SEMINAR
SEMINAR
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Laporan ini disusun sebagai rangkaian akhir praktek klinik keperawatan dan
salah satu bahan pertimbangan penilaian dari pembimbing.Mahasiswa menyadari
sepenuhnya bahwa laporan yang kami buat ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kelompok miliki. Saran dan
kritik yang bersifat membangun merupakan sesuatu yang sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. dr. Hj. Makiani, SH, M.M, MARS selaku direktur RSUD Palembang BARI
2. dr. Hj. Nurhayati, M.Kes selaku Ketua Stikes ‘Aisyiyah Palembang.
3. Khoirin, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D3 Keperawatan Aisyiyah
Palembang dan pembimbing akademik Stikes Aisyiyah.
4. Widya Arisandy, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Dosen pembimbing Prodi D3
Keperawatan Aisyiyah.
5. dr. M. Ayus Astoni, Sp.PD, FINANSIM sebagai Wakil Direktur Pelayanan
RSUD Palembang BARI
6. Fathul Korib, AS, SIP, M.M M.Si sebagai Wakil Direktur Umum dan
Keuangan RSUD Palembang BARI
7. Hj. Yulia surie, S.Pd, SKM, M.Kes selaku kepala bidang penunjang medis
dan pendidikan RSUD palembang BARI
8. dr, H. Hadi Asyik,Sp.A.selaku ketua Komite Medik RSUD Palembang BARI
9. Masriana, S.Kep, M.Kes sebagai kepala bidang perawatan RSUD Palembang
BARI
ii
10. Firman, Am.Kep, S.Pd, M.Kes sebagai ketua Komite Keperawatan RSUD
Palembang BARI
11. dr. Dina Andriana, M.M selaku kepala instalasi rawat inap RSUD Palembang
BARI
12. Hj. Lilis Suryani,S.Pd sebagai seksi Diklat dan Litbang RSUD Palembang
BARI
13. Fadlun, SST sebagai kordinator pembimbing klinik RSUD Palembang BARI
14. Suhartini, S.Kep sebagai kepala ruangan dan pembimbing klinik Ruang
Perawatan IGD RSUD Palembang BARI
15. Riska Apriani, Am.Kep sebagai kepala ruangan perawatan ICU RSUD
Palembang Bari.
16. Seluruh staf dan tenaga medis RSUD Palembang BARI
17. Mahasiswa STIKES‘Aisyiyah angkatan XIX atas komitmen yang tinggi
sehingga kita bisa menyelesaikan praktik keperawatan ini yang bisa melewati
suka duka selam di RSUD Palembang BARI.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang tidak kami
sebutkan satu per satu, atas bantuan dan dukungannya yang telah diberikan
selama kami menjalankan praktik ini, semoga amal ibadah dan budi yang
diberikan kepada kami dapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Kelompok
iii
DAFTAR ISI
iv
1. Fokus Pengkajian .......................................................................... 24
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................. 25
3. Fokus Intervensi............................................................................ 26
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian..................................................................................... 51
4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................. 52
4.3 Implementasi Keperawatan .......................................................... 53
4.4 Evaluasi Keperawatan .................................................................. 53
LAMPIRAN ................................................................................................ 56
v
BAB I
PENDAHULUAN
—-
6
Di Indonesia pada tahun 2002 penyakit infark miokard akut
merupakan penyebab kematian pertama dengan angka mortalitas 220.000 (14%).
Dari hal tersebut kiranya perlu adanya penanganan yang komprehensif dan
menyeluruh dari petugas kesehatan dalam hal ini perawat, dalam memberikan
asuhan keperawatan secara biopsikososial. Dengan asuhan keperawatan yang
komprehensif ini diharapkan nantinya dapat mengurangi mortalitas akibat
penyakit jantung khususnya penyakit Infark Miokard Akut ini.
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu :
7
e. Menyusun laporan hasil pengamatan dan asuhan keperawatan kasus
dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan.
1.3 Manfaat
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan pengalaman, pemahaman
tentang bagaimana mengelola dan mencapai tujuan asuhan keperawatan
Berkualitas pada situasi yang nyata.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
2.1.3 Sejarah
2.1.3.1 Sejarah berdirinya RSUD Palembang BARI
1. Tahun 1985 – 1994 RSUD Palembang BARI merupakan gedung
poli klinik atau Puskesmas Panca Usaha.
2. Tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang
BARI dengan SK Depkes No 1326/Menkes/SK/XI/1997
3. Tanggal 10 November 1997 menjadi RSUD Palembang BARI
kelas C
4. Tanggal 7 November 2003 berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
HK.00.06.2.2.4646 tentang pemberian akreditasi penuh kepada
RSUD Palembang BARI
5. Tanggal 5 Februari 2008 berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian akreditasi tingkat lanjut
kepada RSUD Palembang BARI
6. Tanggal 2 April 2009 berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan kelas RSUD
Palembang BARI menjadi kelas B
7. Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD Palembang Bari berdasarkan
keputusan Walikota Palembang No. 915 B tahun 2008 tentang
penetapan RSUD Bari sebagai SKPD Palembang yang menerapkan
pola pengelolahan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
8. KAKS – SERT/363/5/2012/tentang status akreditasi lulus tingkat
lengka kepada Rumah Sakit Palembang BARI tanggal 25 januari
2012.
Infark Miokard Akut ( IMA ) adalah suatu keadaan dimana otot jantung
tiba-tiba tidak mendapat suplai darah akibat penyumbatan mendadak arteri
koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya plak. ( Kabo, 2008 )
Infark Miokard Akut adalah kematian jaringan miokard akibat oklusi akut
pembuluh darah koroner. ( Suryono, Bambang dkk. 2005 : 120 )
Menurut Smeltzer dan Bare ( 2008 : 788 ) Infark Miokard Akut mengacu
pada proses masuknya proses rusak jaringan jantung akibat suplai darah yang
tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan
suplai darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karena
aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atai trombus.
1. Anatomi
Jantung manusia terdiri atas 4 ruang dengan sekat dan katup yang
sempurna. Ruang tersebut yakni:
1. Serambi Kanan/atrium dexter.
Terletak pada jantung bagian kanan atas dan embelan kecil,
menyerupai telinga kanan, berfungsi sebagai bilik penyimpanan sementara
sehingga darah dapat tersedia untuk ventrikel kanan. Darah tidak
teroksigen dari sirkulasi sistemik memasuki serambi kanan lewat tiga
vena, vena cava inferior,vena cava superior/vena cava anterior, dan sinus
koroner.
4. Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi
sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan
menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah
masuk kembali kedalam ventrikel kiri (Sharon, L.Rogen, 2000) .
b. Lapisan Jantung
Dinding jantung terdiri dari 3 lapis yaitu :
1. Epikardium (Pericardium visceral)
Lapisan bagian luar jantung ini terdiri dari 2 lapisan yaitu
perikardium fibrosa dan serosa. Di dalam kantong perikardium terdapat
cairan yang memudahkan gerakan dan sangat mengurangi gesekan jantung
terhadap jaringan sekitarnya, rongga perikardium yang berisi sedikit cairan
pelumas atau yang disebut cairan perikardium kurang lebih 10 atau 30 ml
yang berguna untuk mengurangi gesekan yang timbul akibat pergerakan
jantung.
2. Myocardium
Myocardium (myo = otot) yaitu jaringan utama otot jantung yang
bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung, yang terdiri dari
sel-sel otot dan membentuk bagian terbesar dinding dari masing-masing
bilik. Myocardium ventrikel kiri lebih tebal dari kanan. Akibatnya,
ventrikel kiri dapat membuat tekanan lebih besar saat berkontraksi.
3. Endokardium
Lapisan tipis dan halus yang menjadi pembatas dalam jantung
bagian dalam otot jantung yang berhubungan langsung dengan darah dan
juga bersifat sangat licin untuk aliran darah.
Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis
cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.Ukuran jantung
kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat
jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar
dari kumpalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan
dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara
dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan
berada ditengah tengah dada ( Iyer et all , 1996 )
2. Fisiologi
2.2.3 Etiologi
Terlepasnya suatu plak aterosklerosis dari salah satu arteri koroner dan
kemudian tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah keseluruh
miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh tersebut, dapat menyebabkan infark
miokardium. Infark miokardium juga dapat terjadi apabila lesi trombotik yang
melekat ke suatu arte yang rusak menjadi cukup besar untuk menyumbat secara
total aliran darah ke bagian hilir, atau apabila suatu ruang jantung mengalami
hipertfrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi.(corwin,2000
).
AMI biasanya disertai nyeri dada substernum yang parah dan terasa
menekan, yang mungkin menyebar keleher, rahang, epigastrium, bahu, atau
lengan kiri. Pada sekitar 50% pasien, AMI didahului oleh serangan-serangan
angina pektoris. Namun, berbeda pada nyeri dada angina pektoris, nyeri dada
AMI biasanya berlangsung beberapa jam sampai hari dan tidak banyak
berkurang dengan nitrogliserin. Nadi biasanya cepat dan lemah, dan pasien
sering mengalami diaforesis. Sering timbul sesak dan hal ini diakibatkan oleh
gangguan kontraktilitas miokardium yang iskemik, yang menyebabkan
kongesti dan edema paru. Pada AMI masif yang mengenai lebih dari 40%
ventrikel kiri, timbul syok kardiogenik. Pada sebagian kecil pasien (20%
sampai 30%), AMI tidak menimbulkan nyeri dada. AMI “silent” ini terutama
terjadi pada pasien dengan diabetes melitus dan hipertensi serta pada pasien
berusia lanjut. (Kumar, Cortan, & Robins, 2007).
2.2.5 Patoflow
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
a. Creatinin Posfakinase
b. SGOT
c. Laju Endap Darah
d. Leukosit
e. Kolesterol
f. Trigliserida
g. Kardiak iso-enzim
h. Analisa Gas Darah
Diagnostik :
a. Elektrokardiogram ( EKG )
b. Foto Thorax
c. Tes Treadmill
d. Echocardiography
e. Angiografy coroner
f. Multyslice Computed Tomografhy Scanning
g. Cardiac Magnetic Resonance Imaging
h. Radionuclear Medicine
i. Vektocardiography
j. Scintygraphy Talium
( Kabo, 2008 )
2.2.6 Komplikasi
Komplikasi Akut Miokard Infark (AMI)
1. gagal jantung kongesif
2. syok kardiogenik
3. disfunsi paspilaris
4. defek septrum ventrikel
5. ruptura jantung
6. aneurisma ventrikel
7. tromboembolisme
8. pericarditis
Breathing
Klien dengan sesak, nafas cuping hidung menggunakan otot intercostae,
frekuensi nafas meningkat, teratur dangkal, terdapat sputum, tidak batuk,
PCO2 turun, PO2 meningkat, AGD meningkat.
Circulatin
Klien dengan perubahan tanda vital, TD meningkat, nilai GCS normal /
turun, ada/tidak perdarahan, ada/tidak nyeri kepala, TIK meningkat, akral
dingin, CRT mengalami penurunan < 3 detik, tidak kejang,tidak edema.
Exposure
Klien dengan muka pucat, Piting oedema (pembengkakan kaki, tangan ,
sakrum) Pembesaran vena leher.
Fluid
Klien dengan turgor kulit mengering, mual dan muntah.
Gat vital
Terjadi perubahan tanda-tanda vital : Tekanan darah, respiratory rate, pols
dan temperature.
Heat to toe
1) Rambut :Warna, distribusi rambut, mudah dicabut/ tidak
2) Penglihatan :Kesimetrisan, kelopak, kornea, pupil, reflek cahaya,
pembengkakan, urtikaria kelopak mata.
3) Telinga :Normal/ mengalami penurunan/ kerusakan
4) Mulut dan tenggorokan : Kemempuan menelan, kemampuan
mengunyah, bibir dianosis/ tiak, JVP, pembesaran kelenjar tiroid
5) Dada :Tentukan pola napas, frekuensi, kedalaman, bunyi napas,
suara napas, penggunaan otot tambahan, kesimetrisan dada,
auskultasi bunyi jantung/ aritmia jantung, henti jantung.
6) Abdomen :Auskultasi bising usus, kaji adanya kram perut,
diare, muntah.
7) Ekstremitas :Kekuatan otot, ROM ekstremitas
8) Genetalia :Uremia
III.1 PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Pasien
Inisial : Ny. S
Umur : 65 tahun
Status Pernikahan : Kawin
Alamat : Perum Ariya Sari, Blok N no.147
Dx Medik :Infark Miokard Akut
No RM :50.86.67
B. Pengkajian
1. Alasan datang ke RS : Klien datang dengan penurunan kesadaran dan
Stroke seluruh badan.
2. Keluhan Utama: Penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit saat in (PQRST):
35
Keluarga pasien mengatakan pasien menderita stroke setengah badan 1
tahun yang lalu dan mengalami henti nafas ± 1 jam yang lalu sebelum
datang ke rumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu:
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit
keturunan Jantung dan Hipertensi.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan ada keluarga yang mengalami penyakit
yang sama seperti pasien.
6. Riwayat pengobatan dan alergi : Keluarga pasien mengatakan tidak ada
alergi dengan obat maupun makanan.
C. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : GCS = 7
Kuantitatif
E : skala 2
M : skala 3
V : skala 2
Kualitatif : Sopor
Masalah keperawatan : Gangguan penurunan kesadaran
2. Pemeriksaan penunjang
Kulit
Warna : Warna kulit terdapat icterus
Turgor : tugor kulit elastis
Teksture : tekstur kulit lembek
Kelembapan : kelembaban kurang lembab
Kebersihan : cukup bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
Kepala
Bentuk : Simetris kiri dan kanan
36
Kebersihan : Kebersihan kepala kotor
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
Rambut
Warna : Hitam,
Distribusi : Merata
Teksture : Normal
Kualitas : Baik (bersih)
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
Mata
Bentuk : Simetris kanan kiri
Konjungtiva : tidak Anemis
Lesi / luka : tidak terdapat udem dan kemerahan
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Hidung
Bentuk : Simetris, tidak ada kelainan
Kebersihan : bersih, terdapat O2
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
Telinga
Bentuk : Simetris telinga kanan dan kiri
Pendengaran : Baik, bisa mendengar dengan baik
Kebersihan : Bersih, tidak ada serumen
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir : kurang Lembab
Bibir : Pecah-pecah
Sakit menelan : Tidak
Lidah : Kotor
Tonsil : Normal
Kebersihan : Kurang Bersih
37
Masalah kebersihan : Defisit kebersihan diri
Leher
Bentuk : Simetris, kiri dan kanan tampak seimbang
Kelenjar tiroid : Normal
Vena jugularis : Normal
Dada
Inspeksi : Pada dinding thorax normal
Palpasi : Tidak ada benjolan (tumor)
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
Genetalia : terpasang pempers
Masalah : Tidak ada masalah
Ekstermitas Atas
Rentang gerak : ada batasan dalam bergerak
Masalah keperawatan : kelemahan
Ekstremitas bawah
Rentang gerak : terdapat keterbatasan pada kaki
Masalah keperawatan : kelemahan
SOSIAL
38
Aktifitas klien dimasyarakan berkurang karena stroke yang diderita
oleh pasien.
BUDAYA
Sebelumnya pasien masih sering menjalani budaya yang ada di
masyarakat.
SPRITUAL
Aktivitas ibadah klien berkurang semenjak sakit. Tapi keluarga klien
selalu yakin bahwa apa yang terjadi atas kehendak Tuhan
ANALISA DATA
39
dyspnea saat beraktivitas, arteri koronaria Gas
sakit kepala pada saat
bangun tidur dan
gangguan penglihatan. Aliran darah ke jantung
DO: menurun
Ketidak normalan
frekuensi,
irama,dan Jaringan miokard iskemik
kedalaman
Suplay O2 ke miokard
pernafasan.
menurun
Warna kulit tidak
normal pucat
Metabolism an aerob
Nafas cuping
hidung.
Kerusakan Pertukaran
Gas
2. DS: Px. Mengatakan Arterosklerosis, Nyeri
nyeri menyebar di bagian trombosis, kontriksi arteri
dada. koronaria
DO: ↓
o Perubahan Aliran darah ke jantung
tekanan darah, menurun
pernapasan, nadi, ↓
dilatasi pupil. Jaringan miokard iskemik
- ↓
Supply O2 ke miokard
turun
↓
40
Metabolisme an aerob
↓
Timbunan as. Laktat
↓
Nyeri
3. DS: Px. Mengatakan Arterosklerosis, Intoleransi
ketidaknyamanan atau trombosis, kontriksi arteri Aktivitas
dispnea saat beraktivitas, koronaria
DO: ↓
Frekuensi Aliran darah ke jantung
jantung atau menurun
darah tidak ↓
normal sebagai Jaringan miokard iskemik
respon terhadap ↓
aktivitas, Supply O2 ke miokard
perubahan EKG turun
yang ↓
menunjukkan Metabolisme an aerob
aritimia atau ↓
iskemia. Timbunan as. Laktat
↓
Fatique
↓
Intoleransi aktivitas
4. DS: Px. Merasa letih, Arterosklerosis, Penurunan
lemah, ketidaknyamanan trombosis, kontriksi arteri Curah
bernapas, dan px. koronaria Jantung
Mengatakan dredek. ↓
DO: Aliran darah ke jantung
Arutmia, menurun
perubahan pola ↓
EKG, Palpitasi, Supply O2 ke miokard
41
edema, keletihan, turun
denyut perifer ↓
menurun, kulit Seluler hipoksia
dingin dan ↓
berkeringat, Intregitas membran sel
penurunan COP. berubah
↓
Kontraktilitas turun
↓
penurunan curah jantung
Prioritas Masalah
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Nyeri akut
3. penurunan curah jantung
4. Intoleransi aktivitas
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri coroner
3. penurunan curah jantung b/d supply oksigen ke miokard
menurun.
42
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen.
Intervensi Keperawatan
43
44
Hiperkapnia perlu
Hipoksemia 5. Lakukan
fisioterapi
Hipoksia
dada
Iritabilitas
6. Keluarkan
Nafas cuping
secret dengan
hidung
batuk atau
Gelisah
suction
Samnolen
7. Auskultasi
Takikardi
suara
Faktor-faktor yang
nafas,
berhubungan :
catat
Perubahan
adanya
membrane
suara
alveolar-kapiler
tambahan
Ventilasi-perfusi
8. Lakukan
suction pada
mayo
9. Berikan
bronkodilator
bila perlu
10. Berikan
pelembab
udara
11. Atur
intake
45
untuk
cairan
mengopti
malkan
keseimba
ngan
12. Monitor
espirasi dan
status O2
Respiratory
Monitoring
1. Monitor
rata-rata
kedalama
n, irama
dan usaha
espirasi
2. Catat
pergeraka
n dada,
amati
kesimetris
an,
pengguna
an otot
tambahan,
retraksi
otot
supraclavi
cular dan
intercostal
3. Monitor
46
suara nafas
seperti
dengkur
4. Monitor
pola nafas
:
bradipnea,
takipnea,
kusmaul,
hiperventi
lasi,
cheyne
stokes,
biot
5. Catat
lokasi trakea
6. Monitor
kelelahan
otot
diafragma
(gerakan
paradoksi
s)
7. Auskultas
i suara
nafas,
catat area
penurunan
/ tidak
adanya
ventilasi
atau suara
47
tambahan
8. Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengausk
ultasi
crakles
dan
ronkhi
pada jalan
nafas
utama
9. Auskultas
i suara
paru
setelah
tindakan
untuk
mengetah
ui hasil
2. Nyeri Akut NOC: NIC:
Definisi : Pengalaman Pain level Pain
sensori dan emosional yang Pain control Management
tidak menyenangkan yang Comfort level 1. Lakukan
muncul akibat kerusakan pengkaji
jaringan yang actual atau Kriteria Hasil : an nyeri
potensial atau digambarkan secara
dalam hal kerusakan Mampu kompreh
sedemikian rupa. mengontrol nyeri ensif (
Batasan Karakteristik: Melaporkan lokasi,
Perubahan selera bahwa nyeri karakteri
48
perilaku verbal
dari
Sikap melindungi
ketidakn
area nyeri
yamanan
Melaporkan nyeri
3. Ginakan
secara verbal
teknik
Faktor yang
komunik
berhubungan:
asi
Agen cidera (mis;
teraipeti
biologis, zat kimia,
k untuk
fisik, psikologis)
mengeta
hui
pengala
man
nyeri
klien
4. Evaluasi
pengalaman
nyeri masa lalu
5. Kontrol
lingkung
49
an yang
dapat
mempen
garuhi
nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencaha
yaan,
kebising
an
6. Ajarkan
tentang teknik
pernafasan /
relaksasi
7. Berikan
analgetik
untuk
menguranggi
nyeri
8. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
9. Anjurka
n klien untuk
beristirahat
10. Kolabora
si
dengan
dokter
jika
50
keluhan
dan
tindakan
nyeri
tidak
berhasil
Analgetic
Administratio
n
1. Cek
instruksi
dokter
tentang
jenis obat,
dosis dan
frekuensi
2. Cek
riwayat alegi
3. Monitor
vital sign
sebelumd
an
sesudah
pemberian
analgetik
pertama
kali
4. Berikan
analgetik
tepat
waktu
terutama
51
saat nyeri
hebat
berhubungan: 4. Monitor
Perubahan status
afterload kardiovaskuler
Perubahan 5. Monitor
kontraktilitas status
Perubahan pernafasa
Perubahan menandak
preload an gagal
adanya
dispneu,
fatigue,
takipneu,
dan
ortopneu
13. Anjurkan
pasien untuk
menurunkan
stress
Vital Sign
Monitoring
1. Monitor
TD, Nadi,
Suhu, dan RR
2. Catat
adanya
fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor
vital sign
saat
pasien
berbaring,
duduk dan
berdiri
4. Auskultas
i TD pada
kedua
lengan
dan
bandingka
54
n
5. Monitor
TD, Nadi,
RR,
sebelum,
selama,
dan
setelah
aktivitas
6. Monitor
kualitas dari
nadi
7. Monitor
adanya pulsus
paradoksus
8. Monotor
adanya pulsus
alterans
9. Monitor
jumlah dan
irama jantung
10. Monitor
bunyi jantung
11. Monitor
frekuensi dan
irama
pernafasan
12. Monitor
suara paru
13. Monitor
pola
pernafasan
55
abnormal
14. Monitor
suhu, warna
dan
kelembaban
kulit
15. Monitor
sianosis perifer
16. Monitor
adanya
cushing
triad
(tekanan
nadi yang
melebar,
bradikardi
,
peningkat
an
sistolik)
17. Identifikasi
penyebab dan
perubahan
vital sign
4. Intoleransi Aktivitas NOC NIC
Definisi: Ketidak cukupan Energy Energy
energy psikologis atau conservation Management
fisiologis untuk Activity tolerance 1. Observasi
melanjutkan atau Self care: ADLs adanya
menyelesaikan aktifitas pembatas
kehidupan sehari-hari yang Kriteria Hasil: an klien
harus atau yang ingin dalam
56
aktivitas
yang
mampu
dilakukan
3. Bantu
untuk
memilih
aktivitas
konsisten
yang sesuai
dengan
kemampua
n fisik,
psikologi
dan sosial
4. Bantu
untuk
mengidenti
fikasi dan
mendapatk
an sumber
yang
diperlukan
untuk
aktivitas
yang
diinginkan
5. Bantu
untuk
mendapatk
an alat
bantuan
59
aktivitas
seperti
kursi roda,
krek
6. Bantu
untuk
mengidenti
vikasi
aktivitas
yang
disukai
7. Bantu
pasien/
keluarga
untuk
mengidenti
vikasi
kekuranga
n dalam
beraktivita
s
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
P : Intervensi dihentikan
Pasien
meninggal
3. 5 penurunan curah S : Keluarga pasien
november jantung b/d supply mengatakan ibunya
2015 oksigen ke miokard tidak sadar.
menurun. O:
Pasien tampak
mengalami
penurunan
kesadaran
GCS 7 ( Supor )
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pasien
meninggal
4. 5 Intoleransi aktivitas S : keluarga pasien
November berhubungan dengan mengatakan ibunya
2015 ketidakseimbangan tidak bisa
antara kebutuhan dan menggerakan
suplai oksigen. anggota tubuh.
O : pasien mengalami
stroke
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dihentikan
Pasien
meninggal
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah diberikan Asuhan keperawatan pada Ny”S” dengan Infark
Miokard Akut di Ruang Perawatan IGD RSUD Palembang BARI.
4.1 Pengkajian
Saat pengkajian pada Ny “S” tidak mendapat kesulitan karena
informasi juga didapat dari keluarga klien dimana informasi didapatkan
langsung melalui wawancara, observasi, tindakan medis dan keperawatan
yang di angkat yaitu
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri coroner
3. penurunan curah jantung b/d supply oksigen ke miokard
menurun.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen.
1.4 Evaluasi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2) Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan pengalaman,
pemahaman tentang bagaimana mengelola dan mencapai tujuan asuhan
keperaeatan berkualitas pada situasi yang nyata.