Anda di halaman 1dari 55

MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN TEORI FRAUD DIAMOND

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi

Oleh :
PUTRI NANDA DEVIANA

2015310309

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2018

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................8
1.5 Sistematika Penulisan Proposal Skripsi..............................................................8
BAB II.............................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................10
2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................................10
2.2 Landasan Teori.....................................................................................................31
2.2.1 Teori Fraud Diamond...............................................................................31
2.2.2 Teori Keagenan (Agency Theory).............................................................31
2.2.3 Variabel-variabel yang Digunakan............................................................32
2.3 Kerangka Pemikiran.............................................................................................39
2.4 Hipotesis Penelitian..............................................................................................40
BAB III............................................................................................................................42
METODE PENELITIAN.................................................................................................42
3.1. Rancangan Penelitian...........................................................................................42
3.2. Batasan Penelitian................................................................................................43
3.3. Identifikasi Variabel.............................................................................................44
3.4. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel.....................................45
3.4.1 Variabel Dependen...................................................................................45
3.4.2 Variabel Independen.................................................................................46
3.5. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel............................................49

ii
3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data..................................................................49
3.6. Teknik Analisi Data..............................................................................................50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Association of Certified Fraud Examiners-ACFE dalam Report to the

Nations on Occupational Fraud and Abuse (ACFE, 2014) menemukan sekitar 77

iii
% kecurangan dilakukan oleh individu melalui departemen seperti akuntansi

operasi, penjualan, eksekutif atau manajemen tingkat atas, layanan konsumen,

pembelian dan keuangan. Selain itu, terjadi peningkatan pada sebagian besar jenis

fraud salah satunya pada kecurangan laporan keuangan sebesar 9,0 %, meningkat

dari tahun 2012 yang hanya 7,6 % (ACFE, 2012). Angka ini tidak terlalu besar

jika dibandingkan dengan penyalahgunaan aset yang mencapai 85,4 %, tetapi

kecurangan laporan keuangan menyebabkan dampak keuangan terbesar. Hal ini

akan mengakibatkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak

relevan dan tidak dapat diandalkan.Informasi tersebut dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan pihak eksternal dan internal perusahaan, serta dapat

berpotensi munculnya pihak yang merasa dirugikan.

Banyak kasus kecurangan yang terjadi seperti kasus Enron, Health South

Corporation, Tyco, Worldcom, Bank of Credit and Commerce International, dan

banyak kasus kecurangan lainnya. Di Indonesia salah sektor yang memungkinkan

terjadinya kecurangan yaitu sector properti dan real estate. Menurut Sudaryatmo

sebagai ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia terjadi peningkatan pada

iv
pengaduan kasus hukum sektor properti oleh konsumen ke Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia. Berdasarkan data Yayasan Lembaga

Konsumen Indonesia terdapat 157 kasus pengaduan sektor properti yang

ditujukan kepada sekitar 100 pengembang. Dari keseluruhan kasus terdapat

17 jenis keluhan. Peningkatan kasus pada sektor ini sebesar 12,7 % dari

tahun 2013 yang hanya 121 kasus, mengindikasi perlunya pengawasan

terhadap potensi kecurangan di sektor ini.

Secara umum, kecurangan (fraud) akan selalu terjadi ketika tidak adanya

pencegahan dan pendeteksian sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa

cara dalam mendeteksi kecurangan seperti segitiga kecurangan (fraud triangel)

dan segiempat kecurangan (fraud diamond). Cressey (1953) dalam Skousen et al.

(2008) mengemukakan tiga kondisi berupa kerangka untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan kecurangan yaitu pressure (tekanan),

opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi) yang disebut sebagai

fraud triangle. Selanjutnya Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga

kondisi yang telah ditemukan oleh Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008)

dengan kemampuan (capability) sebagai faktor yang mempengaruhi tindakan

kecurangan, sehingga empat kondisi tersebut dinamakan fraud diamond.

Pada penelitian ini peneliti mencoba mendeteksi kecurangan laporan

keuangan (financial statement fraud) dengan menggunakan fraud diamond.

Peneliti mengadopsi penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang bertujuan

untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh fraud risk

factor menurut fraud diamond yaitu Pressure, Opportunity, Rationalization dan


Capability terhadap Financial Statement Fraud. Penelitian tersebut menggunakan

delapan variabel proksi independen yaitu financial targets, financial stability,

external pressure, nature of industry, innefective monitoring, change in auditor,

rationalization, capability. Adapun sampel yang digunakan adalah perusahaan

indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima tahun periode

pengamatan dari tahun 2010-2014. Variabel-variabel ini diuji dengan analisis

regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel financial targets yang

diproksikan dengan Return On Asset (ROA), Financial Stability yang diproksikan

dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE), external Pressure yang

diproksikan dengan rasio Leverage (LEV), Nature of industry yang diproksikan

dengan Rasio Piutang usaha (RECEIVABLE), innefective monitoring yang

diproksikan dengan rasio komisaris independen (BDOUT), Change in Auditor

yang diproksikan dengan Pergantian Akuntan Publik (ΔCPA), Rationalization

dengan proksi Rasio Total akrual (TATA) dan Capability yang diproksikan dengan

Perubahan Direksi (DCHANGE).

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti faktor-faktor yang masih belum

konsisten dari penelitian-penelitian sebelumnya untuk mempengaruhi seseorang

dalam melakukan fraud. Pada penelitian ini menggunakan tujuh variable proksi

independen yaitu stabilitas keuangan (financial stability), target keuangan

(financial target), kondisi industri (nature of industry), pengawasan yang tidak

efektif (ineffective monitoring), perubahan auditor (change in auditor),

rasionalisasi (rationalization), tekanan eksternal (external pressure), kemampuan

(capability). Variabel proksi tersebut mewakili variabel independen dalam fraud


diamond yaitu tekanan (pressure) kesempatan (opportunity), rasionalisasi

(rationalization), dan kemampuan (capability). Periode pengamatan yang peneliti

lakukan yaitu tiga tahun dari tahun 2010-2012 dengan sampel perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut dalam periode

pengamatan.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan timbul karena

adanya kontrak antara prinsipal dan agen dengan mendelegasikan beberapa

wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Sesuai dengan perjanjian

tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa keputusan akan memberikan

kewenangan untuk agen. Pada praktiknya manajer perusahaan yang berperan

sebagai agen dengan tanggung jawab meningkatkan keuntungan para pemilik

(principal), tapi manajer juga memiliki kepentingan untuk memaksimumkan

kesejahteraannya (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Ketika manajer memiliki

kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraannya, dapat memungkinkan

agent tidak bertindak sesuai kepentingan principal. Berdasarkan hal tersebut

informasi yang dihasilkan oleh manajemen memungkinkan untuk menyesatkan

para pengguna laporan keuangan. Perbedaan kepentingan tersebut dapat

mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan antara agent dan principal yang

memicu adanya biaya agensi.

Fraud adalah tindakan bersifat umum dan mencakup beragam makna

berupa cara cerdik seseorang yang dirancang untuk mendapatkan keuntungan

penyajian yang salah (Albrecht et al., 2011). Kecurangan laporan keuangan adalah

tindakan yang disengaja yang menghasilkan salah saji material dalam laporan
keuangan. Sementara Sihombing dan Rahardjo (2014) Kecurangan laporan

keuangan merupakan kesengajaan ataupun kelalaian dalam laporan keuangan

yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kelalaian

atau kesengajaan ini sifatnya material sehingga dapat memengaruhi keputusan

yang akan diambil oleh pihak yang berkepentingan. Menurut Australian Audit

Standard (AUS) dalam Brennan and McGrath (2007) Fraudulent financial

reporting adalah salah saji yang disengaja termasuk kelalaian jumlah atau

pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan

keuangan.

Cressey (1953) dalam Skousen et al.(2008) memperkenalkan fraud triangel

yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyebab terjadinya kecurangan. Adapun

tiga elemen yang menjadi penyebab terjadinya kecurangan (fraud) yaitu:

 Tekanan (pressure).

Shelton (2014) menyatakan bahwa tekanan adalah motivasi seseorang untuk

melakukan penipuan, biasanya karena beban keuangan. Tekanan juga dapat

dikatakan sebagai keinginan atau intuisi seseorang yang terdesak melakukan

kejahatan. Menurut SAS No. 99 (dalam Skousen et al., 2008) terdapat

beberapa kondisi terkait dengan tekanan yang mengakibatkan seseorang

untuk melakukan kecurangan yaitu: financial stability, external pressure,

personal financial need, dan financial target.

 Kesempatan (Opportunity).

Kesempatan adalah kondisi yang memungkinkan untuk dilakukannya suatu

kejahatan. Shelton (2014) menyatakan kesempatan adalah metode kejahatan


yang bisa dilakukan, seperti beban keuangan. Menurut SAS No. 99 dalam

Skousen et al. (2008) terdapat beberapa kondisi terkait dengan kesempatan

yang mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu: nature of

industry, ineffective of monitoring, struktur organisasional.

 Rasionalisasi (Rationalization)

Rasionalisasi merupakan elemen ketiga dari fraud triange dan paling sulit

diukur (Skousen et al., 2008). Rasionalisasi adalah sikap yang

memperbolehkan seseorang melakukan kecurangan, dan menganggap

tindakannya tersebut tidaklah salah. Mereka yang terlibat dalam penipuan

laporan keuangan mampu merasionalisasi tindakan penipuan secara konsisten

dengan mereka kode etik mereka (Suyanto, 2009). Ada beberapa kondisi

terkait dengan kesempatan yang mengakibatkan seseorang untuk melakukan

kecurangan yaitu: auditor change, dan opini audit (dalam Skousen et al.

2008).

Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang ditemukan

oleh Cressey (1953, dalam Skousen et al., 2008) berupa faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang melakukan kecurangan, dengan elemen kemampuan

(capability). Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak

akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk

melaksanakan setiap detail dari penipuan. Adapun sifat-sifat yang dijelaskan

Wolfe dan Hermanson (2004) terkait elemen kemampuan (capability) dalam

tindakan pelaku kecurangan yaitu: Position / function, brains, confidence / ego,

coercion skills, effective lying, immunity to stress.


Penelitian ini dilakukan untuk mencoba membuktikan bahwa variabel

financial target, innefective monitoring, change in auditor, dan capability

memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud juga dapat mempengaruhi

seseorang dalam melakukan fraud.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian kali ini adalah:

1. Apakah financial stability berpengaruh terhadap financial statement fraud

2. Apakah financial target berpengaruh terhadap financial statement fraud

3. Apakah nature of industry berpengaruh terhadap financial statement fraud

4. Apakah ineffective monitoring berpengaruh terhadap financial statement

fraud

5. Apakah change in auditor berpengaruh terhadap financial statement fraud

6. Apakah rationalization berpengaruh terhadap financial statement fraud

7. Apakah capability berpengaruh terhadap financial statement fraud

1.3 Tujuan Penelitian

Penulis mencoba membuktikan bahwa variabel financial target, variabel

innefective monitoring, change in auditor, dan capability memiliki pengaruh

terhadap financial statement fraud. Karena pada penelitian sebelumnya


menyatakan bahwa variabel dimaksud tidak memiliki pengaruh terhadap financial

statement fraud.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang

masih belum konsisten dari penelitian-penelitana sebelumnya dapat

mempengaruhi seseorang untuk melakukan fraud.

1.5 Sistematika Penulisan Proposal Skripsi

Sistematika penulisan disusun untuk memberikan gambaran mengenai

penelitian yang dilakukan. Sistematika penulisan ini berisi penjelasan informasi

secara singkat mengenai materi yang dibahas dalam tiap bab. Sistematika

penulisan dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan

masalah, serta pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

dan sistematika dari penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam

penelitian ini, penelitian-penelitian terdahulu yang memperkuat


penelitian ini, serta kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis dari

penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Menguraikan mengenai deskripsi variabel penelitian yang

digunakan, penentuan sampel dan populasi data yang akan

digunakan. Selain itu bab ini juga berisi jenis dan sumber data,

metode pengambilan data yang akan digunakan, serta metode

analisis yang digunakan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang

telah dilakukan oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan

memiliki keterkaitan yang sama beserta persamaan maupun perbedaan dalam

objek yang akan diteliti.

1. Laila Tiffani dan Marfuah (2016)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi financial statement

fraud dengan analisis fraud triangle. Pada penelitian ini variabel yang digunakan

adalah financial statement fraud financial stability, personal financial need,

external pressure, financial targets, nature of industry, effective monitoring,

rationalization. Sampel yang digunakan adalah Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2011-2013. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model regresi logistik dan independent sample T-Test. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Laila Tiffani dan Marfuah (2016) adalah sebagai berikut :

a. Financial stability (ACHANGE) dan external pressure (LEVERAGE)

berpengaruh positip signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal

ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang mempunyai ketidakstabilan

keuangan dan tekanan eksternal yang tinggi, manajemen mempunyai potensi

yang lebih tinggi dalam melakukan kecurangan laporan keuangan.


b. Variabel effective monitoring (IND) berpengaruh negatip signifikan terhadap

financial statement fraud. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin besar

proporsi komite audit independen, maka proses monitoring terhadap

peusahaan semakin efektif sehingga akan menurunkan potensi manajemen

untuk melakukan kecurangan laporan keuangan.

c. Variabel personal financial need (OSHIP), financial target (ROA), nature of

industry (RECEIVABLE) dan rationalization (AUDCHANGE) tidak

berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Artinya

keempat variabel tersebut tidak mampu mendeteksi potensi kecurangan yang

terjadi dalam perusahaan manufaktur.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. Yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:
a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah financial statement fraud

financial stability, personal financial need, external pressure, financial targets,

nature of industry, effective monitoring, rationalization.


b. Sampel yang digunakan adalah Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-

2013.
2. Merissa Yesiariani dan Isti Rahayu (2016)

Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa variabel financial

target, variabel innefective monitoring, change in auditor, dan capability memiliki

pengaruh terhadap financial statement fraud. Karena pada penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa variabel dimaksud tidak memiliki pengaruh terhadap financial

statement fraud. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah financial

statement fraud, financial stability, external pressure, personal financial need,

financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor,

rationalization, capability. Sampel yang digunakan adalah metode pengambilan

sampel yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling dengan

menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang selalu masuk dalam perhitungan indeks LQ-45 di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam website

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.

3. Mengungkapkan data - data yang berkaitan dengan variabel penelitian dan

tersedia dengan lengkap (keseluruhan data tersedia pada publikasi selama

periode 2010-2014).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

berganda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Merissa Yesiariani dan Isti Rahayu

(2016) adalah hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel external pressure

(LEV) dan variabel rationalization (TATA) terbukti berpengaruh positif signifikan

terhadap financial statement fraud. Variabel financial stability (ACHANGE) dan

variabel financial target (ROA), berpengaruh negatif signifikan terhadap financial

statement fraud. Variabel personal financial need (OSHIP), variabel nature of

industry (RECEIVABLE), variabel ineffective monitoring (DBOUT), variabel

change in auditor (ΔCPA) dan variabel capability (DCHANGE) tidak

berpengaruh terhadap financial statement fraud.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. Yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah financial statement fraud,

financial stability, external pressure, personal financial need, financial target,


nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor, rationalization,

capability.
b. Sampel yang digunakan adalah metode pengambilan sampel yang digunakan

oleh peneliti adalah purposive sampling dengan menggunakan kriteria sebagai

berikut:

1. Perusahaan yang selalu masuk dalam perhitungan indeks LQ-45 di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam

website Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.

3. Mengungkapkan data - data yang berkaitan dengan variabel penelitian

dan tersedia dengan lengkap (keseluruhan data tersedia pada publikasi

selama periode 2010-2014).

3. Shabrina Prasmaulida (2016)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk bisa memberi informasi kepada

manajemen terkait dengan faktor yang harus dideteksi dan diprediksi, sehingga

proses pelaporan keuangan bebas dari kecurangan yang bisa merugikan

perusahaan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah financial

statement fraud, financial stability pressure, personal financial need, ineffective

monitoring, effective monitoring, external pressure, financial targets. Sampel

yang digunakan adalah Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012 - 2014. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Discretionary Accruals.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shabrina Prasmaulida (2016) adalah hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan stabilitas keuangan yang ada proksi

dalam rasio perubahan total aset berpengaruh positif signifikan terhadap

kecurangan laporan keuangan yang diproksikan oleh manajemen laba

(discretionary accruals). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan

finansial pribadi yang diproksikan oleh kepemilikan saham oleh orang dalam

tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial Statement Fraud yang

diekstraksi oleh pendapatan manajemen (discretionary accruals).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemantauan yang tidak efektif

yang diproksikan oleh proporsi dewan independen tidak berpengaruh signifikan

terhadap Financial Statement Fraud yang diproksikan oleh pendapatan

manajemen (discretionary accruals).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemantauan efektif yang

diproksikandengan struktur audit independen anggota komite tidak signifikan

Financial Statement Fraud yang diproksikan oleh manajemen laba (akrual

diskresioner).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan eksternal yang

diproksikan oleh Rasio arus kas memiliki signifikan negatif terhadap Financial

Statement Fraud yang diproksikan oleh manajemen laba (discretionary accrual).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa target keuangan yang diproksikan

oleh (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap Financial Statement Fraud

yang diproksikan oleh manajemen laba (discretionary accruals).

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:


a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. Yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah financial statement fraud,

financial stability pressure, personal financial need, ineffective monitoring,

effective monitoring, external pressure, financial targets.


b. Sampel yang digunakan adalah Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012 - 2014.
c. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah discretionary

accruals.

4. Mafiana Annisya, Lindrianasari, dan Yuztitya Asmaranti (2016)

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis faktor-faktor yang

mendorong laporan keuangan penipuan dengan analisis Frauds Diamond. Pada

penelitian ini variabel yang digunakan adalah financial statement fraud, financial

stability, external pressure, financial targets, nature of industry, opini wajar tanpa

pengecualian dengan bahasa penjelas, pergantian direksi. Sampel yang digunakan

adalah seluruh perusahaan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah fraud score

model Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mafiana Annisya, Lindrianasari, dan

Yuztitya Asmaranti (2016) adalah :

Financial Stability

Merupakan variabel proksi pertama dari variabel pressure dihitung dengan

menggunakan rasio perubahan total aset berpengaruh positif signifikan terhadap

risiko fraudulent financial statement.

Eksternal Pressure

Merupakan variabel proksi kedua dari variabel pressure dihitung dengan

menggunakan rasio leverage yaitu debt to assets ratio tidak berpengaruh terhadap

risiko fraudulent financial statement.

Financial Target

Merupakan variabel proksi ketiga dari variabel pressure dihitung dengan

menggunakan rasio return on assets (ROS) tidak berpengaruh terhadap risiko

fraudulen financial statement.

Nature of Industry

Merupakan variabel proksi dari variable opportunity dihitung dengan

menggunakan rasio perubahan persediaan tidak berpengaruh terhadap risiko

fraudulent financial statement.

Opini Audit

Merupakan variabel proksi variabel rationalization diukur dengan melihat

diperoleh atau tidaknya opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas

tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement.


Pergantian direksi

Merupakan proksi dari variabel capability diukur dengan melihat ada atau

tidaknya pergantian direksi tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial

statement.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:


a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah financial statement fraud,

financial stability, external pressure, financial targets, nature of industry, opini

wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, pergantian direksi.


b. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan go public yang telah

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


c. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah fraud score

model

5. Anupam Mehta dan Ganga Bhavani (2016)


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan Beneish M-

Score, Altman Z-Score dan Benford's Law dalam mendeteksi FFS oleh Toshiba

Corporation. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah kecurangan

laporan keuangan, delapan variabel faktor yang diperhitungkan dan lima faktor

tidak akan secara efektif mendeteksi ffs toshiba, skor altman z tidak dapat berguna

secara efektif, model hukum benford tidak dapat berguna secara efektif. Sampel

yang digunakan adalah alat forensik yang dipilih diterapkan pada laporan

keuangan Toshiba untuk periode sampel. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah The Beneish Model, Altman Z-Score, Benford’s Law

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anupam Mehta dan Ganga Bhavani (2016)

adalah Studi tersebut menemukan bahwa hipotesis nol dari Model Beneish

diterima, yang berarti bahwa model ini tidak efektif dalam mendeteksi FFS di

Toshiba. Aplikasi komparatif dari model lima variabel model pada data keuangan

yang sama menunjukkan hasil yang sedikit lebih rendah daripada model delapan

variabel, memperkuat hasil penelitian dengan mendukung lebih lanjut bahwa tidak

ada salah saji material dalam laporan keuangan Toshiba. Hasil ini konsisten

dengan studi serupa yang dilakukan oleh Karikari (2014) pada Anglo Gold

Ashanti. Penulis menggunakan Beneish M-Score dan Altman Z-Score pada

perusahaan yang dipilih, dan hasil Model Beneish tidak menunjukkan adanya

tekanan finansial, namun nilai Altman Z-Score.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:


a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah kecurangan laporan

keuangan, delapan variabel faktor yang diperhitungkan dan lima faktor tidak

akan secara efektif mendeteksi ffs toshiba, skor altman z tidak dapat berguna

secara efektif, model hukum benford tidak dapat berguna secara efektif.
b. Sampel yang digunakan adalah alat forensik yang dipilih diterapkan pada

laporan keuangan Toshiba untuk periode sampel.


c. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Beneish

Model, Altman Z-Score, Benford’s Law

6. Arie Winda Yulia dan Basuki (2016)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari stabilitas

keuangan, tekanan eksternal, sasaran keuangan, kebutuhan keuangan pribadi, dan

pemantauan tidak efektif untuk penipuan laporan keuangan. Pada penelitian ini

variabel yang digunakan adalah financial statment fraud, financial stability,

external pressure, personal financial need, financial target, ineffective

monitoring. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilainya lebih
dari 95%. Hasil perhitungan nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukIndonesia selama periode

2008-2013. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

asumsi klasik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arie Winda Yulia dan Basuki

(2016) adalah Hasil uji statistik membuktikan bahwa financial stability tidak

berpengaruh terhadap financial statement fraud. Hal ini disebabkan apabila aset

perusahaan meningkat hal tersebut disebabkan beberapa kemungkinan, salah

satunya karena perkembangan aset, dana pihak ketiga dan kredit pada sektor

perbankan mengalami kenaikan dari tahun 2008-2013.

Variabel external pressure tidak berpengaruh terhadap financial statement

fraud. Hal ini ditunjukkan bahwa kantor perbankan yang semakin banyak dan

teknologi perbankan yang semakin canggih memberikan kemudahan bagi

masyarakat.

Variabel personal financial need terhadap financial statement fraud.

Kepemilikan saham oleh manajer, direktur, maupun komisaris pada perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki persentase yang sangat kecil.

Sehingga hal tersebut juga berpengaruh terhadap kebijakan manajerial yang

diterapkan dalam perusahaan.

Variabel financial target tidak berpengaruh terhadap financial statement

fraud. Adapun penelitian ini yang mempunyai hasil berbeda dengan teori karena

meskipun ada tuntutan laba bagi manajemen perbankan, hal ini tidak serta merta

menjadikan manajemen melakukan manajemen laba. Hal ini berkaitan dengan

ketatnya peraturan dari Bank Indonesia yang berkaitan denganfraud dimana harus
ada penguatan sistem pengendalian intern Bank. Sebagai pelaksanaan lebih lanjut

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.5/8/PB1/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang

Penerapan Manaje- men Risiko bagi Bank Umum. Apabila manaje- men diketahui

mel akukanfraud atas untuk memenuhi target yang ditetapkan, maka tindak pidana

akan dil akukan.

Variabel ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap financial

statement fraud. Pada penelitian ini perbankan di Indonesia sudah mempunyai

dewan komisaris independen yang jumlahnya minimal 50% dari total dewan

komisaris yang ada. Hal ini mempengaruhi mekanisme yang ada pada perbankan.

Begitu pula adanya pengawasan dari Bank Indonesia (saat ini Otoritas Jasa

Keuangan) yang dilakukan setiap tahun, menambah ketatnya pengawasan atas

perbankan saat ini sehingga semakin meminimalkan ketidakefektifan pengawasan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak

pada:

a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah financial statment fraud,

financial stability, external pressure, personal financial need, financial target,

ineffective monitoring.
b. Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilainya lebih dari 95%.

Hasil perhitungan nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukIndonesia selama periode 2008-

2013.
c. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi

klasik.

7. Chad Albrecht, Daniel Holland, Ricardo Malaguen˜o, Simon Dolan,


Shay Tzafrir (2014)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan sebuah pencegahan

dimana Model timbal balik untuk menjelaskan proses pelaku kecurangan

merekrut individu untuk berpartisipasi dalam kecurangan laporan keuangan. Pada

penelitian ini variabel yang digunakan adalah kecurangan laporan keuangan,

tekanan, kesempatan, rasionalisasi sampel yang digunakan adalah seluruh akuntan

publik yang terdapat pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Kota Medan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier

Berganda dan Uji Interaksi Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chad Albrecht,

Daniel Holland, Ricardo Malaguen˜o, Simon Dolan, Shay Tzafrir (2014) adalah

Model timbal balik untuk menjelaskan proses dimana pelaku kecurangan

merekrut individu untuk berpartisipasi dalam kecurangan laporan keuangan


Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah kecurangan laporan

keuangan, tekanan, kesempatan, rasionalisasi


b. Sampel yang digunakan adalah seluruh akuntan publik yang terdapat pada

Kantor Akuntan Publik yang ada di Kota Medan.

8. Dwi Ratmono, Yuvita Avrie D. Dan Agus Purwanto (2014)

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kemampuan teori fraud triangle

dalam menjelaskan fenonema kecurangan laporan keuangan. Pada penelitian ini

variabel yang digunakan adalah tekanan, kesempatan, rasionalisasi. Sampel yang

digunakan adalah populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 sampai 2012. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi logistik

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ratmono, Yuvita Avrie D. Dan Agus

Purwanto (2014) adalah Hasil uji Man-Whitney tidak semua proksi mampu
membedakan nilai rata-rata sampel perusahaan yang melakukan kecurangan dan

yang tidak melakukan kecurangan. Proksi yang memiliki perbedaan yang

signifikan adalah net profit margin (NPM), sales to total asset (SALTA), arus kas

operasi negatif (NCFO), return on asset (ROA), dan keahlian keuangan komite

audit (ACEXP). Berdasarkan hasil uji logistik regresi didapat proksi SALTA yang

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Adanya ahli keuangan dalam keanggotaan komite audit (ACEXP) merupakan

proksi yang dipakai untuk menggambarkan variabel kesempatan. Hasil uji logistik

regresi menunjukan adanya hubungan negatif antara keahlian keuangan yang

dimiliki komite audit dengan kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini belum

dapat memberikan bukti empiris keterkaitan antara variabel rasionalisasi dengan

kecurangan laporan keuangan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:


a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. Yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:
a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah tekanan, kesempatan,

rasionalisasi.
b. Sampel yang digunakan adalah populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun

2008 sampai 2012.


c. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi

logistik

9. Andrian Budi Prasetyo (2014)

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meneliti pengaruh karakteristik

komite audit dan perusahaan terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan

keuangan. pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah jumlah komite

audit, keahlian keuangan komite audit, jumlah rapat komite audit, masa jabatan

komite audit, kepemilikan manajerial, leverage perusahaan, ukuran perusahaan,

tingkat pertumbuhan perusahaan. Sampel yang digunakan adalah Pada penelitian

ini menggunakan populasi perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun

2006-2010. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

statistik deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andrian Budi Prasetyo

(2014) adalah

1. Jumlah anggota komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.

2. Keahlian keuangan komite audit berpengaruh negatif terhadap kecurangan

pelaporan keuangan karena komite audit yang memiliki latar belakang

pendidikan dan pengalaman keuangan serta akuntansi akan lebih menguasai


bidang pekerjaannya, sehingga diharapkan akan melakukan proses pengawasan

pelaporan keuangan dengan efektif.

3. Jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan

pelaporan keuangan.

4. Masa jabatan komite audit berpengaruh negatif terhadap kecurangan pelaporan

keuangan karena anggota komite audit yang masa jabatan lebih lama, maka

komite audit tersebut akan lebih memahami seluk beluk perusahaan serta

mengenal karakteristik para manajer/dirensi yang mereka awasi.

5. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan

keuangan.

6. Leverage perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan

pelaporan keuangan karena mungkin disebabkan oleh pengawasan dari

debtholder tidak cukup efektif.

7. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan

keuangan karena menurut teori akuntansi positif oleh Watts dan Zimmerman

(1986) bahwa perusahaan besar berusaha untuk mengecilkan labanya guna

menghindari regulasi atau pajak baru yang ditetapkan terhadap mereka.

8. Tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecurangan

pelaporan keuangan karena perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang

berada dibawah rata-rata industri, manajemen akan memanipulasi laporan

keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:


a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah jumlah komite audit,

keahlian keuangan komite audit, jumlah rapat komite audit, masa jabatan

komite audit, kepemilikan manajerial, leverage perusahaan, ukuran

perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan.


b. Sampel yang digunakan adalah Pada penelitian ini menggunakan populasi

perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010.


c. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif.

10. Ines Amara, Anis Ben Amar, dan Anis Jarboui (2013)

Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan pentingnya kegunaan faktor

risiko dalam mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan. Pada penelitian ini

variabel yang digunakan adalah kecurangan laporan keuangan, perusahaan yang

memiliki banyak hutang, perusahaan dengan likuiditas rendah, perusahaan dengan

kinerja yang rendah, dewan direksi independen, perusahaan besar yang diaudit.

Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang tergabung dalam pasar saham
Prancis SBF 250 relatif terhadap perusahaan Prancis sebagai data korporat.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah The empirical

model Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ines Amara, Anis Ben Amar, dan Anis

Jarboui (2013) adalah Verifikasi hipotesis empiris tidak mengkonfirmasi

semuanya. Hasil kami dengan jelas menunjukkan bahwa budaya kinerja yang

diberikan pada kepala merupakan tekanan utama untuk mendeteksi kecurangan.

Memang, stabilitas perusahaan, citra bagus di pasar tenaga kerja, reputasi dan

keinginan untuk meningkatkan visibilitas di pasar merupakan tekanan yang

berkaitan dengan faktor kinerja yang menyebabkan pemimpin melakukan

kecurangan dalam laporan keuangan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu

yang terletak pada:


a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan variabel independen financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. yang menjelaskan pengaruh terhadap

financial statement fraud.


b. Kesamaan pengujian juga dapat dilihat antara peneliti terdahulu dengan

peneliti sekarang yaitu sama-sama menggunakan pengujian hipotesis untuk

menguji beberapa variabel independen/bebas terhadap variabel

dependen/terikat.
Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

a. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah kecurangan laporan

keuangan, perusahaan yang memiliki banyak hutang, perusahaan dengan


likuiditas rendah, perusahaan dengan kinerja yang rendah, dewan direksi

independen, perusahaan besar yang diaudit.


b. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang tergabung dalam pasar saham

Prancis SBF 250 relatif terhadap perusahaan Prancis sebagai data korporat.
c. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah The empirical

model

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Fraud Diamond

Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang ditemukan

oleh Cressey (1953, dalam Skousen et al., 2008) berupa faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang melakukan kecurangan, dengan elemen kemampuan

(capability). Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak

akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk

melaksanakan setiap detail dari penipuan. Adapun sifat-sifat yang dijelaskan

Wolfe dan Hermanson (2004) terkait elemen kemampuan (capability) dalam

tindakan pelaku kecurangan yaitu: Position / function, brains, confidence / ego,

coercion skills, effective lying, immunity to stress.

2.2.2 Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan timbul

karena adanya kontrak antara prinsipal dan agen dengan mendelegasikan beberapa

wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Sesuai dengan perjanjian

tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa keputusan akan memberikan

kewenangan untuk agen. Pada praktiknya manajer perusahaan yang berperan


sebagai agen dengan tanggung jawab meningkatkan keuntungan para pemilik

(principal), tapi manajer juga memiliki kepentingan untuk memaksimumkan

kesejahteraannya (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Ketika manajer memiliki

kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraannya, dapat memungkinkan

agent tidak bertindak sesuai kepentingan principal. Berdasarkan hal tersebut

informasi yang dihasilkan oleh manajemen memungkinkan untuk menyesatkan

para pengguna laporan keuangan. Perbedaan kepentingan tersebut dapat

mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan antara agent dan principal yang

memicu adanya biaya agensi.

2.2.3 Variabel-variabel yang Digunakan

a. Financial statement fraud

Kecurangan laporan keuangan yaitu, skema kejahatan kerah putih, dimana

seoranga karyawan secara sengaja menimbulkan salah saji atau menghilangkan

informasi material di dalam laporan keuangan organisasi. Lazimnya kecurangan

laporan keuangan ini dilakukan dengan cara memperbesar (overstate) aktiva,

penjualan, dan laba, serta memperkecil (understate) hutang, biaya, dan kerugian.

b. Financial stability
Keadaan yang menggambarkan dimana perusahaan dalam kondisi yang

stabil, sehingga jika dalam keadaan stabil tersebut maka akan membuat nilai

perusaahn naik dalam sudut pandang investor, kreditor, dan para pengguna

laporan keuangan.
c. Financial target
Kondisi dimana perusahaan menentukan target terhadap laba yang harus

didapatkan dari usaha yang telah dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut.
d. Nature of industry
Merupakaan keadaan ideal suatu perusahaan dalam industri. Pada laporan

keuangan terdapat akun-akun tertentu yang besarnya saldo ditentukan oleh

perusahaan berdasarkan suatu estimasi, misalnya akun piutang tak tertagih.

e. Ineffective monitoring

Keadaan dimana perusahaan tidak memiliki departemen atau bagian pengawas

yang efektif untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan operasional dalam

perusahaan.

f. Change in auditor
Merupakan cara untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian kecurangan laporan

keuangan oleh pihak auditor


g. Rationalization

Kegiatan dimana mencari pembenaran atas tindakan kejahatannya atau

kecurangannya.
h. Capability
Seberapa besar daya dan kapasitas dari seseorang itu melakukan fraud di lingkungan

perusahaan.

i. Hubungan financial stability terhadap financial statment fraud


Pengujian hipotesis pertama menunjukkan variabel financial stability

(ACHANGE) terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan tindakan

financial statement fraud diperoleh koefisien sebesar -0,832 artinya setiap

pertambahan 1% pada rasio perubahan aset akan menurunkan risiko financial

statement fraud sebesar 0,832 satuan dengan nilai sig sebesar 0,042. Nilai sig

(0,045) < (0,05) yang memiliki arti bahwa ACHANGE signifikan pada level

5%. Dapat disimpulkan bahwa ACHANGE tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap resiko terjadinya financial statement fraud. Hal ini berarti

menunjukkan hipotesis ditolak, karena perusahaan sampel ini kemungkinan

mempunyai tingkat pengawasan sangat baik yang dilakukan oleh Dewan

Komisaris untuk memonitor dan mengendalikan tindakan manajemen yang

bertanggung jawab langsung terhadap fungsi bisnis seperti keuangan,

sehingga walaupun menajemen menghadapi tekanan ketika stabilitas

keuangan terancam oleh keadaaan ekonomi, industri dan situasi entitas yang

beroperasi tidak akan mempengaruhi terjadi kecurangan laporan keuangan.


j. Hubungan financial target terhadap financial statment fraud
Pengujian hipotesis kedua menunjukkan variabel financial target (ROA)

terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan tindakan financial

statement fraud diperoleh koefisien sebesar -1,885 artinya setiap pertambahan

1% pada rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan total aset akan

menurunkan risiko financial statement fraud sebesar 1,885 satuan dengan


nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig (0,000) < (0,05) yang memiliki arti bahwa

ROA signifikan pada level 5%. Dapat disimpulkan bahwa ROA tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap resiko terjadinya financial statement

fraud. Hal ini berarti menunjukkan hipotesis ditolak, karena rasio ROA yang

digunakan di dalam penelitian ini digunakan untuk tujuan jangka pendek,

padahal manajer juga harus memikirkan program jangka panjang agar dapat

meningkatkan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Kebanyakan

tujuan jangka pendek perusahaan seringkali kurang bisa menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan secara kesuluruhan, oleh karena itu perusahaan

harus mengkaji ulang apakah tujuan yang dibuatnya bisa menghasilkan

keuntungan secara keseluruhan atau tidak guna keberlangsungan perusahaan.


k. Hubungan nature of industry terhadap financial statment fraud
Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan variabel nature of industry

(RECEIVABLE) terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan tindakan

financial statement fraud diperoleh koefisien sebesar -0,010 artinya setiap

pertambahan 1% pada rasio piutang terhadap penjualan akan menurunkan

risiko financial statement fraud sebesar 0,010 satuan dengan nilai sig sebesar

0,834. Nilai sig (0,834) > (0,05) yang memiliki arti bahwa RECEIVABLE

tidak signifikan pada level 5%. Dapat disimpulkan bahwa RECEIVABLE

tidak berpengaruh positif tidak signifikan terhadap resiko terjadinya financial

statement fraud. Hal ini berarti menunjukkan hipotesis ditolak, karena nilai

rata-rata perubahan piutang perusahaan dari tahun sebelumnya tidak

berpengaruh terhadap perputaran kas perusahaan. Banyaknya piutang usaha

yang dimiliki perusahaan tidak mengurangi jumlah kas yang dapat digunakan
perusahaan untuk kegiatan operasionalnya sehingga rasio perubahan dalam

piutang usaha tidak memicu manajemen untuk melakukan kecurangan

laporan keuangan.
l. Hubungan ineffective monitoring terhadap financial statment fraud
Pengujian hipotesis keempat menunjukkan variabel ineffective monitoring

(DBOUT) terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan tindakan

financial statement fraud diperoleh koefisien sebesar -0,079 artinya setiap

pertambahan 1% pada rasio perbandingan antara dewan komisaris

independen dengan total dewan komisaris akan menurunkan resiko financial

statement fraud sebesar 0,079 satuan dengan nilai sig sebesar 0,708. Nilai sig

(0,708) > (0,05) yang memiliki arti bahwa DBOUT tidak signifikan pada

level 5%. Dapat disimpulkan bahwa DBOUT tidak berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap resiko terjadinya financial statement fraud. Hal ini berarti

hipotesis ditolak, karena kemungkinan keberadaan dewan komisaris

independen akan memberikan sedikit jaminan bahwa pengawasan perusahaan

akan semakin independen dan objektif serta jauh dari intervensi pihak- pihak

tertentu. Fraud dapat diminimalkan salah satunya dengan mekanisme

pengawasan yang baik. Keberadaan dewan komisaris independen dalam suatu

perusahaan merupakan suatu faktor yang signifikan dalam peningkatan

pengawasan operasional perusahaan.


m. Hubungan change in auditor terhadap financial statment fraud
Pengujian hipotesis kelima menunjukkan variabel change in auditor (ΔCPA)

terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan tindakan financial

statement fraud diperoleh koefisien sebesar 0,020 artinya setiap pertambahan

1% pada rasio pergantian auditor akan menaikkan risiko financial statement


fraud sebesar 0,020 satuan dengan nilai sig sebesar 0,872. Nilai sig (0,872) >

(0,05) yang memiliki arti bahwa ΔCPA tidak signifikan pada level 5%. Dapat

disimpulkan bahwa ΔCPA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

resiko terjadinya financial statement fraud. Hal ini berarti menunjukkan

hipotesis ditolak, karena kemungkinan perusahaan melakukan pergantian

auditor bukan karena ingin mengurangi pendektesian laporan keuangan oleh

auditor lama, tetapi dikarenakan perusahaan menaati Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 pasal 11 ayat 1 yang menyatakan

bahwa pemberian jasa audit atas laporan keuangan terhadap suatu entitas oleh

seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama 5 (lima) tahun buku berturut-

turut.
n. Hubungan rationalization terhadap financial statment fraud
Pengujian hipotesis keenam menunjukkan variabel rationalization (TATA)

terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan tindakan financial

statement fraud diperoleh koefisien sebesar 2,075 artinya setiap pertambahan

1% pada rasio total akrual per total aset akan menaikkan risiko financial

statement fraud sebesar 2,075 satuan dengan nilai sig sebesar 0,000. Nilai sig

(0,000) < (0,05) yang memiliki arti bahwa TATA signifikan pada level 5%.

Dapat disimpulkan bahwa TATA berpengaruh positif signifikan terhadap

resiko terjadinya financial statement fraud. Hal ini berarti hipotesis diterima

bahwa prinsip akrual berhubungan dengan pengambilan keputusan

manajemen dan memberikan wawasan terhadap rasionalisasi dalam pelaporan

keuangan.
o. Hubungan capability terhadap financial statment fraud
Pengujian hipotesis ketujuh menunjukkan variabel capability (DCHANGE)

terhadap probabilitas suatu perusahaan melakukan tindakan financial

statement fraud diperoleh koefisien sebesar -0,047 artinya setiap pertambahan

1% pada rasio pergantian direksi akan menurunkan risiko financial statement

fraud sebesar 0,047 satuan dengan nilai sig sebesar 0,421. Nilai sig (0,421 >

(0,05) yang memiliki arti bahwa DCHANGE tidak signifikan pada level 5%.

Dapat disimpulkan bahwa DCHANGE tidak berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap resiko terjadinya financial statement fraud. Hal ini berarti

menunjukkan hipotesis ditolak, karena perusahaan sampel yang melakukan

pergantian direksi bukan disebabkan karena perusahaan ingin menutupi

kecurangan yang dilakukan direksi sebelumnya, tetapi pemangku kepentingan

tertinggi di perusahaan menginginkan adanya perbaikan kinerja perusahaan

dengan cara merekrut direksi yang dianggap lebih berkompeten daripada

direksi sebelumnya.

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh financial stability, financial

target, nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor,

rationalization, capability terhadap financial statement fraud. Variabel pertama

adalah financial stability dimana keadaan yang menggambarkan dimana

perusahaan dalam kondisi yang stabil, sehingga dapat berpengaruh terhadap

financial statement fraud. Variabel kedua adalah financial target dimana

perusahaan menentukan target terhadap laba yang harus didapatkan dari usaha yang

telah dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut sehingga dapat berpengaruh


terhadap financial statement fraud. Variabel ketiga adalah nature of industry adalah

keadaan ideal suatu perusahaan dalam industri sehingga dapat berpengaruh terhadap

financial statement fraud. Variabel keempat adalah ineffective monitoring keadaan

dimana perusahaan tidak memiliki departemen atau bagian pengawas yang efektif

untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan operasional dalam perusahaan

sehingga dapat berpengaruh terhadap financial statement fraud. Variabel kelima

adalah change in auditor dimana cara untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian

kecurangan laporan keuangan oleh pihak auditor sehingga dapat berpengaruh terhadap

financial statement fraud. Variabel keenam adalah rationalization yaitu kegiatan

dimana mencari pembenaran atas tindakan kejahatannya atau kecurangannya

sehingga dapat berpengaruh terhadap financial statement fraud. Variabel ketujuh

adalah capability dimana seberapa besar daya dan kapasitas dari seseorang itu

melakukan fraud di lingkungan perusahaan sehingga dapat berpengaruh terhadap

financial statement fraud.


Gambar 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan perumusan sementara terhadap suatu masalah yang

akan diteliti. Hipotesa tersebut harus diuji dan dibuktikan kebenarannya

berdasarkan logika dari hasil penelitian terdahulu serta pembahasan dan landasan

teori yang ada maka dalam penelitian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Apakah Financial stability berpengaruh terhadap financial statement fraud

H2 : Apakah Financial target berpengaruh terhadap financial statement fraud

H3 : Apakah Nature of industry berpengaruh terhadap financial statement fraud

H4 : Apakah Ineffective monitoring berpengaruh terhadap financial statement


fraud

H5 : Apakah Change in auditor berpengaruh terhadap financial statement fraud


H6 : Apakah Rationalization berpengaruh terhadap financial Statement fraud

H7 : Apakah Capability berpengaruh terhadap financial Statement Fraud


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Berdasarkan paradigm riset, riset ini adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai

apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008:149).

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini adalah penelitian dasar. Penelitian

dasar merupakan penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan

(Mudrajad, 2009:5). Untuk metode yang digunakan yaitu metode deduktif.

Metode deduktif merupakan penarikan kesimpulan untuk hal spesifik dari gejala

umum (Mudrajad, 2009:4)

Berdasarkan strategi pengumpulan data dan sumber datanya, penelitian ini

merupakan penelitian dengan strategi arsip, yaitu data yang dikupulkan dari

catatan atau basis data yang sudah ada (Jogiyanto, 2007:81). Sedangkan data yang

digunakan adalah data sekunder dimana data yang dikumpulkan oleh pihak lain.

(Mudrajad, 2009:148)

Berdasarkan dari karakteristik masalah, maka penelitian ini termasuk

penellitian deskriptif. Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji

hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek

penelitian (Mudrajad, 2009:12).


3.2. Batasan Penelitian

Batasan penelitian perlu dibuat agar penelitian dapat terfokus pada hanya

fenomena yang diangkat saja. Berikut batasan penelitian dalam penelitian ini:

1. Terdapat beberapa implikasi bagi calon investor, bagi pengembangan ilmu

akuntansi dan pihak lain. Bagi calon investor dapat memahami variabel-

variabel penyebab terjadinya financial statement fraud, sehingga bisa dijadikan

sebagai deteksi dini untuk mengetahui adanya financial statement fraud pada

suatu perusahaan serta dapat mengambil keputusan secara tepat.


Bagi pengembangan ilmu akuntansi dapat memberikan pemahaman tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi financial statement fraud, menjelaskan konsep dan

unsur-unsur fraud diamond untuk mendeteksi financial statement fraud, serta

menunjukkan variabel yang berpengaruh terhadap financial statement fraud dan bagi

pihak lain, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan

pertimbangan penelitian selanjutnya.

2. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu Pertama penelitian ini

menggunakan perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI dengan periode

penelitian hanya lima tahun, yaitu tahun 2010-2014 sehingga belum dapat

menggeneralisasikan hasil penelitian. Kedua berdasarkan hasil uji koefisien

determinasi bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,566, Hal ini berarti variabel

independen dalam penelitian ini hanya bisa menjeleskan variabel dependen

sebesar 56,6% sedangkan sisanya sebesar 43,4% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Atas dasar keterbatasan tersebut, untuk penelitian selanjutnya agar Pertama,

penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan objek penelitian yang lebih luas


dengan memperpanjang tahun penelitian sehingga jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian akan lebih besar. Sampel saham yang dapat diteliti tidak hanya

saham-saham yang terdaftar pada indeks LQ-45 saja bisa ke indeks lain seperti

Kompas 100, selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang

besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang

baik mungkin dapat memberikan hasil yang berbeda. Kedua, penelitian selanjutnya

diharapkan dapat menambah variabel proksi dari fraud diamond agar cakupan variabel

penelitian menjadi lebih luas.

3.3. Identifikasi Variabel

Ada tiga cara atau pendekatan yang dapat ditempuh dalam suatu penelitian.

Tiga metode tersebut adalah kuantitatif, kualitatif, dan gabungan keduanya.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berupa teori fraud diamond

terhadap proksi-proksi yang menjadi penyebab terjadinya fraud pada laporan

keuangan.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah financial

stability, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in

auditor, rationalization, capability. Sedangkan, variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah financial statement fraud.

3.4. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan dengan rumusan masalah dan hipotesis, maka variabel yang

akan diuji dalam penelitian adalah sebagai berikut:


3.4.1 Variabel Dependen
Untuk mengukur discretionary accruals, terlebih dahulu menghitung total

akrual untuk tiap perusahaan i di tahun t dengan dengan rumus Jones (1991) yang

dimodifikasi Dechow dkk. (1995), dalam Nihlati dan Meiranto (2014) yaitu:

𝑇𝐴𝐶𝐶𝑖� = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖h − 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

Nilai total accrual (TACC) diestimasi dengan persaman regresi sebagai

berikut:

TACCit/Ait-1= α1(1/Ait-1)+α2[(ΔREVit)/Ait-1]+α3(PPEit/Ait-1)+εit

Dimana:

Ait-1 = total aset perusahaan i pada periode t-1

= perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t

PPEit = gross property, plant, and equipmen perusahaan i pada periode t

= error

Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, nilai non discretionary

accrual (NDACC) dapat dihitung dengan rumus :

NDACCit = α1(1/Ait-1)+α2[(ΔREVit-ΔRECit)/Ait-1]+α3(PPEit/Ait-1)

Dimana:

ΔRECit = perubahan piutang bersih perusahaan i pada periode t

α1,α2,α3 = nilai koefisien yang diperoleh dari hasil regresi

Selanjutnya, discretionary accrual (DACC) dapat dihitung dengan cara sebagai

berikut :

𝐷𝐴𝐶𝐶𝑖� = 𝑇𝐴𝐶𝐶𝑖�/𝐴𝑖�⎼1 − 𝑁𝐷𝐴𝐶𝐶𝑖�


Dimana:

DACCit = discretionary accrual perusahaan i pada tahun t

TACCit = total akrual perusahaan i pada tahun t

NDACCit = nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t

3.4.2 Variabel Independen


a. Financial stability

Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi

keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Apabila kondisi keuangan perusahaan

dalam kondisi tidak stabil atau berkurang maka risiko terjadinya financial

statement fraud menurun. Financial stability diproksikan dengan ACHANGE

yang dirumuskan sebagai berikut :

b. Financial target

Financial target merupakan risiko adanya tekanan berlebihan pada

manajemen untuk mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau

manajemen, termasuk tujuan-tujuan penerimaan insentif dari penjualan maupun

keuntungan (SAS No.99 dalam AICPA, 2002). Financial target diproksikan

dengan ROA yang dirumuskan sebagai berikut :

c. Nature of industry
Nature of industry merupakan keadaan ideal suatu perusahaan dalam

industri. Pada laporan keuangan terdapat akun-akun tertentu yang besarnya saldo

ditentukan oleh perusahaan berdasarkan suatu estimasi, misalnya akun piutang tak

tertagih dan akun persediaan usang. Nature of industry diproksikan dengan

RECEIVABLE yang dirumuskan sebagai berikut :

d. Innefective monitoring

Innefective monitoring merupakan keadaan dimana perusahaan memiliki

unit pengawas yang efektif memantau kinerja manajemen perusahaan. Innefective

monitoring diproksikan dengan BDOUT yang dirumuskan sebagai berikut :

e. Change in auditor

Change in auditor bagian yang paling sulit diukur. Perhitungan pergantian

auditor ini menggunakan dummy variable dimana pergantian auditor diberi angka

1 dan angka 0 untuk perusahaan yang tidak mengganti auditornya selama masa

penelitian.

f. Ratioanalization

Beberapa penelitian mengindikasi bahwa insiden kegagalan audit

meningkat saat terjadi pergantian auditor dalam perusahaan (Skousen et al.,

2009). Hal ini disebabkan karena auditor independen yang baru masih belum
mengerti kondisi perusahaan secara keseluruhan disamping itu jangka waktu

proses audit yang terbatas menjadi kendala dalam proses audit untuk mendeteksi

adanya kecurangan tersembunyi. Penelitian ini akan menggunakan proksi

perubahan auditor independen (AUDCHANGE) yang berpengaruh positif

terhadap kecurangan laporan keuangan.

Francis and Krishnan (dalam Skousen et al., 2009) menyimpulkan bahwa

kelebihan dari penggunaan diskresionari akrual menyebabkan opini audit tidak

wajar. Tindakan manajemen laba tersebut tentunya karena manajemen

merasionalkan perbuatannya. Proksi AUDREPORT digunakan untuk mengukur

rasionalisasi yang memiliki pengaruh negatif terhadap kecurangan laporan

keuangan.

g. Capability

Capability merupakan kapasitas dan seberapa besar daya dari seseorang

itu melakukan fraud di lingkungan perusahaan. Dalam penelitian ini perubahan

direksi sebagai proksi dari Rationalization. Perubahan direksi pada umumnya

sarat dengan muatan politis dan kepentingan pihak-pihak tertentu yang memicu

munculnya conflict of interest. Perhitungan pergantian direksi ini menggunakan

dummy variable dimana pergantian direksi diberi angka 1 dan angka 0 untuk

perusahaan yang tidak mengganti direksinya selama masa penelitian.

3.5. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

selalu masuk dalam perhitungan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2010 hingga 2014. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan

menggunkana kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan yang selalu masuk dalam perhitungan indeks LQ-45 di Bursa

Efek Indonesi (BEI) selama periode 2010 hingga 2014


2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam website

Bursa Efek Indonesia (BEI)


3. Mengungkapkan data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian dan

tersedia dengan lengkap (keseluruhan data tersedia pada publikasi selama

periode 2010 hingga 2014).

3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi dari

perusahaan yang selalu masuk dalam perhitungan indeks LQ-45 di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode 2010 hingga 2014 yang memiliki variabel terkait

dengan penelitian ini. Data sekunder digunakan dalam penelitian ini karena

mudah diperoleh, tidak memerlukan biaya yang tinggi serta data yang diperoleh

lebih akurat dan valid karena laporan keuangan yang dipublikasikan telah diaudit

oleh akuntan publik. Data yang diperoleh atau diakses melalui website resmi dari

Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id

3.6. Teknik Analisi Data

3.6.1 Analisis Deskriptif


Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis, dan skewness. (Imam Ghozali : 2013).

3.6.2 Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis yang digunakan adalah model regresi linear berganda.

Hubungan antara kecurangan laporan keuangan dan proksi dari fraud diamond

dengan model regresi:

Keterangan:

ß0 : Koefisien regresi konstanta

ß1,2,3,4,5,6,7 : Koefisien regresi masing-masing proksi

DACCit : Discretionary accruals perusahaan i tahun t

ACHANGE : Rasio perubahan total asset


LEV : Rasio total kewajiban per total asset

OSHIP : Rasio komposisi saham yang dimiliki manajemen

ROA : Return on assets

RECEIVABLE : Rasio perubahan piutang usaha

BDOUT : Rasio dewan komisaris independen

CPA : Pergantian auditor independen

TATA : Rasio total akrual per total aset

DCHANGE : Pergantian direksi

ε : error
Referensi

Merisa Yesiariani. Isti Rahayu, 2016 “Analisi Fraud Diamond Dalam Mendeteksi
Financial Statement Fraud”. Simposium Nasional Akuntansi XIX,
Lampung

Dwi Ratmono. Yuvita Avrie. Agus Purwanto, 2014 “Dapatkah Teori Fraud
Triangel Menjelaskan Kecurangan dalam Laporan Keuangan?”.
Simposium Nasional Akuntansi XVII, Lombok

Laila Tiffani. Marfuah, 2016 “Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis
Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Ekonomi. April Vol. 12

Andrian Budi Prasetyo, 2014 “Pengaruh Karakteristik Komite Audit dan


Perusahaan Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan”. Jurnal Akuntansi
Auditing. Volume 11/No. 1/November 2014: 1-24

Arie Winda. Basuki, 2016 “Studi Financial Statment Fraud


Mafiana Annisya. Lindrianasari. Yuztitya Asmaranti, 2016 “Pendetekisan
Kecurangan Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Diamond”. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi (JBE). Maret. Vol. 23, No. 1. ISSN: 1412-3126

Kennedy Samuel Sihombing. Shiddiq Nur Rahardjo, 2014 “Analisis Fraud


Diamond dalam mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdafta Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2010-2012”. Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 03,
Nomor 02. Halaman 1-12. ISSN (Online): 2337-3806

Romanus Wilopo. 2014. Etika Profesi Akuntan : Kasus-Kasus di Indonesia. STIE


Perbanas Surabaya

Ardiyos. 2007. “Kamus Standar Akuntansi”. Jakarta: Citra Harta Prima.


Hanum, Ivonna Nurfhyasa. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Fraudulent Financial Statement Dengan Perspektif Fraud Triangle.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. Bandar
Lampung.

Shabrina Prasmaulida, 2016. “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan


dengan Perspektif Segitiga Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
yang Diadopsi SAS NO. 99”. Asia Pasific Fraud Journal. Volume 1, No.
2nd edition (July-December 2016

Kasiram, Mohammad. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang:


UIN Malang Press.
Wolfe, David T., and Dana R. Hermanson. "The Fraud Diamond: Considering the
Four Elements of Fraud." CPA Journal 74.12 (2004)
Skousen, C.J, 2009. “Detecting and Predicting Financial Stability: The
Effectiveness of the Fraud Triangle and SAS N0.99”. Journal of
Accounting and Auditing. SSRN (Social Science Research Network), Vol.
13, h. 53-81.

Jensen and Meckling, 1976 “The Theory of The Firm; Manajerial Behaviour,
Agency Cost, and Ownership Struture”. Journal of Financial and
Economics, 3:305-360
Ujiyantho, Muh.Arief dan Pramuka, Bambang Agus, 2007 “Mekanisme
Corporate Governance, Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan (Studi
Pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur)”. Simposium Nasional
Akuntansi X Makasssar

Albrecht, W. Steve et. all (2012). Fraud Examination. South Western: Cengage
Learning. E-Book
Brennan, Niamh M. and McGrath, Mary, 2007 “Financial Statement Fraud:
Incidents, Methods and Motives”. Australian Accounting Review, 17 (2)
(42) (July): 49-61.

Shelton, Austin, 2014 “Analysis of Capabilities Attributed to the Fraud


Diamond”. Undergraduate Honors These.Paper 21. availabel at
http://dc.etsu.edu/honors/213 pada 25 September 2015.

Suyanto, 2009 “Fraudulent Financial Statement Evidence from Statement on


Auditing Standard No. 99”. Gajah Mada International Journal of
Business, Vol. 11, No. 01, hal. 117-144.

Wolfe, David T. and Hermanson, Dana R 2004 “The Fraud Diamond: Considering
The Four Elements of Fraud”. CPA Journal. Vol 74 Issue 12, hal. 1-5.

Anda mungkin juga menyukai