KELOMPOK 2
CHARLITA H. O. MARINGKA
WENLA D. BIGIS
NADIA N. OGELANG
HERI A. TAAE
Sistem harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar
pesanan. Tujuan metode ini adalah menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik
harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per satuan. Dalam metode
ini, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per
satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah
satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Pada pengumpulan harga pokok pesanan, di
mana biaya yang dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap
pesanan dapat dipisahkan identitasnya.
Metode harga pokok pesanan memiliki keuntungan dan kerugian. Adapun keuntungan
dari metode harga pokok pesanan:
1. Memberikan struktur yang lengkap dan terbatas pada Direct Cost, yaitu Direct Material dan
Direct Labour.
2. Tepat, lengkap, historis, sederhana dan mampu diperbandingkan.
3. Meningkatkan kemampuan untuk mengatur dan mengevaluasi prestasi bistoris dari bagian-
bagian operasi, product lines, departemen fungsional dan staf manajemen dalam suatu organisasi.
4. Kemapuan untuk mengendalikan operasi berjalan dengan mendeteksi dan menganalisa
penyimpangan-penyimpangan atas kecenderungan bistoris dalam pola biaya.
5. Penambahan kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan dimasa
yang akan datang dalam organisasi.
Sedangkan kerugian yang ditimbulkan dari metode ini, yaitu pemborosan yang terjadi dalam
memproduksi suatu pesanan atau kelompok pesanan yang dibebankan pada biaya pesanan.
Pemborosan ini tidak dipisahkan sehingga tidak memungkinkan untuk suatu perbandingan
dengan biaya-biaya yang seharusnya terjadi.
Kartu Harga Pokok
Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting di dalam metode harga pokok pesanan.
Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk
mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan
tertentu dicatat secara terinci di dalam kartu harga pokok pesanan bersangkutan. Biaya produksi
dipisahkan menjadi produksi langsung terhadap pesanan tertentu dengan biaya produksi tak
langsung, dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam
kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak
langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah
departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang
dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari
departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua
tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
terdiri dari:
a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya
b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama
Pesanan Pembelian
Pemakaian Bahan Baku: Barang Dalam Proses- B. Bhn Baku xx Kartu Persediaan:
Bon Permintaan Bahan Persediaan Bahan Baku xx Bahan Baku
Kartu Harga
Pokok Pesanan
Pemakaian Bahan Biaya Overhead P Sesungguhnya xx Kartu Persediaan:
Penolong:
Persediaan Bahan Penolong xx Bahan
Bon Permintaan Bahan Penolong
Kartu Biaya:
Overhead
Pabrik
Pemakaian Supplies Biaya Overhead P Sesungguhnya xx
Pabrik:
Persediaan Supplies Pabrik xx
Bon Permintaan Kartu Persediaan:
Bahan
Supplies
Pabrik
Kartu Biaya:
Overhead
Pabrik
Pengembalian Bahan Persediaan Bahan Baku xx Kartu Persediaan:
Baku dari Pabrik ke
Gudang Bahan Barang Dalam Proses- Bahan Baku
Biaya Bahan Baku xx Kartu Harga
Pokok Pesanan
(2) Biaya tenaga Kerja Tak Langsung (secara detail telah dibahas di prosedur akuntansi biaya
tenaga kerja). Atas dasar Daftar Gaji dan Upah, maka jurnal untuk biaya tenaga kerja tak
langsung sbb:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx
Biaya Gaji dan Upah xx
Jika terjadi pembayaran jasa atas servis yang diterima perusahaan, maka jurnalnya adalah:
(2) Jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik sesungguhnya dan menghitung selisih
Apabila BOP sesungguhnya lebih besar dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnya sbb:
Apabila BOP sesungguhnya lebih kecil dibandingkan BOP dibebankan, maka jurnalnya sbb:
BOP Sesungguhnya xx
Selisih Biaya Overhead Pabrik xx
4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode
Jika pesanan telah selesai di produksi, maka jurnal yang dibuat sbb:
Bahan baku :
Kertas jenis X 85 rim @ Rp 10.000 Rp 850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000 Rp 3.500.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000 Rp 500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000 Rp 625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000
Bahan penolong :
Bahan penolong P 17 kg @ Rp 10.000 Rp 170.000
Bahan penolong Q 60 kg @ Rp 5.000 Rp 300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp 470.000
Jumlah total Rp 5.945.000
3. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi adalah sebagai
berikut:
Upah langsung untuk pesanan # 101 , 225 jam @ Rp 4.000 Rp 900.000
Upah langsung untuk pesanan #102, 1.250 jam @Rp 4.000 Rp 5.000.000
Upah tidak langsung Rp 3.000.000
Jumlah upah Rp 8.900.000
Gaji karyawan administrasi dan umum Rp 4.000.000
Gaji karyawan bagian pemasaran Rp 7.500.000
Jumlah gaji Rp 11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp 20.400.000
4.Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff sebesar 150%
dari biaya tenaga kerja langsung yaitu sebesar:
Pesanan # 101 150 % x Rp 900.000 = Rp 1.350.000
Pesanan # 102 150 % x Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000
Jumlah biaya overhead pabrik yg dibebankan Rp 8.850.000
Diminta:
Refrensi : www.academia.com