Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KELAS BERKARAKTERISTIK SISWA

Oleh: Edeng Suryana


Dosen STAI Miftahul Huda Subang

Abstrak
Hakikat dari manajemen kelas adalah penciptaan kondisi belajar siswa yang lebih
kondusif. Sedangkan kondisi belajar yang kondusif merupakan prasyarat yang paling penting
bagi kelancaran terselenggaranya kegiatan belajar siswa, sehingga dengan lancarnya proses
pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar yang lebih optimal. Manajemen kelas
yang baik adalah yang dapat melayani dan membantu kebutuhan siswa dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, karakteristik dan kebutuhan siswa adalah hal yang paling pertama perlu
diketahui dan diperhitungkan oleh guru dengan sebaik-baiknya.
Adapun yang menjadi kajian dalam penulisan ini adalah: (1) untuk mengetahui
gambaran langkah-langkah kegiatan guru dalam manajemen kelas pembelajaran; (2) untuk
memperoleh gambaran karakteristik siswa dalam pembelajaran; dan (3) untuk memperoleh
gambaran keterampilan guru dalam manajemen kelas. Metode kajian yang digunakan
adalah studi pustaka.
Kesimpulan dari kajian ini adalah: (1) manajemen kelas yang dilakukan guru guna
mencapai tujuan pembelajaran perlu direncanakan terlebih dahulu dengan langkah-langkah
yang jelas dan opersional sebagai bahan persiapan mengajar; (2) karakteristik dan
kebutuhan siswa dalam manajemen kelas perlu diperhitungkan dengan baik oleh guru untuk
mendapatkan dalam penggunaan metode/media mengajar yang lebih tepat; dan (3) dalam
manajemen kelas agar terpelihara kondisi belajar yang optimal diperlukan beberapa
keterampilan dan pendekatan mengajar yang dilakukan guru dalam melayani kebutuhan
siswa.

Kata Kunci : Manajemen Kelas, Pendidikan Berkarakter, Student Center Learning

A. Latar Belakang Masalah efektif guru tidak mengajar siswa


Kelas merupakan wadah atau tempat melainkan guru dapat membelajarkan
yang paling dominan bagi terjadinya siswa. Terciptanya kelas yang efektif
sekelompok siswa dalam proses terdapat situasi atau suasana pembelajaran
pembelajaran. Menurut Sudarwan Danim1 yang kondusif dan menyenangkan bagi
“kelas merupakan wahana paling dominan siswa, sehingga kelancaran belajar baginya
bagi terselenggaranya proses pembelajaran akan cepat diperoleh.
bagi anak-anak sekolah”. Dengan demikian Untuk menciptakan kelas yang efektif
kedudukan kelas dalam pembelajaran sangat diperlukan keterampilan guru yang
sangat penting untuk menentukan dapat dan mampu dalam mengelola kelas
keberhasilan belajar siswa pada tingkat pembelajaran agar selalu dapat terpelihara
tertentu. Kelas yang efektif sangat dengan baik. Istilah mengelola inilah yang
dibutuhkan dalam pencapaian tujuan dimaksud dengan istilah manajemen kelas.
pembelajaran. Indikator kelas yang efektif Menurut N.A Ametembun2 , manajemen
ditandai dengan adanya peran aktif siswa kelas (classroom management) adalah
dalam belajar. Dengan kata lain, kelas yang “pengelolaan kelas, yaitu kepemimpinan

1 2
Sudarwa Danim, Inovasi Pendidikan, Pustaka N.A. Ametembun, Manajemen Kelas, IKIP,
Setia, Bandung, 2010, hal. 161. Bandung, 1981, hal. 13.

1
atau ketatalaksanaan guru dalam untuk kepentingan kebutuhan siswanya
penyelenggaraan kelasnya”. Maksud dari dalam mencapai hasil belajar sesuai dengan
guru dapat dan mampu mengelola kelas tujuan yang telah ditetapkan.
pembelajaran adalah dapat menciptakan
dan menyelenggarakan kondisi belajar B. Manajemen Kelas
siswa supaya mau mengikuti belajar 1. Pengertian Manajemen
dengan rasa penuh tanggung jawab dan Sebenarnya istilah manajemen bagi
senang hati dalam mencapai tujuan kita sudah tidak asing lagi apalagi saat ini
pembelajaran yang telah ditentukan. pada masyarakat yang berperadaban
Manajemen kelas yang baik adalah modern. Walaupun demikian tidak ada
mengenai penciptaan lingkungan belajar salahnya istilah manajemen ini kita
yang kondusif, pemanfaatan sarana dengan ungkapkan kembali supaya dapat dilakukan
memperhatikan kebutuhan siswa baik terutama dalam bidang pendidikan,
secara individual maupun secara kelompok. khususnya dengan masalah kelas
Karena hakikat tujuan utama dari kegiatan pembelajaran. Untuk memperjelas
pembelajaran adalah memberikan pengertian manajemen, berikut kita kutip
bimbingan dan layanan kepada siswa agar beberapa pendapat para ahli:
mereka mau mengikuti belajar dengan Ordway Tead yang dikutip Sarwoto3
aktif. Oleh karenanya perlu diketahui pula, “management is the process and agency
bahwa siswa secara individu memiliki latar which direct and guides the operations of
belakang yang berbeda-beda, baik latar an organizatioin in the realizing of
belakang keluarga ataupun kemampuan established aims”. (Manajemen adalah
intelektualitas. Hal inilah yang menjadi proses dan perangkat yang mengarahkan
karakteristik siswa yang paling utama serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu
menjadi bagian dari perhatian dan organisasi dalam mencapai tujuan yang
perhitungan guru dalam membawa telah ditetapkan).
siswanya ke arah tujuan pembelajaran yang Lawrence A. Appley yang dikutip Ibnu
telah ditetapkan. Syamsi4 “manajemen merupakan keahlian
Guru yang baik adalah guru yang untuk menggerakan orang supaya dapat
mengenal diri para siswanya. Manajemen melakukan pekerjaan dalam rangka
kelas yang efektif adalah memperhatikan, tercapainya tujuan”.
membangkitkan minat, dan memelihara Soekarno5 berpendapat “manajemen
perilaku siswa dalam belajar. Indikator dari adalah suatu proses/kegiatan/usaha
ketidakberhasilan guru adalah prestasi pencapaian tujuan tertentu melalui
belajar siswa yang rendah tidak sesuai kerjasama dengan orang-orang lain”.
dengan standar yang telah ditentukan. Dari beberapa pengertian manajemen
Kegagalan atau ketidakberhasilan guru ini secara definisi di atas, dapat kita tarik
dikarenakan kurang mampunya dalam
mengelola kelas sebagai proses dari 3
Sarwoto, Dasar-Dasar Organisasi dan
pembelajaran yang telah diselenggarakan. Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991,
hal. 45.
Bertolak dari uraian ini penulis merasa 4
Ibnu Syamsi, Pokok -Pokok Organisasi dan
terdorong untuk mengkaji sejauhmana guru Manajemen, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1983, hal.
dapat dan mampu mengelola kelas dengan 43.
5
Soekarno, Dasar-Dasar Manajemen, Miswar,
baik dengan pemanfaatan sarana belajar Jakarta, 1985, hal. 18.

2
kesimpulannya, bahwa manajemen adalah “sekelompok orang yang melakukan
suatu usaha untuk menggerakkan orang- kegiatan belajar bersama yang mendapat
orang supaya dapat melakukan kegiatan pengajaran dari guru”. Sedangkan menurut
secara bersama dalam rangka mencapai Suharsimi10 “kelas berarti sekelompok
tujuan yang telah ditetapkan. Secara siswa dalam waktu yang sama menerima
etimologis istilah manajemen berasal dari pelajaran dari guru yang sama”. Dari
perkataan Bahasa Inggris, yaitu pengertian ini, bahwa kelas diartikan pada
“management” artinya, pimpinan atau sekelompok orang atau siswa yang sedang
pengurus. Istilah ini diterjemahkan ke mengikuti proses pembelajaran.
dalam perkataan Bahasa Indonesia menjadi
“manajemen” dengan arti pengelolaan, 3. Pengertian Manajemen Kelas
yaitu penyelenggaraan6 . Setelah kita memperoleh pengertian
kedua istilah di atas antara manajemen dan
2. Pengertian Kelas kelas. Selanjutnya akan kita peroleh apa
Tidak beda halnya dengan istilah yang dimaksud dengan pengertian
manajemen tadi, bahwa kita sudah manajemen kelas. Bila kita merujuk pada
mengenalinya, apalagi dengan istilah kelas istilah pengertian manajemen dalam Bahasa
dalam pembelajaran kita sudah akrab Indonesia, yaitu pengelolaan yang artinya
menyebutnya. Tetapi, untuk memperoleh penyelenggaraan. Maka, manajemen kelas
kesamaan dalam satu persepsi alangkah adalah suatu bentuk penyelenggaraan
baiknya terlebih dahulu perlu kita ketahui proses belajar siswa, atau suatu bentuk
pengertian kelas yang sebenarnya dalam usaha guru dalam menciptakan kondisi
pembelajaran. belajar siswa yang kondusif dan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memeliharanya bila terjadi suatu kendala
(1995) yang dikutip Sudarwan Danim7 ke arah tujuan pembelajaran yang lebih
“kelas didefinisikan sebagai ruang tempat efektif.
belajar di sekolah”. Hornby dalam Oxford Menurut Sudarwan Danim11
Advanced Leaner’s Dictionary (1986) “manajemen kelas adalah seni atau praksis
mendefinisikan kelas sebagai group of (praktek dan strategi) kerja, yaitu guru
students taught together, atau location bekerja secara individu, dengan atau
when this group meets tobe taught. Jadi melalui orang lain (bekerja sejawat atau
dalam hal ini, kelas merupakan sekelompok siswa sendiri) untuk mengoptimalkan
siswa yang diajar bersama, atau suatu sumber daya kelas bagi penciptaan proses
lokasi ketika sekelompok siswa sedang pembelajaran yang efektif dan efisien”.
menjalani proses pembelajaran pada Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman12
tempat, waktu yang sama. “manajemen kelas adalah pengelolaan
Pengertian kelas menurut Oemar kelas, yaitu keterampilan guru untuk
Hamalik8 yang dikutip Suwardi9
9
Suwardi, Manajemen Pembelajaran, Media
Grafika, Surabaya, 2007, hal. 107.
6 10
N.A. Ametembun, Manajemen Kelas, IKIP, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,
Bandung, 1981, hal. 1. PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hal. 17.
7 11
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, Pustaka Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, Pustaka
Setia, Bandung, 2010, hal. 167. Setia, Bandung, 2010, hal. 167.
8 12
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,
Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hal. 311. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, hal. 89.

3
menciptakan dan memelihara kondisi Menurut Kartini Kartono13 ,
belajar yang optimal dan “pemimpin adalah seseorang yang memiliki
mengembalikannya bila terjadi gangguan kecakapan dan kelebihan, khususnya
dalam proses belajar mengajar”. Secara kecakapan kelebihan di satu bidang,
sederhana manajemen kelas adalah sehingga ia mampu mempengaruhi orang-
pengaturan kondisi-kondisi belajar siswa orang lain untuk bersama-sama melakukan
yang kondusif dalam mencapai tujuan yang aktivitas-aktivitas tertentu, demi pecapaian
telah ditetapkan. satu tujuan”. Hadari Nawawi14 menyatakan,
“kepemimpinan adalah proses
C. Fungsi Guru dalam Manajemen Kelas mengarahkan, membimbing,
Setelah memperoleh gambaran mempengaruhi atau mengawasi pikiran,
mengenai pengertian menajemen kelas, perasaan atau tindakan dan tingkah laku
timbulah pertanyaan bagaimana fungsi guru orang lain”.
dalam praktek penyelenggaraannya. Fungsi Menurut buku Panduan Manajemen
guru yang sebenarnya bukan hanya Sekolah15 “kepemimpinan guru adalah cara
mengajar, tetapi dalam hal ini guru lebih atau usaha guru dalam mempengaruhi,
difokuskan pada kemampuan managerial mendorong, membimbing, mengarahkan,
atau kedudukan dalam memimpin kelas dan menggerakan para siswa untuk
pembelajaran. Oleh sebab itu guru berperan aktif dalam belajar dalam
bertindak sebagai manajer atau pemimpin mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
pembelajaran di kelas yang dapat Sedangkan Emmy Fakry16 , menyatakan
mengelola proses pembelajaran untuk “kepemimpinan berarti kemampuan dan
mempengaruhi para siswanya supaya mau kesiapan yang dimiliki oleh seseorang
melakukan kegiatan belajar sesuai dengan untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
tujuan yang telah ditetapkan. mengajak, menuntun, menggerakan, dan
Dalam mengelola kelas pembelajaran mengarahkan orang atau sekelompok orang
ini, guru berfungsi sebagai manajer. agar mau melakukan atau berbuat dalam
Dengan kata lain, sebagai seorang mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
pemimpin sehingga dapat dikatakan guru Dari uaraian pengertian pemimpin atau
sebagai seorang pemimpin dalam kelas kepemimpinan secara implisit guru sebagai
pembelajaran. seorang pemimpin di kelas harus dapat
mempengaruhi, mengatur, membimbing,
1. Guru Sebagai Manajer/Pemimpin membantu dan atau melayani para siswa
Pembelajaran agar mereka mau melakukan belajar ke
Sebagai pemimpin pembelajaran di arah tujuan pembelajaran yang telah
kelas, guru mempunyai peranan dan ditetapkan sebelumnya.
pengaruh yang sangat besar dalam 13
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan,
peningkatan hasil belajar siswa. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hal.
Berkembangnya semangat belajar siswa, 33.
14
atau minat terhadap materi pembelajaran, Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan,
Gunung Agung, Jakarta, 1983, hal. 79.
dan suasana belajar yang menyenangkan 15
Depdiknas, Manajemen Sekolah, Dirjen
banyak ditentukan oleh kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, 2000,
kepemimpinan guru. hal. 11.
16
Emmy Fakry, Administrasi Pendidikan, FIF
IKIP, Bandung, 1992, hal. 97.

4
Secara sederhana fungsi dirinya bertindak sebagai penguasa dan
kepemimpinan guru dalam manajemen siswa sebagai obyek dalam belajar.
kelas dapat dikategorikan dengan langkah-
langkah sebagai fungsi merencanakan b. Tipe Kepemimpinan Demokratis
pembelajaran, fungsi melaksanakan Tipe kepemimpinan ini kebalikan dari
pembelajaran, dan fungsi mengawasi atau tipe kepemimpinan otoriter, yaitu
mengendalikan pelaksanaan pembelajaran. menempatkan atau memandang siswa
Dalam pelaksanaan pembelajaran fungsi- sebagai faktor utama dan terpenting dalam
fungsi manajemen ini merupakan kesatuan pembelajaran. Tipe kepemimpinan ini
yang tidak dapat terpisahkan pada menganggap dirinya bagian dari siswa yang
keterampilan guru sebagai manajer atau bersama-sama berusaha untuk melayani
pemimpin dalam kelas. Bahkan fungsi- kebutuhan serta bertanggung jawab dalam
fungsi ini merupakan fungsi sentral yang pencapaian tujuan. Agar para siswa merasa
dapat menjiwai perwujudan keberhasilan tanggung jawab, maka secara menyeluruh
belajar siswa. diajak ikut aktif melakukan belajar. Setiap
siswa dianggap sebagai potensi yang
2. Tipe-tipe Kepemimpinan Guru berharga dan dianggap peran atau faktor
Dalam melakukan kegiatan yang paling utama. Karena proses
menggerakkan para siswa supaya mau pembelajaran dapat terjadi bila adanya
mengikuti belajar, atau memotivasi siswa aktivitas para siswa.
dalam belajar berbagai cara dapat
dilakukan oleh guru sebagai pemimpin di c. Tipe Kepemimpinan Pseudo-Demokratis
kelas. Cara-cara ini mencerminkan sikap Pseudo artinya palsu atau pura-pura.
dan pandangan guru sebagai pemimpin Pemimpin semacam ini berusaha
terhadap siswa. Hal ini memberikan memberikan kesan dalam penampilannya
gambaran pula tentang bentuk (tipe) seolah-olah ia demokratis, tetapi memiliki
kepemimpinan guru yang dimiliki atau tujuan otokratis dengan cara mendesakkan
dilakukannya. keinginan sendiri secara halus. Ia selalu
Secara teoritis dapat dibedakan adanya berusaha untuk mencari perhatian orang
empat bentuk atau tipe kepemimpinan lain agar disukai dengan bentuk sikap dan
seseorang yang dilakukan17 , yaitu : perilaku serta ucapan ditonjolkan, atau
dalam suatu pertemuan/rapat ia banyak
a. Tipe Kepemimpinan Otoriter meminta pendapat/saran orang lain, untuk
Tipe kepemimpinan ini adalah yang memberikan kesan bahwa ia lebih
paling banyak dikenal, karena tergolong memperhatikan orang lain.
paling tua. Kepemimpinan ini Selanjutnya pemimpin semacam ini
menempatkan kekuasaan di tangan seorang dalam pelaksanaannya tidak berdasarkan
guru. Sejumlah siswa yang dipimpinnya hasil pendapat/saran yang diminta, ia dapat
dianggap sebagai pengikut yang harus taat atau pandai mengubah alasan-alasan
pada dirinya apa yang menjadi kehendak sedemikian rupa yang selalu
harus dituruti. Sehingga guru menganggap menguntungkan diri sendiri dan
menghasilkan pendapat sendiri.
17
Moh. Rifa’i, Administrasi dan Supervisi Jadi pemimipin pseudo-demokratis
Pendidikan, Jemmars, Bandung, 1984, hal. 38-
42. sebenarnya orang yang otokratis, tetapi ia

5
memiliki keterampilan dalam menutup- D. Langkah-langkah Kegiatan Manajemen
nutupi sifatnya dengan penampilan yang Kelas
memberikan kesan seolah-olah ia Langkah-langkah kegiatan manajemen
demokratis. kelas adalah penyusunan rangkaian
kegiatan yang dilakukan guru sebagai
d. Tipe Kepemimpinan Laissez-Faire manajer/pemimpin pembelajaran di kelas
Laissez-Faire bila diterjemahkan adalah:
artinya biarkan saja berjalan, atau masa
bodo. Kepemimpinan semacam ini 1. Merencanakan Pembelajaran
biasanya disebabkan pemimpin Berkenaan dengan perencanaan,
18
memberikan arti keliru pada istilah William H. Newman menyatakan,
demokrasi. Demokrasi seolah-olah harus “perencanaan adalah menentukan apa yang
diartikan sebagai kebebasan akan dilakukan. Perencanaan mengandung
mengemukakan dan mempertahankan rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan
pendapat masing-masing dan bebas untuk penjelasan-penjelasan dari tujuan,
menggunakan kebijakan sendiri-sendiri. penentuan kebijakan, penentuan program,
Jadi pimpinan hanya berusaha penentuan metode-metode dan prosedur
mencegah pertentangan-pertentangan, dan tertentu dan penentuan kegiatan
berpendapat bahwa ia sebaiknya jangan berdasarkan jadwal sehari-hari”.
terlalu banyak berusaha mendekatkan dan M. J. Riley yang dikutip Idochi
mempertemukan pendapat, karena Anwar19 , “Planning is defining future goals
dianggapnya akan mengurangi hak dan and the activities that are instrumental in
kebebasan. Kekeliruan pemimpin semacam goal achievement”, (Perencanaan adalah
ini akan membawa dampak terhadap situasi penentuan tujtuan-tujuan dan aktivitas-
yang tidak kondusif. Karena beranggapan aktivitas yang merupakan instrumen-
kebebasan hak dan kewajiban ada pada instrumen dalam pencapaian tujuan).
20
masing- masing para anggota. Sedangkan Hadari Nawawi menyatakan,
Padahal demokrasi yang sebenarnya “perencanaan pada dasarnya berarti
bukanlah kebebasan mutlak, melainkan persiapan menyususun suatu keputusan
kebebasan yang dibatasi atau menggunakan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu
peraturan-peraturan tertentu secara masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan
bersama-sama. Karena kebebasan mutlak yang terarah pada pencapaian tujuan
bagi setiap anggota atau individu akan tertentu”.
menjurus ke arah anarkis/kekacauan. Bertolak dari pengertian tersebut,
Tipe-tipe kepemimpinan seperti bahwa dalam perencanaan terdapat
tersebut, hanya bersifat analitis dan teoritis. rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
Dalam prakteknya tidak ada suatu tipe yang telah ditentukan. Dalam konteks
kepemimpinan yang dianggap murni. perencanaan pembelajaran, adalah
Biasanya bila mengharapkan tipe
18
kepemimpinan yang dianggap baik, Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hal. 15-16.
merupakan tipe kepemimpinan campuran 19
Idochi Anwar, Sistem Informasi Manajemen dan
yaitu tergantung pada situasi dan kebutuhan Perencanaan Pembangunan Pendidikan,
yang diperlukan. Angkasa, Bandung, 1986, hal. 73-74.
20
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan,
Gunung Agung, Jakarta, 1983, hal. 16.

6
berkaitan dengan penyusunan langkah- Dari ketiga ranah tujuan tersebut, yaitu
langkah dalam pencapaian tujuan belajar kemungkinan-kemungkinan hasil belajar
siswa yang dilakukan guru dalam siswa dalam bentuk tingkah laku yang
membimbing, membantu, dan diperoleh setelah pembelajaran. Rumusan
mengarahkan siswa supaya mau mengikuti tujuan pembelajaran dibuat dan
kegiatan belajar. Singkatnya dalam diorientasikan berdasarkan analisis
perencanaan pembelajaran berkaitan erat terhadap kebutuhan dan kemampuan siswa.
dengan rumusan tujuan yang akan dicapai Dalam kurikulum berbasis kompetensi,
siswa atau hasil belajar siswa. Hanya saja istilah tujuan pembelajaran merupakan
masalahnya bagaimana implikasinya dalam kompetensi dasar, sedangkan tujuan
perencanaan pembelajaran yang harus pembelajaran yang lebih bersifat khusus
dibuat oleh guru sebelum mengajar dalam merupakan indikator yang menjadi bentuk
bentuk persiapan mengajar atau dengan tingkah laku hasil dari belajar berdasarkan
sebutan Rencana Pelaksanaan taksonomi Bloom tadi.
Pembelajaran (RPP).
Fungsi guru dalam merencanakan 3. Memilih Materi Pokok Pembelajaran
pemebelajaran berorientasi karakteristik Materi pokok yang dibuat berdasarkan
siswa yang dapat dilakukan adalah untuk pada pencapaian tujuan pembelajaran.
membangkitkan motivasi belajar siswa Materi pokok pembelajaran merupakan alat
secara aktif. Oleh sebab itu perlu bahkan sekaligus yang menjadi proses
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: pengalaman bagi siswa selama mengikuti
proses pembelajaran. Dengan kata lain,
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran materi pokok pembelajaran adalah poko-
Dalam hal ini, guru dituntut untuk pokok materi yang harus dipelajari siswa
menguasai dan mengetahui tentang tujuan sebagai sarana dalam pencapaian
yang selama ini menjadi acuan dalam kompetensi dasar yang disusun berdasarkan
rumusan pencapain tujuan pembelajaran. indikator hasil belajar.
Berdasarkan taksonomi Bloom21 ,
klasifikasi rumusan tujuan pembelajaran 4. Menentukan Strategi Pembelajaran
dapat dikelompokan ke dalam tiga ranah, Yaitu, merupakan upaya guru dalam
yaitu: cara penyampaian materi yang telah dibuat
(1) Ranah kognitif, yang mencakup tadi untuk lebih mudah disampaikan
tujuan yang berhubungan dengan ingatan kepada siswa dengan cara seefektif
(recall), pengetahuan, kemampuan mungkin. Berbagai cara yang dilakukan
intelektual. (2) Ranah afektif, yang guru dalam penyampaian materi ini adalah
mencakup tujuan yang berhubungan menggunakan metode yang disesuaikan
dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
perasaan, dan minat. (3) Ranah yang menjadi subyek belajar. Roestiyah22
psikomotorik, yang mencakup tujuan yang berpendapat bahwa “di dalam proses
berhubungan dengan kemampuan gerak belajar-mengajar, guru harus memiliki
dalam keterampilan. strategi, agar siswa dapat belajar secara

21 22
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka
Remana Rosdakarya, Bandung, 1992, hal. 29. Cipta, Jakarta, 1991, hal. 1.

7
efektif dan efisien, mengena pada tujuan atau dipersiapkan sebelumnya. Oleh karena
yang diharapkan. Salah satu langkah untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran faktor
memiliki strategi itu ialah harus menguasai guru sangat dominan berpengaruh terhadap
teknik-teknik penyajian, atau biasanya aktivitas belajar siswa. Tugas dan tanggung
disebut metode mengajar”. jawab guru dalam pelaksanaan
Dalam pernyataan tersebut, guru harus pembelajaran meliputi:
dapat membuat atau menciptakan strategi
pembelajaran dengan menggunakan metode a. Kegiatan Awal
yang dianggap paling tepat, mudah diterima Pada kegiatan ini guru mulanya
oleh siswa, sesuai dengan tujuan yang telah berhadapan langsung dengan kondisi dan
ditetapkan. siatuasi yang menjadi tempat kegiatan
dalam pembelajaran. Situasi tempat belajar
5. Membuat Evaluasi/Penilaian perlu diatur demi kelancaran belajar dalam
Evaluasi di sini merupakan alat untuk mencapai tujuan yang lebih efektif. Kondisi
mengetahui atau mengukur sejauhmana belajar merupakan sesuatu yang amat
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan penting dan menentukan keberhasilan
apakah tercapai sesuai dengan tujuan yang belajar anak25 .
telah ditentukan ataukah tidak. Dalam
proses pembelajaran kegiatan evaluasi b. Menciptakan Iklim Kelas
sangat perlu dilakukan oleh guru. Moh. Dalam menciptakan kondisi kelas ini
Surya23 berpendapat, “salah satu kegiatan diutamakan guru harus dapat mengorganisir
yang harus dilakukan guru dalam sumber-sumber potensi yang menjadi
melaksanakan tugas dan peranannya ialah bagian dalam proses pembelajaran
kegiatan evaluasi”. diantaranya:
Winarno Surakhmad24 yang menjadi 1) Mengabsen dan Mengatur tempat
perhatian dalam pembelajaran “adalah duduk siswa
media evaluasi yang ditujukan untuk 2) Mengatur seperangkat materi
menilai sampai dimanakah tujuan pembelajaran yang telah dipersiapkan
pengajaran telah dicapai, baik dari sudut dengan bentuk catatan-catatan yang
murid maupun dari sudut guru”. Dalam lainnya.
proses pembelajaran, evaluasi tak dapat 3) Mengatur sarana pembelajaran.
dipisahkan. Evaluasi untuk mengukur dan
menilai keberhasilan pencapaian tujuan c. Membuka Pelajaran
pembelajaran yang harus dilakukan terus Setelah menciptakan iklim kelas
menerus. dianggap cukup, selanjutnya membuka
materi pelajaran yang akan disajikan.
6. Melaksanakan Pembelajaran Menurut Hunt26 dalam penyajian materi
Pelaksanaan pembelajaran merupakan pelajaran meliputi lima tahapan yang
realiasi kegiatan yang telah direncanakan disebut teori ROPES, singkatan dari kata
Review, Overview, Presentase, Exercise,
23
Moh. Surya, Psikologi Pendidikan, IKIP,
25
Bandung, 1985, hal. 118. Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran,
24
Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hal. 183.
26
Mengajar-Belajar, Tarsito, Bandung, 1986, hal. Suwardi, Manajemen Pembelajaran, Media
151. Grafika, Surabaya, 2007, hal. 130-133.

8
dan Summary. Dari lima tahapan yang 4) Tahap IV (Exercise)
dimaksud adalah sebagai berikut: Exercise merupakan tahap untuk
memberikan kesempatan pada siswa
1) Tahap I (Review) melakukan latihan-latihan. Yang dimaksud
Pada tahap ini guru harus dapat dengan latihan di sini, yaitu menerapkan
menjajaki kemampuan dan kebutuhan materi dengan melakukan pertanyaan-
siswa yang menjadi karakter masing- pertanyaan atau praktek.
masing dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Dengan mengetahui 5) Tahap V (Summary)
karakteristik siswa tujuannya adalah supaya Summary merupakan tahap akhir dari
dapat mempermudah membantu dalam kegiatan. Pada tahap ini guru harus dapat
penyajian materi dalam pencapaian tujuan menyimpulkan atau meresume dari materi-
pembelajaran. Dengan cara review ini: materi yang telah dipelajari. Menurut
a) Guru akan dapat memulai Rosyada27 , selain dari kelima tahapan
memberikan materi pelajaran dengan tersebut masih diperlukan lagi, yaitu tahap
metode yang disesuaikan dengan evaluasi. Menurutnya, evaluasi perlu untuk
karakteristik kebutuhan siswa. dilakukan guru pada akhir proses
b) Guru akan dapat memulai pembelajaran. Evaluasi digunakan untuk
memberikan materi pelajaran dengan mengetahui efektifitas hasil belajar siswa,
membangkitkan minat dan motivasi dan menjadi dasar dalam penyusunan
dalam belajar. rencana pembelajaran berikutnya.
c) Guru akan dapat memulai Dari kelima tahapan dalam membuka
memberikan materi pelajaran bila pelajaran yang dimaksud dapat kita
siswa telah memahami hubungan sederhanakan menjadi tiga tahapan, yaitu:
materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari. Tahap I : Pendahuluan
a) Sebelum menyajikan materi yang
2) Tahap II : (Overview) akan disampaikan, guru perlu
Pada tahap ini guru menyampaikan menjajaki kemampuan dan kebutuhan
materi pelajaran yang akan disampaikan. siswa dari masing-masing
Dalam penyampaian materi guru karakteristik dan latar belakang yang
menjelaskan teknik atau strategi atau berbeda-beda dengan cara melakukan
metode yang akan dilakukan dengan dasar tes awal (free-test), wawancara, atau
hasil dari penjajakan pada tahap I tadi. tanya jawab.
b) Menyampaikan informasi tentang
3) Tahap III (Presentase) maksud dan tujuan materi yang akan
Presentasi adalah tahap penyampaian disampaikan atau disajikan.
materi pembelajaran. Pada tahap ini, guru
menjelaskan materi-materi pokok dengan Tahap II : Kegiatan Inti/Pokok
metode yang telah disesuaikan tadi. Dalam Pada kegiatan inti berdasarkan
penyampaian materi ini guru harus dapat Pengembangan Pendidikan Budaya dan
berpegang pada aktivitas belajar siswa
secara aktif. Dengan kata lain guru harus 27
Suwardi, Manajemen Pembelajaran, Media
dapat membelajarkan siswa lebih optimal. Grafika, Surabaya, 2007, hal. 132-133.

9
Karakter Bangsa dalam Rencana (2) Memfasilitasi siswa memberikan
Pelaksanaan Pembelajaran Berkarakter konfirmasi terhadap hasil kegiatan
menggunakan istilah: dari bahan atau sumber belajar yang
telah digunakan.
a) Eksplorasi (3) Membantu masalah-masalah siswa
(1) Guru menyampaikan dan dalam kesulitan belajar.
menjelaskan materi pokok secara (4) Memberikan motivasi belajar atau
garis besar dengan penggunaan dorongan semangat belajar.
metode pembelajaran aktif yang
telah disesuaikan dengan Tahap III : Kegiatan Akhir/Penutup
karakteristik individu/kelompok. a) Menyimpulkan atau merangkum
(2) Memfasilitasi siswa terjadinya materi pelajaran yang telah dipelajari
interaksi belajar dengan media yang siswa.
telah disesuaikan sebagai sumber b) Memberikan penguatan perhatian
belajar. siswa terhadap hal-hal pokok materi
(3) Siswa dibelajarkan atau melibatkan pelajaran, agar informasi yang telah
siswa mencari informasi dalam diterima dapat membangkitkan minat
menemukan masalah yang dipelajari terhadap materi pelajaran selanjutnya.
melalui materi yang disajikan. c) Memberikan tindak lanjut, baik
berupa saran atau ajakan terhadap
b) Elaborasi rencana pembelajaran pada
(1) Memfasilitasi siswa melalui pertemuan berikutnya.
pemberikan tugas atau latihan,
diskusi untuk memunculkan c. Mengevaluasi Pembelajaran
gagasan baru baik lisan maupun Evaluasi merupakan salah satu
tulisan. komponen penting untuk mengukur
(2) Memberikan kesempatan pada keberhasilan kegiatan yang telah
siswa untuk berpikir dan dilaksanakan. Wayan Nurkencana28
menganalisis serta menyelesaikan berpendapat evaluasi adalah “suatu
masalah. tindakan atau suatu proses untuk
(3) Memfasilitasi siswa dalam menentukan nilai darpada sesuatu”.
menyajikan hasil kerja secara Berdasarkan pengertian ini, evaluasi
individual ataupun kelompok. pembelajaran adalah suatu tindakan untuk
(4) Memfasilitasi siswa berkompetisi menentukan nilai hasil belajar siswa dalam
dalam peningkatan kegiatan belajar. pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
c) Konfirmasi Suharsimi Arikunto29 berpandangan
(1) Memfasilitasi siswa memberikan secara garis besar alat evaluasi yang
umpan balik dalam menjawab digunakan dapat digolongkan menjadi dua
pertanyaan-pertanyaan, dan
penemuan masalah yang mengalami 28
Wayan Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, Usaha
kesulitan dengan definsi atau rumus Offset, Surabaya, 1986, hal. 1.
29
maupun bahasa yan baik dan benar. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta, 1993,
hal. 23.

10
macam, yaitu tes dan non tes. Juga (2) Jenis-jenis Tes
Sumiati30 menyatakan, “ada dua macam Dalam pelaksanaannya tes dapat
teknik yang digunakan dalam dilakukan dengan dua jenis, yaitu tes secara
melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan tertulis atau tes tidak tertulis (tes lisan).
teknik bukan tes. Merujuk dari kedua
pendapat ini pada dasarnya sama, bahwa (3) Fungsi Tes
dalam pelaksanaan tes dapat dilakukan (a) Untuk mengetahui taraf pencapaian
dengan dua cara, yaitu teknik tes dan teknik hasil belajar siswa sesuai dengan
non tes. Yang dimaksud dengan kedua tujuan pembelajaran yang telah
teknik ini sebagai berikut: ditetapkan.
(b) Untuk mengetahui kendala yang
(1) Pengertian Tes menjadi hambatan dalam proses
Tes “adalah suatu cara untuk pembelajaran.
mengadakan penilaian yang berbentuk (c) Untuk mendapatkan bahan informasi
suatu tugas atau serangkaian tugas yang dalam menentukan taraf
harus dikerjakan oleh anak atau pembelajaran berikutnya.
sekelompok anak sehingga menghasilkan (d) Untuk mendapatkan bahan informasi
suatu nilai tentang tingkah laku atau umpan balik dalam peningkatan hasil
prestasi anak tersebut, yang dapat belajar.
dibandingkan dengan nilai yang dicapai (e) Untuk memberikan dorongan
oleh anak-anak lain atau dengan nilai semangat siswa supaya dapat atau
standar yang ditetapkan31 . terus melakukan kegiatan belajar.
Suharsimi Arikunto32 “Tes adalah (f) Untuk mengetahui taraf bimbingan
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat bagi siswa dalam peningkatan hasil
lain yang digunakan untuk mengukur belajar.
keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh E. Karakteristik Siswa dalam
individu atau kelompok”. Dari kedua Pembelajaran
pendapat pengertian tes ini, secara 1. Karakteristik Siswa
sederhana dapat kita simpulkan, bahwa tes Dalam pembelajaran, siswa merupakan
adalah sejumlah atau serentetan pernyataan faktor yang paling pokok, karena mereka
atau pertanyaan yang harus dijawab oleh sebagai obyek sekaligus subyek dalam
siswa baik secara individu maupun pembelajaran. Tanpa adanya siswa
kelompok untuk memperoleh kejelasan pembelajaran tidak akan terjadi, juga dalam
data/informasi tentang pengalaman dalam pembelajaran yang menjadi tujuan adalah
belajar sejauhmana telah dikuasai dalam hasil belajar siswa. Oleh karenanya siswa
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah merupakan faktor yang harus dan paling
ditetapkan. utama untuk diperhatikan dan
diperhitungkan terlebih dahulu. Siswa
30
Sumiati, Metode Pembelajaran, CV. Wacana sebagai individu yang unik dan menarik
Prima, Bandung, 2008, hal. 203.
31
Wayan Nurkencana, Evaluasi Pendidikan, Usaha memiliki ciri-ciri yang khusus atau
Offset, Surabaya, 1986, hal. 25. kepribadian baginya, dan berasal dari
32
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi lingkungan keluarga yang berbeda-beda.
Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta, 1993,
hal. 29.

11
Para ahli psikologi pada umumnya diperhitungkan dengan sebaik-baiknya.
36
berpendapat bahwa “yang dimaksud Menurut Moh. Surya karakteristik siswa
dengan kepribadian/personality itu bukan dapat dikelompokan sebagai berikut: (1)
hanya mengenai tingkah laku yang dapat Kematangan mental dan kecakapan
diamati saja, tetapi juga termasuk di intelektual; (2) Kondisi fisik dan kecakapan
dalamnya apakah sebenarnya individu itu. psikomotor; (3) Afektif (sikap); (4) Kondisi
Tetapi selain tingkah laku diketahui pula rumah dan sosial; (5) Usia/umur; dan (6)
motifnya, minat, sikap, dan sebagainya Jenis kelamin.
yang mendasari pernyataan tingkah laku Menurut Soepartinah Pakasi
tersebut33 ”. menyatakan pandangan dan pendapat baru
Dari pernyataan tentang kepribadian tentang “mengajar dan belajar menuntut
kalau kita sarikan, maka kepribadian sangat metodik mengajar dan bahan-bahan
erat hubungannya dengan minat, sikap, pelajaran, seluruh kurikulum, hendaknya
emosional atau temperamen. Sedangkan disesuaikan dengan kepribadian tiap murid,
menurut Ngalim Purwanto bahwa “sikap, jikalau menghendaki kemajuan bagi
sifat dan temperamen adalah termasuk ke seluruh murid dalam kelas”.
dalam watak. Demikian watak itu adalah Proses mengajar dapat dikatakan
karakter34 ”. berlangsung baik, apabila dalam proses itu
Jadi karakteristik individu atau siswa siswa terdorong untuk melakukan kegiatan-
merupakan kepribadian yang memiliki ciri- kegiatan belajar yang sungguh-sungguh.
ciri yang khusus dari sifat-sifat dan aspe- Jadi dapatlah dikatakan, bahwa usaha
aspek tingkah laku lainnya yang saling mengajar dari pihak guru dan kegiatan
berhubungan di dalam diri individu atau belajar dari pihak siswa bertemu atau
siswa. Dari aspek-aspek inilah yang bersatu di dalam suatu situasi tertentu, yaitu
menyebabkan individu atau siswa berbuat situasi mengajar belajar yang baik. Guru
dan bertindak seperti apa yang ia lakukan, menciptakan situasi demikian di dalam
menunjukkan adanya ciri-ciri khas yang kelasnya, dan dalam usaha itulah ia
membedakan dengan individu atau siswa memperhatikan dan memperhitungkan
lainnya. Menurut Suharsimi Arikunto35 faktor karakteristik siswa.
”manusia terdiri dari jiwa dan raga, yang Karakteristik siswa dalam
untuk masing-masing bagian masih terdiri pembelajaran pertama kali yang harus
dari aspek-aspek kecil yang menunjukkan diperhatikan dan diperhitungkan oleh guru
keunikan antara manusia yang satu dengan dalam meningkatkan tingkat keberhasilan
yang lain”. belajar. Karena yang menjadi sasaran
Siswa sebagai peserta didik merupakan dalam pembelajaran adalah siswa belajar.
subyek yang sangat penting dalam proses Untuk itu diperlukan kemampuan mengajar
pembelajaran. Oleh karena itu, karakteristik yang baik bagi guru dan untuk menguasai
siswa harus diperhatikan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan siswa.
33
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja
Rosda Karya, Bandung, 1988, hal. 140.
34
Ibid., hal. 144.
35
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi
36
Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta, 1993, Moh. Surya, Psikologi Pendidikan, IKIP,
hal. 103. Bandung, 1985, hal. 64.

12
Menurut Gafur yang dikutip Suwardi37 Maslow39 menyatakan, bahwa
”kemapuan awal dan karakteristik siswa kebutuhan-kebutuhan psikologis akan
adalah pengetahuan dan keterampilan yang timbul setelah terpenuhi. Ia mengadakan
relevan yang dimiliki siswa, termasuk latar klasifikasi kebutuhan dasar sebagai berikut:
belakangnya”. Dalam hal ini, seorang guru (1) Kebutuhan-kebutuhan akan
dalam menganalisis karakteristik siswa keselamatan; (2) Kebutuhan-kebutuhan
seringkali membuat kekeliruan dengan memiliki danmencintai; (3) Kebutuhan-
menganggap bahwa semua siswa sama. kebutuhan akan penghargaan; dan (4)
Anggapan ini dapat mengakibatkan Kebutuhan-kebutuhan akan menonjolkan
kegagalan dalam proses pembelajaran. diri.
Untuk mengetahui kemampuan awal dan Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan itu,
karakteristik siswa, seorang guru harus proses pembelajaran di kelas hendaknya
dapat menggunakan berbagai metode disesuaikan. Maka pelajaran dan prosedur
pembelajaran secara bervariasi. mengajar pun harus sejalan dengan tuntutan
kebutuhan tersebut.
2. Kebutuhan Siswa
Dalam tahap perkembangannya, para F. Keterampilan Manajemen Kelas
siswa di sekolah mengharapkan kebutuhan- Fungsi guru sebagai manajer atau
kebutuhan dalam hal pembelajaran. Dengan pemimpin di kelas ia harus dapat
kata lain, para siswa mengharapkan agar menciptakan kondisi belajar siswa yang
sekolah dapat memberikan kepuasan menarik dan menyenangkan serta menjaga
terhadap kebutuhan akan pembelajaran bagi dan mengembalikannya bila terjadi
mereka. gangguan yang tidak diharapkan. Untuk
Beberapa ahli psikologi yang dikutip mempertahankan kondisi yang optimal bagi
Oemar Hamalik38 , telah mengadakan terpeliharanya proses pembelajaran yang
analisis tentang jenis-jenis kebutuhan efektif diperlukan beberapa keterampilan
siswa, antara lain: oleh guru. Menurut Djamarah & Zain40
Kebututhan-kebutuhan fisiologis: keterampilan dalam manajemen kelas
bahan-bahan dan keadaan yang esensial, terbagi dua. Pertama, keterampilan yang
kegiatan dan istirahat, serta kegiatan berhubungan dengan penciptaan dan
seksual. pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
Kebutuhan-kebutuhan sosial atau Kedua, keterampilan yang berhubungan
status: menerima dan diterima, dan dengan pengembangan kondisi belajar yang
menyukai orang lain. optimal.
Kebutuhan-kebutuhan ego atau Keterampilan yang berhubungan
integratif: kontak dengan kenyataan, dengan penciptaan dan pemeliharaan
menambah kematangan diri sendiri, kondisi belajar yang optimal sebagai
keseimbangan antara berhasil dan gagal, berikut:
menemukan individualitasnya sendiri.

37
Suwardi, Manajemen Pembelajran, Media
39
Grafika, Surabaya, 2007, hal. 34. Ibid., hal. 96.
38 40
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Suwardi, Manajemen Pembelajran, Media
Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hal. 96. Grafika, Surabaya, 2007, hal. 111.

13
1. Keterampilan Sikap Tanggap tersebut memiliki kepercayaan diri
Guru harus mampu dan dapat supaya terdorong untuk mau belajar.
mengetahui banyak hal yang dilakukan
oleh siswanya dalam situasi pembelajaran. G. Kesimpulan
Dalam keterampilan ini guru perlu Berdasarkan uraian di atas dapat
menempuh beberapa cara, yaitu ditarik menjadi beberapa kesimpulan
memandang atau pandangan secara sebagai berikut:
seksama, gerak dan sikap yang simpatik 1. Manajemen kelas berkarakter siswa
dalam langkah-langkah mendekati siswa, adalah tugas dan tanggung jawab guru
memberi pernyataan, reaksi terhadap yang sangat mendasar bagi terciptanya
gangguan atau kekacauan. kondisi belajar yang kondusif dengan
memperhatikan latar belakang siswa
2. Membagi Perhatian baik secara individu maupun
Optimalisasi dan efektivitas kondisi kelompok. Dengan terciptanya suasana
belajar, guru harus mampu dan dapat belajar yang kondusif siswa dapat
membagi perhatiannya pada siswa selama terangsang mengikuti pembelajaran
proses pembelajaran berlangsung. dengan rasa senang, sehingga proses
Membagi perhatian dapat dilakukan dengan pembelajaran akan terwujud dengan
dua cara: kelancaran sesuai ke arah tujuan yang
a) Membagi perhatian secara visual, telah ditetapkan.
yaitu mengalihkan pandangan dari Dalam manajemen kelas guru
satu kegiatan kepada kegiatan yang berfungsi sebagai manajer atau seorang
lain dengan kontak pandang terhadap pemimpin di kelas yang bertanggung
seorang atau sekelompok siswa. jawab terhadap siswa dalam
b) Membagi perhatian secara verbal, melakukan kegiatan belajar, dengan
yaitu memberikan komentar, kata lain selain mengajar guru harus
penjelasan atau pertanyaan- dapat membelajarkan siswa secara
pertanyaan pada seorang atau aktif. Fungsi guru dalam manajemen
sekelompok siswa sementara ia kelas secara sederhana dapat
memimpin siswa yang lainnya. dikategorikan sebagai fungsi,
merencanakan pembelajaran, fungsi
3. Memusatkan Perhatian Kelompok melaksanakan pembelajaran, dan
Dapat dilakukan dengan beberapa cara: fungsi mengawasi atau mengendalikan
a) Memberikan arahan dan petunjuk- pelaksanaan pembelajaran.
petunjuk yang jelas sebelum kegiatan Langkah-langkah guru dalam
pembelajaran dimulai. manjemen kelas yang berorientasi
b) Memberikan hak dan tanggung jawab terhadap karakteristik dan kebutuhan
serta kewajiban siswa dalam siswa untuk membangkitkan motivasi
pembelajaran. kegiatan belajar meliputi :
c) Memberikan penguatan, yaitu bila a) Membuat perencanaan pembelajaran
guru melakukan peneguran atau saran dengan cara :
pada siswa pada waktu itu pula - Merumuskan Tujuan pembelajaran
segera berikan penguatan agar siswa yang akan dicapai secara jelas
dengan bentuk-bentuk tingakah

14
laku siswa yang dibuat - Kegiatan akhir/penutup, pertama
berdasarkan analisis terhadap mengadakan penyimpilan atau
karakteristik dan kebutuhan resume terhadap materi yang
sesuai dengan harapan. telah disajikan. Kedua
- Menentukan materi pokok mengadakan penguatan dan
pembelajaran yang dapat tindak lanjut untuk informasi
menghantarkan siswa sesuai materi penyajian berikutnya.
dengan karakteristik dan c) Mengadakan evaluasi
kebutuhan dalam mencapai dengan menentukan
tujuan pembelajaran yang telah prosedur dan teknik evaluasi
ditentukan. yang disesuaikan dengan
- Memilih dan menentukan tujuan yang telah ditetapkan.
metode/media pembelajaran 2. Dalam proses pembelajaran yang
yang disesuaikan dengan efektif, disamping mengajar guru
karakteristik dan kebutuhan harus dapat membawa siswanya
siswa. mau mengikuti belajar dengan aktif,
- Menentukan dan membuat atau dapat membelajarkan siswa.
prosedur evaluasi untuk Oleh karenanya guru terlebih
mengukur dan menilai atau dahulu harus dapat memperhatikan
mengetahui hasil belajar siswa keadaan siswa yang masing-masing
yang telah dicapai. berbeda karakteristik dan
b) Melaksanakan proses pembelajaran kebutuhannya atau latar belakang
sesuai dengan rencana pelaksanaan keluarga baik secara individu
pembelajaran yang telah dibuat dan maupun kelompok dalam kelas.
berorientasikan pada karakteritik Karakteristik dan kebutuhan siswa
siswa sebagai berikut : dalam pembelajaran perlu
- Kegiatan awal, pertama diperhitungkan baik-baik supaya
menciptakan kondisi belajar yang dapat dibawa dengan mudah ke arah
nyaman dan kondusif, kedua tujuan yang telah ditetapkan dengan
membuka materi pembelajaran. menggunakan metode/media yang
- Kegiatan inti/pokok, pertama disesuaikan.
dengan cara eksplorasi, yaitu 3. Untuk menciptakan iklim kelas yang
menjajaki dan memberikan kondusif, guru perlu memiliki
penguatan terhadap kemampuan beberapa keterampilan sebagai berikut:
siswa dengan materi pokok yang a) Sikap tanggap terhadap perilaku
disajikan. Kedua dengan cara siswa yang sedang terjadi dalam
elaborasi, yaitu menggerakan proses pembelajaran.
siswa dalam belajar untuk dapat b) Membagi perhatian pada seluruh
menemukan masalah pada materi siswa, baik secara individu maupun
yang disajikan. Ketiga, dengan kelompok.
cara konfirmasi, yaitu c) Menarik minat dan perhatian siswa
mengadakan umpan balik setelah pada materi yang disajikan.
melakukan kegiatan belajar. d) Memperlakukan adil pada siswa
sebagai subyek dalam pembeljaran.

15
DAFTAR PUSTAKA Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar,
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Soekarno, Dasar-dasar Manajemen,
2011. Miswar, Jakarta, 1985.
Depdiknas, Manajemen Sekolah, Dirjen Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Manajemen, Ghalia Indonesia
Jakarta, 2000. Jakarta, 1991.
Depdiknas, Panduan Penyusunan Sumiati, Metode Pembelajaran, CV
Kurikulum Tingkat Satuan Wacana Prima, Bandung, 2008.
Pendidikan, Badan Standar Nasional Danim, Sudarwan, Inovasi Pendidikan,
Pendidikan, Jakarta, 2006. Pustaka Setia, Bandung, 2010.
Depdiknas, Pengembangan Pendidikan Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi
Budaya dan Karakter Bangsa, Badan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta,
Penelitian dan Pengembangan Pusat 1993.
Kurikulum, Jakarta, 2010. ______________, Manajemen Pengajaran,
Fakry, Emmy, Administrasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1993.
FIP IKIP, Bandung, 1992. Suwardi, Manajemen Pembelajaran, Media
Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Grafika, Surabaya, 2007.
Gunung Agung, Jakarta, 1983. Nurkancana, Wayan, Evaluasi Pendidikan,
Syamsi, Ibnu, Pokok-pokok Organisasi dan Usaha Offset, Surabaya, 1986.
Manajemen, PT Bina Aksara, Jakarta, Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi
1983. Mengajar-Belajar, Tarsito, Bandung,
Anwar, Idochi, Sistem Informasi 1986.
Manajemen dan Perencanaan
Pembangunan Pendidikan, Angkasa,
Bandung, 1986.
Kartono, Kartini, Pemimpin dan
Kepemimpinan, PT Raja Grafindo
Persada Jakarta, 1994.
Rifa’i, Moh., Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, Jemmars, Bandung,
1984.
Surya, Moh., Psikologi Pendidikan, IKIP,
Bandung, 1984.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru
Profesional, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 1992.
Ametembun, N.A., Manajemen Kelas,
IKIP, Bandung, 1981.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan,
Remaja Karya, Bandung, 1988.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar,
Bumi Aksara, Jakarta, 2007.

16

Anda mungkin juga menyukai