Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Angkutan umum sangat dibutuhkan di wilayah perkotaan. Hal ini disebabkan penduduk
di wilayah kota umumnya relatif lebih padat, sehingga mempunyai mobilitas yang tinggi
dalam kegiatan sehari-hari. Sebagai pelayanan kepada masyarakat, pemerintah Kabupatan
Jember menyelenggarakan pengangkutan orang dengan kendaraan bermotor umum jenis
suzuki carry dalam trayek tetap dan teratur.
Jika meninjau hal tersebut maka diperlukan jumlah kendaraan angkutan umum yang
memadai sesuai dengan trayeknya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pengguna
angkutan umum. Penentuan jumlah kendaraan angkutan umum dalam suatu trayek yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna angkutan umum sangat vital peranannya. Hal tersebut
dikarenakan apabila penentuan jumlah kendaraan angkutan umum yang terlalu sedikit dapat
membuat pelayanan terhadap angkutan umum tersebut tidak optimal sehingga dapat
merugikan pengguna angkutan umum. Dan apabila jumlah kendaraan angkutan umum terlalu
banyak maka tidak efektif sehingga dapat merugikan pemilik dan operator angkutan umum
tersebut.
Penentuan jumlah kendaraan angkutan umum yang efektif sesuai dengan trayeknya
tergantung pada besarnya permintaan (demand) angkutan umum berdasar pada trayek yang
ditinjau. Dalam tugas akhir ini nantinya akan dilakukan studi tentang jumlah kendaraan
angkutan umum dengan studi kasus Lyn D trayek Terminal Tawang Alun-Terminal Pakusari
di Kabupaten Jember. Dikarenakan trayek Lyn D tersebut merupakan trayek koridor utama
(trayeknya melewati jalan arteri) di Kabupaten Jember, yang mana trayek tersebut sebagian
juga merupakan trayek angkutan umum lainnya. Dengan mengacu pada kondisi trayek Lyn D
tersebut dan seiring dengan menurunnya permintaan (demand) angkutan umum khususnya
Lyn D di Kabupaten Jemberapakah jumlah kendaraan angkutan umum Lyn D di Kabupaten
Jember masih efektif. Hal tersebut itulah yang nantinya akan dibahas dalam tugas akhir ini.
Dan diharapkan hasil akhir dari studi ini dapat digunakan sebagai masukan kepada
inatansi yang terkait mengenai penentuan jumlah kendaraan angkutan umum Lyn D yang
beroperasi, juga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran oleh mahasiswa khususnya
mahasiswa teknik sipil dalam hal menentukan jumlah kendaraan angkutan umum yang efektif
sesuai dengan trayeknya berdasar pada permintaan (demand) trayek yang ditinjau tersebut.
1.2.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam maklah ini yaitu :

1. Berapakah permintaan (demand) harian terhadap Lyn D trayek Tawang Alun-


Pakusari di Kabupeten Jember ?

1.3.Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Untuk menghitung permintaan (demand) harian Lyn D trayek Tawang Alun-Pakusari


di Kabupaten Jember.

1.4.Batasan masalah
Batasan masalah dalam makalah ini yaitu hanya berfokus kepada lyn D dengan trayek
Tawang alun-Pakusari .dan sebaliknya
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Transportasi

Transportasi merupakan kegiatan memindahkan atau mengangkut muatan (barang dan


manusia) dari suatu tempat asal (orgin) ke tempat tujuan (destination). kegiatan transportasi
dibutuhkan manusia sejak zaman dahulu sampai sekarang untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Kegiatan transportasi tidak dapat dielakan atau tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan manusia, selain melekat dengan kegiatan perekonomian dan pembangunan.
Terminal transportasi merupakan simpul alih muat transportasi, yang mempunyai peran
penting dalam keterpaduan dan kesinambungan pelayanan angkutan. Jadi terdapat unsur –
unsur transportasi (basic elements) yaitu

kendaraan (the vehicle), jalan (the way), terminal (the terminal) dan adanya muatan (the
cargo and passenger)(Sakti Adji Sasmita, 2011). Transportasi merupakan perpindahan barang
atau penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain, dimana produk yang digerakkan atau di
pindahkan tersebut dibutuhkan atau diinginkan oleh lokasi lain tersebut.Transportasi dari
suatu wilayah adalah sistem pergerakan manusia dan barang antara satu zona asal dan Zona
tujuan dalam wilayah yang bersangkutan. Pergerakan yang dimaksud dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai sarana atau moda, dengan menggunakan berbagai sumber tenaga, dan
dilakukan untuk suatu keperluan tertentu. Transportasi dikatakan baik, apabila perjalanan
cukup cepat, tidak mengalami kemacetan, frekuensi pelayanan cukup, aman, bebas dari
kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan yang nyaman. Untuk mencapai kondisi yang
ideal seperti ini, sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi komponen transportasi
ini, yaitu kondisi prasarana (jalan), sistim jaringan jalan, kondisi sarana (kendaraan) dan
sikap mental pemakai fasilitas transportasi tersebut.

2.1.1. Sarana dan Prasarana Transportasi

Berdasarkan pengertian diatas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi
utama sebagai berikut :

1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

2. Meningkatkan produktifitas, baik barang dan jasa.


3. Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

4. Lebih memudahkan dalam gerak para pengguna jasa.

5. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

6. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang yang berkepentingan.

7. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang mempergunakannya.


2.1.2. Fungsi Transportasi

Fungsi transportasi adalah memindahkan atau mengangkut muatan (barang dan manusia) dari
suatu tempat ke tempat lain, yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan. Dengan berpindahnya
barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan itu umumnya memberikan manfaat
atau kegunaan yang lebih besar. Transportasi juga berfungsi sebagai pemersatu disamping
melayani arus barang dan penduduk serta mendorong pertumbuhan daerah.

2.1.3. Unsur-unsur transportasi :

1. Ada muatan yang diangkut.

2. Tersedia kendaraan sebagai pengangkutnya.

3. Ada jalan yang dapat dilalui.

4. Ada terminal asal dan terminal tujuan.

5. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakan transportasi
tersebut.

2.2. Definisi Angkutan Umum

Menurut Munawar (2005) angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau

barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Sementara kendaraan

umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk digunkan oleh umum dengan

dipungut bayaran. Kendaraan angkutan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus

sedang dan bus besar. Mobil penumpang yang digunkan untuk mengangkut penumpang umum

disebut dengan mobil penumpang umum (MPU).


Aset berupa kendaraan mobil/MPU yang dipertanggungjawabkan perusahaan, baik yang

dalam keadaan siap guna maupun dalam konservasi disebut dengan armada, yang tidak lagi

dioperasikan untuk pelayanan penumpang umum karena bus/MPU dalam keadaan rusak berat atau

tidak jalan. Wilayah yang melingkupi beroperasinya angkutan umum dapat disebut dengan wilayah

trayek, sedangkan kumpulan trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan orang disebut

dengan jaringan trayek. Sedangkan biaya yang dibebankan kepada penumpang kendaraan angkutan

umum disebut dengan tarif, dan dinyatakan dalam rupiah.

2.3. Perencanaan transportasi angkutan umum

Menurut Tamin (2000), sistem transportasi secara menyeluruh dapat dibagi menjadi

beberapa sub sistem mikro yang saling terkait dan saling mempengaruhi seperti ditunjukkan pada

Gambar 2.1

SISTEM SISTEM
KEGIATAN JARINGAN

SISTEM
PERGERAKAN
SISTEM KELEMBAGAAN

Gambar 2.1 Sistem Transportasi Makro (Tamin; 2000)

Sistem mikro tersebut meliputi :

a. Sistem kegiatan (Transport Demand)

b. Sistem jaringan (Prasarana transportasi / transport supply)

c. Sistem pergerakan (Lalu lintas / Traffic)

d. Kelembagaan.

Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan suatu pergerakan

manusia dan atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan dan atau orang/pejalan kaki.

Suatu sistem pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah dan sesuai dengan lingkungannya

akan dapat tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh suatu sistem rekayasa dan manajemen

lalu lintas yang baik.

Sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling mem pengaruhi satu

dengan yang lainnya seperti pada Gambar 2.1. Perubahan pada sistem kegiatan akan mempengaruhi

sistem jaringan melalui suatu perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem pergerakan. Demikian

juga perubahan pada sistem jaringan akan mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan

mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Untuk menjamin terwujudnya suatu

sistem pergerakan yang aman, nyaman, cepat, murah dan sesuai dengan lingkungannya, maka

dalam sistem transportasi makro terdapat suatu sistem mikro tambahan lainnya yang disebut

dengan sistem kelembagaan yang terdiri dari beberapa individu, kelompok, lembaga, instansi

pemerintah serta swasta yang terlibat dalam masing-masing mikro tersebut.

2.4. Pelayanan angkutan umum


Dalam undang-undang No.14 Tahun 1992 (pasal 37) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

disebutkan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek tetap dan

teratur dilaksanakan dalam jaringan trayek dengan tujuan untuk mengendalikan pelayanan angkutan

dengan kendaraan umum agar tercapai keseimbangan antara kebutuhan jasa angkutan dengan

penyediaan jasa angkutan, serta untuk menjamin kualitas pelayanan angkutan penumpang.

Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan pelayanan

angkutan orang. Jaringan trayek ditetapkan dengan memperhatikan :

a. Kebutuhan angkutan

b. Kelas jalan yang sama dan atau yang lebih tinggi

c. Tinggi keselamatan angkutan

d. Tingkat pelayanan jalan

e. Tersedianya terminal angkutan barang

f. Rencana umum tata ruang

g. Kelestarian lingkungan

2.4.1. Wilayah pelayanan penumpang angkutan umum

Menurut Munawar (2005) wilayah pelayanan angkutan penumpang umum perlu ditetapkan

atau ditentukan untuk merencanakan sistem angkutan penumpang umum serta menetapkan

kewenangan penyediaan, pengeloalaan dan pengaturan pelayanan angkutan penumpang umum.

Penentuan batas wilayah angkuatn penumpang umum akan mencakup beberapa hal berikut ini.

1. Perencanaan jaringan trayek

Dalam perencanaan jaringan trayek angkutan umum harus diperhatikan parameter sebagai

berikut ini :
a. Pola tata guna lahan

Pelayanan angkutan umum diusahakan mampu menyediakan aksesbilitas yang baik.

Untuk memenuhi hal tersebut lintasan trayek angkutan umum diusahakan melewati tata

guna lahan dengan potensi permintaan yang tinggi. Demikian juga lokasi-lokasi yang

menjadi potensial menjadi tujuan berpergian diusahakan menjadi prioritas pelayanan.

b. Pola pergerakan penumpang angkutan umum

Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan pengguna

jasa angkutan umum (penumpang angkutan) sehingga tercipta pergerakan yang lebih

efisien.

Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola pergerakan pendudukyang

terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi pada saat penumpang mengadakan

perjalanan dengan angkutan umum dapat diminimumkan.

c. Kepadatan penduduk

Salah satu faktor yang menjadi prioritas pelayanan angkutan umum adalah wilayah

dengan kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah

dengan potensi permintaan tinggi. Trayek angkutan umum yang ada diusahakan sedekat

mungkin menjangkau wilayah tersebut.

d. Daerah pelayanan

Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah potensial pelayanan,

juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada. Hal itu sesuai dengan konsep

pemerataan pelayanan terhadap penyediaan fasilitas angkutan umum.

e. Karakteristik jaringan jalan


Kondisi jaringan jalan akan menentukan pola pelayanan trayek angkutan umum.

Karakteristik jaringan jalan meliputi : konfigurasi, klasifikasi, fungsi, lebar jalan dan tipe

operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat dipengaruhi oleh jaringan jalan yang ada.

2. Penentuan wilayah pelayanan angkutan penumpang umum

Wilayah pelayanan angkutan penumpang umum kota dapat ditentukan setelah diketahui

batas-batas wilayah terbangun yang ditentukan oleh aspek-aspek berikut ini.

a. Batas wilayah terbangun kota, yakni wilayah kota yang pengguna lahanya didominasi

oleh bangunan-bangunan yang membentuk satu kesatuan. Batas wilayah ini dapat

diketahui dengan melihat peta penggunaan lahan kota dan foto udara.

b. Pelayanan angkutan umumpenumpang kota, yang dicari dengan menentukan titik

terjauh pelayanan angkutan umum penumpang kota. Dilakukan dengan beberapa cara,

yaitu menghitung besarnya permintaan pelayanan angkutan umum penumpang kota

pada kelurahan-kelurahan yang terletak pada wilayah terbangun kota, menghitung

jumlah penumpang minimal untuk mencapai titik impas pengusaha angkutan umum

serta menentukan batas wilayah pelayanan kota dengan menghubungkan titik-titik

terluar tersebut diatas.

c. Struktur jaringan jalan

d. Koridor

Yakni denganmelihat panjang koridor lahan dan kesempatan kerja sepanjang 400m di

kanan dan kiri.

Proses perencanaan juga harus mengacu pada kebijaksanaan angkutan umum dengan

melihat peraturan yang sudah ada dan berlaku, kebijakan pemerintah daerah khususnya dalam

sektor publik serta ketetapan wilayah operasi angkutan bus kota dan interaksinya dengan jenis

angkutan yang lalu.

Tahapan perencanaan meliputi proses berikut ini.


a. Analisis permintaan

Proses analisis permintaan ini dilakukan dengan cara : menelaah rencana pembangunan

kota, menalaah data penduduk, inventarisasi data perjalanan dan menelaah

pertumbuhan penumpang masa lalu dan beberapa pertumbuhan paremeter lain seperti

pemilikan kendaraan dan pendapatan.

b. Analisis kinerja rute dan Operasi

Parameter yang digunakan adalah faktor muat (load factor), jumlah penumpang yang

diangkut, waktu antara (Headway), waktu tunggu penumpang, kecepatan perjalanan,

ketersediaan angkutan dan tingkat konsumsi bahan bakar.

Pengumpulan data dilakukan dengan survey diatas kendaraan (On Bus Survey),

pengamatan langsung dan wawancara. Parameter diatas dapat digunakan sebagai alat

untuk melihat efektifitas dan efisiensi pengoperasionalan kendaraan dan penentuan

jumlah armada.

c. Analisis Kinerja Prasarana

Proses ini mengkaji aspek-aspek : fasilitas tempat perhentian bus dan halte,

kemungkinan aplikasi langkah prioritas bus, sistem informasi dan inventarisasi jaringan

jalan termasuk dimensi, kondisi, kapasitas serta volume lalu lintas.

d. Penysunan rencana

Rencana pengembangan angkutan umum didasarkan pada permintaan dan kebijakan

yang berlaku. Penyusunan ini juga menyangkut permasalahan pengembangan sarana

dan prasarana angkutan umum sesuai dengan permintaan dan peraturan.

2.4.2. Produksi pelayanan angkutan umum

Parameter produksi pelayanan angkutan umum mempunyai tiga alternatif besaran yang

dapat ditinjau, yaitu :


1. Jumlah seat-trip per satuan waktu

Seat-trip adalah besaran yang menunjukkan jumlah tempet duduk trip tersedia dari suatu

pelayanan angkutan umum persatuan waktu. Besaran ini pada dasarnya hanya menunjukkan

kapasitas angkut yang dapat diberikan oleh suatu sistem angkutan umum per satuan waktu.

Besaran ini tidak tergantung pada kondisi penumpang, karena besaran ini pada dasarnya hanya

menunjukkan kapasitas, bukan kondisi faktual tingkat pengisian. Jika suatu sistem angkutan

umum pada suatu rute mengoperasikan moda dengan kapasitas angkut sebesar M tempat

duduk (seat) dan sistem angkutan umum dimaksud dapat melakukan trip sebanyak N kali setiap

tahunnya, maka besarnya produksi pelayanan angkutan umum pertahunnya dengan besaran

seat-trip adalah :

Total Seat-trip = Kapasitas angkut x jumlah trip per tahun .........(2.1)

Untuk menghitung total seat-trip ini diperlukan kapasitas kendaraan dan jumlah trip yang

dapat dilakukan persatuan waktu.

2. Jumlah penumpang-kilometer per satuan waktu

Adalah besaran yang menunjukkan karakteristik penumpang yang terangkut dari suatu

pelayanan umum. Karakteristik dimaksud meliputi karakteristik panjang perjalanan dan juga

karakteristik jumlah penumpang. Dengan sendirinya, karena tiap rute mempunyai karakteristik

panjang perjalanan yang berbeda, maka besaran produksi perjalanan angkutan umum dengan

dimensi ini sangat bervariasi untuk setiap rutenya, karena tergantung jumlah dan panjang

perjalanan penumpang. Untuk menghitung besaran total produksi pelayanan angkutan umum

dengan menggunakan dimensi penumpang-kilometer ini perlu dibuat profil pengisian (loading

profil) angkutan dalam satu trip. Profil pengisian ini merupakan grafik yang akan

menggambarkan besar kecilnya penumpang didalam kendaraan pada setaip pemhentian untuk

satu trip. Sedangkan jumlah penumpang didalam kendaraan bertambah apabila terdapat
penumpang yang naik pada suatu perhentian, dan akan bertambah kecil apabila ada penumpang

turun. Nilai penumpang-kilometer ini diperoleh dengan menghitung luas grafik profil pengisian

yang terbentuk pada setiap tripnya. Untuk mempermudah perhitungan, maka luas grafik

tersebut dapat dihitung dengan mengalikan jumlah penumpang di dalam kendaraan (On Board)

dengan jarak rata-rata antar perhentian (link).

3. Jumlah penumpang-trip

Adalah besaran yang menunjukkan produksi pelayanan angkutan umum yang karakteristik

perjalanan penumpangnya tidak dipresentasikan. Jadi besaran ini hanya menunjukkan

banyaknya penumpang terangkut dari suatu pelayanan angkutan umum tanpa memperhatikan

sama sekali panjang perjalanan dari masing-masing penumpang. Jika suatu angkutan umum

mengangkut penumpang pada perhentian awal sebanyak 15 orang dan tak satupun dari

penumpang yang turun sampai perhentian akhir, maka jumlah produksi penumpang-trip yang

dihasilkan adalah 15 orang penumpang-trip. Besaran produksi pelayanan angkutan umum ini

sangat dipengaruhi oleh karakteristik rute yang dilayani. Untuk rute yang penumpangnya naik

turun jumlahnya cukup banyak di perjalanan, meskipun tingkat pengisian kendaraan tinggi

menghasilkan total produksi pelayanan angkutan umum yang kecil.

Sedangkan untuk rute yang penumpangnya tidak turun, kecuali diperhentian akhir akan

menghasilkan total produksi pelayanan angkutan umum yang besar. Jadi besaran total produksi

pelayanan angkutan umum ini sangat tergantung pada loading-profile dari rute yang dimaksud.
2.5.1. Penentuan demand harian kendaraan angkutan umum.

Data-data yang diperlukan dalam penentuan demand (permintaan) harian kendaraan

angkutan umum adalah :

a. Data jumlah rata-rata penumpang angkutan umum baik untuk rit dan trip (P-P)

hariannya. Data-data tersebut dapat diperoleh dari suvey naik turun penumpang

angkutan umum dengan metode On Bus Survey.

b. Data jumlah rata-rata trip (P-P) harian. Data tersebut dapat diperoleh dari survey

wawancara dengan operator angkutan umum yang di tinjau.

c. Data jumlah kendaraan yang beroperasi (harian). Data tersebut dapat diperoleh dari

publikasi instansi pemerintah.

 Secara matematis perumusan yang digunakan untuk mencari demand harian (rata-rata)

berdasarakan literatur tersebut adalah :

Demand Harian (untuk Rit)

= Jumlah rata-rata penumpang (rit) x Jumlah rata-rata rit x Jumlah

kendaraan angkutan umum yang beroperasi. ………... . …………………….(2.2)

Demand Harian

= Jumlah rata-rata penumpang (Trip) x Jumlah rata-rata trip x Jumlah

kendaraan angkutan umum yang beroperasi. .................................... (2.3)

2.5.2. Penentuan demand perjam kendaraan angkutan umum

Penentuan demand harian (untuk perjamnya) dari kendaraan angkutan umum adalah :

a. Penentuan faktor pengali pendistribusian demand

Penentuan demand perjam menggunakan faktor pengali pendistribusian demand

dilakukan karena demand perjamnya untuk penggunaan kendaraan angkutan umum


berlainan ada kondisi puncak ataupun kondisi sepi. Dan penggunaan faktor pengali

pendistribusian demand yang diperoleh dari penggunaan kendaraan angkutan umum

yang ditinjau dapat mencerminkan kondisi demand penumpang dari angkutan umum di

lapangan (perjamnya).

Dalam penentuan faktor pengali tersebut data yang diperlukan adalah data penggunaan

kendaraan angkutan umum di terminal. Data tersebut diperoleh dari survey pengamatan

di terminal yang ditinjau. Data tersebut nantinya dapat diolah menjadi faktor pengali

pendistribusian demand dengan rumus :

Faktor pengali = Penumpang per jam

Total penumpang survey .............................................. (2.4)

b. Penentuan demand perjam dari kendaraan angkutan umum

Setelah faktor pengali pendistribusian demand diperoleh maka analisa penentuan

demand perjam dapat dilakukan. Demand perjam dari kendaraan angkutan umum dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Demand perjam = Faktor pengali pendistribusian demand x demand

penumpang harian .............................................. (2.5)

2.6. Penentuan Jumlah Kendaraan Angkutan Umum

Pada dasarnya, pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya tingkat

pelayanan yang cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu maupun keamanan dan

kenyamanan yang terjamin selama dalam perjalanan. Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi
bila penyediaan armada angkutan umum berada pada garis seimbang dengan permintaan jasa

angkutan.

Jumlah armada yang “tepat” sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang dapat dilakukan

adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan. Ketidak pastian itu disebabkan oleh pola

pergerakan penduduk yang tidak merata sepanjang waktu, misalnya pada saat jam-jam sibuk

permintaan tinggi dan pada saat sepi permintaan rendah.

Dasar-dasar perhitungan meliputi aspek-aspek berikut ini :

a) Faktor muat (load factor) merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan tersedia

untuk satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen.

b) Kapasitas kendaraan adalah daya muat penumpang pada setiap kendaraan angkutan umum,

baik yang duduk maupun berdiri. Daya muat dapat dilihat pada tabel 2.3.

kapasitas kendaraan kapasitas


Jenis angkutan
duduk berdiri total penumpang/hari/kendaraan

mobil penumpang umum 11 - 11 250-300

bus kecil 14 - 14 300-400

bus sedang 20 10 30 500-600

bus besar lantai tunggal 49 30 79 1000-1200

bus besar lantai ganda 85 35 120 1500-1800

Tabel 2.3. Kapasitas Kendaraan (Munawar; 2005)

Catatan : angka-angka kapasitas kendaraan bervariasi tergantung pada susunan tempat duduk

pada kendaraan.

c) Demand penumpang angkutan umum.


Demand penumpang angkutan umum untuk perencanaan diambil pada seksi atau periode

tersibuk (pada jam-jam puncak) dari angkutan umum yang ditinjau.

d) Waktu sirkulasi (circulation time).

Waktu sirkulasi adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah kendaraan angkutan umum

untuk melakukan satu kali perjalanan (satu trip), dalam artian waktu yang diperlukan

kendaraan angkutan umum untuk memulai perjalanan dari terminal awal menuju terminal

akhir dan kembali lagi ke terminal awal dan memulai perjanan kembali. Jadi waktu sirkulasi

tersebut merupakan penjumlahan antara waktu tempuh dan waktu tunggu kendaraan

angkutan umum dalam melakukan satu kali perjananan (satu rit). Waktu sirkulasi dihitung

dengan rumus berikut ini.

CTABA = (TAB + TBA) + (TTA + TTB) ............................................................................. (2.7)

Dengan satuan umumnya digunakan dalam menit, (Munawar,2005)

Keterangan :

CTABA = waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A

TAB = waktu perjalanan (waktu tempuh) rata-rata dari A ke B

TBA = waktu perjalanan (waktu tempuh) rata-rata dari B ke A

TTA = waktu henti (waktu tunggu) rata-rata kendaraan di A

TTB = waktu henti (waktu tunggu) rata-rata kendaraan di B

Berdasarkan hal-hal diatas dapat dihitung Waktu antara (Headway) kendaraan angkutan

umum. Headway adalah jarak waktu (selang waktu) yang diperlukan oleh sebuah kendaraan

angkutan umum untuk memulai perjalanan dari titik awal (terminal awal) setelah kendaraan yang

didepannya telah berangkat terlebih dahulu. Contoh waktu antara (Headway)

Hideal = 5-10 menit


Hpuncak = 2-5 menit

Setelah perhitungan Headway kendaraan angkutan umum, maka dapat dilakukan

perhitungan Jumlah kendaraan angkutan umum. Menurut Munawar (2005), jumlah kendaraan

angkutan umum yang diperlukan dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

CTaba
K= …………………………………………………………….(2.9)
H

Keterangan :

K = Jumlah kendaraan

CT aba = Waktu sirkulasi (menit)

H = Waktu antara (menit)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Identifikasi masalah

Permasalahan yang timbul sesuai dengan latar belakang kondisi yang ditinjau. Perumusan

masalah dalam tugas akhir ini adalah:

1. Berapakah demand harian penumpang angkutan umum Lyn D di Kabupaten Jember.

2. Berapakah Head Way angkutan umum Lyn D yang sesuai dengan demand harian Lyn

Dtersebut .

3. Berapa jumlah angkutan umum Lyn D yang yang semestinya disediakan untuk melayani

kebutuhan masyarakat .

3.2. Studi literatur

Menjelaskan tentang pengetahuan umum, dasar-dasar teori, peraturan dan perumusan.

Literatur yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah :

1. Definisi angkutan umum.

2. Perencanaan transportasi angkutan umum.

3. Pelayanan angkutan umum.

4. Survey.

5. Penentuan demand penumpang angkutan umum.

6. Penentuan jumlah armada angkutan umum.


3.3. Pengumpulan data

Dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan


beberapa tekhnik pengumpulan data yaitu :

1. Observasi
Dalam mengumpulkan data, maka penulis mengumpulkan data dengan cara
mengamati secara. Sehingga dalam hal ini penulis memperoleh data yang akurat.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data-data maka penulis
melakukan wawancara langsung dengan orang-orang/masyarakat dan berbagai
informan baik dari instansi terkait

3.3.1. Pengumpulan data primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan dengan cara survey. Metode

yang survey yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Survey dengan melakukan perhitungan naik turun penumpang diatas angkutan umum

dengan metode On Bus Survey.

2. Survey pengamatan di Terminal.

3. Survey wawancara kepada operator angkutan umum Lyn A.

Sebelum proses pelaksanaan survey diperlukan persiapan survey. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam persiapan survey dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Survey awal lokasi studi.

2. Pembuatan form survey.

3. Uji form survey.

Sedangkan untuk metodologi survey dapat dilihat pada gambar 3.2. Dan data-data yang

diperoleh dari survey sebagai berikut :


 Data naik turun penumpang angkutan umum Lyn D di Kabupaten Jember.

 Data pengoperasionalan kendaraan

 Data penggunaan Lyn D di terminal

3.3.2. Pengumpulan data sekunder

Merupakan data yang bersumber dari publikasi instansi pemerintah, yakni instansi

pemerintah yang terkait dengan pengelolahan angkutan umum di wilayah Kabupaten Jember. Data

sekunder yang dibutuhkan dalam tugas akhir ini meliputi data-data sebagai berikut :

 Karakteristik angkutan kota trayek lyn D

 Data jumlah kendaraan kendaraan angkutan umum Lyn D yang beroperasi per harinya.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Angkutan Umum Lyn D Di Kabupaten Jember

Pola pergerakan pengoperasionalan angkutan umum perkotaan di Kabupaten Jember


hingga saat studi ini berlangsung menetapkan pola operasi berbasisis terminal, yakni
kendaraan angkutan umum beroperasi sesuai dengan rute trayeknya bermula dari terminal
awal ke terminal akhir begitu pula sebaliknya. Namun jika melihat kondisi di lapangan ada
beberapa pergerakan kendaraan angkutan umum yang tidak mengikuti pola
pengoperasionalan kendaraan angkutan umum. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan
sedikitnya penggunaan kendaraan angkutan umum yang melalukan pergerakan kearah
terminal. Dalam pelaksanaan sistem angkutan umum khususnya Lyn D trayek Tawang Alun -
Pakusari pemerintah Kabupaten Jember menetapkan waktu operasional angkutan umum yaitu
24 jam sehari, tetapi di lapangan banyak operator kendaraan Lyn D yang berhenti beroperasi
di kisaran jam 21.00 WIB (hanya beberapa operator yang masih beroperasi), dikarenakan
sedikitnya demand Lyn D. Biasanya kendaraan angkutan umum yang masih beroperasi antara
jam tersebut menetapkan trayek bebas (berdasarkan penumpang). Kemudian operator
angkutan umum tersebut biasanya memulai pengoperasionalan kendaraan angkutan umum
secara normal kembali dikisaran jam 05.00 WIB (Operator Lyn D).

Berdasarkan hal tersebut maka pada tugas ini untuk perhitungan demand hariannya
berdasar kondisi tersebut.

Sistem pengelolaan usaha angkutan umum yang ada di Kabupaten Jember yakni
angkutan umum dikelola oleh umum (pemilik kendaraan angkutan umum) dengan ijin yang
diperoleh oleh pemerintah Kabupaten Jember.

Sistem pengoperasian angkutan umum oleh operator angkutan umum Lyn D di


Kabupaten Jember pada umumnya menggunakan sistem shift, yakni operator kendaraan
angkutan umum mengoperasikan kendaran secara bergantian dalam satu hari kerja. Biasanya
setiap kendaraan angkutan umum terdiri dari 2 operator angkutan umum.
4.2. Data Sekunder

Merupakan data yang berasal dari instansi pemerintah yang terkait dengan angkutan
umum di Kabupaten Jember dalam hal ini adalah Dinas Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
(bagian penyiaran pada Terminal Arjasa) dan Primkoveri Kabupaten Jember. Adapun data-
data yang diperoleh tersebut akan dijelaskan pada bagian-bagian berikut ini.

4.2.1. Data Karakteristik angkutan umum di Kabupaten Jember

Sesuai dengan penjelasan undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Th 1992


tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 37 ayat 1, bahwa pengertian dari trayek tetap dan
teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam jaringan trayek secara tetap dan
teratur dengan jadwal tetap ataupun tidak berjadwal. Sedangkan pengertian dari trayek tidak
tetap dan teratur dalam trayek adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dengan tidak terkait
dalam jaringan trayek tertentu dengan jadwal pengangkutan tidak teratur.

Sifat pelayanan angkutan umum kota yang beroperasi di Kabupaten Jember adalah
dengan trayek tetap dan teratur. Hal ini ditunjukkan dengan adanya jaringan trayek, ketentuan
waktu operasi dan batasan-batasan wilayah operasi yang ditentukan oleh pemerintah
Kabupaten Jember.

 Karakteristik kendaraan angkutan umum di Kabupaten Jember


Kendaraan angkutan umum di Kabupaten Jember pada dasarnya sama dengan
kendaraan angkutan umum yang digunakan di kota-kota lainya di Indonesia, yaitu jenis
Mikrolet. Di Kabupaten Jember umumnya kendaraan yang digunakan adalah merek Suzuki
(Carry) dengan warna yang seragam yakni kuning.

 Jumlah hari operasi


Hari operasi dalam satu tahun angkutan umum ada 365 hari, tapi tidak seluruh hari
tersebut dimanfaatkan oleh operator atau pengusaha jasa angkutan umum kota untuk
mengoperasikan kendaraan angkutan umum. Hal ini disebabkan karena selama 1 (satu) tahun
ada hari-hari libur tertentu sehingga operator tidak beroperasi ataupun pemilik kendaraan
angkutan umum tidak mengoperasikan kendaraannya misalnya pada hari raya atau hari besar
lainnya. Selain karena hari libur juga ada hari-hari tertentu tidak beroperasinya kendaraan
angkutan umum, misalnya karena adanya perbaikan pada kendaraan (service kendaraan) dan
sebagainya.
 Struktur dan besaran tarif yang berlaku
Tarif angkutan umum adalah besarnya biaya yang harus ditanggung atau dibayar oleh
penumpang angkutan umum yang nilai besar kecilnya sudah ditentukan oleh pemerintah
Kabupaten Jember. Tarif angkutan umum yang berlaku di Kabupaten Jember adalah
merupakan tarif seragam, karena besarnya tarif yang dikenakan terhadap penumpang adalah
seragam besarnya baik untuk jarak jauh ataupun jarak pendek untuk satu perjalan trayek
penuh yakni dari terminal awal sampai terminal akhir sesuai dengan rute trayeknya begitu
pula sebaliknya.

Penetapan tarif angkutan umum di Kabupaten Jember, yakni besarnya tarif angkutan
untuk umum dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

KETERANGAN
KARAKTERISTIK TARIF BESARAN TARIF
PENUMPANG
TARIF SERAGAM UMUM Rp. 5000
(Jauh dekat sama besarnya) PELAJAR Rp. 3000
Tabel 4.1. Stuktur dan besaran tarif

4.2.2. Karakteristik trayek angkutan umum Lyn D di Kabupaten Jember

Trayek angkutan umum Lyn D di Kabupaten Jember dilayani oleh 37 unit kendaraan
angkutan umum Lyn D yang aktif beroperasi dengan rute trayek yang telah ditetapkan
pemerintah Kabupaten Jember (Tabel 4.2).

KODE JUMLAH
TRAYEK
TRAYEK KENDARAAN
TAWANG ALUN-PAKUSARI-TAWANG
D 37
ALUN
Tabel 4.2. Karakteristik angkutan umum lyn D

Panjang rute trayek lyn D adalah 17 Km dari Terminal Tawang Alun ke Terminal Pakusari.
Dan 18 Km panjang rute trayek lyn D dari Terminal Pakusari menuju Terminal Tawang
Alun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. Dan sifat Angkutan umum di
Kabupaten Jember bersifat melayani mobilitas masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-
hari.

Terminal Pakusari

Jln. Brigjen Katamso

Jln. S. Parman

Jln. Karimata

Jln. Jawa

Jln. Kalimantan

Jln. Mastrip

Jln. PB Sudirman

Jln. Jendral Ahmad Yani

Jln. Trunojoyo

Jln. Gajah Mada

Jln. Hayam Wuruk

Jln. Brawijaya

Terminal Tawang Alun

Tabel 4.3. trayek Lyn D (Survey; 2007)

4.2.3 Data Jumlah kendaraan angkutan umum Lyn D yang beroperasi per harinya.
Data mengenai jumlah kendaraan Lyn D yang beroperasi per harinya didapatkan dari
publikasi instansi pemerintah, yakni instansi pemerintah yang terkait dengan pengelolahan
angkutan umum di wilayah Kabupaten Jember. Dalam hal ini adalah Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kabupaten Jember bagian penyiaran di Terminal Pakusari. Dan berdasar
sumber tersebut selama pelaksanaan survey naik turun penumpang Lyn D mulai tanggal 9
November 2017 , jumlah kendaraan yang beroperasi tiap harinya sama dengan jumlah
kendaraan angkutan umum Lyn D yang terdaftar oleh Organda 2007, yakni 37 kendaraan
angkutan umum Lyn D trayek Tawang Alun – Pakusari di Kabupaten Jember. (Tabel 4.4)

HARI SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU MINGGU

JUMLAH
KENDARAAN 37 37 37 37 37 37 37
(beroperasi)
Tabel 4.4 Jumlah kendaraan yang beroperasi harian (DLLAJ, +++2007)

4.3. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan dengan cara survey.
Metode yang survey yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Survey dengan melakukan perhitungan naik turun penumpang diatas angkutan umum
(On Bus Survey).

2. Survey pengamatan di Terminal.

3. Survey wawancara kepada operator angkutan umum Lyn D.

Pengolahan data primer (dari hasil survey) untuk angkutan umum Lyn D trayek
Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di Kabupaten Jember akan disusun berdasarkan
kebutuhan data untuk tiap-tiap analisa yang akan dilakukan pada Bab V (Analisa Data).
Adapun penyusunan data tersebut adalah sebagai berikut ini :

4.3.1. Data untuk analisa perhitungan demand harian penumpang angkutan umum Lyn
D Trayek Terminal TawangAlun – Terminal Pakusari di Kabupaten Jember.

Data yang diperlukan untuk melakukan analisa demand penumpang harian tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Data demand penumpang Lyn D


Data mengenai demand penumpang Lyn D di Kabupaten Jember diperoleh dari
survey naik turun penumpang langsung diatas kendaraan angkutan umum yang
ditinjau (On bus survey) selama 1 (satu) hari. Waktu pelaksanaan survey naik turun
penumpang Lyn D, yakni pada Pagi (jam 06.00-selesai), siang (jam 11.00-selesai)
dan sore (jam 16.00-selesai). Dengan prosedur pelaksanaan survey, penulis memulai
survey dari terminal Pakusari sedangkan surveyor memulai survey dari terminal
Tawang Alun.

Dan data yang diperoleh dari survey tersebut berupa data demand per trip dan per rit
penumpang Lyn D di Kabupaten Jember. Kemudian berdasar pada data tersebut
diolah untuk mendapatkan demand rata-rata.

Hasil rekapitulasi data demand rata-rata penumpang (trip) (pulang-pergi) Lyn A per
hari-nya dapat dilihat pada Tabel 4.5 sampai Tabel 4.11. Dan rekapitulasi data
demand rata-rata (rit) harian dapat dilihat pada Tabel 4.12 sampai Tabel 4.13 berikut
ini.

4.3.1. Data untuk analisa perhitungan demand harian penumpang angkutan umum Lyn A Trayek

Terminal TawangAlun – Terminal Arjasa di Kabupaten Jember.

Data yang diperlukan untuk melakukan analisa demand penumpang harian tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Data demand penumpang Lyn D

Data mengenai demand penumpang Lyn D di Kabupaten Jember diperoleh dari survey naik

turun penumpang langsung diatas kendaraan angkutan umum yang ditinjau (On bus survey)

selama 1 (satu) minggu. Waktu pelaksanaan survey naik turun penumpang Lyn D, yakni

pada Pagi (jam 07.00-selesai), siang (jam 11.00-selesai) dan sore (jam 16.00-selesai). Dengan

prosedur pelaksanaan survey, penulis memulai survey dari terminal Tawang alun sedangkan

surveyor memulai survey dari terminal Tawang Alun.


Dan data yang diperoleh dari survey tersebut berupa data demand per trip dan per rit

penumpang Lyn D di Kabupaten Jember. Kemudian berdasar pada data tersebut diolah

untuk mendapatkan demand rata-rata.

Hasil rekapitulasi data demand rata-rata penumpang (trip) (pulang-pergi) Lyn D per hari-nya

dapat dilihat pada Tabel 4.5 sampai Tabel 4.11. Dan rekapitulasi data demand rata-rata (rit)

harian dapat dilihat pada Tabel 4.12 sampai Tabel 4.13 berikut ini.
FORM PENGAMATAN NAIK TURUN PENUMPAN ANGKUTAN KOTA (LYN)
LYN " D " (TAWANGALUN - KAMPUS - PAKUSARI)
Hari/Tanggal : Rabu / 09 November 2017
Pengamatan Hari Ke : 1

JAM
Total
JALUR TRAYEK I II III IV V VI VII VIII IX
Naik
05.30 07.00 09.00 10.30 12.00 14.00 16.00 19.00 20.30
Naik 4 5 3 1 2 3 4 2 1 25
Terminal Tawang Alun
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
Jln. Brawijaya
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 1 3 1 1 1 2 1 2 1 13
Jln. Hayam Wuruk
Turun 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
Naik 3 2 2 2 1 1 3 0 1 15
JLn. Gajah Mada
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 2 1 2 2 1 2 2 0 1 13
Jln. Sultan Agung
Turun 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3
Naik 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6
Jln. PB Sudirman
Turun 0 1 2 1 0 1 0 1 1 7
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. Mastrip
Turun 1 2 1 1 2 1 3 1 0 12
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. Kalimantan
Turun 3 2 2 1 2 2 2 1 1 16
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. Jawa
Turun 2 3 2 2 1 2 3 2 0 17
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. Karimata
Turun 4 3 2 1 2 2 3 0 1 18
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. S. Parman
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. Brigjen Katamso
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Terminal Pakusari
Turun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
TOTAL PENUMPANG - 11 12 9 6 7 9 11 5 4 -
RATA-RATA - 8.22 -
WAKTU BERANGKAT - 06.10 07.35 09.33 11.05 12.30 14.30 16.30 19.30 21.00
Naik 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Terminal Pakusari
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jln. Brigjen Katamso
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. S. Parman
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 2 2 1 2 1 2 2 1 0 13
Jln. Karimata
Turun 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Naik 1 1 2 1 1 3 2 2 1 14
Jln. Jawa
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 2 3 2 2 2 1 1 0 1 14
Jln. Kalimantan
Turun 2 0 0 2 0 0 0 0 0 4
Naik 1 2 2 2 0 1 2 1 0 11
Jln. Mastrip
Turun 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3
Naik 1 1 0 2 1 1 1 0 0 7
Jln. PB Sudirman
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Naik 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3
Jln. Jendral Ahmad Yani
Turun 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2
Naik 2 2 1 0 1 2 3 0 0 11
Jln. Trunojoyo
Turun 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3
Naik 1 0 1 0 2 1 0 0 0 5
Jln. Gajah Mada
Turun 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. Hayam Wuruk
Turun 0 0 2 1 2 2 2 1 0 10
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jln. Brawijaya
Turun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Naik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Terminal Tawang Alun
Turun 10 9 8 4 3 8 8 1 0 51
TOTAL PENUMPANG - 13 11 10 9 8 11 12 4 2 -
RATA-RATA - 8.89 -
2. Jumlah trip (pulang-pergi) rata-rata per hari angkutan umum Lyn D

Data mengenai pengoperasionalan kendaraan angkutan umum yakni jumlah P-P (trip)

harian pada waktu pengoperasionalan sesuai dengan trayeknya. Data tersebut didapatkan

dari wawancara dengan operator Lyn D di Kabupaten Jember. Pelaksanaan survey

wawancara tersebut bersamaan dengan survey naik turun penumpang (On bus survey),

yakni juga selama 1 (satu) minggu terhitung. Data tersebut merupakan data perkiraan

penggunaan Lyn D oleh operator Lyn D (harian). Dari data tersebut didapatkan jumlah rata-

rata trip (pulang-pergi) harian yang biasa dioperasikan oleh operator angkutan umum Lyn D

tersebut. Hasil rekapitulasi jumlah trip rata-rata perhari Lyn D di Kabupaten Jember dapat

dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut ini.

Catatan : Survey pengoperasionalan kendaraan angkutan umum Lyn D di Kabupaten Jember

dalam tugas akhir ini melakukan survey terhadap pengoperasionalan kendaraan per trip.

Penentuan tersebut adalah untuk untuk mempermudah proses pelaksanaan (wawancara

dengan operator Lyn D) survey. Dikarenakan data mengenai pengoperasionalan kendaraan

angkutan umum Lyn D (jumlah P-P harian) merupakan data perkiraan penggunaan Lyn D

oleh operator Lyn D (harian) dan istilah yang biasa digunakan oleh operator Lyn D di

lapangan adalah istilah P-P.

HARI
KETERANGAN
RABU
RATA-RATA
JUMLAH
8.556
PENUMPANG PER
RIT

RATA-RATA TRIP 7.000

JUMLAH ARMADA
37
YANG BEROPRASI

JUMLAH
PENUMPANG 2216
HARIAN
4.3.2. Data untuk perhitungan Head Way kendaraan angkutan umum Lyn D Trayek Terminal

TawangAlun – Terminal Arjasa di Kabupaten Jember.

Data primer yang diperlukan untuk perhitungan Head Way angkutan umum Lyn D tersebut

adalah data pengamatan penggunaan Lyn D diterminal dan kapasitas kendaraan angkutan umum

Lyn D. Sedangkan Load Faktor (Lf) angkutan umum Lyn D ditentukan dalam tugas akhir ini.

Lf = 1 (100%)

 Faktor muat tersebut digunakan untuk perencanaan headway dikarenakan perencanaan jumlah

kendaraan kendaraan angkutan umum dengan Lf = 1 lebih efisien.

Faktor pengali didapat dengan perhitungan matematis biasa (Rumus 2.4). Tujuan dari faktor

pengali pendistribusian demand adalah untuk mendapatkan demand penumpang per jam

dari Lyn D, yang nantinya digunakan sebagai demand untuk menghitung Headway angkutan

umum Lyn D. Hasil rekapitulasi data dapat dilihat pada Tabel 4.15 beserta Grafik 4.1 sebagai

berikut.

JUMLAH
JAM LEWAT FAKTOR PENGALI
PENUMPANG
05.00 - 06.00 34 0.058
06.00 - 07.00 64 0.109
07.00 - 08.00 48 0.082
08.00 - 09.00 41 0.070
09.00 - 10.00 37 0.063
10.00 - 11.00 37 0.063
11.00 - 12.00 39 0.066
12.00 - 13.00 31 0.053
13.00 - 14.00 42 0.072
14.00 - 15.00 45 0.077
15.00 - 16.00 56 0.095
16.00 - 17.00 48 0.082
17.00 - 18.00 31 0.053
18.00 - 19.00 17 0.029
19.00 - 20.00 11 0.019
20.00 -21.00 6 0.010
TOTAL 587 1
GRAFIK FAKTOR PENGALI
0.120
0.110
0.100
0.090
FAKTOR PENGALI

0.080
0.070
0.060
0.050
0.040
0.030
0.020
0.010
0.000
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
JAM

1. Kapasitas Kendaraan

Dalam tugas akhir ini perhitungan kapasitas kendaraan angkutan umum kota tidak

menggunakan standar kapasitas yang tercantum pada literatur (Tabel 2.3) yakni 11 tempat

duduk penumpang angkutan umum, tetapi kapasitas kendaraan angkutan umum di

Kabupaten Jember, khususnya Lyn D adalah untuk 13 orang penumpang (angka tersebut

nantinya penulis gunakan dengan alasan dengan kapasitas tersebut penumpang angkutan

umum masih dapat terangkut dengan posisi duduk).

Rincian pengaturan tempat duduk untuk penumpang angkutan umum tersebut adalah

sebgai berikut :

 Tempat duduk yang berada di depan pintu masuk belakang angkutan umum digunakan

untuk 6 (enam) penumpang.

 Tempat duduk berada disamping pintu masuk belakang angkutan umum digunakan

untuk 4 (empat) penumpang.

 Tempat duduk berada dekat dengan pintu belakang dengan posisi menghadap

kebelakang kendaraan angkutan digunakan untuk 2 (dua) penumpang.


 Tempat duduk disamping tempat duduk pengemudi angkutan umum digunakan untuk 1

(satu) penumpang.

Penentuan kapasitas kendaraan angkutan umum tersebut untuk pengemudi angkutan

umum tidak dihitung.

4.3.3.Data perhitungan Jumlah kendaraan angkutan umum umum Lyn A Trayek Terminal

TawangAlun – Terminal Arjasa di Kabupaten Jember.

Data primer yang diperlukan untuk perhitungan jumlah kendaraan angkutan umum Lyn A

tersebut adalah waktu tempuh dan waktu tunggu (Digunakan untuk mencari waktu

sirkulasi/circulation time Lyn D tersebut). Pengolahan data untuk perhitungan jumlah kendaraan

angkutan umum lyn D trayek Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari di Kabupaten Jember adalah

sebagai berikut.

1. Waktu tempuh Lyn D (Harian)

Data mengenai waktu tempuh tersebut diperoleh dengan proses yang pelaksanaannya

mengikuti survey naik turun penumpang langsung diatas kendaraan angkutan umum yang

ditinjau (On bus survey) selama 1 (satu) minggu. Yakni dengan mencatat berapa lama waktu

yang dibutuhkan (dengan alat bantu stop watch dan jam) angkutan umum tersebut.

Waktu tempuh dalam hal ini adalah waktu yang dibutuhkan kendaraan angkutan umum Lyn

D untuk melakukan perjalanan dari terminal asal sampai terminal tujuan sesuai dengan

trayeknya (waktu untuk menyelesaikan tiap ritnya). Hasil rekapitulasi data waktu tempuh

angkutan umum Lyn D dari Terminal Tawang Alun sampai Terminal Pakusari dengan

sebaliknya dapat dilihat pada Tabel 4.16.


WAKTU TEMPUH
HARI SURVEY TAWANGALUN - PAKUSARI PAKUSARI - TAWANGALUN
(Menit) (Menit)
1 40 38
2 35 40
3 33 30
R
4 35 30
A
5 30 30
B
6 30 30
U
7 30 30
8 30 30
9 30 30

Anda mungkin juga menyukai