Disusun oleh :
Riwayat MRS
Tanggal 25/12/17 Tanggal KRS 05/12/17
MRS
Riwayat Pasien dengan keluhan sesak, Berat bila aktivitas + Tiduran, Nyeri
MRS Ulu Hati.
Riwayat -
Penyakit
RPD Pasien treatment dari ICCU
Terapi Parenteral
Terapi (Nama obat, Aturan Pakai Tanggal
Kekuatan) 02/01/18 03/01/18 04/01/18 05/01/18
Lasix Injeksi 1 x 20 mg - - -
Novaldo Injeksi 3x1 - -
Novorapid 3x 4 µl
Terapi Oral
B. DASAR TEORI
1. Patofisiologi
a. Kardiomiopati Dilatasi
2. Objektif
Gambar 6. Inotrop dan vasopresor untuk syok kardiogenik (Nicolau et al., 2014)
Terapi yang dibutuhkan untuk kardiomiopati
2. Kardiomiopati dilatasi
1) Spironolakton
Spironolakton merupakan inhibitor aldosterone yang menghasilkan
efek diuretic hemat kalium. Aldosteron sendiri merupakan senyawa
neurohormon yang berperan penting dalam remodeling ventrikuler
(Sukandar et. al., 2013). Memburuknya fungsi ginjal setelah penggunaan
loop diuretik dosis tinggi dikaitkan dengan peningkatan kematian.
Peningkatan kelangsungan hidup terkait dengan penggunaan inhibitor
RAAS adalah yang terbesar pada pasien dengan memburuknya fungsi
ginjal. Selain itu, dapat menurutkan angka rawat inap dan menurunkan
gejala (Sukandar et. al., 2013). Spironolakton mempunyai aktivitas
penghambatan yang dimediasi oleh RAAS dan memberikan hasil klinis
yang bermanfaat pada struktural dan fisiologis pada pasien gagal jantung
disertai gagal ginjal kronik (Agrawal, S., et al 2015).
2) Concor (Bisoprolol)
Pada pedoman ACC/AHA terdapat rekomendasi penggunaan
senyawa β-bloker pada semua pasien gagal jantung, kecuali jika terdapat
kontraindikasi. Pasien tetap harus ditangani dengan pemberian β-bloker
bahkan jika gejala yang timbul telah diatasi dengan inhibitor ACE dan
diuretik karena obat tersebut dapat menyebabkan resiko peningkatan
keparahan (Sukandar et. al., 2013). Berdasarkan PERKI (2015) obat
golongan β-bloker yang umumnya digunakan pada penderita gagal
jantung adalah bisoprolol, carvedilol dan metoprolol. Bisoprolol bersifat
kardioselektif sehingga tidak mengakibatkan bronkospasme yang dapat
sesak nafas dimana Ny.D sudah memiliki keluhan sesak nafas
(PDSKI,2015). Pada dosis yang lebih tinggi (≥ 20 mg) bisoprolol
fumarate juga menghambat adrenoreseptor beta2 yang terletak di otot-
otot bronkial dan vaskular. Untuk mempertahankan selektivitas relatif,
penting untuk menggunakan dosis efektif terendah. Dosis awal diberikan
2,5-5mg/hari (AHFS, 2011)
3) Ramipril 2,5 mg
Ramipril adalah obat golongan penghambat angiotensin converting
enzyme (ACE) generasi kedua dengan mekanisme berikatan dan
menghambat ACE sehingga mencegah konversi angiotensin 1 menjadi
angiotensin 2. Dosis yang digunakan pada dosis 2,5mg hingga
20mg/hari.
4) Sucralfat
Sucralfate adalah garam sukrosa sulfat dan aluminium hidroksida,
yang mengikat mukosa membentuk penghalang untuk menghalangi
difusi dan interaksi asam klorida, pepsin atau garam empedu dan mukosa
esofagus. Dosis yang digunakan yaitu 2x sehari 4 sendok teh 2 jam
setelah makan selama 4-8 minggu (Blaga, 2016; Medscape, 2019).
5) Kalitake
Kalitake mengandung Calsium Polystriren Sulfonat yang
digunakan untuk menstabilkan kadar kalium akibat berbagai faktor
misalnya penggunaan diuretik kuat seperti furosemide (Sjamsiah, 2005).
Kontraindikasi pada
penyakit asma, blok
atrioventrikel derajat
Concor Mencegah terjadinya
4x sehari 1,25 mg 2 dan 3, dan sinus
(Bisoprolol) gagal jantung
bradikardi (Nadi<50
mg/dL) (PERKI,
2015).
4 sendok the
(2 gr) 2 jam Melindungi lambung
setelah dari ESO obat yang
Sucralfat 2x sehari
makan digunakan (MIMS,
selama 4-8 2019)
minggu
6. Monitoring
Monitoring
Obat Target Keberhasilan
Keberhasilan ESO
Tekanan darah
Nilai tekanan darah kembali
meningkat dan sakit kepala,
normal dan syok kardiogenik
Dopamine syok muntah, dan rasa
teratasi
kardiogenik ingin muntah
TD 120/80 mmHg
teratasi
Meningkatkan Mengantuk,
Nilai tekanan darah kembali
kelangsungan pusing, sakit
normal dan kardiomiopati
Spironolakton hidup dan kepala, lesu, kram
teratasi
mengurangi kaki, gangguan
TD 120/80 mmHg
kebutuhan untuk GI (misalnya
rawat inap diare, kram)
pasien (MIMS, 2018)
(Sukandar et al.,
2019).
Tidak terjadi
Pusing, insomnia, Sesak dan nyeri dada teratasi
Sesak dan nyeri
Concor bradiaritmia serta tekanan darah kembali
dada serta
(Bisoprolol) (MedScape, normal
Tekanan darah
2019) TD 120/80 mmHg
meningkat
Gejala Batuk, hipotensi Tekanan darah kembali normal
Ramipril kardiomiopati (MedScape, TD 120/80 mmHg dan
menghilang 2019) kardiomiopati dilatasi teratasi
Nyeri ulu hati
menghilang dan
pendarahan di Konstipasi Nyeri ulu hati teratasi dan
Sucralfat gastrointestinal (MedScape, pendarahan gastrointestinal
akibat 2019) tidak terjadi
spironolakton
tidak terjadi
D. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Lilly, LS. 2011. Patophysiology
Sukandar et al. 2013.
Kataja & Harjola. 2017 animus
PDSKI
Perki, 2015
Van diephen et al, 2017
Thiele, 2016
Pionas, 2015
Ahfs, 2011
Medscape, 2019
Perki 2014
Nice 2017
Mims 2019
Agrawal s et al, 2015
Blaga, 2016
Sjamsiah, 205
Levy B.,Clere-Jehl R., Legras A., Morichau-Beauchant T., Leone M., Frederique
G., Quenot J. P., Kimmoun A., Cariou A., Lassus J., Harjola V. P., Meziani
F., Louis G., Rossignol P., Duarte K., Girerd N., Mebazaa A., Vignon P.,
2018, Epinephrine Versus Dopaminefor Cardiogenic Shock AfterAcute
Myocardial Infarction, Journal of The American College of Cardiology, Vol.
72, No. 2.
Nicolau J. N., Selzman C. H., Fang J. C., dan Stehlik, J., 2014, Pharmacologic
therapies for acute cardiogenicshock, Lippincott Williams & Wilkins, Volume
29 Number 3.