TUGAS MATA KULIAH CIVIC EDUCATION Azlin
TUGAS MATA KULIAH CIVIC EDUCATION Azlin
Dosen Pembimbing:
Drs. Rustan, SA
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya kami akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah
ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Civic
Education.
Kami berharap, makalah ini dapat diterima oleh semua kalangan, baik kalangan
muda maupun kalangan tua. Semoga makalah ini dapat dijadikan sumber
referensi, sumber pembelajaran, dan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
untuk siapa saja yang membutuhkan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
Di saat negara kita sedang dalam kondisi yang tidak menentu, masyarakat
kita justru hidup foya-foya dengan kemewahan fasilitas yang serba canggih.
Ironisnya, barang mewah itu belum tentu dibeli dari uang sendiri. Sebagian para
sedangkan rakyat kecil bergaya hidup mewah dari uang hutangan atau dari
Sikap seperti inilah yang oleh para ahli disebut sebagai gaya
bahwa kebahagiaan hanya dapat diukur dengan materi, maka akan melahirkan
manusia bersikap serakah dan rakus terhadap segala sesuatu yang berkaitan
dengan materi. Paham ini membuat manusia tidak pernah merasa puas, sehingga
1
dari paham inilah lahir tindakan kejahatan; mencuri, korupsi, kolusi dan
banyaknya.
I.3 TUJUAN
masyarakat.
2
BAB II PEMBAHASAN
II.1 MATERIALISME
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat
adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk
yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal
terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi
3
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial
materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada penggerak pertama
atau sebab pertama. Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua
dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi.
Indonesia, karena ia tidak bisa terlepas dari sistem nilai yang ada. Karena itu
budaya lainnya.
4
Peer Group Pressure
Conspicuous Consumption
berbusana daripada kebutuhan yang layak akan rumah agar dihargai oleh
oranq lain.
mengetahui bahwa Allah menjadikan dunia ini sebagai ladang akhirat. Allah
menjadikan dunia ini sebagai kampung beramal dan akhirat sebagai kampung
5
mendapatkan keberuntungan di dua kampung tersebut. Sebaliknya barangsiapa
Padahal, kasih sayang tidak mesti ditunjukkan dalam bentuk harta bahkan
responden orang dewasa di Inggris. Dari hasil temuan polling ini, sebagian
kepada orangtuanya.
6
Kita tidak bisa menyalahkan anakanak begitu saja karena munculnya
budaya ini. Selama ini orang dewasa apakah mendukung anak menjadi
merusak mereka.
berada di atas, tetapi pada kali lain tiba-tiba berada di bawah. Hari ini
sesama manusia.
hina dina. Hidup berlumuran aib, sehingga kemana pun kakinya melangkah,
bila semua hanyalah “sekadar” ujian dari Allah, dan disadari sepenuhnya
sehingga ia pun menjadi ahli syukur ketika ujian berupa balak bencana
datang mendera.
7
Harga diri adalah barang teramat mahal yang sekali-kali tidak akan bisa
dibeli dengan uang. Namun, sayangnya manusia yang telah mabuk dengan
harta, gelar, dan kedudukan, justru beranggapan bahwa harga diri akan datang,
bila aksesoris duniawi itu tergenggam erat di tangan. Padahal, itulah jiwa
Ini aturan yang sering disebutkan oleh para ahli. Sebaiknya anak tidak
menonton lebih dari dua jam setiap hari. Selain sejumlah program yang dibuat
banyak yang masih tidak sesuai dengan usia anak, iklan yang muncul di antara
program tersebut kerap menarik perhatian anak dan pada akhirnya membuat
mereka menginginkannya. Cara lain yang juga dapat dilakukan adalah dengan
mengalihkan perhatian anak saat jeda iklan. Kalaupun tidak, jelaskan kepada
anak tentang teknik pemasaran yang biasa digunakan dalam iklan. Atau tonton
8
2. Perhatikan apa yang diperhatikan anak:
Bila Anda melihat anak ingin menggunakan celana jins skinny, pakaian
menjelaskan kepada mereka agar tidak selalu mengikuti arus. Pada awalnya
anak mungkin saja akan kesal, sebal, dan mengatakan Anda tidak paham
3.Katakan "tidak":
Bukan tindakan tepat untuk selalu memberikan apa saja yang diinginkan
anak. Lagipula, menurut Michele, Anda tidak selalu mendapatkan apa yang
diinginkan dalam hidup ini 'kan? Mengatakan "tidak" atau menolak membelikan
Sesekali ada baiknya juga melatih anak untuk tidak membeli hadiah bagi
anggota keluarga. Hal itu akan mendorong anak untuk kreatif dalam membuat
hadiah tanpa mengeluarkan uang, misalnya membuat kartu, puisi, atau poster
9
5. Menjadi panutan:
sepermainan anak, coba lihat kembali diri sendiri. Apakah Anda gemar
mengoleksi barang tertentu yang harganya sangat mahal? Apakah Anda sebagai
orangtua suka membeli aneka busana dari perancang atau merek terkemuka?
Kalau jawabannya iya, orangtua perlu membenahi diri. Perlu diingat, anak lebih
meniru orangtuanya. Dengan kata lain, kalau orangtua ingin memiliki anak yang
mengajarkan anak untuk tidak selalu membeli barang mewah sementara sang
ibu masih asyik membeli sepatu atau tas dengan harga selangit.
6.Ajarkan prioritas:
perlu. Saat berbelanja untuk keperluan sekolah, misalnya, minta anak untuk
menyumbangkan barang sendiri untuk kegiatan amal dan jelaskan alasan Anda
melakukan itu. Setelah itu biarkan anak tahu bahwa mereka dapat
10
mendonasikan barang-barangnya juga. Barang tersebut bisa diberikan kepada
sepupu yang lebih kecil ataupun kepada anak-anak yang tidak mampu. Hal itu
Mereka juga belajar untuk melepaskan kesenangan dari barang yang dimiliki
agar orang lain dapat merasakan, kesenangan yang sama, seperti yang
dialaminya.
11
BAB III PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
bangsa ini. Masyarakat kita lebih banyak menghabiskan uang untuk aktivitas
yang tidak jelas atau hiburan semata. Pertimbangan penting tidaknya berdasar
nilai guna suatu aktivitas bukan lagi prioritas, tetapi yang lebih penting dapat
kepuasan batin karena bisa merasa lebih mewah dari orang lain. Hasilnya
kendaraan, handphone, dan fasilitas mewah lainnya, bukan lagi ditentukan dari
nilai kegunaannya tetapi lebih pada nilai gengsi. Jika ini yang menjadi landasan
maka segala cara akan dilakukan untuk bisa mewujudkan kepemilikan benda
demi memenuhi hasrat memiliki benda bergengsi tersebut. Karena bagi yang
tidak mampu, akan tergoda melakukan segala cara untuk mendapatkan benda
12
III.2 SARAN
Gaya hidup seperti ini merupakan sebuah ilusi. Ilusi yang memberi
mengecewakan kita sendiri. Tanpa kita sadari biaya hidup yang kita keluarkan
Bagaimana tidak? Barang-barang mewah yang kita beli adalah barang impor.
Itu sebabnya, semua pengeluaran yang kita belanjakan bukan untuk kemajuan
bangsa sendiri, tetapi untuk bangsa lain yang secara ekonomi, sosial, dan politik
telah menjajah kita. Itulah kebodohan paling nyata dalam diri kita saat ini.
kita. Padahal sikap kesederhanaan inilah yang akan mengendalikan diri kita dari
kebobrokan moral yang melanda generasi bangsa ini. Itu sebabnya, perlu
bangsa yang terpuji itu. Jika tidak demikian, lama-kelamaan bangsa ini akan
hutang ini, bergaya hidup mewah dengan hutang-hutang yang lain. Jika ini
dilakukan tentu akan sangat membahayakan eksistensi bangsa dan negara ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Materialisme
http://trimudilah.wordpress.com/2007/06/22/pandangan-materialistis/
http://wajiran.com/2012/07/gaya-hidup-hedonis-dan-materialis-pemusnah-bangsa.html
http://lifestyle.okezone.com/read/2008/02/29/196/87929/sifat-materialisme-merusak-mental-
anak-anak
http://terkomplet.blogspot.com/2012/02/cara-mendidik-anak-agar-tidak.html
14