BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Unit pemisahan berperan penting dalam berlangsungnya proses produksi
methanol dari gas alam. Unit pemisahan untuk pabrik metanol dari gas alam terdiri
dari adsorber, flash drum dan menara distilasi.
Distilasi adalah suatu metode pemisahan komponen dari larutan berdasarkan
prinsip volatilitas, yakni kemudahan menguap berdasarkan perbedaan titik didih
untuk tiap komponen (Treybal, 1980). Menara distilasi dalam proses ini berguna
untuk memisahkan produk metanol dari komponen air , sehingga didapat
kemurnian metanol sebesar 99,637%.
Flash drum merupakan unit yang berfungsi dalam memisahkan produk
reaktor dari unreacted gas. Sedangkan, Adsorber merupakan unit yang bergfungsi
untuk menghilangkan H2S dari gas alam.
mudah menguap. Packing biasanya terdiri dari glass balls, rashing ring, short
cylinders, berl saddles dan ceramic shapes.
Packing pada menara harus memenuhi persyaratan agar perpindahan massa
uap-cair terjadi secara maksimal, antara lain : 1) Menyediakan luas permukaan yang
besar: area antarmuka yang tinggi antara gas dan cairan. 2) Memiliki struktur
terbuka: resistensi rendah terhadap aliran gas. 3) Memberikan distribusi cairan yang
seragam pada permukaan pengemasan. 4) Memberikan aliran gas uap seragam
melintasi penampang kolom
Beragam jenis dan bentuk dari packing telah dikembangkan untuk memenuhi
persyaratan diatas. Tipe dari packing dapat dibagi ke dalam 2 kelas yaitu :
1) Packing dengan geometri biasa; seperti stacked rings, grids, dan proprietary
structured packing.
Grid memiliki struktur terbuka dan digunakan pada laju alir gas yang tinggi,
meskipun masih terdapat pressure drop dalam jumlah rendah, seperti menara
pendingin. Random packing dan structured packing umumnya sering digunakan
pada proses industri.
Istilah structured packing mengacu pada elemen packing yang terbuat dari wire
mesh atau lembaran logam berlubang. Material dilipat dan disusun dengan geometri
biasa, untuk memberi luas permukaan yang tinggi dengan void fraction yang tinggi.
Contoh tipikal ditunjukkan pada Gambar 1.1. Konstruksi dasar dan kinerja berbagai
jenis proprietary yang tersedia serupa. Mereka tersedia dalam logam, plastik dan
asperware. Keuntungan dari structured packing dibanding random packing adalah
HETPnya yang rendah (biasanya kurang dari 0,5 m) dan pressure drop rendah
(sekitar 100 Pa/m). Structured packing semakin sering digunakan dalam aplikasi
berikut:
1. Untuk pemisahan yang sulit, membutuhkan banyak tahap: seperti pemisahan
isotop.
2. Destilasi dengan vakum tinggi.
3. Untuk revamps kolom: untuk meningkatkan kapasitas dan mengurangi
persyaratan rasio refluks.
Gambar 1.2 Tipe random packing pada packing tower (a) Raschig ring, (b) pall
ring, (c) berl saddle ceramic, (d) intalox saddle ceramic, (e) metal hypac, (f)
ceramic, super intaloc (Sinnot, 2005)6
Ring dan saddle packing tersedia dalam berbagai bahan: keramik, logam,
plastik dan karbon. Ring berbahan logam dan plastik (polypropylene) lebih efisien
dari pada ring berbahan keramik, karena memungkinkan dinding packing lebih
tipis.
Raschig ring lebih murah per satuan volume daripada pall ring atau saddle
tetapi kurang efisien daripada tipe lainnya, dan total biaya kolom biasanya akan
lebih tinggi jika dipilih raschig ring. Untuk kolom baru, pilihannya biasanya antara
pall ring dan berl atau intalox saddle.
Pemilihan bahan untuk packing akan tergantung pada sifat cairan dan suhu
operasi. Packing berbahan keramik akan menjadi pilihan pertama untuk cairan
korosif; tetapi keramiknya tidak cocok untuk digunakan dengan alkali kuat.
Packing berbahan plastik hanya dapat digunakan hingga suhu sedang sehingga
tidak cocok untuk kolom distilasi. Dimana operasi kolom baiknya berbahan logam
agar penggunaannya stabil, karena packing berbahan keramik mudah rusak (Sinnot,
2005).
Tabel 1.1 Data perancangan untuk berbagai packing
Secara umum, ukuran packing terbesar yang sesuai untuk ukuran kolom harus
digunakan, dapat mencapai 50 mm. Ukuran kecil lumayan lebih mahal dari ukuran
yang lebih besar. Di atas 50 mm, biaya yang lebih rendah per meter kubik biasanya
tidak mengimbangi efisiensi transfer massa yang rendah. Penggunaan ukuran yang
terlalu besar pada ukuran kolom yang kecil dapat menyebabkan distribusi cairan
yang tidak merata. Rentang ukuran yang disarankan adalah:
Pemilihan antara packed tower atau tray tower untuk beberapa pemakaian
dapat dipertimbangkan dari biaya operasi tiap perancangan. Tetapi, tidak selalu
harus melibatkan biaya, basis dari pengalaman penggunaan kedua menara tersebut
memberikan keuntungan dan kerugian untuk tiap tipe, yaitu:
1) Tray tower dapat dirancang untuk menangani suatu rentang laju alir uap dan
cair yang lebih besar dibandingkan packed tower
2) Packed tower tidak cocok untuk laju alir cairan yang rendah
3) Efisiensi pada tray tower dapat diprediksi dengan pasti daripada packed tower
4) Tray tower dapat dirancang dengan pasti daripada packing tower. Terdapat
keraguan apakah distribusi cairan yang baik dapat dipertahankan sepanjang
packed tower pada semua kondisi operasi, terutama di kolom dengan diameter
yang besar.
5) Untuk cairan korosif, packed tower biasanya lebih murah daripada tray tower
6) Packed tower lebih sesuai untuk jenis distilasi vakum
7) Packed tower selalu dipertimbangkan untuk menara yang berdiameter kecil
yakni kurang dari 0,6 m. Karena tray tower akan sulit di tempatkan dan
harganya mahal.
2. Tray Tower
Tray tower dirancang untuk memberikan penahan (holdup) cairan agar dapat
mencapai perpindahan massa uap-cair yang tepat yang sesuai dengan ketentuan
pemisahan distilasi. Holdup berupa weir pada setiap tray dan memiliki tumpukan
tray horizontal yang memungkinkan cairan mengalir melintasi tray sebelum
mengalir ke downcomer dan bergerak melintasi tahap penyulingan selanjutnya.
Tray tower bekerja dengan baik pada pemuatan uap dan cairan yang tinggi. Tray
tower memiliki pressure drop lebih besar dibanding packed tower dan memiliki
tahanan yang besar terhadap bahan yang bersifat korosif (Sinnot, 2005).
Pertimbangan utama yang terlibat dalam pemilihan tipe kolom adalah tekanan
operasi dan keandalan desain. Seiring tekanan meningkat, tray kolom lebih efisien
untuk perpindahan massa dan seringkali dapat mentolerir penurunan tekanan pada
tray. Prosedur desain untuk tray kolom diameter besar juga lebih dapat diandalkan
daripada packed kolom. Dengan demikian, tray biasanya dipilih untuk aplikasi
kolom dengan tekanan besar. Tray distilasi bisa digolongkan sebagai: 1) cross-flow
trays dengan downcomers, 2) countercurrent trays tanpa downcomers (The-dual
flow tray).
The-dual flow tray memungkinkan gas dan cairan melewati lubang tray yang
sama. Hal ini menghasilkan rentang operasi yang terbatas karena tinggi dispersi
sangat sensitif terhadap laju alir gas/cairan. Secara umum, The-dual flow tray hanya
digunakan dalam kasus di mana kapasitas tinggi atau ketahanan tinggi terhadap
fouling diperlukan. Namun, karena jangkauan operasinya yang sempit, pangsa
pasarnya kecil maka tidak banyak digunakan.
Cross-flow tray menggunakan weir pada downcomer untuk mengendalikan
tinggi cairan pada tray, dan dengan demikian memberikan dispersi gas/cairan yang
stabil pada berbagai aliran gas/cairan. Tray terdiri dari kombinasi deck tray, di mana
buih dihasilkan untuk memberikan kontak uap/cairan, dan sebuah downcomer,
dimana campuran uap/cairan dipisahkan. Sebagian besar uap naik dari cairan yang
dikontakan diatas tray, seperti pada Gambar 1.4. Namun, bagian cairan dari atas
akan turun ke bawah kolom melalui downcomers (Sinnot, 2005). Biaya dari tray
column ditentukan oleh dua faktor :
1. Diameter kolom
2. Tinggi kolom
Ada tiga jenis cross-flow tray yaitu sieve tray, valve dan bubble cap :
a) Sieve tray
Sieve tray (juga dikenal sebagai pelat berlubang) adalah lembaran logam
berlubang rata (Gambar 1.5). Lubang diameter yang sering digunakan berkisar dari
1,5 hingga 25 mm. Bentuk sieve tray yaitu tipe lubang square pitch (persegi) atau
equilateral triangular pitch (segitiga sama sisi) yang khas. Gas / uap mengalir ke
atas melalui lubang kecil dan terdispersi ke dalam cairan yang mengalir di atas
piring. Pada sieve tray tidak terdapat segel cairan dalam kasus tray tanpa
downcomer dan liquid weeps (disebut weeping) melalui lubang pada laju alir
rendah, mengurangi efisiensi pelat. Oleh karena itu, sieve tray memiliki rasio
turndown terendah. Kapasitas dan efisiensinya setidaknya setinggi tray standar
lainnya yang digunakan secara komersial. Konstruksi sieve tray sederhana dan
relatif murah.
b) Valve tray
Valve tray (atau pelat penutup terapung) adalah desain modifikasi dari sieve
tray dimana pelat besar yang berlubang ditutupi oleh valve.
weeping. Valve tray memberikan kontak uap-cairan yang baik pada laju alir rendah
(rasio turndown tinggi).
Geometri dan perancangan tiap jenis tray pada beberapa tipe distilasi dapat
dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini :
Tabel 1.4 Geometri dan tata letak tiap jenis tray
Distilasi Distilasi Distilasi bertekanan
Vakum atmosferik dan adsorpsi
Tray spacing, m 0,5 – 0,8 0,4 – 0,6 0,3 – 0,4
Weir length, m (0,5 – 0,6) Ds (0,6 – 0,75) Ds (0,85) Ds
Downcomer clearance, m 0,7 hw 0,8 hw 0,9 hw
Sieve tray
Tray diameter, m 0,3 – 8 0,3 – 8 0,3 – 8
Hole diameter (dh), m 0,003 – 0,015 0,003 – 0,015 0,003 – 0,15
Hole pitch, m (2,5 – 3) dh (3 – 4) dh (3,5 – 4,5) dh
Open hole area, % 10 – 20 6 – 15 6 – 10
Outlet weir height (hw), m 0,01 – 0,02 0,02 – 0,05 0,04 – 0,08
Valve tray
Tray diameter, m 0,3 – 10 0,3 – 10 0,3 – 10
Valve diameter, (dv), m 0,038 – 0,05 0,038 – 0,05 0,038 – 0,05
Valve lift, m 0,008 – 0,02 0,008 – 0,02 0,008 – 0,02
Valve open slot area, % 22 – 32 16 – 24 12 – 16
Distance between valves, m 1,5 dv (1,7 – 2,2) dv (2 -3) dv
Outlet weir length (hw), m 0,02 – 0,04 0,03 – 0,05 0,04 – 0,07
Bubble cap tray
Tray diameter, m 0,3 – 8 0,3 – 8 0,3 – 8
Bubble cap diameter (dgi), m 0,08 – 0,16 0,08 – 0,16 0,08 – 0,16
Distance between bubble
1,25 dgi (1,25 – 1,4) dgi 1,5 dgi
caps, m
Outlet weir height (hw), m 0,02 – 0,03 0,03 – 0,07 0,04 – 0,1
(Sumber : Sinnot, 2005)
2. Kapasitas
Ada sedikit perbedaan dalam penilaian kapasitas ketiga jenis tray ini
(diameter kolom yang dibutuhkan untuk laju alir yang diberikan); rangkingnya
adalah sieve, valve, bubble-cap.
3. Operating range
Ini adalah faktor yang paling signifikan. Dengan . Operating range berarti
kisaran tingkat uap dan cairan di mana tray akan beroperasi dengan memuaskan
(kisaran operasi yang stabil). Rasio tingkat aliran tertinggi terhadap arus terendah
sering disebut rasio "turn-down". Bubble cap memiliki penutup cairan yang dapat
beroperasi dengan efisien pada tingkat uap yang sangat rendah. Sieve tray
bergantung pada aliran uap melalui lubang untuk menahan cairan di tray, dan tidak
dapat beroperasi pada tingkat uap yang sangat rendah. Tapi, dengan desain yang
bagus, sieve tray bisa dirancang untuk memberikan jangkauan operasi yang
memuaskan, biasanya dari 50% sampai 120% kapasitas desain. Valve tray
dimaksudkan untuk memberi fleksibilitas lebih besar daripada sieve tray dengan
biaya lebih rendah dari pada bubble-caps.
4. Efisiensi.
Efisiensi Murphree dari tiga jenis pelat akan hampir sama saat beroperasi di
atas rentang alir desain mereka, dan tidak ada perbedaan nyata yang dapat dibuat di
antara keduanya.
5. Pressure drop.
Pressure drop di atas tray bisa menjadi pertimbangan desain yang penting,
terutama untuk kolom vakum. Penurunan tekanan pada tray akan tergantung pada
perancangan tray, namun secara umum, sieve tray memberikan penurunan tekanan
terendah, diikuti valve tray, dengan bubble cap yang tertinggi.
Sieve tray merupakan yang paling murah dan memuaskan untuk sebagian
besar aplikasi. Valve tray harus dipertimbangkan jika rasio turn-down yang
ditentukan tidak dapat dipenuhi dengan sieve tray. Bubble-caps hanya boleh
digunakan dimana tingkat uap (gas) yang sangat rendah harus ditangani dan
penutup cairan sangat penting pada semua laju alir.
B. Berdasarkan proses
1. Distilasi batch
Distilasi batch adalah proses yang jauh lebih tua daripada distilasi kontinyu.
Dalam distilasi batch, umpan dimasukkan ke dalam reboiler, kemudian diuapkan
dan setelah proses selesai produk dapat dikeluarkan dari bagian atas kolom. Setelah
distilasi selesai, sumber panas dimatikan, dan bahan yang tertinggal di reboiler
dikeluarkan. Kemudian proses batch baru dapat dimulai. Distilat merupakan produk
yang diinginkan (Wankat, 2012).
Dalam distilasi batch campuran yang akan didistilasi dibebankan sebagai
batch ke still dan distilasi dilakukan sampai produk atas atau bawah yang
memuaskan tercapai. Still biasanya terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan
kolom packed atau plate. Pemanas bisa dimasukkan ke dalam bejana atau reboiler
terpisah yang digunakan. Distilasi batch harus dipertimbangkan dalam kondisi
berikut:
1. Dimana kuantitas yang akan di distilasi berukuran kecil.
2. Dimana rentang produk harus diproduksi.
3. Dimana umpan diproduksi pada interval tidak teratur.
4. Dimana komposisi umpan bervariasi dalam rentang yang luas.
Jika pemilihan antara distilasi batch dan kontinyu tidak dapat dilakukan,
maka evaluasi ekonomi kedua sistem harus dilakukan. Distilasi batch adalah proses
keadaan unsteady state, komposisi di bagian bawah (dasarnya) bervariasi (Sinnot,
2005).
2. Distilasi Kontinyu
Distilasi kontinyu adalah metode yang efisien secara termodinamika untuk
menghasilkan produk pada komposisi konstan dalam jumlah besar (Wankat, 2012).
Pemisahan campuran cair dengan distilasi bergantung pada perbedaan volatilitas
antara komponen. Semakin besar volatilitas relatif, semakin mudah pemisahan
berlangsung. Peralatan dasar yang dibutuhkan untuk Continious distillation
ditunjukkan pada Gambar 1.8.
Gambar 1.8 Distilasi continuous (a) one stream (b) two stream
Uap mengalir ke atas kolom dan terjadi kontak dengan cairan yang menuruni
kolom. Uap dan cairan dikontakan dalam suatu plate atau packing. Bagian
kondensat dari kondensor dikembalikan ke bagian atas kolom untuk menyediakan
aliran cairan di atas titik umpan (refluks), dan bagian cairan dari dasar kolom
diuapkan dalam reboiler dan disiapkan sebagai aliran uap (Sinnot, 2005).
3. Flash Distillation
Satu dari sekian proses pemisahan yang mudah dilakukan yaitu flash
distillation. Pada proses ini, bagian dari umpan cairan diuapkan pada ruang flash
atau bagian dari umpan gas di kondesasikan, serta uap dan cairan yang telah
mencapai kesetimbangan dipisahkan. Komponen yang lebih cepat menguap
(volatile) akan lebih terkonsentrasi pada uap. Umumnya pemisahan yang sempurna
tidak dapat tercapai, namun dalam beberapa kasus seperti desalinasi air laut dapat
memberikan pemisahan yang sempurna.
Peralatan yang dibutuhkan untuk flash distillation dapat dilihat pada Gambar
9 untuk umpan cairan. Cairan yang bertekanan dipanaskan dan diumpankan melalui
throttling valve ke flash drum. Karena adanya perubahan tekanan (pressure drop),
sebagian cairan akan teruapkan. Uap keluar dari bagian atas sedangkan cairan turun
ke bagian bawah drum. Demister sering digunakan untuk mencegah kondensat yang
dikembalikan ke kolom tidak berkontak langsung dengan uap dari bagian dalam
kolom. Sistem ini disebut "flash" distilasi karena penguapan sangat cepat setelah
umpan memasuki drum. Sistem di ruang flash sangat dekat dengan tahap
kesetimbangan (Wankat, 1994).
4. Extractive Distillation
Distilasi ekstraktif merupakan proses pemisahan uap-cair yang menggunakan
komponen ketiga atau pelarut sebagai agen pemisah untuk membantu proses
pemisahan. Agen ekstraktif akan membentuk atau meningkatkan perbedaan
volatilitas antara komponen yang akan dipisah. Lalu, agen ekstraktif dan komponen
yang susah menguap (less volatility) mengalir ke bagian bawah kolom distilasi,
ketika komponen yang terekstrak dikembalikan berdasarkan urutan distilasi.
Kemudian, bagian yang tidak ter-ekstrak akan didistilasi ke bagian atas kolom
distilasi ekstraktif (Tassios, 1972).
5. Distilasi Azeotrop
Distilasi azeotropik dilakukan dengan menambahkan fasa cair komponen
ketiga yang mudah menguap yang mengubah volatilitas salah satu dari dua
komponen lebih banyak dari yang lain, sehingga komponennya dapat terpisah. Dua
komponen yang harus dipisahkan seringkali adalah komponen yang memiliki titik
didih berdekatan yang menentukan azeotrop atau tidak azeotrop, tapi kadang-
kadang komponennya adalah azeotrope walaupun komponennya tidak mendidih.
Kadang terdapat kasus campuran itu azeotrop tetapi titik didihnya tidak berdekatan.
Komponen ketiga yang ditambahkan disebut entraîner, dapat membentuk
azeotrop terner dengan kedua komponen yang dipisahkan. Namun, ia harus cukup
mudah menguap dari larutan yang dipisikah dikolom distilasi (Tassios, 1972).
sedangkan laju alir umpan pada distilasi II yaitu 3914,722 kg/jam (17,24 gal/min).
Dari kondisi proses diatas, maka dilakukan pemilihan berikut:
1) Jenis distilasi yang digunakan untuk pemisahan multikomponen yaitu tray
tower dengan proses distilasi kontinyu. Dikarenakan umpan yang masuk
tidak memiliki bahan yang bersifat korosif, tray tower dapat menangani
kondisi operasi berupa tekanan atmosferik yang dijaga tetap 1 atm selama
proses berlangsung, diameter kolom tergolong besar yaitu dapat mencapai 3
ft sehingga lebih ekonomis untuk memakai tray tower. Pada tray tower juga
dapat memaksimalkan kontak antara uap dan cair sehingga kesetimbangan
cepat tercapai.
2) Tipe tray yang dipilih yaitu sieve tray. Berdasarkan Tabel 1.3 banyak
keuntungan yang didapat jika memilih sieve tray sebagai media pengontakan
uap-cair. Antara lain : harganya yang murah, kapasitas tray dapat mencapai
70%, rasio turndown yang kecil sesuai dengan beban operasi pada proses
pembuatan triacetin yang tidak bervariasi, pressure drop yang terjadi rendah
sehingga tidak dibutuhkan energi yang besar dalam pengoperasian menara,
efisiensi dapat mencapai rentang 70 – 90% (Sinnot, 2005).
3) Jenis distilasi yang digunakan untuk pemisahan dua komponen (distilasi
biner) yaitu distilasi azeotrop dengan bantuan butil asetat. Hal ini dikarenakan
normal boiling point dari air dan asam asetat yang tidak terlalu jauh. Distilasi
biner ini dilakukan pada menara fraksionasi tray/plate dengan bantuan data
Vapor-Liquid Equilibrium untuk membantu perancangan menara
menggunakan metode Mc-Cabe Thile. Pemilihan ini dipertimbangkan untuk
kemurnian yang tinggi dan low cost. Jika digunakan destilasi biasa maka
memerlukan biaya yang tinggi serta jumlah tray dapat mencapai 70-80 tray.
di
mana:
di
mana:
Di sini, kata-kata "hulu" dan "hilir" mengacu pada sebelum dan sesudah
cairan melewati katup throttling atau perangkat.
Jenis lampu kilat penguapan digunakan dalam desalinasi dari payau atau air
laut dengan “Multi –Tahap flash” Distilasi." Air dipanaskan dan kemudian
diarahkan ke sebuah pengurangan tekanan evaporasi "panggung" di mana beberapa
berkedip air menjadi uap. Uap ini kemudian terkondensasi menjadi air bebas garam.
Cairan asin sisa dari yang tahap pertama diperkenalkan ke tahap evaporasi kedua
pada tekanan rendah dari tekanan tahap pertama. Air lebih banyak melintas menjadi
uap yang juga kemudian terkondensasi menjadi air lebih bebas garam. Penggunaan
berurutan ini beberapa tahapan evaporasi dilanjutkan sampai tujuan desain sistem
terpenuhi. Sebagian besar dari kapasitas terpasang desalinasi dunia menggunakan
multi-tahap penyulingan flash. Biasanya tanaman tersebut memiliki 24 atau lebih
tahap berurutan dari evaporasi.
di mana:
z i adalah fraksi mol komponen i dalam cairan pakan (diasumsikan diketahui);
β adalah fraksi pakan yang diuapkan;
K i adalah konstanta kesetimbangan komponen i.
Kesetimbangan konstanta K i berada di fungsi umum banyak parameter,
meskipun yang paling penting adalah suhu bisa dibilang; mereka didefinisikan
sebagai:
di mana:
x i adalah fraksi mol komponen i dalam fasa cair;
y i adalah fraksi mol komponen i dalam fase gas.
Setelah persamaan Rachford-Beras telah diselesaikan untuk β, komposisi x i
dan y saya dapat segera dihitung sebagai:
maka β itu adalah solusinya; jika ada beberapa β seperti 's, itu berarti bahwa
baik K max <1 atau K min> 1, menunjukkan masing-masing yang tidak ada fase gas
dapat dipertahankan (dan karena itu β = 0) atau sebaliknya bahwa tidak ada fase
cair dapat eksis (dan karena itu β = 1).
1.3 Adsorber
Adsorber adalah alat yang digunakan untuk proses Adsorbsi, yaitu proses
penyerapan fluida gas oleh seluruh bagian zat cair sebagai adsorben. Proses
Adsorbsi digunakan untuk memisahkan suatu komponen gas dari campuran gas
dengan menggunakan zat cair sebagai penyerap/ adsorben. Adsorben yang
digunakan ditentukan dari daya larut gas pada zat cair tertentu. Adapun Contoh
dari proses adsorbsi adalah pemisahan oksigen dari campuran gas dengan
menggunakan air sebagai adsorben.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya adsorber adalah alat pemisahan suatu
komponen gas oleh zat cair sebagai pelarut. Prinsip kerjanya adalah suatu campuran
gas diumpankan dari bawah (bottom) tower adsorber, untuk dikontakkan dengan
zat cair dari atas (top) adsorber. Kompenen gas yang mempunyai kelarutan terbesar
pada cairan tersebut akan larut bersama adsorben (zat cair) dan menjadi bottom
produk, sedangkan komponen gas lainnya yang tidak terlarut dalam adsorben akan
ke atas sebagai top produk. Karna prinsip kerja Adsorber berdasarkan kelarutan gas
dalam cairan, maka kondisi operasi Adsorber adalah pada temperatur rendah, dan
tekanan tinggi. Dimana pada kondisi ini, daya larut gas dalam fase cair akan
maksimal (ingat hukum gas ideal ).
1. Pengertian
Adsorpsi ialah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan sorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya
fisik (pada adsorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada
adsorpsi kimia,juga disebut sorpsi kimia). Kecepatan adsorpsi merupakan ukuran
perpindahan massa antara fasa gas dan fasa cair, disamping pada perbedaan
konsentrasi dan luas permukaan adsorben.
2. Adsorben
Adsorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diadsorpsi
pada permukaannya,baik secara fisik atau dengan reaksi kimia. Adsorben (juga
dari fase gas ke fase cair, yaitu dengan mengontakkan gas yang berisi solut dengan
pelarut cair (solven / adsorben ) yang tidak menguap.
Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase gas, yaitu
dengan mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut gas ( stripping
agent) yang tidak larut ke dalam cairan.
Berdasarkan cara kontak antar fase, alat transfer massa difusional dibagi menjadi 2
jenis, yaitu :
1. proses keseimbangan dimana operasi dengan keseimbangan antar fase,
yaitu alat dengan kontak bertingkat ( stage wise contact / discreet ),
misalnya menara menggunakan plat atau tray.
2. proses dikontrol kecepatan transfer massa, yaitu alat dengan kontak
kontinyu (continuous contact ), misalnya menara sembur, gelembung atau
menggunakan bahan isian (packing).
4. Keseimbangan
Menurut teori lapisan film, jika dua fase dikontakkan, di batas antar fase
terdapat keseimbangan fase. Oleh karena itu, korelasi atau data-data di lapisan batas
fase ini sangat perlu diketahui. Data-data keseimbangan telah banyak tersedia,
meskipun penelitian tentang hal ini masih perlu dilakukan. Beberapa buku,
terutama termodinamika telah menyajikan data keseimbangan untuk sistem
tertentu, misal data kelarutan gas di Perry ( 6th ed., pp. 3-101 – 3-103)
5. Kolom Adsorpsi
Kolom adsorpsi adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengadsorpsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di
kolom/tabung tersebut. Struktur yang terdapat pada kolom adsorber dibagi menjadi
tiga bagian yaitu:
Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair
Bagian tengah: Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh
sehingga mudah untuk diadsorpsi
Bagian bawah: Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.
Keterangan :
• (a) input gas
• (b) gas keluaran
• (c) pelarut
• (d) hasil adsorpsi
• (e) disperser
• (f) packed column
6. Prinsip Kerja Kolom Adsorpsi
• Kolom adsorpsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer
dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses
ini dapat berupa adsorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi
kimia.
• Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan
kebawah menara adsorber. Didalam adsorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu
fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian
atas menara. Peristiwa adsorpsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing
dengan dua tingkat. Keluaran dari adsorber pada tingkat I mengandung larutan dari
gas yang dimasukkan tadi.
BAB II
DASAR PERANCANGAN
F x zi F x zi x Ki
xi = yi =
F+ V(Ki−1) F+V(Ki−1)
Nilai V ditrial sehingga menghasilkan jumlah fraksi y=1, setelah ditrial maka
didapat
BM camp = ∑(yi*BMi)
ρL = ∑ (xi * ρi)
Vv = V/ ρv
Vv x 4
D=√
πxu
ts = tebal shell, in
P = 1.1 * 290 psi = 319,0825244 psi (faktor keamanan 10%)
r = 933,97819319 in
f = 12650 psi
E = efisiensi pengelasan 80% C = 0.125 in
Untuk mengetahui apakah tebal shell yang sudah dirancang dapat dipakai atau
f E ts
tidak maka Pmax > Pperancangan dimana Pmax =
r+0,6ts
P = 319,0825244 psi
r = 66 in (r pada tabel 5.7 Brownell & Young)
icr = 4,375 in (Tabel 5.7 Brownell & Young)
sf = 1,5 in (Tabel 5.8 Brownell & Young)
f = 12650 psi
E = 0.125 in
2.2 Distilasi
1. Data Pendukung untuk Perancangan Menara Distilasi
Perancangan kolom distilasi dapat dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu
(Sinnot, 2005):
1. Tentukan tingkat pemisahan yang diperlukan: pilih spesifikasi produk.
2. Pilih kondisi pengoperasian: batch atau kontinyu; tekanan operasi.
3. Pilih tipe alat pengontakan: tray atau packing.
sesuai menggunakan metode trial and error. Adapun persyaratan trial and error
pada perhitungan kondisi operasi menara distilasi yaitu (Geankoplis, 1993):
a. Bagian atas menara : Menggunakan keadaan dew point yaitu ∑ xi = ∑ yi / Ki
= 1,00
b. Bagian bawah menara : Menggunakan keadaan bubble point yaitu ∑ yi = ∑
Ki × xi = 1,00
c. Bagian umpan menara : Menggunakan keadaan bubble point yaitu ∑ yi = ∑
Ki × xi = 1,00
x .D x .W
log LD HW
Nm x HD .D x LW .W
log L,av
Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)
10. Data fraksi komponen umpan untuk menentukan letak feed-plate, Ns dan Ne
Letak feed-plate daat ditentukan menggunakan metode Kirkbride
(Persamaan 11.7-21 Geankoplis)
𝑁𝑒 𝑥𝐻𝐹 𝑊 𝑥𝐿𝑊 2
𝑙𝑜𝑔 = 0,206 𝑙𝑜𝑔 [( ) ( ) ]
𝑁𝑠 𝑥𝐿𝐹 𝐷 𝑥𝐻𝐷
Dimana :
Ne = jumlah stage teoritis diatas feed-plate
Ns = jumlah stage teoritis dibawah feed plate
xHF = fraksi komponen heavy key pada umpan
xLF = fraksi komponen light key pada umpan
Note : diameter terbesar yang di dapat ditetapkan sebagai diameter menara. Misal,
diameter bawah memiliki Dc paling besar, maka Dc menara = Dc bagian dasar
menara (Sinnot, 2005).
12. Diperlukan data diameter kolom (Dc) dan luas penampang kolom (At) untuk
perancangan plate (tray) pada menara bagian rectifying maupun stripping,
yaitu :
a. Luas downcomer (Ad) = 12% luas At (Dari buku coulson,
disarankan luas downcomer sebesar 12% dari luas penampang kolom)
b. Luas net area (An) = At – Ad
c. Luas active are (Aa) = At – 2 . Ad
d. Luas hole area (Ah) = 10% luas Aa (Dari buku coulson,
disarankan luas hole area sebesar 10% dari luas penampang kolom)
13. Diperlukan data tinggi weir, diameter lubang dan tebal plate
Penentuan data diatas dijelaskan pada buku Coulson Sub-bab 11.13.8, dan
untuk mendapatkan panjang weir dapat dihitung menggunakan grafik 11.3-1 di
buku Coulson
14. Jumlah plate aktual dihitung pada bagian rectifying dan bagian stripping
dengan menggunakan data berikut :
a. Jumlah plate teoritis bagian rectifying Dari persamaan 11.7-21
b. Jumlah plate teoritis bagian stripping Geankoplis
c. Efisiensi plate (dari gambar 16-8 Peter dan Timmerhouse)
15. Dari jumlah plate aktual di bagian rectifying dan stripping, maka dapat
ditentukan tinggi menara distilasi yaitu (Sinnot, 2005) :
hmenara = (panjang ruang kosong diatas plate pertama) + (panjang ruang kosong
dibawah plate terakhir) + ts (N – 1)
Untuk perhitungan ukuran pipa, dibutuhkan data laju alir fluida (G) dalam ft3/s dan
densitas fluida (ρ) dalam lb/ft. Terdapat 5 pipa yang harus dihitung ukurannya yaitu
(Peters, 2005) :
Dari Figure 11.31 Coulson & Richardson, panjang weir normalnya 0,6 – 0,85
dari diameter kolom. Diambil rentang yang disarankan yaitu 0,77. Untuk menara
yang beroperasi pd tekanan atm atau lebih, disarankan tinggi weir 40 hingga 50
mm. Diameter lubang bervariasi dari 2,5 hingga 12 mm, ukuran yang disarankan 5
mm. Bahan yang digunakan stainless steel, maka ketebalan plate disarankan 3 mm
(Sinnot, 2005).
3.3 Adsorber
Data perhitungan
Kondisi Proses
Tekanan (P) 29,61 atm 30 bar
Densitas
Densitas :
Menentukan ρv = densitas campuran gas, lb/ ft3
BMcamp x P (atm)
ρv komponen= lb/ft3
ZxRxT
BM camp = ∑(yi*BMi)
a. Kapasitas Kolom, V
𝐋𝐚𝐣𝐮 𝐚𝐥𝐢𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐱 𝐭
𝐕= 𝐃𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬
𝟑𝟑𝟏𝟎𝟎,𝟗𝟗 𝐱 𝟎,𝟎𝟖𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑
𝐕= 𝟏𝟏,𝟏𝟖𝟓𝟗
V = 246,5977 m3
Fraksi Fraksi (%
Komponen Mr Rho(Kg/M3) Fraksi/Rho Mr*Fraksi Kmol/Jam Kg/Jam
Mol Massa)
246,5977
𝑉=
2
= 123,2988 m3
𝑉𝑘 = (1 + 𝑓) 𝑥 𝑉
= (1+0,2) * 123,2988 m3
= 147,9586 m3
b. Volume Packing, Vp
Karakterisik ZnO :
Karakteristik Zno
Ukuran 0,07 mm
Ep 0,73
Pb 1540 kg/ m3
Eb 0,533
Wa 0,049152 kg
Vp Wet 6,38e-05 m3
Vp Dry 78,86193 m3
𝐹𝑎 𝑥 𝑊𝑎
𝑉𝑃𝑤𝑒𝑡 =
𝜌𝑝
2 𝑥 0,049
= m3
1540
= 0,000063824 m3
𝑉𝑝𝑑𝑟𝑦 = 𝜀𝑏 𝑥 𝑉𝑘
= 0,533 * 147,9585997
= 78,86199745 m3
= 0,000063824 m3 + 78,86199745 m3
= 78,86199745 m3
𝑉𝑇 = 𝑉𝑘 + 𝑉𝑝
VT = 147,9585997 m3 + 78,86199745 m3
= 226,82 m3
e. Diameter Kolom
𝑉𝑠 = 𝜋(𝐷/22 ) 𝑥 𝐿/2
1
𝑉𝑠 = 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2 𝑥 (4𝐷)
4
𝑉𝑠 = 𝜋 𝑥 𝐷3
1
𝑉ℎ = 24 𝜋 𝐷3 (Tabel 4, Peter, halaman 571)
Jadi,
1
𝑉𝑡 = 𝜋 𝑥 𝐷3 + 𝜋𝐷2
24
𝐷𝑡 = 𝑉𝑡/𝜋1/3
= 226,82 / (3,14^(0,333))
= 4,1647 m
= 416,47 cm
3
Tinggi Silinder, Hs = 2𝐷
= (3/2) * 4,1647 m
= 6,247 m
1
Tinggi Head, He = 2 (4𝐷)
= 2 * (1/ ( 4*4,1647))
= 2,0823 m
Tinggi Total, Ht = 𝐻𝑠 + 𝐻𝑒
= 6,247 m + 2,083 m
= 8,3294 m
g. Tebal Tangki
𝑂𝐷 = 𝐷 + 2𝑡
OD = 4,1647 + 2 * 0,002
= 4,1687 m
𝑖𝑚𝑝𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑀𝑎𝑑𝑠 =
𝐶𝑎𝑑𝑠
= 0,0491523 / 1
= 0,0491523 kg
BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN
Gambar Alat :
CH4
CO2
N2
H2O
CO
CH4 H2
CO2 CH3OH
N2
H2O
CO CH4
H2 CO2
CH3OH N2
H2O
CO
H2
CH3OH
Gambar Alat:
Gambar Alat:
3.4 Adsorber
Tabel 3.4 Spesifikasi Adsorber
Adsorber (AB-01)
Jumlah 2 buah
Tekanan, bar 50
Temperatur, oC 50
33100,99 kg/jam
Laju alir massa, W
11,1859 kg/m3
Densitas, ρ
20%
Faktor keamanan, f
5 menit
Holding time
DAFTAR PUSTAKA
Brownell, L. E., and Young, E. H., 1959, Process Equipment Design, John Wiley
& Sons, Inc : USA.
Cheremisinoff, N. P and Ferrante, L., 1995, Process Engineering Data Book, CRC
Press : USA.
Geankoplis, C. J., 1993, Transport Processes and Unit Operation, 3rd ed, Pretience-
Hall International : New Jersey.
McCabe, W. L., Smith, J. C., Harriot, P., 1985, Unit Operation in Chemical
Engineering, 5th ed, McGraw-Hill Book : USA.
O’Connell, J. P., Poling, B. E., dan Prausaitz, J. M., 2001, The Properties of Gases
and Liquids, 5th ed, McGraw-Hill : New York.
Petyluk, F. B., 2004, Distillation Theory and Its Application to Optimal Design of
Separation Units. Cambridge University Press : USA.
Sinnot, R. K., 2005, Coulson & Richardson : Chemical Engineering Series,
Chemical Engineering Design¸ 4th ed, Vol. 6. Elsevier Butterworth-
Heinemann : UK.
Tassios, D. P., 1972, Extractive and Azeotropic Distillation, American Chemical
Society : USA.
Treybal, R. E., 1980, Mass Transfer Operation, 3rd ed, McGraw-Hill Book : USA.
Walas, S. M., 1990, Chemical Process Equipment Selection and Design, 2nd ed,
Butterworth-Hcinemann Inc : USA
Wankat, P. C., 1994, Separation Process Engineering : Include Mass Transfer
Analysis, 3rd ed, Prentice Hall : New Jersey.
LAMPIRAN A
DATA VLE EQUILIBRIUM
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN UNIT PEMISAHAN
Lembar Perhitungan
Alat Flash drum Kode
Tempat menguapkan sejumlah besar
Fungsi S-101
methanol
CH4
CO2
N2
H2O
CO
CH4 H2
CO2 CH3OH
N2
H2O
CO CH4
H2 CO2
CH3OH N2
H2O
CO
H2
CH3OH
Keterangan:
F = Jumlah umpan cair (Kg/jam)
V = Jumlah uap (Kg/jam)
L = Jumlah cairan (Kg/jam)
zi = Fraksi mol komponen umpan
yi = Fraksi mol uap komponen di fasa uap
xi = Fraksi mol cairan komponen di fasa cair
Data perhitungan
Kondisi Proses
Tekanan (P) 19, 7385 atm 290 psi
Temperatur (T) 25,943 oC 298,943 oK
Waktu Tinggal (t) 15 menit -
F x zi F x zi x Ki
xi = yi =
F+ V(Ki−1) F+V(Ki−1)
Nilai V ditrial sehingga menghasilkan jumlah fraksi y=1, setelah ditrial maka
didapat
BM camp = ∑(yi*BMi)
ρL 6,937493 lb/ft3
dimana: u = 0.14 √ρv − 1 = 0.14 √ − 1 = 0,35989677 ft/dtk
0,911813898 lb/ft3
29740,91845 lb/jam
Vv = V/ ρv = = 32617,31205 ft3/jam = 9,060364459 ft3/dtk
0,911813898 𝑙𝑏/𝑓𝑡3
Vv x 4 9,060364459 ft3/dtk x 4
D=√ = √ = 5,663032198 ft = 1,726092214 in
πxu 3.14 x 0,35989677 ft/dtk
= 1,216986959 in, dipilih 1 1/4 in = 1,25 in (Tabel 5.8 Brownell & Young)
ts = tebal shell, in
P = 1.1 * 290 psi = 319,0825244 psi (faktor keamanan 10%)
r = 933,97819319 in
f = 12650 psi
E = efisiensi pengelasan 80% C = 0.125 in
Untuk mengetahui apakah tebal shell yang sudah dirancang dapat dipakai atau
f E ts
tidak maka Pmax > Pperancangan dimana Pmax = =
r+0,6ts
12650 x 0.8 x 1,216986959
= 354,840 psi
33,97819319 + 0.6 x 1,216986959
0.2967 CH3OH
0.03385 H2O
0.18689 CH4
0.0433 CO2
0.022114 N2
0.345139 CO
0.07195 H2
0.561548 CH3OH
0.247218626 H2O
0.0535175 CH4
0.01267144 CO2
0.0063 N2
0.0983111 CO
0.020464 H2
0.66651 CH3OH
0.331744 H2O
0.0006498 CH4
0.00053 CO2
0.00003352 N2
0.0004753 CO
0.0000553 H2
Umpan:
T = 30 °C
T = 303K
F = 23737,13345 kg/jam
Antoine A B C
CH4 13,58 968 -3,72
CO2 15,38 1956 -2,11
N2 13,45 658 -2,85
H2O 16,262 3799,89 -46,8
CO 13,87 770 1,64
H2 12,78 232 8,08
CH3OH 16,49 3593 -35,22
Bottom:
Dimana :
Ki = Konstanta kesetimbangan fasa uap-cair
Psat = tekanan uap (atm)
P = tekanan total (atm)
Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)
𝑥𝐿𝐾 . 𝐷 =0,0001
𝑥𝐻𝐾 . 𝐷 =0,9986
𝑥𝐻𝐾 . 𝐵 =0,18181
𝑥𝐿𝐾 . 𝐵 =0,76835912
𝐾
∝𝐿𝐾,𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = (𝐾 𝐿𝐾 ) =1
𝐻𝐾 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚
Nm = 10,17271
Umpan masuk dalam keadaan cair jenuh sehingga nilai q = fraksi yang mecair
(Geankoplis, 1995), q= 1.
𝛼𝑖 − 𝑥𝑖.𝑓
∑1 − 𝑞 =
𝛼𝑖 − 𝜃
𝛼𝐴 − 𝑥𝐴.𝑓 𝛼𝐵 − 𝑥𝐵.𝑓 𝛼𝐶 − 𝑥𝐶.𝑓 𝛼𝐷 − 𝑥𝐷.𝑓 𝛼𝐸 − 𝑥𝐸.𝑓
1−𝑞 = + + + +
𝛼𝐴 − 𝜃 𝛼𝐵 − 𝜃 𝛼𝐶 − 𝜃 𝛼𝐷 − 𝜃 𝛼𝐸 − 𝜃
Trail θ = 0.25
𝛼𝐴 − 𝑥𝐴.𝐷 𝛼𝐵 − 𝑥𝐵.𝐷 𝛼𝐶 − 𝑥𝐶.𝐷 𝛼𝐷 − 𝑥𝐷.𝐷 𝛼𝐸 − 𝑥𝐸.𝐷
𝑅𝑚 − 1 = + + + +
𝛼𝐴 − 𝜃 𝛼𝐵 − 𝜃 𝛼𝐶 − 𝜃 𝛼𝐷 − 𝜃 𝛼𝐸 − 𝜃
Untuk merancang refluks ratio pada berbagai macam sistem operasi nilainya
antara 1,2 s/d 1,5 kali refluks minimum dan akan memberikan biaya operasi yang
rendah [Coulson p – 441].
Rm = 0,332592
R = 1,5 Rm
R = 0,49888799
R/R+1 = 0,33283874
Rm/Rm+1 = 0,24958
μavg = 1,0751
𝑁𝑒 𝑥𝐻𝐹 𝑊 𝑥𝐿𝑊 2
𝑙𝑜𝑔 = 0.206 log [( ) ( ) ]
𝑁𝑠 𝑥𝐿𝐹 𝐷 𝑥𝐻𝐷
Ne/Ns = 3,488
Ne+Ns = 21
Ns = (Ne+Ns)/(1+3,488)
Ini artinya umpan masuk pada tray ke 5 dari atas kolom distilasi.
P = 100000 Pa
T = 293,6 K
R = 8314,34 m3 Pa/Kmol K
𝐵𝑀 𝑥 𝑃
𝜌 𝑢𝑎𝑝 =
𝑅𝑥𝑇
P = 100000 Pa
T = 348,2 K
R = 8314,34 m3 Pa/KmolK
H2 2 0 0 0,071189185 0
𝛴𝑥𝐵
𝜌𝑢𝑎𝑝 =
𝑥𝐵
𝛴 𝜌
Keterangan :
Total 1 0,706812065
σ = 0,0007068 n/m
Total 1 0,870395151
σ = 0,00087 n/m
𝐿𝑤 𝜌𝑣
𝐹𝐿𝑉 = 𝑥√ (Coulson, pers. 11.82)
𝑉𝑤 𝜌𝐿
Keterangan :
Koreksinilai K1 top :
𝜎𝑡𝑜𝑝 0,2
𝐾1𝑡𝑜𝑝 = 𝐾1 ⌈ 0,02 ⌉
K1 top = 0,04
𝜎𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 0,2
𝐾1𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = 𝐾1 ⌈ ⌉
0,02
K1 bottom = 0,1276113
Keterangan :
K1 = Konstan
Uv = 0,77254 m/s
Uv = 1,8299 m/s
Keterangan :
Keterangan :
𝐴𝒏
A𝒄 bottom = = 12,17 m2
1−𝐴𝒅
D𝒄 top = 6,5 m
D𝒄 bottom = 3,9374 m
𝐿𝑤.𝐵
𝑄𝐿𝐵 = 𝜌 𝐿𝐵
Keterangan:
Dari fig. 11.28 (Coulson, 1983) untuk QL, B = 0,00608765 m3/s maka jenis
alirannya adalah cross flow (single pass).
5. Perancangan Tray
Diameter menara (Dc) = 3,9374 m
Luas Menara, Ac = 12,17 m2
Luas downcomer, Ad = 2,43 m2
Luas netto An = 9,736 m2
Luas Aktif Aa = 7,3 m2
Luas hole Ah = 0,73 m2
Lw / Dc = 0,86
Lw = 63,386 m2
Tebal Tray
Untuk bahan carbon steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm (3/16 in),
sedangkan untuk bahan stainless steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm.
Untuk menara distilasi ini digunakan bahan stainless steel, sehingga tebal plate
yang digunakan = 5 mm. (Coulson vol 6 1ed p465, 1983).
keterangan :
Iw = weir length, m
K2 = 31
[𝐾2 −0.09(25.4−𝑑ℎ )]
𝑈ℎ = 1 (Coulson, 1983: pers. 11.85)
(𝜌𝑣 )2
Keterangan:
K2 = konstanta
[31−0.9(25.4−5𝑚𝑚)]
𝑈ℎ = 1 = 29,32 𝑚/𝑠
(1,13778788)2
𝑄𝑉,𝑡 9,353974 𝑚3 /𝑠
𝑈𝑎𝑚 = = = 57,73 𝑚/𝑠
𝐴ℎ 2,487326 𝑚2
𝐻𝑜𝑤, 𝑚𝑖𝑛 = 50 𝑚𝑚
Pada minimum rate, (ho + how) = 128,95 mm. Dari fig. 11.30 Coulson,
1983:
K2 = 31,2
𝑚3
𝑄𝑉,𝑡 16,5543539 𝑚
𝑠
𝑈𝑎𝑚 = = = 10,3
𝐴ℎ 2,48732651 𝑚2 𝑠
𝑄𝑉,𝑏
𝑈ℎ = = 10,3 𝑚/𝑠
𝐴ℎ
Gambar 5.
(Ah/Aa) x 100 = 10
ℎ𝑑 = 13,16 𝑚𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
Residual Head
12.5 𝑥 103
ℎ𝑟 =
𝜌𝐿
ℎ𝑟 = 121,01 𝑚𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
Keterangan:
hr = residual head
HT = hd + (hw + how) + hr
HT = 357,399 mm liquid
Keterangan:
2
𝐿𝑤
ℎ𝑑𝑐 = 166 [𝜌 ]
𝐿 𝐴𝑎𝑝
Dengan:
Aap = 0,13544 m2
1
(𝐼 + ℎ𝑤 ) = 0.25 𝑚
2 𝑡
Aap = 0,13 m2
1
(𝐼 + ℎ𝑤 ) = 0.25 𝑚
2 𝑡
7. Check Entrainment
1. Atual Percentage Flooding for Design Area
Entrainment dihitung dari % flooding, dengan persamaan:
𝑢 (Coulson and Richardson, 1986)
% flooding = 𝑢𝑣 𝑥 100%
𝑓
Dengan:
Uv = kecepatan uap actual (m/s)
Uf = kecepatan uap peracangan (m/s)
Gambar 7.
% flooding = 80%
Fractional entrainment = 3
Dari fig. 11.29, diperoleh nilai ψ = 0.05 < 0.1, maka terjadi entrainment.
% flooding = 80%
Dari fig. 11.29, diperoleh nilai ψ = 0.05 < 0.1, maka terjadi entrainment.
Layout Tray
Gambar 8. Relation between angle subtended by chond, chond height and chond
length
lw/Dc = 0,86
lw = 3,38 m
α = 120o
Lh/Dc = 0,35
Panjang rata-rata unperforated edge strips
𝛼
𝐿𝑤 = 180 𝑥 𝜋 𝑥 (𝐷𝑐 − 0.05) = 3.386 m
= 0,006144 m2
Luas calming zone
(Acz) = 2 x hw x (lw-(2.hw))
= 0,3286 m2
dh = 5 mm
𝐼𝑝
(𝐼𝑝 ) = 𝑥 𝑑ℎ
𝑑ℎ
= 2,95 x 5 mm = 14,75 mm
𝜋
𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 𝑑ℎ 2
4
= 0,000019625 m2
ℎ 𝐴
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑ℎ
Spesifikasi Tray
Diameter tray (Dc) = 3,937 m
Keterangan :
r = 8,5236 in
t = 0,1411 in
𝑖 𝐴.𝑟
𝑡 = 𝑓.𝐸−0.6 +𝑐 (Brownell & Young,1959, pers. 13.11)
𝑃
t = 0.1411 in
Keterangan :
E = Efisiensi pengelasan
= (17,0472) + (2 x 0,1875)
= 17,42 in ~ 17 in
icr = 0,625 in
rc = 18 in
1 𝑟
𝑤 = 4 (√𝑖𝑐𝑟𝑐 )
W = 2.09164079 in
𝑃.𝑟 𝑤
𝑐
𝑡ℎ = 2𝑓𝜀−0.2 +𝑐
𝑃
Thead = 0,160615905 in
Sf = 2 in
2
𝐼𝐷
𝑏 = 𝑟𝑐 − √(𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟)2 − ( − 𝑖𝑐𝑟)
2
b = 8,23 in
OA = th + b + sf
= 0,2 + 2 + 8,23
= 10,43 in = 0,26492253 m
AB = ri – icr
= 9,805 in (0.2490475 m)
BC = rc – icr
= 17,375 in (0,441325 m)
𝐴𝐶 = √𝐵𝐶 2 − (𝐵𝐶)2
= 14,34407 in = 0,36434033 m
Tinggi menara
Diameter kolom (Dc) = 3,9374 m
= 0,00299 m3
= 0,9687 m3
Dengan :
𝐿
𝑄=
𝜌𝐿
= 2,33 m3
𝐻𝐿 = 2,616 𝑚
0.998 CH3OH
0.0018 H2O
0.0000000044 CH4
0.0000000033 CO2
0.000000000003 N2
0.0000000053 CO
0.00000000061 H2
0.666 CH3OH
0.3317 H2O
0.00064 CH4
0.00053 CO2
0.7958 N2
0.00047 CO
0.00000553 H2
0.9921 CH3OH
0.0078 H2O
2. Struktur kuat
3. Tahan terhadap korosifitas tinggi
c. Kondisi Operasi
Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung kondisi operasi atas dan bawah kolom destilasi
2. Menentukan Volatilitas Rata-rata
Umpan:
T = 75.2 °C
T = 348.2 K
F = 23737,13345 kg/jam
Antoine A B C
CH4 13,58 968 -3,72
CO2 15,38 1956 -2,11
N2 13,45 658 -2,85
H2O 16,262 3799,89 -46,8
CO 13,87 770 1,64
H2 12,78 232 8,08
CH3OH 16,49 3593 -35,22
Bottom:
Dimana :
Ki = Konstanta kesetimbangan fasa uap-cair
Psat = tekanan uap (atm)
P = tekanan total (atm)
x .D x .W
log LD HW
Nm x HD .D x LW .W
log L,av
Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/h)
W = Laju alir bottom (kg/h)
𝑥𝐿𝐾 . 𝐷 =0,99644918
𝑥𝐻𝐾 . 𝐷 =0,003619168
𝑥𝐻𝐾 . 𝐵 =0,993627953
𝑥𝐿𝐾 . 𝐵 =0,003898812
𝐾
∝𝐿𝐾,𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = (𝐾 𝐿𝐾 ) =3,466748468
𝐻𝐾 𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚
x .D x .W
log LD HW
Nm x HD .D x LW .W
log L,av
Nm = 16,81237583
Umpan masuk dalam keadaan cair jenuh sehingga nilai q = fraksi yang mecair
(Geankoplis, 1995), q= 1.
𝛼𝑖 − 𝑥𝑖.𝑓
∑1 − 𝑞 =
𝛼𝑖 − 𝜃
𝛼𝐴 − 𝑥𝐴.𝑓 𝛼𝐵 − 𝑥𝐵.𝑓 𝛼𝐶 − 𝑥𝐶.𝑓 𝛼𝐷 − 𝑥𝐷.𝑓 𝛼𝐸 − 𝑥𝐸.𝑓
1−𝑞 = + + + +
𝛼𝐴 − 𝜃 𝛼𝐵 − 𝜃 𝛼𝐶 − 𝜃 𝛼𝐷 − 𝜃 𝛼𝐸 − 𝜃
Trail θ = 0.5
𝛼𝐴 − 𝑥𝐴.𝐷 𝛼𝐵 − 𝑥𝐵.𝐷 𝛼𝐶 − 𝑥𝐶.𝐷 𝛼𝐷 − 𝑥𝐷.𝐷 𝛼𝐸 − 𝑥𝐸.𝐷
𝑅𝑚 − 1 = + + + +
𝛼𝐴 − 𝜃 𝛼𝐵 − 𝜃 𝛼𝐶 − 𝜃 𝛼𝐷 − 𝜃 𝛼𝐸 − 𝜃
Untuk merancang refluks ratio pada berbagai macam sistem operasi nilainya
antara 1,2 s/d 1,5 kali refluks minimum dan akan memberikan biaya operasi yang
rendah [Coulson p – 441].
Rm = 0,141989403
R = 1,5 Rm
R = 0,212984104
R/R+1 = 0,175586888
Rm/Rm+1 = 0,124335132
μavg = 0,65372071
𝑁𝑒 𝑥𝐻𝐹 𝑊 𝑥𝐿𝑊 2
𝑙𝑜𝑔 = 0.206 log [( ) ( ) ]
𝑁𝑠 𝑥𝐿𝐹 𝐷 𝑥𝐻𝐷
Ne/Ns = 1,3736221
Ne+Ns = 43
Ns = (Ne+Ns)/(1+2,63712199)
Ini artinya umpan masuk pada tray ke 12 dari atas kolom distilasi.
P = 100000 Pa
T = 337,9 K
R = 8314,34 m3 Pa/Kmol K
𝐵𝑀 𝑥 𝑃
𝜌 𝑢𝑎𝑝 =
𝑅𝑥𝑇
P = 100000 Pa
T = 373,19 K
R = 8314,34 m3 Pa/KmolK
N2 28,013 0 0 0,997111326 0
CO 28 0 0 0,996648596 0
H2 2 0 0 0,071189185 0
𝛴𝑥𝐵
𝜌𝑢𝑎𝑝 =
𝑥𝐵
𝛴 𝜌
Keterangan :
Total 1 0,487268968
σ = 0,00048727 n/m
N2 0 25 0,01919878 0
CO 0 24,8 0,018626304 0
H2 0 34,2 2587,834644 0
Total 1 2,48176324
σ = 0,00248176 n/m
𝐿𝑤 𝜌𝑣
𝐹𝐿𝑉 = 𝑥 √𝜌𝐿 (Coulson, pers. 11.82)
𝑉𝑤
Keterangan :
Koreksinilai K1 top :
𝜎𝑡𝑜𝑝 0,2
𝐾1𝑡𝑜𝑝 = 𝐾1 ⌈ 0,02 ⌉
K1 top = 0,03805728
𝜎𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 0,2
𝐾1𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 = 𝐾1 ⌈ ⌉
0,02
K1 bottom = 0,2045694
Keterangan :
K1 = Konstan
Uv = 0,499161062 m/s
Uv = 4,168473575 m/s
Keterangan :
Keterangan :
𝐴𝒏
A𝒄 bottom = = 33,1643534 m2
1−𝐴𝒅
𝟒 x A𝒄
D𝒄 = √ 𝝅
D𝒄 top = 1,89029565 m
D𝒄 bottom = 7,26701314 m
𝐿𝑤.𝐵
𝑄𝐿𝐵 = 𝜌 𝐿𝐵
Keterangan:
Dari fig. 11.28 (Coulson, 1983) untuk QL, B = 0,00608765 m3/s maka jenis
alirannya adalah cross flow (single pass).
5. Perancangan Tray
Diameter menara (Dc) = 7,26701314 m
Luas Menara, Ac = 41,4554418 m2
Diameter hole yang biasa yang digunakan adalah antara 2,5 – 12 mm, dan
yang direkomendasikan adalah 5 mm (Coulson, 1983). Diameter hole yang
digunakan = 5 mm
Tebal Tray
Untuk bahan carbon steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm (3/16 in),
sedangkan untuk bahan stainless steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm.
Untuk menara distilasi ini digunakan bahan stainless steel, sehingga tebal plate
yang digunakan = 5 mm. (Coulson vol 6 1ed p465, 1983).
keterangan :
Iw = weir length, m
K2 = 31
[𝐾2 −0.09(25.4−𝑑ℎ )]
𝑈ℎ = 1 (Coulson, 1983: pers. 11.85)
(𝜌𝑣 )2
Keterangan:
K2 = konstanta
[31−0.9(25.4−5𝑚𝑚)]
𝑈ℎ = 1 = 11,8499474 𝑚/𝑠
(1,13778788)2
𝑄𝑉,𝑡 9,353974 𝑚3 /𝑠
𝑈𝑎𝑚 = = = 3,76065392 𝑚/𝑠
𝐴ℎ 2,487326 𝑚2
𝐻𝑜𝑤, 𝑚𝑖𝑛 = 50 𝑚𝑚
Pada minimum rate, (ho + how) = 204,500249 mm. Dari fig. 11.30 Coulson,
1983:
K2 = 31,2
𝑚3
𝑄𝑉,𝑡 16,5543539 𝑚
𝑠
𝑈𝑎𝑚 = = = 6,65548082
𝐴ℎ 2,48732651 𝑚2 𝑠
𝑄𝑉,𝑏
𝑈ℎ = = 6,655480 𝑚/𝑠
𝐴ℎ
Gambar 5.
(Ah/Aa) x 100 = 10
𝑈 2 𝜌
ℎ𝑑 = 51 [ 𝐶ℎ ] = 𝜌𝑣
𝑜 𝐿
ℎ𝑑 = 11,3212272 𝑚𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
Residual Head
12.5 𝑥 103
ℎ𝑟 =
𝜌𝐿
ℎ𝑟 = 40,72021 𝑚𝑚 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
Keterangan:
hr = residual head
HT = hd + (hw + how) + hr
HT = 291,7704 mm liquid
Keterangan:
hd = 29,9228599 mm liquid
hd = 239,1238946 mm liquid
∆𝑃𝑡 = 979,9386716 Pa = 0,009799387 bar
Downcomer Liquid Backup
Pada saat kolom distilasi dioperasikan, diharapkam tidak terjadi downcomer
liquid back-up. Besaran yang peeru dihitung untuk menentukan terjadi downcomer
liquid back-up atau tidak adalah:
2
𝐿𝑤
ℎ𝑑𝑐 = 166 [𝜌 ]
𝐿 𝐴𝑎𝑝
Dengan:
Aap = 0,249985252 m2
1
(𝐼 + ℎ𝑤 ) = 0.42797 𝑚
2 𝑡
Aap = 0,249985252 m2
1
(𝐼 + ℎ𝑤 ) = 0.25 𝑚
2 𝑡
7. Check Entrainment
1. Atual Percentage Flooding for Design Area
Entrainment dihitung dari % flooding, dengan persamaan:
𝑢 (Coulson and Richardson, 1986)
% flooding = 𝑢𝑣 𝑥 100%
𝑓
Dengan:
Uv = kecepatan uap actual (m/s)
Uf = kecepatan uap peracangan (m/s)
Gambar 7.
FLV = 0,010689878m/s
% flooding = 80%
Fractional entrainment = 3
Dari fig. 11.29, diperoleh nilai ψ = 0.05 < 0.1, maka tidak terjadi
entrainment.
% flooding = 80%
Dari fig. 11.29, diperoleh nilai ψ = 0.05 < 0.1, maka tidak terjadi
entrainment.
Layout Tray
Gambar 8. Relation between angle subtended by chond, chond height and chond
length
lw/Dc = 0,86
lw = 0,2496313 m
α = 120o
Lh/Dc = 0,35
Pangang rata-rata unperforated edge strips
𝛼
𝐿𝑤 = 180 𝑥 𝜋 𝑥 (𝐷𝑐 − 0.05) = 15,1076142 m
= 0,003309589 m2
Luas calming zone
(Acz) = 2 x hw x (lw-(2.hw))
= 0,61496313 m2
Hole pitch
Ip/dh = 2,95
dh = 5 mm
𝐼𝑝
(𝐼𝑝 ) = 𝑥 𝑑ℎ
𝑑ℎ
= 2,95 x 5 mm = 14,75 mm
𝜋
𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 𝑑ℎ 2
4
= 0,000019625 m2
ℎ 𝐴
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑ℎ
Spesifikasi Tray
Diameter tray (Dc) = 7,267013142 m
Keterangan :
= 1,1844 atm
= 17,4059 psi
r = 8,5236 in
t = 0,1411 in
𝑖𝐴.𝑟
𝑡 = 𝑓.𝐸−0.6 +𝑐 (Brownell & Young,1959, pers. 13.11)
𝑃
t = 0.1411 in
Keterangan :
E = Efisiensi pengelasan
= (17,0472) + (2 x 0,1875)
= 17,42 in ~ 17 in
icr = 0,625 in
rc = 18 in
1 𝑟
𝑤 = 4 (√𝑖𝑐𝑟𝑐 )
W = 2.09164079 in
𝑃.𝑟 𝑤
𝑐
𝑡ℎ = 2𝑓𝜀−0.2 +𝑐
𝑃
Thead = 0,160615905 in
Sf = 2 in
2
𝐼𝐷
𝑏 √ 2
= 𝑟𝑐 − (𝑟𝑐 − 𝑖𝑐𝑟) − ( − 𝑖𝑐𝑟)
2
b = 8,23 in
OA = th + b + sf
= 0,2 + 2 + 8,23
= 10,43 in = 0,26492253 m
AB = ri – icr
= 9,805 in (0.2490475 m)
BC = rc – icr
= 17,375 in (0,441325 m)
𝐴𝐶 = √𝐵𝐶 2 − (𝐵𝐶)2
= 14,34407 in = 0,36434033 m
Tinggi menara
Diameter kolom (Dc) = 7,267013142m
= 0,018804592 m3
= 0,984542112 m3
Dengan :
𝐿
𝑄=
𝜌𝐿
= 1,342035157 m3
𝐻𝐿 = 2,616260058 𝑚
Lembar Perhitungan
Data perhitungan
Kondisi Proses
Tekanan (P) 29,61 atm 30 bar
Densitas
Laju Alir = 33100,99 kg/jam
Densitas :
Menentukan ρv = densitas campuran gas, lb/ ft3
BMcamp x P (atm)
ρv komponen= lb/ft3
ZxRxT
BM camp = ∑(yi*BMi)
a. Kapasitas Kolom, V
𝐋𝐚𝐣𝐮 𝐚𝐥𝐢𝐫 𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐱 𝐭
𝐕= 𝐃𝐞𝐧𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬
𝟑𝟑𝟏𝟎𝟎,𝟗𝟗 𝐱 𝟎,𝟎𝟖𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑
𝐕= 𝟏𝟏,𝟏𝟖𝟓𝟗
V = 246,5977 m3
Fraksi Fraksi (%
Komponen Mr Rho(Kg/M3) Fraksi/Rho Mr*Fraksi Kmol/Jam Kg/Jam
Mol Massa)
= 123,2988 m3
𝑉𝑘 = (1 + 𝑓) 𝑥 𝑉
= (1+0,2) * 123,2988 m3
= 147,9586 m3
b. Volume Packing, Vp
Untuk menyerap H2S digunakan adsorben ZnO. Diharapkan H2S yang
terdapat di dalam campuran umpan gas masuk dapat diserap oleh Pressure Swing
Adsorber 100%.
Karakterisik ZnO :
Karakteristik Zno
Ukuran 0,07 mm
Ep 0,73
Pb 1540 kg/ m3
Eb 0,533
Wa 0,049152 kg
Vp Wet 6,38e-05 m3
Vp Dry 78,86193 m3
𝐹𝑎 𝑥 𝑊𝑎
𝑉𝑃𝑤𝑒𝑡 =
𝜌𝑝
2 𝑥 0,049
= m3 = 0,000063824 m3
1540
𝑉𝑝𝑑𝑟𝑦 = 𝜀𝑏 𝑥 𝑉𝑘
= 0,533 * 147,9585997
= 78,86199745 m3
= 0,000063824 m3 + 78,86199745 m3
= 78,86199745 m3
𝑉𝑇 = 𝑉𝑘 + 𝑉𝑝
VT = 147,9585997 m3 + 78,86199745 m3
= 226,82 m3
e. Diameter Kolom
Volume bagian silinder, Vs
𝑉𝑠 = 𝜋(𝐷/22 ) 𝑥 𝐿/2
1
𝑉𝑠 = 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷2 𝑥 (4𝐷)
4
𝑉𝑠 = 𝜋 𝑥 𝐷3
Jadi,
1
𝑉𝑡 = 𝜋 𝑥 𝐷3 + 𝜋𝐷2
24
𝐷𝑡 = 𝑉𝑡/𝜋1/3
= 226,82 / (3,14^(0,333))
= 4,1647 m
= 416,47 cm
1
Tinggi Head, He = 2 (4𝐷)
= 2 * (1/ ( 4*4,1647))
= 2,0823 m
Tinggi Total, Ht = 𝐻𝑠 + 𝐻𝑒
= 6,247 m + 2,083 m
= 8,3294 m
g. Tebal Tangki
𝑂𝐷 = 𝐷 + 2𝑡
t = tebal tangki = 0,002 m
OD = 4,1647 + 2 * 0,002
= 4,1687 m
= 0,0491523 / 1
= 0,0491523 kg