TINJAUAN PUSTAKA
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar
16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 –
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak
mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan
2.1.1 Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari
merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal
pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima
2. Stratum Lusidum
Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
3. Stratum Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin
4. Stratum Spinosum
kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus
banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan
untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.
Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan
(Perdanakusuma, 2007)..
2.1.2 Dermis
sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :
2.1.3 Subkutis
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara
lapisan papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan
tiap papilla dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada
epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis
sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari
elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi
kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada
daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan
loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan
dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperature meningkat terjadi
dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat
(Perdanakusuma, 2007).
Ada tiga fase dalam proses penyembuhan luka, dimana ketiganya saling
Longaker, 2006). Pada setiap fase penyembuhan tersebut terdapat satu jenis sel
khusus yang mendominasi. Fase awal yakni fase inflamasi dimulai segera setelah
terjadinya suatu cidera, dengan tujuan untuk menyingkirkan jaringan mati dan
yang paling akhir merupakan fase terpanjang dan hingga saat ini merupakan fase
yang paling sedikit dipahami, yaitu fase remodeling yang bertujuan untuk
Gambar 2.3 Fase penyembuhan luka, waktu dan sel karakteristik yang tampak
Science-elsevier.).
mengalami defek akibat kerusakan integritas kulit yang terjadi adalah fase
Pada fase inflamasi terjadi proses hemostasis yang cepat dan dimulainya
suatu siklus regenerasi jaringan (Lorenz, Longaker, 2006). Fase inflamasi dimulai
segera setelah cidera sampai hari ke-5 pasca cidera. Tujuan utama fase ini adalah
perdarahan lebih lanjut pada fase ini. Pembuluh darah yang cidera mengakibatkan
membentuk plak pada pembuluh darah yang cidera. Selama proses ini
growth factor-β (TGF-β). Hasil akhir kaskade koagulasi jalur intrinsik dan
(LPS) akan menarik sel netrofil sehingga menginfiltrasi matriks fibrin dan mengisi
kavitas luka. Migrasi netrofil ke luka juga dimungkinkan karena peningkatan
permeabilitas kapiler akibat terlepasnya serotonin dan histamin oleh mast cell dan
jaringan ikat. Netrofil pada umumnya akan ditemukan pada 2 hari pertama dan
konversi dari luka akut menjadi luka kronis yang tak kunjung sembuh (Regan,
Makrofag juga akan mengikuti netrofil menuju luka setelah 48-72 jam dan
menjadi sel predominan setelah hari ke-3 pasca cidera. Debris dan bakteri akan
berbagai growth factor yang dibutuhkan dalam produksi matriks ekstraseluler oleh
karenanya sangat penting dalam fase penyembuhan ini (Gurtner, 2007). Limfosit
dan mast cell merupakan sel terakhir yang bergerak menuju luka dan dapat
ditemukan pada hari ke-5 sampai ke-7 pasca cidera. Peran keduanya masih belum
Fase ini disebut juga lag phase atau fase lamban karena reaksi
pembentukan kolagen baru sedikit, belum ada tensile strength, di mana pertautan
luka hanya dipertahankan oleh fibrin dan fibronektin (Regan, Barbul, 1994). Sel
punca mesenkim akan bermigrasi ke luka, membentuk sel baru untuk regenerasi
jaringan baik tulang, kartilago, jaringan fibrosa, pembuluh darah, maupun jaringan
matriks ekstraseluler. Sel endotel pembuluh darah di daerah sekitar luka akan
berproliferasi membentuk kapiler baru untuk mencapai daerah luka. Ini akan
menandai dimulainya proses angiogenesis. Pade akhir fase inflamasi, mulai
Jaringan granulasi adalah suatu jaringan kaya vaskuler, berumur pendek, kaya
fibroblas, kapiler dan sel radang tetapi tidak mengandung ujung saraf (Anderson,
2000).
Fase proliferasi berlangsung mulai hari ke-4 hingga hari ke-21 pasca
cidera. Keratinosit yang berada pada tepi luka sesungguhnya telah mulai bekerja
beberapa jam pasca cidera, menginduksi terjadinya reepitelialisasi. Pada fase ini
matriks fibrin yang didominasi oleh platelet dan makrofag secara gradual
makrofag dan sel endotel yang membentuk matriks ekstraseluler dan neovaskular
(Gurtner, 2007).
Gambar 2.5 Fase proliferasi (Diambil dari Gurtner, 2007. Grabb and Smith’s
tekanan oksigen sekitar menjadi perantara dalam proses diferensiasi sel punca
spesifik di antara matriks temporer. Matriks temporer ini akan digantikan secara
bertahap oleh jaringan granulasi yang kaya akan fibroblas, makrofag dan sel
endotel. Sel tersebut akan membentuk matriks ekstraseluler dan pembuluh darah
baru. Jaringan granulasi umumnya mulai dibentuk pada hari ke-4 setelah cidera
factor seperti PDGF dan TGF-β yang akan menginduksi fibroblas untuk
secara bertahap akan digantikan oleh kolagen tipe III. Sel endotel akan
membentuk pembuluh darah baru dengan bantuan protein sekretori VEGF, FGF
dan TSP-1. Pembentukan pembuluh darah baru dan jaringan granulasi merupakan
tanda penting fase proliferasi karena ketiadaannya pembuluh darah baru dan atau
kolagen mulai menggantikan matriks temporer, fase proliferasi mulai berhenti dan
menarik dari fase proliferasi ini adalah bahwa pada suatu titik tertentu, seluruh
proses yang telah dijabarkan di atas harus dihentikan. Fibroblas akan segera
menghilang segera setelah matriks kolagen mengisi kavitas luka dan pembentukan
tahap inilah yang hingga saat ini dianggap sebagai penyebab terjadinya kelainan
Fase ketiga dan terakhir adalah fase remodeling. Selama fase ini jaringan
baru yang terbentuk akan disusun sedemikian rupa seperti jaringan asalnya. Fase
maturasi ini berlangsung mulai hari ke-21 hingga sekitar 1 tahun. Fase ini segera
dimulai segera setelah kavitas luka terisi oleh jaringan granulasi dan proses
reepitelialisasi usai. Perubahan yang terjadi adalah penurunan kepadatan sel dan
kolagen sepanjang garis luka untuk meningkatkan kekuatan jaringan baru. Fase
2007).
Gambar 2.6 Fase remodeling (Diambil dari Gurtner, 2007. Grabb and Smth’s
Kontraksi dari luka dan remodeling kolagen terjadi pada fase ini.
fase ini secara gradual digantikan oleh kolagen tipe I dengan bantuan matrix
metalloproteinase (MMP) yang disekresi oleh fibroblas, makrofag dan sel endotel.
Sekitar 80% kolagen pada kulit adalah kolagen tipe I yang memungkinkan
terjadinya tensile strength pada kulit (Gurtner, 2007). Keseimbangan antara proses
sintesis dan degradasi kolagen terjadi pada fase ini. Kolagen yang berlebihan
didegradasi oleh enzim kolagenase dan kemudian diserap. Sisanya akan mengerut
sesuai tegangan yang ada. Hasil akhir dari fase ini berupa jaringan parut yang
pucat, tipis, lemas dan mudah digerakkan dari dasarnya. Kolagen awalnya
terjadinya tensile strength sehingga luka tidak mudah terkoyak lagi. Tensile
strength akan bertambah secara cepat dalam 6 minggu pertama, kemudian akan
bertambah perlahan selama 1-2 tahun. Pada umumnya tensile strength pada kulit
dan fascia tidak akan pernah mencapai 100%, namun hanya sekitar 80% dari
endotel akan mendegradasi kolagen tipe III. Kekuatan jaringan parut bekas luka
crosslinking jaringan kolagen. Pada akhir fase remodeling, jaringan baru hanya
akan mencapai 70% kekuatan jaringan awal (Gurtner, 2007). Berbagai mediator
atau sitokin yang turut berperan pada penyembuhan luka dapat dilihat pada
gambar 2.7.
Gambar 2.7 Growth factors, sitokin dan molekul biologis aktif dalam
penyembuhan luka (Diambil dari Gurtner, 2007. Grabb and Smth’s Plastic
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Musaceae
Genus : Musa
(Aprilia, 2014)
a. Akar
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang yang
b. Batang
Batang pisang sebenarnya terletak di dalam tanah, yakni berupa umbi batang,
sedangkan yang berdiri tegak di atas tanah dan sering dianggap sebagai batang
c. Daun
e. Buah
Bakal buah disebut sebagai sisir. Sisir pertama yang terbentuk akan terus
kencing dan laksatif. Bunga pisang bermanfaat sebagai pereda demam dan
lambung. Daun yang masih tergulung digunakan untuk tapal dingin pada kulit
tenggorokan, radang otak, keputihan, batuk atau sakit dada seperti bronchitis.
Kulit buah pisang digunakan untuk penyembuhan luka, kelainan kulit pada herpes,
menghilangkan kutil, rambut tipis dan jarang, kemerahan pada kulit (Rosida,
2013).
yaitu saponin, flavonoid, tanin. Menurut penelitian Maharani dkk (2013) batang
pisang Mauli mengandung beberapa jenis fitokimia yaitu tanin, asam askorbat,
penghilang rasa sakit dan merangsang pembentukan sel-sel baru pada kulit
(Aprilia, 2014).
substance. Pada mamalia, TGF-β memiliki distribusi paling luas dan akan disebut
TGF-β asli disintesis sebagai protein perkursor, yang disekresikan dan kemudian
secara biologis dan komponen laten kedua. TGF-β aktif berikatan dengan dua
reseptor permukaan sel (tipe I dan tipe II) dengan aktivitas serin/ treonin kinase
gen. TGF-β memiliki efek yang beragam dan sering saling bertentangan
bergantung pada jaringan dan jenis cedera. Zat-zat yang efeknya beragam disebut
pleiotropik. Karena sangat beragamnya efek TGF-β, dikatakan bahwa TGF-β
TGF-β adalah inhibitor pertumbuhan bagi kebanyak sel epitel dan bagi
leukosit. Zat ini menghambat siklus sel dengan meningkatkan ekspresi inhibitor
siklus sel dengan meningkatkan ekspresi inhibitor siklus sel dari family Cip/Kip
dan INK4/ARF. Hilangnya reseptor TGF-β sering dijumpai pada tumor manusia,
yang member keuntungan bagi sel tumor. Efek TGF-β pada sel mesenkim
bergantung pada konsentrasi dan kondisi biakan, dan zat ini biasanya merangsang
TGF-β memiliki efek antiinflamasi yang kuat. Knockout mice yang tidak
berlebihan, mungkin akibat proliferasi sel T yang tidak terkendali dan pengaktifan
PDGF adalah suatu family protein yang saling berkaitan erat, yang
masing-masing terdiri atas dua rantai yang diberi nama A dan B. ketiga isoform
PDGF (AA, BB, AB) disekresikan dan secara biologis aktif. Baru baru ini
granula α trombosit dan dibebaskan jika trombosit teraktifkan. Zat ini juga dapat
dihasilkan oleh beragam sel lain, termasuk makrofag aktif, sel endotel sel otot
fibroblast, sel otot polos dan monosit seperti dibuktikan oleh timbulnya defek
pada fungsi-fungsi ini pada mencit yang mengalami defisiensi rantai A atau rantai
B PDGF. PDGF juga ikut serta dalam pengaktifan sel stelata hati di tahap-tahap
2.7 Kolagen
Kolagen adalah protein yang paling banyak dijumpai dalam dunia hewan,
kolagen tubuh manusia akan tereduksi menjadi segumpalan sel yang saling
terhubung oleh beberapa neuron. Kolagen terdiri dari suatu heliks tripel tiga rantai
α polipeptida, yang memiliki sekuens berulang gly-x-y. ssat ini diketahui terdapat
27 jenis kolagen yang berlainan yang dikode oleh 41 gen yang tersebar paling
sedikit di 14 kromosom. Tipe I, II, III, IV, V dan VI adalah kolagen intersitium
atau kolagen fibrilar serta merupakan jenis kolagen terbanyak. Tipe IV adalah
komponen utama MB, bersama dengan laminin. Kolagen lain dapat membentuk
yang berasal dari prokolagen, yang ditranskripsikan dari gen-gen kolagen. Setelah
hidroksilasi residu prolin dan lisin serta glikosilasi lisin terjadi, tiga rantai
sel dan diuraikan oleh protease untuk membentuk satuan dasar fibril.
Pembentukan fibril kolagen berkaitan dengan oksidasi residu lisin dan hidroklisin
spesifik oleh enzim ekstrasel lisil oksidase. Hal ini menyebabkan pengikatan
silang antar rantai molekul yang berdekatan sehingga struktur menjadi stabil (khas