LP SN
LP SN
SEPSIS NEONATORUM
Disusun oleh :
TAHUN 2018/2019
Website: http://www.stikesmuhkudus.ac.id
A. PENGERTIAN
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu, biasanya lahir
pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2011)
Infeksi merupakan salah ssatu penyebab penting tingginya angka kesakitan
dan kematian pada bayi baru lahhir di seluruh dunia. WHO memperkirakan 4 jjuta
meninggal selama periode neonatal setiap tahunnya, terrutama di Negara
berkembang dengan infeksi sebagai penyebab utamanya. ( Buku Ilmu Kesehatan
Anak, 2010)
Bebrapa gejala yang dapat disebutkan diantaranya ialah malas minum,
gelisah atau mungkin nampak letargis, frekuensi pernafasan meningkat, berat
badan tiba tiba menurun, pergerakan kurang, mual muntah, diare. Selain itu dapat
terjadi edema, sklerema, purpura atau perdarahan, icterus, hematosplenomegali
dan kejang. Suhu tubuh dapat meninggi, normal atau kurang dari normal. Pada
bayi dengan BBLR biasanya terjadi skleroma dan hipotermia. Umumnya dapat
dikatakan bahwa bayi itu “not doing well” kemungkinan besar mengalami infeksi.
Menurut berat ringannya, infeksi pada neonates dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu infeksi berat dan infeksi ringan. Infeksi berat (major infection)
seperti sepsis neonatorum, meningitis, pneumonia neonatal, infeksi traktus
urinarius ostertif akut, tetanus neonatorum. Infeksi ringan (minor infection)
seperti infeksi umbilicus (omfalitis), pemphigus neonatorum, oftalmia
neonatorum moniliasis, dan stomatitis. (Buku Ilmu Kesehatan Anak, 2010)
Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala
siistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit neonatorum dapat
berlangsung cepat sehingga seringkali tidak terpantau, tanpa pengobatan yang
memadai bayi dapat meninggal (Perawatan bayi resiko tinggi, 2013)
Pembagian infeksi antara lain:
a. Infeksi dini
Terjadi di 7 hari pertama kehidupan. Karakteristik : sumber organisme pada
saluran genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya fulminant dengan angka
moralitas tinggi.
b. Infeksi lanjutan / nosocomial
Terjadi setealh seminggu bayi lahir dan didapat dari lingkungan pasca lahir.
Karakteristik : didapat dari kontak langsung atau tidak dengan oorganisme yang
ditemukan dari lingkungan pperawatan bayi
B. Etiologi
Infeksi perinatal dapat terjadi pada saat antenatal;, intranatal dan postnatal.
1. Infeksi antenatal
Infeksi yang terajdi pada amsa kehamilan ketika kuman masuk ke tubuh janin
melalui sirkulasi darah ibu, lalu masuk melalui plasenta dan akhirnya masuk
dalam sirkulasi darah umbilicus. Beberapa kuman yang menginvasi kedalam
janin: virus (rubella, poliomyelitis, variola, vaccinia, cythomegalic inclusion),
sphirochaeta (teponema palidum), bacteri (E. Coli, dan Listeria Monocytoganes)
2. Infeksi intranatal
Infeksi yang terajdi pada masa persalinan : infeksi ini sering terjadi ketika
mikroorganisme massuk dari vagina, lalu naik dan kemudian massuk kedalam
rongga manion, biasanya stelah selaput ketuban pecah. Ketuban yang pecah lebih
dari 12 jam akan menjadi penyebab timbulnya placentitis dan amnionitis. Infeksi
apat terjadi pula walaupun air ketuban belum pecah yaitu pada partus yang lama,
yang sering dilakukan manipulasi vagina, termasuk periksa dalam dan kromilage
(melebarkan jalan lahir dengan jari tangan penolong) infeksi dapat pula terjadi
melalui kontak langsung dengan kuman yang berasal dari vagina, misalnya pada
blennorhoe
3. Infeksi postnatal
Infeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap, mislnya melalui kontaminasi
langsung dengan alat alat tidak steril, tindakan yang tidak antiseptic, dapat juga
akkibat infeksi silang, misalnya pada neonatus neonatorun, omfalitis dan lain lain.
C. Manifestasi Klinis
a. Umum : panas, hipotermia, malas minum, tampak tidak sehat, letargi,
sklerema
b. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, hipotomegali
c. Saluran nafas : apnea, dyspnea, takspnea, retraksi, nafas cuping hidung,
merintih, sianosis
d. System kardiovaskuler : pucat, kulit marmoratu, kulit lembab, hipotensi,
takikardi, bradikardi
e. System saraf pusat : invitabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, mala sminum
pernafasan tidak teratur, ubun ubun menonjol, high pitched ory
f. Hematologi : icterus, splenomegaly, pucat, ptekie, purpura, perdarahan
( Kapita Selecta Kedokteran jilid II)
D. Patofisiologi
Infeksi dimulai dengan invasi bakteri dan kontamiansi sistemik. Pelepasan
endokrin oleh bakteri menyebbakan perubahan fungsi miokardium, perubahan
ambilan dan penggunaan oksigen, terhambatnya fungsi mitokondria dan
kekacauan metabolic yang progresif. Pada infeksi yang tiba tiba dan berat,
complement cascade menimbulkan banyyak kematian dan kerusakan
sel.akibatnya adalah penurunan fungsi jaringan, asidosis metabolic dan syok.
Yang menyebabkan disseminayed intravaskeler coagulation (DIC), dan kematian.
Factor yang mempengaruhi infeksi secara umum :
1. Factor maternal
a. Status social ekonomi ibu, ras dan latar belakang
b. Status paritass, wanita multipara/gravida lebih dari 3 dan umur ibu >20
tahun atau <30 tahun
c. Kurangnya perawatan prenatal
d. Ketuban pecah dini
e. Prosedur selama persalinan
2. Factor neonatal
a. Prematuris (berat badan bayi >1500 gram) imunitas bayi kurang bulan
lebih rendah dari bayi yang cukup bulan. Transfor immunoglobulin
melalui placenta terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir
konsentrasi immunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan
hipogamaglobulin berat.
b. Defisiensi imun
Neonatus bias mengalami ekkurangan IgG spesifik, khususnya terhadap
streptokokus atau hemopilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati
placenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan
adanya hal tersebut aktivitas lintassan komplemen terhambat dan c3 serta
factor B tidak di produksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida.
Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibody total dan
spesifik bersama dengan penurunan fibronektin menyebabkan sebagian
besar penurunan aktivitas opsonisasi.
c. Jenis kelamin lakilaki dan kehamilan kembar
3. Factor lingkungan
a. Pada bayi yang minum ASI, ditemukan lactobasilus dan E.Coli dalam
tinjanya, sedangkan pada susu formula hanya E.Coli
b. Di ruang perawatan terhadap epidemic penyebaran microorganisme dari
petugas
c. Paparan terhadap obat obatan tertentu seperti steroid
d. Prosedur invasif
E. PATHWAY
Bakteri, virus, jamur
Masuk melalui
umbilikus ke tubuh bayi
SEPSIS NEONATAL
H. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data. Data
yang perlu dikaji adalah identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat perawatan antenatal, ada atau tidaknya kpd, partus lama atau sangat cepat,
riwayat persalinan dikamar bersalin, ruang operasi atau tempat lain, ada atau
tidaknya penyakit menular seksual. Pada pola fungsional Gordon ditemukan
masalah keperawatan :
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Bayi Ny. N dirawat diruang peristi karena korioamnionisis
2. Pola nutrisi/metabolic
Sebelum sakit yaitu bayi Ny.N dengan instruksi dari dokter agar dirawat
diruang peristi. Selama dikaji apsien di puasakan jadi bayi belum mendpatkan
nutrisi yang adekuat
3. Pola eliminasi
Setelah lahir bayi Ny.N dengan instruksi dokter agar dirawat diruang peristi.
Selama dikaji passion sudah BAK dan BAB 2 kali. BAB warna agak hitam,
bau khas. BAK jernih
4. Pola aktivitas dan latihan
Bayi Ny.N aktivitasnya masih ketergantungan penuh, lemah
5. Pola persepsi dan kognitif
Panca indra bayi Ny.N belum berfungsi sempurna
6. Pola istirahat dan tidur
Bayi Ny.N tampak sering tidur dan sesekali menangis
7. Pola peran dan hubungan
Selama dirumah sakit bayi berhubungan dengan ibunya, perawat dan juga
dokter
8. Koping stress
Bayi Ny.N mennagis ketika ada rangssangan ketidaknyamanan dan tertidur
ketika nyaman
I. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan diet kurang
b. Defisiensi volume cairan berhubungan dengan asupan cairan kurang
c. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan takipnea