Anda di halaman 1dari 10

PROSES KIMIA PABRIK UREA

TUGAS 1 MATA KULIAH PROSES INDUSTRI KIMIA A

NAMA : MAJDUDDIN TAUFAN IKRAM ZAKIY


NIM : 14/363485/TK/41601

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur
Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea
berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2
CONH2 merupakan pupu yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah
menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering
dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan
pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar
Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.

Ciri-ciri pupuk Urea:

 Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.


 Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih.
 Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.
 Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis).
 Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
 Standar SNI-02-2801-1998.

Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya :
 Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat penting dalam
proses fotosintesa.
 Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan
lain-lain)
 Menambah kandungan protein tanaman
 Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,
holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.
 Dengan pemupukan yang tepat & benar (berimbang) secara teratur,
tanaman akan tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat
ganda dan tidak merusak struktur tanah.

Dalam rangka pengamanan dan menghindari penyalahgunaan oleh pihak yang


tidak bertanggung jawab untuk Penyaluran Pupuk Bersubsidi, maka dilakukan
perubahan pupuk urea berwarna PUTIH menjadi pupuk urea berwarna PINK
(merah muda). Pupuk urea pink tidak mengubah komposisi dan kandungannya,
pupuk urea pink tetap aman gunakan, ramah lingkungan dan tidak meracuni
tanaman. Adapun bahan pewarna yang digunakan terbuat dari bahan kimia
organik yang tidak berbahaya bagi tanaman karena larut dalam air.

Proses pembuatan urea dibagi menjadi 6 unit. Unit-unit proses tersebut adalah :
1. Sintesa Unit
Sintesa unit yang terdiri dari beberapa tahapan reaksi :
a. Persiapan bahan baku dan unit finishing dari reaksi
CH4 + H2O  CO+3H2
b. Persiapan bahan baku dan unit finishing dari reaksi
2CO + O2 (N2)  CO2+N2
c. Persiapan bahan baku dan unit finishing dari reaksi
N2 + 3H2  CO2+N2
d. Persiapan bahan baku dan unit finishing dari reaksi
2NH3 + CO2  CO(NH2)2+H2O
2. Unit Finishing Pabrik Urea :
a. Purifikasi Unit
b. Kristaliser Unit
c. Prilling Unit
d. Recovery Unit
e. Proses Kondensat Treatment Unit
Berikut ini adalah diagram alir proses pembuatan urea :

PRODUKSI UREA
1. Sintesa Unit
a. Persiapan bahan baku dan unit finishing dari reaksi
CH4 + H2O  CO+3H2
Hidrogen diproduksi dengan mereaksikan metana dengan uap air.
Sebelum merekasikan keduanya, semua senyawa sulfur harus dihilangkan
dari gas alam untuk mencegah kerusakan pada katalis. Hal ini dilakukan
dengan memanaskan gas hingga suhu 400o C dan mereaksikannya dengan
zinc oksida. Gas yang berupa uap super panas diumpankan ke primary
reformer bersama metana. Campuran gas dipanaskan bersama gas alam
dan gas purge hingga 770oC dengan katalis nikel. Keseimbangan bergeser
ke kanan, mengubah metana menjadi nitrogen, karbon dioksida dan sedikit
karbon monoksida.

b. Persiapan bahan baku dan unit finishing dari reaksi


2CO + O2 (N2)  CO2+N2

Reaksi ini bertujuan untuk menghasilkan karbon dioksida yang diperlukan


untuk pembuatan urea. Reaksi ini merupakan prses Shift Converter. This
process is exothermic and is limited by the chemical equilibrium.

Terdapat tiga macam versi kondisi pada Shift Converter :

 Temperatur tinggi sekitar 300 to 450 °C dengan 2.5 % CO dry basis di


keluaran reaktor.
 Temperatur sedang sekitar 220 to 270 °C dengan 0.5 % CO dry basis di
keluaran reaktor.
 Temperatur rendah sekitar 180 to 250 °C dengan 0,2 % CO dry basis di
keluaran reaktor.

c. Persiapan bahan baku dan unit finishing dari reaksi


N2 + 3H2  2NH3
Campuran gas didinginkan, dikompres, dan diumpankan ke reaktor.
Campuran amonia dan gas-gas yang tidak bereaksi yang telah ada di
reaktor dicampurkan dengan umpan gas baru dan kemudian didinginkan
hingga suhu 5OC. Ammonia yang terbentuk dipisahkan dan gas-gas yang
tidak bereaksi dipanaskan hingga suhu 4000C, tekanan 330 barg dengan
menggunakan katalis besi. Dalam kondisi ini, 26% hidrogen dan nitrogen
dikonversi menjadi amonia. Selanjutnya, gas keluaran dari reaktor
ammonia converter didinginkan dari 220oC ke 30oC.
Proses pendinginan tersebut dapat mengkondensasikan setengah dari
ammonia yang kemudian akan dipisahkan. Gas yang tak terkondensasi lalu
dicampur dengan gas yang lebih dingin yakni gas umpan yang telah
terkompresi. Ammonia lalu dikompresi hingga 24 barg. Dalam tekanan ini,
impurities berupa metana dan hidrogen menjadi gas. Kemudian ammonia
cair dikirim ke ammonia recovery unit untuk purifikasi. Purifikasi
menggunakan absorber-stripper yang menggunakan airsebagai pelarut.
Gas yang tersisa digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan
primary reforme. Ammonia murni sisa dicampurkan dengan ammonia
yang berasal dari kondensasi dan selanjutnya dikirim ke pabrik urea.
Berikut ini adalah diagram proses dari reaksi a-b-c
d. Persiapan bahan baku dan unit finishing dari reaksi
2NH3 + CO2  CO(NH2)2+H2O

Ammonia dan CO2 masing- masing dikompresi dan diumpankan ke


autoclave bertekanan dan berusuhu tinggi (180 atm, 150-180oC ) yang
harus didinginkan dengan air karena reaksinya yang sangat eksotermik.
Hasil reaksi adalah campuran urea, ammonium carbamate, H2O dan 2NH3
dan CO2 yang tidak bereaksi. Hasil reaksi ini kemudian diturunkan
menjadi 27 atm dan diumpankan ke evaporator yang berisi gas-cair
separator dan kondensor. 2NH3, H2O , CO2 yang tidak bereaksi kemudian
dipisahkan dan didaur kembali.

2. Unit Finishing
a. Unit Purifikasi
Pada unit purifikasi yang menggunakan suhu tinggi yakni sekitar 120-165o
C akan berpotensi pada pembentukan biuret dan rekasi hidrolisis urea,
sebagai berikut :
NH2CONH2 + H2O ↔ CO2 + 2NH3
Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery,
sedangkan larutan Ureanya dengan konsentrasi keluar unit sebesar 68%
berat dikirim ke bagian Kristaliser.

b. Kristaliser Unit
Larutan Urea dari unit Purifikasi dipekatkan dan dikristalkan di bagian ini
secara vakumn atau penurunan tekanan serta menaikkan temperatur,
sehingga menyebabkan terbentuknya biuret karena kandungan amoniak
yang rendah. Kristal urea yang terbentuk dipisahkan di Centrifuge. Panas
yang di perlukan untuk menguapkan air diambil dari panas Sensibel
Larutan Urea, maupun panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari
sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery. Air hasil pemekatan
harus diproses terlebih dahulu sebelum digunakan kembali.

c. Prilling Unit
Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower
untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari
distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah
dan menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke
Bulk Storage dengan Belt Conveyor.

d. Recovery Unit

Di dalam recovery unit, gas Ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan
dibagian Purifikasi diambil kembali dengan dua langkah absorbasi dengan
menggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle
kembali ke bagian Sintesa dalam bentuk lautan. Terdapat dua metode
pengembalian gas yang tidak beraksi yakni sebagian gas dalam bentuk
larutan dan sebagian tetap sebagai gas atau semua dalam bentuk larutan

e. Proses Kondensat Treatment Unit

Pada unit ini, terdapat pengolahan proses kondensat menjadi kondensat


yang dapat digunakan kembali untuk boiler feed water. Uap air yang
menguap dan terpisahkan di bagian Kristalliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3 dan CO2 ikut kondensat
kemudian diolah dan dipisahkan di Strpper dan Hydroliser. Gas CO2 dan
gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk direcover. Sedang
air kondensatnya dikirim ke Utilitas. Kandungan urea dalam boiler feed
water tidak dapat diserap oleh Resin ion exchange, oleh karena itu
kandungan urea dari hydrolizer harus dikontrol dengan ketat.
SUMBER PUSTAKA
http://www.pusri.co.id/ina/urea-proses-produksi-urea/
http://nzic.org.nz/ChemProcesses/production/1A.pdf
http://ethesis.nitrkl.ac.in/4237/1/Manufacture_of_Urea.pdf
http://www.pupukkaltim.com/ina/produk-amp-distribusi-tentang-
produk/#urea
http://www.kppbumn.depkeu.go.id/Industrial_Profile/PK4/Proses%20Pe
mbuatan%20Pupuk.htm
http://www.academia.edu/8523242/MAKALAH_PROSES_PEMBUATAN_U
REA_

Anda mungkin juga menyukai