Makalah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM

KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG


Berlyan Besoni1 dan James Nobelia Isnaniawardhana2
Program Studi Rekayasa Infrastruktur Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
Jl. Let. Jend. Purn. Dr. (HC) Mashudi No. 1, Sayang, Jatinangor, Sumedang 45363
1
berlyanbesoni@yahoo.com dan 2jnobelia@yahoo.com

Abstrak: Kecamatan Coblong merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kota Bandung. Kecamatan
yang terdiri dari enam kelurahan ini memiliki luas area 743,3 Ha dan berada pada ketinggian 770 meter di atas
permukaan laut. Dalam memenuhi kebutuhan air minum, Kecamatan Coblong dilayani oleh IPA Dago Pakar
milik PDAM Tirtawening. Namun, baru sekitar 27% warga Kecamatan Coblong yang sudah terlayani jaringan
perpipaan dari PDAM. Tujuan dari tugas akhir ini adalah merencanakan sistem jaringan distribusi air minum
yang tepat untuk Kecamatan Coblong. Perencanaan ini dilakukan dengan pengumpulan data, proyeksi
kebutuhan air minum, penentuan dan pemilihan alternatif sistem jaringan distribusi air minum, serta pembuatan
gambar detail sistem penyediaan air minum. Berdasarkan hasil proyeksi yang telah dilakukan, diperoleh
kebutuhan air minum untuk Kecamatan Coblong pada tahun 2027 sebesar 339,75 liter/detik dan pada tahun
2037 sebesar 342,98 liter/detik. Pengembangan sistem jaringan distribusi air minum ini direncanakan
berlangsung selama 20 tahun dan terbagi dalam dua tahap dengan tingkat pelayanan yang direncanakan masing-
masing sebesar 80%. Kehilangan air pada masing-masing tahap direncanakan tidak lebih dari 20%. Perencanaan
ini dibuat dengan 2 alternatif sistem jaringan distribusi air minum, yaitu sistem cabang dan sistem kombinasi,
yang mana akan dipilih 1 alternatif terbaik dengan pertimbangan kriteria teknis dan ekonomis.

Kata Kunci: Distribusi Air Minum, IPA Dago Pakar, Kecamatan Coblong, PDAM Tirtawening.

PENDAHULUAN

Ketersediaan air bersih merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun kontinuitasnya. Salah satu
prasarana infrastruktur yang diperlukan suatu kawasan adalah sistem transmisi dan distribusi
air minum atau yang lebih dikenal dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Tujuan
dari tugas akhir ini adalah menyediakan kebutuhan air minum yang memenuhi syarat-syarat
kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keterjangkauan, serta mendesain sistem jaringan
distribusi air minum di Kecamatan Coblong.

METODOLOGI

Dalam melakukan perencanaan sistem jaringan distribusi air minum ini, langkah-
langkah yang dilakukan yaitu:

Studi Literatur Proyeksi


Pengumpulan Data
Kebutuhan Air

Pembuatan Pemilihan Sistem Penentuan


Gambar Detail Jaringan Distribusi Alternatif
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

Kecamatan Coblong merupakan kecamatan yang terletak di Kota Bandung.


Kecamatan Coblong berada pada dan 65°2’50’’ Lintang Selatan dan 107°36’56’’ Bujur
Timur. Letak wilayah Kecamatan Coblong pada Kota Bandung dapat dilihat pada Gambar 1
(dibatasi oleh garis merah).

Gambar 1 Peta Letak Kecamatan Coblong di Kota Bandung (RTRW Kota Bandung, 2013)

Luas wilayah Kecamatan Coblong adalah 743,3 hektar dan berada pada ketinggian
rata-rata 770 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Coblong terdiri dari enam kelurahan,
yaitu Kelurahan Cipaganti, Kelurahan Lebak Siliwangi, Kelurahan Lebak Gede, Kelurahan
Sadangserang, Kelurahan Sekeloa, dan Kelurahan Dago. Adapun Pembagian wilayah
Kelurahan di Kecamatan Coblong dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2 Pembagian Wilayah Kecamatan Coblong (BPS Kota Bandung, 2015)


Dalam memenuhi kebutuhan air minum, Kecamatan Coblong dilayani oleh IPA Dago
Pakar milik PDAM Tirtawening Kota Bandung. PDAM Tirtawening Kota Bandung pada saat
ini memanfaatkan 3 sumber air sebagai air baku, yaitu air permukaan, mata air, dan air tanah.
Sumber air yang dimanfaatkan dari air permukaan sebanyak 90,02%, mata air 7,44%, dan air
tanah sebesar 2,54%. Sumber air ini diolah di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Badak Singa
dengan kapasitas 1600 liter/detik, IPA Dago Pakar dengan kapasitas 600 liter/detik, Mini
Plant Dago Pakar dengan kapasitas 40 liter/detik, Mini Treatment Cibeureum dengan
kapasitas 40 liter/detik, dan Mini Treatment Cipanjalu dengan kapasitas 20 liter/detik.
IPA Dago Pakar saat ini melayani 5 Kecamatan di kawasan Bandung Utara, yaitu
Kecamatan Cidadap, Kecamatan Coblong, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kecamatan
Sukajadi, dan Kecamatan Sukasari. Pada Gambar 3, dapat dilihat wilayah pelayanan IPA
Dago Pakar yang dibatasi oleh garis merah dan letak IPA Dago Pakar yang ditunjukkan oleh
tanda bintang.

Gambar 3 Wilayah Pelayanan IPA Dago Pakar

IPA yang terletak di Jalan Pakar Kulon, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung
ini memiliki kapasitas pengolahan sebesar 600 liter/detik. Di Kecamatan Coblong, pelayanan
jaringan perpipaan distribusi air minum hingga Maret 2017 melayani 12.960 KK dari total
47.853 KK atau baru sekitar 27,08% warga yang sudah menggunakan sambungan perpipaan
PDAM Tirtawening. Pipa-pipa primer (ACP) yang sudah terpasang di Kecamatan Coblong
beserta panjang, diameter, dan tahun pemasangannya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Kondisi Eksisting Perpipaan Kecamatan Coblong (PDAM Kota Bandung, 2017)
Diameter pipa Panjang Diameter pipa
Panjang (m) Lokasi Lokasi
induk (mm) (m) induk (mm)
2.196 300 Jl. Setiabudhi 1.852 150
2.632 350 Jl. Cipaganti 1.899 800
822,6 150 Jl. Cikutra Barat 1.673 200 Jl. Ir. H. Juanda
Jl. Tubagus
2.006 400 1.000 250
Ismail
DASAR TEORI & KRITERIA DESAIN

Kebutuhan air minum suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
populasi penduduk, pola/kebiasaan hidup, fasilitas perpipaan yang ada, keadaan iklim, harga
air, sistem saluran pembuangan, dan fasilitas industri yang ada. Perkiraan jumlah kebutuhan
air didasarkan pada jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, tingkat sosial ekonomi,
kebiasaan/kegiatan penduduk, dan jumlah kapasitas sarana perkotaan.
Proyeksi kebutuhan air minum suatu wilayah perencanaan perlu dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kebutuhan air minum selama periode perencanaan. Perhitungan
proyeksi kebutuhan air minum dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:

1. Kebutuhan air domestik (Sambungan Rumah dan Hydran Umum)


2. Kebutuhan air non-domestik (Fasilitas Umum dan Industri)
3. Kebutuhan air untuk keperluan umum kota (Tata Kota dan Pemadam Kebakaran)
4. Tingkat kehilangan air

Terdapat beberapa standar kebutuhan air yang biasa digunakan dalam suatu
perencanaan sistem penyediaan air minum. Standar-standar yang ada dapat dilihat pada
Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Kriteria Perencanaan Air Bersih (Ditjen Cipta Karya, 1996)

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (jiwa)


Besar Sedang Kecil
Uraian Metropolitan Desa
(500.000- (100.000- (20.000-
(>1.000.000) (<20.000)
1.000.000) 500.000) 100.000)
1. Unit Sambungan
Rumah >150 120 – 150 90 – 120 80 – 120 60 – 80
(liter/orang/hari)
2. Unit Hidran
20 – 40 20 – 40 20 – 40 20 – 40 20 – 40
(liter/orang/hari)
3. Konsumsi Unit Non Domestik
a. Niaga Kecil
600 – 900 600 – 900 600 – 900 600 600
(liter/unit/hari)
b. Niaga Besar
1000 – 5000 1000 – 5000 1000 – 5000 1500 1500
(liter/unit/hari)
c. Industri Besar
0,2 – 0,8 0,2 – 0,8 0,2-0,8 0,2-0,8 0,2-0,8
(liter/detik/ha)
d. Pariwisata
0,1 – 0,3 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3 0,1 – 0,3
(liter/detik/ha)
4. Kehilangan Air (%) 20 – 30 20 – 30 20 – 30 20 – 30 20 – 30
5. Faktor Hari 1,15 –
1,15 – 1,25 1,15 – 1,25 1,15 – 1,25 1,15 – 1,25
Maksimum 1,25
6. Faktor Jam Puncak 1,75 – 2 1,75 – 2 1,75 – 2 1,75 – 2 1,75 – 2

Tabel 3 Standar Kebutuhan Air Minum (PPSAB Jawa Barat, 1997)

Jenis
Satuan Kebutuhan Jenis Pemakaian Satuan Kebutuhan
Pemakaian
Sambungan
Liter/orang/hari 100 – 200 Warung/Toko Liter/unit/hari 6 - 12
Rumah
Hidran 2500 -
Liter/orang/hari 30 – 40 Pasar Liter/unit/hari
Umum 5000
Jenis
Satuan Kebutuhan Jenis Pemakaian Satuan Kebutuhan
Pemakaian
Sekolah Liter/murid/hari 15 - 30 Koperasi Liter/unit/hari 500 - 1000
Kantor Liter/pegawai/hari 40 - 80 Asuransi Liter/unit/hari 1100
2000 -
Mesjid Liter/unit/hari 800 - 2000 Terminal Liter/unit/hari
4500
300 – 1500 -
Mushalla Liter/unit/hari Supermarket Liter/unit/hari
1000 2500
Gereja Liter/unit/hari 200 - 600 Restoran Liter/kursi/hari 40 - 140
Pura/Vihara Liter/unit/hari 100 - 500 Bioskop Liter/unit/hari 2000
Gedung Serba 1000 -
Pesantren Liter/unit/hari 5000 Liter/unit/hari
Guna 3000
Liter/tempat
Rumah Sakit 200 - 400 Balai Pertemuan Liter/unit/hari 2000
tidur/hari
1000 –
Puskesmas Liter/unit/hari Kantor Pos Liter/unit/hari 2000
2000
Puskesmas
Liter/unit/hari 800 - 1200 Kantor Polisi Liter/unit/hari 2000
Pembantu
BKIA/RS Liter/tempat
Liter/unit/hari 600 - 1000 Hotel/Penginapan 75 - 150
Bersalin tidur/hari
Balai 1000 - Gelanggang 1200 -
Liter/unit/hari Liter/unit/hari
Pengobatan 2000 Olahraga 1600
1000 -
Apotik Liter/unit/hari 100 Kolam Renang Liter/unit/hari
1300
1100 -
Bank Liter/unit/hari Industri Liter/pegawai/hari 20 - 30
1500

DASAR PERENCANAAN

Dalam merancang dan mendesain sistem penyediaan air minum di Kecamatan


Coblong, perlu diperhitungkan dan diperkirakan jumlah konsumsi air hingga kurun waktu
jauh ke depan. Dalam tugas akhir ini, periode perencanaan yang digunakan adalah selama 20
tahun dan digunakan proyeksi jumlah penduduk untuk mengetahui peningkatan jumlah
penduduk suatu wilayah selama periode perencanaan. Adapun metode yang digunakan adalah
metode aritmatik, metode geometrik, metode regresi linear, metode eksponensial, dan metode
logaritmik. Metode proyeksi penduduk Kecamatan Coblong yang terpilih ditentukan
berdasarkan nilai standar deviasi (STD) dan koefisien korelasi (R 2) pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk

Metode R2 Standar Deviasi


Aritmatik 0,572810 772,8648
Geometrik 0,567233 779,3551
Regresi Linear 0,953403 287,2174
Eksponensial 0,951223 301,7074
Logaritmik 0,960705 264,6806

Berdasarkan tabel tersebut, Metode proyeksi penduduk yang memiliki koefisien


korelasi (R2) paling mendekati angka 1 dan memiliki nilai standar deviasi (STD) paling kecil
adalah perhitungan proyeksi penduduk dengan metode logaritmik.Dengan terpilihnya metode
logaritmik sebagai metode yang paling sesuai untuk proyeksi 20 tahun ke depan, maka dari
persamaan yang didapat dari metode tersebut dapat dihitung perkiraan jumlah penduduk dari
tahun 2018 hingga 2037. Proyeksi jumlah penduduk Kecamatan Coblong pada tahun 2027
dan 2037 menggunakan metode logaritmik dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4 Proyeksi Penduduk Kecamatan Coblong Tahun 2018-2037

Kebutuhan air minum suatu daerah tidak hanya dipengaruhi oleh proyeksi
pertumbuhan jumlah penduduk saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh proyeksi fasilitas
umum yang terdapat di daerah atau wilayah tersebut. Dalam hal ini, perhitungan proyeksi
fasilitas umum dilakukan berdasarkan Standar Kebutuhan Ruang Dalam Perencanaan Kota,
Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 2002. Peningkatan jumlah fasilitas
umum dihitung tiap 10 tahun dan pertumbuhan jumlahnya dibandingkan dengan standar
pelayanan dari tiap fasilitas yang ada. Hasil perhitungan proyeksi jumlah fasilitas umum di
Kecamatan Coblong untuk tahun 2027 dan 2037 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Proyeksi Jumlah Fasilitas Umum Kecamatan Coblong

Tahun Satuan
No. Fasilitas Standar Pelayanan (jiwa)
2017 2027 2037 Unit
Pendidikan
TK 1250 22 23 24 Unit
1 SD 1600 33 34 35 Unit
SMP 4800 12 13 14 Unit
SMA/SMK 4800 12 13 14 Unit
Peribadatan
Mesjid 30000 100 100 100 Unit
2
Mushalla 2500 96 96 96 Unit
Gereja 30000 6 6 6 Unit
Kesehatan
Rumah Sakit 240000 3 3 3 Unit
Rumah Bersalin 10000 6 7 8 Unit
Puskesmas 30000 4 5 5 Unit
3 Poliklinik 3000 14 15 16 Unit
Praktik Dokter 5000 158 158 158 Unit
Praktik Bidan 5000 22 25 28 Unit
Posyandu 3000 100 100 100 Unit
Toko Obat 10000 5 6 7 Unit
Tahun Satuan
No. Fasilitas Standar Pelayanan (jiwa)
2017 2027 2037 Unit
Apotik 10000 18 18 18 Unit
Perniagaan
Pasar 30000 4 5 5 Unit
Pertokoan 2500 58 58 58 Unit
Rumah Makan 10000 652 652 652 Unit
4
Koperasi 1200 118 118 118 Unit
Minimarket - 31 31 31 Unit
Supermarket 50000 3 3 3 Unit
Hotel 55000 36 36 36 Unit
Lainnya
Lapangan OR 30000 40 40 40 Unit
5 Kantor Pemerintahan 100000 7 7 7 Unit
Kantor Pos 120000 6 6 6 Unit
IKKR 100000 197 197 197 Unit

Jumlah kebutuhan air minum pada suatu periode perencanaan diperoleh dari hasil
perhitungan perkalian jumlah penduduk dengan standar kebutuhan yang ditetapkan, serta
persentase pelayanan pada tiap periode. Pada Tabel 6, dapat dilihat hasil perhitungan
proyeksi kebutuhan air domestik di Kecamatan Coblong.

Tabel 6 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik


Tahun 2017 2027 2037
Jumlah Penduduk (jiwa) 132822 134951 136112
Persentase SR (%) 80 80 80
Penduduk Terlayani (jiwa) 106258 107961 108890
Kebutuhan Standar SR (Liter/orang/hari) 150 150 150
Total Kebutuhan SR (Liter/detik) 184,4756944 187,4322917 189,0451389
Persentase Pelayanan Hidran Umum (%) 20 20 20
Penduduk Terlayani Hidran Umum (jiwa) 26564 26990 27222
Kebutuhan Standar Hidran Umum (Liter/orang/hari) 30 30 30
Total Kebutuhan Hidran Umum (Liter/detik) 9,223611111 9,371527778 9,452083333
Total Kebutuhan Domestik (Liter/detik) 193,6993056 196,8038194 198,4972222

Kebutuhan air non-domestik merupakan kebutuhan air yang digunakan untuk


melayani fasilitas-fasilitas umum kota, fasilitas komersial, dan fasilitas olahraga pada suatu
wilayah perencanaan. Proyeksi Kebutuhan air untuk setiap fasilitas dihitung berdasarkan
standar kebutuhan untuk setiap jenis fasilitasnya. Pada Tabel 7, dapat dilihat hasil
perhitungan proyeksi kebutuhan air non-domestik di Kecamatan Coblong.

Tabel 7 Proyeksi Kebutuhan Air Non-Domestik

2017 2027 2037


Standar
Fasilitas Satuan Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
Kebutuhan
Unit (L/s) Unit (L/s) Unit (L/s)
Pendidikan
TK 900 22 0,23 23 0,24 24 0,25
SD 9000 L/unit/ 33 3,44 34 3,54 35 3,65
SMP 16200 hari 12 2,25 13 2,44 14 2,63
SMA/SMK 16200 12 2,25 13 2,44 14 2,63
2017 2027 2037
Standar
Fasilitas Satuan Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan
Kebutuhan
Unit (L/s) Unit (L/s) Unit (L/s)
Peribadatan
Mesjid 1000 100 1,16 100 1,16 100 1,16
L/unit/
Mushalla 500 96 0,56 96 0,56 96 0,56
hari
Gereja 400 6 0,03 6 0,03 6 0,03
Kesehatan
Rumah Sakit 50000 3 1,74 3 1,74 3 1,74
Rumah
10000 6 0,69 7 0,81 8 0,93
Bersalin
Puskesmas 1200 4 0,06 5 0,07 5 0,07
Poliklinik 1000 14 0,16 15 0,17 16 0,19
L/unit/
Praktik Dokter 1000 hari 158 1,83 158 1,83 158 1,83
Praktik Bidan 1000 22 0,25 25 0,29 28 0,32
Posyandu 1000 100 1,16 100 1,16 100 1,16
Toko Obat 100 5 0,01 6 0,01 7 0,01
Apotik 100 18 0,02 18 0,02 18 0,02
Perniagaan
Pasar 3000 4 0,14 5 0,17 5 0,17
Pertokoan 1500 58 1,01 58 1,01 58 1,01
Rumah Makan 1000 652 7,55 652 7,55 652 7,55
L/unit/
Koperasi 700 118 0,96 118 0,96 118 0,96
hari
Minimarket 1000 31 0,36 31 0,36 31 0,36
Supermarket 10000 3 0,35 3 0,35 3 0,35
Hotel 50000 36 20,83 36 20,83 36 20,83
Lainnya
Lapangan OR 1500 40 0,69 40 0,69 40 0,69
Kantor
2000 L/unit/ 7 0,16 7 0,16 7 0,16
Pemerintahan
hari
Kantor Pos 2000 6 0,14 6 0,14 6 0,14
IKKR 300 197 0,68 197 0,68 197 0,68
Total L/s 48,69 49,39 50,04

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air domestik, non-domestik,


keperluan umum kota, serta kehilangan air, maka diperoleh total kebutuhan air untuk
Kecamatan Coblong pada tahun 2027 dan tahun 2037. Pada Tabel 8, dapat dilihat hasil
perhitungan proyeksi total kebutuhan air selama 20 tahun untuk Kecamatan Coblong.

Tabel 8 Total Kebutuhan Air Kecamatan Coblong

Tahun 2017 2027 2037


Domestik (L/s) 193,6993056 196,8038194 198,4972222
Non-Domestik (L/s) 48,6898148148 49,3912037037 50,0439814815
Subtotal (L/s) 242,3891204 246,1950231 248,5412037
Hydrant Pemadam Kebakaran (10%) (L/s) 24,23891204 24,61950231 24,85412037
Tata Kota (5%) (L/s) 12,11945602 12,30975116 12,42706019
Tahun 2017 2027 2037
Total Kebutuhan Air (L/s) 278,7474884 283,1242766 285,8223843
Kehilangan Air (20%) (L/s) 55,74949769 56,62485532 57,16447685
Total (Qrata-rata) (L/s) 334,4969861 339,7491319 342,9868611
Kebutuhan Maksimum Harian (L/s) 401,3963833 407,6989583 411,5842333
Kebutuhan Maksimum Jam (L/s) 585,3697257 594,5609809 600,2270069

ALTERNATIF

Dalam perencanaan sistem jaringan distribusi air minum Kecamatan Coblong, dipilih
2 alternatif jaringan yang dapat digunakan, yaitu sistem cabang/branch dan sistem kombinasi
(cabang/branch dan melingkar/loop). Kelebihan dan kekurangan masing-masing sistem
tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9 Kelebihan dan Kekurangan Alternatif Sistem Jaringan Distribusi Air Minum
Sistem Kelebihan Kekurangan
Cabang/Branch 1. Jaringan distribusi relatif lebih 1. Jika terjadi kerusakan akan terdapat blok
searah daerah pelayanan yang tidak mendapatkan
2. Pemasangan pipa lebih mudah suplai air, karena tidak adanya sirkulasi air
3. Penggunaan pipa lebih sedikit 2. Jika terjadi kebakaran, suplai air pada
karena pipa distribusi hanya hidran kebakaran lebih sedikit karena
dipasang pada 
daerah yang paling alirannya satu arah.
padat penduduknya. 3. Kemungkinan tekanan air yang
4. Cukup ekonomis. diperlukan tidak cukup jika ada sambungan
5. Cara pengoperasiannya tergolong baru.
mudah. 4. Keseimbangan sistem pengaliran kurang
6. Perkembangan sistem dapat terjamin, terutama jika terjadi tekanan kritis
disesuaikan dengan perkembangan pada bagian pipa yang terjauh.
kota 5. Keadaan puncak untuk setiap cabang
berbeda-beda untuk setiap situasi.
Kombinasi 1. Kemungkinan terjadinya 1. Sistem perpipaan yang rumit
penimbunan kotoran dan 2. Perlengkapan pipa yang dipakai sangat
pengendapan lumpur dapat dihindari banyak
2. Bila terjadi kerusakan, suplai air 3. Kurang ekonomis
pada bagian air lain tidak terganggu 4. Tekanan dalam pipa cukup rendah
3. Distribusi air lebih merata sehingga bila ada kebakaran air tidak dapat
4. Dapat melayani banyak tempat dialirkan secara serentak
dan kemungkinan akan berkembang 5. Alirannya belum tentu satu arah, dapat
bila ada penambahan pelanggan bolak-balik pada waktu tertentu. Namun,
5. Aliran air dari daerah lain dapat pada saat dimensional aliran dihitung searah
memenuhi kebutuhan pemakaian
puncak
Pada Gambar 5 dan Gambar 6, dapat dilihat rencana jalur masing-masing alternatif
jaringan distribusi.

Gambar 5 Rencana Jaringan Sistem Cabang Gambar 6 Rencana Jaringan Sistem


Kombinasi

DAFTAR PUSTAKA

Al-Layla & Anis, M. (1978). Water Supply Engineering Design. Michigan: Ann Arbor
Science.

Badan Pusat Statistika Kota Bandung. (2015). Kecamatan Coblong Dalam Angka.

Rezagama, Arya. (2016). Jaringan Pemipaan Air Minum. Yogyakarta: Teknosain.

Anda mungkin juga menyukai