TUGAS MANDIRI Pancasila
TUGAS MANDIRI Pancasila
Disusun Oleh:
NAMA : Sendi Iskandar
NPM : 110210146
KODE KELAS : 142-UM111-M1
DOSEN : TIM DOSEN
Sendi Iskandar
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi..…………………………………………6
2.2 Pengertian Demokrasi Pancasila….…………………………...7
2.3 Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila…. ….......................................8
2.4 Fungsi Demokrasi Pancasila ………………………….…........9
2.5 Implementasi Pancasila Di Era Setelah Reformasi………...10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..…………………………………………………...17
3.2 Saran ..………………………………………………………….18
Hampir semua negara di dunia meyakini demokrasi sebagai “ tolak ukur tak terbantah
dari keabsahan politik”. Keyakinan bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama
kewenangan pemerintah menjadi dasar bagi kokohnya sistem politik demokrasi.Pada
saat ini, hampir semua negara mengaku bahwa sistem pemerintahannya adalah
demokrasi.
Hal itu menunjukkan bahwa rakyat diletakkan pada posisi penting walaupun secara
operasional implikasinya di berbagai negara tidak selalu sama.
Indonesia menganut sistem Demokrasi Pancasila dimana itu adalah demokrasi yang
dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-
nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan.Bagaimana
seperti ditulis almarhum Moh.Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih
kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.”
Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa
ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang hidup
dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di
desa.Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional
yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian keputusan dan gotong royong
dalam pelaksanaan keputusannya tersebut.
Dari gambaran di atas, hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu
menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih
perlu ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi.
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut C.F Strong, Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas
anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan
kepada mayoritas itu.
Merriem,
Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan
falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-
ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.
C. Ensiklopedi Indonesia
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara lembaga
Negara
Pancasila mengandung makna yang amat penting bagi sejarah perjalanan Bangsa
Indonesia.Karena itulah Pancasila dijadikan sebagai dasar negara ini.Artinya segala
tindak tanduk dari orang-orang yang termaktub sebagai warga negara dari republik
yang bernama Indonesia, haruslah didasarkan pada nilai-nilai dan semangat
Pancasila.Apakah dia sebagai seorang politisi, birokrat, aktivis, buruh, mahasiswa dan
lain sebagainya.
Pancasila dan UUD 1945 sudah final dan tidak boleh lagi diganggu gugat sebagai
landasan dan falsafah yang mengatur dan mengikat kehidupan berbangsa dan
bernegara.Pancasila pun terbukti sangat ampuh sebagai pedoman kehidupan bersama,
termasuk kehidupan dalam berpolitik. Tidak ada yang lain. Ideologi Pancasila dan UUD
1945 tidak perlu lagi diperdebatkan lagi.Itu sudah menjadi kesepakatan masyarakat
Indonesia ketika negara ini didirikan.Bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila tersebut adalah hasil dari penggalian karakter dan budaya masyarakat
Indonesia.
Acapkali kiat yang digunakan rezim Orde Baru dalam menghadapi sikap yang
berseberangan dengan pemerintah ialah dengan membenturkannya dengan persoalan
ideologi.Ideologi yang sebenarnya bersifat sistemik tidak boleh bertentangan dengan
ideologi yang resmi yaitu Pancasila yang sudah direduksi oleh ideologi negara/Orde
Baru disinilah terjadi penafsiran sepihak terhadap Pancasila oleh rezim Orde Baru.
Ideologi yang bertentangan akan berada dalam kategori yang harus dimusnahkan atau
ditindak. Pengasastunggalan Pancasila merupakan cara rezim Orde Baru untuk
menyatukan pandangan-pandangan, tetapi akhirnya menjadi penindasan ideologis,
sehingga orang-orang yang mempunyai gagasan kreatif dan kritis menjadi takut. Belum
lagi penindasan secara fisik seperti pembunuhan terhadap orang di Timor-Timur, Aceh,
Irian Jaya, kasus Tanjung Priok, pengrusakan/penghancuran pada kasus 27 Juli dan
seterusnya. Perlakuan diskriminasi oleh negara juga dirasakan oleh masyarakat non
pribumi (keturunan) dan masyarakat golongan minoritas.
Mereka merasa diasingkan, bahkan acapkali mereka hanya dijadikan sebagai kambing
hitam jika ada masalah, atau diperas secara ekonomi.Sedangkan orang-orang yang
dijadikan tapol dan napol dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat bagaimana kalau
mereka tidak tunduk kepada penguasa.Inilah salah satu contoh bentuk kekerasan
politik.
Produk hukum Orde Lama, yaitu UU No. 11/PNPS/ 1963 tentang Anti Subversi
merupakan salah satu alat yang dipakai penguasa Orde Baru untuk menjerat pi hak-
pihak yang dianggap berseberangan dengan pemerintah dengan dalih GPK, PKI, OTB,
dan sebagainya. Penguasa Orde Baru bukan lagi memberantas kejahatan terhadap
negara tetapi justru mereka telah melakukan berbagai bentuk kejahatan politik dan
melanggar HAM.Dengan subjektivitasnya, penguasa ORBA bertindak sebagai "wasit"
yang menilai warganya, apakah perbuatan seseorang itu tergolong subversif atau
bukan.
Dalam hal ini hanya masyarakat pembangkang saja yang diposisikan sebagai obyek
UU Subversi itu.Sedangkan pihak-pihak yang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN) menjadi bahagian dari sistem pemerintahan Orde Baru.Ditinjau dari segi
demokrasi sebagai wujud pelaksanaan Sila IV, rezim Orde Baru justru menghambat
proses demokratisasi itu sendiri. Antara lain; dengan proses departaisasi atau
pembatasan jumlah partai, pengekangan kebebasan pers, penahanan dan penculikan
para aktivis demokrasi, rekayasa politik, kecurangan dalam pemilu, dan sebagainya. Di
bidang hukum, penyelesaian kasus yang
Wacana soal apakah Pancasila merupakan ideologi atau bukan berkembang selama
rezim reformasi.Sejumlah kelompok menerjemahkan Pancasila bukan sebagai ideologi,
melainkan kontrak sosial yang dirumuskan para founding fathers saat mendirikan
negara ini.
Onghokham adalah salah satu tokoh yang menyatakan Pancasila bukanlah falsafah
atau ideologi.
Pancasila adalah dokumen politik dalam proses pembentukan negara baru, yakni
kontrak sosial yang merupakan persetujuan atau kompromi di antara sesama warga
negara tentang asas negara baru. Ia menyamakan Pancasila dengan dokumen penting
beberapa negara lain, seperti Magna Carta di Inggris, Bill of Right di Amerika Serikat,
atau Droit de l’homme di Perancis. Pancasila sebagai sebuah kontrak sosial dari pendiri
bangsa ini faktanya memang mampu bertahan hingga kini. Sejarah mencatat sejumlah
upaya penggeseran landasan negara kepada bentuk asas lain
pada masa awal berdirinya bangsa ini menemui kegagalan. Namun, setelah melampaui
sekian banyak tantangan, eksistensi Pancasila sejauh ini masih banyak dimaknai
sebagai konsepsi politik yang substansinya belum mampu diwujudkan secara riil.
Mampukah Pancasila memberikan pengharapan lebih baik untuk negeri ini?Dilihat dari
faktanya sungguh memprihatinkan.Reformasi belum berlansung dengan baik karena
Pancasila belum difungsikan secara maksimal sebagaimana mestinya.
Banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila, tetapi belum memahami makna
sesungguhnya.Bangsa Indonesia merasakan delapan tahun berselang ini, terutama
pada awal-awal reformasi, di sana-sini dalam penggal-penggal waktu tertentu muncul
semacam disorientasi, penolakan, konflik, kegamangan, pesimisme, apatisme,
demoralisasi, kekosongan, kemarahan dan bahkan kebencian.“Kita alami bersama-
sama dan sebagian sudah dapat kita lewati, sebagian masih kita rasakan sisanya,
sebagian masih terasa mencekam dalam kehidupan kita bersama dewasa ini.Orang
lantas sering berbicara lantang, kita mesti membangun Indonesia baru karena itu dalam
konteks itu muncul sejumlah kecenderungan.Secara sosiologis kita mengetahui
kerawanan dalam masa transisi, nilai dan tatanan lama telah ditinggalkan, sementara
nilai dan tatanan baru belum terwujudngat perjuangan dan pemikiran setiap warga
negara Indonesia.
Eksistensi Pancasila di era reformasi ini mestinya menjadi dasar, acuan atau paradigma
baru.Pancasila adalah dasar negara yang sesuai dengan pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam UUD 1945.Tetapi sekarang bangsa ini sering mengenyampingkan
Pancasila.Padahal reformasi yang benar justru melaksanakan atau mengamalkan
Pancasila untuk kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.Dengan jiwa
Pancasila seharusnya gerakan reformasi harus mampu menggalang persatuan demi
pembenahan krisis multidimensional dewasa ini.
Agar Pancasila yang telah dikaitkan langsung dengan doktrin Bhinneka Tunggal Ika itu
dapat berjalan dengan stabil, seluruh kaidahnya harus dituangkan dalam format hukum,
yang selalu harus dijaga agar sesuai dengan perkembangan rasa keadilan masyarakat.
Kita patut bersyukur, bahwa empat kali amandemen UUD 1945 dalam era reformasi
nasional telah mampu menampung dinamika bangsa ini, khususnya dengan mengakui
kesetaraan antara berbagai unsur dalam batang tubuh bangsa Indonesia serta
mewadahinya dalam sistem dan struktur pemerintahan yang baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang keduanya
bisa dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing. Di Indonesia sendiri
demokrasi pancasila sudah mendarah daging disetiap warganya, karena demokrasi itu
mencerminkan kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi/ pemerintahan liberal tidak
akan cocok untuk diterapkan di indonesia karena adat dan budaya negara indonesia
bertolak belakang dengan negara barat karena NKRI adalah harga mati.
Konsep Pancasila sebagai asar negara di ajukan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya di
hari terakhir siding pertama BPUPKI tanggal 1 juni 1945, yang isinya untuk menjadikan
Pancasila sebagai dasar falsafah negara atau filosophischegrondslag bagi mnegara
Indopnesia merdeka.
Bangsa dan negara RI dengan ideologi Pancasila meiliki cita-cita atau pandangan
dalam mendukung tercapainya tujuan nasional negara RI.
Idiologi pancasila memiliki berbagai aspek, baik berupa cita-cita pemikiran atau nilai-
nilai maupun norma yang baik dapat di realisasikan dalam kehidupan praksis dan
bersifat terbuka dengan memiliki tiga dimensi yaitu:
1. Dimensi idialis artinya nilai-nilai dasar dari pancasila memilikiu sifat yang sistematis,juga
rasional dan bersifat menyeluruh.
2. Dimensi normatis merupakan nilai-nilai yang terrkandung dalam sila pancasila yang
perlu di jabarkan kedalam system norma sehingga tersirat dan tersurat dalam norma-
norma negara.
3. Dimensi realistis adalah nilai-nilai pancasila yang di maksud di atas harus mampu
memberikan pencerminan atas realitas yang hidup dan berkembang dalam
penyelenggaraan negara.
Demokrasi yang dikembangkan, bukan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi
liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi.Dalam sistem kapitalisme liberal dasar
perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan, namun kebebasan individual
untuk berusaha. Sedangkan dalam sistem etatisme, negara yang mendominasi
perekonomian, bukan warga negara baik sebagai individu maupun bersama-sama
dengan warga negara lainnya
3.2 Saran
Mewujudkan budaya Demokrasi memang tidak mudah.Perlu ada usaha dari semua
warga negara.Yang paling utama, tentu saja, adalah adanya niat untuk memahami nilai-
nilai demokrasi.Mempraktekanya secara terus menerus, atau
membiasakannya.Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu
belajar dari pengalaman negara-negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi
dengan lebih baik dibandingkan kita.
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan
fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa
di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh
asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan
terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.Maka dari itu Perlunya Penanaman Pancasila
dalam kehidupan
1. Perlu dilakukan penyuluhan, workshop, dan pembinaan kesadaran diri akan jiwa anti-
KKN secara efektif dan efisien.
2. Perlu kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan proyek
penghapusan KKN di Indonesia. Karenanya, perlu dilakukan upaya untuk menarik
minat masyarakat agar mau berpartisipasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://lindajuwita.blogspot.com/2011/02/tugas-mandiri-kewarganegaraan-semester.html
http://imliakawaii.blogspot.com/2012/02/makalahdampak-korupsi-bagi-masyarakat.html
http://srisetiawaty007.files.wordpress.com/2013/05/bab-i-pengantar-pendidikan-
kewarganegaraan-e2809cpemberantasan-korupsi-kolusi-dan-nepotisme-kkne2809d.pdf
http://nur-afifah-nugraheni.blogspot.com/2013/05/makalah-pendkwn-implementasi-
demokrasi.html
http://edydarmawans.blogspot.com/2013/05/implementasi-pancasila-dari-waktu-ke.html
http://albar66.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html