Pelayanan KB
Pelayanan KB
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sejarah manusia berabad-abad lamanya tidak seorangpun yang tahu bagaimana
terjadinya kehamilan. Waktu itu hubungan antara persetubuhan suami istri dengan kehamilan
tidak diketahui sama sekali, kehamilan disangka disebabkan oleh sesuatu yang masuk atau
termakan oleh wanita atau disebabkan oleh pengaruh matahari dan bulan atau hal-hal lainnya.
Maka dengan sendirinya cara keluarga berencana yang pertama dilakukan adalah dengan
jalan berdoa dan memakai jimat anti hamil, sambil meminta dan berharap supaya wanita itu
jangan hamil.
Kemudian disangka bahwa wanita menjadi hamil karena kemasukan roh halus kedalam
tubuhnya dan cara kontrasepsi adalah dengan memakai jimat anti hamil, atau jamu-jamuan untuk
mengusir roh dan badan halus tersebut.
Pada zaman Yunani kuno, Soranus dan Ephenus telah membuat tulisan ilmiah tentang
cara menjarangkan kelahiran. Cara waktu itu adalah mengeluarkan semen (air mani) dengan
membersihkan vagina dengan kain dan minyak. Ada pula yang memakai alat-alat yang dapat
menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim, umpamanya dengan memasukkan rumput,
daun-daunan, atau sepotong kain perca ke dalam vagina.
Menurut beberapa ahli, pada zaman mesir kuno, dari relief dan manuskrip berhuruf
hiroglif dijumpai keterangan mengenai cara orang Mesir kuno menjarangkan kelahiran. Menurut
ahli sejarah Avicena (Ibnu Sina), seorang tabib dan filsuf Arab zaman Persia telah menganjurkan
cara-cara menjarangkan kelahiran.
3
Pada Zaman Tiongkok kuno dan India kuno telah ada obat dan jamu yang maksudnya
untuk mencegah kehamilan.
Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang khasiatnya
dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat hindu bali sejak dulu hanya ada nama untuk
empat orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan supaya pasangan suami istri
mengatur kelahiran anaknya sampai empat.
Di Indonesia keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat.
Pada tanggal 23 Desember 1957 mereka mendirikan wadah dengan nama perkumpulan keluarga
Berencana Indonesia (PKBI ) dan bergerak secara silent operation membantu masyarakat yang
memerlukan bantuan secara sukarela, jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga
Berencana nasional.
4
Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan pemerintah melalui Keppres No. 8 tahun
1970 dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN ) yang
bertanggung jawab kepada presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan
dan penilaian pelaksanaan program keluarga Berencana.
Melalui Keppres no. 33 tahun 1972 dilakukan penyempurnaan struktur organisasi, tugas
pokok dan tata kerja BKKBN. Dengan Keppres no 38 tahun 1978 organisasi dan struktur
BKKBN disempurnakan lagi, dimana fungsinya diperluas tidak hanya masalah KB tetapi juga
kegiatan-kegiatan lain, yaitu kependudukan yang mendukung KB (beyond family planning).
Sesuai dengan perkembangan program pembangunan nasional, ditetapkan adanya Menteri
Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH ) dengan Keppres no 25 tahun 1983 yang
bergerak langsung dalam bidang kependudukan, maka dilakukan lagi penyempurnaan organisasi
BKKBN dengan keppres no 64 tahun 1983 dengan tugas pokok adalah menyiapkan kebijak-
sanaan umum dan mengkoordinasikan penyelenggaraan program secara menyeluruh dan terpadu.
Keberhasilan program ini dapat dicapai dengan komitmen politis yang tinggi dari
pemerintah dan keuletan serta kesungguhan para unit pelaksana, partisipasi dan institusi
masyarakat serta anggota masyarakat.
Kebijakan, hukum dan program pemerintah sangat mempengaruhi methode-methode yang telah
tersedia dan cara pelayanannya. Program yang menyediakan kontrasepsi modern yang didukung
oleh kebijakan dan persetujuan pemerintah, serta pendidikan yang dikombinasi dengan keadaan
social yang kondusif, merupakan program yang paling efektif untuk menurunkan fertilitas
5
(maudlin dan ross,1991 ) dalam dasa warsa terakhir, sedikitnya lima puluh Negara telah secara
resmi pengumuman kebijakan atau hukum yang mendukung keluarga Berencana untuk
mengurangi pertambahan penduduk, mencapai tujuan pembangunan nasional, mendukung hak
setiap orang untuk menentukan ukuran keluarga dan / atau untuk menjamin pemerataan
penyediaan pelayanan (Popilation report, 1984).
PKBI merupakan salah satu LSM yang menjadi pelopor keluarga Berencana dan berkomitmen
meningkatkan status kesehatan reproduksi rakyat Indonesia.
a) Sejarah
PKBI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 bertempat di gedung IDI A Dr. Sam
Ratulangi 29 Jakarta, yang melibatkan tokoh-tokoh pendiri antara lain seperti DR R.Soeharto,
Ny. Dr. Hurustiati Soebandrio, Ny Nani Soewondo SH, Ny Untung, Ny H.RABS Samsuridjal,
Prof DR. Sarwono, Prawirohardjo , Ny Pojotomo, Dr. M. Judono, Dr.R.Hanifa Winyosastro, Ny
Roem, Dr. Koen S Martiono. Tokoh seperti Dr Abraham Stone (telah meninggal) dan Mrs
Dorathy Brush (juga telah wafat) bersama Dr. R Soeharto (juga telah wafat) pernah menghadap
Presiden Soekarno yang saat itu tetap tidak membenarkan usaha keluarga berencana secara luas
terbuka atau sebagai unsur politik kependudukan, meskipun demikian beliau dapat menyetujui
keluarga berencana dengan cara tubektomi sekalipun demi kesehatan dan keselamatan sang ibu.
Pada tahu 1970 PKBI menjadi unit pelaksana dari program nasional yang dikoordiner
oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
6
Pada tahun 1970 PKBI menjadi unit pelaksana dari program nasional yang dikoordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
b) Filosofi
Perkumpulan percaya bahwa keluarga adalah pilar utama untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera. Keluarga yang dimaksud ialah keluarga bertanggung jawab, yaitu keluarga yang
menunaikan tanggung jawab dalam dimensi kelahiran, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan
masa depan.
Dimensi Kelahiran : Artinya bahwa kelahiran anak dalam setiap keluarga terjadi atas keinginan
yang direncanakan.
Dimensi Pendidikan artinya bahwa pendidikan dalam setiap keluarga ditujukan seluas-
luasnya untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan dan kepribadian, dengan memberikan
kesempatan yang sama untuk setiap anggota keluarga serta dilaksanakan secara dialogis.
c) Misi
7
d) Nilai
Tidak membedakan ras, agama, warna kulit, aliran politik, umur, jenis kelamin, status
ekonomi dan fisik. Melakukan pendekatan pelayanan yang manusiawi, holistic dan
berkelanjutan. Berpegang teguh pada semangat profesionalisme, kemandirian, kepeloporan, dan
kerelawanan, dan tidak semata-mata untuk mencari keuntungan (not merely to profit)
Menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, demokratisasi, dan keadilan social.
e) Struktur Organisasi
Struktur organisasi PKBI berbentuk vertical dari tingkat pusat, daerah/propinsi dan
cabang/kabupaten. Terdiri dari 2 kelompok pelaku organisasi yaitu kelompok pengambil
kebijakan umum (governing body) dan kelompok staf pelaksana (Executive Team) Untuk
membantu tugas mengambil kebijakan umum dalam pengambilan kebijakan umum (Governing
Body) dan kelompok staf pelaksana (Executive Team), Untuk membantu tugas mengambil
kebijakan umum dalam pengambilan kebijakan perkumpulan, dibentuk pula Panitia Ahli yang
terdiri dari para pakar dibidangnya dan sudah memahami PKBI dan dunia LSM.
Struktur organisasi staf pelaksana dipimpin oleh Direktur pelaksana pusat, Direktur
Pelaksana diangkat dan bertanggung jawab kepada pengurus Nasional Khusus untuk mengelola
Wisma PKBI, Pengurus menunjuk langsung seorang Manager Wisma PKBI, Pengurus langsung
seorang Manager wisma dan bertanggung jawab kepada PHN.
8
3. Mengintensifkan bimbingan dan pertemuan-pertemuan teknis.
4. Mengembangkan dan menerangkan system Informasi management pada semua tingkatan
untuk memenuhi kebutuhan internal dan ekternal.
5. Memperkuat citra perkumpulan melalui pengembangan jaringan dengan pihak lain,
lembaga donor, pemerintah, media dan melalui penyebaran informasi mengenai konsep
"Keluarga Bertanggung Jawab" dan kegiatan-kegiatan perkumpulan.
6. Memperluas peran Perkumpulan untuk mengakomodasi kebutuhan pelatihan internal dan
eksternal. Mengembangkan alat management, khususnya pedoman supervises ke cabang-
cabang.
a. Fungsi BKKBN
9
2. Koordinasi dan penyelenggaraan perencanaan program dan bantuan Luar negri serta
mengumpulkan data dan informasi Keluarga.
3. Koordinasi dan penyelenggaraan, peningkatan peran serta, masyarakat dalam program
Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga sejahtera
4. Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program pembangunan keluarga sejahtera.
Koordinasi dan penyelenggaraan dan pembinaan program keluarga berencana Nasional
dan kesehatan Reproduksi. Koordinasi dan penyelenggaraan pelatihan Nasional dan
Internasional, Pengembangan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan
keluarga sejahtera,
5. Koordinasi dan penyelenggaraan dan pengawasan fungsional administrasi umum dan
keuangan, ketenagaan dan materiel, serta pengelolaan program keluarga Berencana
Nasional dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Pelayanan kebidanan di Indonesia perlu ditingkatkan mengingat masih tingginya angka
kematian ibu dan anak (AKIA). Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam pelayanan
kebidanan zaman dahulu dengan pelayana kebidanan zaman sekarang merupakan wujud
peningkatan pelayanan kebidanan. Tetepi dalam melakukan perubahan tersebut tidaklah mudah,
butuh proses dan waktu yang tidak singkat untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang
berkualitas.
Dari uraian di atas pula, maka dapat diambil kesimpulan yakni sejarah perkembangan di
masing-masing negara jelas memiliki perbedaan. Baik itu dalam perkembangan pelayanan,
maupun pendidikan kebidanannya.
Dengan demikian, uaraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding dan dapat kita pilah
mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.
3.2 SARAN
Suatu program dari pemerintah yang telah dibuat tidak akan berjalan dengan sukses tanpa
adanya proses kerjasama antara petugas yang terkait dan masyarakat sekitar. Petugas sebaiknya
memiliki rasa bersabat dan rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini akan menumbuhkan rasa simpati
masyarakat dan dapat meringankan tugas mereka. Sedangkan untuk masyarakat, mereka harus
mengubah pola pikir untuk menjadi masyarakat yang maju dan demokratis. Semua ini
diharapkan dapat menjadi solusi bagi negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
11
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihanna.
prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan
http://www.akademika.or.id/arsip/FER-T-WD.PDF
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/919/934/
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6305504520.pdf
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-fazidah2.pdf
http://www.lusa.web.id/perkembangan-kb-di-indonesia/
12
SEJARAH PERKEMBANGAN KB DI INDONESIA
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK : II
1. UMI KALSUM 6. NORA APRIANI
2. SELLYANA 7. AYU NOVITA SARI
3. R.A WILIA APRIYANTI 8. SESI DAYANTI
4. PURWANI 9. FUJI ASTUTI
5. WINDA RIANI 10. MIFTAHUR ROHMAH
13
14