Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aji Wijaya Sakti

Nim : 2016010025
Kelas : Agribisnis C

Tugas Pembangunan Pertanian


Dosen: Avivah Rahmaningtyas

Tabel.1 Produksi Teh di Indonesia pada tahun 2014-2016


Tahun Produksi
2014 103.513 ton
2015 83.142 ton
2016 74.793 ton

Perkembangan produksi daun teh kering Perkebunan Besar (PB) dari tahun 2014 sampai
dengan 2016 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2014 produksi daun teh kering
sebesar 103.513 ton, menurun menjadi 83.142 ton pada tahun 2015 atau terjadi penurunan
sebesar 19,68 persen. Tahun 2016 produksi daun teh kering diperkirakan menurun kembali
menjadi 74.793 ton atau menurun sebesar 10,04

Tabel.2 Impor Teh Indonesia pada tahun 2013-2016


Tahun Impor Nilai USD
2013 20.580 29.343
2014 14.662 24.430
2015 15.164 25.747
2016 18.886 24.669

Total berat impor teh selama empat tahun terakhir cukup berfluktuasi. Total berat impor teh
pada tahun 2013 tercatat sebesar 20.580 ribu ton dengan nilai US$ 29.343 juta. Pada tahun
2014 menurun sebesar menjadi sebesar 14.662 ribu ton dengan nilai US$ 24.430 juta. Pada
tahun 2015 berat impor teh meningkat sebesar 3,42 persen dibandingkan tahun 2014 yaitu
naik menjadi 15.164 ton dengan nilai US$ 25.747. Pada tahun 2016 impor teh tercatat sebesar
24.669 ribu ton dengan nilai US$ 24,669 juta atau terjadi kenaikan 45,71 persen dari tahun
2015
Tabel.3 Ekspor The Indonesia dari tahun 2013-2016
Tahun Impor Nilai USD
2013 70.840 157.498
2014 66.399 134.584
2015 61.915 126.051
2016 38.253 84.661

Total berat ekspor teh dari tahun 2013-2016 cenderung mengalami penurunan berkisar antara
6,27 sampai dengan 17,11 persen atau sekitar 10,05 persen per tahun. Pada tahun 2013 total
berat ekspor
mencapai 70,840 juta ton dengan total nilai sebesar US$ 156,74 juta, menurun menjadi
38,253 juta ton pada tahun 2016 dengan total nilai sebesar US$ 113,11 juta
Penyebab turunnya ekspor teh : yaitu ada peraturan Komisi Eropa Nomor 1146 tahun 2014
yang di terbitkan Uni Eropa pada 23 oktokber 2014 silam dan mulai berlaku 18 Mei 2015. Di
mana regulasi ini mensyaratkan ambang batas residu AQ dalam daun teh kering sebesar 0,02
miligram (mg) per kilogram (kg). “Alasannya untuk melindungi konsumen teh dari bahaya
penyakit yang bersifat karsinogenik”
Penyebab peningkatan konsumsi: Mengingat teh kaya akan mineral dan vitamin yang
diperlukan oleh tubuh. Selain peluang ekspor yang semakin terbuka, pasar teh dalam negeri
masih cukup besar meskipun belum digali secara maksimal. Peluang pasar dalam negeri
semakin terbuka. Sebagaimana kita ketahui sekarang ini bahwa teh tidak hanya dimanfaatkan
sebagai bahan minuman saja, melainkan teh juga telah dimanfaatkan sebagai bahan untuk
kosmetik baik untuk perawatan kulit maupun rambut.
Solusi: Dengan meningkatan mutu teh lagi,perluasan jangkauan pemasaran ke daerah-daerah
dan yang tidak kalah pentingnya melakukan diversifikasi produk yang sesuai dengan
perubahan selera masyarakat

Anda mungkin juga menyukai