Anda di halaman 1dari 3

Singkat Seperti Senja

Berawal dari sebuah organisasi yang mempertemukan kita, yaaaa sekertaris menjadi jembatan
cerita ini mengisahkan tentang aku dan dia. Terkadang ketidaksengajaan menjadi suatu
pertemuan yang aku anggap sangat konyol. Yaaa pertemuan ini memang menyenangkan
walaupun pada akhirnya yaaa simak saja ceritaku sampe selesai bagaimana cerita ini berakhir
yang jelas banyak sekali pelajaran yang dapat diambil.

Allah mempertemukan dua insan yang berbeda karena suatu alasan, entah itu untuk
memberikan pembelajaran dalam hidup atau menjadi pendamping hidup. Yang jelas tidak ada
pertemuan yang tidak memiliki arti, seperti halnya ketika awal aku bertemu dengannya karena
kita punya tugas yang sama-sama perlu dikerjakan untuk sebuah event yang sama, dia adalah
sosok orang yang amat teliti dan bahkan kritis menurutku. Aku adalah bawahan dia, dia adalah
atasanku kalau diibaratkan. Sepertinya dia sosok yang pendiam ketika awal kali berjumpa,
masih sama-sama canggung, dan bercakap ketika ada urusan yang penting saja. Menurutku dia
orang yang sulit untuk tersenyum, wajahnya yang terlihat jutek membuatku bukan lagi merasa
takut namun merasa bahwa wajahnya amat lucu dan bahkan saya sebenarnya ingin tertawa
ketika melihat dia. Rasanya hidup dia tuh selalu serius hahahaha…

Singkat cerita tugas kita sudah hampir selesai namun karena ada beberapa kesalahan, jadi kita
harus berjumpa akhirnya berjumpalah untuk berdiskusi. Setelah itu ada hal-hal yang perlu
didiskusikan lagi yang tak sempat didiskusikan ketika pertemuan kemarin. Akhirnya didiskusikan
secara online via personal chat, entah berawal dari percakapan yang mana dan kalimat yang
mana akupun tak tau, sampe-sampe kita keluar dari topik tugas, akhirnya topik pembicaraan
kita sudah kemana-mana tapi pada awalnya hanya candaan namun membuatku merasa asyik.
Setelah itu esok paginya aku jumpa tak sengaja dengannya di salah satu gedung di fakultasku
dan ketika itu aku sedang sendiri dan dia bersama temannya. Masih terbayang sekali ketika itu
dia tersenyum padaku, namun aku berpura-pura tidak melihat dengan wajahku yang hanya
tersenyuk kedepan karena tak sanggup menahan aku merasa senang saja kala itu. Setelah
kejadian itu, malamnya dia bertanya melalui chat diawali dengan kalimat “kamu sombong
banget tadi ketemu ga senyum dan ga nyapa juga”. Disitu aku sangat ingin tertawa terbahak-
bahak, “maaf ka aku malu” dia bilang “malu kenapa?” sampe akhirnya chatting berlanjut.

Singkat cerita aku merasa kurang sehat kemudian aku mengatakan kepada dia bahwa aku
sedang kurang sehat, eh dia sangat perhatian sekali dan nampak cemas dari setiap kalimat
yang dia .. ya hmmm maklum lah ya wanita kan mudah baper, meskipun sebenernya aku bukan
typical wanita yang mudah baper tapi entah kenpa ini malah merasa seneng aja. Setelah itu
karena aku satu group sama dia disalah satu group sekre, ada salah satu temenku yang sedang
sakit, dan dia amat sangat baik dan perhatian juga pada wanita itu. Disitu tiba-tiba aku merasa
amat sangat kesal, tapi akupun tak tau alasanku kesal sama dia kenapa. Kemudian air mataku
menetes tanpaku sadari. Setelah itu aku mulai berubah sikapnya pada dia, dan dia merasa
bahwa aku berubah. Akhirnya dia bertanya tentang semua sikapku yang tiba-tiba berubah,
dengan perkataan yang membuat aku merasa jadi wanita yang sedang diperjuangkan hahaha
bucin memang kalau kata temanku. Pada intinya percakapan itu tentang dia meyakinkan bahwa
aku orang yang ebih dia prioritaskan dibanding yang lain. Ketika mendengar perkataannya aku
merasa tenang tanpa aku tau sebenarnya alasan dia seperti itu karena apa. Waktu terus
berjalan, semakin lama aku semakin dekat dengannya. Sampe-sampe sudah berani berjumpa
tanpa ada urusan untuk tugas organisasi. Waktu itu hari-hari sedang hectic sekali UTS, masih
ingat sekali kala itu kamis malam temanku mengajak untuk belajar bareng disalah satu tempat
dikampus, akhirnya ya aku mau untuk belajar bareng, namun karena mata kuliah untuk UTS
dihari jum’atnya itu lumayan sukar jadi kita sangat asyik membahas soal-soal hingga akhirnya
kita lupa waktu dan waktu menunjukan pukul 22.30 WIB disitu kita kaget apakah pintu sudah
dikunci apa belum, sampe-sampe kita berpikir kalau memang sudah dikunci kita akan menginap
saja disana bertiga. Tapi ternyata setelah di check oleh temenku alhamdulillahnya belum
dikunci. Sampe akhirnya kita memutuskan untuk pulang saja, kebetulan malam itu dia ada chat
kemudian bertanya sedang dimana karena mungkin aku lama balas chatnya dia. Akhirnya aku
bilang tempatku belajar bareng malam itu. Akhirnya dia menanyakan apakan aku takut atau
engga untuk pulang sendirian, sebenarnya aku tidak takut sama sekali karena kosanku amat
dekat dari tempat itu. Namun aku bercanda bilang ke dia takut pulang sendiri, akhirnya dia
bilang tunggu aku kesana, kirain aku dia bercanda ehh ternyata dia dateng dong… ketika dia
dateng serius amat sangat canggung padahal biasanya gapernah canggung karena kita sering
menyelesaikan tugas dan sering bertemu juga. Tapi seriously ini beda banget rasanya, aku
meraskaan deg-degan yang amat luar biasa hingga membuatku speechless dan dia juga terlihat
nervous hahahah sampe akhirnya sampe lah ke gang kosanku tanpa cakap panjang. Akhirnya
aku bilang makasih dan akhirnya dia pulang.

Hari-hari terus berlalu, hingga akhirnya akupun merasa semakin nyaman karena perilakunya
yang amat perhatian bahkan suatu malam aku belajar bareng di kos salah satu temanku, dan
tugasku baru selesai sekitar pukul sepuluh malam lebih, kemudian diluar ujan bahkan amat
sepi, kebetulan kalau mau pulang cukup jauh. Eh tiba-tiba ada dia chat lagi dan akhirnya dia
jemput aku lagi padahal ujan-ujan wkwk luar biasa kan perjuangannya bagaiakan pahlawan
yang selalu ada.

Kebahagiaan tak pernah berhenti menghampiri, rasanya semakin hari semakin dekat dengan
dia. Hingga pada suatu hari aku dan dia memutuskan untuk pulang bareng, namun ternyata
Allah tidak mengizinkan dikarenakan satu dan banyak hal lainnya. Ketika kedekatan sudah mulai
berjalan, entahlah mungkin ini ujian untuk hubungan kita yang gajelas hehehe… terjadi
kesalahpahaman antara aku dan dia, ini bener-bener masalah biasa namun jadi masalah yang
serius karena terjadi miss communication jadi terjadilah perdebatan yang berakhir dengan hal
yang membuat moody kurang baik. Tidak seperti biasanya sikap dia yang selalu mengalah,
entah mengapa kali ini dia tidak mau mengalah, bahkan kesannya dia terlihat egois, sampe-
sampe aku berpikir apakah dia tidak memikirkan perasaanku. Disitu merupakan keadaan yang
membuatku sangat sedih, bahkan aku nangis karena merasa dikecewakan.

Pada akhirnya aku memilih untuk menjauh darinya, meskipun berat yaaaa itu yang harus aku
lakukan. Ceritaku bersamanya amat singkat se singkat senja, hanya karena salah paham kita
tidak mampu untuk saling bertahan. Itulah cinta terkadang salah satu bentuk mencintai itu
dengan merelakan orang yang kita cintai untuk pergi dari kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai