Kerusakan Lingkungan
Kerusakan Lingkungan
PENDAHULUAN
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terjadi setiap tahun dan cenderung
meningkat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Peningkatan kebakaran hutan
dan lahan terjadi karena adanya intervensi manusia dengan lingkungannya dalam
bentuk konversi hutan dan lahan untuk kegiatan pertanian, transmigrasi,
perladangan, perkebunan dan kegiatan pengusahaan hutan (HTI/HPH),
pembukaan lahan dengan menggunakan api. Kegiatan-kegiatan tersebut
cenderung bersifat eksploitatif tanpa memperhitungkan dampak kerugian terhadap
sumberdaya alam dan lingkungan.
2
ekonomi total kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan.
Berdasarkan latar belakang, maka tujuan utama dari penelitian ini yaitu
menyusun dan mengevaluasi metode penilaian ekonomi kerusakan lingkungan
akibat kebakaran hutan dan lahan. Atas dasar tujuan utama penelitian maka
tujuan operasional dari penelitian ini sebagai berikut:
(1) Menganalisis pengaruh kebakaran hutan dan lahan serta metode penilaiannya,
untuk mengetahui total kerugian di kawasan hutan dan lahan (manfaat dan
fungsinya), biaya mitigasi dan dampak asap kebakaran terhadap masyarakat.
(2) Menganalisis dampak politis kebakaran hutan dan lahan terhadap hubungan
kerjasama dengan negara lain
(3) Menganalisis korelasi dan pengaruh dari faktor alami dan sosial ekonomi
masyarakat terhadap kebakaran hutan dan lahan
Sumberdaya hutan dan lahan merupakan salah satu jenis sumberdaya yang
banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembangunan
ekonomi suatu daerah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan keinginan
meningkatkan perekonomian, menyebabkan pola penggunaan hutan dan lahan
cenderung mengalami degradasi, baik dalam bentuk konversi lahan untuk
pemukiman, perkebunan, penebangan secara illegal, dan pembakaran hutan dan
lahan.
3
pola pembukaan lahan menggunakan api yang akan meningkatkan peluang
terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan pembukaan lahan dengan
menggunakan api dan adanya perubahan cuaca atau faktor alami dalam bentuk
musim kemarau panjang serta ketersediaan bahan bakar yang cukup, maka akan
semakin meningkatkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta kerusakan
lingkungan yang lebih luas.
Kebakaran hutan dan lahan tersebut akan memberikan dampak antara lain:
menurunnya potensi sumberdaya hutan (tangible maupun intangible),
meningkatnya biaya pemadaman kebakaran, kerusakan tanaman perkebunan dan
pertanian, serta perubahan kualitas udara akibat asap kebakaran hutan dan lahan.
4
seharusnya tidak akan ada, jika tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Dampak kebakaran hutan dan lahan juga terjadi pada tanaman perkebunan
dan tanaman pangan antara lain: (a) kerugian finansial dalam bentuk kerusakan
tanaman dan menurunnya produktivitas tanaman, (b) kerugian non finansial yaitu
menurunnya fungsi tanaman sebagai penyerap dan pelepas karbon, serta sebagai
pengendali erosi. Kerugian yang terjadi pada lahan perkebunan dan tanaman
pangan termasuk nilai manfaat yang dapat dikonsumsi atau diproduksi langsung
sehingga dikategorikan sebagai kerugian nilai manfaat (use value).
Selain kerugian dari sisi domestik dalam negeri, adanya asap kebakaran
hutan dan lahan yang menyebar ke negara tetangga (Singapura dan Malaysia)
berpeluang menimbulkan masalah dari aspek politis yaitu dalam hubungannya
dengan diplomasi dan kerjasama internasional karena negara kita dianggap
sebagai perusak dan pencemar lingkungan. Kerugian dari aspek politis dalam
penelitian ini belum dinilai secara ekonomi, tetapi dianalisis secara deskriptif.
Atas dasar dampak dan total kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap
lingkungan maka diharapkan menjadi salah satu parameter untuk mencegah
terjadinya kebakaran sehingga keberadaan hutan dan lahan tetap lestari dan
bermanfaat bagi manusia.
5
Penggunaan SD Hutan dan
Lahan
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penilaian Ekonomi Kerusakan Lingkungan Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan
6
Memperhatikan besarnya kerugian terhadap lingkungan, finansial maupun
non finansial akibat kebakaran hutan dan lahan terhadap sumberdaya hutan dan
lahan perkebunan (tangible dan intangible), peningkatan biaya pemadaman api
dan kerugian akibat asap kebakaran hutan dan lahan, maka perlu dilakukan
penilaian ekonomi total kerugian lingkungan dari setiap sumberdaya yang terkena
dampak, baik yang dapat dimanfaatkan (use value) maupun yang tidak
dimanfaatkan (non use value). Penilaian kerugian dari kerusakan lingkungan
akibat adanya kebakaran hutan dilakukan dengan menggunakan metode penilaian
ekonomi total (total economic value). Bagan alir kerangka berpikir dalam
melakukan penilaian ekonomi kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan
lahan, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Selain itu, terdapat dampak lain yang sangat merugikan yaitu adanya asap
kebakaran hutan dan lahan, yang dapat menurunkan produktivitas dan aktivitas
sosial ekonomi masyarakat maupun aspek politis. Penurunan produktivitas dan
aktivitas sosial ekonomi masyarakat antara lain: kesehatan masyarakat, penduduk
7
tidak kerja, menurunnya kunjungan wisata dan produktivitas penginapan atau
hotel, gangguan transportasi, menurunnya produktivitas tanaman pangan (padi,
palawija dan sayuran). Sedang gangguan dari aspek politis yaitu adanya ancaman
atau gugatan dari negara lain yang dapat mengganggu hubungan diplomasi antara
negara.
Kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan akan bertambah besar
apabila faktor-faktor penyebab kebakaran tidak kondusif dalam mencegah atau
mengurangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (faktor alami dan faktor sosial).
Keragaan curah hujan, kelembaban, suhu dan angin di Kabupaten Sintang tahun
8
1997 dan secara simultan terjadi konflik pemilikan lahan dan ketidakpastian
penguasaan lahan, penggunaan api tidak terkontrol dalam penyiapan lahan oleh
masyarakat, petani maupun perusahaan, tentunya akan semakin memperluas areal
yang terbakar. Adanya kompleksitas penyebab kebakaran hutan dan lahan serta
kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap lingkungan, maka perlu pendugaan
model kebakaran hutan dan lahan antara faktor-faktor penyebab kebakaran dengan
besarnya kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan.
(1) Kebakaran hutan dan lahan memberikan dampak yang sangat merugikan baik
secara ekologi, sosial ekonomi maupun politik. Namun, metode penilaian
ekonomi kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan masih
sedikit dan bervariasi menurut metode penilaian, luas dan lokasi dampak.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian seberapa besar kerugian yang
ditimbulkan akibat kebakaran hutan dan lahan serta bagaimana metode
penilaian ekonominya?.
(2) Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan kerugian dalam bentuk hilangnya
manfaat langsung, tidak langsung dan manfaat bukan guna. Kerugian berbeda
menurut fungsi kawasan hutan dan lahan. Kerugian lain yaitu menurunnya
9
produktivitas masyarakat akibat asap kebakaran dan berpengaruh secara
politis terhadap hubungan kerjasama dengan negara tetangga. Berapa total
nilai ekonomi kerugian lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan di
Kabupaten Sintang? Berapa nilai ekonomi kerugian sumberdaya hutan dan
lahan atas dasar manfaat maupun klasifikasi fungsi kawasan (konservasi,
hutan tanaman, dan perkebunan)? Berapa nilai biaya mitigasi dan kerugian
ekonomi adanya asap kebakaran hutan di Kabupaten Sintang? Bagaimana
dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap hubungan kerjasama dengan
negara tetangga ?
(3) Kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Sintang terkait dengan
adanya aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan faktor cuaca atau kemarau
panjang. Sejauhmana pengaruh faktor-faktor alami dan sosial ekonomi
masyarakat (aktivitas manusia) berperan dalam menyebabkan kebakaran
hutan dan lahan?
(4) Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Sintang diduga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi masyarakat dan faktor alami.
Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar
terhadap masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Bagaimana model
kebakaran hutan dan lahan akibat pengaruh faktor alami dan sosial ekonomi
masyarakat terhadap luas areal terbakar dan nilai kerugian ekonomi ?
(1) Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan praktisi untuk
melakukan perhitungan nilai kerugian ekonomi lingkungan akibat kebakaran
hutan dan lahan
10
1.6. Novelty (Kebaruan)
11