Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MANDIRI

IMPLEMENTASI PANCASILA DI ERA SETELAH REFORMASI

MATA KULIAH :PANCASILA

Disusun Oleh:
NAMA : Sendi Iskandar
NPM : 110210146
KODE KELAS : 142-UM111-M1
DOSEN : TIM DOSEN

UNIVERSITAS PUTERA BATAM


2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Implementasi
Pancasila Di Era Setelah Reformasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibuk selaku pembimbing mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan bimbingan dan semua pihak yang telah membantu,
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dalam rangka
memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh nilai tugas mandiri Pancasila pada
Fakultas Teknik Informatika Universitas Putera Batam.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih kurang sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semuanya yang sifatnya
membangun sehingga untuk masa yang akan datang bisa lebih jelas dan lebih bagus.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya untuk
semua pembaca.

Batam, 24 Januari 2014


Penyusun

Sendi Iskandar
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …...……………………………………………………….2


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …..……………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………5
1.3 Tujuan Penulisan Makalah……………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi..…………………………………………6
2.2 Pengertian Demokrasi Pancasila….…………………………...7
2.3 Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila…. ….......................................8
2.4 Fungsi Demokrasi Pancasila ………………………….…........9
2.5 Implementasi Pancasila Di Era Setelah Reformasi………...10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..…………………………………………………...17
3.2 Saran ..………………………………………………………….18

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………......20


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak digulirkannya reformasi tahun 1998, Indonesia semakin mengenal dan


menginginkan adanya sistem demokrasi dalam pemerintahan Negara kita. Hasil
penelitian menyatakan “ mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi
dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi
politik dan sosial yang diperjuangkan oleh para pendukungnya yang berpengaruh “
(UNESCO 1949).

Hampir semua negara di dunia meyakini demokrasi sebagai “ tolak ukur tak terbantah
dari keabsahan politik”. Keyakinan bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama
kewenangan pemerintah menjadi dasar bagi kokohnya sistem politik demokrasi.Pada
saat ini, hampir semua negara mengaku bahwa sistem pemerintahannya adalah
demokrasi.

Hal itu menunjukkan bahwa rakyat diletakkan pada posisi penting walaupun secara
operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu sama.

Indonesia menganut sistem Demokrasi Pancasila dimana itu adalah demokrasi yang
dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-
nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan.Bagaimana
seperti ditulis almarhum Moh.Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih
kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.”

Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa
ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup
dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di
desa.Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional
yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong
dalam pelaksanaan keputusannya tersebut.

Dari gambaran di atas, hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu
menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih
perlu ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari demokrasi?


2. Apa pengertian dari demokrasi Pancasila?
3. Bagaimana ciri-ciri demokrasi Pancasila?
4. Apa fungsi demokrasi Pancasila?
5. Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila di Era Reformasi?
6. Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila di Era Setelah Reformasi?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui pengertian demokrasi


2. Mengetahui pengertian demokrasi Pancasila
3. Mengetahui ciri-ciri dari demokrasi Pancasila
4. Mengetahui fungsi demokrasi Pancasila
5. Memahami perkembangan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa
6. Dapat mengimplementasikan demokrasi Pancasila secara benar di Era Reformasi
sekarang ini

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi

Menurut Internasional Commision of Jurits, Demokrasi adalah suatu bentuk


pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan
langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem
pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah
rakyat. Menurut Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).

Menurut C.F Strong, Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas
anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan
kepada mayoritas itu.
Merriem,

Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh


mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan
oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang
biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara
periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya
distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.

Rifhi Siddiq, Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang kedaulatannya


dipegang oleh rakyat bertujuan mensejahterakan rakyat dan hak dan kewajiban
rakyatnya diakui secara hukum ketatanegaraan.
Secara etimologis, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, “demos” berarti rakyat
dan “kratos” atau “kratein” berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti “rakyat
berkuasa” (government of rule by the people). Istilah demokrasi secara singkat
diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat.
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara diartikan bahwa pada tingkat terakhir rakyat
memberikan ketenytuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya
termasuk dalam menentukan kehidupan rakyat.
Jadi, Negara demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan kehidupan
dan kemauan rakyat.

Demokrasi mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakannya, sebab


dengan demokrasi, hak masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi
Negara dijamin. Oleh karena itu, istilah demokrasi selalu memberikan posisi penting
bagi rakyat walaupun secara operasional implikasinnya di berbagai Negara tidak selalu
sama.

2.2 Pengertian Demokrasi Pancasila

A. Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H.

Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-
ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

B. Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H.

Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. Ensiklopedi Indonesia

Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik sosial


ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh
mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:

1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-


royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat
sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-
cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak
ada dominasi mayoritas atau minoritas
Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan
dan kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan
ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
dapat terpelihara dengan baik.Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan
pemerintah menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas
suatu komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.

2.3 Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan, Idris


Israil (2005:52-53) menyebutkan ciri-ciri demokrasi Indonesia sebagai berikut:

1. Kedaulatan ada di tangan rakyat.


2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
6. Menghargai hak asasi manusia.
7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat.Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak.
8. Tidak menganut sistem monopartai.
9. Pemilu dilaksanakan secara luber.
10.Mengandung sistem mengambang.
11.Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
12.Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

2.4 Fungsi Demokrasi Pancasila


Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara,


Contohnya:

 Ikut menyukseskan Pemilu


 Ikut menyukseskan Pembangunan
 Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan

2. Menjamin tetap tegaknya negara RI

3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem


konstitusional

4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila

5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga
Negara

6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,


Contohnya:

 Presiden adalah Mandataris MPR,


 Presiden bertanggung jawab kepada MPR.

2.5 Implementasi Demokrasi Pancasila Di Era Setelah Reformasi

Pancasila mengandung makna yang amat penting bagi sejarah perjalanan Bangsa
Indonesia.Karena itulah Pancasila dijadikan sebagai dasar negara ini.Artinya segala
tindak tanduk dari orang-orang yang termaktub sebagai warga negara dari republik
yang bernama Indonesia, haruslah didasarkan pada nilai-nilai dan semangat
Pancasila.Apakah dia sebagai seorang politisi, birokrat, aktivis, buruh, mahasiswa dan
lain sebagainya.

Pancasila dan UUD 1945 sudah final dan tidak boleh lagi diganggu gugat sebagai
landasan dan falsafah yang mengatur dan mengikat kehidupan berbangsa dan
bernegara.Pancasila pun terbukti sangat ampuh sebagai pedoman kehidupan bersama,
termasuk kehidupan dalam berpolitik. Tidak ada yang lain. Ideologi Pancasila dan UUD
1945 tidak perlu lagi diperdebatkan lagi.Itu sudah menjadi kesepakatan masyarakat
Indonesia ketika negara ini didirikan.Bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila tersebut adalah hasil dari penggalian karakter dan budaya masyarakat
Indonesia.

Sejarah kesaktian Pancasila adalah sejarah yang sangat berharga.Peringatan Hari


Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober, harus dijadikan sebagai kesempatan
untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila itu
sendiri.Pancasila adalah dasar negara.Pancasila adalah asal tunggal dan menjadi
sumber dari segala sumber hukum yang mengatur masyarakat Indonesia, termasuk
kehidupan berpolitik.Karena itu, partai politik sebagai salah satu infrastruktur politik dan
segala sesuatu yang hadir dan lahir di negara ini, harus tunduk dan taat pada
Pancasila.

Indoktrinasi Pancasila yang dilakukan pemerintahan Orde Baru selama 32 tahun


ternyata tidak banyak menyentuh pemahaman publik atas dasar negara Indonesia
itu.Pancasila lebih banyak dimaknai sebagai konsepsi dan alat politik
penguasa.Memang rezim Orde Baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai
dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di
Indonesia.Akan tetapi, implementasi dan aplikasinya sangat mengecewakan kita
semua.Sadar atau tidak sadar, rezim Orde Baru kian lama kian menggeser hakekat
perjuangan mempertahankan Pancasila menjadi perjuangan untuk mempertahankan
kekuasaan.

Acapkali kiat yang digunakan rezim Orde Baru dalam menghadapi sikap yang
berseberangan dengan pemerintah ialah dengan membenturkannya dengan persoalan
ideologi.Ideologi yang sebenarnya bersifat sistemik tidak boleh bertentangan dengan
ideologi yang resmi yaitu Pancasila yang sudah direduksi oleh ideologi negara/Orde
Baru disinilah terjadi penafsiran sepihak terhadap Pancasila oleh rezim Orde Baru.

Ideologi yang bertentangan akan berada dalam kategori yang harus dimusnahkan atau
ditindak. Pengasastunggalan Pancasila merupakan cara rezim Orde Baru untuk
menyatukan pandangan-pandangan, tetapi akhirnya menjadi penindasan ideologis,
sehingga orang-orang yang mempunyai gagasan kreatif dan kritis menjadi takut. Belum
lagi penindasan secara fisik seperti pembunuhan terhadap orang di Timor-Timur, Aceh,
Irian Jaya, kasus Tanjung Priok, pengrusakan/penghancuran pada kasus 27 Juli dan
seterusnya. Perlakuan diskriminasi oleh negara juga dirasakan oleh masyarakat non
pribumi (keturunan) dan masyarakat golongan minoritas.

Mereka merasa diasingkan, bahkan acapkali mereka hanya dijadikan sebagai kambing
hitam jika ada masalah, atau diperas secara ekonomi.Sedangkan orang-orang yang
dijadikan tapol dan napol dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat bagaimana kalau
mereka tidak tunduk kepada penguasa.Inilah salah satu contoh bentuk kekerasan
politik.

Produk hukum Orde Lama, yaitu UU No. 11/PNPS/ 1963 tentang Anti Subversi
merupakan salah satu alat yang dipakai penguasa Orde Baru untuk menjerat pi hak-
pihak yang dianggap berseberangan dengan pemerintah dengan dalih GPK, PKI, OTB,
dan sebagainya. Penguasa Orde Baru bukan lagi memberantas kejahatan terhadap
negara tetapi justru mereka telah melakukan berbagai bentuk kejahatan politik dan
melanggar HAM.Dengan subjektivitasnya, penguasa ORBA bertindak sebagai "wasit"
yang menilai warganya, apakah perbuatan seseorang itu tergolong subversif atau
bukan.

Dalam hal ini hanya masyarakat pembangkang saja yang diposisikan sebagai obyek
UU Subversi itu.Sedangkan pihak-pihak yang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN) menjadi bahagian dari sistem pemerintahan Orde Baru.Ditinjau dari segi
demokrasi sebagai wujud pelaksanaan Sila IV, rezim Orde Baru justru menghambat
proses demokratisasi itu sendiri. Antara lain; dengan proses departaisasi atau
pembatasan jumlah partai, pengekangan kebebasan pers, penahanan dan penculikan
para aktivis demokrasi, rekayasa politik, kecurangan dalam pemilu, dan sebagainya. Di
bidang hukum, penyelesaian kasus yang

Berkaitan dengan penguasa tidak mencerminkan rasa keadilan, misalnya; kasus


Marsinah, kasus Kedung Ombo, kasus Ohee (Irian Jaya), kasus Udin, kasus Jamsostek
yang melibatkan pejabat negara, dan lain-lain.

Akumulasi ketidakadilan dan kebobrokan rezim Orde Baru seakan-akan memuncak


ketika gong reformasi mulai dibunyikan. Akibatnya, menjelang dan sesudah Soeharto
"lengser" dari jabatan Presiden RI, 21 Mei 1998 lalu, berbagai peristiwa dan kondisi
buruk kembali mewarnai kehidupan bangsa kita sekaligus menjadi cobaan berat bagi
Pancasila sebagai dasar dan ideology negara. Pemaknaan baru selama Orde
Reformasi, di satu sisi, juga memperlemah memori publik soal dasar negara ini.Orde
Baru sepanjang kekuasaannya bisa menanamkan Pancasila sebagai doktrin
absolut.Upaya doktrinasi dilakukan secara komprehensif lewat pendidikan.Ideologisasi
Pancasila tak hanya ditekankan dalam sistem kepartaian dan praktik politik, tetapi juga
dalam ranah pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Ideologisasi yang dilakukan secara represif di tatar pendidikan mengarah pada


pengultusan Pancasila sebagai simbol keramat. Ini dilakukan melalui langkah seperti
pembacaan teks Pancasila di setiap upacara di setiap sekolah dari sekolah dasar
hingga sekolah tingkat atas, indoktrinasi melalui Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4), hingga pendidikan kewiraan di tingkat perguruan tinggi.
Pascaruntuhnya Orde Baru, gelombang keterbukaan membuka kemungkinan
masyarakat untuk memaknai ulang Pancasila sebagai dasar negara.

Wacana soal apakah Pancasila merupakan ideologi atau bukan berkembang selama
rezim reformasi.Sejumlah kelompok menerjemahkan Pancasila bukan sebagai ideologi,
melainkan kontrak sosial yang dirumuskan para founding fathers saat mendirikan
negara ini.
Onghokham adalah salah satu tokoh yang menyatakan Pancasila bukanlah falsafah
atau ideologi.

Pancasila adalah dokumen politik dalam proses pembentukan negara baru, yakni
kontrak sosial yang merupakan persetujuan atau kompromi di antara sesama warga
negara tentang asas negara baru. Ia menyamakan Pancasila dengan dokumen penting
beberapa negara lain, seperti Magna Carta di Inggris, Bill of Right di Amerika Serikat,
atau Droit de l’homme di Perancis. Pancasila sebagai sebuah kontrak sosial dari pendiri
bangsa ini faktanya memang mampu bertahan hingga kini. Sejarah mencatat sejumlah
upaya penggeseran landasan negara kepada bentuk asas lain

pada masa awal berdirinya bangsa ini menemui kegagalan. Namun, setelah melampaui
sekian banyak tantangan, eksistensi Pancasila sejauh ini masih banyak dimaknai
sebagai konsepsi politik yang substansinya belum mampu diwujudkan secara riil.

Semenjak Orba ditumbangkan oleh gerakan reformasi, Pancasila sebagai ideologi


bangsa Indonesia telah kehilangan tempatnya yang mapan.Semacam ada phobia dan
ke-alergi-an masyarakat negara-bangsa ini untuk mengakui Pancasila apalagi mencoba
untuk menelaahnya.Meskipun negara ini masih menjaga suatu konsensus dengan
menyatakan Pancasila sebagai ideologi bangsa.Namun secara faktual, agaknya kita
harus mempertanyakannya kembali.
Karena saat ini debat tentang masih relevan atau tidaknya Pancasila dijadikan ideologi
masih kerap terjadi. Apalagi ditengah kegalauan dan kegagalan negara-bangsa
menapak dengan tegak jalur sejarahnya sehingga selalu jatuh bangun dan
labil.Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang diakui di negeri ini, sempat menjadi
sema.
Sudah hitungan tahun Indonesia memasuki era reformasi.Berbagai perubahan
dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara di
bawah payung ideologi Pancasila.Namun, faktanya masih banyak masalah sosial-
ekonomi yang belum terjawab.Eksistensi dan peranan Pancasila dalam reformasi pun
dipertanyakan.

Mampukah Pancasila memberikan pengharapan lebih baik untuk negeri ini?Dilihat dari
faktanya sungguh memprihatinkan.Reformasi belum berlansung dengan baik karena
Pancasila belum difungsikan secara maksimal sebagaimana mestinya.

Banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila, tetapi belum memahami makna
sesungguhnya.Bangsa Indonesia merasakan delapan tahun berselang ini, terutama
pada awal-awal reformasi, di sana-sini dalam penggal-penggal waktu tertentu muncul
semacam disorientasi, penolakan, konflik, kegamangan, pesimisme, apatisme,
demoralisasi, kekosongan, kemarahan dan bahkan kebencian.“Kita alami bersama-
sama dan sebagian sudah dapat kita lewati, sebagian masih kita rasakan sisanya,
sebagian masih terasa mencekam dalam kehidupan kita bersama dewasa ini.Orang
lantas sering berbicara lantang, kita mesti membangun Indonesia baru karena itu dalam
konteks itu muncul sejumlah kecenderungan.Secara sosiologis kita mengetahui
kerawanan dalam masa transisi, nilai dan tatanan lama telah ditinggalkan, sementara
nilai dan tatanan baru belum terwujudngat perjuangan dan pemikiran setiap warga
negara Indonesia.

Eksistensi Pancasila di era reformasi ini mestinya menjadi dasar, acuan atau paradigma
baru.Pancasila adalah dasar negara yang sesuai dengan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam UUD 1945.Tetapi sekarang bangsa ini sering mengenyampingkan
Pancasila.Padahal reformasi yang benar justru melaksanakan atau mengamalkan
Pancasila untuk kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.Dengan jiwa
Pancasila seharusnya gerakan reformasi harus mampu menggalang persatuan demi
pembenahan krisis multidimensional dewasa ini.

Tidak satu golonganpun bisa memenangkan reformasi tanpa persatuan dengan


golongan-golongan lainnya.Pengalaman kegagalan dan kemacetan gerakan reformasi
selama ini telah membuktikan hal itu. Dengan persatuan setapak demi setapak gerakan
reformasi akan diharapkan membawa Indonesia menjadi negara yang demokratik, kuat
sentosa, aman tenteram dan adil makmur. Harap dicamkan: ”Persatuanlah yang
membawa kita ke arah kebesaran dan kemerdekaan..” Dan agar persatuan bisa
tercapai: “Kita harus bisa menerima; tetapi kita juga harus bisa memberi. Inilah
rahasianya Persatuan” Demikianlah “2 kalimat kunci persatuan” Bung Karno yang
diamanatkan kepada kita bangsa Indonesia 76 tahun yang lalu.

Agar Pancasila yang telah dikaitkan langsung dengan doktrin Bhinneka Tunggal Ika itu
dapat berjalan dengan stabil, seluruh kaidahnya harus dituangkan dalam format hukum,
yang selalu harus dijaga agar sesuai dengan perkembangan rasa keadilan masyarakat.
Kita patut bersyukur, bahwa empat kali amandemen UUD 1945 dalam era reformasi
nasional telah mampu menampung dinamika bangsa ini, khususnya dengan mengakui
kesetaraan antara berbagai unsur dalam batang tubuh bangsa Indonesia serta
mewadahinya dalam sistem dan struktur pemerintahan yang baru.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya
bisa dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing. Di Indonesia sendiri
demokrasi pancasila sudah mendarah daging disetiap warganya, karena demokrasi itu
mencerminkan kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi/ pemerintahan liberal tidak
akan cocok untuk diterapkan di indonesia karena adat dan budaya negara indonesia
bertolak belakang dengan negara barat karena NKRI adalah harga mati.

Konsep Pancasila sebagai asar negara di ajukan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya di
hari terakhir siding pertama BPUPKI tanggal 1 juni 1945, yang isinya untuk menjadikan
Pancasila sebagai dasar falsafah negara atau filosophischegrondslag bagi mnegara
Indopnesia merdeka.

Bangsa dan negara RI dengan ideologi Pancasila meiliki cita-cita atau pandangan
dalam mendukung tercapainya tujuan nasional negara RI.
Idiologi pancasila memiliki berbagai aspek, baik berupa cita-cita pemikiran atau nilai-
nilai maupun norma yang baik dapat di realisasikan dalam kehidupan praksis dan
bersifat terbuka dengan memiliki tiga dimensi yaitu:

1. Dimensi idialis artinya nilai-nilai dasar dari pancasila memilikiu sifat yang sistematis,juga
rasional dan bersifat menyeluruh.
2. Dimensi normatis merupakan nilai-nilai yang terrkandung dalam sila pancasila yang
perlu di jabarkan kedalam system norma sehingga tersirat dan tersurat dalam norma-
norma negara.
3. Dimensi realistis adalah nilai-nilai pancasila yang di maksud di atas harus mampu
memberikan pencerminan atas realitas yang hidup dan berkembang dalam
penyelenggaraan negara.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan dengan sistem


kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis.Pancasila mengakui dan melindungi
baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik di bidang ekonomi maupun
politik.Dengan demikian ideologi kita mengakui secara selaras baik kolektivisme
maupun individualisme.

Demokrasi yang dikembangkan, bukan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi
liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi.Dalam sistem kapitalisme liberal dasar
perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan, namun kebebasan individual
untuk berusaha. Sedangkan dalam sistem etatisme, negara yang mendominasi
perekonomian, bukan warga negara baik sebagai individu maupun bersama-sama
dengan warga negara lainnya

3.2 Saran

Mewujudkan budaya Demokrasi memang tidak mudah.Perlu ada usaha dari semua
warga negara.Yang paling utama, tentu saja, adalah adanya niat untuk memahami nilai-
nilai demokrasi.Mempraktekanya secara terus menerus, atau
membiasakannya.Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu
belajar dari pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi
dengan lebih baik dibandingkan kita.

Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang mengalami


kegagalan disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus berusaha
memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa demokrasi
Pancasila di Negara kita telah benar-benar membudaya di tanah air, baik dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Mari kita budayakan Demokrasi Pancasila kepada anak cucu kita.

Kegunaan teoritik bahwa dengan mempelajari filsafat orang bertambah


pengetahuanya.bahkan ia mampu mempelajari segala sesuatu dengan cara yang
baik.mendalam dan lebih luas. Bagi bangsa Indonesia, filsafat Pancasila sangat
berguna, selain manusia sebagai perseorangan juga sebagai warga suatu masyarakat
bangsa mendukung cita-cita ataupun tujuan nasional, karena filsafat pancasila adalah
landasan dasarnya, juga landasan dasar berpikir segenap bangsa dan negara
Indonesia.

Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan
fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa
di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh
asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan
terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.Maka dari itu Perlunya Penanaman Pancasila
dalam kehidupan

1. Perlu dilakukan penyuluhan, workshop, dan pembinaan kesadaran diri akan jiwa anti-
KKN secara efektif dan efisien.
2. Perlu kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan proyek
penghapusan KKN di Indonesia. Karenanya, perlu dilakukan upaya untuk menarik
minat masyarakat agar mau berpartisipasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://lindajuwita.blogspot.com/2011/02/tugas-mandiri-kewarganegaraan-semester.html
http://imliakawaii.blogspot.com/2012/02/makalahdampak-korupsi-bagi-masyarakat.html
http://srisetiawaty007.files.wordpress.com/2013/05/bab-i-pengantar-pendidikan-
kewarganegaraan-e2809cpemberantasan-korupsi-kolusi-dan-nepotisme-kkne2809d.pdf
http://nur-afifah-nugraheni.blogspot.com/2013/05/makalah-pendkwn-implementasi-
demokrasi.html
http://edydarmawans.blogspot.com/2013/05/implementasi-pancasila-dari-waktu-ke.html
http://albar66.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai