Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Riset Sains dan Teknologi e-ISSN: 2549-9750

Volume 2 No. 1 Maret 2018 p-ISSN: 2579-9118

Respon Pertumbuhan Tunas Andalas (Morus Macroura Miq.) Hasil


Enkapsulasi pada Suhu Penyimpanan yang Berbeda

Response to Growth of Andalas Buds (Morus macroura Miq.) Encapsulation


Result at Different Storage Temperature

Widia Rahmatullah
D3 Teknologi Transfusi Darah, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia, Yogyakarta, Indonesia
email: rahmatullahwidia@gmail.com

ABSTRAK
Histori Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu penyimpanan yang
efektif pada benih sintetik tanaman andalas dengan menggunakan metoda
Submitted: eksperimen, dilakukan 3 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan yang
17/11/2017 diberikan adalah berupa penyimpanan benih sintetik Andalas pada suhu
4ºC, 14 ºC dan 23 ºC. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2011
Accepted: sampai Februari 2012 di Laboratorium Kultur Jaringan dan Fisiologi
Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
18/05/2018
Alam, Universitas Andalas, Padang. Dari penelitian didapatkan hasil bahwa
suhu penyimpanan efektif untuk benih sintetik Andalas adalah 4ºC dengan
Published: persentase hidup 70%.
02/06/2018
Kata kunci: tanaman Andalas, pertumbuhan, enkapsulasi, suhu

ABSTRACT
This study aims to determine the effective storage temperature in the syntetic seed of plants Andalas.
Using the experimental method, 3 treatments were performed and lo repetition. The treatments were
performed and 10 repetition. The treatment provided is in the form of storage of synthetic Andalas seeds at
4 ºC, 14 º ºC, and 23 ºC. This research was conducted in December 2011 until February 2012 in the Kultur
Network and Plant Physiology Laboratory ,Biology Departement, Sains Faculty Andalas University, Padang.
From the research, it was found that the effective storage temperature for the syntetic seed of Andalas is 4
ºC with 70% live percentage.

Keywords: Andalas plant, growth, encapsulation, temperature

PENDAHULUAN sebagai bahan bangunan, papan dinding maupun


lantai (Anonim, 2011).
Pohon Andalas (Morus macroura Miq)
tumbuh tersebar mulai dari India, Cina bagian Pohon Andalas tahan terhadap rayap dan
selatan, Kamboja, Thailand dan Indonesia. Di cuaca. Kualitas kayu yang baik ini menyebabkan
Indonesia tanaman ini hanya bisa ditemukan di tanaman ini terancam punah karena ditebang
Sumatra dan Jawa bagian barat. Habitat pohon pada umur muda. Di samping karena gangguan
Andalas terdapat di hutan-hutan dataran tinggi manusia, punahnya tanaman juga disebabkan
dengan curah hujan yang cukup banyak pada oleh gangguan larva dari serangga dan hewan
ketinggiaan antara 900‒2500 meter dpl. Pohon vertebrata lainnya. Faktor lain yang
yang ditetapkan sebagai tanaman khas (flora menyebabkan sulitnya perkembangbiakan
identitas) provinsi Sumatra Barat ini terkenal pohon Andalas adalah karena tanaman ini
dengan kayu yang kuat dan tahan serangga. Oleh termasuk kelompok dioceus di mana bunga
karenanya kayu Andalas banyak digunakan jantan dan bunga betina terpisah sehingga

9
Widia Rahmatullah
Respon Pertumbuhan Tunas Andalas (Morus Macroura Miq.) Hasil Enkapsulasi
pada Suhu Penyimpanan yang Berbeda

menyebabkan sulitnya perbanyakan tanaman berkecambah dan tidak dapat melakukan


secara seksual (Dahlan, 1993). aktivitas di bawah rentang tersebut (Derek et al.,
2006).
Perbanyakan tanaman Andalas melalui
teknik kultur jaringan merupakan salah satu cara Penyimpanan merupakan faktor penting
yang dapat dilakukan untuk membudidayakan dalam mempertahankan viabilitas biji sintetik
tanaman endemik ini. Penelitian menggunakan sebelum dikecambahkan atau selama waktu
tanaman Andalas sebelumnya telah dilakukan pengiriman dari suatu tempat ke tempat lain.
oleh Suwirmen (2007) untuk memperbanyak Oleh karena itu, biji sintetik harus diletakkan
bibit Andalas secara in vitro menggunakan pada suhu penyimpanan yang efektif selama
medium Murashige dan Skoge (MS) dengan pengiriman. Selain itu. penelitian tentang
penambahan 3 mg/L Benziladenin (BA) dan 10 penyimpanan biji sintetik juga perlu dilakukan
mg/L biotin sebagai media multiplikasi. Selain sebagai upaya menyukseskan program
itu, Pratiwi (2010) juga telah melakukan konservasi benih sintetik plasma nutfah yang
enkapsulasi pada tanaman Andalas ini. Teknik terancam punah di masa depan (Maruyama et al.,
enkapsulasi merupakan teknik pembungkusan 1997).
eksplan (embrio somatik, meristem atau tunas
pucuk dengan pembungkus khusus yang Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
membuat eksplan tidak mudah rusak dan dapat suhu penyimpanan biji sintetik andalas yang
tumbuh). Teknik enkapsulasi ini dikembangkan paling efektif setelah enkapsulasi dan
oleh Redenbaough, Rossler dan Paasch (1985) mengetahui pertumbuhan biji sintetik andlas
dengan membungkus embrio somatik dengan yang telah disimpan pada suhu berbeda.
natrium alginat yaitu sejenis gel yang diperkaya METODE PENELITIAN
unsur hara. Menurut Nova (2008) alginat
merupakan hidrokoloid alami yang berasal dari Penelitian ini menggunakan metode
ekstrak ganggang coklat yang secara taksonomi eksperimen dengan 3 perlakuan dan 10 ulangan.
dikelompokkan ke dalam divisi Thallophyta kelas Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
Phaeophyceae, spesies Laminaria yang dapat tunggal yakni membandingkan respon
digunakan dalam proses enkapsulasi. pertumbuhan benih sintetik andalas pada suhu
penyimpanan yang berbeda. Perlakuan yang
Teknologi kultur in vitro merupakan diberikan adalah penyimpanan benih sintetik
teknologi yang terbukti mampu memproduksi pada suhu yang berbeda yaitu 4ºC, 14ºC dan
bibit dalam jumlah besar, seragam dan tidak 23ºC. Bahan yang digunakan antara lain tunas
terbatas musim. Perbanyakan secara in vitro Andalas, media Murashige Skoog (MS), natrium
identik dengan perbanyakan secara vegetatif. alginat 4%, 50 Mm CaCl2.2H2O, alkohol 70%,
Penguasaan teknik embriogenesis somatik byclin, spritus, kertas, tisu gulung dan aquades
membuka peluang bagi pengembangan benih steril. Alat yang digunakan antara lain Laminar
sintetik yang berperilaku menyerupai benih Air Flow Cabinet (LAFC), autoclaf, gelas beker,
zigotik dan dapat disimpan dalam waktu yang kertas pH, alumunium foil, scalpel, pinset, botol
relatif lama. Teknologi benih sintetik kultur, cawan Petri, gelas ukur, stoma, sprayer,
memberikan banyak keuntungan secara skala plastik bening, magnetic stirer, lampu ultraviolet,
ekonomis untuk pengembangan tanaman keranjang botol, label tempel, selotip besar dan
budidaya. Faktor yang memengaruhi kecil, pembakar Bunsen, gunting, korek api.
keberhasilan benih sintetik antara lain
keseragaman perkembangan embrio somatik, Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
penggunaan komponen kapsulasi yang tidak Kultur Jaringan dan Fisiologi Tumbuhan,
toksik, viabilitas embrio yang tetap tinggi setelah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
proses penyimpanan dan pertumbuhan dalam Alam, Universitas Andalas, Padang. Adapun
kapsul setelah aklimatisasi (Arisanti, 2011) prosedur penelitian meliputi:
Menurut Stein (2010), beberapa faktor Sterilisasi dilakukan pada semua alat yang
yang dapat memengaruhi perkecambahan benih digunakan, yaitu botol kultur, pinset, pisau
antara lain kelembaban, suhu dan cahaya. Suhu skalpel, kertas penutup botol, alumunium foil,
menjadi faktor yang paling penting dalam kertas saring dan stoma. Botol kultur dicuci
mengaktifkan gen yang terkait dengan dengan detergen kemudian dibilas sampai bersih,
metabolisme gibberellic acid (GA). Suhu selanjutnya direndam dalam bayclin selama satu
mempengaruhi proses metabolisme seluler dan malam kemudian dikeringkan. Botol yang telah
tingkat pertumbuhan. Benih memiliki rentang kering di autoclaf selama 15 menit pada tekanan
suhu di mana benih tersebut mampu 15 lbs dengan temperature 121oC. Selanjutnya

JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) - Vol.2 (1) 2018 - (9 – 14) 10
Widia Rahmatullah
Respon Pertumbuhan Tunas Andalas (Morus Macroura Miq.) Hasil Enkapsulasi
pada Suhu Penyimpanan yang Berbeda

adalah tahapan persiapan enkapsulasi. Aquades jumlah eksplan yang menembus kapsul
dan unsur hara lainnya dimasukkan untuk jumlah ulangan
membuat medium MS tanpa agar. Natrium × 100%
alginat 4% dicampurkan dan hormon IBA 2 mg/L
ditambahkan pada masing-masing media tanam. Analisis data dilakukan secara deskriptif
Larutan tersebut diaduk menggunakan magnetic dengan membandingkan bentuk kapsul setelah
stirer hingga semua terlarut. Prosedur tersebut penyimpanan pada setiap perlakuan,
menghasilkan larutan dengan pH 5,8. Pembuatan membandingkan waktu munculnya tunas pada
CaCl2.2H2O dengan konsentrasi 50 Mm dilakukan setiap perlakuan dan persentase eksplan yang
dengan melarutkannya menggunakan aquades bertunas pada setiap perlakuan.
steril. Semua media yang telah dibuat disterilisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan autoclaf pada suhu 121oC dengan
tekanan 15 lbs selama 15 menit. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa respon perkecam-bahan benih sintetik
Tahapan selanjutnya adalah penyediaan
Andalas. Setelah penyimpanan kapsul selama
eksplan. Planlet didapatkan dari perbanyakan
satu bulan, didapatkan hasil berupa bentuk
kultur tanaman Andalas di Laboratorium
kapsul. Sementara itu, setelah pengujian daya
Fisiologi Tumbuhan dan Kultur Jaringan Biologi
regenerasi selama satu bulan, didapatkan data
FMIPA Unand. Eksplan diletakkan di atas kertas
mengenai waktu muncul tunas dan persentase
saring dan tunas aksilarnya dipotong
eksplan yang bertunas. Adapun hasil yang
menggunakan skalpel. Tahapan berikutnya
diperoleh adalah sebagai berikut:
adalah penyalutan atau enkapsulasi. Semua alat
dan bahan yang digunakan termasuk eksplan dan A. Bentuk kapsul setelah penyimpanan
media diletakkan di dalam laminar air flow.
Dengan menggunakan pinset steril, semua Pada penelitian ini, pada awal perlakuan
eksplan yang telah disiapkan dimasukkan ke semua benih sintetik digunakan natrium alginat
dalam media MS cair yang telah mengandung 4% dan CaCl2.2H2O 50 Mm karena menurut
natrium alginat 4%. Eksplan diambil dengan Pratiwi (2010) bahwa konsentrasi terbaik dalam
menggunakan pipet tetes dan diteteskan ke membentuk kapsul untuk benih sintetik tunas
dalam larutan 50 Mm CaCl2.2H2O secara andalas adalah 4% natrium alginat dan 50 Mm
perlahan. Kapsul yang terbentuk dikocok CaCl2.2H2O. Pada konsentrasi ini bentuk dan
menggunakan shaker selama 30 menit dan struktur kapsul yang terbentuk secara
dibilas dengan aquades steril. morfologinya seragam, isodiametrik, padat dan
bentuknya lebih kokoh sehingga bentuk dari
Tahapan berikutnya adalah penyimpanan semua perlakuan benih sintetik sama.
benih sintetik. Eksplan yang telah membentuk
benih sintetik dimasukkan ke dalam botol dan Setelah penyimpanan benih sintetik
disimpan di tempat gelap. Tiap botol berisi dua Andalas selama satu bulan pada suhu
kapsul, ditutup dengan lakban dan diinkubasi penyimpanan yang berbeda, didapatkan hasil
selama satu bulan pada suhu sesuai perlakuan. berupa bentuk kapsul yang berbeda antara
Selanjutnya dilakukan pengujian daya regenerasi penyimpanan suhu rendah dan suhu tinggi. Pada
eksplan. Dengan menggunakan pinset steril, suhu 4ºC benih sintetik memiliki eksplan yang
kapsul diambil satu persatu dan dipindahkan ke masih tetap berwarna hijau dengan selubung
dalam botol media dasar perakaran ½ MS. Botol (coat) yang masih putih dan bening sementara
ditutup dengan lakban kemudian disimpan di pada perlakuan suhu 14ºC dan 23ºC benih
dalam ruang kultur sampai tunas menembus sintetik memiliki eksplan yang berwarna coklat
kapsul. dengan selubung yang memudar bahkan
mengerut. Pada kelembaban yang rendah,
Pengamatan bentuk kapsul setelah eksplan akan cenderung memperlambat proses
penyimpanan dilakukan secara visual dengan metabolisme-nya sehingga proses respirasi juga
menjelaskan bentuk dari kapsul tersebut pada melambat. Hal ini nantinya akan memperlambat
akhir pengamatan. Sementara pengamatan proses perombakan karbohidrat dan protein
waktu muncul tunas dilakukan pada hari sehingga sumber energi tersebut dapat diguna-
pertama sampai akhir pengamatan pada masing- kan dalam jangka waktu yang panjang sampai
masing perlakuan. Persentase eksplan yang pada kondisi yang me-mungkinkan eksplan
membentuk tunas dihitung dengan rumus: untuk tumbuh. Pada penyimpanan suhu dingin
eksplan juga cenderung memperlam-bat
ekplan yang bertunas =
mekanisme kerja enzim yang berfungsi sebagai

JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) - Vol.2 (1) 2018 - (9 – 14) 11
Widia Rahmatullah
Respon Pertumbuhan Tunas Andalas (Morus Macroura Miq.) Hasil Enkapsulasi
pada Suhu Penyimpanan yang Berbeda

biokatalisator sehingga dapat memperlambat indica hasil enkapsulasi mampu bertahan selama
proses perombakan karbohidrat agar eksplan 30 hari pada suhu penyimpanan 5ºC dengan
mampu bertahan hidup. persentase perkecambahan sebesar 55%. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa penyimpan
Menurut Kavyashree et al. (2006), benih benih sintetik paling efektif adalah pada suhu
sintetik murbei dapat disimpan 1 sampai 4 bulan rendah.
pada suhu 4ºC tanpa kehilangaan viabilitasnya.
Ikhlaq & Ishfaq (2010) juga telah melakukan Tingginya kemampuan perkecambahan
penelitian tentang pengaruh penyim-panan eksplan pada suhu 4ºC disebabkan karena pada
berbeda pada benih sintetik tanaman zaitun. awal sampai pada akhir penyimpanan eksplan
Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa cenderung mempertahankan viabili-tasnya
benih sintetik zaitun berkecambah baik pada dengan memperlambat proses respirasi hingga
suhu 4ºC pada interval hari ke-45, namun pada kondisi yang memungkinkan eksplan untuk
cenderung menurun setelah itu. Nower (2007) tum-buh. Pada penyimpanan suhu rendah
juga telah melakukan penelitian tentang eksplan tetap berwarna hijau yang menandakan
penyimpanan benih sintetik pada Pyrus bahwa eksplan tersebut tetap aktif membelah
communis L. dengan hasil yang menunjukkan (meristematik) dan mampu untuk tumbuh
bahwa benih sintetik yang disimpan pada suhu menjadi tumbuhan baru. Mohanraj et al. (2009)
rendah selama 30 hari mampu berkecambah telah melakukan penelitian mengenai efek
dengan baik. penyimpanan terhadap regenerasi benih sintetik
pada anggrek. Hasil penelitian menunjukkan
Pada suhu tinggi benih sintetik Andalas bahwa persentase perkecambahan benih sintetik
cendrung mengalami penu-runan viabilitas yang yang disimpan pada suhu kamar jauh lebih
ditandai dengan perubahan warna eksplan rendah dibandingkan dengan yang disimpan
menjadi kecoklatan. Hal ini diduga karena ada pada suhu 4 ºC.
pengaruh senyawa hasil proses oksidasi fenol di
dalam jaringan eksplan yang mengalami Benih sintetik mengalami pengerutan
cekaman. Menurut Santoso & Nursandi (2002), pada suhu tinggi karena kapsul telah mengalami
perubahan warna eksplan terjadi akibat adanya dehidrasi dan sulit bertahan hidup selama masa
browning (pencoklatan) yang disebabkan oleh penyimpanan sehingga tidak mampu
reaksi enzimatik ke arah pembentukan senyawa memberikan respon perkecambahan. Hal ini
fenol. Menurut Ikhlaq & Ishfaq (2010), pada disebabkan karena rendahnya toleransi kapsul
keadaan stres jaringan tanaman akan pembungkus eksplan terhadap suhu
mengumpulkan etilen di dalam jaring-an yang penyimpanan. Menurut Vievis et al. (2001), benih
nantinya akan menghambat pertumbuhan. sintetik yang mengalami dehidrasi sulit untuk
bertahan hidup karena benih akan menghabiskan
B. Waktu muncul tunas dan persentase banyak nutrisi yang mengakibatkan rendahnya
eksplan yang bertunas persentase perkecambahan.
Respon perkecambahan benih sintetik Menurut Ara et al. (2000), kapsul kalsium
Andalas yang dapat diamati lainnya adalah waktu alginat sangat sulit untuk melindungi eksplan
muncul tunas dan persentase eksplan yang dari kekeringan karena kalsium alginat cepat
bertunas setelah pengujian daya regenerasi kehilangan air dan kering kecuali apabila
selama satu bulan. Waktu muncul tunas diamati disimpan di lingkungan yang lembab atau dilapisi
pada awal muncul tunas sampai pada akhir dengan membran hidrofobik. Kapsul yang telah
pengamatan. Sementara persentase eksplan yang mengering dan tidak memiliki air menyebabkan
bertunas diperoleh dengan meng-hitung jumlah kematian pada embrio karena sumber energi
eksplan yang menem-bus kapsul dibagi jumlah yang dibutuh-kan embrio untuk melakukan
seluruh ulangan. Pada perlakuan suhu 4ºC, rata- respirasi sudah tidak tersedia lagi. Meskipun
rata tunas muncul pada hari ke-21 dengan teknologi benih sintetik tampaknya menjanjikan
persentase eksplan yang menembus kapsul untuk penyebaran sejum-lah spesies tanaman,
sebesar 70%. Sementara pada perlakuan 14ºC terdapat keterbatasan seperti kurangnya dor-
dan 23ºC, benih sintetik tidak mampu mansi dan toleransi stres di dalam embrio
memberikan respon perkecambahan. Hal ini somatik yang nantiya akan membatasi
menunjukkan bahwa 4ºC merupakan suhu penyimpanan benih sin-tetik. Pada beberapa
terbaik untuk penyimpanan benih sintetik spesies, benih sintetik sangat rentan terhadap
Andalas karena tunas mampu berkecambah kekeringan yang akan menyebabkan kerusakan
dengan baik pada suhu tersebut. Hasil penelitian eksplan dan menghambat perkecambahan
Kamareddi (2008) menyatakan bahwa Morus eksplan.

JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) - Vol.2 (1) 2018 - (9 – 14) 12
Widia Rahmatullah
Respon Pertumbuhan Tunas Andalas (Morus Macroura Miq.) Hasil Enkapsulasi
pada Suhu Penyimpanan yang Berbeda

Menurut Thobunluepop et al. (2009), tidak nantinya diharapkan benih sintetik Andalas
seperti zigotik, benih sintetik tidak menumpuk dapat bertahan hidup pada suhu tinggi. Setelah
cadangan makanan dan tidak mengembangkan diketahui dari hasil penelitian bahwa
toleransi terhadap kekeringan sehingga hanya penyimpanan benih sintetik tunas Andalas yang
dapat disimpan dalam waktu yang terbatas. paling efektif adalah pada suhu 4ºC maka jika
Benih berkembang dan muncul melalui kapsul melakukan pengiriman benih sintetik dari suatu
dan proses metabolismenya dapat diperlambat tempat ketempat lain akan lebih aman disimpan
dengan penurunan suhu. pada suhu tersebut. Benih sintetik tetap dapat
tumbuh dengan baik setelah dilakukan
KESIMPULAN DAN SARAN pengiriman tanpa kehilangan viabilitasnya.
Kesimpulan yang didapatkan dari UCAPAN TERIMA KASIH
penelitian ini adalah suhu efektif dalam
penyimpanan benih sintetik tunas Andalas Ucapan terima kasih kepada kepala
adalah 4ºC dan respon perkecam-bahan benih laboratorium fisiologi dan kultur jaringan
sintetik Andalas pada suhu 4ºC menunjukkan tumbuhan Universitas Andalas dan staf serta
persentase hidup 70%. Untuk selanjutnya semua pihak yang telah membantu proses
disarankan agar menyimpan benih sintetik penelitian ini.
Andalas yang telah dilapisi polywax sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Pohon Andalas. vitro. Australian journalof basic and
https://alamendah.org/2011/01/16/poh applied science 1(3): 262-270
on-andalas-tanaman-khas-sumatera-
barat/.Diakses pada 20 September 2011. Pratiwi, Putri. 2010. Respon pertumbuhan tunas
andalas (Morus macroura Miq) hasil
Ara, H., Jaiswal, U., Jaiswal, V.S. 2000. Synthetic enkapsulasi pada beberapa konsentrasi
seed: prospect and limitations. Current natrium alginat dan CaCl2.2H2O. skripsi
science. 78 : 1438 – 1444. sarjana biologi FMIPA UNAND: Padang
Arisanti, Y. 2011. Teknologi dan produksi benih Maruyama, E., Kinoshita, Ishii, K., Shigenaga, H.,
sintetik. Direktorat Jendral Perkebunan. Olibak A., Saito. 1997. Alginat
Kementerian pertanian: Jakarta enkapsulation tehnology for the
propagation of the tropical trees, cedrela
Dahlan, S. 1993. Studi pendahuluan pembungaan odorata L., Guazama crinite Mart,
pohon andalas (Morus macroura Miq). Jacaranda mimosaefolia C. Silvae genetika
Jurnal penelitian FMIPA 2 (2): 9-13 46(1) : 17-23
Derek, B., Black J., Michael, Halner and Peter. Mohanraj, R. Ananthan. Bai, V.N. 2009.
2006. The encyclopedia of seeds. Science, Production and storage of synthetic seeds
technology and uses cabi series. Retrieved in coelogyne breviscapa Lindl. Asian journal
2009-08-28 of biotechnology 1: 124-128
Ikhlaq, M., Ishfaq, A. 2010. In vitro storage of Santosa, U. Nursandi, F. 2002. Kultur jaringan
synthetic seeds, effect of different storage tanaman. Malang: penerbit UMM Press.
conditions and iterval on their conversion
ability. Journal of biotecnology 9 (35) : Stein, S. 2010. Factor that affect seed germination.
5712 – 5721 http:// seed germination. Blogspot.
Com/10 november 2011
Kavyashree, R., Gayatri, M..C., Revana Saddaiah,
H.M. 2006. Propagation of mulberry Suwirmen, 2007. Produksi bibit pohon andalas
variety by seed of axilary buds plant cell (Morus macroura Miq) secara in vitro
tiss. Org Cult 84: 245-249 dalam upaya pelestarian maskot flora
sumatera barat. Laporan akhir research
Nova, R. Y., 2008. Emulsifikasi untuk grant technological and profesional skill
mikroenkapsulasi propanolol hidroklorida development sector project (TPSDP) batch
dengan penyalut alginat. IPB: Bogor III: 1-34
Nower, A., Ahmed. 2007. Synthetic seeds of pear Vieves. N., Martinez, M.E.,Castillo R., Maria, B. A.,
(Pyrus communis L.) rootstock storage in Gonzalez. Omoldo J.L. 2001. Effect of
abibisic acid and jasmonic acid on partial

JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) - Vol.2 (1) 2018 - (9 – 14) 13
Widia Rahmatullah
Respon Pertumbuhan Tunas Andalas (Morus Macroura Miq.) Hasil Enkapsulasi
pada Suhu Penyimpanan yang Berbeda

desiccation of encapsulated somatuic Thobunluepop, P.E., Pawelzik and S. Vearasilp,


embryo of sugarcane. Plant cell tissue 2009. Possibilty of sweet corn corn
organ cult. 65. 15-21 synthetic seed production. Pakistan
journal of biological sciences. 12 : 1085-
1089

JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) - Vol.2 (1) 2018 - (9 – 14) 14

Anda mungkin juga menyukai