KEPERAWATAN GIGI
Nama Kelompok:
3. Eryani (20153120866)
4. Nurhafiza (20153120860)
TAHUN 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini termasuk teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembutan
makalah ini dan terima kasih kami haturkan kepada dosen mata kuliah Etika Profesi Keperawatan Gigi
yang telah memberikan tugas kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
tentang Etika Profesi Keperawatan Gigi ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 6
BAB II.................................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 8
3
1. Keluhan Terhadap Pembimbing .......................................................................................11
1. SOP Penyuluhan...............................................................................................................12
2. Fissure Sealant..................................................................................................................14
3. Scalling .............................................................................................................................15
4. Amalgam ..........................................................................................................................19
e) Buatlah sedikit adonan Zinc Phospat Cement untuk melapisi retensi ..............................19
i) Gunakan amalgam carver untuk meratakan tumpatan atau tepi tumpatan dan burnisher
untuk meratakan cavitas supaya padat .................................................................................................20
j) Setelah 24 jam lakukan pemolesan supaya tidak terjadi celah antara tumpatan pada
dinding kavitas .....................................................................................................................................20
C. Evaluasi ............................................................................................................................20
4
b) Buatlah outline kavitas .....................................................................................................19
e) Buatlah sedikit adonan Zinc Phospat Cement untuk melapisi retensi ..............................19
i) Gunakan amalgam carver untuk meratakan tumpatan atau tepi tumpatan dan burnisher
untuk meratakan cavitas supaya padat .................................................................................................19
j) Setelah 24 jam lakukan pemolesan supaya tidak terjadi celah antara tumpatan pada
dinding kavitas .....................................................................................................................................20
C. Evaluasi ............................................................................................................................20
PENUTUP ......................................................................................................................................... 23
A. Kesimpulan...........................................................................................................................23
B. Saran .....................................................................................................................................23
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar profesi perawat gigi disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan dan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1035/Menkes/SK/1998 tentang Perawat Gigi.
Profesi bukan sekedar pekerjaan atau vocation melainkan suatu voksi khusus yang mempunyai ciri-
ciri expertise: keahlian, responsibility, tanggung jawab dan corporateness, rasa kesejawatan (Nugroho
1982).
Mengingat profesi perawat gigi merupakan tugas mulia yang tidak terlepas dari fungsi
kemanusiaan dalam bidang kesehatan, maka perlu memiliki suatu kode etik yang dijiwai
oleh nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Seorang perawat gigi dalam menjalankan profesinya perlu membawa diri dalam sikap
dan tindakan yang terpuji. Baik dalam hubungannya terhadap penderita, masyarakat, teman
sejawat, maupun profesinya.
Perawat gigi harus optimal dalam menjalankan profesinya, yang dimaksud secara optimal dalam
menjalankan profesi perawat gigi adalah sesuai dengan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
mutakhir, etika umum, etika kesehatan gigi, hukum, dan agama. Kesehatan gigi dan mulut yang
menyangkut pengetahuan dan keterampilan yang telah diajarkan dan dimiliki harus dipelihara dan
dipupuk sesuai dengan kemampuan perawat gigi yang telah ditetapkan.
Etika umum dan etika kesehatan gigi harus diamalkan dalam menjalankan profesi secara ikhlas,
jujur, dan rasa cinta terhadap sesama manusia, serta penampilan tingkah laku, tutur kata, dan berbagai sifat
lain yang terpuji, seimbang dengan martabat jabatan profesi perawat gigi.
6
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pelanggaran etika perawat gigi terhadap teman sejawat, rekan kerja,
pasien dan pengantar pasien (masyarakat)
2. Untuk mengetahui perbedaan SOP teori terhadap praktek kerja perawat gigi di lingkungan
kerja
7
BAB II
PEMBAHASAN
a) Sebelum meminjam alat teman sejawat, operator harus meminta izin terlebih dahulu
kepadanya hingga ia mengetahui dan memberi izin
b) Sebelum akan bekerja, operator harus mempersiapkan segala yang ingin ia kerjakan baik
berupa perlengkapan kerja maupun SOP, sehingga operator tidak perlu bertanya-tanya
kepada teman sejawat hingga ia merasa terganggu saat sedang bekerja
c) Seharusnya operator dan teman sejawat harus saling mengerti kebutuhan dental unit yang
tersedia di klinik, jadi apabila teman sejawat sudah terlebih dulu mendapatkan dental unit,
maka operator harus bersedia mengalah dan mencari dental unit lain yang kosong
d) Saat operator telah menyelesaikan semua pekerjaannya dan ada teman sejawat yang
membutuhkan dental asisten, sebaiknya operator membantu untuk menjadi dental
asistennya saat bekerja
e) Harus ada pengawasan dari rekan kerja yang berada di ruangan sterilisasi saat pengambilan
alat, sehingga tidak terjadi penukaran alat dengan sengaja
8
B. Pelanggaran Etika Perawat Gigi Terhadap Rekan Kerja
a) Operator tidak melapor kepada rekan kerja apabila ia telah mengambil alih alat dari teman
sejawat
b) Operator memaksa rekan kerja untuk segera melayaninya dalam peminjaman alat
c) Operator meninggalkan sampah sembarangan, sehingga membuat repot rekan kerja
d) Operator menghilangkan alat dan tidak melapor kepada rekan kerja, sehingga membuat
rekan kerja disalahkan
e) Operator mengurangi jam istirahat rekan kerja dengan cara menambah waktu kerja
a) Setiap mengambil alih alat, operator harus melapor kepada rekan kerja agar tidak
terjadinya
b) Operator harus sabar dan mengantri terhadap teman sejawat yang lain, tapi rekan kerja juga
harus sigap dan cepat dalam melayani para operator yang akan bekerja
c) Operator harus sadar terhadap kebersihan lingkungan kerja, sehingga tidak ada lagi sampah
yang berserahkan
d) Harus ada peringatan dan sanksi terhadap operator yang menghilangkan alat tersebut
e) Operator harus mengikuti peraturan batas waktu bekerja yang telah ditetapkan sehingga
tidak memotong waktu istirahat rekan kerja
a) Sebelum bekerja, operator harus menyanyakan terlebih dahulu bagaimana keadaan pasien,
baik kesehatan maupun yang lainnya
b) Selama berlangsungnya tindakan, operator harus sekali-kali menahan mulut pasien dengan
menggunakan kapas tampon agar pasien tidak merasa kaku
c) Setiap meninggalkan dental unit, operator harus selalu disiplin untuk mematikan lampu
dental unit yang sedang menyala
d) Sebelum membawa banyak pasien, operator harus pandai menyesuaikan antara waktu
klinik dan waktu pekerjaannya
e) Operator harus menjalankan komunikasi terapeutiknya dengan baik dan menarik selama
melakukan tindakan, sehingga tidak membuat pasien merasa bosan
a) Operator tidak menjelaskan dengan detail tentang perawatan yang akan dan/ sudah
dilakukan terhadap pasien
b) Operator tidak meminta Inform Concent
c) Operator terlambat mengantarkan pasien kembali ke rumahnya
d) Operator tidak menerapkan 3S (senyum,sapa,salam) kepada pengantar (masyarakat) pasien
e) Operator tidak memberi nomor kontak yang bisa dihubungi
10
2. Solusi Untuk Mencegah Pelanggaran Operator Terhadap Pengantar Pasien
(masyarakat)
a) Sebaiknya operator memberikan penjelasan yang akurat dan detail mengenai perawatan
yang akan dan/ sudah dilakukan terhadap pasien kepada keluarga pasien dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
b) Sebelum melakukan tindakan, harusnya operator meminta Inform Concent kepada keluarga
pasien, sebagai tanda perizinan untuk dilakukannya tindakan
c) Apabila operator melakukan keterlambatan waktu dari perjanjian sebelumnya, maka
operator hendaknya meminta maaf kepada keluarga pasien dan menjelaskan tentang sebab
keterlambatan tersebut
d) Jika bertemu dengan masyarakat, operator sudah semestinya menerapkan 3S
(senyum,sapa,salam) dan harus dilakukan setiap saat
e) Sebelum membawa pasien hendaknya operator memberikan nomor kontaknya kepada wali
pasien, agar wali pasien tidak khawatir dan apabila terjadi sesuatu dapat menghubungi
melalui nomor kontak tersebut
11
b) Pembimbing harus memberikan kesempatan kepada operator unuk memanfaatkan waktu
kerjanya yang tersisa
c) Pembimbing harus disiplin untuk datang tepat waktu dan jika pembimbing berhalangan
untuk hadir hendaknya langsung mengkonfirmasi kepada pihak yang mengelola klinik
d) Pembimbing harus bersikap adil tanpa memilih ataupun mengistimewakan operator satu
dengan yang lain
e) Pembimbing harus mengontrol emosinya dan jika bermain fisik lewat dari batas wajar
harusnya ada teguran ataupun sanksi agar tidak terulang kembali
1. SOP Penyuluhan
12
SOP Topikal Aplikasi Flour SOP Topikal Aplikasi Flour di Klinik
A. Persiapan
A. Persiapan
a) Cotton roll, tangkai dan kuas flour, deppen
a) Cotton roll, cotton pellet, dappen disk, tangkai
disk, kapas, sikat gigi,brush, contra angel,
dan kuas flour, sikat gigi, Disclosing Agent,
tampon, Disclosing Agent, Flour
Fluor
b) Persiapan pasien
b) Persiapan pasien
B. Pelaksanaan
B. Pelaksanaan
a) Periksa gigi apakah memenuhi syarat
a) Periksa gigi apakah memenuhi syarat
dilakukannya topical aplikasi (periksa
dilakukannya topical aplikasi (periksa
kalkulus index dan debris index)
kalkulus index dan debris index)
b) Teteskan disclosing agent 2-3 tetes di bawah
b) Oleskan disclosing agent pada gigi index dan
lidah dan instruksikan pasien untuk
instruksikan pasien untuk meratakan pada
meratakan pada seluruh permukaan gigi
seluruh permukaan gigi dengan lidah
dengan lidah
c) Periksa skor debris kembali
c) Pasien disuruh sikat gigi
d) Pasien disuruh sikat gigi
d) Periksa kembali giginya apakah masih ada
e) Periksa kembali giginya apakah masih ada
disclosing agent yang menempel, apabila
disclosing agent yang menempel, apabila
masih bersihkan kembali gigi pasien sampai
masih bersihkan kembali gigi pasien sampai
bersih hingga tidak ada lagi pewarnaan
bersih hingga tidak ada lagi pewarnaan
disclosing agent dapat menggunakan brush
disclosing agent
e) Setelah bersih, blokir gigi pasien perkuadran
f) Setelah bersih, blokir gigi pasien perkuadran
dan keringkan dengan water syringe
dan keringkan dengan water syringe
f) Olesi seluruh permukaan gigi pada kuadran
g) Olesi seluruh permukaan gigi pada kuadran
pertama dan tunggu sampai 3 menit
pertama dan tunggu sampai 3 menit
g) Kontrol air liur pasien menggunakan kapas
h) Setelah kering dilanjutkan ke kuadran
pada saat pengerjaan
berikutnya dan dilakukan dengan prosedur
h) Setelah kering dilanjutkan ke kuadran
yang sama
berikutnya dan dilakukan dengan prosedur
C. Evaluasi
yang sama
a) Jangan kumur-kumur
C. Evaluasi
b) Jangan langsung gosok gigi selama 30 menit
a) Jangan kumur-kumur
c) Jangan makan dan minum selama ½ - 1 jam
b) Jangan langsung gosok gigi selama 30 menit
d) Datang kembali minggu depan untuk tindakan
c) Jangan makan dan minum selama ½ - 1 jam
TAF kunjungan ke-II
d) Datang kembali minggu depan untuk
tindakan TAF kunjungan ke-II
13
2. Fissure Sealant
14
1) Waktu mengolesi Vaseline setelah bahan tambalan telah diaplikasikan sebaiknya
selama 20 detik, karena jika terlalu lama mengolesi Vaseline dikhawatirkan akan
membuat pasien kaku saat membuka mulut
3. Scalling
a) SOP Scalling
15
H. SOP Kegiatan Kuratif
1. Resin Komposit
16
2. ART (Atraumatic Restorative Treatment)
SOP Penambalan Dengan Teknik ART SOP Penambalan Dengan Teknik ART di klinik
A. Persiapan A. Persiapan
a) Mempersiapkan alat dan bahan : alat standar, a) Mempersiapkan alat dan bahan : alat standar,
hatchet, excavator sendok, cotton roll, cotton hatchet, excavator sendok, cotton roll, cotton
pellet, aquadest, mixing pad, agate spatel, pellet, aquadest, mixing pad, agate spatel,
plastis filling instrument, dentin conditioner, plastis filling instrument, dentin conditioner,
powder fuji IX, liquid, vaselin/coco butter powder fuji IX, liquid, vaselin/coco butter
b) Mempersiapkan pasien b) Mempersiapkan pasien
B. Pelaksanaan B. Pelaksanaan
a) Gunakan hatchet untuk membuka kavita a) Gunakan hatchet untuk membuka kavita
b) Setelah kavita terbuka gunakan excavator b) Setelah kavita terbuka gunakan excavator
sendok untuk membersihkan karies lunak sendok untuk membersihkan karies lunak
pada kavita pada kavita
c) Kemudian setelah bersih blokir gig ilalu c) Kemudian setelah bersih blokir gigi lalu
desinfeksi kavita dengan aquadest desinfeksi kavita dengan aquadest
d) Berikan dentin conditioner pada kavita selama d) Berikan dentin conditioner pada kavita
15 detik, bilas dengan kapas lembab dan kapas selama 15 detik, bilas dengan kapas lembab
kering selama 3 x dan kapas kering selama 3 x
e) Aduk liquid dan powder 1:1 diatas mixing pad e) Aduk liquid dan powder 1:1 diatas mixing
dengan agate spatel sampai tekstur seperti pad dengan agate spatel sampai tekstur
permen karet seperti permen karet
f) Aplikasikan bahan tambalan kedalam kavita f) Aplikasikan bahan tambalan kedalam kavita
dengan plastis filling instrument dengan plastis filling instrument
g) Tekan dengan jari yang sudah diberi g) Tekan dengan jari yang sudah diberi
vaselin/cocoa butter vaselin/cocoa butter selama 20 detik
h) Buang kelebihan bahan tambalan h) Jika terdapat ketinggian pada tambalan.
C. Evaluasi buang kelebihan bahan tambalan,Olesi
a) Intruksi tidak boleh digunakan pada gigi yang kembali dengan vaseline
sudah ditambal selama 1 jam C. Evaluasi
b) Tidak ada ketinggian pada tambalan a) Intruksi tidak boleh digunakan pada gigi
yang sudah ditambal selama 1 jam
b) Tidak ada ketinggian pada tambalan
17
3. Glass Ionomer
18
1) Waktu mengolesi Vaseline setelah bahan tambalan telah diaplikasikan sebaiknya 20
detik karna jika terlalu lama mengolesi Vaseline, karena dikhawatirkan akan membuat
pasien kaku saat membuka mulut
4. Amalgam
SOP Pencabutan Gigi Sulung (infiltrasi anasthesi) SOP Pencabutan Gigi Sulung di Klinik (infiltrasi
anasthesi)
A. Persiapan
A. Persiapan
a) Tang gigi sulung, cotton pellet, tampon,
a) Tang gigi sulung, cotton pellet, tampon,
dappen disk, citojeck, jarum citojeck,
deappen disk, citojeck, jarum citojeck,
betadine, obat
betadine, obat
b) Persiapan pasien
b) Persiapan pasien
B. Pelaksanaan
B. Pelaksanaan
a) Membran mukosa dikeringkan untuk
a) Membran mukosa dikeringkan untuk
mencegah larutnya bahan anasthesi
mencegah larutnya bahan anasthesi
b) beri betadine dan oleskan menggunakan
b) beri betadine dan oleskan menggunakan
cotton pellet ke daerah membrane mukosa
cotton pellet ke daerah membrane mukosa
yang akan disuntik
yang akan disuntik
c) Bahan anastesi topikal dioleskan melebihi
c) Bahan anastesi topikal dioleskan melebihi
area yang akan disuntik ± 15 detik, kurang
area yang akan disuntik ± 15 detik, kurang
dari waktu tersebut, obat tidak efektif
dari waktu tersebut, obat tidak efektif
(tergantung petunjuk pabrik)
(tergantung petunjuk pabrik)
20
d) Tanyakan kepada pasien apakah sudah terasa d) Tanyakan kepada pasien apakah sudah terasa
sebal pada daerah yang di suntik sebal pada daerah yang di suntik
e) Jika sudah Ambil tang sesuai dengan gigi e) Jika sudah Ambil tang sesuai dengan gigi
yang akan di cabut. Usahakan tang tidak yang akan di cabut. Usahakan tang tidak
langsung dilihatkan ke anak-anak langsung dilihatkan ke anak-anak
f) Kemudian cabut gigi menggunakan tang f) Kemudian cabut gigi menggunakan tang
setelah selesai itu, deep daerah yang luka setelah selesai itu,deep daerah yang luka
dengan tampon yang sudah diberi betadine dengan tampon yang sudah diberi betadine
g) Instruksikan dan Beri obat g) Instruksikan dan Beri obat
C. Evaluasi C. Evaluasi
a) Jangan memainkan daerah yang luka dengan a) Jangan memainkan daerah yang luka dengan
lidah lidah
b) Jangan makan di daerah luka pencabutan b) Jangan makan di daerah luka pencabutan
SOP Pencabutan Gigi Sulung (topikal anasthesi SOP Pencabutan Gigi Sulung (topikal anasthesi
gel/spray (CE)) gel/spray (CE))
A. Persiapan
A. Persiapan
a) Tang gigi, deppen disk, kapas, cotton pellet,
a) Tang gigi, deppen disk, kapas, cotton pellet,
anasthesi gel/spray(CE), tampon, betadine,
anasthesi gel/spray (CE), tampon, betadine,
obat
obat
b) Persiapan pasien
b) Persiapan pasien
B. Pelaksanaan
B. Pelaksanaan
a) Membran mukosa dikeringkan untuk
a) Membran mukosa dikeringkan untuk
mencegah larutnya bahan anasthesi
mencegah larutnya bahan anasthesi
b) Oleskan bahan anasthesi gel menggunakan
b) Oleskan bahan anasthesi gel menggunakan
kapas pada membrane mukosa pada 2 sisi
kapas pada membrane mukosa pada 2 sisi
contohnya pada daerah bukal dan lingual
contohnya pada daerah bukal dan lingual
kemudian deep gigi
kemudian deep gigi
c) Tunggu sebentar agar anasthesi gelnya
c) Tunggu sebentar agar anasthesi gelnya bekerja
bekerja dan tanyakan kepada pasien apakah
dan tanyakan kepada pasien apakah sudah
sudah terasa sebal atau belum
terasa sebal atau belum
d) Jika menggunakan sprey (CE) kapas di
d) Jika menggunakan sprey (CE) kapas di
21
semprotkan CE tunggu hingga kapas berbusa, semprotkan CE tunggu hingga kapas berbusa,
jika sudah langsung deepkan pada daerah gigi. jika sudah langsung deepkan pada daerah gigi.
e) Jika sudah Ambil tang sesuai dengan gigi e) Jika sudah Ambil tang sesuai dengan gigi
yang akan di cabut. Usahakan tang tidak yang akan di cabut. Usahakan tang tidak
langsung dilihatkan ke anak-anak langsung dilihatkan ke anak-anak
f) Kemudian cabut gigi menggunakan tang f) Kemudian cabut gigi menggunakan tang
setelah selesai itu, deep daerah yang luka setelah selesai itu, deep daerah yang luka
dengan tampon yang sudah diberi betadine dengan tampon yang sudah diberi betadine
g) Tanyakan apakah gigi yang dicabut sakit atau g) Tanyakan apakah gigi yang dicabut sakit atau
tidak jika sakit beri obat tidak jika sakit beri obat
h) Instruksikan h) Instruksikan
C. Evaluasi C. Evaluasi
a) Jangan memainkan daerah yang luka dengan a) Jangan memainkan daerah yang luka dengan
lidah lidah
b) Jangan makan di daerah luka pencabutan b) Jangan makan di daerah luka pencabutan
b) Solusi Bagi SOP Pencabutan Gigi Sulung (Topikal Anasthesi Gel/Spray (CE))
1) Lakukan pencabutan dengan waktu yang tepat karena penggunaan anasthesi gel dan
spray harus dilakukan dengan cepat karena waktu kerja tidak selama dengan waktu
kerja anasthesi infiltrasi
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah dijabarkan pada bab pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
B. Saran
1. Kode etik perawat gigi Indonesia dapat dijadikan pedoman untuk menjalankan profesi
secara baik untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan pengembangan tenaga
kesehatan gigi di masa mendatang
2. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan tingkat profesionalitas yang tinggi dari seluruh Perawat
Gigi Indonesia dan pastisipasi antar sesame teman sejawatnya
3. Perawat gigi Indonesia harus menjaga nama baik dengan ilmu, moral dan etika agar tidak
berdampak buruk pada nama baik seluruh Perawat Gigi Indonesia
23
Daftar Pustaka
https://for7delapan.wordpress.com/2012/06/22/definisi-etika-profesi-menurut-para-ahli/
http://nurmaliaandriani95.blogspot.co.id/2015/06/etika-profesi-hukum-manusia-etika-moral.html
http://www.pengertianpakar.com/2015/04/pengertian-etika-menurut-pakar.html
Rismawaty. 2008. Kepribadian dan Etika Profesi. Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press
Surna, Nyoman. Makalah 1990. Etika Profesi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
24