Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ANALISA KONDISI LINGKUNGAN

KABUPATEN LOMBOK UTARA

1. Waktu dan Tempat


a. Analisa Kondisi Lingkungan Kabupaten Lombok Utara (KLU) dilaksanakan pada
tanggal Jumat, 12 Oktober 2018 sampai dengan Minggu, 14 Oktober 2018.
b. Tempat yang dipilih adalah Kabupaten Lombok Utara (KLU) dengan pertimbangan:
i. Daerah tersebut adalah daerah yang terkena dampak gempa yang paling besar;
ii. Daerah tersebut memang sudah dibantu oleh pemerintah dan NGO tapi bantuan
masih belum merata.

2. Kondisi Lingkungan
a. Kondisi Tempat Tinggal Masyarakat Kabupaten Lombok Utara
i. Mayoritas dari kondisi rumah masyarakat Lombok yang mengalami kerusakan
berat rata dengan tanah.
ii. Masih banyak rumah masyarakat Kabupaten Lombok Utara yang dibiarkan
begitu saja oleh pemiliknya;
iii. Sangat sedikit dari masyarakat Kabupaten Lombok Utara yang membangun
kembali rumahnya dengan penambahan kayu pada struktur-nya.
b. Kondisi Ibukota Lombok
i. Perekonomian di Mataram masih stabil dan tidak ada pengaruh besar akibat
bencana gempa, hanya saja harga dari kebutuhan barang yang terkait dengan
kebutuhan pasca bencana mengalami kenaikan.
c. Kondisi Akses antar Wilayah
i. Untuk akses menuju Kabupaten Lombok Utara (KLU) tidak terdapat
kerusakan yang parah. Sedangkan untuk medan dari akses tersebut kebanyakan
berbukit.
ii. Terdapat akses menuju ke beberapa desa tersebut terputus.
d. Kondisi Fasilitas Umum
i. Fasilitas Umum dari pemerintah (sekolah, puskesmas, dll) kondisinya tetap.
Kondisi tetap dan tidak dirobohkan karena fasilitas tersebut adalah properti
milik pemerintah sehingga tidak dapat dilakukan pembaharuan
ii. Fasilitas Umum Masjid di Kabupaten Lombok Utara banyak yang sudah rata
dengan tanah, dan kemudian sudah didirikan Posko Masjid Darurat. Banyak
Masjid yang sudah menerima bantuan dan akan dibangun kembali.
iii. Mayoritas Dusun yang ada di Kabupaten Lombok Utara tidak memiliki sumber
air di dusunnya masing-masing sehingga warga dari desa tersebut harus
membeli air pada dusun tetangga.
e. Kondisi Bantuan dari Pemerintah
i. Bantuan dari Pemerintah masih belum merata. Pemerintah masih membagikan
kepada kepala dusun saja, dan pembagian tidak ada pengawasan dari
pemerintah.
ii. Masih terdapat daerah yang tidak mendapatkan bantuan yang sudah dikirimkan
oleh pemerintah.
iii. Terdapat maslah dalam Bantuan Pemerintah Rp 50 Juta untuk rumah
kerusakan berat dan Rp 25 Juta untuk rumah kerusakan ringan. Pencairan dana
dari bantuan tersebut harus dalam komunal atau kelompok. Akan tetapi masih
ada masalah dalam penarikan uang tersebut, banyak dari warga yang sudah
tertera nominal bantuan dalam buku tabungan mereka
f. Kondisi Bantuan dari Masyarakat
i. Memang sudah ada bantuan dari bebarapa BUMN, tetapi tidak merata.
Bantuan tersebut adalah pembangunan rumah tinggal, namun hanya
membangun di daerah yang banyak orang dapat melihat bantuan tersebut. Pada
umumnya di pinggir jalan atau akses utama. Secara garis besar mereka lebih
memilih untuk branding BUMN tersebut.
ii. Ada bantuan dari Bank Mandiri yaitu rumah, tetapi masyarakat yang ingin
tinggal di rumah sementara tersebut harus membayar dengan nominal RP 300
Ribu
iii. Banyak relawan yang sudah datang, tapi hanya kloteran selama 1 minggu
secara bergantian. Sebagai contoh ada relawan dari ITS yang akan membantu
selama 2 bulan, 5 mahasiswa diberangkatkan selama 1 minggu dan kemudian
akan digantikan dengan kloter lain untuk minggu berikutnya.
3. Kondisi Masyarakat
a. Kondisi Masyarakat Kabupaten Lombok Utara
i. Masyarakat Lombok cendurung pemalas atau mageran, sehingga lebih suka
menunggu bantuan dari relawan. Kondisi Masyarakat Kabupaten Lombok
Utara (KLU) juga suka sesuatu yang praktis, akan sangat offensive seperti
menuntut saat kita sudah menjanjikan mereka sesuatu;
ii. Masyarakat Lombok tidak begitu mengharapkan bantuan dari pemerintah
karena lebih lama dan sulit untuk mengurus jika ingin mencairkan dana dari
pemerintah;
iii. Masyarakat Kabupaten Lombok Utara (KLU) sangat mendukung jika
diberikan bantuan apapun oleh relawan;
iv. Kondisi Air di Kabupaten Lombok Utara sangat krisis, sebelum terkena
Bencana Gempa juga demikian;
v. Warga sudah banyak yang pindah dari posko pengungsian, mereka sudah
berani untuk mendirikan tenda di dekat tempat tinggal masing-masing
vi. Dari sumber (Seribu Guru Lombok), masyarakat Lombok masih
menggantungkan hidup mereka pada bantuan dari relawan yang datang secara
berkala.
vii. Kondisi dari Anak dengan rentan usia 7 sampai dengan 12 tahun (Sekolah
Dasar) tidak mendapatkan kondisi pembelajaran yang pantas. Begitu juga
dengan anak pada bangku SMP. Waktu pembelajaran dari anak SD dan SMP
hanya efektif dari pukul 7 sampai pukul 10. Hal tersebut dikarenakan oleh
cuaca yang sangat panas. Kemudian kembali ke rumah masing-masing dan di
sore hari mereka bermain hanya sampai pukul 5 sore;
viii. Mayoritas Pekerjaan dari Masyarakat Kabupaten Lombok Utara adalah petani
dan ada juga yang bergerak di sektor pariwisata

4. Tambahan
a. Bantuan Pemerintah sebesar Rp 50 Juta kepada masing-masing Kepala Keluarga (KK)
yang rumah nya terkena kerusakan berat dan sebesar RP 20 Juta untuk yang terkena
kerusakan ringan. Akan tetapi banyak permasalahan dalam pencairan dana. Secara
garis besar, pemerintah memperuntukan dana tersebut untuk pembangunan rumah
warga. Akan tetapi warga lebih mengalokasikan duit tersebut untuk kebutuhan seperti
Motor, TV, Lemari Es, dll. Walaupun tinggal di rumah yang seadanya, mereka lebih
memilih dengan terpenuhi kebutuhan sekunder.
b. Warga sangat berterimakasih saat diberikan bantuan Sumur Bor karena kondisi
sebelum terkena gempa, mereka harus jalan jauh dan membutuhkan waktu lama untuk
mengambil air. Jika ingin mengambil air tersebut, warga harus bayar kepada dusun
yang memiliki air.
c. Terdapat hotel yang baru diresmikan hanya beberapa sebulan sebelum gempa. Setelah
bencana gempa, hotel tersebut miring dan tidak dioperasikan lagi. Hotel tersebut adalah
Amarsvati Lombok yang terletak di Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
5. Saran untuk Bantuan
a. Trauma Healing
Trauma Healing diperuntukan kepada anak usia kisaran 7-12 tahun (Sekolah Dasar).
Kondisi mereka saat ini tidak memiliki tepat untuk belajar karena sekolah mereka
mengalami kerusakan berat. Perbaikan fasilitas sekolah juga tidak memungkinkan
karena fasilitas tersebut milik pemerintah, dan sampai sekarang tidak ada perbaikan
sama sekali. Anak-anak sekolah dasar sekarang hanya bersekolah di bawah pohon
rindang di lapangan atau di sekolah sementara. Ada beberapa NGO yang memberikan
fasilitas skeolah sementara ke beberapa sekolah. Akan tetapi, masih belum kondusif
dan proses ajar-mengajar selesai pada pukul 10/11 di siang hari. Kondisi tidak
memungkinkan untuk dilanjutkan karena sangat panas di daerah Kabupaten Lombok
Utara. Trauma Healing diperlukan untuk menghilangkan beban atau dampak yang
mereka rasakan akibat bencana gempa, setidaknya mereka lupa untuk sejenak.
b. Sumur bor
Kondisi ketersediaan air di Kabupaten Lombok Utara sangat krisis. Warga harus
menempuh perjalan jauh ke dusun tertentu untuk mengambil air bersih dan harus
membayarnya jika ingin menggunakan air bersih tersebut. Warga yang tidak memiliki
sumur bor mempunyai kesulitan dalam masalah dana. Akan menghabiskan banyak
dana karena kondisi tanah di Kabupaten Lombok Utara adalah bebatuan dan sulit untuk
mencari titik mata air. Ada beberapa dusun yang sudah mendapat bantuan sumur bor
dan muncul guyonan oleh masyarakat dusun tersebut. Guyunannya adalah bersyukur
karena terkena bencana gempa, mereka tidak akan mendapatkan sumber air jika tidak
terkena bencana gempa. Pemerintah tidak memikirkan sama sekali untuk sumber air
sebelum-ssebelumnya.
c. Bantuan Perbaikan Fasilitas Jalan
Masih ada beberapa desa yang aksesnya rusak berat dan bantuannya masih sedikit. Tapi
banyak dari dusun yang masih dapat bantuan walaupun akses ke dusun tersebut
mengalami kerusakan. Kerusakan jalan dapat mengganggu pergerakan bantuan untuk
beberapa desa. Kondisi medan dari jalan ke dusun juga sulit dan pada umumnya
berbukit. Untuk kepemilikan dari jalan tersebut juga masih belum jelas, antara milik
pemerintah atau milik dusun tersebut.
d. Pembangunan Sekolah
Fasilitas sekolah di Kabupeten Lombok Utara masih sama seperti paska bencana
gempa. Dari masyarakat sekitar sekolah tersebut memang tidak memperbaiki dan
bahkan tidak merobohkan bangunan tersebut karena bangunan tersebut milik
pemerintah. Namun, proses ajar-mengajar masih berjalan walaupun tidak kondusif.
Kekurangannya adalah jika ingin membantu dalam pembangunan sekolah, kita hanya
bisa membangun di sekolah yang swasta.
6. Dokumentasi

Gambar 1. Sumber Air Daerah Panggang


Timur

Gambar 2. Sumber Air Daerah Panggang Timur


Gambar 3. Kondisi PAUD Rongsot Timur

Gambar 4. Kondisi Sekolah Sementara SD Rongsot timur


Gambar 5. WC Umum Rongsot Timur

Gambar 6. Proses Ajar-mengajar

Gambar 7. Kondisi Sekolah sementara yang disumbangkan NGO


Gambar 8. Kondisi Ruang Guru Sekolah Sementara

Gambar 8. Kondisi Posko Dusun Rongsot Timur

Gambar 9. Kondisi rumah tinggal warga


Gambar 10. Sekolah sementara Dusun Rongsot Timur

Gambar 11. Kondisi Daerah Pemenang Gambar 11. Kondisi Daerah Tanjung

Anda mungkin juga menyukai