MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Desain Pembelajaran
Yang diampu oleh Bapak Dr. Sulthon, M.Pd dan Dr. Agus Wedi, M.Pd
Disusun oleh
Muhammad Andri Wicaksono (180121844019)
Florianus Vandy Sahe (180121844004)
Vina Muthmainna Rianto (180121844005)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur yang harus dilakukan sebelum menyusun bahan ajar cetak?
2. Apa saja proses-proses dalam penyusunan bahan ajar cetak?
3. Apa saja jenis-jenis bahan ajar cetak dan contohnya?
C. Tujuan
1. Mengetahui prosedur sebelum menyusun bahan ajar cetak.
2. Mengetahui proses dalam penyusunan bahan ajar cetak.
3. Mengetahui jenis bahan ajar cetak dan contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari analisis di atas, jenis bahan ajar dapat diturunkan
dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar diuraikan akan semakin
mudah guru menentukan jenis bahan ajarnya. Jika analisis dilakukan terhadap seluruh SK,
maka akan diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan oleh guru.
b) Analisis Sumber Belajar
Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu
dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan
dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar
yang dikaitkan dengan kebutuhan.
c) Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar
Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria
bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi.
Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan
diraih oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis
kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya.
2. Penyusunan Peta Bahan Ajar
Peta kebutuhan bahan ajar disusun setelah diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus
disiapkan melalui analisis kebutuhan bahan ajar. Peta Kebutuhan bahan ajar sangat diperlukan
guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan bahan ajarnya
seperti apa. Sekuensi bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan.
Di samping itu peta dapat digunakan untuk menentukan sifat bahan ajar, apakah dependen
(tergantung) atau independen (berdiri sendiri). Bahan ajar dependen adalah bahan ajar yang ada
kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain, sehingga dalam
penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi kalau saling
mempersyaratkan. Sedangkan bahan ajar independen adalah bahan ajar yang berdiri sendiri
atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan bahan ajar yang lain.
Sebagai contoh peta bahan ajar untuk Biologi SMA semester I Peta diambil dari SK nomor
2, KD nomor 1, dimana materi pokok sebagai judul bahan ajar.
Dari semua proses penyusunan bahan ajar cetak yang sudah dipaparkan, terdapat penyusunan
umum yang mana susunan bab ke bab lainya dan susunan komponen-komponen dalam setiap bab
menggambarkan strategi instruksional yang biasanya terjadi dalam proses pembelajaran
menggunakan metode tatap muka, yaitu dimulai dengan pendahuluan, uraian materi, penutup
(yang dapat terdiri atas rangkuman, tugas formatif, jawaban tugas formatif dan dapat dilengkapi
dengan lembar kerja).
a. Pendahuluan
Pendahuluan meliputi deskripsi singkat atau gambaran umum tentang cakupan bab
dimaksud.
b. Uraian materi
Uraian atau penjelasan materi secara rinci merupakan bagian utama yang akan membawa
peserta didik mempunyai kompetensi-kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, bahan ajar
semaksimal mungkin memanfaatkan alat bantu belajar yang akan membantu peserta didik
memahaminya. Alat bantu yang dapat dimuat dalam uraian materi antara lain berupa diagram-
diagram, analogi-analogi (biasanya dialogikan dengan keadaan sekitar yang mampu dipahami
oleh peserta didik), pertanyaan-pertanyaan yang membuka peluang bagi peserta didik untuk
mencari sumber informasi lainnya, dan sebagainya. Bahan ajar dapat dilengkapi dengan buku
teks sebagai bagian utama dari penyajian, sehingga peserta didik apabila ingin lebih memahami
materi yang diberikan dapat langsung memperoleh penyelesaiannya atau mendapatkan
jawabannya.
c. Rangkuman
Rangkuman dalam setiap bab memuat hal penting yang patut menjadi perhatian peserta
didik untuk dapat dimanfaatkan dalam mempelajari bab lainnya, atau untuk dapat dimanfaatkan
peserta didik dalam belajar. Hal ini harus menjadi perhatian tim pengembangan bahan ajar,
karena beberapa peserta didik mungkin memulai belajar mandiri dengan membaca rangkuman
setiap bab. Pernyataan dalam rangkuman harus berisi pengetahuan yang mendasar dari uraian
materi
d. Tugas, Tes Formatif, dan Kunci Jawaban
Setelah diberikan rangkuman, selanjutnya didalam bahan ajar perlu diberikan tugas-tugas
dalam rangka memberikan kemampuan atau pengetahuan tambahan bagi peserta didik. Tugas
yang disampaikan tetap berpedoman atau mengacu pada tujuan instruksional dan kompetensi
yang diinginkan. Hasil pekerjaan dari tugas yang dikerjakan oleh peserta didik harus dibahas
ketika ada pertemuan atau tatp muka. Diskusi ini juga merupakan umpan balik dari kegiatan
belajar mandiri peserta didik. Hasil diskusi akan memperlihatkan pencapaian hasil belajar
peserta didik, dan pensisik dapat memutuskan kegiatan berikutnya, apakah peserta didik harus
lebih mendalami materi yang sama (mengulang) atau dapat menlanjutkan ke bab selanjutnya.
Selain dari tugas yang diberikan, untuk memperlihatkan kemampuan pada peserta didik
dalam mengukur sendiri hasil belajar atau pengetahuan yang didapat dari belajar mandiri adalah
denan memberikan tes formatif beserta kunci jawabannya. Tes formatif merupakan seperangkat
tes acuan sebagai patokan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami uraian
materi dan pencapaian hasil belajarnya sesuai dengan tujuan instruksional khusus. Peserta didik
dapat mengukur kemampuannya dengan membandingkan jawaban antara jawabannya sendiri
dan jawaban yang ada dalam bahan ajar. Dalam kunci jawaban sedapat mungkin juga diberikan
penjelasan mengapa jawaban tersebut benar dan jawaban yang lain salah.
e. Lembar kerja
Lembar kerja memuat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk
mencapai tujuan instruksional. Lembar kerja ini harus ada, khususnya dalam kegiatan
instruksional yang menekankan pada keterampilan motorik, misalnya bagis siswa yang
disekolah-sekolah kejuruan, dan lainnya.
f. Daftar pustaka
Daftar Pustaka yang ditulis merupakan khusus yang digunakan untuk materi pembelajaran
ini, pustaka yang digunakan bisa buku teks, buku ajar, terbitan berkala, dan lainya yang lazim.
Selain mencakup enam hal utama dalam bahan ajar, sebaiknya bab pembelajaran juga memuat
informasi singkat dari kegiatan belajar. Informasi ini dapat diletakkan disetiap halaman depan
bagian kegiatan belajar sehingga informasi ini juga bermanfaat sebagai lembar penyekat antara
kegiatan belajar yang satu dengan yang lainnya.
c) Jenis Handout
Jenis handout dibagi berdasarkan karakteristik mata kuliah yang dibedakan menjadi
yaitu handout mata kuliah praktek dan non praktek.
Isi handout untuk mata kuliah praktek berisi:
- Materi pokok kegiatan praktek, di dalamnya
- Langkah-langkah kegiatan/proses yang harus dilakukan mhs, langkah demi langkah
dalam memilih alat, merangkai dan menggunakan alat/ instrumen yang akan
digunakan/dipasangkan dalam unit/rangkaian kegiatan praktek
- Pembelajaran dengan melakukan praktek ini berbeda dengan pembelajaran teori,
pengalaman dan keterampilan mhs sangat diharapkan dalam penggunaan
alat/instrumen praktek (harus mutlak benar), salah dalam merangkai / menggunakan
akan berakibat fatal , kerusakan atau bahkan kecelakaan.
- Perlu/seringkali dilakukan pre-test terlebih dulu, sebelum mhs memasuki ruangan
lab/bengkel, untuk mengetahui sejauh mana mhs telah siap dengan segala apa yang
akan dilakukan praktek tsb.
- Penggunaan alat evaluasi (reported sheet) sangat diperlukan untuk umpan balik dan
untuk melihat tingkat ketercapain tujuan, serta kompetensi-kompetensi yang harus
dikuasai dan dicapai oleh setiap mahasiswa
- Keselamatan kerja di lab/bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktek, baik
praktek di lab mapun di bengkel.
Isi handout untuk matakuliah non praktek:
- Acuan handout adalah SAP (Satuan Acara Perkuliahan).
- Format handout
Bebas (slide, transparansi, paper based), dan dapat berbentuk narasi kalimat tapi
singkat atau skema/flowchart dan gambar.
Tidak perlu pakai header maupun footer untuk setiap slide cukup yang halaman
pertama saja.
- Content handout:
Keseluruhan materi
Rincian materi
Untuk mata kuliah praktek format identitasnya sama, isi handout disesuaikan
dengan kekhususan materinya.
2. Jobsheet
a) Pengertian
Jobsheet merupakan sebuah langkah kerja yang berisi pengarahan tentang bagaimana cara
menyelesaikan suatu job atau pekerjaan. Dalam job sheet perlu ditambah petunjuk K3
(keselamatan dan kesehatan kerja). Langkah-langkah kegiatan praktikum harus ditulis dengan
jelas sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi yang akan berakibat pada kesalahan memilih,
menggunakan, merangkai alat/bahan dan akan berakibat fatal pada kerusakan bahan/alat atau
bahkan kecelakaan kerja.
b) Komponen Pendahuluan
Menurut Diklat/Bimtek KTSP DEPDIKNAS (2009:41) Jobsheet pada dasarnya
merupakan lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas, jobsheet yang dibuat minimumnya haruslah ada point-point seperti dibawah ini:
a. Judul, nama kompetensi/sub kompetensi
b. Peralatan, alat/mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran
c. Bahan, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran
d. Arah (direction), mengapa kompetensi/sub kompetensi itu diajarkan, tonjolkan
keefektifan job sheet ini.
c) Isi
- Materi jobsheet sangat tergantung pada KD yang akan dicapai.
- Materi jobsheet dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
lingkup substansi yang akan dipejajari.
- Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil
penelitian, atau hasil kreasi sendiri.
- Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam jobsheet
ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu.
- Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-
hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul
diskusi dituliskan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam
kelompk diskusi, dan berapa lama diskusi dilakukan, serta apa yang perlu ditulis untuk
dilaporkan.
3. Lembar Informasi / Brosur
a) Pengertian
Brosur merupakan suatu media yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi tertentu
untuk menawarkan suatu produk, layanan atau program kepada masyarakat umum. Brosur
ini diterbitkan secara tidak berkala “tidak reguler” dan hanya terdiri dari beberapa halaman
saja “sedikit halamannya”, brosur juga umumnya memiliki sampul tetapi tidak berjilid.
b) Komponen Pendahuluan
Apabila terdiri dari satu halaman, brosur umumnya itu dicetak pada kedua sisi, serta dapat
dilipat dengan pola lipatan tertentu hingga dapat membentuk panel yang terpisah. Selain dari
itu, untuk brosur yang memuat informasi mengenai produk disebut dengan sebutan katalog
produk atau sering hanya disebut dengan katalog saja. Brosur memuat informasi atau
penjelasan tentang suatu produk, layanan, fasilitas umum, profil perusahaan, sekolah, atau
dimaksudkan sebagai sarana beriklan. Informasi dalam brosur ditulis dalam bahasa yang
ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu singkat. Brosur juga didesain agar
menarik perhatian, dan dicetak di atas kertas yang baik dalam usaha membangun citra yang
baik terhadap layanan atau produk tersebut
c) Isi Brosur
Brosur selalu berisikan keterangan singkat dan mencakup secara keseluruhan, maka isi
dari brosur secara sistematisnya terdiri dari :
Nama organisasi perusahan dan alamat penerbitan brosur.
Sejarah singkat organisasi /perusahaan
Unit-unit layanan yang dimiliki
Daftar koleksi yang dilayankan/produk yang dihasilkan
Keunggulan produk
Bila organisasi tersebut menyediakan layanan publik, muat juga jam layanan, persyaratan
untik menjadi anggota dan tata tertib.
4. Worksheet (LKS)
a) Pengertian dan Tujuan
LKS dibuat sebagai media aktivitas yang berpusat pada siswa. LKS lebih tepat ketika
disebut sebagai Lembar Keja Siswa yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi,
ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Sebagai hasil
pengembangan bahan ajar LKS mempermudah siswa memahami materi dengan penyajian
bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. LKS dapat melatih kemandirian
belajar siswa sehingga siswa dapat lebih aktif dan penguasaan materi siswa dapat
ditingkatkan. Keberadaan LKS sebagai bahan ajar cetak dapat memudahkan pelaksanaan
pengajaran dengan meminimalkan tindakan.
LKS mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang bersifat konkrit, sederhana,
dan berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. LKS memuat apa yang (harus)
dilakukan siswa, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis.
LKS membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah
ditemukan
LKS berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa akan dapat
mengerjakan LKS tersebut jika membaca buku
Analisis kebutuhan
Pengembangan desain modul
Implementasi
Penilaian
Evaluasi dan
Validitas
Selain itu, dalam menyusun modul, isi modul juga harus sangat diperhatikan. Karena
inti dari semua penyusunan modul adalah isi dari modul itu sendiri. Percuma kita membuat
modul dengan desain yang menarik dan penuh warna, tapi ketika isinya tidak bisa dipahami,
tidak runtut, penjelasan kurang lengkap, maka modul Anda akan ditinggalkan oleh
pembacanya.
Kegiatan Belajar 2
Dst. .............
C. PENUTUP
D. TES FORMATIF
E. DAFTAR PUSTAKA
BAB III
KESIMPULAN
Sebelum menyusun bahan ajar cetak, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan
yaitu analisis kebutuhan bahan ajar, penyusunan peta bahan ajar, dan struktur bahan ajar. Setelah
menyelesaikan prosedur tersebut, maka penyusunan bahan ajar cetak dapat dipraktekkan. Secara
umum ada tiga cara yang dapat dilakukan yaitu: pertama, Menulis sendiri (Starting From Scratch).
Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri
guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan
guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan
bersama pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Kedua. Pengemasan kembali
informasi (Information Repackaging). Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak
menulis bahan ajar sendiri dari awal (from scratch), tetapi penulis memanfaatkan buku-buku teks
dan informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang
memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh guru dan peserta didik
dalam proses instruksional. Ketiga, Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text).
Selain menulis sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang
diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll. Proses ini disebut pengembangan bahan
ajar melalui penataan informasi (kompilasi).
Adapun jenis-jenis bahan ajar cetak yaitu Handout, Jobsheet, Lembar Informasi/Brosur,
Worksheet, dan Modul. Beberapa format pada semua bahan ajar cetak ini pada umumnya terdiri
dari pendahuluan dan dilanjutkan dengan isi materi. Terdapat juga lembar evaluasi jika diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA