂𝐷 = 𝐷 + 2𝑡

t = tebal tangki = 0,002 m

OD = 4,1647 + 2 * 0,002

= 4,1687 m

h. Menghitung Jumlah Kebutuhan Adsorben yang dibutuhkan

𝑖𝑚𝑝𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑎𝑑𝑠 =
𝐶𝑎𝑑𝑠

= 0,0491523 / 1

= 0,0491523 kg

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN

3.1 Flash drum


Tabel 3.1 Spesifikasi Flash drum
Fungsi Memisahkan produk keluaran reaktor
metanol dari unreacted gas
Kode S-101
Temperatur 25,943 oC
Tekanan 19,7385 atm = 290 psi
Waktu Tinggal 15 menit
Aliran Uap Keluar 13487,94488 kg/jam = 29740,91845
lb/jam
Aliran Cair Keluar 66291,72836 kg/jam = 146173,261
lb/jam
Densitas Campuran Liquid 111,1778 kg/m3 = 6,937493 lb/ft3
Densitas Campuran Gas 14,6124 kg/L = 0,9118 lb/ft3
Kecepatan Aliran Gas (u) 0,35989677 ft/s
Diameter Drum (D) 5,663 ft= 1,726 in
Tebal Shell (ts) 1,216986 in
Tebal Head (th) 1,967 in
Tinggi Head (OA) ID = 62,06 in
AB = 26,657 in
BC = 61,625 in
b = 10,439 in
OA = 13,939 in
Tinggi Drum (L) L zona cairan = 209,2365 ft
L zona gas = 214,7365 ft
L drum = 425,134 ft
L silinder = 422,81 ft
Lv = 351,167 ft3/menit
W = 15 menit

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar Alat :
CH4
CO2
N2
H2O
CO
CH4 H2
CO2 CH3OH
N2
H2O
CO CH4
H2 CO2
CH3OH N2
H2O
CO
H2
CH3OH

Gambar Alat Flash drum

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

3.2 Kolom Destilasi I


Tabel 3.2 Spesifikasi Destilasi I
Kode : D-101
Kolom Distilasi 1 Fungsi : Memisahkan metanol dan gas sisa dari keluaran
flash drum
DATA IDENTIFIKASI
Jenis Operasi Continuous
Tipe Sieve Tray Colomn
Jenis Head Torisperical
KONDISI OPERASI
Tekanan Operasi (bar) 1
o
Temperatur puncak menara ( C) 20,6
Temperatur dasar menara (oC) 75,2
Laju Alir Gas (Kg/jam) 18817,4615
Laju Alir Liquid (Kg/jam) 47474,3
3
Densitas gas (Kg/m ) 0,18
Densitas Liquid (Kg/m3) 335,72
Surface Tension (N/m) -
MATERIAL DAN DISAIN
SHELL
Diameter (m) 3,93
Tray Spacing (m) 0,45
Jumlah tray 23
Material Carbon Steel SA 283 grade C
Allowable Stress (psi) 11500
Jenis sambungan Double welded butt joint
Efisiensi sambungan (%) 80%
Faktor korosi (Inch) 0,125
Tebal shell (in) ¼
Jenis head Torispherical
Tinggi Head O,9657 m
Total tinggi menara (m) 10,54 = 11 m
Diameter menara (m) 3,937 m
PLATE
Downcomer area (m2) 0,1354
Active area (m2) 8,04
Hole diameter (mm) 5
Hole area (m2) 0,0000196
Tinggi weir (mm) 78,95
Panjang weir (m) 3,386
Tebal plate (mm) 5
Tipe aliran cairan Cross Flow (Single pass)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Jumlah Hole 37208


Waktu Tinggal (s) 300
Desain flooding (%) 80

Gambar Alat:

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

3.3 Kolom Destilasi II


Tabel 3.3 Spesifikasi Destilasi II
Kode : DC-101
Kolom Distilasi 1 Fungsi : Memisahkan metanol dan residu dari produk
distilasi 1
DATA IDENTIFIKASI
Jenis Operasi Continuous
Tipe Sieve Tray Colomn
Jenis Head Torisperical
KONDISI OPERASI
Tekanan Operasi (bar) 1
o
Temperatur puncak menara ( C) 60,4
Temperatur dasar menara (oC) 100,19
Laju Alir Gas (Kg/jam) 31586,744
Laju Alir Liquid (Kg/jam) 15772,34
3
Densitas gas (Kg/m ) 1,1377
Densitas Liquid (Kg/m3) 417,74
Surface Tension (N/m) -
MATERIAL DAN DISAIN
SHELL
Diameter (m) 7,26
Tray Spacing (m) 0,45
Jumlah tray 43
Material Carbon Steel SA 283 grade C
Allowable Stress (psi) 11500
Jenis sambungan Double welded butt joint
Efisiensi sambungan (%) 80%
Faktor korosi (Inch) 0,125
Tebal shell (in) ¼
Jenis head Torispherical
Tinggi Head 0,264 m
Total tinggi menara (m) 19,64 = 20
Diameter menara (m) 7,267
PLATE
Downcomer area (m2) 0,25
Active area (m2) 8,04
Hole diameter (mm) 5
Hole area (m2) 0,0000196
Tinggi weir (mm) 154,5
Panjang weir (m) 6,249
Tebal plate (mm) 5
Tipe aliran cairan Cross Flow (Single pass)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Jumlah Hole 26969


Waktu Tinggal (s) 300
Desain flooding (%) 80

Gambar Alat:

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

3.4 Adsorber
Tabel 3.4 Spesifikasi Adsorber
Adsorber (AB-01)

Jumlah 2 buah

Fungsi Untuk memisahkan gas H2 pada gas alam

Tipe Pressure Swing Adsorber

Tekanan, bar 50

Temperatur, oC 50

Diameter Kolom, m 4,1647

Tinggi Adsorber, m 8,3294

Tebal Tangki, m 4,1687

Bahan Konstruksi Carbon Steel

33100,99 kg/jam
Laju alir massa, W
11,1859 kg/m3
Densitas, ρ
20%
Faktor keamanan, f
5 menit
Holding time

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

DAFTAR PUSTAKA

Brownell, L. E., and Young, E. H., 1959, Process Equipment Design, John Wiley
& Sons, Inc : USA.
Cheremisinoff, N. P and Ferrante, L., 1995, Process Engineering Data Book, CRC
Press : USA.
Geankoplis, C. J., 1993, Transport Processes and Unit Operation, 3rd ed, Pretience-
Hall International : New Jersey.
McCabe, W. L., Smith, J. C., Harriot, P., 1985, Unit Operation in Chemical
Engineering, 5th ed, McGraw-Hill Book : USA.
O’Connell, J. P., Poling, B. E., dan Prausaitz, J. M., 2001, The Properties of Gases
and Liquids, 5th ed, McGraw-Hill : New York.
Petyluk, F. B., 2004, Distillation Theory and Its Application to Optimal Design of
Separation Units. Cambridge University Press : USA.
Sinnot, R. K., 2005, Coulson & Richardson : Chemical Engineering Series,
Chemical Engineering Design¸ 4th ed, Vol. 6. Elsevier Butterworth-
Heinemann : UK.
Tassios, D. P., 1972, Extractive and Azeotropic Distillation, American Chemical
Society : USA.
Treybal, R. E., 1980, Mass Transfer Operation, 3rd ed, McGraw-Hill Book : USA.
Walas, S. M., 1990, Chemical Process Equipment Selection and Design, 2nd ed,
Butterworth-Hcinemann Inc : USA
Wankat, P. C., 1994, Separation Process Engineering : Include Mass Transfer
Analysis, 3rd ed, Prentice Hall : New Jersey.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

LAMPIRAN A
DATA VLE EQUILIBRIUM

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN UNIT PEMISAHAN

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

UNIT FLASH DRUM S-101

Lembar Perhitungan
Alat Flash drum Kode
Tempat menguapkan sejumlah besar
Fungsi S-101
methanol

CH4
CO2
N2
H2O
CO
CH4 H2
CO2 CH3OH
N2
H2O
CO CH4
H2 CO2
CH3OH N2
H2O
CO
H2
CH3OH

Keterangan:
F = Jumlah umpan cair (Kg/jam)
V = Jumlah uap (Kg/jam)
L = Jumlah cairan (Kg/jam)
zi = Fraksi mol komponen umpan
yi = Fraksi mol uap komponen di fasa uap
xi = Fraksi mol cairan komponen di fasa cair

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Data perhitungan
 Kondisi Proses
Tekanan (P) 19, 7385 atm 290 psi
Temperatur (T) 25,943 oC 298,943 oK
Waktu Tinggal (t) 15 menit -

 Dialiran Umpan Cair Masuk (F)


Komponen Mr Fraksi F (kg/jam) xi yi
CH4 16,043 0,0554 3883,866 0,001480 0,086537
CO2 44,01 0,0044 845,784 0,000195 0,006825
N2 28,013 0,0034 419,9558 0,000183 0,005305
H2O 18,015 0,3518 27695,756 0,253958 0,408342
CO 28 0,0585 7153,3168 0,005714 0,088924
H2 2 0,2582 2256,3624 0,147085 0,398765
CH3OH 32,01 0,2683 37524,632 0,719158 0,007958
Total 1 79779,673 0,99540 1,00266

Berdasarkan paper “Thermophysical and bionotox properties of solvo-surfactants


based on ethylene oxide, propylene oxide and glycerol” P saturated dapat dihitung
dengan persamaan:

 Neraca massa total :


F= L + V

 Neraca massa Komponen :

F x zi F x zi x Ki
xi = yi =
F+ V(Ki−1) F+V(Ki−1)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Nilai V ditrial sehingga menghasilkan jumlah fraksi y=1, setelah ditrial maka
didapat

 Aliran Uap Keluar (V)


13487,94488 kg/jam = 29740,91845 lb/jam

 Aliran Cair Keluar (L)


L=F–V
= 79779,67324 kg/ jam – 13487,94488 kg/jam
= 66291,72836 kg/jam
= 146173,261 lb/jam

Menentukan ρv = densitas campuran gas, lb/ ft3


kg
BMcamp x P (atm) 30.1863 x1
kgmol
ρv = = = 14,61240222 kg/L = 0,911813898
ZxRxT 1 x 82.05 x 343 K
lb/ft3

BM camp = ∑(yi*BMi)

Menentukan ρL = densitas campuran cairan, lb/ ft3

ρL = ∑ (xi * ρi) = 111,1778 kg/m3 = 6,937493 lb/ft3

Persamaan-persamaan yang Digunakan untuk Merancang Flash drum


 Menentukan Kecepatan Aliran Gas (u)

ρL 6,937493 lb/ft3
dimana: u = 0.14 √ρv − 1 = 0.14 √ − 1 = 0,35989677 ft/dtk
0,911813898 lb/ft3

29740,91845 lb/jam
Vv = V/ ρv = = 32617,31205 ft3/jam = 9,060364459 ft3/dtk
0,911813898 𝑙𝑏/𝑓𝑡3

 Diameter Drum (D)

Vv x 4 9,060364459 ft3/dtk x 4
D=√ = √ = 5,663032198 ft = 1,726092214 in
πxu 3.14 x 0,35989677 ft/dtk

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

D = diameter dalam silinder, ft


Vv = laju alir volumetric gas (uap), ft3/detik
u = kecepatan aliran gas, ft/detik

 Tebal Shell (ts)


Pr 319,0825244 x 33,97819319
ts = +c= + 0.125
f E−0,6P 12650 x 0.8 − 0.6 x 319,0825244

= 1,216986959 in, dipilih 1 1/4 in = 1,25 in (Tabel 5.8 Brownell & Young)
ts = tebal shell, in
P = 1.1 * 290 psi = 319,0825244 psi (faktor keamanan 10%)
r = 933,97819319 in
f = 12650 psi
E = efisiensi pengelasan 80% C = 0.125 in
Untuk mengetahui apakah tebal shell yang sudah dirancang dapat dipakai atau
f E ts
tidak maka Pmax > Pperancangan dimana Pmax = =
r+0,6ts
12650 x 0.8 x 1,216986959
= 354,840 psi
33,97819319 + 0.6 x 1,216986959

 Tebal Head (th)


0.885 P r 0.885 x 319,0825244 x 66
th = +c= + 0.125
f E−0,1P 12650 x 0.8 −0.1 x 319,0825244

= 1,967189128 in, maka dipilih 2 in (Tabel 5.8 Brownell & Young)


P = 319,0825244 psi
r = 66 in (r pada tabel 5.7 Brownell & Young)
icr = 4,375 in (Tabel 5.7 Brownell & Young)
sf = 1,5 in (Tabel 5.8 Brownell & Young)
f = 12650 psi
E = 0.125 in

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 Tinggi Head (OA)


ID = r – (2 x th) = 62,06562174 in
ID
AB = − icr = 26,65781087 in
2
BC = r – icr = 61,625 in
b = r - √(BC)2 − (AB)2 = 21 - √(61,625)2 − (26,65781087)2 =
10,43920677 in
OA = 2 in + 10,43920677 in + 1.5 in = 13,93920677 in = 1,161135924 ft

 Tinggi Drum (L)


ft3
Lv x w 21070,03938 x 15menit
menit
Lzona cairan = π = 3.14 = 209,2365919 ft
( 4 ) x D2 ( 4 ) x 5,6630321982 𝑓𝑡 2

Lzona gas = 5.5 ft + 209,2365919 ft = 214,7365919 ft


Ldrum = Lzona cairan + Lzona gas + OA
= 209,2365919 ft + 214,7365919 ft + 1,161135924 ft = 425,1343197 ft
Lsilinder = Ldrum - 2OA = 425,1343197 ft – 2 x 1,161135924 ft = 422,8120479
ft
Lv = 351,167323 ft3/menit
w = 15 menit
Note: tinggi zona gas (Lzona gas) mulai dari batas fasa cair-gas sampai pucak silinder
≥ 5,5 ft

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar Alat Flash drum

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Perancangan Kolom Destilasi 1


jenis Plate tower (menara distilasi dengan Sieve Tray) Kode alat
Fungsi Memisahkan metanol dan gas sisa dari keluaran flash drum D-101

0.2967 CH3OH
0.03385 H2O
0.18689 CH4
0.0433 CO2
0.022114 N2
0.345139 CO
0.07195 H2

0.561548 CH3OH
0.247218626 H2O
0.0535175 CH4
0.01267144 CO2
0.0063 N2
0.0983111 CO
0.020464 H2

0.66651 CH3OH
0.331744 H2O
0.0006498 CH4
0.00053 CO2
0.00003352 N2
0.0004753 CO
0.0000553 H2

A. Penentuan Tipe Kolom Distilasi


Dalam perancangan menara distilasi ini dipilih jenis Tray. jenis tray yang
digunakan adalah sieve tray dengan pertimbangan:
1. Pressure drop rendah dan efesiensi tinggi (tab. 9.22, ludwig, 1980).
2. Lebih ringan, murah karena pembuatannya lebih mudah.
3. Biaya perawatan murah karena mudah dibersihkan.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

B. Penentuan Bahan Konstuksi


Dipilih bahan konstruksi jenis Stainless SA 240 Grade A dengan
pertimbangan :

1. Mempunyai allowable stress yang besar


2. Struktur kuat
3. Tahan terhadap korosifitas tinggi
C. Kondisi Operasi
Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung kondisi operasi atas dan bawah kolom destilasi
2. Menentukan Volatilitas Rata-rata

Umpan:

T = 30 °C

T = 303K

F = 23737,13345 kg/jam

Fase umpan = cair

Kesetimbangan fasa uap-cair dapat didekati dengan Persamaan Antoine.


Dari nilai bilangan Antoine, tekanan uap tiap komponen dapat dihitung yaitu :
𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐵
𝑃𝑜 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 = 𝐸𝑋𝑃 [𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐴 − ( )]
𝑇 + 𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐶

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Bilangan Antoine Masing-masing Senyawa :

Antoine A B C
CH4 13,58 968 -3,72
CO2 15,38 1956 -2,11
N2 13,45 658 -2,85
H2O 16,262 3799,89 -46,8
CO 13,87 770 1,64
H2 12,78 232 8,08
CH3OH 16,49 3593 -35,22

Berikut ini data Laju Alir:

Data Laju alir umpan Distilat bottom


F xf D Yf W xw
CH3OH
37225,9996 0,561548183 5583,89994 0,296740341 31642,1 0,6665105
H2O
16386,40418 0,247186257 637,0677977 0,03385514 15749,34 0,331744748
CH4
3547,767758 0,053517503 3516,918569 0,186896547 30,84919 0,000649809
CO2
840,0116924 0,012671441 814,8113416 0,043300811 25,20035 0,000530821
N2
417,7275117 0,006301352 416,1358464 0,022114346 1,591665 3,35269E-05
CO
6517,213665 0,098311114 6494,649794 0,345139529 22,56387 0,000475286
H2
1356,603947 0,020464151 1353,978172 0,071953285 2,625776 5,53095E-05
Total
66291,72835 1 18817,46146 1 47474,27 1

Key Komponen yang dipilih yaitu :


Metanol (L) dan Air (H), karena memiliki range titik didih yang dekat.
Destilat:

Dew Point (T) = 20,6°C = 293,6K


F = 18817,4615 kg/jam P sat Masing-masing Komponen :

Destilat Yid Psat Ki alfa i yi/alfa i Xi

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

CH3OH 0,296740341 13,24417656 0,130356068 1 0,29674 0,998604337

H2O 0,03385514 2,428683174 0,023904362 0,183377439 0,18462 0,0001

CH4 0,186896547 28016,9741 275,7576191 2115,418348 8,83E-05 0,000598432

CO2 0,043300811 5822,047075 57,30361294 439,5929825 9,85E-05 0,0002411

N2 0,022114346 72171,85004 710,3528548 5449,327085 4,06E-06 1,56651E-05

CO 0,345139529 77797,08558 765,7193462 5874,059835 5,88E-05 0,000226833

H2 0,071953285 164546,1508 1619,548728 12424,03785 5,79E-06 0,000312537

Total 1 Kc 0,481616 1,000098904

Bottom:

Boiling Point (T) = 75,2°C = 348,3K


F = 47474,3 kg/jam P sat Masing-masing Komponen :

Bottom Xiw Psat ki alfa i alfai.xiw yi

CH3OH 0,6665105 149,9441231 1,475827983 1 0,66651 0,768359116

H2O 0,331744748 38,5579561 0,379507442 0,257148832 0,085308 0,181810341

CH4 0,000649809 47572,8987 468,2371919 317,2708454 0,206165 0

CO2 0,000530821 16787,55431 165,2318337 111,9587348 0,05943 0,049830796

N2 3,35269E-05 103230,6482 1016,049687 688,4607819 0,023082 0

CO 0,000475286 116895,2119 1150,543425 779,5918207 0,370529 0

H2 5,53095E-05 185134,5617 1822,190568 1234,690349 0,06829 0

Total 1 Kc 1,479315 1,000000253

Sehingga harga konstanta kesetimbangan fasa uap-cair (K) dapat ditentukan


sebagai berikut :
Psat
Ki =
P

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Dimana :
Ki = Konstanta kesetimbangan fasa uap-cair
Psat = tekanan uap (atm)
P = tekanan total (atm)

1. Penentuan Jumlah Plate


Penentuan jumlah stage minimum pada total refluks menggunakan
persamaan Fenske yang membutuhkan data fraksi mol komponen light dan heavy
pada distilat dan bottom, data laju alir distilat dan bottom, serta data rata-rata
relative volatility (Geankoplis, 1993):
 x .D  x .W 
log LD  HW 
Nm   x HD .D  x LW .W 
log L,av 

Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)

𝑥𝐿𝐾 . 𝐷 =0,0001

𝑥𝐻𝐾 . 𝐷 =0,9986

𝑥𝐻𝐾 . 𝐵 =0,18181

𝑥𝐿𝐾 . 𝐵 =0,76835912

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Relative Volatility (Geankoplis, 1993):


𝐾
∝𝐿𝐾,𝑡𝑜𝑝 = (𝐾 𝐿𝐾 ) =1
𝐻𝐾 𝑡𝑜𝑝

𝐾
∝𝐿𝐾,𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = (𝐾 𝐿𝐾 ) =1
𝐻𝐾 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚

Maka, didapat rata-rata relative volatility (Tres Komponen):


∝𝐿𝐾,𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = √∝𝐿𝐾,𝑡𝑜𝑝 . ∝𝐿𝐾,𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚
∝𝐿𝐾,𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =1,941995651

Didapat, jumlah tray minimum menggunakan Persamaan Fenske yaitu :


 x .D  x .W 
log LD  HW 
Nm   x HD .D  x LW .W 
log L,av 

Nm = 10,17271

Reflux minimum (Rm) untuk distilasi multi komponen diperoleh dengan


korelasi persamaan Underwood:
𝛼𝑖 −𝑥𝑖.𝑓
∑ =1−𝑞 [Pers.11-61; Coulson.vol 6, 1999]
𝛼𝑖 − 𝜃

Umpan masuk dalam keadaan cair jenuh sehingga nilai q = fraksi yang mecair
(Geankoplis, 1995), q= 1.
𝛼𝑖 − 𝑥𝑖.𝑓
∑1 − 𝑞 =
𝛼𝑖 − 𝜃
𝛼𝐴 − 𝑥𝐴.𝑓 𝛼𝐵 − 𝑥𝐵.𝑓 𝛼𝐶 − 𝑥𝐶.𝑓 𝛼𝐷 − 𝑥𝐷.𝑓 𝛼𝐸 − 𝑥𝐸.𝑓
1−𝑞 = + + + +
𝛼𝐴 − 𝜃 𝛼𝐵 − 𝜃 𝛼𝐶 − 𝜃 𝛼𝐷 − 𝜃 𝛼𝐸 − 𝜃

Trail θ = 0.25
𝛼𝐴 − 𝑥𝐴.𝐷 𝛼𝐵 − 𝑥𝐵.𝐷 𝛼𝐶 − 𝑥𝐶.𝐷 𝛼𝐷 − 𝑥𝐷.𝐷 𝛼𝐸 − 𝑥𝐸.𝐷
𝑅𝑚 − 1 = + + + +
𝛼𝐴 − 𝜃 𝛼𝐵 − 𝜃 𝛼𝐶 − 𝜃 𝛼𝐷 − 𝜃 𝛼𝐸 − 𝜃

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Untuk merancang refluks ratio pada berbagai macam sistem operasi nilainya
antara 1,2 s/d 1,5 kali refluks minimum dan akan memberikan biaya operasi yang
rendah [Coulson p – 441].

Rm = 0,332592

R = 1,5 Rm
R = 0,49888799

R/R+1 = 0,33283874

Rm/Rm+1 = 0,24958

Gambar 1. Grafik Erbar-Mardox Hubungan Refluks dan Jumlah Plate


[Geankopkis,2003]

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Dari gambar diperoleh nilai Nm/N = 0,48


Didapat:
N = 21,19 stages ≈ 22 stage

2. Penentuan Efisiensi Plat


Data Koefisien Viskositas :

Pada suhu (T) = 20,6 C = 293,6 K

viskositas A B C D log miu miu cp top miu avg


mix
CH3OH -9,0562 1254,2 0,0224 -0,000023538 -0,23676 0,579749214 0,579749214
H2O -10,2158 1792,5 0,01773 -0,000012631 0,006169 1,014305793 1,014305793
CH4 -7,38 319,25 0,047934 -0,0001412 -4,39079 4,0664E-05 4,0664E-05
CO2 -19,4921 1594,8 0,079274 -0,00012025 -1,15104 0,070625424 0,070625424
N2 -15,6104 465 0,16259 -0,00063353 -20,9011 1,25579E-21 1,25579E-21
CO -
-1,1224 57,858 0,0049174 8,2233E-06 -1,66023 0,021866121 0,021866121
H2 -7,0154 4079,1 0,23714 -0,004083 -275,456 3,4977E-276 3,4977E-276

Data Koefisien Viskositas :

Pada suhu (T) = 75,2 C = 348,2 K

viskositas A B C D log miu miu cp bottom miu


mix avg
CH3OH -9,0562 1254,2 0,0224 -0,000023538 -0,50839 0,310176947 0,310176947
H2O -
10,2158 1792,5 0,01773 -0,000012631 -0,42573 0,375202859 0,375202859
CH4 -7,38 319,25 0,047934 -0,0001412 -6,89207 1,28213E-07 1,28213E-07
CO2 -
19,4921 1594,8 0,079274 -0,00012025 -1,88827 0,012934021 0,012934021
N2 -
15,6104 465 0,16259 -0,00063353 -34,4724 3,37014E-35 3,37014E-35
CO -
-1,1224 57,858 0,0049174 8,2233E-06 -1,67146 0,021308063 0,021308063
H2 -7,0154 4079,1 0,23714 -0,004083 -407,765 1,00E-300 1E-300

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

μavg = 1,0751

α LK,avg x μavg = 0,501

Gambar 2. Coloumn efficiency as a function of average coloumn viscosity and


relative volatility

Maka efisiensi plat adalah 75%

3. Menentukan letak plat umpan


Menentukan lokasi feed tray dengan persamaan Kirkbride.

𝑁𝑒 𝑥𝐻𝐹 𝑊 𝑥𝐿𝑊 2
𝑙𝑜𝑔 = 0.206 log [( ) ( ) ]
𝑁𝑠 𝑥𝐿𝐹 𝐷 𝑥𝐻𝐷

Log Ne/Ns = 0,54258

Ne/Ns = 3,488

theoritical trays (termsuk reboiler) tidak termasuk reboiler

Ne+Ns = 21

Ns = (Ne+Ns)/(1+3,488)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Ns = 4,679 bulatkan menjadi 5

Ini artinya umpan masuk pada tray ke 5 dari atas kolom distilasi.

Perhitungan Densitas Campuran

Produk Atas T= 20,6 C = 293,6 K

Komponen A B N Tc Densitas wi/rho


CH3OH
0,27197 0,27192 0,2331 512,58 318,7218 0,000931033
H2O
0,3471 0,274 0,28571 647,13 450,9205 7,50801E-05
CH4
0,15998 0,2881 0,277 190,58 136,5649 0,001368554
CO2
0,46382 0,2616 0,29 304,19 470,2222 9,20858E-05
N2
0,312 0,28479 0,2925 126,1 219,372 0,000100808
CO
0,298818 0,27655 0,29053 132,92 214,2314 0,001611059
H2
0,03125 0,3473 0,2756 33,18 13,07723 0,005502181
𝛴𝑦𝐷
𝜌𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 =
𝑦𝐷
𝛴 𝜌

𝜌𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 = 103,29724 kg/m3

P = 100000 Pa

T = 293,6 K

R = 8314,34 m3 Pa/Kmol K

Produk Atas T= 20,6 C = 293,6 K

Komponen BM D yd Rho yd/rho

CH3OH 32,01 5583,89994 0,296740341 1,31129934 0,226295

H2O 18,015 637,0677977 0,03385514 0,737989929 0,045875

CH4 16,043 3516,918569 0,186896547 0,657206352 0,28438

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

CO2 44,01 814,8113416 0,043300811 1,802882973 0,024018

N2 28,013 416,1358464 0,022114346 1,147561025 0,019271

CO 28 6494,649794 0,345139529 1,147028476 0,300899

H2 2 1353,978172 0,071953285 0,081930605 0,878222

𝐵𝑀 𝑥 𝑃
𝜌 𝑢𝑎𝑝 =
𝑅𝑥𝑇

𝜌 𝑢𝑎𝑝 = 0,1858 𝑘𝑔/𝑚3

Perhitungan Densitas Campuran

Produk Bawah T= 75,2 C = 348,2 K

Komponen A B n Tc Densitas wi/rho


CH3OH
0,27197 0,27192 0,2331 512,58 304,2761 0,00219048
H2O
0,3471 0,274 0,28571 647,13 428,2506 0,000774651
CH4
0,15998 0,2881 0,277 190,58 127,605 5,09234E-06
CO2
0,46382 0,2616 0,29 304,19 439,6185 1,20746E-06
N2
0,312 0,28479 0,2925 126,1 202,0472 1,65936E-07
CO
0,298818 0,27655 0,29053 132,92 197,3254 2,40864E-06
H2
0,03125 0,3473 0,2756 33,18 11,91796 4,64085E-06
𝛴𝑥𝐵
𝜌𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 =
𝑥𝐵
𝛴 𝜌

𝜌𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 = 335,723 kg/m3

P = 100000 Pa

T = 348,2 K

R = 8314,34 m3 Pa/KmolK

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Produk Bawah T= 75,2 C = 348,2 K

Komponen BM W xw rho yd/rho

CH3OH 32 31642,1 0,6665105 1,310889687 0,508441

H2O 18 15749,34 0,331744748 0,737375449 0,449899

CH4 16,043 30,84919 0,000649809 0,657206352 0,000989

CO2 44,01 25,20035 0,000530821 1,802882973 0,000294

N2 28,013 1,591665 3,35269E-05 1,147561025 2,92E-05

CO 28 22,56387 0,000475286 1,147028476 0,000414

H2 2 0 0 0,071189185 0
𝛴𝑥𝐵
𝜌𝑢𝑎𝑝 =
𝑥𝐵
𝛴 𝜌

𝜌 𝑢𝑎𝑝 = 1,0416 kg/m3

Menghitung Tegangan Permukaan dengan persmaan sudgen


𝑃𝑐ℎ (𝑃𝐿− 𝑃𝑣 ) 2
𝜎= [ ] Coulson, 1983, pers. 8.23. hal. 258)
𝑀

Keterangan :

σ = Tegangan permukaan (dyne/cm)


Pch = Sudgen’s parachor

𝜌L = Densitas cairan (kg/m3)

𝜌v = Densitas uap (kg/m3)

Top Y Pch tho y.tho

CH3OH 0,296740341 87,4 0,006290318 0,001866591

H2O 0,03385514 54,2 0,009292529 0,0003146

CH4 0,186896547 73,2 0,048992407 0,009156512

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

CO2 0,043300811 44,8 0,000121376 5,25569E-06

N2 0,022114346 25 7,17048E-05 1,58571E-06

CO 0,345139529 24,8 6,95667E-05 2,40102E-05

H2 0,071953285 34,2 9,665208589 0,695443511

Total 1 0,706812065

σ mix top = 0,7068 dyne/cm

σ = 0,0007068 n/m

Bottom X Pch tho x.tho

CH3OH 0,6665105 87,4 0,698187385 0,465349223

H2O 0,331744748 54,2 1,031414674 0,342166401

CH4 0,000649809 73,2 5,437861853 0,003533569

CO2 0,000530821 44,8 0,013472021 7,15123E-06

N2 3,35269E-05 25 0,007958803 2,66834E-07

CO 0,000475286 24,8 0,007721484 3,66992E-06

H2 5,53095E-05 34,2 1072,779885 0,05933487

Total 1 0,870395151

σ mix top = 0,87 dyne/cm

σ = 0,00087 n/m

4. MENENTUKAN DIAMETER MENARA


Tinggi plate spacing umumnya 0,45 m (coulson, 1983 hal 448)

 Laju Alir massa diketahui Dari neraca massa dikerahui :


Feed = F = 66291,7284 kg/jam

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Top Product = D = 18817,4615 kg/jam

Vapor rate = V = (1+R)×D = 28205,267 kg/jam

Liquid rate = L = R× D = 9387,8 kg/jam

 Laju alir massa bagian bawah


B (Bottom Product) = 47474,27 kg/jam

L' = L + Qf = 75679,5339 kg/jam

V' = 28205,267 kg/jam

L'-V' = 47474,27 kg/jam

L'/V' = 2,6831 kg/jam

Liquid vapor flow factor

𝐿𝑤 𝜌𝑣
𝐹𝐿𝑉 = 𝑥√ (Coulson, pers. 11.82)
𝑉𝑤 𝜌𝐿

Keterangan :

FLV = Liquid-vapor flow factor

Lw = Laju alir massa cairan(Kg/h)

Vw = Laju alir massa uap (kg/h)

𝜌𝑣 = Densitas cairan (kg/m3)

𝜌𝐿 = Densitas uap (kg/m3)

FLV top = 0,014117

Untuk tray spacing = 0,45 m dan FLV = 0,014117, Maka K1 = 0,08


(Coulson, 1983, fig. 11.27).

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Koreksinilai K1 top :

𝜎𝑡𝑜𝑝 0,2
𝐾1𝑡𝑜𝑝 = 𝐾1 ⌈ 0,02 ⌉

K1 top = 0,04

FLV, bottom = 0,1494577 kg/h

Untuk tray spacing = 0,45 m dan FLV = 0,1494577 maka K1 = 0,06


(Coulson, 1983, fig. 11.27)

𝜎𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 0,2
𝐾1𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = 𝐾1 ⌈ ⌉
0,02

K1 bottom = 0,1276113

Gambar 3. Grafik 11.27 (Coulson, 1983)

 Menentukan Kecepatan Flooding


𝝆𝟏−𝑷𝒗
𝝁𝒇 = 𝑲𝟏 √ (Coulson, 1983, pers. 11.81)
𝝆𝒗

Keterangan :

Uf = kecepatan flooding (m/s) f u

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

K1 = Konstan

 Kecepatan flooding bagian atas (top)


Uf, top = 0,965678 m/s

Uv = 0,77254 m/s

 Kecepatan flooding bagian bawah (bottom)


Uf, bottom = 2,2874 m/s

Uv = 1,8299 m/s

Kecepatan uap pada umumnya dari kecepatan flooding (Coulson, 1983,


hal.459), untuk perancangan diambil uv = 70-80% uf.

 Menetukan Laju Alir Maksimum


𝑽
𝑄𝑽 = 𝝆𝑽
𝒗

Keterangan :

Qv = Laju alir volumetrik maksimum (m3/s)

Vw = Laju alir massa uap (kg/s)

𝝆𝒗 = Densitas uap (kg/m3)

 Laju alir volumetrik maksimun bagian atas (top):


Qv = 42,1596 m3/s

 Laju alir volumetrik maksimun bagian bawah (bottom):


Qv = 7,52 m3/s

1. Menetukan Luas Area Netto untuk Uap-Cair


Q
A 𝒏 = 𝑼𝑽
𝑽

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Keterangan :

An = Luas Area Netto (m2)

Qv = Laju alir volumetrik (m3/s)

uv = Kecepatan uap (m/s)

 Luas area netto bagian atas (top) :


An top = 23,03 m2

 Luas area netto bagian bawah (bottom) :


An bottom = 9,736 m2

2. Menentukan Luas Penampang Lintang Menara (Ac)


 Menghitung Luas Penampang Lintang Menara :
𝐴𝒏
A𝒄 = 1−𝐴𝒅

 Luas penampang downcomer (Ad)= 20 % dari luas keseluruhan, sehingga


𝐴𝒏
A𝒄 top = = 28,7987 m2
1−𝐴𝒅

𝐴𝒏
A𝒄 bottom = = 12,17 m2
1−𝐴𝒅

 Menentukan Diameter Menara (Dc) Berdasarkan Kecepatan Flooding


Menghitung diameter menara :
𝟒 x A𝒄
D𝒄 = √ 𝝅

Diameter menara bagian atas (top) :

D𝒄 top = 6,5 m

Diameter menara bagian bawah (bottom) :

D𝒄 bottom = 3,9374 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 Menentukan Jenis Aliran (Flow Pattern)


Kecepatan volumetris maksimum cairan:

𝐿𝑤.𝐵
𝑄𝐿𝐵 = 𝜌 𝐿𝐵

Keterangan:

QL.bot = laju alir volumetrik bagian bottom (m3/s)

Lw = laju alir massa cairan bagian bottom (kg/s)

ρL = densitas cairan bagian bottom (kg/m3)

𝑄𝐿𝐵 = 0,0252 m3/s

Dari fig. 11.28 (Coulson, 1983) untuk QL, B = 0,00608765 m3/s maka jenis
alirannya adalah cross flow (single pass).

5. Perancangan Tray
Diameter menara (Dc) = 3,9374 m
Luas Menara, Ac = 12,17 m2
Luas downcomer, Ad = 2,43 m2
Luas netto An = 9,736 m2
Luas Aktif Aa = 7,3 m2
Luas hole Ah = 0,73 m2
Lw / Dc = 0,86
Lw = 63,386 m2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar 4. Grafik Penentuan panjang weir

 Tinggi Weir (hw)


Untuk kolom destilasi yang tekanan operasi di atas tekanan atmosfer, tinggi
weir yang digunakan antara mm. Tinggi weir yang direkomendasikan adalah antara
mm (Coulson,1983).

Tinggi weir yang digunakan (hw) = 50 mm = 0,05 m

 Diameter Hole (dh)


Diameter hole yang biasa yang digunakan adalah antara 2,5 – 12 mm, dan
yang direkomendasikan adalah 5 mm (Coulson, 1983). Diameter hole yang
digunakan = 5 mm

 Tebal Tray
Untuk bahan carbon steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm (3/16 in),
sedangkan untuk bahan stainless steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm.
Untuk menara distilasi ini digunakan bahan stainless steel, sehingga tebal plate
yang digunakan = 5 mm. (Coulson vol 6 1ed p465, 1983).

 Pemeriksaan Weeping Rate


Lw max = 2,6 kg/s

Kecepatan aliran cairan minimum :

Lw min = 2,086 kg/s

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 Tinggi Weir Liquid Crest (how)


2
𝐿𝑤
How‘ = 750 (𝜌𝐿 )3 (Coulson, 1983: pers. 11.85)
𝑥 𝑙𝑤

keterangan :

Lw = liquid flow rate, kg/s

Iw = weir length, m

L = densitas liquid, kg/m3

how = weir crest, mm liquid

 Menara Bagian Atas


How, max = 173,227 mm liquid

How, min = 50 mm liquid

Pada minimum rate, (ho + how) = 223,227 mm

Dari fig. 11. 30 Coulson, 1983:

K2 = 31

Kecepatan uap minimum desain dihitung dengan persamaan Eduljee:

[𝐾2 −0.09(25.4−𝑑ℎ )]
𝑈ℎ = 1 (Coulson, 1983: pers. 11.85)
(𝜌𝑣 )2

Keterangan:

Uh = kecepatan uap minimum desain (m/s)

K2 = konstanta

dh = diameter hole (mm)

𝜌𝑣 = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑎𝑝 (𝑘𝑔/𝑚3 )

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

[31−0.9(25.4−5𝑚𝑚)]
𝑈ℎ = 1 = 29,32 𝑚/𝑠
(1,13778788)2

Kecepatan uap minimum actual (uam) :

𝑄𝑉,𝑡 9,353974 𝑚3 /𝑠
𝑈𝑎𝑚 = = = 57,73 𝑚/𝑠
𝐴ℎ 2,487326 𝑚2

 Menara bagian Bawah


2
6,2496313 3
𝐻𝑜𝑤, 𝑚𝑎𝑥 = 750 (417,74081 𝑥 6,2496313) = 78,95 mm liquid

𝐻𝑜𝑤, 𝑚𝑖𝑛 = 50 𝑚𝑚

Pada minimum rate, (ho + how) = 128,95 mm. Dari fig. 11.30 Coulson,
1983:

K2 = 31,2

Kecepatan uap minimum desain dihitung dengan persamaan Eduljee:

[31,2 − 0.09(25.4 − 5𝑚𝑚)] 𝑚


𝑈ℎ = 1 = 12,58
𝑠
(0,64290268)2

Kecepatan uap minimum actual (uam):

𝑚3
𝑄𝑉,𝑡 16,5543539 𝑚
𝑠
𝑈𝑎𝑚 = = = 10,3
𝐴ℎ 2,48732651 𝑚2 𝑠

uam > u h minimum sehingga tidak terjadi weeping.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

6. Plate Pressure Drop


 Menara Bagian Atas
Maksimum vapour velocity through hole (ûh)

𝑄𝑉,𝑏
𝑈ℎ = = 10,3 𝑚/𝑠
𝐴ℎ

Gambar 5.

Dari figure 11.34, untuk ketebalan plate/diameter lubang = 1

(Ah/Aa) x 100 = 10

 Didapatkan nilai orifice coefficient (Co) = 0.86


𝑈 2 𝜌
ℎ𝑑 = 51 [ 𝐶ℎ ] = 𝜌𝑣
𝑜 𝐿

ℎ𝑑 = 13,16 𝑚𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
 Residual Head
12.5 𝑥 103
ℎ𝑟 =
𝜌𝐿

ℎ𝑟 = 121,01 𝑚𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Keterangan:

hr = residual head

𝜌L = densitas liquid bagian botto, (kg/m3)

Total Plate Pressure Drop

HT = hd + (hw + how) + hr

HT = 357,399 mm liquid

Keterangan:

hr = residual head (mm)

hd = dry plate drop (mm)

hw = tinggi weir (mm)

how = tinggi weir liquid (mm cairan)

HT = total plate pressure drop (mm liquid)

∆𝑃𝑡 = 362,16 Pa = 0,003 bar


 Menara Bagian Bawah
Uh = 10,3 m/s
Co = 0,86
hd = 22,7 mm liquid
hd = 37,233 mm liquid
hd = 188,884 mm liquid
∆𝑃𝑡 = 622,07 Pa = 0,00622 bar
 Downcomer Liquid Backup
Pada saat kolom distilasi dioperasikan, diharapkam tidak terjadi downcomer
liquid back-up. Besaran yang peeru dihitung untuk menentukan terjadi downcomer
liquid back-up atau tidak adalah:

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar 6. Gambar 11.35 (Coulson and Richardson, 1986)

2
𝐿𝑤
ℎ𝑑𝑐 = 166 [𝜌 ]
𝐿 𝐴𝑎𝑝

ℎ𝑏 = (ℎ𝑜𝑤 + ℎ𝑤 ) + ℎ𝑡 + ℎ𝑑𝑐 (Coulson and Richardson, 1986)

Dengan:

hap = tinggi ujung apron dari plate (mm)

hw = tinggi weir (mm)

Aap = luas permukaan clearance di bawah downcomer, (m2)

Lw = kecepatan massa cairan (kg/s)

ρL = rapat massa cairan, (kg/m3)

hdc = head yang hilang di downcomer (mm liquid)

hw = tinggi weir (mm liquid)

how = tinggi cairan di atas weir (mm liquid)

ht = plate pressure drop (mm liquid)

 Menara Bagian Atas


hap = 40 mm

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Aap = 0,13544 m2

hdc = 0,0019 mm liquid

hb = 580,628 (mm liquid) = 0,58 m

1
(𝐼 + ℎ𝑤 ) = 0.25 𝑚
2 𝑡

Dikarenakan hb < 0,19 m, maka pemilihan plate spacing sudah tepat.

 Menara Bagian Bottom


hap = 40 mm

Aap = 0,13 m2

hdc = 0,00018 mm liquid

hb = 317,83 (mm liquid) = I0,317 m

1
(𝐼 + ℎ𝑤 ) = 0.25 𝑚
2 𝑡

Dikarenakan hb < 0,19 m, maka pemilihan plate spacing sudah tepat.

7. Check Entrainment
1. Atual Percentage Flooding for Design Area
Entrainment dihitung dari % flooding, dengan persamaan:
𝑢 (Coulson and Richardson, 1986)
% flooding = 𝑢𝑣 𝑥 100%
𝑓

Dengan:
Uv = kecepatan uap actual (m/s)
Uf = kecepatan uap peracangan (m/s)

Berdasarkan fig. 11.29, 11.29, Coulson, 1986, dapat dilihat fractional


entrainment, jika ψ < 0,1, maka tidak terjadi entrainment.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar 7.

 Menara Bagian Atas


uv = 0,77

FLV = 0,014 m/s

% flooding = 80%

Fractional entrainment = 3

Dari fig. 11.29, diperoleh nilai ψ = 0.05 < 0.1, maka terjadi entrainment.

 Menara Bagian Bawah


uv = 1,8299

FLV = 0,149 m/s

% flooding = 80%

Fractional entrainment = 0,8

Dari fig. 11.29, diperoleh nilai ψ = 0.05 < 0.1, maka terjadi entrainment.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 Layout Tray

Gambar 8. Relation between angle subtended by chond, chond height and chond
length

Digunakan cartridge-type construction dengan 50 mm unperforated strip


around tray edge dan 50 mm wide calming zones. Dari fig.11.32 (Coulson, 1983,
hal.465).

lw/Dc = 0,86

lw = 3,38 m

α = 120o

Derajat tray edge α 120o

Lh/Dc = 0,35
 Panjang rata-rata unperforated edge strips
𝛼
𝐿𝑤 = 180 𝑥 𝜋 𝑥 (𝐷𝑐 − 0.05) = 3.386 m

 Luas unperforated edge strips


(Aup) = 0,05 × 15,1076142 m

= 0,006144 m2
 Luas calming zone

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

(Acz) = 2 x hw x (lw-(2.hw))

= 0,3286 m2

 Luas total tersedia untuk perforasi


(Ap) = Aa – (Aup + Acz)
(Ap) = 7,62 m2
(Ah) = 0,73 m2
𝐴ℎ
= 0.09577
𝐴𝑃

Gambar 9. Relation between hole are and pitch


 Hole pitch
Ip/dh = 2,95

dh = 5 mm
𝐼𝑝
(𝐼𝑝 ) = 𝑥 𝑑ℎ
𝑑ℎ
= 2,95 x 5 mm = 14,75 mm
𝜋
𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 𝑑ℎ 2
4

= 0,000019625 m2

ℎ 𝐴
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑ℎ

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

= 37207,88 buah = 37208 buah

 Spesifikasi Tray
Diameter tray (Dc) = 3,937 m

Diameter lubang (dh) = 0,005 m

Hole pitch (lp) = 0,02 m

Jumlah hole = 37208 buah

Turn down ratio = 80%

Material = Stainless steel (SA-240)

Material downcomer = Stainless steel (SA-240)

Tray spacing = 0,45 m

Tray thickness = 0,005 m

Panjang weir = 3,386 m

Tinggi weir = 78,95 m

Total pressure drop = 546,28 mm liquid

 Menentukan Tebal Dinding, tutup dan tinggi destilasi kolom

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar 10. Torispherical flanged and dished head

Keterangan :

th = Tebal head (in)

icr = Inside corner radius (in)

r = Radius of dish (in)

sf = Straight flange (in)

OD = Diameter luar (in)

ID = Diameter dalam (in)

b = Depth of dish (in)

OA = Tinggi head (in)

 Menentukan Tebal Shell


Data perhitungan :

Poperasi = 1 bar = 0,987 atm

Pdesign = 1,2 x Poperasi

= 1,1844 atm = 17,4059 psi

Material Stainless Steel SA 285 (alasan pemilihan material : tahan


terhadap korosifitas dan memiliki struktur kuat)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

f = 11500 psi (Peters and Timmerhaus, 1991, Tabel 4, Hal. 538)

c = 0,125 in (Brownell and Young, 1959)

E = 0,8 (Brownell and Young, 1959, Tabel 13.2)

r = 8,5236 in

t = 0,1411 in

𝑖 𝐴.𝑟
𝑡 = 𝑓.𝐸−0.6 +𝑐 (Brownell & Young,1959, pers. 13.11)
𝑃

t = 0.1411 in

Keterangan :

ts = Tebal shell (in)

P = Tekanan operasi (psi)

f = Allowable stress (psi)

ri = Jari-jari shell (in)

E = Efisiensi pengelasan

c = Faktor korosi (in)

 Menentukan Tebal Head


OD = ID + (2 x ts)

= (17,0472) + (2 x 0,1875)

= 17,42 in ~ 17 in

dari Tabel 5.7 Brownell and Young:

icr = 0,625 in

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

rc = 18 in

1 𝑟
𝑤 = 4 (√𝑖𝑐𝑟𝑐 )

W = 2.09164079 in

𝑃.𝑟 𝑤
𝑐
𝑡ℎ = 2𝑓𝜀−0.2 +𝑐
𝑃

Thead standar = 0,2 in

maka tebal yang digunakan:

Thead = 0,160615905 in

Sf = 2 in

2
𝐼𝐷
𝑏 = 𝑟𝑐 − √(𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟)2 − ( − 𝑖𝑐𝑟)
2

b = 8,23 in

 Tinggi Head (OA)


Dari Tabel 5.8 Brownell & Young, untuk ketebalan head = 0,2 in, sf = 2 in

OA = th + b + sf

= 0,2 + 2 + 8,23

= 10,43 in = 0,26492253 m

AB = ri – icr

= 9,805 in (0.2490475 m)

BC = rc – icr

= 17,375 in (0,441325 m)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

𝐴𝐶 = √𝐵𝐶 2 − (𝐵𝐶)2

= 14,34407 in = 0,36434033 m

 Tinggi menara
Diameter kolom (Dc) = 3,9374 m

Luas kolom (Ac) = 12,17 m3

Volume head = 0,000049 ×D3

= 0,00299 m3

Volume head pada sf = π/4× ID2 × sf

= 38,02108614 in3 = 0,965737519 m3

Volume total head = Vhead tanpa sf + Vhead pa

= 0,9687 m3

Blank diameter = OD +OD/24 +2sf +2/3.icr = 22,56 in = 0,57 m

(Eq.5.12, Brownell, 1959) (F.64)

Dengan :

Untuk bagian bottom kolom:

𝐿
𝑄=
𝜌𝐿

Q = 27,96 m3 = 0,466 m3/menit

Waktu Tinggal= 5 menit

Vcairan = Q x waktu tinggal

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

= 2,33 m3

 Tinggi caian dalam shell (HL):


𝜋
𝐻𝐿 = 𝐷2 𝑐 𝐻𝐿
4

𝐻𝐿 = 2,616 𝑚

 Menentukan Tinggi Menara


Jumlah plate = 23
Plate spacing = 0.45 mT
Tebal plate = 0.005
Tinggi head dengan tebal head = 10,63 in = 0,27000254 m
Tinggi dibawah plate terbawah = 10,54 m

Tinggi kolom = 3,937 m

Perancangan Kolom Destilasi 2


Jenis Plate tower (menara distilasi dengan Sieve Tray) Kode alat

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Fungsi Memisahkan metanol dan residu dari produk distilasi 1 D-102

0.998 CH3OH
0.0018 H2O
0.0000000044 CH4
0.0000000033 CO2
0.000000000003 N2
0.0000000053 CO
0.00000000061 H2

0.666 CH3OH
0.3317 H2O
0.00064 CH4
0.00053 CO2
0.7958 N2
0.00047 CO
0.00000553 H2
0.9921 CH3OH
0.0078 H2O

a. Penentuan Tipe Kolom Distilasi


Dalam perancangan menara distilasi ini dipilih jenis Tray. jenis tray yang
digunakan adalah sieve tray dengan pertimbangan:
1. Pressure drop rendah dan efesiensi tinggi (tab. 9.22, ludwig, 1980).
2. Lebih ringan, murah karena pembuatannya lebih mudah.
3. Biaya perawatan murah karena mudah dibersihkan.

b. Penentuan Bahan Konstuksi


Dipilih bahan konstruksi jenis Stainless SA 240 Grade A dengan
pertimbangan :

1. Mempunyai allowable stress yang besar

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

2. Struktur kuat
3. Tahan terhadap korosifitas tinggi
c. Kondisi Operasi
Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung kondisi operasi atas dan bawah kolom destilasi
2. Menentukan Volatilitas Rata-rata

Umpan:

T = 75.2 °C

T = 348.2 K

F = 23737,13345 kg/jam

Fase umpan = cair

Kesetimbangan fasa uap-cair dapat didekati dengan Persamaan Antoine.


Dari nilai bilangan Antoine, tekanan uap tiap komponen dapat dihitung yaitu :
𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐵
𝑃𝑜 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛 = 𝐸𝑋𝑃 [𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐴 − ( )]
𝑇 + 𝐴𝑛𝑡𝑜𝑖𝑛𝑒 𝐶

Bilangan Antoine Masing-masing Senyawa :

Antoine A B C
CH4 13,58 968 -3,72
CO2 15,38 1956 -2,11
N2 13,45 658 -2,85
H2O 16,262 3799,89 -46,8
CO 13,87 770 1,64
H2 12,78 232 8,08
CH3OH 16,49 3593 -35,22

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Berikut ini data Laju Alir:

Data Laju alir umpan distilat bottom


F xf D yf W xw
CH3OH 31642,09966 0,666510548 31529,74426 0,998195453 123,3665916 0,007821701
H2O 15749,33639 0,331744699 56,99949103 0,001804538 15648,98087 0,992178299
CH4 30,84918884 0,000649809 0,000139133 4,40481E-09 0 0
CO2 25,20035077 0,000530821 0,000104616 3,31201E-09 0 0
N2 1,59166537 3,35269E-05 9,5045E-08 3,00901E-12 0 0
CO 22,56387085 0,000475286 1,7015E-05 5,38674E-10 0 0
H2 2,625775591 5,53094E-05 1,94244E-06 6,14953E-11 0 0
Total 47474,2669 1 31586,74401 1 15772,34747 1

Key Komponen yang dipilih yaitu :


Metanol (L) dan Air (H), karena memiliki range titik didih yang dekat.
Destilat:

Dew Point (T) = 64.9°C = 337.9°K


F = 31586,744 kg/jam P sat Masing-masing Komponen :
Destilat Yid Psat Ki alfa i yi/alfa i xi

CH3OH 0,998195453 101,3926888 0,997959536 4,102708679 0,243301568 0,99644918

H2O 0,001804538 24,71359698 0,243244065 1 0,001804538 0,003619168

CH4 4,40481E-09 43620,13973 429,332084 1765,025939 2,4956E-12 4,51012E-06

CO2 3,31201E-09 14111,76593 138,895334 571,0122223 5,80025E-12 4,15136E-06

N2 3,00901E-12 97348,99929 958,1594419 3939,086623 7,63886E-16 5,97142E-08

CO 5,38674E-10 109333,9044 1076,121106 4424,038494 1,21761E-13 7,5408E-07

H2 6,14953E-11 181574,6964 1787,152523 7347,15778 8,36994E-15 7,39757E-07

Total 1 Kc 0,245106106 1,000078563

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Bottom:

Boiling Point (T) = 100,19°C = 373,19K


F = 15772,34747 kg/jam P sat Masing-masing Komponen :

Bottom Xiw psat Ki alfa i alfai.xiw yi

CH3OH 0,007821701 350,3733907 3,448556995 3,466748468 0,027115871 0,003898812

H2O 0,992178299 101,0668625 0,994752584 1 0,992178299 0,993627953

CH4 0 57529,78108 566,2380028 569,2249631 0 0

CO2 0 24561,9519 241,7514951 243,0267576 0 0

N2 0 117391,8413 1155,431508 1161,526522 0 0

CO 0 135368,5582 1332,367699 1339,396068 0 0

H2 0 193206,2298 1901,63612 1911,667435 0 0

Total 1 Kc 1,01929417 0,997526765

Sehingga harga konstanta kesetimbangan fasa uap-cair (K) dapat ditentukan


sebagai berikut :
Psat
Ki =
P

Dimana :
Ki = Konstanta kesetimbangan fasa uap-cair
Psat = tekanan uap (atm)
P = tekanan total (atm)

1. Penentuan Jumlah Plate


Penentuan jumlah stage minimum pada total refluks menggunakan
persamaan Fenske yang membutuhkan data fraksi mol komponen light dan heavy
pada distilat dan bottom, data laju alir distilat dan bottom, serta data rata-rata
relative volatility (Geankoplis, 1993):

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 x .D  x .W 
log LD  HW 
Nm   x HD .D  x LW .W 
log L,av 

Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)

𝑥𝐿𝐾 . 𝐷 =0,99644918

𝑥𝐻𝐾 . 𝐷 =0,003619168

𝑥𝐻𝐾 . 𝐵 =0,993627953

𝑥𝐿𝐾 . 𝐵 =0,003898812

Relative Volatility (Geankoplis, 1993):


𝐾
∝𝐿𝐾,𝑡𝑜𝑝 = (𝐾 𝐿𝐾 ) = 4,102708679
𝐻𝐾 𝑡𝑜𝑝

𝐾
∝𝐿𝐾,𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = (𝐾 𝐿𝐾 ) =3,466748468
𝐻𝐾 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚

Maka, didapat rata-rata relative volatility (Tres Komponen):


∝𝐿𝐾,𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = √∝𝐿𝐾,𝑡𝑜𝑝 . ∝𝐿𝐾,𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚
∝𝐿𝐾,𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =1,941995651

Didapat, jumlah tray minimum menggunakan Persamaan Fenske yaitu :

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 x .D  x .W 
log LD  HW 
Nm   x HD .D  x LW .W 
log L,av 

Nm = 16,81237583

Reflux minimum (Rm) untuk distilasi multi komponen diperoleh dengan


korelasi persamaan Underwood:
𝛼𝑖 −𝑥𝑖.𝑓
∑ =1−𝑞 [Pers.11-61; Coulson.vol 6, 1999]
𝛼𝑖 − 𝜃

Umpan masuk dalam keadaan cair jenuh sehingga nilai q = fraksi yang mecair
(Geankoplis, 1995), q= 1.
𝛼𝑖 − 𝑥𝑖.𝑓
∑1 − 𝑞 =
𝛼𝑖 − 𝜃
𝛼𝐴 − 𝑥𝐴.𝑓 𝛼𝐵 − 𝑥𝐵.𝑓 𝛼𝐶 − 𝑥𝐶.𝑓 𝛼𝐷 − 𝑥𝐷.𝑓 𝛼𝐸 − 𝑥𝐸.𝑓
1−𝑞 = + + + +
𝛼𝐴 − 𝜃 𝛼𝐵 − 𝜃 𝛼𝐶 − 𝜃 𝛼𝐷 − 𝜃 𝛼𝐸 − 𝜃

Trail θ = 0.5
𝛼𝐴 − 𝑥𝐴.𝐷 𝛼𝐵 − 𝑥𝐵.𝐷 𝛼𝐶 − 𝑥𝐶.𝐷 𝛼𝐷 − 𝑥𝐷.𝐷 𝛼𝐸 − 𝑥𝐸.𝐷
𝑅𝑚 − 1 = + + + +
𝛼𝐴 − 𝜃 𝛼𝐵 − 𝜃 𝛼𝐶 − 𝜃 𝛼𝐷 − 𝜃 𝛼𝐸 − 𝜃

Untuk merancang refluks ratio pada berbagai macam sistem operasi nilainya
antara 1,2 s/d 1,5 kali refluks minimum dan akan memberikan biaya operasi yang
rendah [Coulson p – 441].

Rm = 0,141989403

R = 1,5 Rm
R = 0,212984104

R/R+1 = 0,175586888

Rm/Rm+1 = 0,124335132

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Gambar 1. Grafik Erbar-Mardox Hubungan Refluks dan Jumlah Plate


[Geankopkis,2003]
Dari gambar diperoleh nilai Nm/N = 0,39
Didapat:
N = 43,10865598 stages ≈ 43 stage

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

2. Penentuan Efisiensi Plat


Data Koefisien Viskositas :

Pada suhu (T) = 64,9 C = 337,9 K

viskositas A B C D log miu miu cp top miu avg


mix
CH3OH -9,0562 1254,2 0,0224 -0,0000235 -0,462975 0,344369516 0,344369516
H2O -10,215 1792,5 0,01773 -0,0000126 -0,362171 0,434338851 0,434338851
CH4 -7,38 319,25 0,047934 -0,0001412 -6,360004 4,36511E-07 4,36511E-07
CO2 -19,492 1594,8 0,079274 -0,0001202 -1,715389 0,019257986 0,019257986
N2 -15,610 465 0,16259 - -31,62927 2,34816E-32 2,34816E-32
0,00063353
CO -1,1224 57,858 -0,00491 8,2233E-06 -1,673854 0,021190714 0,021190714
H2 -7,0154 4079,1 0,23714 -0,004083 -380,9961 0 0

Data Koefisien Viskositas :

Pada suhu (T) = 100,19 C = 373,19 K

viskositas A B C D log miu miu cp bottom miu


mix avg
CH3OH -9,0562 1254,2 0,0224 -0,000023538 -0,61414495 0,243139236 0,243139236
H2O -10,215 1792,5 0,01773 -0,000012631 -0,55508710 0,27855624 0,27855624
CH4 -7,38 319,25 0,047934 -0,0001412 -8,30108176 4,9994E-09 0
CO2 - 1594,8 0,079274 -0,00012025 -2,38172036 0,004152213 0
19,4921
N2 -15,610 465 0,16259 -0,00063353 -41,9196385 1,20327E-42 0
CO -1,1224 57,858 -0,004917 8,2233E-06 -1,65722282 0,022017965 0
H2 -7,0154 4079,1 0,23714 -0,004083 -476,229345 1,00E-300 0

μavg = 0,65372071

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

α LK,avg x μavg =1,26952277

Gambar 2. Coloumn efficiency as a function of average coloumn viscosity and


relative volatility

Maka efisiensi plat adalah 66%

3. Menentukan letak plat umpan


Menentukan lokasi feed tray dengan persamaan Kirkbride.

𝑁𝑒 𝑥𝐻𝐹 𝑊 𝑥𝐿𝑊 2
𝑙𝑜𝑔 = 0.206 log [( ) ( ) ]
𝑁𝑠 𝑥𝐿𝐹 𝐷 𝑥𝐻𝐷

Log Ne/Ns = 0,1378672

Ne/Ns = 1,3736221

theoritical trays (termsuk reboiler) tidak termasuk reboiler

Ne+Ns = 43

Ns = (Ne+Ns)/(1+2,63712199)

Ns = 11,8225344 bulatkan menjadi 12

Ini artinya umpan masuk pada tray ke 12 dari atas kolom distilasi.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Perhitungan Densitas Campuran

Produk Atas T= 64,9 C = 337,9 K

Komponen A B n Tc Densitas wi/rho


CH3OH 0,27197 0,27192 0,2331 512,58 306,8120956 0,003253442
H2O 0,3471 0,274 0,28571 647,13 432,2364982 4,17489E-06
CH4 0,15998 0,2881 0,277 190,58 129,1688348 3,41011E-11
CO2 0,46382 0,2616 0,29 304,19 444,9659943 7,4433E-12
N2 0,312 0,28479 0,2925 126,1 205,0561358 1,46741E-14
CO 0,298818 0,27655 0,29053 132,92 200,2613145 2,68986E-12
H2 0,03125 0,3473 0,2756 33,18 12,11818208 5,07463E-12
𝛴𝑦𝐷
𝜌𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 = 𝑦𝐷 = 306,972834 kg/m3
𝛴
𝜌

P = 100000 Pa

T = 337,9 K

R = 8314,34 m3 Pa/Kmol K

Produk Atas T= 60,9 C = 337,9 K

Komponen BM D yd Rho yd/rho

CH3OH 32,01 31529,74426 0,998195453 1,139382913 0,876084275

H2O 18,015 56,99949103 0,001804538 0,641236588 0,002814154

CH4 16,043 0,000139133 4,40481E-09 0,571044051 7,7136E-09

CO2 44,01 0,000104616 3,31201E-09 1,566518026 2,11425E-09

N2 28,013 9,5045E-08 3,00901E-12 0,997111326 3,01773E-12

CO 28 1,7015E-05 5,38674E-10 0,996648596 5,40486E-10

H2 2 1,94244E-06 6,14953E-11 0,071189185 8,63829E-10

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

𝐵𝑀 𝑥 𝑃
𝜌 𝑢𝑎𝑝 =
𝑅𝑥𝑇

𝜌 𝑢𝑎𝑝 = 1,13778788 𝑘𝑔/𝑚3

Perhitungan Densitas Campuran

Produk Bawah T= 109,19 C = 373,19 K

Komponen A B n Tc Densitas wi/rho


CH3OH 0,27197 0,27192 0,2331 512,58 298,4352995 2,6209E-05
H2O 0,3471 0,274 0,28571 647,13 419,0615051 0,00236762
CH4 0,15998 0,2881 0,277 190,58 124,0188629 0
CO2 0,46382 0,2616 0,29 304,19 427,345799 0
N2 0,312 0,28479 0,2925 126,1 195,1716141 0
CO 0,298818 0,27655 0,29053 132,92 190,6172757 0
H2 0,03125 0,3473 0,2756 33,18 11,4622637 0
𝛴𝑥𝐵
𝜌𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 =
𝑥𝐵
𝛴 𝜌

𝜌𝐿𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑 = 417,740819 kg/m3

P = 100000 Pa

T = 373,19 K

R = 8314,34 m3 Pa/KmolK

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Produk Bawah T= 109,19 C = 373,19 K

Komponen BM W xw rho yd/rho

CH3OH 32 123,3665916 0,007821701 1,139026967 0,006867003

H2O 18 15648,98087 0,992178299 0,640702669 1,548578376

CH4 16,043 0 0 0,571044051 0

CO2 44,01 0 0 1,566518026 0

N2 28,013 0 0 0,997111326 0

CO 28 0 0 0,996648596 0

H2 2 0 0 0,071189185 0
𝛴𝑥𝐵
𝜌𝑢𝑎𝑝 =
𝑥𝐵
𝛴 𝜌

𝜌 𝑢𝑎𝑝 = 0,64290268 kg/m3

Menghitung Tegangan Permukaan dengan persmaan sudgen


𝑃𝑐ℎ (𝑃𝐿− 𝑃𝑣 ) 2
𝜎= [ ] Coulson, 1983, pers. 8.23. hal. 258)
𝑀

Keterangan :

σ = Tegangan permukaan (dyne/cm)


Pch = Sudgen’s parachor

𝜌L = Densitas cairan (kg/m3)

𝜌v = Densitas uap (kg/m3)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Top Y pch tho y.tho

CH3OH 0,998195453 87,4 0,486849605 0,485971062

H2O 0,001804538 54,2 0,719210684 0,001297843

CH4 4,40481E-09 73,2 3,791848652 1,67024E-08

CO2 3,31201E-09 44,8 0,009394109 3,11134E-11

N2 3,00901E-12 25 0,005549713 1,66992E-14

CO 5,38674E-10 24,8 0,00538423 2,90035E-12

H2 6,14953E-11 34,2 748,0548549 4,60018E-08

Total 1 0,487268968

σ mix top = 0,48726897 dyne/cm

σ = 0,00048727 n/m

bottom X pch tho x.tho

CH3OH 0,007821701 87,4 1,684216425 0,013173438

H2O 0,992178299 54,2 2,488050591 2,468589802

CH4 0 73,2 13,11759057 0

CO2 0 44,8 0,032498152 0

N2 0 25 0,01919878 0

CO 0 24,8 0,018626304 0

H2 0 34,2 2587,834644 0

Total 1 2,48176324

σ mix top = 2,48176324 dyne/cm

σ = 0,00248176 n/m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

4. MENENTUKAN DIAMETER MENARA


Tinggi plate spacing umumnya 0,45 m (coulson, 1983 hal
448)

 Laju Alir massa diketahui Dari neraca massa dikerahui :


Feed = F = 47474,2669 kg/jam

Top Product = D = 31586,744 kg/jam

Vapor rate = V = (1+R)×D = 38314 kg/jam

Liquid rate = L = R× D = 6727,47439 kg/jam

 Laju alir massa bagian bawah


B (Bottom Product) = 15772,3475 kg/jam

L' = L + Qf = 54201,7413 kg/jam

V' = 38314,2184 kg/jam

L'-V' = 15887,5229 kg/jam

L'/V' = 1,41466389 kg/jam

Liquid vapor flow factor

𝐿𝑤 𝜌𝑣
𝐹𝐿𝑉 = 𝑥 √𝜌𝐿 (Coulson, pers. 11.82)
𝑉𝑤

Keterangan :

FLV = Liquid-vapor flow factor

Lw = Laju alir massa cairan(Kg/h)

Vw = Laju alir massa uap (kg/h)

𝜌𝑣 = Densitas cairan (kg/m3)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

𝜌𝐿 = Densitas uap (kg/m3)

FLV top = 0,01068988

Untuk tray spacing = 0,45 m dan FLV = 0,01068988, Maka K1 = 0,08


(Coulson, 1983, fig. 11.27).

Koreksinilai K1 top :

𝜎𝑡𝑜𝑝 0,2
𝐾1𝑡𝑜𝑝 = 𝐾1 ⌈ 0,02 ⌉

K1 top = 0,03805728

FLV, bottom = 0,05549737 kg/h

Untuk tray spacing = 0,45 m dan FLV = 0,05549737 maka K1 = 0,078


(Coulson, 1983, fig. 11.27)

𝜎𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 0,2
𝐾1𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = 𝐾1 ⌈ ⌉
0,02

K1 bottom = 0,2045694

Gambar 3. Grafik 11.27 (Coulson, 1983)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 Menentukan Kecepatan Flooding


𝝆𝟏−𝑷𝒗
𝝁𝒇 = 𝑲𝟏 √ (Coulson, 1983, pers. 11.81)
𝝆𝒗

Keterangan :

Uf = kecepatan flooding (m/s) f u

K1 = Konstan

 Kecepatan flooding bagian atas (top)


Uf, top = 0,62395133 m/s

Uv = 0,499161062 m/s

 Kecepatan flooding bagian bawah (bottom)


Uf, bottom = 5,21059197 m/s

Uv = 4,168473575 m/s

Kecepatan uap pada umumnya dari kecepatan flooding (Coulson, 1983,


hal.459), untuk perancangan diambil uv = 70-80% uf.

 Menetukan Laju Alir Maksimum


𝑽
𝑄𝑽 = 𝝆𝑽
𝒗

Keterangan :

Qv = Laju alir volumetrik maksimum (m3/s)

Vw = Laju alir massa uap (kg/s)

𝝆𝒗 = Densitas uap (kg/m3)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 Laju alir volumetrik maksimun bagian atas (top):


Qv = 9,35397418 m3/s

 Laju alir volumetrik maksimun bagian bawah (bottom):


Qv = 4,16847357 m3/s

2. Menetukan Luas Area Netto untuk Uap-Cair


Q𝑽
A𝒏 =
𝑼𝑽

Keterangan :

An = Luas Area Netto (m2)

Qv = Laju alir volumetrik (m3/s)

uv = Kecepatan uap (m/s)

 Luas area netto bagian atas (top) :


An top = 2,24398068 m2

 Luas area netto bagian bawah (bottom) :


An bottom = 33,16 m2

3. Menentukan Luas Penampang Lintang Menara (Ac)


 Menghitung Luas Penampang Lintang Menara :
𝐴𝒏
A𝒄 = 1−𝐴𝒅

 Luas penampang downcomer (Ad)= 20 % dari luas keseluruhan, sehingga


𝐴𝒏
A𝒄 top = = 2,80497586 m2
1−𝐴𝒅

𝐴𝒏
A𝒄 bottom = = 33,1643534 m2
1−𝐴𝒅

 Menentukan Diameter Menara (Dc) Berdasarkan Kecepatan Flooding


Menghitung diameter menara :

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

𝟒 x A𝒄
D𝒄 = √ 𝝅

Diameter menara bagian atas (top) :

D𝒄 top = 1,89029565 m

Diameter menara bagian bawah (bottom) :

D𝒄 bottom = 7,26701314 m

 Menentukan Jenis Aliran (Flow Pattern)


Kecepatan volumetris maksimum cairan:

𝐿𝑤.𝐵
𝑄𝐿𝐵 = 𝜌 𝐿𝐵

Keterangan:

QL.bot = laju alir volumetrik bagian bottom (m3/s)

Lw = laju alir massa cairan bagian bottom (kg/s)

ρL = densitas cairan bagian bottom (kg/m3)

𝑄𝐿𝐵 = 0,00608765 m3/s

Dari fig. 11.28 (Coulson, 1983) untuk QL, B = 0,00608765 m3/s maka jenis
alirannya adalah cross flow (single pass).

5. Perancangan Tray
Diameter menara (Dc) = 7,26701314 m
Luas Menara, Ac = 41,4554418 m2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Luas downcomer, Ad = 8,29108836 m2


Luas netto An = 33,1643534 m2
Luas Aktif Aa = 24,8732650 m2
Luas hole Ah = 2,48732650 m2
Lw / Dc = 0,86
Lw = 6,24963130 m2

Gambar 4. Grafik Penentuan panjang weir

 Tinggi Weir (hw)


Untuk kolom destilasi yang tekanan operasi di atas tekanan atmosfer, tinggi
weir yang digunakan antara mm. Tinggi weir yang direkomendasikan adalah antara
mm (Coulson,1983).

Tinggi weir yang digunakan (hw) = 50 mm = 0,05 m

 Diameter Hole (dh)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Diameter hole yang biasa yang digunakan adalah antara 2,5 – 12 mm, dan
yang direkomendasikan adalah 5 mm (Coulson, 1983). Diameter hole yang
digunakan = 5 mm

 Tebal Tray
Untuk bahan carbon steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm (3/16 in),
sedangkan untuk bahan stainless steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm.
Untuk menara distilasi ini digunakan bahan stainless steel, sehingga tebal plate
yang digunakan = 5 mm. (Coulson vol 6 1ed p465, 1983).

 Pemeriksaan Weeping Rate


Lw max = 1,868742885 kg/s

Kecepatan aliran cairan minimum :

Lw min = 1,494994308 kg/s

 Tinggi Weir Liquid Crest (how)


2
𝐿𝑤
How‘ = 750 (𝜌𝐿 )3 (Coulson, 1983: pers. 11.85)
𝑥 𝑙𝑤

keterangan :

Lw = liquid flow rate, kg/s

Iw = weir length, m

L = densitas liquid, kg/m3

how = weir crest, mm liquid

 Menara Bagian Atas


How, max = 189,7290489 mm liquid

How, min = 50 mm liquid

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Pada minimum rate, (ho + how) = 239,729049 mm

Dari fig. 11. 30 Coulson, 1983:

K2 = 31

Kecepatan uap minimum desain dihitung dengan persamaan Eduljee:

[𝐾2 −0.09(25.4−𝑑ℎ )]
𝑈ℎ = 1 (Coulson, 1983: pers. 11.85)
(𝜌𝑣 )2

Keterangan:

Uh = kecepatan uap minimum desain (m/s)

K2 = konstanta

dh = diameter hole (mm)

𝜌𝑣 = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑢𝑎𝑝 (𝑘𝑔/𝑚3 )

[31−0.9(25.4−5𝑚𝑚)]
𝑈ℎ = 1 = 11,8499474 𝑚/𝑠
(1,13778788)2

Kecepatan uap minimum actual (uam) :

𝑄𝑉,𝑡 9,353974 𝑚3 /𝑠
𝑈𝑎𝑚 = = = 3,76065392 𝑚/𝑠
𝐴ℎ 2,487326 𝑚2

 Menara bagian Bawah


2
6,2496313 3
𝐻𝑜𝑤, 𝑚𝑎𝑥 = 750 (417,74081 𝑥 6,2496313) = 154,500249 mm liquid

𝐻𝑜𝑤, 𝑚𝑖𝑛 = 50 𝑚𝑚

Pada minimum rate, (ho + how) = 204,500249 mm. Dari fig. 11.30 Coulson,
1983:

K2 = 31,2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Kecepatan uap minimum desain dihitung dengan persamaan Eduljee:

[31,2 − 0.09(25.4 − 5𝑚𝑚)] 𝑚


𝑈ℎ = 1 = 16,0137265
𝑠
(0,64290268)2

Kecepatan uap minimum actual (uam):

𝑚3
𝑄𝑉,𝑡 16,5543539 𝑚
𝑠
𝑈𝑎𝑚 = = = 6,65548082
𝐴ℎ 2,48732651 𝑚2 𝑠

uam > u h minimum sehingga tidak terjadi weeping.

6. Plate Pressure Drop


 Menara Bagian Atas
Maksimum vapour velocity through hole (ûh)

𝑄𝑉,𝑏
𝑈ℎ = = 6,655480 𝑚/𝑠
𝐴ℎ

Gambar 5.

Dari figure 11.34, untuk ketebalan plate/diameter lubang = 1

(Ah/Aa) x 100 = 10

 Didapatkan nilai orifice coefficient (Co) = 0.86

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

𝑈 2 𝜌
ℎ𝑑 = 51 [ 𝐶ℎ ] = 𝜌𝑣
𝑜 𝐿

ℎ𝑑 = 11,3212272 𝑚𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
 Residual Head
12.5 𝑥 103
ℎ𝑟 =
𝜌𝐿

ℎ𝑟 = 40,72021 𝑚𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑

Keterangan:

hr = residual head

𝜌L = densitas liquid bagian botto, (kg/m3)

Total Plate Pressure Drop

HT = hd + (hw + how) + hr

HT = 291,7704 mm liquid

Keterangan:

hr = residual head (mm)

hd = dry plate drop (mm)

hw = tinggi weir (mm)

how = tinggi weir liquid (mm cairan)

HT = total plate pressure drop (mm liquid)

 Menara Bagian Bawah


Uh = 6,65548082 m/s
Co = 0,86
hd = 4,700785857 mm liquid

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

hd = 29,9228599 mm liquid
hd = 239,1238946 mm liquid
∆𝑃𝑡 = 979,9386716 Pa = 0,009799387 bar
 Downcomer Liquid Backup
Pada saat kolom distilasi dioperasikan, diharapkam tidak terjadi downcomer
liquid back-up. Besaran yang peeru dihitung untuk menentukan terjadi downcomer
liquid back-up atau tidak adalah:

Gambar 6. Gambar 11.35 (Coulson and Richardson, 1986)

2
𝐿𝑤
ℎ𝑑𝑐 = 166 [𝜌 ]
𝐿 𝐴𝑎𝑝

ℎ𝑏 = (ℎ𝑜𝑤 + ℎ𝑤 ) + ℎ𝑡 + ℎ𝑑𝑐 (Coulson and Richardson, 1986)

Dengan:

hap = tinggi ujung apron dari plate (mm)

hw = tinggi weir (mm)

Aap = luas permukaan clearance di bawah downcomer, (m2)

Lw = kecepatan massa cairan (kg/s)

ρL = rapat massa cairan, (kg/m3)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

hdc = head yang hilang di downcomer (mm liquid)

hw = tinggi weir (mm liquid)

how = tinggi cairan di atas weir (mm liquid)

ht = plate pressure drop (mm liquid)

 Menara Bagian Atas


hap = 40 mm

Aap = 0,249985252 m2

hdc = 0,000384447 mm liquid

hb = 18.3354r (mm liquid) = 0.0183354 m

1
(𝐼 + ℎ𝑤 ) = 0.42797 𝑚
2 𝑡

Dikarenakan hb<0,19 m, maka pemilihan plate spacing sudah tepat.

 Menara Bagian Bottom


hap = 40 mm

Aap = 0,249985252 m2

hdc = 0,000207598 mm liquid

hb = 443,6243511 (mm liquid) = 0,443624351 m

1
(𝐼 + ℎ𝑤 ) = 0.25 𝑚
2 𝑡

Dikarenakan hb<0,19 m, maka pemilihan plate spacing sudah tepat.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

7. Check Entrainment
1. Atual Percentage Flooding for Design Area
Entrainment dihitung dari % flooding, dengan persamaan:
𝑢 (Coulson and Richardson, 1986)
% flooding = 𝑢𝑣 𝑥 100%
𝑓

Dengan:
Uv = kecepatan uap actual (m/s)
Uf = kecepatan uap peracangan (m/s)

Berdasarkan fig. 11.29, 11.29, Coulson, 1986, dapat dilihat fractional


entrainment, jika ψ < 0,1, maka tidak terjadi entrainment.

Gambar 7.

 Menara Bagian Atas


uv = 0,499161062

FLV = 0,010689878m/s

% flooding = 80%

Fractional entrainment = 3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Dari fig. 11.29, diperoleh nilai ψ = 0.05 < 0.1, maka tidak terjadi
entrainment.

 Menara Bagian Bawah


uv = 4,168473575

FLV = 0 0,055497373 m/s

% flooding = 80%

Fractional entrainment = 2,7

Dari fig. 11.29, diperoleh nilai ψ = 0.05 < 0.1, maka tidak terjadi
entrainment.

 Layout Tray

Gambar 8. Relation between angle subtended by chond, chond height and chond
length

Digunakan cartridge-type construction dengan 50 mm unperforated strip


around tray edge dan 50 mm wide calming zones. Dari fig.11.32 (Coulson, 1983,
hal.465).

lw/Dc = 0,86

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

lw = 0,2496313 m

α = 120o

Derajat tray edge α 120o

Lh/Dc = 0,35
 Pangang rata-rata unperforated edge strips
𝛼
𝐿𝑤 = 180 𝑥 𝜋 𝑥 (𝐷𝑐 − 0.05) = 15,1076142 m

 Luas unperforated edge strips


(Aup) = 0,05 × 15,1076142 m

= 0,003309589 m2
 Luas calming zone

(Acz) = 2 x hw x (lw-(2.hw))

= 0,61496313 m2

 Luas total tersedia untuk perforasi


(Ap) = Aa – (Aup + Acz)
(Ap) = 25,48491863 m2
(Ah) = 2,487326508 m2
𝐴ℎ
= 0.09759994
𝐴𝑃

Gambar 9. Relation between hole are and pitch

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

 Hole pitch
Ip/dh = 2,95

dh = 5 mm
𝐼𝑝
(𝐼𝑝 ) = 𝑥 𝑑ℎ
𝑑ℎ
= 2,95 x 5 mm = 14,75 mm
𝜋
𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 𝑑ℎ 2
4

= 0,000019625 m2

ℎ 𝐴
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑ℎ

= 126742,752 buah = 26969 buah

 Spesifikasi Tray
Diameter tray (Dc) = 7,267013142 m

Diameter lubang (dh) = 0,005 m

Hole pitch (lp) = 0,02 m

Jumlah hole = 26969 buah

Turn down ratio = 80%

Material = Stainless steel (SA-240)

Material downcomer = Stainless steel (SA-240)

Tray spacing = 0,45 m

Tray thickness = 0,005 m

Panjang weir = 6,2496313 m

Tinggi weir = 0,15450025 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Total pressure drop = 530,894386 mm liquid

 Menentukan Tebal Dinding, tutup dan tinggi destilasi kolom

Gambar 10. Torispherical flanged and dished head

Keterangan :

th = Tebal head (in)

icr = Inside corner radius (in)

r = Radius of dish (in)

sf = Straight flange (in)

OD = Diameter luar (in)

ID = Diameter dalam (in)

b = Depth of dish (in)

OA = Tinggi head (in)

 Menentukan Tebal Shell


Data perhitungan :

Poperasi = 1 bar = 0,987 atm

Pdesign = 1,2 x Poperasi

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

= 1,1844 atm

= 17,4059 psi

Material Stainless Steel SA 285 (alasan pemilihan material : tahan


terhadap korosifitas dan memiliki struktur kuat)

f = 11500 psi (Peters and Timmerhaus, 1991, Tabel 4, Hal. 538)

c = 0,125 in (Brownell and Young, 1959)

E = 0,8 (Brownell and Young, 1959, Tabel 13.2)

r = 8,5236 in

t = 0,1411 in

𝑖𝐴.𝑟
𝑡 = 𝑓.𝐸−0.6 +𝑐 (Brownell & Young,1959, pers. 13.11)
𝑃

t = 0.1411 in

Keterangan :

ts = Tebal shell (in)

P = Tekanan operasi (psi)

f = Allowable stress (psi)

ri = Jari-jari shell (in)

E = Efisiensi pengelasan

c = Faktor korosi (in)

 Menentukan Tebal Head


OD = ID + (2 x ts)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

= (17,0472) + (2 x 0,1875)

= 17,42 in ~ 17 in

dari Tabel 5.7 Brownell and Young:

icr = 0,625 in

rc = 18 in

1 𝑟
𝑤 = 4 (√𝑖𝑐𝑟𝑐 )

W = 2.09164079 in

𝑃.𝑟 𝑤
𝑐
𝑡ℎ = 2𝑓𝜀−0.2 +𝑐
𝑃

Thead standar = 0,2 in

maka tebal yang digunakan:

Thead = 0,160615905 in

Sf = 2 in

2
𝐼𝐷
𝑏 √ 2
= 𝑟𝑐 − (𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟) − ( − 𝑖𝑐𝑟)
2

b = 8,23 in

 Tinggi Head (OA)


Dari Tabel 5.8 Brownell & Young, untuk ketebalan head = 0,2 in, sf = 2 in

OA = th + b + sf

= 0,2 + 2 + 8,23

= 10,43 in = 0,26492253 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

AB = ri – icr

= 9,805 in (0.2490475 m)

BC = rc – icr

= 17,375 in (0,441325 m)

𝐴𝐶 = √𝐵𝐶 2 − (𝐵𝐶)2

= 14,34407 in = 0,36434033 m

 Tinggi menara
Diameter kolom (Dc) = 7,267013142m

Luas kolom (Ac) = 41,45544181m3

Volume head = 0,000049 ×D3

= 0,018804592 m3

Volume head pada sf = π/4× ID2 × sf

= 38,02108614 in3 = 0,965737519 m3

Volume total head = Vhead tanpa sf + Vhead pa

= 0,984542112 m3

Blank diameter = OD +OD/24 +2sf +2/3.icr

(Eq.5.12, Brownell, 1959) (F.64)

Dengan :

Untuk bagian bottom kolom:

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

𝐿
𝑄=
𝜌𝐿

Q = 16,10442188 m3 = 0,268407031 m3/menit

Waktu Tinggal= 5 menit

Vcairan = Q x waktu tinggal

= 1,342035157 m3

 Tinggi caian dalam shell (HL):


𝜋
𝐻𝐿 = 𝐷2 𝑐 𝐻𝐿
4

𝐻𝐿 = 2,616260058 𝑚

 Menentukan Tinggi Menara


Jumlah plate = 43
Plate spacing = 0.45 mT
Tebal plate = 0.005
Tinggi head dengan tebal head = 10,63 in = 0,27000254 m
Tinggi dibawah plate terbawah = 19,64484506 m

Tinggi kolom = 7,267013142m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

UNIT ADSORBER AB-101

Lembar Perhitungan

Alat Adsorber Kode

Fungsi Memisahkan H2S pada Gas Alam AB-101

Data perhitungan

 Kondisi Proses
Tekanan (P) 29,61 atm 30 bar

Temperatur (T) 300oC 573K

Waktu Tinggal (t) 5 menit -

 Densitas
Laju Alir = 33100,99 kg/jam
Densitas :
Menentukan ρv = densitas campuran gas, lb/ ft3
BMcamp x P (atm)
ρv komponen= lb/ft3
ZxRxT

BM camp = ∑(yi*BMi)

Densitas campuran gas alam = ρv = ∑fraksi massa/∑(fraksi/rho)

= 1/0,089398285 = 11,1859 kg/m3

f = 20 % = 0,2 (Peter dan Timmerhaus)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

a. Kapasitas Kolom, V
𝐋𝐚𝐣𝐮 𝐚𝐥𝐢𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐱 𝐭
𝐕= 𝐃𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬

𝟑𝟑𝟏𝟎𝟎,𝟗𝟗 𝐱 𝟎,𝟎𝟖𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑
𝐕= 𝟏𝟏,𝟏𝟖𝟓𝟗

V = 246,5977 m3

Jumlah kolom adsorben = 2 buah

Fraksi Fraksi (%
Komponen Mr Rho(Kg/M3) Fraksi/Rho Mr*Fraksi Kmol/Jam Kg/Jam
Mol Massa)

CH4 0,83805 16,043 10,09778715 0,082993431 13,44483615 1373,070318 22028,17 0,665483579

C2H6 0,01746 30,07 18,92666331 0,000922508 0,5250222 28,60665562 802,5311 0,024244926

C3H8 0,00374 44,097 27,75553947 0,000134748 0,16492278 6,127657047 257,8579 0,007790036

C4H10 0,0013 58,124 36,58441563 3,55343E-05 0,0755612 2,129934268 123,7982 0,003740014

C5H12 0,0006 72,151 45,4132918 1,3212E-05 0,0432906 0,983046585 70,92681 0,00214274

C6H14 0,0023 86,178 54,24216796 4,24024E-05 0,1982094 3,768345243 324,7447 0,009810724

CO2 0,12472 44,01 27,70077992 0,0045024 5,4889272 204,3426168 8993,119 0,271687277

H2S 0,00003 34,082 21,45189687 1,39848E-06 0,00102246 0,049152329 1,67521 5,0609E-05

N2 0,00915 28,013 17,6319461 0,000518944 0,25631895 14,99146042 419,9558 0,012687105

H2O 0,00265 18,015 11,33900364 0,000233707 0,04773975 4,341789084 78,21733 0,00236299

0,089398285 20,24585069 1638,410975 33100,99 1

Jadi kapasitas tangki,


246,5977
𝑉=
2

= 123,2988 m3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

𝑉𝑘 = (1 + 𝑓) 𝑥 𝑉

= (1+0,2) * 123,2988 m3

= 147,9586 m3

b. Volume Packing, Vp
Untuk menyerap H2S digunakan adsorben ZnO. Diharapkan H2S yang
terdapat di dalam campuran umpan gas masuk dapat diserap oleh Pressure Swing
Adsorber 100%.

Karakterisik ZnO :

Karakteristik Zno

Ukuran 0,07 mm

Ep 0,73

Pb 1540 kg/ m3

Eb 0,533

Wa 0,049152 kg

Vp Wet 6,38e-05 m3

Vp Dry 78,86193 m3

Menentukan volume packing setelah penyerapan (Vpwet)

𝐹𝑎 𝑥 𝑊𝑎
𝑉𝑃𝑤𝑒𝑡 =
𝜌𝑝
2 𝑥 0,049
= m3 = 0,000063824 m3
1540

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

Menentukan volume packing carbon moleculer sieve sebelum penyerapan (Vp)

𝑉𝑝𝑑𝑟𝑦 = 𝜀𝑏 𝑥 𝑉𝑘

= 0,533 * 147,9585997

= 78,86199745 m3

c. Volume total Packing


V total = 𝑉𝑝𝑤𝑒𝑡 + 𝑉𝑝𝑑𝑟𝑦

= 0,000063824 m3 + 78,86199745 m3

= 78,86199745 m3

d. Volume Total, (VT)

𝑉𝑇 = 𝑉𝑘 + 𝑉𝑝

VT = 147,9585997 m3 + 78,86199745 m3

= 226,82 m3

e. Diameter Kolom
Volume bagian silinder, Vs

𝑉𝑠 = 𝜋(𝐷/22 ) 𝑥 𝐿/2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

𝐿 =4𝑥𝐷 (Treyball, p.397 tahun 1981)

1
𝑉𝑠 = 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2 𝑥 (4𝐷)
4

𝑉𝑠 = 𝜋 𝑥 𝐷3

Volume bagian head, Vh


1
𝑉ℎ = 24 𝜋 𝐷3 (Tabel 4, Peter, halaman 571)

Jadi,
1
𝑉𝑡 = 𝜋 𝑥 𝐷3 + 𝜋𝐷2
24

𝐷𝑡 = 𝑉𝑡/𝜋1/3

= 226,82 / (3,14^(0,333))

= 4,1647 m

= 416,47 cm

f. Menghitung Tinggi Kolom


3
Tinggi Silinder, Hs = 2𝐷

= (3/2) * 4,1647 m = 6,247 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian
Kelompok VI/Semester Ganjil/2018-2019

1
Tinggi Head, He = 2 (4𝐷)

= 2 * (1/ ( 4*4,1647))

= 2,0823 m

Tinggi Total, Ht = 𝐻𝑠 + 𝐻𝑒

= 6,247 m + 2,083 m

= 8,3294 m

g. Tebal Tangki

𝑂𝐷 = 𝐷 + 2𝑡
t = tebal tangki = 0,002 m
OD = 4,1647 + 2 * 0,002
= 4,1687 m

h. Menghitung Jumlah Kebutuhan Adsorben yang dibutuhkan


𝑖𝑚𝑝𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑎𝑑𝑠 =
𝐶𝑎𝑑𝑠

= 0,0491523 / 1

= 0,0491523 kg

Pra-Rancangan Pabrik Metanol Kelompok VI. Ganjil 2018-2019


Dibuat: Diperiksa: Disetujui:
1. Chinthia Ramadhanti 1. Chinthia Ramadhanti
2. Ryan Wahyudi 2. Ryan Wahyudi
3. Septian 3. Septian

Anda mungkin juga menyukai