Anda di halaman 1dari 12

Askum, pertama2 marlah qta pnjtkan puja n puji sykur khdrt allah swt

brkay rhmt n hdyatnya qta dpt brkumpul d sini dngan eadaan sehat
wlafiat, yg trhormt bpk.bibit, serta sya ucapkan terima kasih kpd
teman2 t.mesin yg sudah hadir dlam acara s miar tgas akhir sya.

Saya galih akan mempresentasikan hasil tugas akhir sya yg berjudul


xxxxxxxxxx. Lngsung saja latar belakang penelitian ini adalah:

\....

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini, aluminium paduan memiliki tingkat


konsumsi yang tinggi dibandingkan dengan produk besi dan baja lain yang
sering digunakan dalam dunia industri seperti industri listrik, kimia, obat-
obatan, konstruksi, otomotif dan penerbangan. Material Aluminium sendiri
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: sifat mekanik yang baik, tahan
korosi, bobot yang ringan dan memiliki kekuatan yang tinggi. Sifat-sifat
tersebut masih bisa dinaikkan lagi dengan diberikan suatu perlakuan
khusus, sehingga dapat menghasilkan suatu logam sesuai dengan yang
diinginkan. Salah satu cara pabrikasi bahan logam untuk dunia industri
adalah dengan tempa, pengerolan, dan ekstruksi. Pembuatan benda
dengan pengerolan banyak dilakukan pada instalasi bejana tekan maupum
kontruksi penguatan terhadap struktur.

Rolling logam adalah salah satu langkah penting dalam menciptakan


lembaran-lembaran Aluminum baik dengan hot rolling atau cold rolling.
Pada proses rolling logam didapatkan sifat mekanik yang beraneka ragam
sesuai dengan besarnya reduksi ketebalan, semakin tinggi reduksi
ketebalan maka semakin besar perubahan sifat mekaniknya (Myron, 1987).
Proses cold rolling pada Aluminum memungkinkan mendapat kualitas lebih
baik yang tidak dapat diperoleh dengan kerja panas seperti toleransi dan
dimensi akibat penyusutan. Dengan demikian dimensi logam memiliki
akurasi yang lebih baik dan permukaan yang lebih halus dibandingkan
dengan hot rolling. Keunggulan cold rolling adalah meningkatnya kekuatan
mekanik dan kekerasan (Hatch, 1984).

Dari latar belakang diatas penulis mencoba untuk melakukan


eksperimen rolling terhadap alumunium dengan metode cold rolling. Tujuan
dari eksperimen ini untuk mengetahui bagaimana proses cold rolling dan
mengetahu karakteristik butiran sebelum dan sesudah logam aluminium
dirolling serta mengetahui tingkat kekerasan dari logam tersebut.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat mengetahui proses cold rolling terhadap logam alumunium


dengan variasi reduksi ketebalan mulai dari 1 mm, 2 mm, 3 mm dan 4
mm.
2. Mengetahui karakteristik butiran yang terbentuk ketika alumunium
mengalami reduksi karena perlakuan cold rolling.
3. Mengetahui tingkat kekerasan logam alumunium yang telah mengalami
reduksi karena perlakuan cold rolling.
1.3 Batasan Penelitian

Adapaun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Material alumunium yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran


panjang 100 mm, lebar 10 mm, dan tebal 10 mm.
2. Cold rolling dilakukan pada temperatur ruangan 30 ᵒC
3. Penurunan reduksi mesin rolling terhdap alumunium konstan mulai dari
1 mm, 2 mm, 3 mm dan 4 mm.
4. Kecepatan pengerollan dianggap konstan
5. Semua bagian alumunium terdeformasi merata
2. METODE PENELITIAN

2.1 Diagram Alir Penelitian


2.2 Proses Penelitian
Langkah-langkah penelitian berdasarkan diagram alir gambar 1 yang
digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir, sebagai berikut:
1. Studi Literatur Dan Studi Lapangan

Studi literature dan studi lapangan dilakukan dengan mengumpulkan


data dengan cara mengumpulkan teori dari buku dan melakukan survei
jurnal-jurnal yang ada kaitannya dengan penelitian sebagai acuan terhadap
hasil penelitian yang akan dilakukan.

2. Persiapan Alat Rolling


Persiapan alat dilakukan di PT. KING kartasura Sukoharjo dengan
melakukan survey langsung dan melakukan perijinan penggunaan alat ke
pihak terkait.
3. Persiapan Bahan
Al (Alumunium) yang sudah dipotong dengan ukuran 100mm
kemudian diampals hingga halus dengan ukuran amplas mulai dari 200
sampai 2000.
4. Proses Rolling

Proses rolling dilakukan di luar kampus tepatnya di PT. KING kartasura


Sukoharjo. Dengan ketebalan logam alumunium sebelum dirolling 10 mm,
kemudian dilakukan peoses rolling menggunakan beberapa parameter
tetap diantaranya kecepatan putar alat rolling dianggap konstan dan
tekanan pada rolling sama. Parameter tidak tetap adalah jarak antar kedua
roller. variasi yang pertama atau spesimen pertama dibiarakan dengan
ukuran tetap (tidak dilakukan proses rolling), variasi kedua / spesimen ke 2
dilakukan pengurangan ketebalan 1 mm (9mm) dengan proses rolling
dengan 2 kali rolling, variasi ke3/spesimen ke3 dilakukan pengurangan
ketebalan 2 mm (8mm) dengan proses rolling dengan 4 kali rolling, variasi
ke4 / spesimen ke 4 dilakukan pengurangan ketebalan 3 mm (7mm) dengan
proses rolling dengan 6 kali rolling, variasi ke 5 / spesimen ke 5 dilakukan
pengurangan ketebalan 4 mm (6 mm) dengan proses rolling dengan 8 kali
rolling.

5. Preparasi Spesimen Sebelum Pengujian

Preparasi dilakukan di laboratorium material UMS, dengan


mengamplas spesimen dari mulai ukuran amplas 500 sampai 5000.

6. Uji Foro Micro

Foto micro dilakuakn di Laboratorium UMS, sebelum dilakukan uji


foto mikro spesimen di etsa dulu menggunakan larutan etsa dengan waktu
1,30 menit/spesimen, kemudian dilakukan foto mikro dengan perbesaran
50x

7. Uji kekerasan

Uji kekerasan dilakulakna di Laboratorium material UGM, alat uji


kekerasan menggunakan standar uji kekerasan Vickers dengan beban 10
kgf selama 10 detik.

8. Analisa

Analisa dilakukan pada hasil data data pengujian foto micro dan uji
kekerasan.
2.3 Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Mesin Rolling
2. Mesin amplas
3. Kertas amplas dengan grit
size 500 sampai dengan
5000.
4. Alat Uji kekerasan
5. Alat uji foto micro
6. Peralatan safety
2.4 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Spesimen aluminium
2. Spesimen aluminium setelah
proses cold rolling
3. Spesimen alumunium setalah
dipotong
4. Spesimen alumunium setalah
dimounting
5. Larutan etsa
6. Diamond pasta
7. Kain halus digunakan untuk
memoles material aluminium
8. Resin dan katalis
gambar
Proses Cold Rolling
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengujian Foto Mikro
Pengujian struktur mikro pada penelitian ini bertujuan untuk melihat butiran yang
tebentuk pada logam alumunium sebelum dan sesudah melalui proses rolling dengan
metode cold rolling pada perbesaran lensa mikroskop 50x. Berikut adalah hasil dari foto
micro pada perbesaran 50x:
Gambar diatas merupakan hasil uji foto mikro permukaan logam alumunium
sebelum dan sesudah mengalami proses cold rolling. Pada gambar 4.1, 4.2, 4.3, 4.4 dan
4.5 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan warna gelap dan terang pada permukaan hasil
foto mikro, warna gelap pada foto miro tersebut dimungkinkan adalah carbide yang ada
pada logam alumunium. Dari gambar diatas terlihat jelas perbedaan antara material yang
sebelum dan sesudah mengalami proses cold rolling, namun pada material alumunium
yang setelah mengalami proses cold rolling mulai dari reduksi 1 mm sampai 4 mm,
carbide dari logam mengalami penyusutan yang sangat kecil bahkan seakan tidak
mengalami penyusutan/perubahan, selain itu carbide yang muncul pada gambar diatas
juga seolah-olah mengalami penyebaran akibat proses cold rolling mulai dari reduksi
jarak roller 1 mm sampai 4 mm pada material logam alumunium.
3.2 Hasil Pengujian Kekerasan Vickers

Pengujian kekerasan ini dilakukan pada permukaan logam aluminium raw material
dan permukaan logam aluminium hasil rolling dengan metode cold rolling. Pengujian
kekerasan dilakukan dengan menggunakan penumbuk (identor) piramida dyamond yang
berbentuk bujur sangkar dengan menggunakan beban 10 kgf dan waktu pembebanan 10
detik. Dari hasil pengujian kekerasan yang dilakukan, diperoleh hasil yang dapat dilihat
pada tabel-tabel dibawah ini:
Tabel 1. Hasil kekerasan logam sebelum dan sesudah proses cold rolling:

Dari gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai kekerasan raw material sebelum di
rolling adalah 75.01HVN, kekerasan meningkat setelah logam alumunium di rolling
dengan reduksi -1 mm yaitu menghasilkan nilai kekerasan yang cukup tinggi sebesar
101.74 HVN. Namun setelah logam alumunium tersebut dirolling kembali dengan reduksi
-2 dan -3 mm nilai kekerasan turun menjadi 62.49 HVN dan 66.46 HVN, hal ini
dimungkinkan karena terjadinya pertumbuhan butir baru akibat terjadi panas berlebih
yang melebihi suhu rekristallisasi yang dsebabkan oleh gesekan sampel dari kedua roll.
Tetapi nilai kekerasan kembali naik setelah logam alumunium di rolling pada reduksi -4
mm dengan nilai kekerasan maksimal 109.10 HVN.
3.3 Kesimpulan

Dari hasil analisa data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
:

1. Eksperimen tentang cold rolling pada material logam aluminium berhasil dilakukan
dengan reduksi/pengurangan jarak roller mulai dari 1mm, 2mm, 3 mm dan 4mm.
2. Hasil foto struktur mikro pada logam alumunium sebelum dan sesudah menglami cold
rolling cukup berbeda, yaitu pada logam sebelum rolling terlihat ukuran butir besar,
sedangkan material alumunium setelah cold rolling mengalami penyusutan ukuran
butir atau butir menjadi kecil dan tipis.
3. Dari hasil pengujian kekerasan vickers, nilai kekerasan paling tinggi terdapat pada
logam alumunium dengan reduksi roller 4 mm dengan nilai kekerasan rata-rata
109.10 HVN. Nilai kekerasan paling rendah terdapat pada logam alumunium dengan
reduksi roller 2 mm dengan nilai kekerasan rata-rata 62.49 HVN.
3.4 Saran
Pada penelitian ini, bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu
penulis memberikan beberapa saran :

1. Mendalami dan mempelajari lebih banyak tentang cold rolling, dengan mencari
referensi yang banyak serta pemahaman tentang pengujian yang akan dilakukan.

2. Dalam menjalankan eksperimen cold rolling alat dan bahan harus dipersiapkan dan
membuat bahan cadangan yang lebih.
3. Dari hasil pengelasan bila perlu mengulangi lagi untuk mendapatkan hasil yang
terbaik supaya mempermudah dalam mendapatkan data hasil pengujian yang akan
dilakukan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai