Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA LANJUTAN


“BUDIDAYA TANAMAN BUAH DURIAN”

OLEH

SUCI RAMADHANI 1510211095


SYUKRAWATI 1510212083

KELAS :A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Durian (Durio zibethinus Murray) merupakan salah satu tanaman asli Asia
Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia
(Ashari, 1995). Durian yang terdapat di Indonesia memiliki berbagai varietas,
terdapat 21 kultivar durian unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian, yaitu : Petruk,
Sukun, Sitokong, Kani, Otong, Simas, Sunan, Sihijau, Sijapang, Siriwig, Bokor,
Perwira, Sidodol, Bantal Mas, Hepe, Matahari, Aspar, Sawah Mas, Raja Mabah,
Kalapet, dan Lai Mansau.
Durian (Durio zibethinus murr.) yang dijuluki The King of Fruit merupakan
salah satu buah cukup popular di Indonesia. Buah yang memiliki rasa dan aroma yang
khas ini sangat digemari oleh sebagian banyak orang. Rasa buahnya yang manis dan
aroma harum buahnya menjadi daya tarik tersendiri bagi pencinta durian. Warna
daging buahnya bervariasi, ada yang berwarna putih, kuning, dan oranye serta buah
ini dilengkapi dengan adanya kandungan kalori, vitamin, lemak, dan protein. Akan
tetapi kurang dalam hal pemanfaatannya. Selama ini, bagian buah durian yang lebih
umum dikonsumsi adalah bagian salut buah atau dagingnya. Jika dilihat kegunaan
durian ternyata bukan hanya daging buahnya yang dikonsumsi, tetapi jika digali lebih
dalam lagi dapat ditemukan berbagai manfaat dari semua bagian buah durian tersebut,
misalnya batang dari durian dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga
berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yg diberi akhiran -an sehingga menjadi
durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yg kulitnya berduri
tajam.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui sejarah tanaman durian
2. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman durian
3. Untuk mengetahui prospek dan tantangan buah durian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Tanaman Durian
Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, & Kalimantan yg
berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma,
India & Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama
lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen
(Seram Timur) Petunjuk dari buah durian tersebut terdapat dalam beberapa relief di
candi Borobudur.
Dari 2672 panel kisah, beberapa di antaranya menampilkan buah durian yang
dijadikan sesembahan buat raja, diperjualbelikan, juga tampak orang-orang yang
membawanya bersama buah lain seperti mangga dan manggis. Dari relief ini kita bisa
tahu bahwa durian sudah dikonsumsi oleh penduduk Nusantara sejak 1300 tahun
yang lalu, kata pakar durian Mohamad Reza Tirtawinata dalam diskusi tentang durian
di Serang, Banten, seperti dikutip dari Historiacoid, Rabu (20/4/2016).
Catatan mengenai durian di masa lalu lainnya terdapat di dalam laporan
perjalanan para penjelajah Eropa abad ke-15. Dalam buku berjudul “Java Essay: The
History and Culture of Southern Country” karya Masatoshi Iguchi, mengisahkan
ekspedisi VOC di wilayah Batavia sampai Bogor pada 1687. Dalam ekspedisi yang
dipimpin oleh Pieter Scipio van Ostende itu diketahui telah banyak pohon durian
yang tumbuh di sekitar Bogor.
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah
sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatera,
dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimantan. Meskipun
demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan
kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Tempat lain yang
membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina,
Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka (2003,
Syahrani).
Permintaan pasar komoditas ini baik dalam maupun luar negeri terus
meningkat, beberapa negara di Eropa Timur, Belanda, Kanada, Saudi Arabia, Jepang
dan Singapura merupakan pasar potensial. Negara pengekspor durian saat ini adalah
Indonesia, Thailand dan Malaysia, namun demikian peluang pasar ini belum dapat
dimanfaatkan sepenuhnya karena belum memenuhi standar ekspor dan
produktivitasnya masih rendah (5 ton/ha), dibanding negara Thailand yang mencapai
35 ton per hektar (Uji, 2005).
Pengembangan tanaman durian secara intensif dan komersial selain
merupakan upaya pelestarian plasma nutfah buah tropis, juga bermanfaat bagi
peningkatan kualitas lingkungan dan tatanan kehidupan manusia. Batang pohon
durian yang sudah tidak produktif lagi dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
atau kayu bakar. Bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi
dan sosial yang cukup tinggi adalah buah (Rukmana, 1996).
Berdasarkan data BPS (2012) dengan luas wilayah 197 km2 kecamatan
Tigalingga memproduksi 9362 kwintal buah durian per tahun, jika dibandingkan
dengan beberapa tahun sebelumnya berdasarkan data BPS (2008) bahwa kecamatan
Tigalingga memproduksi 16.000 kwintal buah durian, angka tersebut menunjukkan
penurunan produktivitas durian di kecamatan tersebut (BPS, 2008).

B. Taksonomi Tanaman Durian


Klasifikasi tanaman durian
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping)
Ordo : Bombacales
Family : Bombacaceae
Genus : Durio
Spesies : Durio zibethinus Murr

Morfologi tanaman durian


a. Batang dan cabang
Durian banyak disebutkan sebagai
pohon hutan dan biasanya berukuran
sedang hingga besar yang tingginya
mencapai 50 m dan umurnya dapat
mencapai puluhan hingga ratusan tahun.
Bentuk pohonnya (tajuk) mirip segitiga
dengan kulit batangnya berwarna merah
coklat gelap, kasar, dan kadang
terkelupas. Cabang dari tanaman durian tumbuh mendatar atau tegak dan membentuk
sudut yang bervariasi tergantung pada jenis dan varietas. Percabangannya banyak dan
membentuk tajuk mirip dengan kerucut atau segitiga (Benard et al,2008).
b. Daun
Daun tanaman durian umumnya berbentuk bulat memanjang dengan bagian
ujung meruncing. Letaknya berselang-seling dan tumbuh hanya secara tunggal.
mengilap dan bagian bawah berwarna coklat atau kuning keemasan (Yuniarti. 2011).
Struktur daun agak tebal dengan permukaan daun sebelah atas berwarna hijau

(A) Bentuk pangkal daun, (B) variasi bentuk daun durian, (C) Bentuk ujung daun

c. Bunga
Bunga durian muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang
yang tua dibagian yang tua (proximal) secara berkelompok. Bunga-bunga tersebut
berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata.
Kuncup bunganya membulat, diameternya sekitar 2 cm, dan bertangkai panjang
(Irawan at al., 2007). Kelopak bunga berbentuk tabung sepanjang kurang lebih 3cm.
Daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping, berbentuk bundar telur.
Mahkota berbentuk sudip, panjangnya kira-kira 2 kali panjang kelopak, berjumlah 5
helai, dan berwarnah keputih-putian. Benang sarinya banyank, terbagi kedalam 5
berkas. Sementara kepala putiknya membentuk bongkol dengan tangkai yang berbulu
(Irawan at al., 2007).

d. Buah
Buah durian pada umumnya berbentuk bulat, bulat telur, hingga lonjong.
Panjang buah durian yang matang bisa
mencapai 30-45 cm dengan lebar 20-25
cm, dan berat antara 1,5-2,5 kg. Setiap
buah berisi 5 juring yang di dalamnya
terletak 1-5 biji yang diselimuti daging
buah yang berwarna putih, krem,
kuning, atau kuning tua. Tiap varietas
durian menentukan besar kecilnya
ukuran buah, rasa, tekstur, dan ketebalan daging. Buah akan berkembang setelah
pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan
terjadi persaingan antara buah pada satu kelompok sehinnga hanya satu atau beberapa
buah yang akan mencapai kemasakan, sedangkan sisanya gugur. Buah jatuh sendiri
apabila masak, berat buah durian mencapai 1,5-5 kg (Irawan at al., 2007).
e. Biji
Biji pada durian ini berbentuk bulat dan memanjang yang dilengkapi dengan
serabut halus pada bagian ujungnya. Biji durian mempunyai warna bagian dalam
yang putih dan warna bagian pada permukaan yang kekuningan. Untuk biji yang ada
pada tanaman durian ini hanya terdiri dari beberapa lapisan saja. Lapisan pertama
mempunyai kulit bagian luar (epidermis) yang bentuknya tipis, sedangkan bagian
dalam dermis yang tebal.

C. Manfaat dan Kandungan Buah Durian


Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya,
terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:
1. Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.
2. Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf
dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.
3. Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif
pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
4. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai
kering dan dibakar sampai hancur.
5. Mencegah depresi : durian mengandung tryptophan, salah satu jenis asam amino
yang dapat diubah dalam tubuh menjadi serotonin, untuk membuat badan lebih
rilek, meningkatkan mood, dan secara umum membuat perasaan lebih gembira.
6. Mencegah anemia (kurang darah) : dengan kadar besi tinggi, durian dapat
merangsang produksi hemoglobin dalam darah sehingga membantu penderita
anemia.
7. Menurunkan tekanan darah : durian mengandung kalium sangat tinggi tetapi kadar
garam yang rendah, membuat durian sempurna untuk menurunkan tekanan darah
dengan jumlah durian < 6 biji. Sehingga US Food and Drug Administration telah
mengizinkan industri durian untuk mengajukan pengakuan resmi terhadap
kemampuan durian mengurangi resiko dari tekanan darah tinggi dan stroke.
8. Melancarkan BAB : karena mengandung serat tinggi, menambahkan durian dalam
menu harian dapat membantu menormalkan proses pencernaan dan melancarkan
BAB.
9. Meredakan nyeri lambung : durian memiliki efek antacid alamiah pada tubuh,
apabila anda mengalami nyeri perut.
10. Memperbaiki sistem syaraf : durian mengandung vitamin B yang tinggi yang
dapat membantu memperbaiki sistem syaraf.
11. Mengontrol diet bagi orang kegemukan : studi di the Institute of Psychology di
Austria menunjukkan bahwa tekanan pekerjaan mendorong orang banyak
mengkonsumsi makanan ringan dan untuk mengontrolnya kita perlu makan
makanan berkadar karbohidrat tinggi setiap 2 jam untuk menjaga kestabilan.
Durian merupakan buah berkadar karbohidrat 20% hingga 39%.
12. Radang saluran pencernaan : durian dapat digunakan sebagai makanan pencegah
sakit intestinal sebab durian bertekstur lunak dan lembut. Durian satu-satunya
buah segar yang dapat dimakan langsung pada kasus yang telah kronis. Durian
juga menetralisir kelebihan asam dan mengurangi iritasi dengan melapisi dinding
perut.
13. Membantu berhenti merokok : durian dapat juga membantu orang yang berusaha
berhenti merokok, karena mengandung vitamin B6, B12, kalium, dan magnesium
yang membantu tubuh bertahan dari efek ketagihan nikotin.
14. Mencegah stress : kalium adalah salah satu mineral vital yang membantu
menormalkan denyut jantung, mengirim oksigen ke otak, dan meregulasi
keseimbangan air dalam tubuh. Ketika kita stress, metabolisme kita meningkat
sehingga mengurangi kadar kalium. Hal ini dapat diseimbangkan kembali dengan
makan durian yang mengandung kalium tinggi.

Kandungan Gizi Durian


Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang
menyukainya, namun sebagian yang lain malah tidak suka dengan aromanya. Sebutan
populernya adalah "raja dari segala buah" (King of fruit). Beberapa peneliti
sebelumnya telah melakukan penelitian terhadap kandungan gizi daging durian serta
kandungan gizi albedo durian dan mengatakan bahwa semakin tua (matang) durian,
kandungan total gula, gula reduksi, total padatan terlarut, dan kadar asam dalam
daging buah akan meningkat serta akan diimbangi dengan peningkatan aroma
Kandungan gizi buah durian terdapat pada tabel dan menunjukkan bahwa vitamin A
yang terkandung di dalam buah ini termasuk cukup tinggi yaitu 175, 0 SI. Salah satu
sumber terbaik pembentuk vitamin A ialah ß–karoten. Daging buah durian dalam 100
gram memiliki kandungan gizi seperti disajikan pada tabel
Kandungan Gizi Satuan Jumlah
Energi kal 134,0
Protein g 2,4
Lemak g 3,0
Karbohidrat g 28,0
Kalsium mg 7,4
Fosfor mg 44,0
Zat besi (Fe) mg 1,3
Vitamin A SI 175,0
Vitamin B1 mg 0,1
Vitamin C mg 53,0
Air g 65,0
Bagian dapat % 22,0
dimakan
Beta karoten merupakan senyawa organik yang ditemukan dalam banyak
buah-buahan dan sayuran. Akan tetapi, ketersediaan -karoten sebagai sumber vitamin
A, terutama dari tanaman sering bersifat musiman. Selain itu, vitamin A yang berasal
dari tanaman maupun hewan juga mudah mengalami kerusakan akibat pengolahan
(Booth dkk., 1992). Vitamin A diperlukan untuk meningkatkan kesehatan penglihatan
dan kulit. Meskipun terdapat senyawa lain yang menjadi sumber vitamin A, -karoten
merupakan sumber yang paling utama.

D. Syarat Tumbuh Buah Durian


a. Iklim.
Durian tumbuh dengan baik di daerah tropika basah dengan curah hujan >
2.000 mm/tahun dan tersebar merata sepanjang tahun dengan lama bulan basah 9-10
bulan/tahun dan 1-2 bulan kering sebelum berbunga. Intensitas cahaya 40-50%,
dengan suhu 22-30ºC.
b. Ketinggian Tempat.
Tanaman durian paling cocok pada ketinggian tempat 200-600 m dpl dan suhu rata-
rata 20°C-30°C. Meskipun demikian, ada juga varietas durian yang cocok ditanam
pada berbagai ketinggian. Misalnya durian kani dan otong bias tumbuh baik didaerah
yang memiliki 50-600 mdpl, bahkan kadang-kadang juga dijumpai durian yang
tumbuh baik di dataran tinggi 800 mdpl atau didatara randah dengan ketinggian 10
mdpl (Ashari, 2010).

c. Tanah.
1) Tanaman durian akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5-7 dan optimum
pada pH 6-6,5.
2) Kondisi drainase lahan harus baik, dengan kedalaman air tanah antara 50-150 cm
dan 150-200 cm, karena akar durian sangat peka (busuk) bila terendam air.
3) Tanah grumosol dan andosol cocok untuk tanaman durian.
4) Tanah subur dan kaya kandungan bahan organik.

Jenis-jenis Durian
Jenis Durio yang ada di seluruh dunia, 18 jenis diantaranya terdapat di Kalimantan
dan 14 jenis merupakan jenis-jenis yang endemik. Tercatat ada sembilan jenis Durio
di Indonesia yang dapat dimakan, masing-masing adalah Durio dulcis (lahong), D.
excelsus (apun), D. grandiflorus (sukang), D. graveolens (tuwala), D. kutejensis (lai),
D. lowianus (teruntung), D. oxleyanus (kerantungan), D. testudinarum (durian
sekura) dan D. zibethinus (durian). Lima jenis diantaranya telah dibudidayakan, yaitu
D. dulcis, D. grandiflorus, D. kutejensis, D. oxleyanus dan D. Zibethinus(Ashari,
2010).
Almasdi (2003) menyatakan indonesia ada 21 kultivar unggul yang dirilis
oleh Dinas Pertanian yaitu Kani, Sunan, Sukun, Petruk, Sitokong, Mas, Otong,
Sihijau, Sijapang, Sidodol, Bokor, Perwira, Sriwing, Bantal Mas, Hape, Matahari,
Aspar, Sawa Mas, Raja Mabah, Kalapet, dan Lan Mangan.
Wiryanta (2008) menyatakan selain varietas yang sudah dilepas oleh mentri
pertanian, banyak pula durian dari negara tetangga yang bersifat unggul yang sudah
di tanam oleh perkebunan indonesia diantaranya.
1. Montong
Bersal dari daerah Thailand, durian merupakan tanaman genja mampu
berproduksi pada umur 4-5 tahun sejak tanam dengan bibit asal sambung pucuk.
Bobot buah mampu mencapai 6 kg, kulit tebal dengan warna hijau, warna daging
buah kuning emas ada juga yang berwarna krem. ( Irawan et al., 2007)
2. Chanee
Buahnya berbentuk bulat panjang, beratnya mencapai 4 kg,. Warna kulit
hijau, dagingnya tebal dengan warna daging kuning keemasan.
3. Kan Yao
Buahnya berbentuk bulat dengan warna kulit hijau, bobot buah 2-4 kg.
Daging buahnya tebal, warna kuning sampai krem, bersa manis, bertekstur lembut,
dan beraroma harum.
4. Durian Petruk.
Durian Petruk ini terkenal dengan rasanya yang ekstra legit dibanding jenis
durian lain. Durian petruk berasal dari Jepara Jawa Tengah. Ciri-ciri durian petruk
adalah rasanya yang manis, bentuk buah lonjong alur seperti buah belimbing,aroma
mantab, manis, lezat agak pahit, baunya yang menyengat, daging buahnya tebal, dan
bijinya yang kecil dan daging buahnya yang tidak lembek.
5. Durian Bawor
Durian Bawor Monthongnya Banyumas merupakan Durian monthong
Orange. Bibit durian bhinneka bawor di hasilkan dari berbagai macam jenis spesies
durian yang dijadikan menjadi satu batang dengan batang pokoknya bibit durian
montong dengan spesies-spesies yang lain dari bibit durian lokal yang mutunya
bagus. Durian Bawor Berkaki Empat merupakan durian montong orange yang
memiliki batang yang di sambung/okolasi langsung dengan tanaman durian lain yang
menjadi ”kaki baru” yang salah satunya adalah untuk mempercepat pertumbuhan
tanaman, karena serapan unsur haranya bisa lebih.
Durian Bawor mempunyai beberapa keunggulan antara lain : umur 3-4 tahun
sudah mulai berbuah, satu tahun bisa panen 3 kali, 1 buah mempunyai berbagai
macam rasa, daging buahnya tebal rasanya legit, bijinya kecil / tipis, sistim
perakarannya baik karena mempunyai kaki empat sehingga memudahkan mencari
nutrisi dalam tanah maka semakin tua umur tanaman semakin lebat / banyak buahnya.
Bahkan pohon induknya yang berumur 7 tahun dalam 1 tahun mampu menghasilkan
2 ton durian. Durian bawor dapat dipanen 3 kali dalam setahun sedangkan pohon-
pohon durian yang lain hanya dapat dipanen setahun sekali, untuk memanennyapun
tidak terlalu sulit karena rata-rata tinggi tanaman durian bawor hanya 2 s/d 3 meter .

E. Teknologi Budidaya Buah Durian


a. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan :
a) Asli dari induknya.
b) Segar dan sudah tua.
c) Tidak kisut.
d) Tidak terserang hama dan penyakit.
2) Penyiapan Benih dan Bibit
Perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan
biji) atau vegetatif (okulasi, cangkokan).
a) Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu
agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat
terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak
berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan
dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3
minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam (Ashari, 2010).
b) Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan
tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif.
Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8-10
bulan, dapat diokulasi, dengan cara :
1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata tunas
yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip
lidah.
3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
4. Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk
perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di
periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila berwarna hijau,
berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
d) Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat,
subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun,
besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih
hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar
dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali
sehari), pagi dan sore hari (Ambarawa. 1996).
Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut :
1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau
kecoklatan.
2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua
hari.
4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut,
mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan
1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua
ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan.
Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang
persemaian berisi media tanah yang subur.
b. Pengolahan lahan.
1) Lahan dibersihkan dari rerumputan, sisa tebangan, tanaman liar, kemudian
dibajak/dicangkul
2) Di sekitar kebun perlu dibuat saluran drainase guna menghindari adanya genangan.
3) Kegiatan pengolahan lahan dilakukan sebelum musim hujan.
c. Penanaman.
1) Jarak tanam 10 x 10 m untuk jenis durian genjah, dan 12 x 12 m untuk jenis
durian sedang dan dalam.
2) Lubang tanam dengan ukuran 80 x 80 x 70 cm atau 70 x 70 x 60 cm atau
disesuaikan dengan jenis tanah dan kondisi lahan, tanah galian bagian atas (20cm)
dipisahkan dengan tanah galian bagian bawah dan dibiarkan selama 2-3 minggu.
3) Lubang tanam ditutup kembali, dengan tanah galian atas lebih dahulu dimasukkan
setelah dicampur dengan pupuk organik/pupuk kompos sebanyak + 30 kg/lubang.
4) Penanaman dilakukan awal musim hujan pada sore hari agar bibit yang sudah
ditanam tidak langsung terkena matahari.
5) Bibit ditanam sekitar 5 cm di atas pangkal batang dan diikat pada batang
kayu/bamboo agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus.
6) Bibityang sudah ditanam sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sengatan
matahari curah hujan yang lebat. Naungan dapat dibongkar setelah tanaman
berumur 3-5 bulan.
7) Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa,
agar kelembaban tanah dapat stabil.
d. Pemeliharaan.
1) Penyiangan, dilakukan untuk membuang gulma yang tumbuh di sekitar tanaman (1
m dari batang pohon) yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
2) Penyiraman, hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Tahap awal pertumbuhan penyiraman dilakukan setiap hari pagi dan sore
hari, tetapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama (terlalu basah).
b. Kebutuhan air pada masa vegetatif 4-5 L/hari dan pada masa produktif 10-12
L/hari.
c. Setelah tanaman berumur satu bulan penyiraman dilakukan 3x/minggu. Jika
tanaman sudah berbuah, penyiraman harus diperhatikan karena kalau
kekurangan air dapat mengakibatkan kerontokan buah.
d. Tanaman durian akan membutuhkan banyak air setelah panen karena
diperlukan untuk memulihkan kondisi tanaman menjadi normal kembali.
3) Pemupukan pada tanaman yang belum berbuah, dilakukan dengan dosis sbb:
a. Pemupukan NPK (15:15:15) dilakukan 2 kali/tahun, dengan dosis sbb:
1. Tanaman umur 1 tahun, dosis pupuk NPK 40 - 80 gr/pohon/tahun.
2. Tanaman umur 2 tahun, dosis pupuk NPK 150 - 300 gr/pohon/tahun.
3. Tanaman umur 3 - 4 tahun, dosis pupuk NPK 400 - 600 gr/pohon/tahun.
b. Pupuk organic/kompos/pupuk kandang diberikan setahun sekali pada akhir
musim hujan dengan dosis minimal 15-20kg/pohon.
4) Pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan/berbuah, dengan dosis/pohon
sbb :
a. Sesudah pemangkasan, pupuk organik 40-60 kg, urea 670 gr, SP-36 890 gr, KCl
530 gr
b. Saat pucuk mulai menua, urea 335 gr, SP-36 445 gr, KCl 265gr
c. Dua bln setelah pemupukan kedua, urea 180 gr, SP-36 650 gr, KCl 150 gr
d. Saat muncul bunga, urea 45 gr, SP-36 225 gr, KCl 100 gr
e. Satu bulan sbelum panen, urea 180 gr, SP-36 650 gr, KCl 150gr.
5) Cara memupuk, dibuat selokan melingkari tanaman dengan garis tengah selokan
disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm
dan tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara
merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan dan
diratakan. Apabila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
6) Pemangkasan akar.
a. Pemangkasan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai
40% selama 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan
akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan
kualitas buah, buah lebih keras dan lebih tahan lama.
b. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling
lambat 2 minggu setelah berbunga.
c. tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari panen
berkurang dan pertumbuhan terhambat.
d. Cara pemotongan: kedua sisi barisan pangkal batang.
7) Pemangkasan bentuk, dilakukan dengan :
a. Tanaman sudah berumur 1 tahun.
b. Pelihara satu batang utama, potong calon cabang primer yang tidak diinginkan
(cabang dengan pertumbuhan terlalu panjang, tidak normal atau terserang hama
& penyakit), cabang-cabang primer terpilih diatur jaraknya sekitar 40-60 cm.
c. Pertumbuhan cabang diarahkan supayamendatar atau membentuk sudut sekitar
90 derajat dengan batang utama, dengan mengikat pucuk cabang dengan tali
yang diberi pemberat.
d. Tunas-tunas liar yang tumbuh di cabang terpilih harus dipangkas dan sisakan 1-
2 cm dari pangkal cabang.
e. Tinggi tanaman dipertahankan sekitar 4 m dari permukaan tanah dan cabang
terendah berjarak 0,7-1 m dari permukaan tanah.
f. Oleskan pada bagian yang dipangkas dengan ter/meni/pestisida
8) Pemangkasan pemeliharaan, dilakukan dengan :
a. Tanaman sudah mulai berproduksi pertama
b. Memangkas cabang bersudut kecil, cabang dan ranting yang terserang hama &
penyakit. Pemangkasan ranting pada cabang besar/produktif dibersihkan
dengan menyisakan 1/3 bagian ujung
c. Memangkas cabang/tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya
d. Memangkas dahan dan ranting yang rapat, bersilangan atau
tersembunyi/terlindung
e. Memangkas dahan dan rantingyang lemah serta tajuk bagian atas yakni turun 1
ruas pada ujung ranting (terminal)
f. Memangkas dahan dan ranting yang pertumbuhannya ke arah dalam tajuk atau
ke arah bawah
g. Pertahankan ketinggian optimal 3-4 m atau 5-6 m
h. Oleskan pada bagian yang dipangkas dengan ter/meni/pestisida

e. Hama dan Penyakit.


1. Hama
a) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala), bagian yang diserang buah.
Gejala, buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua. Pengendalian
dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
membungkus/membrongsong buah terpilih sejak dini
pengasapan di bawah pohon pada sore hari untuk mengusir imago
2) Mekanis yaitu, mengumpulkan buah yang terserang hama dan gugur untuk
dimusnahkan/dikubur
3) Biologis yaitu, menggunakan semut rang-rang untuk mengusir imago atau
menggunakan musuh alami lain yaitu lalat Tachinidea (Argyroplax basifulfa),
Ventura, sp.
4) Kimiawi yaitu, penyemprotan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC,
Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.
b) Lebah mini, gejala, bagian yang diserang ranting dan daun.
Gejala: penggerekan ranting-ranting muda dan memakan daun- daun muda.
Pengendalian yaitu, menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC
(Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420
gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).
c) Ulat penggerek bunga.
Gejala : kuncup bunga terserang akan rusak dan putiknya banyak yang
berguguran, benang sari dan tajuk bunga rusak semua, sedangkan kuncup dan
putik patah karena luka digerek ulat. Pengendalian yaitu, menyemprotkan obat-
obatan seperti Supracide 40 EC, Nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC
(Eimetoat 400 gram/liter).
d) Kutu loncat durian, bagian yang diserang daun.
Gejala : kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda
dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun
akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini
mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke
seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu, dilakukan sanitasi kebun terutama daun kering
2) Mekanis yaitu, daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas dan
dimusnahkan
3) Kimiawi yaitu, menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150
gram/5 liter air.
e) Penggerek batang dan cabang.
Gejala : adanya lubang kecil bekas gerekan pada batang, dahan atau ranting dan
mengeluarkan cairan dan kotoran berwarna kemerahan, akibatnya tanaman
kering, daun layu/rontok dan mati.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis, sanitasi kebun dari gulma dan tanaman inang seperti tanaman
jeruk, kopi, kakao, sirsak dll.
2) Mekanis, memotong bagian tanaman yang terserang 5 cm di bawah lubang
gerek, kemudian membakarnya supaya larva mati atau memasukkan kawat ke
dalam lubang gerekan sehingga larva mati karena tertusuk kawat.
3) Biologis, menggunakan musuh alami yaitu Brazon zeuzerae (fam. Tachinidea)
dan cendawan Beauveria bassiana.
4) Kimiawi, aplikasi parafin karbolinium plantarum dengan dosis 2 cc/L atau
menginfus tanaman menggunakan insektisida sistemik melalui batang atau
ujung akar.
f) Tupai, bagian yang terserang buah.
Gejala : bagian permukaan kulit buah rusak sampai bagian daging buah.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Mekanis yaitu,
melakukan pembersihan tanaman terutama pada bagian yang menjadi sarang
tupai
mengusir tupai dengan cara gropyokan, perangkap,atau menembak dengan
senapan angin
2) Kimiawi yaitu, dengan umpan buah-buahan yang sudah diberi racun, seperti
Klerat atau Furadan.

2. Penyakit
a) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens, bagian yang terserang buah.
Gejala : daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang
tua; cabang pohon kelihatan sakit dan ujung- ujungnya mati, diikuti dengan
berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya; kulit di atas permukaan
tanah menjadi coklat dan membusuk; pembusukan pada akar hanya terbatas
pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral
sampai ke akar tunggang; dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi
jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah
jambu.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu,
pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebih tahan
terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk
upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak
mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan
2) Mekanis yaitu, pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar.

b) Kanker batang.
Gejala : kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang
gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam;
bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok
dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu :
a) Perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir di permukaan tanah
b) menanam tanaman yang tahan terhadap penyakit tersebut
c) memangkas daun yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban kebun
d) melakukan rotasi tanaman
e) melakukan pemupukan dengan pupuk organik/kandang yang dicampur kapur
dan mengupayakan pH tanah 6,5
2).Mekanis yaitu, eradikasi tanaman sakit parah/mati, kulit yang sakit
dikerok/dibuang sampai bagian yang sehat kemudian dibakar. Luka kerokan
dibuat oval meruncing di bagian tas dan bawah sehingga luka cepat tertutup.
Luka kerokan kemudian diolesi fungisida dan ditutup dengan karbolinum
3) Biologis yaitu, aplikasi jamur antagonis, Trichoderma harzianum, ke permukaan
tanah
4) Kimiawi yaitu, mengkored/mengupas kulit yang sakit sampai ke kayunya yang
sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang
terluka diolesi fungisida, misalnya Difolatan 4 F 3%.

c) Jamur upas, bagian yang diserang cabang tanaman.


Gejala : pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang- benang jamur
mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang
menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu
sehingga menyebabkan matinya cabang.
Pengendalian dilakukan dengan cara :
1) Kultur teknis yaitu, memangkas bagian tanaman yang tidak produktif untuk
mengurangi kelembaban
2) Mekanis yaitu, jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu sebaiknya
dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah ke bagian yang
berjamur dan dimusnahkan
3) Kimiawi,
Melumasi cabang yang terserang dengan fungisida, misalnya calizin RM
menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter
air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.

f. Panen dan Pascapanen


Ciri dan Umur Panen
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim
berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan
Oktober-Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan
sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah.
Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada
kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang
menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan
terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.
Cara Panen
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah
tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengantali
plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau
ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat
diambil dalam keadaan utuh. Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik dengan
menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ±
1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di
tempat ini terdapat bahan tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya. Buah
durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan
menggunakan alat bantu yang sesuai agar tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke
tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi
pembentukan alkohol dan asam.
Prakiraan Produksi
Jumlah durian yang dapat dipanen dalam satu pohon adalah 60-70 butir
perpohon pertahun dengan bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah
yang lebih banyak lagi maka bobot buah akan turun.
PASCAPANEN
Pengumpulan
Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat
dengan warna tertentu untuk menunjukkan kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang
baik dapat diperbaiki pada tahun berikutnya.
Penyortiran dan Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah berdasarkan ukuran.
Seleksi perlu dilakukan agar tidak ada buah cacat yang ikut terkirim, terutama bila
buah ini akan dijual atau diekspor.
Penyimpanan
Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar kotoran yang
menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air
yang telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris
(Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari
serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman
dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan ke
dalam gudang yang cukup mendatangkan penerangan.
Pengemasan dan Pengangkutan
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah
dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastic berisi
satu butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastic dibungkus lagi
dengan kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal
3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton berisi 10-15
kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat plastik) tebal yang tidak mudah
robek jika terkena gesekan.
Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar ada
sirkulasi udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau,
sehingga tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan udara luar
maka jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat sampai
keluar.
Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke tempat yang jauh,
maka dapat dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh
petani Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum
udara selama 35-40 menit dengan suhu 40oC di bawah nol. Setelah itu, buah durian
dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan dalam kamar
pendingin dengan suhu 18oC di bawah nol.

F. Kelebihan dan Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman


1. Nitrogen (N)
Kekurangan:
 Pertumbuhan lambat, kerdil, dan lemah.
 Daun bagian bawah akan menguning karena kekurangan klorofil.
 Pada tahap lanjut, daun akan mongering dan rontok, walaupun masih muda.
 Tulang-tulang di bawah daun muda akan terlihat pucat.
Kelebihan:
 Warna daun menjadi terlalu hijau, bahkan daun yang sudah tua.
 Tanaman rimbun dengan daun.
 Tanaman jadi mampu untuk menyerap dan menyimpan air dengan jumlah
yang lebih dari biasanya. Ini menyebabkan tanaman rentan terhadap penyakit
dari jamur dan bakteri.
 Produksi bunga akan menurun.
2. Fosfor (P)
Kekurangan:
 Gejala diawali dengan daun tua yang berubah warna menjadi keunguan dan
cenderung kelabu.
 Tepi daun tua menjadi coklat.
 Tulang daun muda menjadi hijau gelap.
 Tepi daun muda seperti terbakar, tumbuh kerdil, dan akhirnya gugur.
 Pada beberapa tanaman seperti pisang, daun di sekitar tulang daun akan
berubah warna menjadi gelap dan coklat kehitaman.
 Fase pertumbuhan menjadi sangat lambat dan tanaman tumbuh kerdil.
Kelebihan:
Kelebihan fosfor menyebabkan penyerapan unsur hara nitrogen berkurang
karena terjadi ikatan-ikatan kimia antara P dan N, seperti daun menjadi pucat, layu
dan kering.
3. Kalium (K)
Kekurangan:
 Daun tua terlihat kering dan/atau terlihat bercak seperti terbakar.
 Kekurangan kalium menyebabkan daun seperti terbakar dan gugur.
 Bunga mudah gugur.
 Tepi daun terlihat seperti terbakar dan menggulung ke bawah.
Kelebihan:
 Kelebihan unsur kalium menyebabkan penyerapan kalsium dan magnesium
terhambat. Sehingga gejala kelebihan kalium mirip dengan gejala kekurangan
unsur kalsium dan magnesium.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Durian (Durio zibethinus Murray) merupakan salah satu tanaman asli Asia
Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia.
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari
istilah Melayu yaitu dari kata duri yg diberi akhiran -an sehingga menjadi durian.
Buah durian memiliki manfaat yang banyak diantaranya : tanamannya sebagai
pencegah erosi di lahan-lahan yang miring. Batangnya untuk bahan
bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab
kayunya cenderung lurus. Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan.
cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur,dan sebagainya.
Prospek ekonomi bagi petani durian memiliki peluang yang cukup besar
dimasa yang akan datang, mengingat banyaknya permintaan pasar dan minat
konsumen terhadap buah durian cukup tinggi, hanya saja untuk produksi dan kualitas
buah yang dihasilkan perlu ditingkatkan lagi dengan melaksanakan aturan budidaya
yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarawa. 1996. Budidaya Durian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Ashari, S. dan Wahyuni, S. 2010. Kajian biologi reproduksi tanaman durian (Durio
zibethinus, Murray). Jurnal Hortikultura: 1-7
Benard, T. dan Wiryanta. 2008. Bertanam Durian. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.
84 hal.
Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian
Pertanian, 2010. Standard Operating Procedure (SOP) Durian Kajang,
Kabupaten Tanggamus
Irawan, B. Kusmoro, J dan Rahayuningsih, S.R. 2007. Kajian Taksonomi Kultivar
durian di Kabupaten Subang Jawa Barat. Laporan Penelitian. Jurusan Biologi.
FMIPA UNPAD.
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. 2000. Tentang Budidaya Pertanian Durian
(Bombaceae sp).
Rukmana, R. 1996. Durian Budidaya dan Pasca Panen. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Syahrani, H.A.H. 2003. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Kebun Hutan
Dengan Tanaman Buah Durian (Durio Zibethis Murr) di Kabupaten Kutai
Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Ekonomi Pembangunan. hal
137-149.
Uji, T. 2005. Keragaman jenis dan sumber plasma nutfah durio (Durio spp.) di
Indonesia. Buletin Plasma Nutfah, 11 (1): 28-33
Yuniarti. 2011. Inventarisasi dan karakterisasi morfologis tanaman durian (Durio
zibethinus Murr.) di Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Plasma Nutfah, 1: 1-6

Anda mungkin juga menyukai