Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Membersihkan gigi minimal 2 kali sehari perlu dijalani anak-anak. Dengan
harapan ia akan mampu menjaga kesehatan giginya. Pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut merupakan salah satu cara meningkatkan kesehatan. Mulut bukan
sekedar pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu
dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan
kesejahteraan seseorang. Menyikat gigi minimal dua kali sehari, yakni setelah
sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Pada waktu tidur, produksi air liur
berkurang sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Jika saat itu ada sisa-
sisa makanan di gigi, mulut semakin asam dan kuman pun akan tumbuh subur dan
membuat lubang pada gigi. Dengan menyikat gigi yang baik dan benar minimal 2
kali sehari, sifat asam ini bisa dicegah.
Bila anak memiliki gigi yang tidak sehat, dia akan sulit mencerna makanan
sehingga proses pertumbuhan si anak akan terganggu. Akibatnya, anak akan
mudah terserang penyakit Inilah kemungkinan rembetan masalah gigi anak. Sakit
gigi membuat malas makan, malas belajar, badan lemah, kurang gizi, banyak
dampak lain menyebar ke seluruh tubuh. Setiap orangtua perlu menanamkan
prinsip kesehatan gigi pada anak, Terutama kesehatan gigi berkaitan dengan
kesehatan tubuh lainya.
Perilaku anak ditentukan oleh arahan orang tua. Setiap aktivitas yang biasa
di terapkan orang tua sejak dini, akan dilakukan terus hingga dewasa bahkan dapat
di turunkan lagi pada penerusnya bila dilihat prosesnya,maka pembiasaan
kegiatan positif sangat penting nilainya.
Perilaku merupakan suatu aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi pola
hidup yang akan dijalaninya. Proses pembentukan perilaku yang diharapkan
memerlukan waktu serta kemampuan dari para orangtua didalam mengajarkan
anak. Oleh karena itu bila pola hidup yang dijalaninya merupakan pola hidup
yang sehat maka prilaku yang akan diterapkan di dalam memelihara kesehatan
gigi dan mulutpun merupakan pola hidup yang sehat.
Lembaga Survei Synovate Indonesia, Agustus 2009 lalu mengadakan
survei di empat kota besar Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya yaitu mengenai
pengalaman para ibu menyikat gigi bersama anak. Dari 378 ibu yang
diwawancarai, 53 persen menyatakan kesulitan mengajarkan anak menyikat gigi.
Anak-anak tidak peduli dengan kesehatan giginya dan selalu merasa
kegiatan menyikat gigi tidak menyenangkan kurangnya pengetahuan cara
menyikat gigi yang baik dan benar. Rasa kantuk di malam hari juga menyebabkan
anak malas menyikat giginya sebelum tidur. Oleh karena itu orangtua perlu sabar
dan konsisten dalam menanamkan kebiasaan menyikat gigi.
Cara yang paling utama adalah dengan mencipatkan lingkungan dan
kegiatan yang menyenangkan untuk anak, seperti melakukan sambil bermain, tak
perlu selalu di kamar mandi, mengajak anak melihat ayah atau ibunya menyikat
gigi. Selagi membangun kebiasaan ini, sampaikan pengertian kepada anak
mengenai manfaat menyikat gigi da mengajarkan anak menyikat gigi yang baik
dan benar.
Peran serta orang tua di rumah maupun di sekolah (guru) sangat
diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan
menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi
dan mulutnya. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari
terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi
dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara
terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah
mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan perilaku yang tidak mendukung
kesehatan gigi dan mulut anak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengubah Perilaku Anak dalam Menyikat Gigi
2. Bagaimana cara menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak
3. Apa saja Penyebab Kerusakan Gigi Pada Anak
4. Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Menyikat Gigi
5. Bagaimana cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

C. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam menjaga kesehatan
gigi pada anak dan juga perilaku anak dalam mengosok gigi agar kesehatan gigi
pada keluarga dapat terjaga dan juga kesehatan gigi anak jadi bagus.
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Perilaku Anak Menyikat Gigi


1. Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Pengertian Gigi dan Mulut
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut .memiliki struktur
yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas.
Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan.
1. Bagian-bagian gigi
Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi.
Terdiri atas:
a. Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.
b. Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
c. Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
d. Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
e. Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang.
Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.
f. Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap
melekat pada gusi. Terdiri atas:
1. Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
2. Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.
2. Jenis gigi
Berdasarkan masa pertumbuhan:
a. Gigi susu yaitu gigi yang tumbuh mulai usia 6 bulan. Jumlah terbanyak 20
buah.
b. Gigi tetap/permanen yaitu pengganti gigi susu yang berangsur-angsur
tanggal. Paling banyak berjumlah 32 buah.
Berdasarkan bentuk:
a. Gigi seri berfungsi menggigit ata memotong makanan
b. Gigi taring berfungsi merobek makanan
c. Geraham depan dan geraham belakang berfungsi mengunyah atau
melumatkan makanan.
Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali
mengalami kerusakan. Ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan
semestinya.
3. Mulut
Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.
Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari
sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus (Indri, 2009).
C. Kesehatan Gigi Pada Anak
Banyak orang tidak pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut
anak dapat berpengaruh pada perkembangan anak. Infeksi gigi dan mulut yang
diderita anak akan membuatnya menjadi malas beraktivitas dan akan mengganggu
proses belajar.
D. Penyebab Kerusakan Gigi Pada Anak
Makanan yang dikonsumsi anak akan mempengaruhi kesehatan gigi.
Terlalu banyak karbohidrat, baik gula misalnya, kue, permen, susu, makanan dan
minuman manis lainnya maupun tepung-tepungan misalnya keripik kentang atau
singkong dapat mengakibatkan pengeroposan gigi. Seberapa lama karbohidrat
menempel pada gigi adalah penyebab utama pembusukan gigi, Permen coklat dan
makan yang manis adalah makanan yang paling sering mengancam kerusakan
gigi. Sebagian besar permen yang beredar saat ini adalah permen yang
mengandung gula. Jika dikonsumsi dengan cara yang tidak tepat maka dapat
memberi kesempatan bagi bakteri mulut untuk merusak gigi.
Mekanismenya adalah permen yang dikonsumsi oleh anak-anak tersebut
mengandung gula yang nantinya “memberi makanan” bagi bakteri untuk
berkembang merusak gigi. Tetapi tidak ada makanan yang perlu dijauhi untuk
mendapatkan gigi dan mulut yang sehat. Semua itu kembali pada proses dan
waktu, yang menjadi masalah dalam hal ini adalah sisa-sisa makan yang masih
menempel pada gigi. Memasuki usia sekolah, resiko anak mengalami sakit gigi
makin tinggi. Banyaknya jajanan di sekolah, dengan jenis makanan dan minuman
yang manis, mengancam kesehatan gigi anak.
E. Masalah gigi dan mulut membawa dampak pertumbuhan dan
perkembangan anak
Penyakit gigi dan mulut anak akan sangat berpengaruh pada proses
tumbuh kembang anak. Anak-anak rawan kekurangan gizi, rasa sakit pada gigi
dan mulut jelas menurunkan selera makan. Kemampuan belajar turun sehingga
jelas akan berpengaruh pada prestasi belajar. Masalah gigi dan mulut tidak masuk
dalam daftar penyakit mematikan. Kodisi itulah yang menyebabkan masyarakat
mengesampingkan upaya mencegah bahkan mengobati penyakit gigi dan mulut.
Sekolah maupun keluarga sebagai lingkungan terdekat anak sejak dini harus
mendidik anak untuk disiplin mengosok gigi minimal 2 kali sehari sesudah makan
dan sebelum tidur. Gigi harus dipandang sebagai aset bukan hanya dicapai dari
aspek kesehatan namun juga sebagai syarat meraih masa depan yang menjanjikan.
Provesi pilot maupun kemiliteran selalu mensyaratkan gigi yang sehat. Karies
pada anak akan membawa dampak panjang dan tidak hanya dihubungkan dengan
penyakit infeksi akan tetapi berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya.
F. Kebersihan Gigi Anak
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya,
debu, sampah, dan bau. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau
menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan
badan salah satunya adalah menyikat gigi.
Konsep kebersihan diri harus mulai ditanamkan sedini mungkin. Salah
satu yang harus mulai dibiasakan adalah menyikat gigi dua kali sehari, pagi dan
malam hari. Kebiasaan ini wajib ditanamkan agar anak rajin membersihkan gigi
nya. Kegiatan menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur, terbukti mengurangi kerusakan gigi anak.
Anak-anak selalu merasa kegiatan menyikat gigi tidak menyenangkan.
Rasa kantuk di malam hari juga menyebabkan anak enggan menyikat giginya
sebelum tidur.
Oleh karena itu orangtua perlu sabar dan konsisten dalam menanamkan kebiasaan
menyikat gigi.
G. Menyikat Gigi
Kebiasaan adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh seseorang.
Kebiasaan menyikat gigi dilakukan sebagai salah satu cara mencegah terjadinya
penyakit gigi dan mulut. Menyikat gigi 2 kali sehari pada pagi sesudah makan dan
malam sebelum tidur membuat nafas segar, memperbaiki penampilan gigi, dan
menghilangkan plak serta sisa makanan dari permukaan gigi. Bila plak dibiarkan
selama 24-48 jam, ia dapat mengeras dan menimbulkan penyakit pada gusi dan
akhirnya menyebabkan gigi tanggal dan penyakit gigi lainya. (Indri, 2009)
H. Peran Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Menyikat Gigi.
Peran serta orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan
pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak, agar anak
dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga
mempunyai peran yang cukup besar dalam mencegah terjadinya penyakit gigi
pada anak.
Menurut Keterangan pada laman pdgi.com, (2009). Pengetahuan orang tua
sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau
tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat
diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan.
Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut
merupakan perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil
dengan pegangan. Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum
menggosok gigi. Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus sampai
kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan berbagai desain pegangan. Dokter gigi
menganjurkan penggunaan sikat yang lembut karena sikat keras dapat merusak
lapisan enamel dan melukai gigi.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menyikat gigi.
Dengan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain
menghindari terbentuknya lubang-lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi. Sikat
gigi yang bagus adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat. Untuk bisa menjangkau
daerah-daerah gigi bagian belakang, ukuran kepala sikat gigi yang ideal adalah
35- 40 mm. Orang dewasa juga dianjurkan memakai sikat gigi anak, karena
ukurannya yang kecil akan membantu menjangkau bagian gigi yang paling dalam.
I. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Perawatan kebersihan
Kegiatan menyikat gigi diperkenalkan anak sejak dini, anak akan merasa
bahwa hal itu memang sudah merupakan satu pola, setiap habis minum susu atau
makan harus selalu dibersihkan.
Mulut sudah mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah.
Tetapi, dengan makanan modern sekarang, pembersih alam ini tidak lagi dapat
berfungsi. Sikat gigi dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membersihkan
gigi. Pilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras karena akan dapat melukai
gigi. Selain itu, besarnya sikat juga harus disesuaikan dengan besarnya rongga
mulut anak. Sikat gigi yang dapat di pegang dengan enak dan berbentuk
sedemikan rupa memiliki bulu lembut adalah yang paling efektif. Bulu lembutnya
dapat mencapai sela dan ruang gigi dimana plak dan sisa makanan terkumpul.
ukuran sikat gigi bagi anak-anak, disesuaikan sehingga mereka akan terbantu
untuk membiasakan diri merawat gigi dengan benar. Memilih pasta gigi yang
mengandung cukup fluoride.
Fluoride berfungsi untuk menjaga gigi agar tidak berlubang. Namun, anak-
anak di bawah 3 tahun tidak disarankan memakai odol. Terlalu banyak fluoride
justru tidak bagus dan membuat gigi lebih rapuh.
2. Mengajarkan cara menyikat gigi dengan benar
a. Memakai sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung flour
b. Berkumur terlebih dahulu sebelum menyikat gigi
c. Sikatlah permukaan gigi dengan gerakan maju mundur atas bawah selama 2
menit dan sedikitnya 8 kali gerakan untuk setiap 3 permukaan
d. Menyikat permukaan gigi yang menghadap langit- langit lidah
e. Kemudian Menyikat permukaan gigi yang menghadap pipi dan bibir.
f. Menyikat permukaan gigi yang dipakai untuk mengunyah
g. Setelah permukaan gigi disikat berkumur 3 kali saja agar sisa flour optimal.
h. Sikat gigi dicuci bersih dan disimpan dengan tegak dengan posisi kepala
sikat di atas
i. Sikat gigi minimal 2 kali setelah makan dan sebelum tidur
j. Melakukan kunjungan ke dokter gigi
Analisa Perilaku Anak Menyikat Gigi

A. Data Temuan Lapangan


Adapun hasil dari penelitian melalui analisis angket yang telah dilakukan
sebagai studi kasus di TK Khalifah Jambi, TK Khalifah Jambi sejumlah 45 anak.
Dan penelitian melalui analisis angket yang telah dilakukan sebagai studi kasus
terhadap orang tua yang memiliki anak 6-12 tahun.
Dilihat dari hasil analisis dan prosentase pengumpulan data serta analisis
data melalui Questioner dapat diketahui sejauh mana pengetahuan dan pengertian
dari siswa 6-12 dan orang tua yang memiliki anak 6-12 tahun tentang kesehatan
gigi dan mulut antara lain:
1. Kondisi kesehatan gigi dan mulut mengalami keluhan sakit yang masih
tinggi.
2. Kebiasaan siswa untuk membeli jajanan yang manis di sekolah dengan uang
jajan yang di berikan orang tua dan makanan yang dapat merusak gigi.
3. Banyak anak merasa kegiatan menyikat gigi tidak menyenangkan
4. Kurangnya kepedulian terhadap gigi sendiri.
5. Cara orang tua dalam menyuruh anak menyikat gigi masih dengan cara
memaksa, sehingga dapat memberi kesan terhadap anak bahwa acara menyikat
gigi tidak menyenangkan.
6. Kurangnya pengetahuan orang tua maupun anak tentang menyikat gigi.
Dengan demikian diketahui bahwa masih kurangnya pengetahuan dan
pengertian serta kesadaran tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut, dimana
setiap orangtua perlu mengetahui dan memahami sehingga dapat menerapkan bagi
anak-anaknya. Pembiasaan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan
berhasil dengan baik apabila selalu terjaga komunikasi diantara anak, orang tua di
rumah maupun disekolah, dan dokter gigi.
B. Target Audiens
1. Primary
a. Demografis
 Primary target adalah anak usia 6-12 tahun.
 Gender : laki – laki dan perempuan
 Pendidikan : Sekolah Dasar
 Ekonomi : menengah
b. Psikograrfis
 Anak-anak pada usia 6-12 tahun anak mulai berfikir kritis dan rasa
keingintahuan mereka amatlah tinggi ketika dengan tahap belajar.
 Anak yang sering memakan makanan yang manis terutama makanan perusak
gigi seperti coklat, permen, soda, dan jenis makanan lain yang beresiko merusak
gigi. Apabila tidak di bersihkan dengan cara yang baik dan benar dapat
menimbulkan penyarangan kuman sehingga dapat merusak gigi.
 Belum mengetahui pentingnya menyikat gigi minimal 2 kali sehari dengan
cara yang baik dan benar.
c. Geografis
Secara geografis TK Khalifah Jambi memiliki geografis yang mendukung karna
TK tersebut terletak agak jauh dari jalan raya.
2. Secondary
a. Demografis
 Secondary target adalah orang tua yang memiliki anak-anak usia 6-12 tahun
 Gender : laki – laki dan perempuan.
 Karier atau ibu rumah tangga.
b. Psikografis
 Orang tua yang belum mengetahui perawatan gigi bagi anaknya dengan cara
yang baik dan benar.
c. Geografis
Secara geografis wilayah TK Khalifah Jambi. TK Khalifah Jambi memiliki
geografis yang mendukung karna TK tersebut terletak agak jauh dari jalan raya.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10 – 12 tahun
TK Khalifah Jambi, mencakup tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut,
pola konsumsi makanan, dan tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut;
rata-rata tergolong baik.
2. Tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut anak usia 10 – 12 tahun
TK Khalifah Jambi, mencakup frekuensi dan waktu menyikat gigi, cara menyikat
gigi, dan tindakan yang dilakukan setelah makan makanan manis; rata-rata
tergolong baik.
3. Pola makan anak usia 10 – 12 tahun TK Khalifah Jambi, mencakup jenis
makanan yang dikonsumsi di antara dua waktu makan, frekuens konsumsi
makanan yang membantu membersihkan gigi; rata - rata tergolong baik.
4. Tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10 – 12 tahun TK
Khalifah Jambi, mencakup tindakan penggunaan pasta gigi mengandung fluor,
tindakan kontrol rutin ke dokter gigi dalam setahun, serta tindakan pencarian
pertolongan dokter gigi saat sakit; rata-rata tergolong baik.

Mengetahui,
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Pembuat makalah,
Kabupaten Subang

dr. EKA MULYANA, Sp.OT., FICS., M.Kes., SH., drg. YULIANTI


M.Hkes NIP.
NIP. 197010182002121004 197107072006042022

Anda mungkin juga menyukai