Anda di halaman 1dari 21

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : RASIYDAH HELFIANA, S.ked

NIM : 10542052313

Judul : INSOMNIA NON ORGANIK (F51.0)

Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepanitraan klinik

Bagian Ilmu Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, Maret 2019

Pembimbing

dr. Fanny Widjaya, Sp.KJ

2
LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Insomnia Non Organik (F51.0)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Mr. L

TTL : 01-02-1964

Umur : 55 tahun

JenisKelamin : laki laki

Pekerjaan : Petani

II. Alamat : Bontae kec.mattirobulu pinrang

III. Pendidikan : SD

IV. Status Perkawinan : Sudah Menikah

V. Agama : Islam

VI. Suku : Makassar

Ruangan : Poli

VII. RIWAYAT PSIKIATRI


A. Keluhan Utama
Sulit Tidur
B. Riwayat Gangguan Sekarang :
 Keluhan dan Gejala :
 Seorang laki laki usia 55 tahun datang ke poli klinik RSKD

di bawa oleh iparnya dengan keluhan sulit tidur yang di

3
rasakan sejak 1 bulan lalu, dan memberat 1 minggu terakhir,

pasien tidak tau penyebab pasti kesulitan tidurnya, terkadang

saat pasien memaksa tidur maka yang terjadi adalah pasien

berlama lama di tempat tidur dan banyak berpikir tapi pasien

tidak tahu pasti apa yang di fikirkan sehingga tidak bisa

memejamkan mata, sehingga pasien merasa bosan di tempat

tidur dan membuat pasien akan mondar mandir, sampai

datang keinginan tidur atau mengantuk, jika pasien akhirnya

bisa tertidur, biasanya hanya sebentar yaitu kurang dari 1

jam lalu terbangun dan akan sulit tidur kembali, pasien juga

mengatakan terkadang dalam 24 jam sama sekali tidak

pernah tidur, sehingga membuat pasien merasa cemas, dan

penglihatan gelap saat berdiri atau pusing. Pasien juga

mengatakan biasanya pasien mimpi buruk dan mengigau,

dan tidak tau mimpi apa, pasien tidak pernah berobat dan

minum obat, Pasien pertama kali berobat datang ke poli jiwa

ini oleh karena di kampung tidak ada rs jiwa, pasien juga

mengatakan pernah mengalami sulit tidur 2 tahun lalu,

namun tidak berobat, kemudian 1 bulan terakhir muncul

kembali, pasien merasa tidak ada keluhan lain selain

kesulitan tidur, tidak ada gangguan makan, dan lain

sebagainya, makan baik seperti biasa, mandi 2 kali sehari,

hubungan dengan istri , anak dan keluarga lainnya baik.

4
Hendaya/Disfungsi :
 Hendaya sosial (-)
 Hendaya pekerjaan (-)
 Hendaya Waktu senggang (-)
 Faktor Stressor Psikologi :
Stressor psikososial tidak ada
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya :
1. Riwayat Penyakit Dulu :
 Infeksi (-)
 Trauma (-)
 Kejang (-)
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif :
 Narkotika (-)
 Alkohol (-)
 Merokok (-)
 Obat-obat lainnya (-)
D. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya : -
E. Riwayat Kehidupan Pribadi :
1. Riwayat Prental dan Perinatal:
Pasien lahir normal, spontan, cukup bulan (9 bulan), lahir di
bantu oleh dukun. ASI ekslusif . Pertumbuhan dan
perkembangan baik.
2. Riwayat Masa Kanak Awal – Pertengahan :
a) Usia 1-3 tahun
Pasien mendapatkan ASI dan memiliki pertumbuhan serta
perkembangan baik, dirawat oleh ibu kandungnya, berjalan
dan berbicara sesuai umur.
b) Usia 3-5 tahun

5
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sering bermain
bersama tetangga seusianya, interaksi dengan keluarga
baik.
c) Usia 6-11 tahun
Aktif mengikuti kegiatan sekolah, dikenal sebagai anak
yang ramah, bnyak teman, sering bermain dengan tetangga,
teman sekolah dan biasa membantu orang tua
3. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja :
Hubungan pasien dengan keluarga serta teman baik
4. Riwayat Masa Dewasa :
a) Riwayat Pendidikan : SMA
b) Riwayat Pekerjaan : Tidak bekerja
c) Riwayat Pernikahan : Menikah
d) Riwayat Keluarga :
 Merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara
(LK,LK,LK,PR,LK)
 Hubungan pasien dengan saudara yang lainnya baik
 Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang
sama.
e) Riwayat Kehidupan Sosial : Pasien adalah pribadi yang
mudah bergaul.
f) Riwayat Agama : Pasien beragama Islam
g) Situasi Kehidupan Sekarang :Pasien tinggal bersama
suami, dan anak-anaknya.
h) Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya : Pasien
sadar bahwa dirinya sakit

VIII. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan

6
2. Seorang laki laki memakai baju kain warna coklat muda dan

celana hitam, perawakan baik, wajah terlihat sesuai umur,

perawatan diri cukup.

3. Kesadaran
Kualitas : Baik
Kuantitas :E4M6V5 (Compos Mentis)
4. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Saat wawancara, pasien tenang dan berbicara sesuai intonasi
5. Sikap Terhadap Pemeriksa : Pasien kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Apropriate
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf Pendidikan: Sesuai dengan taraf pendidikan (SD)
2. Orientasi :
a) Waktu : Baik
b) Tempat : Baik
c) Orang : Baik
3. Daya Ingat :
a) Jangka Panjang : Baik
b) Jangka Sedang : Baik
c) Jangka Pendek : Baik
d) Jangka Segera : Baik
4. Konsentrasi dan perhatian : Baik
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat Kreatif : Tidak ditemukan
7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi:

7
 Halusinasi : Tidak ada
 Ilusi : Tidak ada
 Depersonalisasi : Tidak ada
 Derealisasi : Tidak ada
E. Pikiran
1. Arus pikiran : Relevan
2. Isi Pikiran : tidak ada gangguan isi pikir
3. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : Baik
2. Uji Daya Nilai : Baik
3. Penilaian Realitas : Tidak terganggu
4. Tilikan : Derajat VI (sadar kalau dirinya sakit dan
perlu pengobatan)
H. Taraf dapat Dipercaya :Dapat di percaya

IX. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS


 Status Internus
 TD : 130/90 mmHg
 N : 82x/m
 P : 22x/m
 S : 36,60C

 Status Neurologis
 Kepala : Normocephal
 Konjungtiva : Anemis (-/-)

X. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

8
Seorang laki laki usia 55 tahun datang ke poli klinik RSKD di

bawa oleh iparnya dengan keluhan sulit tidur yang di rasakan sejak 1

bulan lalu, dan memberat 1 minggu terakhir, pasien tidak tau penyebab

pasti kesulitan tidurnya, terkadang saat pasien memaksa tidur maka

yang terjadi adalah pasien berlama lama di tempat tidur dan banyak

berpikir tapi pasien tidak tahu pasti apa yang di fikirkan sehingga tidak

bisa memejamkan mata, sehingga pasien merasa bosan di tempat tidur

dan membuat pasien akan mondar mandir, sampai datang keinginan

tidur atau mengantuk, jika pasien akhirnya bisa tertidur, biasanya hanya

sebentar yaitu kurang dari 1 jam lalu terbangun dan akan sulit tidur

kembali, pasien juga mengatakan terkadang dalam 24 jam sama sekali

tidak pernah tidur, sehingga membuat pasien merasa cemas, dan

penglihatan gelap saat berdiri atau pusing. Pasien juga mengatakan

biasanya pasien mimpi buruk dan mengigau, dan tidak tau mimpi apa,

pasien tidak pernah berobat dan minum obat, Pasien pertama kali

berobat datang ke poli jiwa ini oleh karena di kampung tidak ada rs

jiwa, pasien juga mengatakan pernah mengalami sulit tidur 2 tahun

lalu, namun tidak berobat, kemudian 1 bulan terakhir muncul kembali,

pasien merasa tidak ada keluhan lain selain kesulitan tidur, tidak ada

gangguan makan, dan lain sebagainya, makan baik seperti biasa, mandi

2 kali sehari, hubungan dengan istri , anak dan keluarga lainnya baik.

Berdasarkan hasil pemeriksaan status mental, pasien laki laki 55


tahun, wajah sesuai usia, memakai baju kain warna coklat muda dan
celana hitam, perawakan baik, perawatan diri baik. Pasien cukup koperatif

9
dan tenang, kesadaran baik, pasien berbicara sesuai intonasi. Keadaan
afektifnya mood eutimia, afek apropriate, empati dapat dirabarasakan.
Fungsi intelektual dalam orientasi baik, daya ingat baik, konsentrasi dan
perhatian baik, pikiran abstrak baik, tidak terdapat gangguan persepsi.
Penilaian realitas tidak terganggu.

XI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)


 Aksis I
- Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, tidak

ditemukan penyakit yang menyebabkan disfungsi otak,

sehingga pasien bukan penderita gangguan mental organic

(F.0)

- Berdasarkan hasil anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat

mengkonsumsi obat psikoaktif dan minum alkohol, pasien ini

bukan penderita gangguan mental dan perilaku akibat zat

psikoaktif (F.I)

- Pada pasien ini tidak didapatkan adanya gangguan dalam

menilai realita, karena tidak ada waham ataupun halusinasi.

Pasien ini bukan penderita gangguan psikotik (F.23)

- Pada pasien ini tidak ada afek elevasi, peningkatan aktivitas

psikomotor atau peningkatan aktivitas fisik dan mental, pasien

ini bukan termasuk gangguan manik. Pada pasien ini juga

tidak terlihat memiliki afek depresi, tidak ada penurunan minat,

atau pun merasa kehilangan energi, pasien ini bukan termasuk

gangguan depresi. Karena tidak terdapat kriteria depresi dan

10
manik pada pasien ini bukan penderita gangguan suasana

perasaan (F30)

- Pada pasien inti tidak ditemuakn adanya keluhan kecemasan,

panik, stres berat, fobia, atau keluahn lain , sebingga pada

pasien ini bukan menderita gangguan neurotik (F.4)

- Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan tidur, yaitu pasien

sulit memulai untuk tidur dan mempertahankan tidurnya, hal

ini dirasakan 3 bulan, dan memberat 1 minggu terakhir.

Keadaan ini yang membuat pasien merasa kualitas tidurnya

buruk sehingga mempengaruhi aktivitas pasien. Maka pasien

ini menderita insomnia non organik (F51.0)

 Aksis II
Ciri kepribadian tidak khas
 Aksis III
Tidak ditemukan adanya gangguan medis lainnya
 Aksis IV
Faktor stressor psikososial tidak ditemukan
 Aksis V
Pada pasien ini mengalami beberapa gejala ringan,

disabilitas ringan dalam beberapa fungsi, secara umum masih baik.

maka Aksis V didapatkan GAF scale 70-61

XII. PROGNOSIS
 Faktor pendukung
 Pasien sadar dirinya sakit dan mau berobat
 Adanya dukungan keluarga
 Faktor penghambat

11
 Faktor stressor tidak diketahui
 Pasien telah mengalami keluhan berbulan bulan

XIII. RENCANA TERAPI


1. Psikofarmako :
- Clobazam 10 mg (0-1/2-1/2)
- Alprazolam 0,25 mg (0-1/2-1)
- Diazepam 5 mg (0-0-1)

2. Psikoterapi :
 Supportif dengan dukungan keluarga agar lebih
memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien
serta lebih memperhatikan keteraturan pasien dalam
meminum obat. Pasien diberikan reassurance dn
kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum
tampak, didukung egonya agar lebih bisa beradaptasi
optimal dalam fungsi social dan pekerjaannya.
3. Sosioterapi:
 Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
terdekat pasien tentang gangguan yang dialami pasien,
sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang
kondusif sehingga membantu proses penyembuhan pasien
serta melakukan kunjungan berkala.

XIV. DISKUSI

Gangguan tidur non organic mencakup :

a. Dissomnia : kondisi psikogenik primer dengan cirri gangguan pada

jumlah, kualitas atau waktu tidur akibat emosional  insomnia,

hiperinsomnia, gangguan jadwal tidur

12
b. Parasomnia : peristiwa episodic abnormal selama tidur. Pada masa kanak

ada hubungan dengan perkembagan anak, pada orang dewasa berupa 

somnabulisme, night terror, nightmare

Diagnosis banding :

 Insomnia non organic(F51.0)

 Gangguan tidur organic (G47)

 Reaksi stress akut (F43.0)

 Gangguan penyesuaian (F43.2)

Penegakan diagnosis

 Anamnesis :

1. Keluhan utama : susah memulai tidur, selalu terbangun, kualitas

tidur buruk

2. Lebih 3x dalam seminggu minimal dalam 1 bulan mengalami

gangguan tidur

3. Mudah tersinggung, bad-mood, cepat marah, mudah lelah dan ciri-ciri

lain kurang tidur

4. Mengatakan dirinya tegang, cemas, khawatir atau depresif saat tidur

dan merasa seolah olah pikirannya melayang>

5. Mengeluh tak cukup tidur, banyak masalah pribadi, gangguan

kesehatan dan khawatir tdak bias tidur menyebabkan kematian.

6. Menyatakan mereka minum obat tidur untuk mengatasinya

 Pemeriksaan fisik :

13
1. Kelihatan kelelahan dan tegang

2. Tekanan darah rendah

3. Wajah tampak pucat

Criteria penegakan diagnosis pasti (PPDGJ):

a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur atau

kualitas tidur yang buruk

b. Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal satu

bulan

c. Adanya preokupasi dengan tidak bias tidur dan peduli berlebihan

terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari

d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas atau kualitas tidur menyebabkan

penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam social

pekerjaan.

Diagnosis kerja

Multiaksial diagnosis

Axis I = F51.0 insomnia nonorganic

Axis II – V = tergantung scenario

Insomnia non organic


 Definisi :

suatu kondisi tidur yang tidak memuaskan secara kuantitas dan/atau

kualitas, yang berlangsung untuk satu kurun waktu tertentu.

 Etiologi :

Emosi adalah factor utamanya. Bukan disebabkan karena factor organic.

14
 Factor resiko :

- Terjadi peningkatan stress

- Wanita

- Orang yang lebih tua

- Orang yang secara psikologis terganggu

- Orang dengan sosioekonomi kurang beruntung

Penatalaksanaan

Pengobatan insomnia non organic merupakan pengobatan yang paling sulit

diantara gangguan tidur : psikoterapi yang berguna.

1. Metode deconditioning : pasien diminta untuk menggunakan tempat

tidurnya hanya untuk tidur bukan hal lain.

2. Berbagai tindakan non spesifik -Hygiene tidur- hal.221 kaplan

saddock.

o Tidur dengan penerangan yang redup

o Siang hari perbanyak aktivitas

o Siang hari tidak boleh tidur

o Jangan nonton tv sebelum tidur

o Jangan olahraga sebelum tidur

o Suhu ruang tidur nyaman

o Jangan membhasa masalah di malam hari

3. Terapi cahaya.

4. Farmakologi :

15
a. Benzodiazepine

b. Chloral hydrate(noctec)

c. Obat hipnotik  digunakan dengan sangat hati2

Prognosis

Dubia ad bonam

Komplikasi

o Gangguan emosi

o Letargi, mudah tersinggung

Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status mental, didapatkan


gejala susah tidur terhadap sesuatu yang tidak dia ketahui pasti
penyebabnya dan muncul secara tiba-tiba. Pasien juga tidak merasa adanya
keringat dingin dan berdebar-debar yang berlebihan tapi terkadang cemas.
Bersarkan PPDGJ III Maka pasien ini menderita insomnia non organik
(F51.0).

XV. FOLLOW UP
 Follow up tanda vital
 Keteraturan minum obat

16
XI. AUTOANAMNESIS 18 Maret 2019
DOKTER MUDA (DM), PASIEN (P)

DM : Assalamu’alaikum. Selamat pagi pak

P : Wa’alaikumsalam, selamat pagi.

DM : Perkenalkan nama sayasiydah dokter muda yang bertugas di sini,

Bapak namanya siapa?

P : mr. L dok

DM : bapak umurnya berapa?

P : 55 tahun dok.

DM : kenapaki bapak lambae?

P : ini dok saya susah sekali tidur,

DM : sejak kapan kita rasakan seperti ini pak?

P : sejak 1 bulan yang lalu, sampai sekarang saya susah sekali tidur.

DM :apa yang biasa yang buat bapak tidak bisa tidur, dan apa yang

bapak lakukan supaya bisa tidur?

P : saya juga tidak tau kenapa saya tidak bisa tidur, biasanya saya

kalau tidak bisa tidur saya gelisah sekali dan jalan jalanka kesana kemari,

karena biasa saya bosan di ranjang tidak bisa tertutup mata.

DM :sejak itu seringki merasa bagaimana?

17
P : seringka merasa lemah, pusing, gelisah karena tidak ada sekali

tidur.

DM :mungkin ada lagi gejala lain yang kita rasa?

P :tidak ada, hanya susah tidur saja yang saya rasakan.

DM : pernahki minum obat supaya bisa tidur pak, atau pernahki coba

periksa sebelum kesini ?

P : tidak pernah dok’ karena di kampong tidak ada rs jiwa. Ini

pertama kali saya datang kesini karena di kasi tau sama keluarga , bagus

berobat di sini kalau susah tidur.

DM : bapak pernah alami ini sebelumnya?

P : iyye pernah dok, sekitar 2 tahun lalu, tapi tidak berobat, baru

sekarang muncul lagi.

DM : bapak sama keluarga tidak ada masalah kh, atau di pekerjaannya

bapak apakah ada masalah?

P : tidak ada dok’ semuanya baik baik saja.

DM :bagaimana tidur dan nafsu makan ta?

P : kadang susahka tidur, makan baikji ia

DM : tidak adaji lagi yang kita rasakan?

P : ituji saja dokter

DM : tidak adaji suara-suara kita dengar atau lihat bayangan?

18
P : tidak adaji dokter

DM : Berapaki bersaudara dan anak keberapaki?

P : anak ke tiga dari empat bersaudara

DM : bagaimana dengan aktivitas sehari-hari ta tidak tergangguji?

P : tidak ji dok selalu ka pergi kebun sama urus rumah, tapi biasa

pusingka karena gelap penglitanku kalau tiba tiba ka berdiri,

apalagi kalau dalam satu hari tidak bisa tidur.

DM : bagaimana hubungan dengan keluarga dan tetangga-tetanggata?

P : baik ji dok tidak adaji masalah.

DM : tidak adaji riwayat penyakit ta bu atau pernah ki dirawat dirumah

sakit atau pernahki jatuh bu?

P : tidak ji dok

DM :masih kita ingat dimanaki SD?

P : iye SD pinrang

DM : siapa yang antarki kesini?

P : ipar

DM : naik apa ki tadi kesini?

P : naik motor

DM : bagaimana menurutta dengan bola?

P : bulat bentuknya.

19
DM : oh iye makasih pak di nanti dikasi obat semoga cepatki sembuh

P : iye sama-sama dokter.

XII. ALLOANAMNESIS
Berikut kutipan hasil anamnesis saya bersama keluarga pasien
(DM : Dokter Muda, KP: Keluarga Pasien)
DM : Assalamualaikum pak, perkenalkan saya dokter muda siydah. Siapa
namata pak ?
KP : Waalaikumsalam, bahar dok
DM : Siapa yang sakit pak?
KP : Ini dok iparku
DM : Kenapai ini iparta pak? Apa keluhannya?
KP : ini dok tidak bisa tidur kodong
DM : Sejak kapan itu pak?
KP : Adami 1 minggu dok, lama mi sebenarnya dok adami 1 bulan dok
tapi barupi ini tidak ada sekali tidur nya dok, karena baru saya bawa
ke Makassar, dan baru saya liat makanya saya bawa kesini, kalau di
kampong tidak ada rs jiwa dok
DM : Kalau tidak tidur ki biasa apa na kerja pak? Dia gelisah atau
cemas? Tidak mondar mandir ji pah?
KP : iye mondar mandirki sa liat dok
DM : Pernah ada na bilang kayak dengar bisikan – bisikan? Atau
pernah ki liat ki bicara-bicara sendiri?
KP : tidak pernah dok
DM : Kalau siang apa na kerja pak? Tidur siang ji?
KP : Na urus ji anaknya sama istrinya dok, na bersihkan rumah juga
dok, tidak pernah tidur dok kalau siang, mengantuk ji iyya na
bilang dok
DM : Pernah mi berobat sebelumnya ini iparta?
KP : Barupi dok

20
DM : Awal nya susah tidur bagaimana cerita nya pak? Atau ada
kejadian tertentu sebelumnya?
KP : Tidak ada ji dok, tiba – tiba saja, sya juga heran dok, na tidak
adaji juga masalahnya dok. Itulagi selalu ji mengantuk sekali na
bilang dirinya dok, na tidak bisa sekali tidur sampai pagi. Baru
kalau pagi mi, lemas mi itu na rasa sama oleng mi dok, biasa
kusuruh ji minum susu beruang dok.
DM : ooh begitu pak di’. Bagaimana orangnya ini saudara ta pak
sebelumnya ada gangguan tidurnya?
KP : Baek ji dok, agak pendiam memang dok tapi bergaulji, kalau ada
masalahnya apa na bilang ji dok
DM : Akhir – akhir ini tidak adaji masalahnya pak?
KP : Tidak adaji dok nabilang, baik baik semuanya
DM : Anak ke berapa ini iparta? Berapa ki bersaudara?
KP :4 dok, anak ke 3 laki laki semua kakaknya, adenya 1 perempuan
DM : Hubungan dengan keluarga bagaimana pak?
KP : Baek ji dok tidak adaji masalah
DM : Sudah berapa lama mi iparta menikah?
KP : Adami kurang lebih 20 tahun dok, anak pertama nya 17 tahun mi
DM : Sama siapa sekarang tinggal iparta pak?
KP : Sama istri nya dok dengan anaknya, biasa ja juga datang
dirumahnya dok
DM : ooh iye. di keluarga ta ada juga yang sakit begini?
KP : Tidak ada dok
DM : pak sebagai saudara nya ingatkan ki di’ iparta untuk rajin minum
obat supaya bisa cepat sembuh, kalau misalnya ada masalahnya
iparta kita bisa bantuki supaya iparta berbagi cerita di’
KP : Iye dok terimakasih banyak
DM : Iye sama-sama bu

21
DAFTAR PUSTAKA

1. PPDGJ-III dan DSM-5. Badan Penerbit FK UNIKA Atma Jaya. Jakarta

2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan dan Sadock Buku Ajar Psikiatri Edisi 2.

Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

3. David A Tomb. Buku saku psikiatri edisi 6; penerbit EGC, jakarta; 2010

4. I.M.Ingram,G.C Timbury, R.M. Mowbray. Catatan kuliah psikiatri edisi


6; penerbit EGC; 2010

5. Barry Guze, Steven R, Daniel J. Buku saku psikiatri residen bagian


psikiatri UCLA, jakarta; 2010

22

Anda mungkin juga menyukai