Anda di halaman 1dari 3

Arsitektur Romawi Kuno

Orang – orang Romawi suka menciptakan sesuatu yang megah, mewah, dan
monumental, serta menarik perhatian. Mereka menciptakan seni rupa, seni patung atau relief
dengan megah dan penuh hiasan. Seperti bangunan saluran air (aquaduct), jembatan, gedung
besar untuk balai pertemuan dan pasar, bangunan untuk olahraga dan pentas seni (thermen,
theater, amphitheater). Juga kuil untuk pemujaan dewa.
Orang Romawi melanjutkan pengetahuan orang yunani antara lain dengan konstruksi
lengkung untuk membuat ruangan menjadi lebih luas. Bangunan atap kubah untuk pertama kali
untuk bangunan Thermae di Baaie. Mereka juga membangun bangunan umum seperti jalan
raya.
Kuil – kuil tempat pemujaan dewa memiliki ukuran yang besar. Dan batang tiang
penyangga atap menggunakan cirri – diri yang sama dengan yunani yaitu Doria, Inonia dan
Korinthia. Kolom masih terus digunakan bahkan ketika mereka tidak lagi menggunakan
struktur yang tidak diperlukan. Tujuannya adalah untuk memberikan ciri tampilan bangunan
yang lebih tradisional, misalnya Pantheon (c. 125 CE) di Roma. Kolom bisa terlepas dari
bangunan tidak secara permanen melekat pada fasad di dasar dan entablature (berdiri bebas
kolom); lihat, misalnya, Perpustakaan Hadrian di Athena (132 CE). Akhirnya, kolom bisa
menjadi bagian dari dinding itu sendiri dan berfungsi sebagai hiasan murni, misalnya, lantai
atas dari eksterior Colosseum (kuartal terakhir abad ke-1 Masehi).
Ciri-ciri Arsitektur Romawi:
 Sudah ada konstruksi pelengkung, sehingga tidak lagi memerlukan batu utuh besar
untuk balok.
 Unsur-unsur Yunani masih ada tetapi telah dimodifikasi dan lebih banyak sebagai
dekorasi.
 Denah sudah mulai bervariasi, segi empat, lingkaran, setengah lingkaran, dan kombinasi
dari bentuk-bentuk tersebut.
 Kolom tidak lagi berfungsi sebagai bagian dari konstruksi, namun menyatu dengan
dinding (pilaster), berfungsi sebagai dekorasi.
 Mulai menggunakan konstruksi pelengkung untuk atap, kemudian berkembang menjadi
kubah.
 Kepala kolom umumnya beraliran korintien atau bermotif floral yang lebih kompleks.
 Denah cenderung simetris

Contoh Arsitektur Romawi


Kuil Vesta

Kuil ini terletak di roma. Semua kuil untuk Vesta berbentuk bulat,
dan memiliki pintu masuk menghadap ke timur untuk melambangkan
hubungan antara api Vesta dan matahari sebagai sumber kehidupan.
Kuil Vesta merupakan tempat kegiatan pemujaan kuno sejauh abad
ke-7 SM. Dengan bentuk melingkar diperkirakan kuil vesta
merupakan sisa-sisa dari kuil kuno Latin atau Etruscan.
Bentuk kuil selain dari hasil perpaduan antara Yunani-Etruscan,
mulai berkambang menjadi lebih bervariasi dalam bentuk denahnya.
Mulai dari berdenah lingkaran dan segi banyak atau poligonal,
sebagai contoh yaitu kuil Vesta. Kuil Vesta tidak terlalu besar,
podium sebagai tumpuan dari kuil denah lingkaran tersebut
berdiameter 7.32 m. Sekelilingnya terdapat 18 buah kolom bercorak
Korintien, langsing dengan diameter banding tingginya sekitar 1.
Dindingnya tidak menyatu dengan kolom, membentuk teras portico
keliling atau ambulatory. Atap kuil mengikuti denahnya yang
melingkar membentuk kubah. Meskipun kuil Vesta kecil, namun
merupakan kuil dari cikal bakal kuil-kuil dengan bangunan
konstruksi kubah yang lebih besar pada kuil-kuil hingga gereja-
gereja pada jaman Byzantium.
Kuil Vesta, Tivoli (80 M), ornamen Korintien pada kepala kolom. Pantheon[1] Roma
merupakan kuil terbesar di jamannya yang berdenah lingkaran. kuil terletak di tengah-tengah
pusat seni, budaya dan pemerintahan kota pada jaman Romawi.

Anda mungkin juga menyukai