Anda di halaman 1dari 11

Telaah Buku

“Self” Profesor Komunikasi di Kumpulan


Cerpen Islami

Septiawan Santana K.

Judul: Senja di San Fransisco: Parade Cerpen Islami;


Pengarang: Deddy Mulyana; Penerbit: PT Rosdakarya, Bandung;
Tahun terbit: 2004; Tebal: x + 245 halaman.

Sebuah Cerpen Mengalir bagai Air pertengahan 1980-an itu, adalah orang-orang yang
tengah membolak-balik berbagai isi tulisan di
Aliran pengisahannya punya daya hanyut halaman koran atau majalah, termasuk iklan dan
pada pembaca. Gaya bercerita yang mengalir teka-teki silang. “Dengan kata lain, sang calon
merupakan salah satu syarat yang diminta pembaca perlu dipancing untuk membaca”.
pembaca. Bila jalan ceritanya Pada sisi inilah, buku Senja
membuat terantuk-antuk bung- di San Fransisco: Parade Cerpen
kahan batu, tertahan-tahan oleh Islami, karya Deddy Mulyana
batu, maka pembaca akan lecet- (2004), memiliki daya pikat.
lecet dalam mengikuti aliran Kelancaran bertutur Mulyana,
ceritanya. Sesampai di muara mengantarkan pembaca pada
pemaknaan, pembaca menemuk- ruang-ruang pemaknaan Islam
an dirinya babak belur sehabis secara runut, linear, tak perlu
mengikuti alur gaya bercerita bersusah-payah memahaminya.
penulisnya. Pemaknaan bisa jadi Guru besar di pascasarjana bidang
hilang ditelan rasa sakit, Ilmu Komunikasi Unpad ini, dalam
kemarahan, oleh gaya pencerita- dua puluh cerpen yang terkumpul
an si penulis cerita pendek di bukunya, memiliki daya greget
(cerpen). dalam mengajak pembaca masuk
Hal mendasar bagi sebuah ke dalam paparan kisah-kisahnya.
cerita adalah kecakapan bertutur
yang memikat dari awal sampai akhir. “Itulah yang Kami berjumpa dan berkenalan di Disney World,
menyelamat-kan gadis Sheherazade dari hukuman Florida. Tepatnya di Epcot Center, sebuah objek
wisata modern yang tersohor di Amerika. Kulihat
pancung raja karena bisa memukau selama 1001
ia sedang berdiri, lalu berjongkok dan menungging.
malam dengan mendongeng,” menurut Goenawan Itu dilakukannya beberapa kali. Waktu itu aku
Mohamad (1986: XII), ketika memberi pengantar merasa geli menyaksikan perbuatannya di pojok
pada sebuah buku kumpulan cerpen. yang agak lengang itu. Kupikir ia agak sinting. Apa
Hal ini terkait dengan pembaca yang dihadapi yang sedang ia lakukan? Aku jadi penasaran.
sebuah cerpen. Para pembaca cerpen, pada Ketika tampaknya ia telah selesai melakukan hal
umumnya, bukanlah para pengamat yang ingin yang ganjil itu, segera aku menghampiri dan
mengkritisi demikian detil segala isi cerpen. Para menyapanya, “Selamat sore, Bung.Apa yang
pembaca cerpen, menurut Goenawan pada barusan Anda lakukan?”
“Oh, tadi. Saya sedang shalat. Saya sedang

Septiawan Santana K. “Self” Profesor Komunikasi di Kumpulan Cerpen Islami 167


menyembah Tuhan saya, Allah.” Ia tersenyum donesia, menjadi tergambar dalam mosaik-mosaik
ramah. (Hlm.95) kisah-kisah kemanusiaan yang bertempur,
Kisah ini, yang bertajuk Lebaran di Marion, bergulat, atau berproses di dalam struktur sosial
dituturkan pengarang untuk mengabarkan kepada yang keras, menghimpit, dan cadas oleh gerusan
pembaca bagaimana Michael Brog, seorang Yahudi orientasi Barat. Pergulatan itu dikisahkan secara
yang kemudian berganti nama menjadi Ibrahim runut, ringkas, dan cair.
Brog, bertemu dengan guru Islamnya, Fauzan
Hanif, dari Maroko. Amerika kemudian menubuat Aliran Pengisahan Pengarang =
Ibrahim mengunjungi dan menjemput Fauzan, pada
hari Idul Fitri, di penjara Marion, kota terpencil di
Pemaknaan
Illinois bagian selatan. Fauzan dipenjara karena Pembaca terhanyut oleh arus yang
dinilai pengadilan Amerika telah mencederai lelaki mengantarkannya pada keluasan laut dalam
Amerika. memberi pemaknaan. Sebuah cerpen adalah dunia
....Peristiwa tersebut terjadi di Carbondale. Orang mata air pemaknaan. Namun, pemaknaan yang
yang ia cederai itu suatu malam ... menghadang dibawakan secara padu, likuid, dan ringkas. “Cerita
Fauzan dan meminta sejumlah uang darinya.Fauzan pendek adalah ibarat jogging 30 menit,” menurut
kebetulan membawa uang ....hasil sumbangan or- Goenawan Mohamad (1986: IX). Pemaknaan yang
ang-orang Islam di kota itu untuk membeli sebuah disampaikan pengarang dibatasi ruang dan
bangunan ... Islamic Center....Fauzan menolak ... cakupannya oleh halaman-halaman koran dan
pemuda bule yang tampaknya sedang majalah. Pemaknaan sebuah cerpen berada di dalam
mabuk....Tetapi si bule ... mengancam dengan sebilah keringkasan pengarang mengalurkan
belati....Akhirnya terjadi duel, belati itu menancap
pemikirannya. Berbeda dengan novel yang begitu
di punggung si penghadang....
.... panjang dan mendetil. “Novel adalah maraton
Dalam sidang pengadilan Fauzan tersudut karena sekitar 3-4 jam,” nilai Goenawan.
ia tidak segera melaporkan peristiwa itu kepada Cerita pendek, menurut Merriam-Webster’s
polisi....Seraya duduk di kursi rodanya, si pemuda Encyclopedia of Literature (1995: 1028), ialah
menjungkirbalikan fakta-fakta perkelahiannya. narasi fiksi yang ringkas. Daya tutur naratifnya
Akhirnya pengadilan memutuskan .... Fauzan – melebihi pengisahan novel, epik, hikayat (saga),
imigran asal Maroko yang telah punya KTP itu – dan roman. Cerpen biasanya membawa muatan
harus dipenjarakan di Marion. (Hlm.99) makna yang bersifat single effect. Efek tunggal itu
Kecakapan bertutur, dalam dimensi literature, dipaparkan melalui satu episode atau adegan, dan
merupakan gaya (style) pengarang menyampaikan dengan karakter-karakter tokoh yang terbatas,
ceritanya. Style, menurut Merriam-Webster’s En- kadang hanya satu karakter tokoh. Seting
cyclopedia of Literature (1995: 1077), menunjukkan pengisahannya sangat ekonomis, dengan narasi
kekhususan cara mengekspresikan. Gaya yang ringkas. Karakter tokoh disampaikan melalui
mengisahkan yang memiliki stylist berarti action, yang dramatis, tanpa pengembangan
keunggulan pengarang cerpen dalam mengolah hingga tuntas. Cerpen lebih condong kepada
style pengisahannya. Stylistics memang merupakan upaya kreatif mood pengarang daripada upaya
salah satu aspek dari studi sastra dalam mengisahkan sebuah cerita.
menganalisis variasi elemen dari gaya penulisan Meskipun presedennya sudah tampak pada
(seperti, penggunaan metafor dan diksi). kisah-kisah fabel Yunani dan roman-roman pendek,
Kekuatan Senja di San Fransisco ada di antara cerpen bukanlah sebuah genre yang dapat
metafor-metafor adegan yang disusunnya. Secara ditemukan jejaknya di abad 19. Cerpen merupakan
linear, pembaca diajak mengikuti pelbagai kisah bagian dari kisah-kisah romantisme, yang
manusia Indonesia mengenali keislaman di negeri menstimulir minat pembaca pada sejenis
Paman Sam. Ketangguhan iman, bagi individu In- penceritaan yang kuat, fantastik, penuh sensasi.

168 M EDIATOR, Vol. 3 No.2 2002


Edgar Allan Poe menyampaikan penceritaan macam manusia di dalam mengonsepsi kehidupannya.
itu melalui Tales of the Grotesque and Arabesque, Tiap-tiap pengarang memiliki garis referensial
yang disukai tidak hanya di Amerika akan tetapi pemaknaan tertentu.
menyebar sampai Eropa, khusunya Prancis. Ada Makna di dalam cerpen muncul, secara
juga yang memakai tema-tema psikologis atau arbitrer, di dalam berbagai alat pengisahan sebuah
metafisis. Bahkan dalam bentuk fiksi-realisme, cerpen. Pengarang dengan leluasa menarasikan
pengembangan kisah dibuat bagai laporan inves- konklusi-konklusi tertentu. Melalui mode
tigative journalism, peliputan yang tidak lazim, Jakobsonian dan Levi-Straussian, Roland Barthes
atau mengambil aspek-aspek situasi kontemporer menjelaskan struktur naratif sebuah kisah ke dalam
dengan cara yang amat cermat. Guy de pelbagai unit, fungsi dan indices (berbagai
Maupassant, misalnya, ialah pengarang yang indikator karakter psikologi, atmosfir, dan
memiliki kemampuan khusus dalam membingkai sebagainya). Barthes, dalam esai pentingnya di
penampakan terlarang dan iluminasi dari momen- tahun 1966, Introduction to the Structural Analy-
momen yang luar biasa, kadang dari kehidupan sis of Narrative, menurut Terry Eagleton (1996:
tokoh-tokoh yang suram atau kotor. 117), membingkai unit-unit yang secara sekuensial
Pengarang-pengarang narasi pendek lainnya, saling mengikuti di dalam sebuah narasi
di antaranya, ialah Nathaniel Hawthorne, Herman pengisahan. Pemaknaan dijelaskan di dalam
Meville, Henry James, Mark Twain, Ernest kerangka yang atemporal.
Hemingway, Anton Chekov, Nikolay Gogol, Fyodor Di sinilah terjadi area kebebasan untuk
Dostoyevsky, O.Henry, Jorge Luis Borges, menolak tirani ketunggalan pemaknaan. Setiap
Katherine Anne Porter. makna menjadi relatif dan artifisial statusnya.
Para pengarang itu, di dalam cerpen- Setiap makna terkait dengan tanda-tanda historis
cerpennya, menarasikan sebuah makna. Makna dan kultur yang ada di dalam konvensi pemaknaan
tersebut dinilai pengarang memiliki dimensi pengarang. Bahkan, ada garis ideologis – yang
kepentingan tertentu. Kisah-kisah yang dimaknakan pengarang di dalam menaturalisasikan
disampaikan Hemingway, misalnya, dipenuhi realitas sosial yang dikenalinya. Kerangka
pengalaman eksistensialis pengarangnya yang ideologis pengarang menjadi alat yang sah, sebagai
mengguratkan pemaknaan eksistensialisme sarana pembaca mencerap realitas Nature.
individu dalam menghadapi berbagai peristiwa “Ideologi menjadi satu bagian dari mitologi
kehidupan. Dramatisasinya memunculkan kontemporer,” jelas Eagleton.
kesedihan dan kegembiraan manusia sebagai Ideologi tersebut berkembang sebagai hasil
sebuah awaran bagi manusia lainnya: bahwa interaksi. Melalui bahasa (language), pengarang
kehidupan tidak mudah ditaklukan akan tetapi menarasikan pemahamannya tentang sesuatu ke
bukan pula sesuatu yang menakutkan. Anton dalam alur kisah. Di sisi lain, ia juga menyampaikan
Chekov banyak memunculkan satir-satir kehidupan referen interaksinya ke dalam simbol-simbol
manusia sebagai cerminan pemaknaan tertentu. Pelbagai pemahamannya mencuat ke
pengarangnya di dalam mempersepsi kehidupan dalam pemaknaan tertentu sebagai hasil
Rusia di abad 18. Chekov seakan memparodikan pergulatannya di dalam kehidupan. Melalui
pemaknaan kesedihan manusia sebagai muara dari bahasa, ia menggerus hasil pemahamannya
ketidakpahaman masyarakat dalam menyikapi berdasar proses interaksi simbolik. Pada titik inilah,
berbagai peristiwa. Pada Jorge Luis Borges, pengarang mengguratkan pemaknaan yang
pemaknaan kisah-kisahnya kerap menarasikan bersifat arbitrer dan artifisial. Pengarang
absurditas kosmologi Amerika Latin melalui referen- mendaptkan bentuk pemahaman tertentu berdasar
referen pedagogik yang luas literasinya. Berbagai negosiasi “interaksi simboliknya” dengan
kisah sejarah dijelaskan dalam pengisahan kekinian lingkungan sosial yang dikenali dan diideologi-
namun untuk memaknakan kehidupan pergulatan kannya.

Septiawan Santana K. “Self” Profesor Komunikasi di Kumpulan Cerpen Islami 169


Dengan demikian, pemaknaan merupakan pengarang muncul dalam penggambaran
hasil negosiasi. Ketika seseorang berinteraksi kesukaannya pada penokohan karakter-karakter
dengan lingkungan sosialnya, melalui bahasa (lan- tertentu, kesedihan dan kegembiran tokoh-tokoh
guage), ia menegosiasikan apa yang dipikirkannya ciptaannya di dalam berbagai adegan kisah,
berdasarkan hasil interaksinya dengan lingkungan. ketersinggungan tokoh-tokohnya di dalam
Ia tidak sendirian. Ia berpikir bersama menghadapi peristiwa yang dialami, dan
lingkungannya. Asumsi-asumsi tersebut sebagainya. Lewat berbagai peristiwa, adegan, dia-
merupakan garis besar dari perspektif interaksi log, dan alat-alat pengisahan cepern lainnya,
simbolik (symbolic interactionism). Bila ditarik ke pengarang mengariskan self-concept-nya. Ini
dalam pembacaan sebuah cerpen, pemaknaan merupakan proses perenungan pengarang
menjadi arbitrer, berdasarkan kerangka referen mengenali kehidupan sepanjang ia berinteraksi
interaksi yang dimilikinya selama ia mengenali simbolik dengan orang-orang di sekitarnya: dan
tema, penokohan, dan sebagainya di dalam melahirkan pandangan diri mengenai generalized
kehidupannya. Ia memiliki alternatif pemaknaan other. “You have learned this self-picture from
yang berkemungkinan berbeda dengan orang lain. years of symbolic interaction with other people
Gagasan kunci interaksi simbolik, menurut in your life,” jelas Littlejohn (2002:147). Dari sini
EM.Griffin dalam buku A First Loot at Communi- pula, seorang pengarang mengarahkan dua segi a
cation Theory (2003:55), dimunculkan George self di dalam dirinya, yakni: I dan Me. Pengarang
Herbert Mead, dan muridnya Herbert Blumer, dan memiliki potensi dorongan-dorongan yang
para penganut lainnya yang mengadopsi impulsif, unorganized, undirected, unpredictable
pendekatan interactionist. Uraian profesor filsafat, di dalam I-nya ketika menggambarkan pelbagai
dari Universitas Chicago, pada tiga dekade awal kisah-kisah kehidupan manusia di dalam
abad 20, ini dibukukan oleh murid-muridnya, dan cerpennya. Pengarang mengatur dorongan-
oleh Blumer dikodifikasikan ke dalam terminologi dorongan I tersebut menjadi Me, yakni terkontrol,
symbolic interactionism; dengan dasar klaim, “the organized, dan konsisten dengan pandangan-
most human and humanizing ativity that people pandangan umum. Semua itu digerakkan
can engage in—talking to each other.” pengarang melaui konsep mind (konsep ketiga
Melalui talking to each other, seseorang Mead), yang bersama a self, membangun sebuah
beriteraksi dengan pelbagai kelompok sosial, dan proses pencarian interpretasi di dalam berbagai
mendapatkan pemaknaan mengenai realitas kultur situasi pengisahan cerpen. Mind pengarang
lingkungannya dan yang ingin dipahaminya. “In- memungkinkan kisah-kisahnya berlangsung dalam
dividuals’ meaning for words and symbols, ob- sebuah pemaknaan tertentu – setelah
jects, stories, and roles are determined by the ways menginterpretasi berbagai situasi mengenainya
symbols are used to define objects and people in dan, dalam kata-kata Littlejohn (2002: 148), “imag-
actual communication,” jelas Stephen W. ine various outcomes and select and test possible
Littlejohn dalam buku Theories of Human Com- alternatives” bagi penataan kisah-kisahnya.
munication (2002:159). Pelbagai simbol itu Pemaknaan digunakan pengarang untuk
digunakan untuk mendefinisikan, antara lain, menginterpretasikan pelbagai kejadian di dalam
sebuah kisah. Simbol menjadi alat berkomunikasi, sebuah kisah. Pemaknaan (meaning), menurut
dan bertukar pemaknaan. “This interplay between Herbert Blumer (dalam Griffin, 2003: 56), merupakan
responding to others and responding to self is an salah satu dari tiga prinsip dasar symbolic
important concept in Mead’s theory,” jelas interactionism Mead, selain bahasa (language),
Littlejohn (2002: 147). dan pikiran (thought). Dengan demikian, bila
Dalam konteks kreativitas pembuatan cerpen, ditelusuri ke dalam sebuah pengisahan cerpen,
seorang pengarang memiliki a self dikarenakan ia perspektif interaksi simbolik, di dalam sebuah kisah
merespons dirinya sebagai objek. Self seorang cerpen, saling berkelindan dengan berbagai

170 M EDIATOR, Vol. 3 No.2 2002


perangkat kerja pengisahan. Simbol-simbol saling bersabar di jalan Islam (Khadijah Gonzalez). Kisah
menghimpit, memantul, menajam pada tiap segmen perjuangan Muslim yang terpuruk di penjara,
plot cerita, pada tiap tokoh cerita, pada tiap seting karena ketidakadilan Amerika, namun tetap tabah
kisah berlangsung, pada segala bentuk tersirat dan dan sabar menegakkan Islam (Lebaran di Marion).
tersurat di dalam kisah yang dipaparkan penulis. Ketabahan seorang Muslimah memilih Islam walau
Setiap simbol saling berinteraksi, saling mematut, harus kehilangan suami dan dua anaknya (di
dan memberikan keutuhan pemaknaan pada pengadilan) (Jamilah Jackson). Kesedihan
pembaca. pasangan beda negara, Indonesia dan Malaysia,
karena ibadah mengurus orang tua (Hari yang
Putih). Cerita gadis Pakistan berjilbab di sekolah
“Self” Pengarang di dalam SMU Amerika (Nishat Khan). Anak-ibu Yordania
Konstruksi Cerita yang memilih Islam dan pulang kampung walau
Self pengarang Kumpulan Cerpen Islami ini harus kehilangan ayah karena terjebak kehidupan
mencuatkan penggambaran interaksi simbolik Amerika (Selamat Tinggal, Brother). Kamil Badr,
keislamannya di ruang-ruang sosial Amerika. dari Palestina, di Chicago, kehilangan ibu di Jalur
Pengarang menarasikan kisah-kisah ringkas Gaza (Surat dari Gaza).
dengan pemaknaan berefek single: ketunggalan Pada pemaknaan self pengarang mengisahkan
memaparkan keislaman di berbagai ruang tema-tema mualaf, peristiwanya mengosmologikan
kehidupan individu muslim-muslimah ketika bagaimana individu-individu transnasional, selain
bergulat dengan proses sosial di Amerika. Indonesia, bertemu dengan Islam. Kisah-kisah itu
Perambahannya meliputi berbagai individu dari di antaranya, menarasikan Fatimah Suzuki, dari
berbagai bangsa dan negara. Bukan hanya reruntuhan Hiroshima. Jepang, menemukan Islam
kosmologi individu Indonesia, melainkan juga di San Fransisko (Dari Hiroshima ke Louisville).
menyangkut tokoh-tokoh dari Palestina, Yahudi, Suzane bertemu Islam, di Islamic Center.
Yordania, Pakistan, Malaysia, Jepang, bahkan dari Masshusetts Avenue, Washington DC (Merenda
kalangan niger dan Amerika sendiri. Hari Baru). Irfan San men-syahadat-i Sakura San,
Ketunggalan efek pemaknaanya muncul di yang tak beragama dan kemudian memeluk Islam,
berbagai episode cerpen-cerpennya. Ada di rumah orang tua di Shinjuku (Assalamu’alaikum,
duapuluh episode kisah dinarasikan, di antaranya, Sakura San). Dan, pada kisah kegamangan lelaki
terbagi ke dalam tiga tema dasar, yaitu: ketegaran yang salah memprediksi keislaman istri-bule-
menegakkan iman, mualaf masuk Islam, dan Yahudinya, lewat kerinduan pada anak
regimentasi nilai-nilai Barat. perempuannya (Ketika Saju Turun), narasi
Dalam tema ketegaran menegakkan iman, self peristiwa dikisahkan melalui sudut pandang lelaki
pengarang mengembangkan pemaknaan cerpen- Indonesia yang merindu dan bertemu dengan
cerpennya ke dalam berbagai segi peristiwa putrinya dan mendapati mantan istrinya – yang
melodramatis, dengan kesedihan tapi juga Yahudi, lalu masuk Islam dan sempat goyah lalu
keteguhan individu Islam menegarkan diri di dalam bercerai, ternyata kemudian menjadi Muslimah
iman. Berbagai kisah itu, antara lain, ialah kisah yang intens dengan perjuangan menegakkan Is-
kesedihan lelaki mencari kakak wanitanya yang lam di tanah Amerika.
tidak teguh agama (Senja di San Franasisco). Kisah-kisah yang memaknakan kuatnya
Kesedihan lelaki memilih Islam ketimbang cintanya regimentasi nilai-nilai keamerikaan terhadap
pada wanita pilihannya sejak masa kecil (Maafkan individu Islam – yang biasanya banyak
Aku, Mary). Kisah ketegaran wanita niger memilih diketengahkan penulis-penulis Islam, dibawakan
Islam dibanding bapaknya (Keberangkatan). dengan dimensi kisah yang cukup unik. Melalui
Kehangatan pasangan berbeda negara, yang tak sudut pandang seorang lelaki muslim Indonesia,
berjodoh karena persoalan orang tua, untuk misalnya, diceritakan tentang retaknya individu

Septiawan Santana K. “Self” Profesor Komunikasi di Kumpulan Cerpen Islami 171


Barat mengonsepsi kasih sayang kepada orang tua keislamian dari cerpen-cerpennya, serta melahirkan
yang kian rasional, dingin dan kering, serta ketiga pemaknaannya terhadap berbagai situasi
memudarkan kehangatan manusiawi (Di sebuah mengenai kehidupan muslim-muslimah di negeri
Rumah Sakit di New York). Namun, pemaknaan Paman Sam.
juga menggambarkan kisah seorang ibu yang
setelah bertemu dan hidup beberapa waktu dengan
putra-buah-kerinduannya di Amerika, ternyata “Self” Pengarang pada Pengisahan
harus menyingkir dan memilih pulang kampung Cerpen
dikarenakan regimentasi nilai sosial kehidupan Seseorang memiliki a self sebagai akumulasi
Barat yang tidak memiliki waktu lagi untuk mengaji respon dirinya terhadap berbagai pihak ketika ia
(misalnya) telah menyetel kehidupan anak dan meletakkan dirinya sebagai objek. Ini melahirkan
menantunya. Begitu kuatnya pengaruh kehidupan konsep generalized other di dalam diri self
Amerika bagi lelaki muslim Indonesia diantaranya seseorang, juga pengaturan kompleksitas dua
dikisahkan melalui pertobatan kembalinya lelaki dorongan self lainnya, yaitu I dan Me, serta
murtad ke pangkuan Islam (Lelaki di Massachu- mencitrakan sosok self tertentu berdasarkan
setts Avenue). Di kisah unik lainnya, self pengarang konsepsi mind yang ia letakkan pada posisi atau
menyimbolikan sudut pandang lelaki Indonesia karakter tertentu.
yang berjumpa dengan kesedihan seorang Bapak Dalam kaitan kepengarangan bertemakan
menghadapi anaknya yang menganut Marxis- keislaman di Kumpulan Cerpen Islami, tampaknya
Leninisme fanatik (Au Revoir, Monsieur). Atau, bisa disiratkan dalam penuturan self pengarang di
kisah seorang istri muslimah Indonesia melepas Kata Pengantar (hlm.v):
kelengketan anak asuh, Mindy dan Micky, yang
berorang tua tunggal, single parents (Auntie). Terdapat jutaan muslim di Amerika, baik muslim
pribumi, muslim yang lahir di negeri itu, ataupun
Serta, kisah menghibur dari dua sahabat muslimah
muslim pendatang yang tinggal sementara atau
yang hendak saling membuat kejutan, dengan untuk selamanya di sana. Setiap individu muslim
berkunjung ke rumah keluarga di saat liburan kuliah, pastilah memiliki ribuan episode kehidupan
tapi ternyata malah terkejut sendiri karena (percintaan, studi, karier, kehidupan berumah
kesalahpahaman (Kejutan Musim Semi). tangga, kehidupan beragama) yang dramatik
Ketiga bentuk pemaknaan dari Kumpulan sepanjang hidupnya baik itu keberhasilan,
Cerpen Islami ini digerakan pengarang melalui kebagiaan, kebosanan, kekecewaan, atau bahkan
konsep mind (konsep ketiga Mead) keislaman yang tragedi. Sebagian cerpen dalam buku ini boleh jadi
ia koleksi di tahun-tahun 1980-an. “Sebagian besar mirip dengan episode-episode kehidupan yang
dialami segelintir dari sekian juta muslim Amerika
cerpen terilhami oleh pengalaman saya selama studi
yang masing-masing memiliki ribuan episode
di Northern Illinois University (NIU), DeKalb, kehidupan tersebut.
Amerika Serikat (1984-1986)...,” jelas Mulyana di
Kata Pengantar kumpulan cerpennya (hlm.iii). Dalam kaitan kepengarangan, hal itu
Ditambah lagi, menurutnya, “perjalanan saya ke menyiratkan penggambaran koleksi referensi
berbagai pelosok negeri itu dan keterlibatan saya simbolik yang ia dapatkan, selama ia berinteraksi
sebagai aktifis di Islamic Society of Northern Illi- dengan pelbagai pihak dan peristiwa, dalam soal-
nois University (ISNIU) dalam periode itu, serta soal yang hendak ia ceritakan. Semua itu kemudian
bacaan tentang Islam dan kehidupan muslim di ia siratkan di dalam penggambaran tokoh-tokoh
Amerika yang saya reguk selama dan sesudah masa cerpennya di dalam karakter-karakter tertentu,
tersebut,” berikut kompleksitas episode peristiwa yang
Pelbagai pengalaman dan bacaan tersebut dialami tokoh-tokohnya di dalam cerpen tersebut,
mengilhami pengarang, sekaligus menggambarkan serta susunan adegan, dialog, dan alat-alat
self pengarang dalam mengonsepsi mind pengisahan cerpen lainnya.

172 M EDIATOR, Vol. 3 No.2 2002


Pelbagai pengalaman dan bacaan yang akibatnya, melalui kisah raja yang meninggal dan
didapat pengarang, selama berinteraksi dengan disusul oleh kematian permaisuri karena rasa
lingkungannya di Amerika, tentunya, memberikan dukanya. Kreatifitas mood kepengarangan
dorongan-dorongan yang impulsif, unorganized, menyiratkan pengisahan pengarang sebagai hasil
undirected, unpredictable (di dalam I-nya) kerjanya atau interpretasinya terhadap berbagai
terhadap berbagai kisah yang ia garap di dalam konvensi aturan pengisahan cerpen (Merriam-
cerpen-cerpennya. Dan, ketika dituangkan ke Webster’s Encyclopedia of Literature (1995: 281).
dalam pengisahan, pelbagai dorongan I-nya itu Di berbagai kisahnya, pengarang terlihat
kemudian ia sapih, format ulang, dan susun kembali menginteraksikan kembali simbol-simbol keislaman
di tiap cerpennya berdasarkan pandangan- yang dimilikinya melalui penggambaran berbagai
pandangan umum tentang keislaman yang ia karakter pengisahan tokoh muslim-muslimah di
konsepsi secara terkontrol, organized, dan pelataran sosial Amerika. Karakter-karakter itu
konsisten dengan pandangan-pandangan umum. tampil antara lain melalui kisah Pergulatan lelaki
Penganalisisan di sini akan terkait dengan menegakan Iman (Senja di San Franasisco;
peralatan pengisahan cerpen seperti: sudut Maafkan Aku, Mary; Lebaran di Marion; Surat
pandang karakter-karakter tokoh, paparan seting dari Gaza). Kegamangan lelaki menemukan mantan
pengisahannya, kreasi action dramatis pengarang, istrinya yang kembali ke jalan Islam (Ketika Saju
dan upaya kreatif mood kepengarangan. Turun). Perjalanan lelaki murtad ke pangkuan Is-
Penokohan karakter pengarang, menurut Dick lam (Lelaki di Massachusetts Avenue). Ketegaran
Hartoko & B.Rahmanto dalam Pemandu di Dunia wanita memilih Islam (Keberangkatan; Emak;
Sastra (1986: 71), menunjukkan penghubungan Jamilah Jackson; Nishat Khan; Selamat Tinggal,
psikologis antara “gejolak batin dengan perbuatan Brother). Pengalaman lelaki Islam memandang
lahiriah” dari tokoh-tokoh yang dikisahkan buruknya rasionalisasi Barat dalam merawat orang
pengarang. Ketika seorang tokoh melakukan tua jompo (Di sebuah Rumah Sakit di New York);
sebuah tindakan fisikal (lahiriah) tertentu, dan pengalaman wanita Islam menghadapi dampak
biasanya, terkait dengan konsep eksistensialisme buruk manusia Barat mengelola kehidupan single
tertentu dan perkembangan perwatakan tertentu – parents (Auntie). Ketabahan pasangan berbeda
yang digariskan pengarang di dalam kisahnya. negara menghadapi ketidak-berjodohan, dan
Seting pengisahan, menurut Hartoko dan memilih jalan ibadah (Khadijah Gonzalez; Hari
Rahmanto (1986: 78), sama pengertiannya dengan yang Putih). Kesedihan seorang Bapak
latar, yang mengartikan ruang dan waktu peristiwa menghadapi anaknya yang menjadi ateis (Au
yang melatari berbagai kejadian yang dialami Revoir, Monsieur). Kisah muslimah menemukan
seseorang ketika dikisahkan. Seting biasanya Islam (Dari Hiroshima ke Louisville;
tercermin di dalam pengaturan suasana atau Assalamu’alaikum, Sakura San; Merenda Hari
adegan yang disusun oleh pengarang. Baru)
Pengkreasian action dramatis, menurut Merriam- Seting pengisahan umumnya berlangsung di
Webster’s Encyclopedia of Literature (1995: 10), kota-kota Amerika, di antaranya: di ruang-ruang
mengisyaratkan susunan kejadian dari subyek- rumah keluarga, di lorong-lorong kehidupan malam,
cerita yang dikisahkan pengarang. Ini sama dengan di kampus, di Islamic Center di Massachusetts
plot, yang merupakan rancangan kejadian di dalam Avenue, di rumah sakit, di asrama mahasiswa, di
rentang waktu tertentu; atau pengaturan penjara, di sekolah SMU. Ruang-ruang sosial
pengarang terhadap pelbagai respon emosi keamerikaan ini memang menjadi latar ruang dan
pembaca (Merriam-Webster’s Encyclopedia of Lit- waktu di hampir keseluruhan Kumpulan Cerpen
erature (1995: 890). “Alur sama dengan plot”, Islami ini. Langit petang Washington DC, misalnya,
menurut Hartoko dan Rahmanto (1986: 10). menjadi seting pertobatan lelaki Indonesia di Is-
Misalnya, alur peristiwa kronologis dan sebab- lamic Center, Massachusetts Avenue, diajak

Septiawan Santana K. “Self” Profesor Komunikasi di Kumpulan Cerpen Islami 173


suami-istri Brother Hisyam (asal Syiria) dengan interaksinya dengan berbagai simbol kultur-sosial
Sister Haisah (istri Amerikanya). Ruang-seting keamerikaan. Dan, melalui dorongan Me-nya,
keamerikaan yang melatari simbol-simbol kisah pengarang merumuskannya kembali secara orga-
keislaman yang dikonsruksi self pengarang, nized ke dalam pengaturan pengisahan cerpen,
mungkin, bisa disimak melalui adegan seorang sekaligus pula merefleksikan bagaimana keislaman
Emak, bernama Hanifah, berusia 60 tahun ketika diletakan. Hal itu tampaknya terlihat tatkala
tiba di bandara kota Chicago, dan mengabarkan pengarang mengarahkan mind keislamannya di
kesan-kesanya setiba di sana. dalam mengontekstualisasikannya dengan
Ia sempat gugup mendapati jilbabnya menjadi kehidupan sosial dan nilai-nilai religiusitas serta
lirikan banyak orang di bandara O’Hare. kosmologi rasionalitas keamerikaan yang terjalin
“Would you please open your suitcase?” kata
di dalam kompleksitas kehidupan masyarakatnya
seorang pemeriksa barang seraya memandang ... sehari-hari. Pergulatan wacana keislaman menjadi
dari atas kepala hingga kaki.... sublim, konotatif, dan memberikan passion di
“What is this?” tanya pemeriksa dalam realitas seting Amerika. Semua kisah
“Itu oncom goreng. Buat anak saya. Ia suka sekali mengiaskan pertempuran yang menuju satu muara,
makanan itu,” jawab Hanifah sekenanya. Lalu yaitu, pergulatan individu-individu muslim-
petugas bea cukai itu mengaduk ...kopor seenaknya. muslimah memroses nilai-nilai Islami dengan segala
Dahinya mengkerut ketika ia melihat botol-botol.... galau, resah, gamang, dan sifat-sifat manusiawi
“Food. Food,” katanya. “Itu tauco, ....” sungut
lainnya namun tetap mencoba bertahan.
Hanifah.... (Hlm.84-85)
Dua kisah lainnya, terjadi di kota-kota
Amatan hasil interaksinya, mengenai Perancis dan Jepang. Dalam Au Revoir, Monsieur,
kehidupan Amerika yang bisa dikatakan melatari stasiun kereta api Paris menjadi awal pengisahan
wacana keislaman pengarang menjalin kisah-kisah lelaki Indonesia bertemu dengan seorang bapak,
Islaminya, tampaknya bisa dibaca melalui surat Pierre Laurette, yang kusut wajahnya dikarenakan
Emak kepada anak-anaknya dan saudara- anaknya menjadi ateis. Kisah berakhir di stasiun
saudaranya di tanah air: kereta Lyons ketika keduanya berpisah: Sang
“Hidup di sini penuh kesibukan. Orang-orang Bapak pergi menuju Marseilles, si anak muda naik
begitu keranjingan kerja. Pergi pagi ke kantor dan bis menuju St.Etienne. Pada kisah
baru pulang sore atau malam hari. Segalanya serba Assalamu’alaikum, Sakura San, kisah dimulai dari
cepat. Orang berjalan cepat-cepat dan kendaraan- bandara Narita, lalu perjalanan bis menuju Tokyo
kendaraan berseliweran dengan cepat pula. Alat- pada musim semi penghujung Mei seusai musim
alat rumah tangga juga serba praktis. Kita di sini bunga Sakura, kemudian menaiki kereta api menuju
bisa memasak kilat dengan menggunakan micro- Shinjuku. Di rumah orang tua Sakura San, yang
wave. Hanya diperlukan semenit untuk
bagian dalamnya bergaya tradisional dengan lantai
mendidihkan secangkir air untuk bikin kopi dengan
alat itu,” tulis Hanifah dalam salah satu suratnya.
dilapisi tatami, kisah mualaf disyahadati Islam
(Hlm.88-89) berlangsung di latar belakang simbol Kuil Shinto
– yang longar jarak religiusitasnya dalam
Di sini terlihat amatan pengarang kehidupan keagamaan Sakura.
merekonstruksi I dan Me di dalam self-nya di dalam Pengkreasian action dramatisasi cerpen pun
interaksinya di negeri perantauan Amerika: melalui berlangsung dalam kisah-kisah linear seperti itu.
adegan percakapan Emak dengan petugas bandara, Susunan kejadiannya berjalan lurus, sesuai dengan
dan, melalui amatan Emak di suratnya. Segi konsep garis mind pengarang dalam mengoleksi dorongan
self pengarang terlihat tekun dan kuat menyiratkan mood kepengarangannya di pemaknaan cerpen-
simbol-simbol hasil interaksi yang impulsif dan cerpen Islami, yakni, melalui kronologis dramatisasi
unorganized ketika menggambarkan fenomena – yang disusupi flashback di sana-sini, sebagai
keindonesiaan muslim Indonesia ketika merambah penjelas sebab-akibat peristiwa terjadi – mengenai

174 M EDIATOR, Vol. 3 No.2 2002


keberhasilan, kebagiaan, kebosanan, kekecewaan, segala kejadian di dunia.
atau bahkan tragedi dari individu-individu Islam. ....Hidayat terperangah. Ia seakan tak percaya
Pada tilikan tertentu, bisa dikatakan, sebagai bahwa wanita yang berdiri di muka pintu itu adalah
interpretasi pengaranga merefleksikan hasil Shirley yang dulu pernah menjadi istrinya. O, Al-
interaksi simbolik keislamannya di dalam lah, betapa beda Shirley dulu dengan sekarang.
pengisahan cerpen. Plot yang linear ini mendampak Beberapa detik mereka bertatapan. Dan tiba-tiba
pada hasil karangan yang mudah dipahami, enak saja wajah wanita berpakaian serba putih itu menjadi
diikuti, terasa manis, dan memberi aksentuasi pucat.
dakwah di sana-sini. Kejernihan membawa nilai “Shirley, eh Aisha ....”
“Hidayat....”
keislaman itu, tampaknya, memola cerpen-cerpen
“Engkau tidak pernah memberi kabar bahwa engkau
pengarang ke dalam konvensi pengisahan seperti telah mengenal Tuhan dan Rasul-Nya lebih daripada
itu. yang pernah kuharapkan. Kalau saja, kalau saja
Kepiluan Wadiah, gadis berkulit hitam ketika aku tahu ....”
meninggalkan dan menyisakan kesedihannya “Seperti katamu dulu, Hidayat. Tuhan memberikan
ayahnya, Joe Sanders, di Los Angeles, dalam petunjuk kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya.”
cerpen Keberangkatan, tetap menggariskan (Hlm.24)
kekuatan imam dan akidah dipilih sebagai benang Kisah semacam perpisahan, misalnya,
merah penceritaan . Wadiah mengikuti suaminya, ditampilkan dalam penokohan doa seorang ibu.
Yunus Hassan, ke Nigeria, Afrika, untuk Melalui kisah Emak, self pengarang menarasikan
mengembangkan Islam. Wadiah, yang berasal simbol-simbol keislaman mengenai anak yang mesti
nama Carla, sebelum lulus Universitas, sempat menyayangi dan menghormati ibunya. Dalam kisah
tinggal di Ghetto, sering dihina gadis Niger, ini, seorang ibu harus menyingkir dari struktur
menolak jejak Joe Sanders yang terjerembab di sosial Amerika hidup anaknya. Kisah ibu yang
inferioritas ketersisihan nasib kulit hitam dalam merindu anaknya, setelah sekian lama tidak
realitas sosial Amerika.Wadiah memilihi jejak bertemu dan kemudian diajak menginap beberapa
Malcolm X namun bukan di garis Black Muslims waktu di kota-kota Amerika, akhirnya bertemu
atau The Nation of Islam – sekte Islam yang dengan simbol pola produksi manusia Amerika
menyeleweng walau kemudian masuk kembali ke yang harus dilakoni anaknya. Ibu itu kemudian
jalur Islam sejati – melainkan di garis “Islam yang terperangah menemukan kerinduannya berganti-
tidak mengenal ajaran bahwa ras hitam harus ganti dengan pergulatan keinginannya untuk
memisahkan diri dari ras putih dan bahwa ras putih sekadar bercakap-cakap dengan anaknya tentang
itu bertabiat jahat.” “mengaji” ayat-ayat Alquran, salat berjamaah, dan
Kisah keterpanaan Hidayat, dari Bandung, segenap simbol Islam di kampung-kampung Indo-
menemukan mantan istrinya, Shirley, gadis Yahudi, nesia.
di kota DeKalb, kota mahasiswa Northern Illinois Simbol ibu akhirnya mengalah pada
University, mungkin agak unik dalam kisah Ketika ketidakberdayaan anaknya melepas segala
Saju Turun. Di sini ada pergolakan batin lelaki yang ketidaksukaannya dengan pola hidup keluarga
salah mengkalkulasi keimanan mantan istrinya. kampung: dengan ayah yang tak bertanggung
Shirley tak disangkanya berubah menjadi Aisah, jawab, dengan perantauannya ke negeri asing yang
berjilbab, menulis buku-buku Islam seperti Maryam mengharuskannya tunduk pada segimentasi sosial
Jamilah. Hidayat, yang sudah menikah lagi dan yang tidak memedulikan Allah di dalam ruang-ruang
beranak tiga, kaget melihat Shirley yang dulu batin, di ruang-ruang keluarga.
sempat luntur keislamannya, dan kini menjadi
Aisah. Benang merah kisah ini mewacanakan .... Namun ia tak mau menangis buat anaknya yang
kini sudah kebarat-baratan dan tak mau menghormati
perlunya individu muslim untuk tidak mendahului
serta menyayangi ibunya. Terlalu mahal air mata
Allah di dalam mengkalkulasi ramalannya terhadap

Septiawan Santana K. “Self” Profesor Komunikasi di Kumpulan Cerpen Islami 175


itu buatnya. Air mata itu lebih layak buat Imas, dokter berbicara dengan suara setengah berbisik.
anak bungsunya, yang termiskin dari semua Wajah dokter tampak pula menegang dan kecewa....
anaknya, yang senantiasa setia mendampingi dan Nyonya Baker ... memperlihatkan wajah tegang
merawatnya, yang kini menunggu-nunggu pula. Aku tak tahu, apakah ia menangkap
kepulangannya halamannya dengan harap-harap pembicaraan Robert, Nancy dan dokter ... bahwa
cemas. akhirnya ... Nyonya Baker akan ditempatkan di
Hanifah sungguh tak mengerti mengapa hati Mamad rumah jompo.
sekeras dan sedingin itu. Tak tahukah ia bahwa ....
yang diharapkan seorang ibu dari anaknya pertama- Selagi ketiga orang itu ribut-ribut, kulihat wajah
tama adalah kesalehannya, bukan gelar Nyonya Baker mendadak layu. Dan mendadak pula
pendidikannya, bukan pula harta kekayaannya? tubuhnya melorot ke bawah....
....
Simbol tragisnya peran Ibu di kosmologi Beberapa detik berlalu. Akhirnya dokter pun berdiri
rasionalisasi Barat muncul pula dalam judul Di dengan wajah kuyu. Ia menggeleng-gelengkan
sebuah Rumah Sakit di New York. Kisah retaknya kepalanya.
rasa kasih kepada ibu dari sudut pandang lelaki ....
Islam Indonesia. Kesedihan seorang ibu, yang “Ibu Anda sudah pergi...untuk selamanya.
harus dipenjarakan anaknya ke rumah-rumah Rupanya jantungnya tak cukup kuat untuk
jompo karena struktur sosial Barat menerima berita bahwa Anda dan istri Anda akan
merasionalisasikan kehangatan kasih sayang ke membawanya ke rumah jompo”....
Aku terpaku di sudut ruangan.
dalam pola pengaturan yang terskematikan itu,
menjadi manis bila dimaknakan lewat pola pikir
pemuda Indonesia yang menemukan kisah itu. Bagi
Penutup
pemuda itu, lewat point of view orang pertama,
kisah ibu di-“jompo”-kan anaknya sendiri memang Paradigma interaksi simbolik menjadi penting
akan mengakibatkan “dramaturgis” keterasingan di dalam kisah-kisah cerpen ini. Deddy Mulyana
manusia Barat. Simbol rumah sakit, dan peran para memberikan pembaca segala keterangan dan rinci-
dokter di sana, menjadi tempat peran ibu yang an di mana sebuah simbol diletakan di dalam sebuah
tertusuk batin-psikologisnya akhirnya menjadi kisah. Pesan utamanya, yang menanduk pembaca
bermakna akhir peran keibuan di dalam kosmologi pada keislaman berbagai orang di negeri Paman
sosial pemuda Indonesia. Kematian ibu tadi, di Sam, memberikan aksentuasi segala kemungkinan
rumah sakit, adalah sebuah rentetan nasib yang manusia mengenai Allah. Simbol keislaman amat
akan dialami oleh siapa pun wanita yang di hari kuat diterakan Mulyana. George Mead, yang meng-
tuanya ingin ditemani kasih sayang anak-anaknya. hantarkan pemikiran bahwa tiap interaksi manusia
Melalui susunan plot, di berbagai adegannya, itu membawa simbol-simbol, mereferensikan
tragedi kepedihan peran ibu di negeri Barat itu Mulyana untuk berkutat terus-menerus pada
menyimbolkan kekuatan pengarang dalam acuan rangkaian manusia urban Indonesia bertarung
pemuda Indonesia yang coba memberi saran pada iman di pelataran sosial keamerikaan. M
masyarakat Barat yang telah kehilangan nilai-nilai
religiusitasnya.
....Aku begitu kaget bercampur kecewa mendengar Daftar Pustaka
perubahan rencana itu. Kawanku Robert, hanya
terdiam. Tampak wajahnya mencerminkan Eagleton, Terry. 1996. Literary Theory: An Intro-
kekecewaan. duction. Second Edtion. Cambridge, Massa-
Nyonya Baker tampak semakin sehat ketika kami chusetts: Blackwell Publishers, Inc.
tiba di ruangan perawatan. Ia tampak gembira sekali
pada hari kepulangannya dari rumah sakit itu.... Griffin, Em. 2003. A First Loot at COMMUNICATION
Ada ketegangan ... ketika Robert, Nancy serta THEORY. Fifth edition Boston: McGraw Hill.

176 M EDIATOR, Vol. 3 No.2 2002


Inc., Publishers, Springfield.
Littlejohn, Stephen W. 2002. Theories of
Mohamad, Goenawan. 1986. “Kata Pengantar”
HumanCommunication Seventh edition.
dalam Bondan Winarno (1986). Cafe Opera:
Belmont, CA: Wadsworth/Thomson Learning.
Kumpulan Cerita Pendek. Jakarta: Grafiti Pers.
Merriam-Webster’s. 1995. Encyclopedia of Lit-
Mulyana, Deddy. 2004. Senja di San Fransisco:
erature. Massachusetts: Merriam-Webster,
Parade Cerpen Islami. Bandung: Rosda
Karya.

M M M

Septiawan Santana K. “Self” Profesor Komunikasi di Kumpulan Cerpen Islami 177

Anda mungkin juga menyukai