Anda di halaman 1dari 12

Tersedia di http://jurnal.unimus.ac.id/index.

php/jur_bid/ Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 28-39


DOI : 10.26714/jk.7.1.2018.28-39

PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


DAN RUMAH SAKIT UMUM SWASTA BANTUL BERDASARKAN
KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG
RUMAH SAKIT
IMPLEMENTATION OF PATIENT SAFETY IN GENERAL HOSPITAL
REGIONAL GENERAL HOSPITAL AND PRIVATE BANTUL PROVISION OF
LAW NUMBER 44 OF 2009 CONCERNING THE HOSPITAL

Yuni Fitriana1, Kurniasari Pratiwi2


1,2
Akademi Kebidanan Yogyakarta

Keselamatan pasien sebagai suatu sistem memberikan asuhan kepada pasien lebih aman,
mencegah cedera akibat kesalahan karena melakukan tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan. Insiden keselamatan pasien meliputi kesalahan
medis (medical errors), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event), dan nyaris
terjadi (near miss). Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
bertujuan memberikan perlindungan kepada pasien, masyarakat, dan sumber daya
manusia, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, serta
memberi kepastian hukum kepada masyarakat dan rumah sakit. Program Sasaran
Keselamatan Pasien mengacu pada Nine Saving Safety Solution. Mengetahui perbedaan
Pelaksanaan Patient Safety Di RSUD Dan RSU Swasta Bantul Berdasarkan Ketentuan
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, serta cara mengatasi.
Jenis penelitian kuantitatif ,metode pendekatan analitik komparatif. Sample penelitian
sebanyak 40 orang dengan teknik total sample dan simple random sample. Alat
instrumen dengan kuesioner dan indept interview meliputi nine saving safety solution.
Analisa data secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji T-independent
wilcoxon.Sebagian besar pelaksanaan patient safety di RSUD dan RSU Swasta
Bantul dalam kategori baik yaitu sebanyak 22 (55,0%) dan 26 (65,0%). Tidak
terdapat perbedaan pelaksanaan patient safety di RSUD dan RSU Swasta Bantul,
dengan uji wilcoxon nilai probabilitas sebesar 0,475 (α>0,05). Cara mengatasi
hambatan dalam pelaksanaan patient safety perlu adanya pelatihan bagi Tenaga
kesehatan secara berkala berkaitan dengan patient safety, adanya kerjasama dari
berbagai pihak di rumah sakit serta sarana dan prasarana penunjang juga harus
dilengkapi agar pelaksanaan patient safety dapat berjalan dengan baik

Kata kunci : Keselamatan pasien, Tenaga

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 29

ABSTRACT

Patient safety as a system of giving care to patients safer , prevent injury due to errors
due to any action or inaction that should be done . Patient safety incidents include
medical error (medical errors ) , unexpected events ( adverse event ) , and near misses
(near miss) . Hospital aims to provide protection to patients , society , and human
resources , maintain and improve the quality of hospital services , as well as provide
legal certainty to the community and the hospital . Patient Safety Goal Program refers to
the Nine Saving Safety Solution. To know the difference Implementing Patient Safety At
Bantul Hospital and Private Hospital Based on provisions of Law Number 44, 2009
About the Hospital. Quantitative research , comparative analytic approach . Sample
study of 40 people with a total samples and simple random sample. Instrument with a
questionnaire and interview indept include a nine saving safety solution. The data
analysis univariate and bivariate using T -independent test of Wilcoxon. Most of the
implementation of patient safety in hospitals of Bantul in both categories as many as 22 (
55.0 % ) and 26 ( 65.0 % ) . There were no differences in the implementation of patient
safety in hospitals and private hospital Bantul. How to overcome obstacles in the
implementation of patient safety need for training for health workers on a regular basis
with regard to patient safety , the cooperation of various parties in the hospital as well as
the supporting infrastructures must also be fitted so that the implementation of patient
safety can run well

Keywords : Patient safety , medical personnel

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 30

PENDAHULUAN rumah sakit, dan d. memberikan


kepastian hukum kepada pasien,
rumah sakit sebagai tempat
masyarakat, sumber daya manusia
penyelenggaraan pelayanan
rumah sakit dan rumah sakit.
kesehatan yang bersifat
Makna undang-undang
penyembuhan (kuratif) dan
tersebut di atas bahwa rumah sakit
pemulihan (rehabilitative)
memiliki tugas utama yaitu
mempunyai potensi yang besar
memberikan pelayanan kesehatan
dalam penularan atau penyebaran
dengan memberikan perlindungan
penyakit, baik dari pasien ke tenaga
kepada semua pihak terutama
kesehatan atau sebaliknya, dari
perlindungan kepada pasien. Setiap
pasien ke alat/fasilitas kesehatan atau
pasien di rumah sakit tentu
sebaliknya, dan dari tenaga
membutuhkan jaminan keamanan,
kesehatan ke alat/fasilitas kesehatan.
terutama dalam penanganan
Rumah sakit dalam
kesehatannya. Untuk itu diperlukan
melaksanakan tujuan, fungsi dan
standar penanganan agar jangan
perannya memerlukan suatu bentuk
sampai terjadi tindakan di luar
pengaturannya yang jelas. Banyak
standar penanganan pasien yang
unsur-unsur yang terkandung di
ujungnya justru membahayakan
dalam penyelenggaraan Rumah Sakit
kehidupan pasien rumah sakit.
terutama terkait dengan tugas
Kesalahan dalam penanganan
utamanya dalam pelayanan publik
pasien yang justru merugikan pasien
yakni melakukan pelayanan
sejauh mungkin harus dihindari, baik
kesehatan, maka membutuhkan
yang dilakukan oleh dokter, perawat
perangkat hukum yang memadai. Hal
serta petugas rumah sakit lain. Untuk
itu dimaksudkan agar
itu pasien dan keluarganya
penyelenggaraannya sungguh-
membutuhkan suatu jaminan hukum
sungguh dapat sesuai dengan
bagi penanganan petugas rumah
kedudukan, peran dan fungsinya,
sakit. Sehingga hal-hal penanganan
serta terutama untuk dapat memenuhi
pasien di luar standar sejauh
amanat konstitusi yaitu mewujudkan
mungkin bisa dihindarkan. (Wahyati,
kesejahteraan masyarakat.
2012)
Berdasarkan tujuan
Organisasi kesehatan dunia
penyelenggaraan pelayanan rumah
WHO (World Health Organization)
sakit yang tercantum dalam Undang-
juga telah menegaskan pentingnya
Undang Republik Indonesia Nomor
Keselamatan dalam pelayanan
44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
kepada pasien: “Safety is a
(selanjutnya disingkat UURS) pada
fundamental principle of patient care
Pasal 3 yaitu a. mempermudah akses
and a critical component of quality
masyarakat untuk mendapatkan
management.” Sehubungan dengan
pelayanan kesehatan, b. memberikan
data Kejadian Tidak Diharapkan
perlindungan terhadap keselamatan
(KTD) di Rumah Sakit di berbagai
pasien, masyarakat, lingkungan
negara menunjukkan angka: 3 -16%
rumah sakit dan sumber daya
yang tidak kecil. (WHO. 2004)
manusia di rumah sakit, c.
Di rumah sakit terdapat
meningkatkan mutu dan
ratusan macam obat, ratusan tes dan
mempertahankan standar pelayanan

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 31

prosedur, banyak alat dengan mengambil inisiatif membentuk


teknologinya, bermacam jenis tenaga Komite Keselamatan Pasien Rumah
profesi dan non profesi yang siap Sakit (KKPRS) pada tanggal 1 Juni
memberikan pelayanan pasien 24 2005. Komite tersebut telah aktif
jam terus menerus. Keberagaman melaksanakan langkah langkah
dan kerutinan pelayanan tersebut persiapan pelaksanaan keselamatan
apabila tidak dikelola dengan baik pasien rumah sakit dengan
dapat terjadi KTD.(Depkes RI, 2006) mengembangkan laboratorium
Pada tahun 2000 Institute of program keselamatan pasien rumah
Medicine di Amerika Serikat sakit. Selanjutnya Gerakan
menerbitkan laporan yang Keselamatan Pasien Rumah Sakit ini
mengagetkan banyak pihak : “TO kemudian dicanangkan oleh Menteri
ERR IS HUMAN” , Building a Safer Kesehatan pada Seminar Nasional
Health System. Laporan itu PERSI pada tanggal 21 Agustus
mengemukakan penelitian di rumah 2005, di Jakarta Convention Centre
sakit di Utah dan Colorado serta New Jakarta.(KPP-RS, 2012)
York. Di Utah dan Colorado KKPRS telah menyusun
ditemukan KTD (Adverse Event) Panduan sembilan Langkah Menuju
sebesar 2,9 %, dimana 6,6 % Keselamatan Pasien untuk
diantaranya meninggal. Sedangkan di mengimplementasikan Keselamatan
New York KTD adalah sebesar 3,7 Pasien di rumah sakit. Di samping itu
% dengan angka kematian 13,6 %. pula KARS (Komite Akreditasi
Angka kematian akibat KTD pada Rumah Sakit) Departemen
pasien rawat inap di seluruh Amerika Kesehatan telah menyusun Standar
yang berjumlah 33,6 juta per tahun Keselamatan Pasien Rumah Sakit
berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. yang akan menjadi salah satu Standar
Publikasi WHO pada tahun 2004, Akreditasi. (KPP-RS, 2012)
mengumpulkan angka-angka Mengingat keselamatan
penelitian rumah sakit di berbagai pasien sudah menjadi tuntutan
Negara : Amerika, Inggris, Denmark, masyarakat maka pelaksanaan
dan Australia, ditemukan KTD program keselamatan pasien rumah
dengan rentang 3,2 – 16,6 %. sakit perlu dilakukan. Berkaitan
Dengan data-data tersebut, berbagai dengan tuntutan keselamatan pasien
negara segera melakukan penelitian tersebut maka diperlukan acuan yang
dan mengembangkan Sistem jelas untuk melaksanakan
Keselamatan Pasien. (Linda, 2005) keselamatan pasien tersebut. Buku
Di Indonesia data tentang Panduan Nasional Keselamatan
KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera Pasien Rumah Sakit yang terutama
(Near miss) masih langka, namun berisi Standar Keselamatan Pasien
dilain pihak terjadi peningkatan Rumah Sakit dan Tujuh Langkah
tuduhan “malpraktek”, yang belum Menuju Keselamatan Pasien Rumah
tentu sesuai dengan pembuktian Sakit diharapkan dapat membantu
akhir. Dalam rangka meningkatkan rumah sakit dalam melaksanakan
keselamatan pasien di rumah sakit kegiatannya.(Depkes RI, 2006)
maka Perhimpunan Rumah Sakit Keselamatan pasien sebagai
Seluruh Indonesia (PERSI) telah suatu sistem diharapkan memberikan

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 32

asuhan kepada pasien lebih aman, rehabilitatif, dengan jangkauan


mencegah cedera akibat kesalahan pelayanan luas hingga ke lapisan
karena melakukan tindakan atau masyarakat tingkat bawah. Di
tidak melakukan tindakan yang samping itu keterbukaan dan
seharusnya dilakukan. Keselamatan dukungan dari pihak manajemen
pasien juga merupakan suatu sistem Rumah Sakit serta komitmen para
dimana rumah sakit membuat asuhan staffnya sangat besar untuk
pasien lebih aman. Sistem tersebut menerapkan tindakan medis dalam
meliputi penilaian risiko, identifikasi pelayanan kepada masyarakat
pasien, resiko pasien terjatuh, mengacu pada keselamatan pasien.
pengelolaan hal yang berhubungan Hasil wawancara pada bidang
dengan pasien koma, pelaporan dan keperawatan bahwa tenaga medis di
analisis accident, kemampuan belajar RSUD Panembahan Senopati telah
dari accident dan tindak lanjutnya mendapatkan pelatihan budaya
serta implementasi solusi untuk keselamatan pasien meski dalam
meminimalkan timbulnya pelaksanaannya masih belum
risiko.(Cahyono,2008) sempurna karena pemahaman yang
Program Sasaran masih berbeda-beda. Pada tahun
Keselamatan Pasien mengacu pada 2014 terdapat 22 kejadian dari pasien
Nine Saving Safety Solution dari Rawat Inap mengalami kejadian
WHO Patient Safety 2007 yang seperti kesalahan tindakan medis
digunakan oleh Komite (near miss), Kejadian Tidak
Keselamatan Pasien RS PERSI Diinginkan (KTD), dan Kejadian
(KKPRS PERSI), dan dari JCI Nyaris Cedera (KNC) serta sentinel.
yang merupakan badan dunia Peneliti melakukan pengamatan
yang pertama kali terakreditasi oleh sesaat serta menemukan beberapa hal
International Standar Quality yang seperti fasilitas-fasilitas pendukung
menjadikan sasaran keselamatan rumah sakit seperti penggunaan
pasien menjadi salah satu tolak ukur kamar mandi yang tidak steril,
dalam akreditasi. terkesan kotor dan licin sehingga
Rumah Sakit Umum Daerah memungkinkan mudahnya pasien
Panembahan Senopati Batul yang tertularnya oleh penyakit-penyakit
berdiri sejak tahun 1953 yang semula lain ataupun resiko terjatuh, serta
bernama Rumah Sakit Hongeroedem. jalan menuju Instalasi Gawat Darurat
Pada tahun 2003 berubah nama (IGD) yang landai sehingga resiko
dengan Rumah Sakit Umum Daerah terpeleset. Beberapa kondisi di atas
Panembahan Senopati Batul (RSUD sebenarnya sudah menunjukkan
Panembahan Senopati) yang adanya perhatian yang rendah
merupakan salah satu Rumah Sakit terhadap keselamatan pasien.
Pemerintah yang representative Rumah Sakit Rajawali Citra
mewakili gambaran Rumah Sakit (RSRC) terletak di Pleret KM 25
yang ada di Kabupaten Bantul. Banjardadap, Potorono,
Rumah Sakit ini memberikan Banguntapan, Bantul Yogyakarta
pelayanan komprehensif meliputi yang dibangun pada tahun 2008.
upaya kesehatan yang bersifat RSRC merupakan rumah sakit milik
promotif, preventif, kuratif dan yayasan swasta dengan tipe D.

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 33

Rumah sakit ini bersifat transisi terjatuh dari tempat tidur, kesalahan
dengan kemampuan hanya penyerahan obat kepada pasien yang
memberikan pelayanan kedokteran salah, salah tulis identitas pasien,
umum dan gigi. Rumah sakit ini juga pengukuran tanda-tanda vital dengan
menampung rujukan yang berasal alat yang rusak, keterlambatan
dari puskesmas. Rumah Sakit ini penggatian cairan infuse, pengantar
Berukuran sedang, tempat ini untuk radiologi salah penulisan dan
tersedia 50 tempat tidur inap, kurang tidak ada diagnose klinis, luka
lebih sama dibanding setiap rumah tergores karena kaca jendela yang
sakit di Yogyakarta yang tersedia melorot, pasien terjebak dikamar
rata-rata 50 tempat tidur inap. Jumlah mandi, kesalahan pemberian nama
Dokter Tersedia 23 dokter, rumah yang tidak sesuai antara rekam medis
sakit ini tersedia lebih sedikit dengan resep obat pasien, serta
dibanding rata-rata rumah sakit di komunikasi antara tenaga medis
Yogyakarta. Pelayanan Rawat Inap dengan pasien/keluarga yang tidak
termasuk kelas menengah, serta 5 jelas sehingga terjadi kesalahan
dari 50 tempat tidur di rumah sakit persepsi.
ini berkelas VIP keatas. Berdasarkan hal tersebut di
RSRC telah melaksanakan atas maka penulis tertarik untuk
patient safety, keselamatan pasien melakukan penelitian yang bertujuan
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengetahui pelaksanaan
yang telah mendapatkan pelatihan patient safety di Rumah Sakit Umum
sebelumnya. Berdasarkan hasil Daerah Bantul, mengetahui
wawancara diperoleh data bahwa pelaksanaan patient safety di Rumah
pelaksanaan patient safety ini belum Sakit Umum Swasta Bantul dan
optimal karena persepsi tentang hal membandingkan pelaksanaan patient
ini berbeda-beda, namun pihak safety di Rumah Sakit Umum Daerah
rumah sakit sangat mendukung Dan Rumah Sakit Umum Swasta
pelaksanaan keselamatan pasien ini Bantul
dengan baik sesuai standar
keselamatan pasien yang berlaku. METODE PENELITIAN
Adapun kejadian yang tidak Penelitian ini merupakan
diinginkan yang terjadi dalam jenis penelitian kuantitatif dengan
pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan metode pendekatan
ini dan telah dalam proses pelaporan perbandingan analitik (analisis
untuk dapat ditindak lanjuti. Insiden comparation). Penelitian ini untuk
kejadian yang tidak diinginkan dari menggambarkan perbedaan
tahun ketahun menunjukkan pelaksanaan patient safety di rumah
penurunan, pada tahun 2012 terdapat sakit umum daerah dengan rumah
20 insiden, tahun 2013 terdapat 7 sakit swasta berkaitan tentang nine
insiden, dan pada tahun 2014 saving safety solution. Pendekatan
terdapat 4 insiden. penelitian menggunakan studi cross
Insiden yang terjadi berupa sectional (Notoatmodjo, 2003).
pengunjung terpeleset karena lantai Populasi dalam penelitian
licin, dokter salah tulis resep obat, ini adalah perawat atau bidan yang
resep tanpa atura pakai, pasien bekerja di Rumah Sakit Umum

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 34

Daerah Panembahan Senopati Bantul keselamatan pasien (nine saving


dan Rumah Sakit Umum Swasta safety Solution) yaitu :
Rajawali Citra Bantul pada bangsal 1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan
rawat inap. Perawat atau bidan di Ucapan Mirip (Look-Alike,
Rumah Sakit Umum Daerah Sound-Alike Medication Names).
Panembahan Senopati Bantul pada 2. Pastikan Identifikasi Pasien.
bangsal rawat inap sebanyak 187 3. Komunikasi Secara Benar saat
orang dan Rumah Sakit Umum Serah Terima / Pengoperan
Swasta Rajawali Citra Bantul pada Pasien.
bangsal rawat inap sebanyak 40 4. Pastikan Tindakan yang benar
orang, untuk mendapatkan pada Sisi Tubuh yang benar.
perbandingan yang seimbang maka 5. Kendalikan Cairan Elektrolit
sampel yang digunakan adalah 40 Pekat (Concentrated).
orang. 6. Pastikan Akurasi Pemberian Obat
Teknik sampling yang pada Pengalihan Pelayanan.
digunakan pada penelitian ini adalah 7. Hindari Salah Kateter dan Salah
total sample pada responden rumah Sambung Slang (Tube).
sakit Rajawali Citra, sedangkan 8. Gunakan Alat Injeksi Sekali
teknik sampling yang digunakan Pakai.
untuk sampel rumah sakit umum 9. Tingkatkan Kebersihan Tangan
daerah panembahan senopati yaitu (Hand Hygiene) untuk
simple random sampling Pencegahan lnfeksi Nosokomial
Penelitian ini menggunakan Analisa data tersebut meliputi
kuesioner/ angket sebagai alat analisis univariat dan analisis bivariat
pengumpulan data berdasarkan (Notoatmodjo, 2003). Analisis
panduan nasional keselamatan pasien bivariat menggunakan uji statistik
(Patient Safety) yang disusun oleh yang digunakan Uji T- Independent.
Komite Akreditasi Rumah Sakit Uji T- Independent digunakan untuk
Departemen Kesehatan. Kuesioner menguji perbedaan pada dua
berisi daftar pertanyaan berjumlah 9 kelompok yang independent (saling
item total pernyataan 45. Pernyataan bebas). Data dilakukan uji normalitas
mengacu pada Sembilan solusi data dengan Shapiro Wilk.
A. Hasil dan Pembahasan
1. Keselamatan Pasien di RSUD Bantul
Tabel 1. Jawaban Tiap Item Keselamatan Pasien di RSUD Bantul
Tidak baik Baik
No Pernyataan
n % n %
A Perhatian nama obat, rupa dan ucapan mirip
18 45.0 22 55.0
(look alike, sound-alike medication names)
B Pasrikan identifikasi pasien 9 22.5 31 77.5
C Komunikasi secara benar saat serah terima
11 27.5 29 72.5
pasien
D Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh
6 15.0 34 85.0
yang benar
E Kendalikan cairan elektrolit pekat 14 35.0 26 65.0
F Pastikan akurasi pemberian obat pada
13 32.5 27 67.5
pengalihan pelayanan

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 35

G Hindari salah kateter dan salah sambung slang 15 37.5 25 62.5


H Gunakan alat injeksi sekali pakai 13 32.5 27 67.5
I Tindakan kebersihan tangan untuk pencegahan
2 5.0 38 95.0
infeksi nosokomial

Berdasarkan item keselamatan pasien di RSUD Bantul responden yang menjawab


baik paling banyak ada di item pernyataan tindakan kebersihan tangan untuk
pencegahan infeksi nosocomial yaitu sebanyak 38 responden. Sedangkan
responden yang menjawab tidak baik paling banyak ada di pernyataan perhatian
nama obat, rupa dan ucapan mirip (look alike, sound-alike medication names)
yaitu sebanyak 18 responden.

Tabel 2. Keselamatan Pasien di RSUD Bantul


Kategori Keseamatan Frekuensi (N) Persentase (%)
pasien
Tidak baik 18 45,0
Baik 22 55,0
Jumlah 40 100

2. Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Swasta Bantul


Tabel 3. Jawaban Tiap Item Keselamatan Pasien di RSU Swasta Bantul
Tidak baik Baik
No Pernyataan
n % n %
A Perhatian nama obat, rupa dan ucapan mirip
6 15.0 34 85.0
(look alike, sound-alike medication names)
B Pastikan identifikasi pasien 19 47.5 21 52.5
C Komunikasi secara benar saat serah terima
9 22.5 31 77.5
pasien
D Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh
8 20.0 32 80.0
yang benar
E Kendalikan cairan elektrolit pekat 13 32.5 27 67.5
F Pastikan akurasi pemberian obat pada
7 17.5 33 82.5
pengalihan pelayanan
G Hindari salah kateter dan salah sambung slang 7 17.5 33 82.5
H Gunakan alat injeksi sekali pakai 11 27.5 29 72.5
I Tindakan kebersihan tangan untuk pencegahan
2 5.0 38 95.0
infeksi nosokomial

Berdasarkan item keselamatan pasien di RS swasta Bantul responden yang


menjawab baik paling banyak ada di item pernyataan tindakan kebersihan tangan
untuk pencegahan infeksi nosocomial yaitu sebanyak 38 responden. Sedangkan
responden yang menjawab tidak baik paling banyak ada di pernyataan pastikan
identifikasi pasien yaitu sebanyak 19 responden.

Tabel 4. Keselamatan Pasien di RSU Swasta Bantul


Kategori Keseamatan Frekuensi (N) Persentase (%)
pasien

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 36

Tidak baik 14 35,0


Baik 26 65,0
Jumlah 40 100

3. Perbandingan Keselamatan Pasien di RSUD Bantul dengan Rumah Sakit


Umum Swasta Bantul
Tabel 5. Perbandingan Keselamatan Pasien di RSUD Bantul dengan
Rumah Sakit Umum Swasta Bantul
Perbandingan Mean ±SD Z P
Perbandingan
Keselamatan Pasien di 171.8±9.00
RSUD Bantul dengan -0.714 0.475
Rumah Sakit Umum 174.2±7.19
Swasta Bantul
elektrolit masih ditemukn 35,0%
Berdasarkan skor yang tidak baik, item keselamatan
keselamatan pasien di Keselamatan yang berkaitan dengan menghindari
Pasien di RSUD didapatkan nilai kesalahan kateter dan salah sambung
rata-rata sebesar 171,8 dengan selang masih ditemukan 37,5% yang
standar deviasi sebesar 900, tidak baik.
sementara skor keselamatan pasien di Sementara itu pelaksanaan
Rumah Sakit Umum Swasta Bantul patient safety yang tidak baik juga
didapatkan nilai rata-rata sebesar ditemukan di rumah Sakit umum
174,2 dengan standar deviasi sebesar Swasta Bantul yaitu berkaitan
7,19. Hasil uji beda menggunakan dengan item memastikan identifikasi
Wilcoxon didapatkan sebesaar -0,714 pasien masih ditemukan 47,5% yang
dengan nilai probabilitas sebesar tidak baik, dan item pengendalian
0,475 (α>0,05) sehingga dinyatakan cairan elektrolit pekat juga masih
tidak ada perbedaan yang bermakna ditemukan 32,5% yang tidak baik.
skor keselamatan pasien yang Hal itu sejalan dengan hasil
dilakukan di RSUD Bantul dengan penelitian Selleya C.B., yang judul
Rumah Sakit Umum Swasta Bantul. “Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Hasil penelitian menemukan perawat Dengan pelaksanaan
bahwa pelaksanaan patient safety di Keselamatan Pasien (Patient Safety)
kedua rumah sakit yang menjadi di Ruang Rawat Inap RSUD Liun
tempat penelitian yaitu Rumah Sakit Kendade Tahuna”. menyatakan
Umum Daerah Bantul dan Rumah bahwa ada hubungan pengetahuan
Sakit Umum Swasta Bantul perawat dengan pelaksanaan
menemukan bahwa pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di
patient safety di kedua rumah sakit Ruang Rawat Inap RSUD Liun
tersebut telah berjalan dengan baik. Kendage Tahuna, p=0,014 (α<0,05).
Hanya saja pelaksanaan patient Ada hubungan sikap perawat dengan
safety ini masih ditemukan beberapa pelaksanaan keselamatan pasien
item yang masih kurang seperti di (patient safety) di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Bantul RSUD Liun Kendage Tahuna,
tentang pengendalian cairan p=0,000 (α<0,05).

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 37

Keselamatan pasien di meningkatkan keterampilan di luar


Rumah Sakit adalah sistem system pendidikan yang berlaku
pelayanan dalam suatu Rumah Sakit dalam waktu yang relative singkat.
yang memberikan asuhan pasien Keterampilan yang dimaksud dalam
menjadi lebih aman, termasuk di hal ini adalah keterampilan dalam
dalamnya mengukur risiko, berbagai bentuk antara lain physical
identifikasi dan pengelolaan risiko skill, intellectual skill, dan
terhadap pasien, analisa insiden, managerial skill. Jika dikaitkan
kemampuan untuk belajar & dengan teori tersebut maka pelatihan
menindaklanjuti insiden serta yang dilakukan dalam penelitian ini
menerapkan solusi untuk mengurangi harus berkaitn dengan peningkatan
risiko. Keselamatan pasien intellectual skill yang berhubungan
merupakan suatu sistem yang sangat dengan keselamatan pasien.
dibutuhkan mengingat saat ini Diharapkan hasil penelitian
banyak pasien yang dalam ini dapat digunakan evaluasi
penanganannya sangat pelaksanaan Patient Safety di
memprihatikan,dengan adanya lingkungan Rumah Sakit agar supaya
sistem ini diharapkan dapat dapat meningkatkan budaya patient
meminimalisir kesalahan dalam safety yaitu adanya SOP, media
penanganan pasien baik pada pasien monitoring dan evaluasi terhadap
UGD, rawat inap maupun pada pelaksanaan patient safety yang
pasien poliklinik. dilakukan oleh tenaga medis sarana
Pelaksanaan patient safety prasarana yang memadai, melakukan
yang masih rendah ini tidak terlepas pelatihan tentang budaya
dari pemahaman responden yang keselamatan pasien secara
masih rendah. Rendahnya berkesinambungan, serta sistem
pemahaman responden ini menjadi pelaporan setiap insiden terarah dan
salah satu kendala dalam ditindaklanjuti.
pelaksanaan patients safety. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil Simpulan
penelitian bahwa budaya Sebagian besar pelaksanaan patient
keselamatan yang rendah safety di Rumah Sakit Umum Daerah
berhubungan dengan pelaksanaan Bantul pelaksanaan patient safety di
pelayanan yang kurang baik Rumah Sakit Umum Swasta Bantul
Sementara responden dengan budaya dalam kategori baik sehingga tidak
keselamatan pasien yang tinggi akan terdapat perbedaan pelaksanaan
melaksanakan pelayanan dengan patient safety di Rumah Sakit
baik.
Solusi yang diharapkan dari DAFTAR PUSTAKA
adaya kendala atau hambatan ini Alimul Aziz. Riset keperawatan dan
adalah pemberian pelatihan secara teknik penulisan ilmiah.
berkala kepada semua tenaga Jakarta: Salemba Medika. 2003
kesehatan di rumah sakit. Pelatihan Depkes RI. 2006. Panduan Nasional
dinyatakan sebagai bagian Keselamatan Pasien Rumah
pendidikan yang menyangkit proses Sakit (Patient Safety), Jakarta:
belajar untuk memperoleh dan Ditjen P2M dan PLP, Jakarta.

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 38

Departemen Pendidikan Nasional. Tahun 2013. Jurnal Media


2001. Kamus Besar Bahasa Kesehatan Masyarakat
Indonesia. Ed. 3. Jakarta: Balai Indonesia Volume 10.
Pustaka. Makasar. Universitas
Endang Wahyati Yustina, 2012. Hasanudin.
Mengenal Hukum Rumah http://journal.unhas.ac.id/index
Sakit. Keni Media. .php/mkmi/article/view/484
J.B. Suharjo B. Cahyono. 2005. Nomor halaman 01
Membangun Budaya Ronny Hanitijo Soemitro, 1988.
Keselamatan Pasien Dalam Metodologi Penelitian Hukum
Praktek Kedokteran. dan Yurimetri, Ghalia
Jogyakarta: Kanisius. Indonesia, Jakarta
Joint Commision on Acreditation of Selleya C.B., Sinolungan, dan
Health Organization, Illinois, Hamel.2013.Hubungan
USA. 2001 Pengetahuan dan Sikap
KKP-RS. 2012. Workshop perawat Dengan pelaksanaan
Keselamatan Pasien dan Keselamatan Pasien (Patient
Manajemen Risiko Klinis. Hal. Safety) di Ruang Rawat Inap
1 RSUD Liun Kendade Tahun.
Lia Mulyati dan Asep Sufyan. 2009. Jurnal keperawatan Volume 01.
Pengembangan Budaya Patient Universitas Sam Ratulangi
Safety Dalam Praktik Fakultas Kedokteran pragram
Keperawatan. studi keperawatan:
Notoatmodjo Soekidjo.2005 https://ejournal.unsrat.ac.id/ind
Metodologi penelitian ex.php/jkp/article/view/2237.
kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: Nomor halaman 01
Rineka Cipta. Setyarini dan
Notoatmodjo (2003) Pendidikan dan Herlina.2012.Kepatuhan
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Perawat Melaksanakan
PT.Rineka Cipta Standar Prosedur operasional
Peraturan Menteri Kesehatan : Pencegahan Pasien Resiko
Republik Indonesia Nomor Jatuh di gedung Yosef 3 Dago
1691/Menkes /PER/VIII/2011, dan Surya kencana Rumah
Tentang Keselamatan Pasien Sakit Boromeus. Jurnal
Rumah Sakit Kesehatan STIKes Santo
Priyoto, Widyastuti. 2014. Boromeus Volume 1.
Kebutuhan Dasar Keselamatan www.academia.edu/19879457/Jur
Pasien. Graha Ilmu. nal_patient_safety_5. Nomor
Yogyakarta halaman 2
Puji lestari, Maidin, dan Sugiyono. Statistika untuk penelitin.
Anggraeni.2013. Gambaran Bandung: CV. Alfabeta. 2002
Budaya Keselamatan Pasien Undang-Undang Nomor 36 Tahun
Oleh Perawat Dalam 2009 Tentang Kesehatan.
Melaksanakan Pelayanan di Undang-Undang Nomor 44 Tahun
Instalasi Rawat Inap RSUP 2009 Tentang Rumah Sakit
DR. Wahidin Sudirohusodo

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (1), 2018, 39

WHO: 2004. World Alliance for WHO: World Alliance for Patient
Patient Safety Forward Safety. Forward Programme,
Programme, hal 6 2004

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081

Anda mungkin juga menyukai