Anda di halaman 1dari 9

RANCANGAN INOVASI PETERNAKAN DAN

KESEJAHTERAAN HEWAN

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN PEPAYA (Carica


papaya Linn) SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN UNTUK
PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI TELUR AYAM
KAMPUNG (Gallus gallus domesticus)

Oleh :
RENI NURAENI

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR


JURUSAN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN
KESEJAHTERAAN HEWAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah RANCANGAN INOVASI
PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN.

Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Bogor, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

Latar Belakang .......................................................................................... 1


Tujuan ....................................................................................................... 3

MATERI DAN METODE .................................................................................. 4

Materi ........................................................................................................ 4
Metode ....................................................................................................... 5

PENUTUP ............................................................................................................ 6

Kesimpulan .............................................................................................. 6
Saran .......................................................................................................... 6
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerintah Indonesia dalam pembangunan di subsektor peternakan telah


bertekad akan mengembangkan aneka ternak. Disamping tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani yang semakin tinggi, adanya
ketidakseimbangan antara permintaan daging yang meningkat yaitu sekitar 6-8 %
setiap tahunnya (Putu et al. 1997) dan persediaan daging yang ada serta
pertambahan populasi ternak yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan.
Pengembangan dan penganekaragaman ternak sumber protein hewani harus
ditingkatkan.

Dijudul rancangan inovasi ini, penulis mengambil komoditas ayam


kampung, karena ayam kampung sedang maraknya dibudidayakan di Indonesia.
Awalnya ternak ayam kampung banyak dilakukan secara subsisten alias sebagai
sampingan saja. Ayam kampung dipelihara di pekarangan-pekarangan dengan
sistem umbaran, atau di lepas liarkan. Tujuan ternak ayam kampung untuk
diambil dagingnya karena produksi telurnya relatif rendah.

Seiring meningkatnya permintaan ayam kampung baik daging maupun


telurnya, ternak ayam kampung kini banyak diusahakan secara semi intensif dan
intensif. Ternak ayam kampung pun tidak hanya diambil dagingnya, melainkan
banyak yang berorientasi pada telur.

Masalah yang timbul sering kali tidak sederhana, sedangkan kita harus
memecahkannya, terlebih bila menyangkut penyakit. Misalnya setiap hari, ayam
mati satu demi satu karena terkena tetelo atau berak kapur. Sepintas kejadian ini
karena masalah teknis peternakan. Makanan sangat penting dalam menunjang
pertumbuhan ayam. Rendahnya produksi telur juga dapat disebabkan oleh
peternak tidak memberikan makanan sesuai dengan yang dibutuhkan ayam.
Mengingat 70% biaya produksi digunakan untuk biaya makan maka perlu
dilakukan suatu langkah yang tepat dalam pemberian makanan.
Ternak unggas pada daerah tropis selain mudah terserang penyakit juga
mudah mengalami stres akibat panas. Peternak mengatasi permasalahan tersebut
dengan cara memberikan obat-obatan sintetik seperti antibiotik. Penggunaan
antibiotik yang tidak mematuhi aturan pemakaian dapat menimbulkan resistensi
mikroba dan residu pada produk ternak, sehingga mengganggu kesehatan
manusia. Penggunaan bahan herbal merupakan salah satu solusi sebagai pengganti
antibiotik agar tetap menghasilkan produktivitas ayam kampung secara optimal.

Daun pepaya (Carica papaya L) merupakan bahan herbal alternatif yang


dapat digunakan dalam penambahan suplemen pada pakan ternak ayam kampung
yang bertujuan untuk peningkatan performa ayam kampung dan peningkatan
kapasitas produksi telur. Daun pepaya merupakan tanaman obat-obatan karena
mengandung senyawa alkaloida dan enzim proteolitik, papain, khimopapain dan
lisozim yang berguna pada proses pencernaan dan mempermudah kerja usus
(Kamaruddin dan Salim 2006). Sebelumnya daun pepaya dapat mengobati
malaria, obat penurun demam, menambah nafsu makan dan memperbaiki
pencernaan sehingga diharapkan daun pepaya juga mampu menghambat
pertumbuhan bakteri (Suharmiati 2007).

Daun pepaya memiliki faktor pembatas yaitu tanin yang merupakan zat
anti nutrisi yang dapat mempengaruhi fungsi asam amino dan kegunaan dari
protein. Kandungan tanin dalam daun pepaya segar sebesar 5–6% (USDA 2013).
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa proses pengolahan secara
fisik seperti pengeringan atau pemanasan dapat menurunkan kandungan tannin
dalam hijauan. Menurut Makkar (2003), pemanasan larutan daun oak pada suhu
90°C dapat menurunkan aktivitas tanin, hal ini sejalan dengan penelitian Tamir
dan Getachew (2009) bahwa adanya penurunan aktivitas tannin pada Acasia
saligna dengan perlakuan pengeringan di bawah sinar matahari. Oleh karena itu
penggunaan daun pepaya perlu penangganan khusus terlebih dahulu yaitu dengan
dikeringkan dan mengolahnya menjadi tepung diharapkan dapat menurunkan
bahkan menghilangkan pengaruh anti nutrisi tersebut. Beberapa penelitian yang
telah dilakukan penggunaan daun pepaya pada ransum itik sampai 5% tidak
menimbulkan efek negatif terhadap performa (Windhyarti 2002), penambahan
sampai 2% daun pepaya dalam ransum tidak berpengaruh terhadap konsumsi
ransum dan produksi telur ayam buras (Paramita et al. 2003).

Upaya untuk mengaplikasikan tepung daun pepaya dalam ransum, maka


rancangan inovasi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan tepung
daun pepaya sebagai suplemen herbal untuk peningkatan performa dan
peningkatan produksi telur pada ayam kampung.

Tujuan

Tujuan penulisan makalah rancangan inovasi ini yaitu :

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Inovasi Peternakan dan


Kesejahteraan Hewan.
2. Mengetahui permasalahan umum beternak ayam kampung.
3. Mengetahui kandungan tepung daun pepaya (Carica papaya Linn).

4. Mengetahui kegunaan kandungan tepung daun pepaya (Carica papaya

Linn) terhadap performa dan produksi telur ayam kampung.


MATERI DAN METODE

Materi

1. Ayam Kampung
Ayam kampung sebanyak 20 ekor.

2. Oven / Sinar matahari langsung


Oven yang digunakan adalah oven listrik untuk mengeringkan daun
pepaya pada suhu 1000C selama 1,5 jam.

Secara tradisional kita dapat menggunakan sinar matahari langsung,sampai


daun pepaya kering dan siap untuk di tumbuk.

3. Alat Penumbuk
Alat ini digunakan untuk menghaluskan daun pepaya yang sudah kering
sampai berbentuk serbuk.

4. Timbangan
Timbangan di gunakan untuk menimbang berat basah daun pepaya dan
setelah berbentuk serbuk.

5. Daun Pepaya
Daun pepaya yang di gunakan adalah daun yang segar sebanyak 10 kg
yang di olah menjadi serbuk daun pepaya.

6. Langkah Pembuatan suplemen


Pembuatan tepung daun pepaya dilakukan sebagai berikut: daun pepaya
yang sudah tua (3 tangkai dari bawah) sebanyak 10 kg dipotong-potong
dengan pisau kemudian diangin-anginkan pada suhu ruang 27°C selama
48 jam menghasilkan 3 kg. Setelah itu daun pepaya dikeringkan dalam
oven dengan suhu 60oC selama 24 jam menghasilkan 1,2 kg. Daun pepaya
yang sudah kering oven kemudian digiling dengan menggunakan
penumbuk sampai halus hingga diperoleh 1,2 kg dalam bentuk tepung agar
dapat dicampurkan ke dalam pakan kontrol.
METODE

Metode yang di gunakan adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan


terhadap 2 kelompok ayam kampung.

1. Ayam kampung sebanyak 10 ekor tanpa perlakuan pemberian tepung


daun pepaya (A0).
2. Ayam kampung sebanyak diberi perlakuan 10% tepung daun pepaya
dari pakan yang biasa diberikan.
Pengamatan dilakukan selama masa periode setelah starter sampai masa
bertelur.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari rancangan percobaan diatas, penulis mengambil dari referensi daun


pepaya yang biasanya diberikan pada puyuh, untuk meningkatkan performa puyuh
dan meningkatkan kualitas lemak pada puyuh. Peternak di tempat penulis berasal
(Cianjur) telah mencoba menerapkan rancangan inovasi ini, penulis mencoba
membuat rancangan penelitiannya, dan ingin mengetahui pengaruhnya secara
nyata.

Dari referensi dan hasil otodidak di lapangan, performa ayam kampung


menjadi bagus, bulunya cerah dan halus, tahan terhadap penyakit, produksi telur
menjadi tinggi dari rata – rata 24 menjadi 30.

Saran

Saran penulis terhadap rancangan inovasi ini yaitu :

1. Meneliti lebih lanjut secara nyata dilapangan dengan rancangan


penelitian yang lebih terancang, tidak hanya P0 dan P1 saja.
2. Menambah pembahasan setelah diteliti lebih lanjut.
3. Mengetahui lebih lanjut kandungan tepung daun pepaya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai