Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “S” DENGAN GANGGUAN

SISTEM KARDIOVASKULER DIAGNOSA INFARK MIOKARD


AKUT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD PALEMBANG BARI
2015

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. AFIF BIMA PANGESTU (20131466)


2. AHMAD AMRIZAL (20131467)
3. ANDIKER (20131468)
4. ANTI WASIAT (20131469)
5. ARYANTI (20131470)
6. MAULIDIA AGUSTINI (20131472)
7. M. ANDREAN PRATAMA (20131474)
8. M. RIFALDI (20131475)
9. WIWINDARI (20131478)
10. YESINTA INTAN PRATIWI (20131479)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN
2015/2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, tempat meminta pertolongan dalam kesulitan,


perlindungan dari takut menuju rasa aman, dan sumber petunjuk serta ilham
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik seminar asuhan keperawatan
RSUD Palembang BARI.

Laporan ini disusun sebagai rangkaian akhir praktek klinik keperawatan dan
salah satu bahan pertimbangan penilaian dari pembimbing.Mahasiswa menyadari
sepenuhnya bahwa laporan yang kami buat ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kelompok miliki. Saran dan
kritik yang bersifat membangun merupakan sesuatu yang sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat:

1. dr. Hj. Makiani, SH, M.M, MARS selaku direktur RSUD Palembang BARI
2. dr. Hj. Nurhayati, M.Kes selaku Ketua Stikes ‘Aisyiyah Palembang.
3. Khoirin, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D3 Keperawatan Aisyiyah
Palembang dan pembimbing akademik Stikes Aisyiyah.
4. Widya Arisandy, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Dosen pembimbing Prodi D3
Keperawatan Aisyiyah.
5. dr. M. Ayus Astoni, Sp.PD, FINANSIM sebagai Wakil Direktur Pelayanan
RSUD Palembang BARI
6. Fathul Korib, AS, SIP, M.M M.Si sebagai Wakil Direktur Umum dan
Keuangan RSUD Palembang BARI
7. Hj. Yulia surie, S.Pd, SKM, M.Kes selaku kepala bidang penunjang medis
dan pendidikan RSUD palembang BARI
8. dr, H. Hadi Asyik,Sp.A.selaku ketua Komite Medik RSUD Palembang BARI
9. Masriana, S.Kep, M.Kes sebagai kepala bidang perawatan RSUD Palembang
BARI

ii
10. Firman, Am.Kep, S.Pd, M.Kes sebagai ketua Komite Keperawatan RSUD
Palembang BARI
11. dr. Dina Andriana, M.M selaku kepala instalasi rawat inap RSUD Palembang
BARI
12. Hj. Lilis Suryani,S.Pd sebagai seksi Diklat dan Litbang RSUD Palembang
BARI
13. Fadlun, SST sebagai kordinator pembimbing klinik RSUD Palembang BARI
14. Suhartini, S.Kep sebagai kepala ruangan dan pembimbing klinik Ruang
Perawatan IGD RSUD Palembang BARI
15. Riska Apriani, Am.Kep sebagai kepala ruangan perawatan ICU RSUD
Palembang Bari.
16. Seluruh staf dan tenaga medis RSUD Palembang BARI
17. Mahasiswa STIKES‘Aisyiyah angkatan XIX atas komitmen yang tinggi
sehingga kita bisa menyelesaikan praktik keperawatan ini yang bisa melewati
suka duka selam di RSUD Palembang BARI.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang tidak kami
sebutkan satu per satu, atas bantuan dan dukungannya yang telah diberikan
selama kami menjalankan praktik ini, semoga amal ibadah dan budi yang
diberikan kepada kami dapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Palembang, November 2015

Kelompok

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belekang masalah................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
1.3 Manfaat .......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PROFIL RUMAH SAKIT ........................................................... 4
1. Selayang Pandang ........................................................................... 4
2. Visi, Misi dan Motto ....................................................................... 4
3. Sejarah ........................................................................................... 5
4. Fasilitas dan Pelayanan ................................................................... 6
5. Kepemilikan dan Kelas ................................................................... 8
6. Keunggulan .................................................................................... 8
B. KONSEP DASAR PENYAKIT ................................................... 9
1. Defenisi ........................................................................................... 9
2. Anatomi dan Fisiologi .................................................................... 9
3. Etiologi ......................................................................................... 12
4. Klasifikasi .................................................................................... 13
5. Patofisiologi .................................................................................. 14
6. Manifestasi Klinik ........................................................................ 15
7. Patoflow ....................................................................................... 20
8. Komplkasi .................................................................................... 21
9. Penegak diagnosa ......................................................................... 21
10. Diagnosa Banding......................................................................... 22
11. Penetalaksanaan Medis ................................................................. 23
12. Prognosis ..................................................................................... 24
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ................................... 24

iv
1. Fokus Pengkajian .......................................................................... 24
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................. 25
3. Fokus Intervensi............................................................................ 26

BAB III TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian..................................................................................... 26
3.2 Analisa data .................................................................................. 34
3.3 Intervensi Keperawatan ................................................................ 38
3.4 Implementasi Keperawatan .......................................................... 46
3.5 Evaluasi Keperawatan .................................................................... 4

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian..................................................................................... 51
4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................. 52
4.3 Implementasi Keperawatan .......................................................... 53
4.4 Evaluasi Keperawatan .................................................................. 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ................................................................................... 54
5.2 saran .............................................................................................. 55

LAMPIRAN ................................................................................................ 56

v
BAB I

PENDAHULUAN

—-

1.1 Latar belakang

Perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang berpengaruh terhadap


gaya hidup dan pola makan telah menyebabkan transisi epidemiologi penyakit
yang berkembang di dunia, termasuk Indonesia. Perubahan pola penyakit ini
dibuktikan dengan data statistik World Health Organization (WHO) dimana
penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama di dunia dengan
angka prevalensinya yang terus meningkat. Di antara penyakit tidak menular
tersebut, penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan
penyebab kematian terbanyak dari PTM dengan angka 17 juta per tahun.Salah
satu jenis penyakit jantung yang sering ditemui adalah Infark Miokard Akut (
IMA ). Infark Miokard Akut adalah penurunan aliran darah melalui satu atau lebih
arteri koroner, mengakibatkan iskemia miokard atau nekrosis ( Dongoes,
Moorhouse, Geisller. 2008 ).

Kematian yang disebabkan oleh infark miokardium, keadaan yang sama


juga bisa dialami di Indonesia khususnya diperkotaan dimana pola
penyakit infark miokardium s u d a h s a m a d e n g a n p o l a p e n ya k i t
negara-negara maju. Setiap dua detik satu o r a n g meninggal
karena penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah
penyebabutama kematian dan kecacatan di seluruh Dunia. Menurut WHO
(2008), pada tahun 2002 penyakit infark miokard akut, merupakan penyebab
kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.00 0 (12,2%)
kematian terjadi akibat penyakit Infark Miokard akut di seluruh dunia. Penyakit
Infark Miokard Akut a d a l a h p e n ye b a b u t a m a k e m a t i a n p a d a o r a n g
d e w a s a . I n f a r k m i o k a r d a k u t a d a l a h penyebab kematian nomor dua di
negara berpenghasilan rendah, dengan angka mortalitas 2.470.000 (9,4%).

6
Di Indonesia pada tahun 2002 penyakit infark miokard akut
merupakan penyebab kematian pertama dengan angka mortalitas 220.000 (14%).

Dari hal tersebut kiranya perlu adanya penanganan yang komprehensif dan
menyeluruh dari petugas kesehatan dalam hal ini perawat, dalam memberikan
asuhan keperawatan secara biopsikososial. Dengan asuhan keperawatan yang
komprehensif ini diharapkan nantinya dapat mengurangi mortalitas akibat
penyakit jantung khususnya penyakit Infark Miokard Akut ini.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi pasien secara
komprehensif dengan gangguan sistem kardiovaskuler : akut miokard
infark

2. Tujuan Khusus

Penulis mampu :

Mengkaji klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler : akut


miokard infark

a. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan


system kardiovaskuler : Infark Miokard Akut
b. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem kardiovaskuler : Infark Miokard Akut
c. Mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk
pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler : Infark Miokard Akut
d. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilaksanakan
pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler : Infark Miokard
Akut

7
e. Menyusun laporan hasil pengamatan dan asuhan keperawatan kasus
dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan.

1.3 Manfaat
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan pengalaman, pemahaman
tentang bagaimana mengelola dan mencapai tujuan asuhan keperawatan
Berkualitas pada situasi yang nyata.

3. Bagi Institusi Pendidikan


STIKES‘Aisyiyah Palembang, dapat menjadi suatu bahan kajian
yang memberikan gambaran kondisi lapangan,sehingga untuk
kedepannya dapat membekali mahasisiwanya dengan kebutuhan yang
dibutuhkan.

4. Bagi Institusi RSUD Palembang BARI


Dapat menjadi wahana pertukaran informasi dengan dunia
pendidikan yang akan memberikan pencerahan tentang asuhan
keperawatan sebagai masukan bagi peningkatan untuk meningkatkan
mutu pelayanaan rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil RSUD Palembang BARI


2.1.1 Selayang Pandang
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari merupakan unsur penunjang
pemerintah daerah dibidang pelayanan kesehatan yang merupakan satu satunya
rumah sakit milik Pemerintah Kota Palembang. RSUD Palembang Bari terletak di
Jalan Panca Usaha No 1 Kelurahan 5 Ulu Darat Kecamatan Seberang Ulu, dan
berdiri ditanah seluaas 4,5 Hektar. Bangunan berada lebih kurang 800 meter dari
jalan raya jurusan kertapati.Sejak tahun 2001 dibuat jalan alternative dari
Jakabaring menuju ke RSUD Palembang Bari.Saat ini sedang diupayakan
pembangunan jalan langsung menuju RSUD Palembang Bari dari jalan poros
Jakabaring.

2.1.2 Visi, Misi, dan Motto RSUD Palembang BARI


A. Visi RSUD Palembang BARI
Menjadi rumah sakit unggul, amanah dan terpercaya di Indonesia
B. Misi RSUD Palembang BARI
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang prima dan
berorientasi pada kesembuhan dan ketetapan sesuai dengan
standar mutu berdasarkan pada etika dan propesional yang
menjangkau lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu menejemen sumber daya kesehatan
3. Menjadikan RSUD Palembang Bari sebagai RS Pendidik dan
Pelatihan di Indonesia.
C. Motto RSUD Palembang BARI
Kesembuhan dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kam

9
10

2.1.3 Sejarah
2.1.3.1 Sejarah berdirinya RSUD Palembang BARI
1. Tahun 1985 – 1994 RSUD Palembang BARI merupakan gedung
poli klinik atau Puskesmas Panca Usaha.
2. Tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang
BARI dengan SK Depkes No 1326/Menkes/SK/XI/1997
3. Tanggal 10 November 1997 menjadi RSUD Palembang BARI
kelas C
4. Tanggal 7 November 2003 berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
HK.00.06.2.2.4646 tentang pemberian akreditasi penuh kepada
RSUD Palembang BARI
5. Tanggal 5 Februari 2008 berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian akreditasi tingkat lanjut
kepada RSUD Palembang BARI
6. Tanggal 2 April 2009 berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan kelas RSUD
Palembang BARI menjadi kelas B
7. Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD Palembang Bari berdasarkan
keputusan Walikota Palembang No. 915 B tahun 2008 tentang
penetapan RSUD Bari sebagai SKPD Palembang yang menerapkan
pola pengelolahan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
8. KAKS – SERT/363/5/2012/tentang status akreditasi lulus tingkat
lengka kepada Rumah Sakit Palembang BARI tanggal 25 januari
2012.

2.1.3.2 Sejarah Pemegang Jabatan Direktur

1. Tahun 1986-1995 dr. Jane Lidya jilahelu sebagai Kepala Poli


Klinik atau Puskesmas Panca Usaha.
2. Tanggal 1 Juli 1995 s.d Juni 2000 : dr. Eddy Zarkaty Monasir,
SpOG sebagai direktur RSUD Palembang BARI.
3. Bulan Juli 2000 s.d November 2000 : pelaksana tugas dr. H.
Dachlan Abbas, SpB.
11

4. Bulan Desember 2000 s.d Februari 2001 : pelaksana tugas dr. M.


Faisal Soleh, SpPD.
5. Tanggal 14 November 2000 s.d sekarang : dr. Hj. Indah Puspita,
H.A, MARS sebagai direktur RSUD Palembang BARI.
6. Bulan Januari 2012 s.d sekarang : Pembina dr. Hj. Makiani, SH,
M.M, MARS sebagai direkturr RSUD Palembang BARI.

2.1.4 Fasilitas dan Pelayanan


2.1.4.1 Fasilitas
1. Instalansi gawat darurat 24jam
2. Instalansi Farmasi / Aptol 24 jam
3. Instalansi Rawat Jalan
4. Instalansi Rawat Inap
5. Instalansi Bedah Senteral
6. Instalansi Rehabilisasi Medis
7. Instalansi Radiologi 24 Jam
8. Patologi Anatomi
9. Bnak darah
10. Hemodialisasi
11. Medikal Check Up
12. Ecg / Eeg
13. Usg 4 Dimensi
14. Endoscopy
15. Ct Scan 64 Sinces
2.1.4.2 Pelayanan Rawat Jalan
1. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
2. Poliklinik Spesialis Bedah
3. Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4. Poliklinik Spesialis anak
5. Poliklinik Spesialis Mata
6. Poliklinik Spesialis THT
7. Poliklinik Spesialis Syaraf
8. Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
9. Poliklinik Spesialis Jiwa
10. Poliklnik Spesialis rehabilitasi medik
11. Poliklinik jantung
12. Poliklinik gigi
13. Poliklinik Psikologi
14. Poliklinik tumbuh kembang

2.1.4.3 Instalasi Rawat Darurat


1. Dokter jaga 24 jam
2. Ambulance 24 jam

2.1.4.4 Pelayanan Rawat Inap


1. Perawatan Inap VIP dan VVIP
2. Perawatan kelas I, II dan III
3. Perawatan penyakit dalam Perempuan
4. Perawatan penyakit dalam Laki- Laki
5. Perawatan Anak
6. Perawatan Bedah
7. Perawatan ICU
8. Perawatan Kebidanan
9. Perawatan Neonatus/Nicu/Picu

2.1.5 Kepemilikan dan kelas RSUD Palembang BARI

Status : Milik Pemda Kota Palembang

Nama : RSUD Palembang Bari

Alamat : Jl.Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu Kecamatan

Seberang ULU Kecamatan Seberang ULU 1.

Telpon : (0711)514165-519211 Faks (0711) 519212


2.1.6 Keunggulan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
2.1.6.1 Biaya perawatan lebih murah di banding rumah sakit lain di
kota Palembang
2.1.6.2 Merupakan satu-satunya rumah sakit milik pemerintah daerah
yang sudah menjadi tipe B di Sumatera Selatan
2.1.6.3 Fasilitas di poliklinik RSUD Palembang BARI langsung di
layani oleh dokter spesialis.
2.2 KONSEP DASAR PENYAKIT
2.2.1 Definisi

Infark Miokard Akut ( IMA ) adalah suatu keadaan dimana otot jantung
tiba-tiba tidak mendapat suplai darah akibat penyumbatan mendadak arteri
koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya plak. ( Kabo, 2008 )

IMA adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan


oksigen berkepanjangan. ( Corwin, 2009 )

Infark Miokard Akut adalah kematian jaringan miokard akibat oklusi akut
pembuluh darah koroner. ( Suryono, Bambang dkk. 2005 : 120 )

Menurut Smeltzer dan Bare ( 2008 : 788 ) Infark Miokard Akut mengacu
pada proses masuknya proses rusak jaringan jantung akibat suplai darah yang
tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan
suplai darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karena
aterosklerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli atai trombus.

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Jantung

1. Anatomi

Jantung manusia terdiri atas 4 ruang dengan sekat dan katup yang
sempurna. Ruang tersebut yakni:
1. Serambi Kanan/atrium dexter.
Terletak pada jantung bagian kanan atas dan embelan kecil,
menyerupai telinga kanan, berfungsi sebagai bilik penyimpanan sementara
sehingga darah dapat tersedia untuk ventrikel kanan. Darah tidak
teroksigen dari sirkulasi sistemik memasuki serambi kanan lewat tiga
vena, vena cava inferior,vena cava superior/vena cava anterior, dan sinus
koroner.

2. Bilik Kanan/ventrikel dexter.


Bilik pemompa bagi sirkulasi paru paru, dengan dinding yang lebih

tebal dan lebih berotot dari pada serambi.


3. Serambi Kiri/atrium sinister
Serambi kiri adalah ruang jantung yang menerima darah yang kaya
oksigen dari pulmo melalui pembuluh vena pulmonalis sinister dan darah
tersebut kemudian disalurkan ke ventrikel sinister melalui valvula
bikuspidalis/valvula mitral.
4. Bilik kiri/ventrikel sinister
Bilik kiri adalah bilik pemompa bagi sirkulasi sistemik.Karena
tekanan darah yang lebih besar di butuhkan untuk memompa darah yang
melalui sirkulasi sistemik jauh lebih besar dari pada melalui sirkulasi paru-
paru (Sharon, L.Rogen, 2000) .
a. Katup Jantung

Fungsi katup jantung adalah untuk mempertahankan aliran satu


arah. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang
memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri
dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup
mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat
terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
1. Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan
menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya
aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat
kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3
daun katup.
2. Katup Pulmonalis
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam
ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis
bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan
berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus
pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang
terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel
kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel
kanan menuju arteri pulmonalis.
3. Katup Bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid
menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua
daun katup.

4. Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi
sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan
menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah
masuk kembali kedalam ventrikel kiri (Sharon, L.Rogen, 2000) .

b. Lapisan Jantung
Dinding jantung terdiri dari 3 lapis yaitu :
1. Epikardium (Pericardium visceral)
Lapisan bagian luar jantung ini terdiri dari 2 lapisan yaitu
perikardium fibrosa dan serosa. Di dalam kantong perikardium terdapat
cairan yang memudahkan gerakan dan sangat mengurangi gesekan jantung
terhadap jaringan sekitarnya, rongga perikardium yang berisi sedikit cairan
pelumas atau yang disebut cairan perikardium kurang lebih 10 atau 30 ml
yang berguna untuk mengurangi gesekan yang timbul akibat pergerakan
jantung.
2. Myocardium
Myocardium (myo = otot) yaitu jaringan utama otot jantung yang
bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung, yang terdiri dari
sel-sel otot dan membentuk bagian terbesar dinding dari masing-masing
bilik. Myocardium ventrikel kiri lebih tebal dari kanan. Akibatnya,
ventrikel kiri dapat membuat tekanan lebih besar saat berkontraksi.
3. Endokardium
Lapisan tipis dan halus yang menjadi pembatas dalam jantung
bagian dalam otot jantung yang berhubungan langsung dengan darah dan
juga bersifat sangat licin untuk aliran darah.
Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis
cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.Ukuran jantung
kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat
jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar
dari kumpalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan
dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara
dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan
berada ditengah tengah dada ( Iyer et all , 1996 )

2. Fisiologi

Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung


oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk
mengumpulkan darah
deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari sistem vena
yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black, 1997)

Gambar 2 Sistem Peredaran darah

Pola Dasar Peredaran Darah Pada Manusia


Peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem
peredaran darah kecil (sistem peredaran darah pulmonalis) dan sistem
peredaran darah besar (sisitem peredaran darah sistemik)

1. Sistem Peredaran Darah Kecil ( Pulmonalis )


Sistem peredaran darah keci disebut juga sistem peredaran darah
pulmonalis, karena darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kanan
menuju ke paru-paru dan kembali menuju jantung melalui atrium kiri.
Darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida masuk ke
atrium kanan melalui pembuluh vena. Dari atrium kanan darah akan mengalir
ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Kemudian ventrikel
berkontraksi sehingga katup trikuspidalis terutup, tetapi memaksa katup
pulmonalis yang terletak pada lubang arteri pulmonalis terbuka. Darah masuk
ke arteri pulmonalis yang bercabang ke kiri dan ke kanan yang masing-
masing menuju paru-paru kiri dan kanan. Arteri pulmonalis ini bercabang
menjadi arteriol. Arteriol mengalirkan darah menuju kapiler di paru-paru. Di
kapiler paru-paru inilah darah melepaskan karbondioksida dan mengambil
oksigen. Kemudian darah masuk ke venula, kemudian ke vena pulmonalis
yang membawa darah yang kaya akan oksigen menuju ke atrium kiri.

2. Sistem Peredran Darah Besar ( Sisitemik )


Pada sistem perdaran darah besar darah mengalir ke seluruh jaringan
tubuh, sehingga disebut juga sistem peredaran darah sistemik. Pada peredaran
darah besar darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke
seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian darah kembali lagi menuju ke
jantung melalui atrium kanan.
Dari atrium kiri darah (kaya oksigen) mengalir ke ventrikel kiri
melalui katup bikuspidalis. Kontraksi ventrikel menyebabkan katup aorta
membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri yang keluar langsung ke
permukaan jantung dan ke seluruh tubuh. Arteri ini menuju ke arteriol-
arteriol, yang selajutnya membawa darah yang kaya akan oksigen ke kapiler
seluruh tubuh, pada pembuluh kapiler ini terjadi pertukaran, yaitu oksigen
dari darah akan berdifusi masuk ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan
akan berdifusi masuk ke dalam darah, selanjutnya darah akan menuju ke
venula dan akhirnya menuju ke vena cava. Darah dari organ tubuh yang
berada di bawah jantung akan menuju ke vena cava inferior, sedangkan darah
dari organ yang berada diatas jantung akan mengalir menuju vena cava
superior, kedua vena besar tersebut akan bermuara di atrium kanan dengan
membawa darah yang kaya akan karbondioksida (Report on
Noncommunicable Disesases, 2010).

2.2.3 Etiologi

Terlepasnya suatu plak aterosklerosis dari salah satu arteri koroner dan
kemudian tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah keseluruh
miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh tersebut, dapat menyebabkan infark
miokardium. Infark miokardium juga dapat terjadi apabila lesi trombotik yang
melekat ke suatu arte yang rusak menjadi cukup besar untuk menyumbat secara
total aliran darah ke bagian hilir, atau apabila suatu ruang jantung mengalami
hipertfrofi berat sehingga kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi.(corwin,2000
).

Infark miokard dapat disebabkan oleh :


a. Penyempitan kritis arteri koroner
b. Oklusi arteri komplit
c. Syok hemoragik
d. Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
e. Stenosis aorta/aorta inufisiensi
f. Hipertensi
g. Lesi trombolik
h. Hipertrofi ruang jantung
( Suryono, bambang dkk. 2005 : 119 )
2.2.4 Patofisiologi

Menurut Smeltzer dan Bare (2002 : 7776-777) Aterosklerosis dimulai


ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini
dinamakan ateroma atau plaqul yang akan mengganggu absorpsi nutrien oleh sel-
sel endotal yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan
parut, selanjutnya lumen akan menjadi sempit dan kasar, akan cenderung terjadi
pembentukan bekuan darah terjadi koagulasi intravaskuler.
Iskemia miokard bermanifestasi berupa angina pektoris yaitu dengan
gejala perasaan tertekan dan penuh atau nyeri substernal. Ini akibat kurangnya
oksigen untuk miokard agar dapat bekerja efektif, penyebabnya hampir selalu
penyempitan yang disebabkan aterosklerosis, perubahan ini masih reversible dan
fungsi sel-sel kembali normal bila oksigenasinya kembali mencukupi
(Tambayong, 2000:90).
Infark miokardium jelas akan menurunkan fungsi ventrikel karena otot
yang nekrosis kehilangan daya kontraksi sedangkan otot yang iskemia
disekitarnya juga mengalami daya kontraksi.Secara fungsional infark miokardium
akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti pada iskemia :daya kontraksi
menurun,gerakan dinding abnormal,perubahan daya kembang dinding
ventrikel,pengurangan volume sekuncup,pengurangan fraksi injeksi,peningkatan
volume akhir sistolik dan akhir diastolik ventrikel dan peningkatan tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri.(Price & Wilson “Patofisiologi” Ed:6,2005.
2.2.4 Manifestasi Klinis

Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas


infark miokardium (suatu serangan jantung tersamar), biasanya timbul manifestasi
klinis yang bermakna:
a. Nyeri dengan awitan yang (biasanya) mendadak, sering digambarkan
memiliki sifat meremukan dan parah. Nyeri dapat menyebar kebagian atas
tubuh mana saja, tapi sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher, atau
rahang. Nitrat dan istirahat dapat menghilangkan iskemia di luar zona
nekrotik dengan menurunkan beban kerja jantung.
b. Timbul mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri yang
hebat.
c. Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot-otot
rangka.
d. Kulit yang dingin, pucat akibat vasokontriksi simpatis.
e. Pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta
peningkatan aldosteron dan ADH.
f. Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung.
g. Keadaan mental berupa rasa cemas besar disertai perasaan mendekati
kematian. (Corwin, 2000).

AMI biasanya disertai nyeri dada substernum yang parah dan terasa
menekan, yang mungkin menyebar keleher, rahang, epigastrium, bahu, atau
lengan kiri. Pada sekitar 50% pasien, AMI didahului oleh serangan-serangan
angina pektoris. Namun, berbeda pada nyeri dada angina pektoris, nyeri dada
AMI biasanya berlangsung beberapa jam sampai hari dan tidak banyak
berkurang dengan nitrogliserin. Nadi biasanya cepat dan lemah, dan pasien
sering mengalami diaforesis. Sering timbul sesak dan hal ini diakibatkan oleh
gangguan kontraktilitas miokardium yang iskemik, yang menyebabkan
kongesti dan edema paru. Pada AMI masif yang mengenai lebih dari 40%
ventrikel kiri, timbul syok kardiogenik. Pada sebagian kecil pasien (20%
sampai 30%), AMI tidak menimbulkan nyeri dada. AMI “silent” ini terutama
terjadi pada pasien dengan diabetes melitus dan hipertensi serta pada pasien
berusia lanjut. (Kumar, Cortan, & Robins, 2007).
2.2.5 Patoflow
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
a. Creatinin Posfakinase
b. SGOT
c. Laju Endap Darah
d. Leukosit
e. Kolesterol
f. Trigliserida
g. Kardiak iso-enzim
h. Analisa Gas Darah

Diagnostik :
a. Elektrokardiogram ( EKG )
b. Foto Thorax
c. Tes Treadmill
d. Echocardiography
e. Angiografy coroner
f. Multyslice Computed Tomografhy Scanning
g. Cardiac Magnetic Resonance Imaging
h. Radionuclear Medicine
i. Vektocardiography
j. Scintygraphy Talium
( Kabo, 2008 )
2.2.6 Komplikasi
Komplikasi Akut Miokard Infark (AMI)
1. gagal jantung kongesif
2. syok kardiogenik
3. disfunsi paspilaris
4. defek septrum ventrikel
5. ruptura jantung
6. aneurisma ventrikel
7. tromboembolisme
8. pericarditis

2.2.7 Penatalaksanaan Akut Miokard Infark (AMI)

Tujuan dari penanganan pada infark miokard adalah menghentikan


perkembangan serangan jantung, menurunkan beban kerja jantung (memberikan
kesempatan untuk penyembuhan) dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Berikut
ini adalah penanganan yang dilakukan pada pasien dengan AMI:

1. Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan oksigen


yang melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja jantung.
Oksigen yang diberikan 5-6 L /menit melalu binasal kanul.
2. Pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan
dapat terjadi dalam jam-jam pertama pasca serangan
3. Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung sehingga
mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung
berarti memberikan kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri
4. Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi
yang diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak diperbolehkan
mendapatkan asupa nutrisi lewat mulut karena akan meningkatkan
kebutuhan tubuh erhadap oksigen sehingga bisa membebani jantung.
5. Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya
mendapatkan aspirin (antiplatelet) untuk mencegah pembekuan darah.
Sedangkan bagi pasien yang elergi terhadap aspirin dapat diganti dengan
clopidogrel.
6. Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja jantung dan
memperbaiki aliran darah yang melalui arteri koroner. Nitrogliserin juga
dapat membedakan apakah ia Infark atau Angina, pada infark biasanya nyeri
tidak hilang dengan pemberian nitrogliserin.
7. Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi sangat
mendepresi aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh digunakan pada pasien
dengan riwayat gangguan pernafasan. Sebagai gantinya maka digunakan
petidin
8. Pada prinsipnya jika mendapatkan korban yang dicurigai mendapatkan
serangan jantung, segera hubungi 118 untuk mendapatkan pertolongan
segera. Karena terlambat 1-2 menit saja nyawa korban mungkin tidak
terselamatkan lagi.

Obat-obatan yang digunakan pada pasien dengan AMI diantaranya:


1. Obat-obatan trombolitik
Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah
pembuluh darah koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard
lebih lanjut. Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang
menyumbat arteri koroner. Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam
stelah timbul gejal pertama dan tidak boleh lebih dari 12 jam pasca serangan.
Selain itu tidak boleh diberikan pada pasien diatas 75 tahun Contohnya adalah
streptokinase
2. Beta Blocker
Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan
untuk mengurangi nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan
jantung tambahan. Beta bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki
aritmia. Terdapat dua jenis yaitu cardioselective(metoprolol, atenolol, dan
acebutol) dan non-cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)

3. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors


Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada
otot jantung. Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat
kelemahan pada otot jantung. Misalnya captropil
4. Obat-obatan antikoagulan
Obat- obatan ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan
darah pada arteri. Missal: heparin dan enoksaparin.
5. Obat-obatan Antiplatelet
Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet
untuk membentuk bekuan yang tidak diinginkan.
 jika obat-obatan tidak mampu menangani/menghentikan serangan
jantung., maka dpat dilakukan tindakan medis, yaitu antara lain:
a. Angioplasti
Tindakan non-bedah ini dapat dilakukan dengan membuka arteri
koroner yang tersumbat oleh bekuan darah. Selama angioplasty kateter
dengan balon pada ujungnya dimasukan melalui pembuluh darah menuju
arteri koroner yang tersumbat. Kemudian balon dikembangkan untuk
mendorong plaq melawan dinding arteri. Melebarnya bagian dalam arteri
akan mengembalikan aliran darah.Pada angioplasti, dapat diletakan tabung
kecil (stent) dalam arteri yang tersumbat sehingga menjaganya tetap terbuka.
Beberapa stent biasanya dilapisi obat-obatan yang mencegah terjadinya
bendungan ulang pada arteri.
b. CABG (Coronary Artery Bypass Grafting)
Merupakan tindakan pembedahan dimana arteri atau vena diambil dari
bagian tubuh lain kemudian disambungkan untuk membentuk jalan pintas
melewati arteri koroner yang tersumbat. Sehingga menyediakan jalan baru
untuk aliran darah yang menuju sel-sel otot jantung.
 Setelah pasien kembali ke rumah maka penanganan tidak berhenti,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Mematuhi manajemen terapi lanjutan dirumah baik berupa obat-obatan
maupn mengikuti program rehabilitasi.
b. Melakukan upaya perubahan gaya hidup sehat yang bertujuan untuk
menurunkan kemungkinan kekambuhan, misalnya antara lain:
menghindari merokok, menurunkan BB, merubah dit, dan
meningatkan aktivitas fisik. ( Punsalan, 2009 )

2.3 KONSEP DASAR KEPERAWATAN


2.3.1 Pengkajian Kegawat Daruratan
Pengkajian pada pasien dengan kegawat daruratan meliputi beberapa
tahapan sebagai berikut :

Airway (jalan napas)


Klien dengan tanda dan gejala adanya sumbatan jalan napas
(sputum/sekret).

Breathing
Klien dengan sesak, nafas cuping hidung menggunakan otot intercostae,
frekuensi nafas meningkat, teratur dangkal, terdapat sputum, tidak batuk,
PCO2 turun, PO2 meningkat, AGD meningkat.

Circulatin
Klien dengan perubahan tanda vital, TD meningkat, nilai GCS normal /
turun, ada/tidak perdarahan, ada/tidak nyeri kepala, TIK meningkat, akral
dingin, CRT mengalami penurunan < 3 detik, tidak kejang,tidak edema.

Disability and Drug


Pemberian obat – obatan sesuai oder dokter.

Exposure
Klien dengan muka pucat, Piting oedema (pembengkakan kaki, tangan ,
sakrum) Pembesaran vena leher.

Fluid
Klien dengan turgor kulit mengering, mual dan muntah.
Gat vital
Terjadi perubahan tanda-tanda vital : Tekanan darah, respiratory rate, pols
dan temperature.

Heat to toe
1) Rambut :Warna, distribusi rambut, mudah dicabut/ tidak
2) Penglihatan :Kesimetrisan, kelopak, kornea, pupil, reflek cahaya,
pembengkakan, urtikaria kelopak mata.
3) Telinga :Normal/ mengalami penurunan/ kerusakan
4) Mulut dan tenggorokan : Kemempuan menelan, kemampuan
mengunyah, bibir dianosis/ tiak, JVP, pembesaran kelenjar tiroid
5) Dada :Tentukan pola napas, frekuensi, kedalaman, bunyi napas,
suara napas, penggunaan otot tambahan, kesimetrisan dada,
auskultasi bunyi jantung/ aritmia jantung, henti jantung.
6) Abdomen :Auskultasi bising usus, kaji adanya kram perut,
diare, muntah.
7) Ekstremitas :Kekuatan otot, ROM ekstremitas
8) Genetalia :Uremia

2.3.2 Diagnosan Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
Infark Miokard Akut adalah
1. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri coroner
2. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan Gangguan stroke volume
(preload, afterload, kontraktilitas)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, kecemasan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL (NIC)
(NOC)
1 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan asuhan NIC
agen injuri fisik keperawatan selama 3x 24 Pain Management
janm nyeriklien berkurang, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara kom
dengan kriteria : karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan
- Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi non verbal dari ketid
nyeri (tahu penyebab nyeri, 3. Ginakan teknik komunikasi teraipetik
mampu menggunakan pengalaman nyeri klien
teknik nonfarmakologi 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
untuk mengurangi nyeri) 5. Kontrol lingkungan yang dapat memp
- Melaporkan bahwa ruangan, pencahayaan, kebisingan
nyeri berkurang dengan 6. Ajarkan tentang teknik pernafasan / r
menggunakan managemen 7. Berikan analgetik untuk mengurangg
nyeri 8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Mampu mengenali 9. Anjurkan klien untuk beristirahat
nyeri (skala, intensitas, 10. Kolaborasi dengan dokter jika keluhan
frekuensi, dan tanda nyeri berhasil
- Menyatakan rasa Analgetic Administration
nyaman setelah nyeri 1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
berkurang 2. Cek riwayat alegi
- Tanda vital dalam 3. Monitor vital sign sebelumdan sesudah
rentang normal kali
4. Berikan analgetik tepat waktu terutama
5. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
2 Penurunan Setelah dilakukan asuhan NIC
cardiac output keperawatan selama 3x 24 Cardiac Care
b/d gangguan jam klien tidak mengalami 1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas,
stroke volume penurunan cardiac output, 2. Catat adanya disritmia jantung
(preload, dengan kriteria : 3. Catat adanya tanda dan gejala penuruna
afterload, - Tanda vital dalam 4. Monitor status kardiovaskuler
kontraktilitas) rentang normal (TD, Nadi, 5. Monitor status pernafasan yang menand
RR) 6. Monitor abdomen sebagai indikator pen
- Dapat mentoleransi 7. Monitor balance cairan
aktivitas, tidak ada 8. Monitor adanya perubahan tekanan dar
kelelahan 9. Monitor respon klien terhadap efek pen
- Tidak ada edema 10. Atur periode latihan dan istirahat untuk
paru, perifer, dan tidak ada 11. Monitor toleransi aktivitas pasien
asites 12. Monitor adanya dispneu, fatigue, takipn
- Tidak ada penurunan 13. Anjurkan pasien untuk menurunkan stre
kesadaran Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor vital sign saat pasien berbaring
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan b
5. Monitor TD, Nadi, RR, sebelum, selam
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus paradoksus
8. Monotor adanya pulsus alterans
9. Monitor jumlah dan irama jantung
10. Monitor bunyi jantung
11. Monitor frekuensi dan irama pernafasan
12. Monitor suara paru
13. Monitor pola pernafasan abnormal
14. Monitor suhu, warna dan kelembaban k
15. Monitor sianosis perifer
16. Monitor adanya cushing triad (tekanan n
peningkatan sistolik)
17. Identifikasi penyebab dan perubahan vi
3 Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan asuhan NIC
fatigue keperawatan selama 3x 24 Energy Management
jam klien tidak mengalami 1. Observasi adanya pembatasan
intoleransi aktivitas, dengan aktivitas
kriteria : 2. Dorong pasiem untuk mengun
- Berpartisipasi dalam keterbatasan
aktivitas fisik tanpa disertai 3. Kaji adanya factor yang menye
peningkatan tekanan darah, 4. Monitor nutrisi dan sumber en
Nadi, dan RR 5. Monitor pasien akan adanya ke
- Mampu melakukan berlebihan
aktivitas sehari – hari secara 6. Monitor respon kardiovaskuler
mandiri 7. Monitor pola tidur dan lamany
Activity Therapy
1. Kolaborasi dengan tenaga reha
merencanakan program terapi yang
2. Bantu pasienuntuk mengidenti
dilakukan
3. Bantu untuk memilih aktivitas
kemampuan fisik, psikologi dan so
4. Bantu untuk mengidentifikasi
diperlukan untuk aktivitas yang dii
5. Bantu untuk mendapatkan alat
roda, krek
6. Bantu untuk mengidentivikasi
7. Bantu pasien/ keluarga untuk m
dalam beraktivitas
4 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan askep NIC
b/d hiperventilasi, selama 3x24 jam pola nafas Airway Management :
kecemasan klien menjadi efektif, dengan 1. Buka jalan nafas, gunakan tekn
kriteria : perlu
- mendemonstrasikan 2. Posisikan pasien untuk memak
batuk efektif dan suara nafas 3. Identifikasi pasien perlunya pe
yang bersih, tidak ada buatan
sianosis dan dyspneu 4. Pasang mayo bila perlu
(mampu mengeluarkan 5. Lakukan fisioterapi dada
sputum, mampu bernafas 6. Keluarkan secret dengan batuk
dengan mudah, tidak ada 7. Auskultasi suara nafas, catat ad
pursed lips) 8. Lakukan suction pada mayo
- Menunjukkan jalan 9. Berikan bronkodilator bila per
nafas yang paten (klien tidak 10. Berikan pelembab udara
merasa tercekik, irama nafas, 11. Atur intake untuk cairan mengo
frekuensi pernafasan dalam 12. Monitor espirasi dan status O2
rentang normal, tidak ada Respiratory Monitoring
suara nafas abnormal) 1. Monitor rata-rata kedalaman, i
- Tanda –tanda vital 2. Catat pergerakan dada, amati k
dalam rentang normal tambahan, retraksi otot supraclavic
3. Monitor suara nafas seperti de
4. Monitor pola nafas : bradipnea
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
6. Monitor kelelahan otot diafrag
7. Auskultasi suara nafas, catat a
ventilasi atau suara tambahan
8. Tentukan kebutuhan suction d
dan ronkhi pada jalan nafas utama
9. Auskultasi suara paru setelah t
hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS

III.1 PENGKAJIAN

Tangal Masuk Pasien :05 November 2015


Tanggal Pengkajian :05 November 2015

A. Identitas
1. Pasien
Inisial : Ny. S
Umur : 65 tahun
Status Pernikahan : Kawin
Alamat : Perum Ariya Sari, Blok N no.147
Dx Medik :Infark Miokard Akut
No RM :50.86.67

2. Penanggung Jawab Pasien


Inisial : Tn. A
Umur : 30 Tahun
Status pernikahan : Kawin
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Narogan Kertapati
Hub. Dengan pasien : Anak pasien

B. Pengkajian
1. Alasan datang ke RS : Klien datang dengan penurunan kesadaran dan
Stroke seluruh badan.
2. Keluhan Utama: Penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit saat in (PQRST):

35
Keluarga pasien mengatakan pasien menderita stroke setengah badan 1
tahun yang lalu dan mengalami henti nafas ± 1 jam yang lalu sebelum
datang ke rumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu:
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit
keturunan Jantung dan Hipertensi.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan ada keluarga yang mengalami penyakit
yang sama seperti pasien.
6. Riwayat pengobatan dan alergi : Keluarga pasien mengatakan tidak ada
alergi dengan obat maupun makanan.

C. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum
 Kesadaran : GCS = 7
Kuantitatif
E : skala 2
M : skala 3
V : skala 2
Kualitatif : Sopor
Masalah keperawatan : Gangguan penurunan kesadaran
2. Pemeriksaan penunjang
 Kulit
Warna : Warna kulit terdapat icterus
Turgor : tugor kulit elastis
Teksture : tekstur kulit lembek
Kelembapan : kelembaban kurang lembab
Kebersihan : cukup bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

 Kepala
Bentuk : Simetris kiri dan kanan

36
Kebersihan : Kebersihan kepala kotor
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
Rambut
Warna : Hitam,
Distribusi : Merata
Teksture : Normal
Kualitas : Baik (bersih)
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
 Mata
Bentuk : Simetris kanan kiri
Konjungtiva : tidak Anemis
Lesi / luka : tidak terdapat udem dan kemerahan
Kebersihan : Bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
 Hidung
Bentuk : Simetris, tidak ada kelainan
Kebersihan : bersih, terdapat O2
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

 Telinga
Bentuk : Simetris telinga kanan dan kiri
Pendengaran : Baik, bisa mendengar dengan baik
Kebersihan : Bersih, tidak ada serumen
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
 Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir : kurang Lembab
Bibir : Pecah-pecah
Sakit menelan : Tidak
Lidah : Kotor
Tonsil : Normal
Kebersihan : Kurang Bersih

37
Masalah kebersihan : Defisit kebersihan diri
 Leher
Bentuk : Simetris, kiri dan kanan tampak seimbang
Kelenjar tiroid : Normal
Vena jugularis : Normal
 Dada
Inspeksi : Pada dinding thorax normal
Palpasi : Tidak ada benjolan (tumor)
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
 Genetalia : terpasang pempers
Masalah : Tidak ada masalah
 Ekstermitas Atas
Rentang gerak : ada batasan dalam bergerak
Masalah keperawatan : kelemahan

 Ekstremitas bawah
Rentang gerak : terdapat keterbatasan pada kaki
Masalah keperawatan : kelemahan

D. PENGKAJIAN PSIKOLOGI, SOSIAL, SPRITUAL


 PSIKOLOGI
Keluarga pasien merasa pasrah dengan penyakit yang di alami
pasien,karena pasien tidak mengalami perubahan setelah dilakukan
tindakan.

 SOSIAL

38
Aktifitas klien dimasyarakan berkurang karena stroke yang diderita
oleh pasien.

 BUDAYA
Sebelumnya pasien masih sering menjalani budaya yang ada di
masyarakat.

 SPRITUAL
Aktivitas ibadah klien berkurang semenjak sakit. Tapi keluarga klien
selalu yakin bahwa apa yang terjadi atas kehendak Tuhan

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny “S” DX Medis: IMA


Jenis Kelamin: Perempuan No Rm : 508667

No Data Etiologi Masalah


1. DS: pasien mengatakan Arterosklerosis, Gangguan
ketidaknyamanan atau thrombosis, kontriksi Pertukaran

39
dyspnea saat beraktivitas, arteri koronaria Gas
sakit kepala pada saat
bangun tidur dan
gangguan penglihatan. Aliran darah ke jantung

DO: menurun

 Ketidak normalan
frekuensi,
irama,dan Jaringan miokard iskemik

kedalaman
Suplay O2 ke miokard
pernafasan.
menurun
 Warna kulit tidak
normal pucat
Metabolism an aerob
 Nafas cuping
hidung.

Timbunan Asam laktat

Kerusakan Pertukaran
Gas
2. DS: Px. Mengatakan Arterosklerosis, Nyeri
nyeri menyebar di bagian trombosis, kontriksi arteri
dada. koronaria
DO: ↓
o Perubahan Aliran darah ke jantung
tekanan darah, menurun
pernapasan, nadi, ↓
dilatasi pupil. Jaringan miokard iskemik
- ↓
Supply O2 ke miokard
turun

40
Metabolisme an aerob

Timbunan as. Laktat

Nyeri
3. DS: Px. Mengatakan Arterosklerosis, Intoleransi
ketidaknyamanan atau trombosis, kontriksi arteri Aktivitas
dispnea saat beraktivitas, koronaria
DO: ↓
 Frekuensi Aliran darah ke jantung
jantung atau menurun
darah tidak ↓
normal sebagai Jaringan miokard iskemik
respon terhadap ↓
aktivitas, Supply O2 ke miokard
 perubahan EKG turun
yang ↓
menunjukkan Metabolisme an aerob
aritimia atau ↓
iskemia. Timbunan as. Laktat

Fatique

Intoleransi aktivitas
4. DS: Px. Merasa letih, Arterosklerosis, Penurunan
lemah, ketidaknyamanan trombosis, kontriksi arteri Curah
bernapas, dan px. koronaria Jantung
Mengatakan dredek. ↓
DO: Aliran darah ke jantung
 Arutmia, menurun
perubahan pola ↓
EKG, Palpitasi, Supply O2 ke miokard

41
edema, keletihan, turun
denyut perifer ↓
menurun, kulit Seluler hipoksia
dingin dan ↓
berkeringat, Intregitas membran sel
penurunan COP. berubah

Kontraktilitas turun

penurunan curah jantung

Daftar Masalah Keperawatan


1. penurunan curah jantung
2. Nyeri akut
3. Intoleransi aktivitas
4. Gangguan Pertukaran Gas

Prioritas Masalah
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Nyeri akut
3. penurunan curah jantung
4. Intoleransi aktivitas

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri coroner
3. penurunan curah jantung b/d supply oksigen ke miokard
menurun.

42
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen.
Intervensi Keperawatan

Nama Pasien : Ny “S”


DX Medis: IMA
Jenis Kelamin: Perempuan No Rm : 508667

N Diagnosa NOC NIC


O
1. 1. Gangguan NOC NIC
Pertukaran Gas.  Respiratory Airway
Definisi : Kelebihan Status: Gas Management
atau deficit pada exchange :
oksigenasi dan atau  Respiratory Status 1. Buka
eliminasi : Ventilation jalan
karbondioksida pada  Vital Sign Status nafas,
membrane alveolar- gunakan
kapiler. Kriteria Hasil: teknik
Batasan  Mendemonstrasika chin lift
Karakteristik : n peningkatan atau jaw
 PH darah arteri ventilasi dan thrust bila
abnormal oksigenasi yang perlu
 PH arteri adekuat. 2. Posisikan
abnormal  Memelihara pasien
 Pernafasan kebersihan paru untuk
abnormal (mis; dan bebas dari memaksi
kecepatan, irama, tanda-tanda malkan
kedalaman) distress ventilasi

 Warna kulit pernafasan. 3. Identifikas

abnormal ( mis;  Mendemonstrasika i pasien

pucat, kehitaman) n batuk efektif dan perlunya

 Konfusi suara nafas yang pemasang

43
44

 Sianosis (pada bersih, tidak ada an alat


neonatus) sianosis dan jalan
 Diaphoresis dispneu. nafas
 Dyspnea  Tanda-tanda vital buatan

 Sakit kepala saat dalam rentang 4. Pasang

bangun normal mayo bila

 Hiperkapnia perlu

 Hipoksemia 5. Lakukan
fisioterapi
 Hipoksia
dada
 Iritabilitas
6. Keluarkan
 Nafas cuping
secret dengan
hidung
batuk atau
 Gelisah
suction
 Samnolen
7. Auskultasi
 Takikardi
suara
Faktor-faktor yang
nafas,
berhubungan :
catat
 Perubahan
adanya
membrane
suara
alveolar-kapiler
tambahan
 Ventilasi-perfusi
8. Lakukan
suction pada
mayo
9. Berikan
bronkodilator
bila perlu
10. Berikan
pelembab
udara
11. Atur
intake
45

untuk
cairan
mengopti
malkan
keseimba
ngan
12. Monitor
espirasi dan
status O2
Respiratory
Monitoring
1. Monitor
rata-rata
kedalama
n, irama
dan usaha
espirasi
2. Catat
pergeraka
n dada,
amati
kesimetris
an,
pengguna
an otot
tambahan,
retraksi
otot
supraclavi
cular dan
intercostal
3. Monitor
46

suara nafas
seperti
dengkur
4. Monitor
pola nafas
:
bradipnea,
takipnea,
kusmaul,
hiperventi
lasi,
cheyne
stokes,
biot
5. Catat
lokasi trakea
6. Monitor
kelelahan
otot
diafragma
(gerakan
paradoksi
s)
7. Auskultas
i suara
nafas,
catat area
penurunan
/ tidak
adanya
ventilasi
atau suara
47

tambahan
8. Tentukan
kebutuhan
suction
dengan
mengausk
ultasi
crakles
dan
ronkhi
pada jalan
nafas
utama
9. Auskultas
i suara
paru
setelah
tindakan
untuk
mengetah
ui hasil
2. Nyeri Akut NOC: NIC:
Definisi : Pengalaman  Pain level Pain
sensori dan emosional yang  Pain control Management
tidak menyenangkan yang  Comfort level 1. Lakukan
muncul akibat kerusakan pengkaji
jaringan yang actual atau Kriteria Hasil : an nyeri
potensial atau digambarkan secara
dalam hal kerusakan  Mampu kompreh
sedemikian rupa. mengontrol nyeri ensif (
Batasan Karakteristik:  Melaporkan lokasi,
 Perubahan selera bahwa nyeri karakteri
48

makan berkurang dengan stik,


 Perubahan menggunakan durasi,
tekanan darah manajemen nyeri. frekuens
 Perubahan  Mampu mengenali i,kualitas
frekuensi jantung nyeri (skala, dan
 Perubahan intensitas, faktor
frekuensi frekuensi, dan pesipitas
pernafasan tanda nyeri). i)

 Diaphoresis  Menyatakan rasa 2. Observa

 Perilaku distraksi nyaman setelah si reaksi

 Mengekspresikan nyeri berkurang. non

perilaku verbal
dari
 Sikap melindungi
ketidakn
area nyeri
yamanan
 Melaporkan nyeri
3. Ginakan
secara verbal
teknik
Faktor yang
komunik
berhubungan:
asi
 Agen cidera (mis;
teraipeti
biologis, zat kimia,
k untuk
fisik, psikologis)
mengeta
hui
pengala
man
nyeri
klien
4. Evaluasi
pengalaman
nyeri masa lalu
5. Kontrol
lingkung
49

an yang
dapat
mempen
garuhi
nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencaha
yaan,
kebising
an
6. Ajarkan
tentang teknik
pernafasan /
relaksasi
7. Berikan
analgetik
untuk
menguranggi
nyeri
8. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
9. Anjurka
n klien untuk
beristirahat
10. Kolabora
si
dengan
dokter
jika
50

keluhan
dan
tindakan
nyeri
tidak
berhasil
Analgetic
Administratio
n
1. Cek
instruksi
dokter
tentang
jenis obat,
dosis dan
frekuensi
2. Cek
riwayat alegi
3. Monitor
vital sign
sebelumd
an
sesudah
pemberian
analgetik
pertama
kali
4. Berikan
analgetik
tepat
waktu
terutama
51

saat nyeri
hebat

3. Penurunan Curah NOC NIC


Jantung  Cardiac Pump Cardiac Care
Definisi: ketidak adekuatan Effectiveness 1. Evaluasi
darah yang dipompa oleh  Circulation Status adanya
jantung untuk memenuhi  Vital Sign Status nyeri dada
kebutuhan metabolik Kriteria Hasil: (intensitas
tubuh.  Tanda vital dalam , lokasi,
Batasan karakteristik: rentang normal ( durasi)
 Perubahan tekanan darah, 2. Catat
frekuensi/ irama nadi, respirasi ) adanya
jantung  Dapat disritmia
 Perubahan mentoleransi jantung
preload aktivitas 3. Catat
 Perubahan  Tidak ada edema adanya
afterload paru, perifer dan tanda dan

 Perubahan tidak ada asites. gejala

kotraktilitas  Tidak ada penurunan

 Perilaku/ emosi penurunan cardiac

Factor yang kesadaran output

berhubungan: 4. Monitor

 Perubahan status

afterload kardiovaskuler

 Perubahan 5. Monitor

kontraktilitas status

 Perubahan pernafasa

frekuensi jantung n yang

 Perubahan menandak

preload an gagal

 Perubahan irama jantung


52

 Perubahan volume 6. Monitor


sekuncup abdomen
sebagai
indikator
penurunan
perfusi
7. Monitor
balance cairan
8. Monitor
adanya
perubahan
tekanan darah
9. Monitor
respon
klien
terhadap
efek
pengobata
n anti
aritmia
10. Atur
periode
latihan dan
istirahat
untuk
menghindar
i kelelahan
11. Monitor
toleransi
aktivitas
pasien
12. Monitor
53

adanya
dispneu,
fatigue,
takipneu,
dan
ortopneu
13. Anjurkan
pasien untuk
menurunkan
stress
Vital Sign
Monitoring
1. Monitor
TD, Nadi,
Suhu, dan RR
2. Catat
adanya
fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor
vital sign
saat
pasien
berbaring,
duduk dan
berdiri
4. Auskultas
i TD pada
kedua
lengan
dan
bandingka
54

n
5. Monitor
TD, Nadi,
RR,
sebelum,
selama,
dan
setelah
aktivitas
6. Monitor
kualitas dari
nadi
7. Monitor
adanya pulsus
paradoksus
8. Monotor
adanya pulsus
alterans
9. Monitor
jumlah dan
irama jantung
10. Monitor
bunyi jantung
11. Monitor
frekuensi dan
irama
pernafasan
12. Monitor
suara paru
13. Monitor
pola
pernafasan
55

abnormal
14. Monitor
suhu, warna
dan
kelembaban
kulit
15. Monitor
sianosis perifer
16. Monitor
adanya
cushing
triad
(tekanan
nadi yang
melebar,
bradikardi
,
peningkat
an
sistolik)
17. Identifikasi
penyebab dan
perubahan
vital sign
4. Intoleransi Aktivitas NOC NIC
Definisi: Ketidak cukupan  Energy Energy
energy psikologis atau conservation Management
fisiologis untuk  Activity tolerance 1. Observasi
melanjutkan atau  Self care: ADLs adanya
menyelesaikan aktifitas pembatas
kehidupan sehari-hari yang Kriteria Hasil: an klien
harus atau yang ingin dalam
56

dilakukan.  Berpartisivasi melakuka


Batasan Karakteristik: dalam aktivitas n
 Respon tekanan fisik tanpa disertai aktivitas
darah abnormal peningkatan 2. Dorong
terhadap aktivitas tekanan darah, pasiem
 Respon frekuensi nadi, dan RR. untuk
terhadap aktivitas  Mampu mengung
 Perubahan EKG melakukan kapkan
yang aktivitas sehari- perasaan
mencerminkan hari (ADLs) secara terhadap
aritmia mandiri keterbatas

 Perubahan EKG  Tanda-tanda vital an

yang normal 3. Kaji

mencerminkan  Energy psikomotor adanya

iskemia  Level kelemahan factor yang

 Ketidaknyamanan  Mampu b menyebabk

setelah erpindah dengan an

beraktivitas atau tanpa alat kelelahan

 Dispnea setelah  Status 4. Monitor

beraktivitas kardiopulmonari nutrisi dan


adekuat sumber
 Menyatakan
 Sirkulasi status energi
merasa letih
baik yang
 Menyatakan
 Status respirasi: adekuat
merasa lemah
pertukaran gas 5. Monitor
Factor yang
dan ventilasi pasien
berhubungan:
adekuat. akan
 Tirah baring atau
adanya
imobilisasi
kelelahan
 Kelemahan umum
fisik dan
 Ketidakseimbanga
emosi
n antara suplay
secara
57

dan kebutuhan berlebihan


oksigen 6. Monitor
 Imobilitas respon
 Gaya hidup kardiovask
hormone uler
terhadap
aktivitas
7. Monitor
pola tidur
dan
lamanya
tidur /
istirahat
pasien
Activity
Therapy
1. Kolaborasi
dengan
tenaga
rehabilitasi
medik
dalam
merencana
kan
program
terapi yang
tepat.
2. Bantu
pasienuntu
k
mengidenti
vikasi
58

aktivitas
yang
mampu
dilakukan
3. Bantu
untuk
memilih
aktivitas
konsisten
yang sesuai
dengan
kemampua
n fisik,
psikologi
dan sosial
4. Bantu
untuk
mengidenti
fikasi dan
mendapatk
an sumber
yang
diperlukan
untuk
aktivitas
yang
diinginkan
5. Bantu
untuk
mendapatk
an alat
bantuan
59

aktivitas
seperti
kursi roda,
krek
6. Bantu
untuk
mengidenti
vikasi
aktivitas
yang
disukai
7. Bantu
pasien/
keluarga
untuk
mengidenti
vikasi
kekuranga
n dalam
beraktivita
s

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny “S” DX


Medis: IMA
Jenis Kelamin: Perempuan No Rm : 508667

NO Waktu/ tanggal Diagnosa Implementa


1. 5 November 2015 Gangguan Pertukaran Gas 1. Melakukan pemasangan O2
60

berhubungan dengan hiperventilasi, 2. Monitor Vital Sign


kecemasan. TD :
N:
RR :
T:
3. Mengauskultasi suara nafas
tambahan.
2. 5 november 2015 Nyeri akut berhubungan dengan 1. Mengkaji tingkatan nyeri (skala
agent cidera iskhemia jaringan 2. Mengobservasi vital sign.
sekunder terhadap sumbatan arteri TD:
coroner N:
RR:
T:
3. Mengatur posisi senyaman mun
4. Berkolaborasi dengan dokter
analgetik untuk mengurangi ny
3. 5 November 2015 penurunan curah jantung b/d supply 1. Monitor Vital Sign
oksigen ke miokard menurun. TD :
RR :
N:
T:
2. Melakukan pemeriksaan ECG
3. Melakukan tindakan RJP (Resu
4. Intoleransi
5 5 aktivitas berhubungan 1. Monitor vital sign
dengan
5 ketidakseimbangan antara TD :
kebutuhan
3 dan suplai oksigen. N:
h RR :
g T:
g 2. Monitor respon kardiovaskuler
h 3. Monitor pasien akan adanya ke
h yang berlebihan.
6
61

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny “S”


DX Medis: IMA

Jenis Kelamin: Perempuan No Rm : 508667

NO Waktu/ Diagnosa Catatan Paraf


tanggal Perkembangan
1. 5 Gangguan Pertukaran S : Keluarga pasien
November Gas berhubungan mengatakan susah
2015 dengan hiperventilasi, bernafas
kecemasan. O:
 Pasien tampak
sulit bernafas
 RR :
 Pasien Gelisah
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dihentikan
 Pasien
meninggal
2. 5 Nyeri akut S : Keluarga pasien
November berhubungan dengan mengatakan ibunya
2015 agent cidera iskhemia selalu meringis
jaringan sekunder kesakitan.
terhadap sumbatan O:
arteri coroner  Ekspresi wajah
pasien tampak
meringis
 Skala nyeri
A : Masalah belum
teratasi
62

P : Intervensi dihentikan
 Pasien
meninggal
3. 5 penurunan curah S : Keluarga pasien
november jantung b/d supply mengatakan ibunya
2015 oksigen ke miokard tidak sadar.
menurun. O:
 Pasien tampak
mengalami
penurunan
kesadaran
 GCS 7 ( Supor )
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dihentikan
 Pasien
meninggal
4. 5 Intoleransi aktivitas S : keluarga pasien
November berhubungan dengan mengatakan ibunya
2015 ketidakseimbangan tidak bisa
antara kebutuhan dan menggerakan
suplai oksigen. anggota tubuh.
O : pasien mengalami
stroke
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dihentikan
 Pasien
meninggal
BAB IV

PEMBAHASAN
Setelah diberikan Asuhan keperawatan pada Ny”S” dengan Infark
Miokard Akut di Ruang Perawatan IGD RSUD Palembang BARI.

4.1 Pengkajian
Saat pengkajian pada Ny “S” tidak mendapat kesulitan karena
informasi juga didapat dari keluarga klien dimana informasi didapatkan
langsung melalui wawancara, observasi, tindakan medis dan keperawatan
yang di angkat yaitu
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri coroner
3. penurunan curah jantung b/d supply oksigen ke miokard
menurun.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen.

4.2 Diagnosa keperawatan


Secara konsep terdapat 4 diagnosa keperawatan yang mungkin timbul
pada klien yang mengalami Infark Miokard Akut yaitu :
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri coroner
3. penurunan curah jantung b/d supply oksigen ke miokard
menurun.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen.
Dari uraian diatas 4 diagnosa keperawatan secara konsep ada pada Ny. “S”
yaitu 4 diagnosa keperawatan dengan kesamaan permasalahannya, dimana sesuai
dengan pengkajian Ny “S” secara Head To Toe.
1.3 Implementasi Keperawatan

Pada tahap perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnose


keperawatan yang muncul pada Ny “S” disesuaikan dengan kondisi, situasi dan
kemampuan klien serta disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia di
ruangan.

1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi, kecemasan.


Implementasi : Pada Implementasi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan sarana, prasarana dan kebutuhan klien.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri coroner
Implementasi : Pada Implementasi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan sarana, prasarana dan kebutuhan klien.
3. penurunan curah jantung b/d supply oksigen ke miokard menurun
Implementasi : Pada Implementasi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan sarana, prasarana dan kebutuhan klien.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen.
Implementasi : Pada Implementasi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan sarana, prasarana dan kebutuhan klien.

1.4 Evaluasi

1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi, kecemasan.


Evaluasi : Pada Evaluasi Implementasi dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan sekunder
terhadap sumbatan arteri coroner
Evaluasi : Pada Evaluasi Implementasi dapat dilaksanakan dengan baik.
3. penurunan curah jantung b/d supply oksigen ke miokard menurun
Evaluasi : Pada Evaluasi Implementasi dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen.
Evaluasi : Pada Evaluasi Implementasi dapat dilaksanakan dengan baik.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Infark Miokard Akut ( IMA ) adalah suatu keadaan dimana otot


jantung tiba-tiba tidak mendapat suplai darah akibat penyumbatan
mendadak arteri koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya plak. (
Kabo, 2008 )

IMA adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat


kekurangan oksigen berkepanjangan. ( Corwin, 2009 )

Dari pengkajian yang dilakukan pada Ny “S” maka diagnosa keperawatan


yang muncul adalah:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cidera iskhemia jaringan
sekunder terhadap sumbatan arteri coroner
3. penurunan curah jantung b/d supply oksigen ke miokard
menurun.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen.
5.2 Saran

1) Bagi RSUD Palembang BARI


Semoga makalah ini dapat menjadi wahana pertukaran informasi
dengan dunia pendidikan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan rumah sakit dan sebagai tambahan kepustakaan dalam
memberikan pelaksanaan keperawatan yang komprehensif pada klien
Infark Miokard Akut.

2) Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan pengalaman,
pemahaman tentang bagaimana mengelola dan mencapai tujuan asuhan
keperaeatan berkualitas pada situasi yang nyata.

3) Bagi Institusi Akademi


Bagi suatu bahan kajian dan evaluasi yang memberikan gambaran
kondisi lapangan, sehingga untuk kedepannya dapat membekali
mahasiswa dengan keterampilan yang di butuhkan.

Anda mungkin juga menyukai