Anda di halaman 1dari 4

PROSEDUR

PERESEPAN / PEMESANAN OBAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

017/AKR/VIII/2015 0/0 3/3

DITETAPKAN OLEH
KEBIJAKAN TANGGAL TERBIT : Direktur RSU dr. SUYUDI Paciran

1 Agustus 2015

Dr. Asmani Sumarno, Sp. B


NIK. 01 082012 001

Peresepan adalah proses pengambilan keputusan pengobatan oleh


PENGERTIAN dokter berupa terapi obat yang diterima pasien dengan memperhatikan
ketepatan pasien, jenis obat, dosis, kekuatan, rute, waktu dan durasi
pengobatan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Peresepan /
TUJUAN pemberian obat
SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit dr. Suyudi Paciran
KEBIJAKAN NOMOR 17/iv/SK/RSU.SY/VIII/2015
Prosedur
PROSEDUR a. Sebelum Penulisan Resep
1. Menegakkan diagnosis dan prognosis berdasarkan gejala klinis,
data laboratorium dan pencitraan yang khas untuk masing –
masing penyakit
2. Menentukan tujuan pengobatan apakah untuk pencegahan
primer/sekunder, simtomatik, preventif, kuratif, rehabilitatif atau
paliatif
3. Menentukan pilihan obat berdasarkan tujuan pengobatan dan
kondisi klinis/organ pasien terkait farmakodinamik dan
farmakokinetik sesuai dengan Formularium RSU dr. Suyudi
4. Melakukan penyelarasan obat (medical reconciliation) sebelum
menulis resep. Penyelarasan obat adalah membandingkan
antara daftar obat yang sedang digunakan pasien dan obat yang
akan diresepkan untuk mencegah duplikasi, terhentinya suatu
obat (omissions), atau kesalahan obat lainnya
PROSEDUR
PERESEPAN / PEMESANAN OBAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

017/AKR/VIII/2015 0/0 3/3

5. Memperhatikan kemungkinan adanya kontra indikasi, interaksi


obat dan reaksi alergi
Menuliskan terapi obat dalam rekam medik untuk obat yang
pertama kali diresepkan yang rejimennya diubah atau untuk
terapi obat lanjutan, pada rekam medik dituliskan “terapi
lanjutkan’ dan pada kardeks (catatan pemberian obat) tetap
dicantumkan nama obat dan rejimennya.
b. Penulisan Resep
1. Menulis resep secara manual pada blanko lembar
resep/instruksi pengobatan dengan kop RSU dr. Suyudi yang
telah dibubuhi stempel instalasi pelayanan tempat pasien
dirawat/berobat
2. Menulis dengan tulisan yang jelas dan dapat dibaca,
menggunakan istilah dan singkatan yang lazim sesuai standar
singkatan RSU dr. Suyudi
3. Mengenali obat-obatan yang masuk ke dalam kategori Look
Alike Sound Alike (LASA) yang telah diterbitkan oleh Instalasi
Farmasi untuk menghindari kesalahan pembacaan oleh tenaga
kesehatan lain
4. Memastikan bahwa resep sudah memenuhi kelengkapan suatu
resep sebelum dikirim ke farmasi :
a. Nama Pasien
b. Tanggal lahir
c. Berat badan pasien (khususnya untuk pasien anak)
d. Nomor rekam medik
e. Nama dokter
f. Tanggal penulisan resep
g. Nama ruang pelayanan
h. Memastikan adanya riwayat alergi obat
i. Tanda R/ pada setiap sediaan
j. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik.
Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam
PROSEDUR
PERESEPAN / PEMESANAN OBAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

017/AKR/VIII/2015 0/0 3/3

formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh


: injeksi, tablet, salep, kapsul) dan kekuatannya (misal :
500mg)
k. Jumlah sediaan
l. Durasi penggunaan obat (untuk obat pulang)
m. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan
obat dan (untuk bahan obat dalam bentuk padat :
mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan : tetes, liter,
mililiter
n. Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak
dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran
tersebut telah terbukti aman dan efektif
5. Dalam peresepan obat off-label ( penggunaan obat yang
indikasinya diluar persetujuan BPOM ) harus berdasar panduan
medik yang disetujui Komite Medik
6. Dalam peresepan anti mikroba, harus ditegakkan diagnosis
etiologi terlebih dahulu melalui pemeriksaan
7. Untuk peresepan obat narkotika dan psikotropika harus
mengikuti SPO tentang Peresepan Obat Narkotika &
Psikotropika

C. Setelah Penulisan Resep


1. Memeriksa kebenaran obat yang telah diresepkan
2. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien
tentang efek terapi yang diharapkan dan efek obat yang tidak
diharapkan yang mungkin terjadi
3. Menetapkan parameter respons pasien terhadap obat,
memantau secara berkala untuk mengetahui efektivitas dan
kemungkinan efek samping yang dialami pasien. Jika terjadi
efek samping obat, dokter melaporkan sesuai dengan SPO
Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
4. Jika terjadi perubahan terhadap resep/instruksi pengobatan
PROSEDUR
PERESEPAN / PEMESANAN OBAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

017/AKR/VIII/2015 0/0 3/3

yang telah diterima oleh apoteker atau asisten apoteker, maka


dokter mengganti dengan resep atau instruksi pengobatan baru
5. Memastikan bahwa setiap obat yang diresepkan sesuai dengan
yang tercantum dalam rekam medik
6. Untuk kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena
operasi atau sebab lain, maka dokter menuliskan kembali dalam
bentuk resep/instruksi pengobatan baru

1. Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai