Septiawan Santana K.
Sebuah Cerpen Mengalir bagai Air pertengahan 1980-an itu, adalah orang-orang yang
tengah membolak-balik berbagai isi tulisan di
Aliran pengisahannya punya daya hanyut halaman koran atau majalah, termasuk iklan dan
pada pembaca. Gaya bercerita yang mengalir teka-teki silang. “Dengan kata lain, sang calon
merupakan salah satu syarat yang diminta pembaca perlu dipancing untuk membaca”.
pembaca. Bila jalan ceritanya Pada sisi inilah, buku Senja
membuat terantuk-antuk bung- di San Fransisco: Parade Cerpen
kahan batu, tertahan-tahan oleh Islami, karya Deddy Mulyana
batu, maka pembaca akan lecet- (2004), memiliki daya pikat.
lecet dalam mengikuti aliran Kelancaran bertutur Mulyana,
ceritanya. Sesampai di muara mengantarkan pembaca pada
pemaknaan, pembaca menemuk- ruang-ruang pemaknaan Islam
an dirinya babak belur sehabis secara runut, linear, tak perlu
mengikuti alur gaya bercerita bersusah-payah memahaminya.
penulisnya. Pemaknaan bisa jadi Guru besar di pascasarjana bidang
hilang ditelan rasa sakit, Ilmu Komunikasi Unpad ini, dalam
kemarahan, oleh gaya pencerita- dua puluh cerpen yang terkumpul
an si penulis cerita pendek di bukunya, memiliki daya greget
(cerpen). dalam mengajak pembaca masuk
Hal mendasar bagi sebuah ke dalam paparan kisah-kisahnya.
cerita adalah kecakapan bertutur
yang memikat dari awal sampai akhir. “Itulah yang Kami berjumpa dan berkenalan di Disney World,
menyelamat-kan gadis Sheherazade dari hukuman Florida. Tepatnya di Epcot Center, sebuah objek
wisata modern yang tersohor di Amerika. Kulihat
pancung raja karena bisa memukau selama 1001
ia sedang berdiri, lalu berjongkok dan menungging.
malam dengan mendongeng,” menurut Goenawan Itu dilakukannya beberapa kali. Waktu itu aku
Mohamad (1986: XII), ketika memberi pengantar merasa geli menyaksikan perbuatannya di pojok
pada sebuah buku kumpulan cerpen. yang agak lengang itu. Kupikir ia agak sinting. Apa
Hal ini terkait dengan pembaca yang dihadapi yang sedang ia lakukan? Aku jadi penasaran.
sebuah cerpen. Para pembaca cerpen, pada Ketika tampaknya ia telah selesai melakukan hal
umumnya, bukanlah para pengamat yang ingin yang ganjil itu, segera aku menghampiri dan
mengkritisi demikian detil segala isi cerpen. Para menyapanya, “Selamat sore, Bung.Apa yang
pembaca cerpen, menurut Goenawan pada barusan Anda lakukan?”
“Oh, tadi. Saya sedang shalat. Saya sedang
M M M