1. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik- baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi
lingkungannya ,serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indanesia.
2. Setiap bangunan gedung Negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
memenuhi criteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan criteria administrasi bagi
bangunan gedung negara.
3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh,
sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima
menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) untuk pekerjaan perencanaan pedu disiapkan secara matang sehingga
memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.
5. Agar Pembangunan Kantor terlaksana dengan baik dalam memenuhi unsur kekuatan
(struktur), kenyamanan pengguna (estetika) dan ekonomis, maka harus diawali
dengan kegiatan perencanaan oleh penyedia jasa Konsultansi Perencana
B. LATAR BELAKANG
2. Gambaran Umum
Daerah Kurau sudah ada lama bahkan sebelum Kabupaten Tanah Laut resmi
terbentuk. Setelah resmi berdiri sebagai kabupaten pada 2 Desember 1965 sebagai
Daswati II Tanah Laut, maka Kecamatan Kurau juga secara resmi berdiri sebagai salah
satu wilayah kecamatan dibawah Kabupaten Tanah Laut.
Pada awalnya pusat pemerintahan kecamatan Kurau berada di desa Kurau
berseberangan dengan pusat kegiatan ekonomi masyarakat kurau (pasar), kemudian
pada sekitar tahun 1980 dibangunlah kantor kecamatan yang lebih representative di
desa Padang Luas, yang mana kantor tersebut menjadi pusat pemerintahan Kecamatan
Kurau hingga sekarang.
Saat ini Kecamatan Kurau berada dibawah kepemimpinan Drs. Ferhad Nurollah,
M.AP, dan kantor kecamatan yang ditempati sudah berusia sekitar 35 tahun, dan
sebagian ruangan sudah tidak bisa difungsikan dikarenakan rusak dimakan usia, dan
untuk memperbaikinya diperlukan dana yang tidak sedikit. Dari dasar itu maka
direncanakan untuk merombak total atau membangun bangunan baru di lokasi
bangunan yang ada saat ini.
1) Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana
yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
2) Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan
tanggungjawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai
KAK ini.
e. Area ruang dalam diharapkan dapat ditata dengan rapi, bernuansa sejuk dan
nyaman serta tenang terhindar dari kebisingan.
f. Konsep hemat energy untuk mendukung pelestarian lingkungan, sehingga tetap sejuk
meskipun tanpa ada air conditioner/ac.
A. Biaya Perencanaan.
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini diperlukan biaya kurang lebih
sebesar nilai Pagu Rp 148.650.000,-(Seratus Empat Puluh Delapan Juta Enam Ratus
Lima Puluh Ribu Rupiah) dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor :45/KPTSMK/2007 tanggal 27 Desember 2007. Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu:
a.untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum sesuai yang tercantum dalam
tabel A s.d. tabel D, dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang
berlaku.
b. bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya
langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
c. pengaturan komponen pembiayaan pada butira)danb)diatas adalah dipisahkan
antara bangunan standar, serta dan non standar dan harus terbaca dalam suatu
rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf,
d. Besarnya biaya konsultan Perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti.
e. ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
perencanaan yangdibuat oleh Kepala Satuan Kerja dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaan konsultan Perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai
peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang,
b. Materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian bahan dan ATK
d. Biaya Penyelidikan tanah sederhana
e. Pembelian dan atau sewa peralatan,
f. Sewa kendaraan,
g. Biaya rapat-rapat,
h. Perjalanan (local maupun luar kota),
i. Jasa dan overhead Perencanaan,
j. Pajak dan iuran daerah lainnya,
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada: DPA SKPD
Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut, Tahun Anggaran 2016.
7).LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG
B .LokasiKegiatan;
1) Lokasi site berada di Jl. Swadaya No.111 Desa Padang, Luas Kecamatan
Kurau, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan, Indonesia
3) Batas-batas Lahan
b. Pemakai bangunan:
i. Struktur organisasi,
ii. jumlah personil–personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk
tahun mendatang (umumnya 5 tahun),
iii. kegiatan utama utama, penunjang, pelengkap, perlengkapan/peralatan khusus,
jenis, berat, dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan:
i. program ruang,
ii. keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang,
i. Air bersih:
1) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
2) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
1) kebutuhan daya,
2) sumber daya dan spesifikasinya,
3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas,spesifikasi).
8.1.LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku,khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/KPTS/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak
bangunan, dan perencanaan fisik bangunan Negara.
1. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket yang
mudah dimengerti oleh pemberi tugas. Perhitungan struktur harus ditandatangani
oleh Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin Sertifikat.
2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
3. Rencana utilitas, dan Tata Hijau/landscape beserta uraian konsep dan perhitungannya.
4. Perkiraan biaya.
1. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui.
Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas harus ditandatangani oleh
PenanggungJawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang mempunyai IjinSertifikat.
S1/D3–Teknik Sipil/2
2 Surveyor 2.00 1.00 3.00
Tahun
S-1/D3–Teknik
3 Drafter Sipil/Arsitektur/2 1.00 1.00 4.00
Tahun
Administrasi/Operator
4 D3 - Ijasah/2 Tahun 1.00 1.00 4.00
Komputer
5.00
*)Sesuaidenganketentuan,makaTenagaAhlidiatasharusmemilikiSertifikattenagaahli
SKA/SKTdariAsosiasidandilengkapidenganCuriculumVitae(pengalamandilengkapi
denganreferensi/suratketerangan)sertaijazah.
**)UntukTenagaPendukungharusmelampirkanIjasah
TUGAS TENAGA AHLI
12.KELUARAN
12.1.TAHAPAN PERENCANAAN
1) Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi
tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu perencanaan.
5) perkiraan biaya.
D. TahapRencana Detail
1) membuat gambar-gambar detail,
2) rencana kerja dan syarat-syarat, (RKS)
3) rincian volume pelaksanaan pekerjaan, (BQ)
4) rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan analisa Biaya
konstruksi-SNI
5) dan menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang bias dipertanggung jawabkan.
E. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)
12.2.KRITERIA.
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan criteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan, yaitu:
a. menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan diDaerah yang bersangkutan,
c. menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian bangunan terhadap lingkungannya,
c. menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan.
3) Persyaratan Struktur Bangunan
d. menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
a. menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan gedung.
a. menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman
dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan didalamya,
b. menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat
evakuasi pada keadaan darurat,
a. menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerja didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya,
a. menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya,
b. menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udarasecarabaik.
c. menjamin sirkulasi udara pada saat tidak ada listrik, tidak pengap saat tidak ada
ac/kipas angina.
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus
bangunan, segi teknis lainnya, misalnya:
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarrian atau konservasi bangunanyangada.
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam
rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3) Solusi dan batasan - batasan kontekstual , seperti faktor social budaya setempat, geografi
klimatologi, dan lain-lain.
12.3. AZAS-AZAS
12.4.PROSES PERENCANAAN
C. Penyerahan Produk DED Gedung harus dilakukan pada akhir masa kontrak
pekerjaan perencanaan DED ini yaitu 120 (seratus dua Puluh) hari Kalender.
D. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti
ketentuan dalam:
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember
2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:45/PRT/M/2007 tanggal27
Desember 2007 Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang
terkait.
4) Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung.
13.PELAPORAN
1) Konsep Perencanaan,
2) PraRencana Teknis,
3) Pengembangan Rencana RencanaDetail,
4) Dokumen Pelelangan,
5) Laporan Pengawasan Berkala,
6) Laporan Akhir Perencanaan.
15 PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya
merneriksa sernua bahan masukan yang diterima dan mencarii bahan masukan lain
yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.