Anda di halaman 1dari 4

ANCAMAN DAN HINAAN TERHADAP PRESIDEN

Kasus ancaman terhadap kepala negara yang akhir-akhir ini marak menjadi bahan
pemberitaan, baik dimedia social maupun media elektronik lainnya. Ancaman yang dilontarkan
oleh salah seorang pelaku demonstran di tengah aksi demonstrasi di depan kantor Bawaslu, pada
10 Mei 2019 lalu, dan diunggah dalam satu rekaman video berdurasi 20 detik yang viral di media
sosial.

Dalam video tersebut nampak dimana salah seorang pelaku demonstran berujar akan
memenggal kepala presiden Joko Widodo. Hingga saat ini pun masih dilakukan pemeriksaan
serta pendalaman terhadap maksud serta latar belakang dari ujaran yang dilontarkan oleh
pendemonstran tersebut. Saat inipun, pendemonstran berusia 25 th tersebut telah ditangkap dan
dibawa ke Polda metro jaya Jakarta selatan.

Dari apa yang telah dilakukan oleh demonstran tersebut, saat ini ia telah ditetapkan
sebagai tersangka, akibat dari yang ujaran yang telah ia lontarkan. Pasal 104 dan 110 KUHP
serta pasal 336 dan pasal 27 ayat 4 undang-undang informasi dan transsaksi elektronik di
sangkakan kepadanya. yang bersangkutan (tersangka) diduga melakukan perbuatan makar
dengan maksud membunuh dan melakukan pengancaman kepada presiden.

Berikut ini akan kita lihat, uraian dari apa yang dimaksud dengan makar tersebut, serta
uraian tentang dasar hukum dalam beberapa pasal yang disangkakan kepada pelaku perbuatan
makar tersebut. Pengertian makar sendiri memiliki makna / arti sebagai berikut:

Dr. Mudzakir. S.H. M.H

Makar adalah suatu tindakan yang membuat pemerintah tidak dapat menjalankan fungsinya,
serta tugasnya sesuai undang-undang. Tindakan makar menurut pasal 107 KUHP terdiri dari 4
(empat ) macam, yaitu : maker terhadap pemerintah, maker terhadap wilayah, Makar Ideologi
dan maker terhadap presiden dan kepala negara
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

akal busuk; tipu muslihat, perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang (membunuh)
orang, dan sebagainya dan perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintah yang sah

Jika difinisi ini dihubungkan dengan pasal yang dikenakan atas tindakan pengancaman yang
telah telah dilakukan oleh tersangka, maka nampak jelas bahwa, unsur-unsur perbuatan makar
memang terkandung dalam tindakan serta ucapan tersangka tersebut.

Kemudian jika dilihat Berdasarkan uraian pasal dalam KUHP serta undang-undang transaksi
elektronik, yang disangkakan dalam kasus diatas

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Pasal 104

Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan
kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun.

Pasal 110

(1) Permufakatan jahat untuk melakukan kejahatan menurut pasal 104, 106, 107, dan 108
diancam berdasarkan ancaman pidana dalam pasal-pasal tersebut.
(2) Pidana yang sama diterapkan terhadap orang-orang yang dengan maksud berdasarkan pasal
104, 106, dan 108, mempersiapkan atau memperlancar kejahatan:
1. berusaha menggerakkan orang lain untuk melakukan, menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan agar memberi bantuan pada waktu melakukan atau memberi
kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan;
2. berusaha memperoleh kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan
kejahatan bagi diri sendiri atua orang lain;
3. memiliki persediaan barang-barang yang diketahuinya berguna untuk melakukan
kejahatan;
4. mempersiapkan atau memiliki rencana untuk melaksanakan kejahatan yang bertujuan
untuk memberitahukan kepada orang lain;
5. berusaha mencegah, merintangi atau menggagalkan tindakan yang diadakan
pemerintah untuk mencegah atau menindas pelaksanaan kejahatan.
(3). Barang-barang sebagaimana dimaksud dalam butir 3 ayat sebelumnya, dapat dirampas.
(4) Tidak dipidana barang siapa yang ternyata bermaksud hanya mempersiapkan atau
memperlancar perubahan ketatanegaraan dalam artian umum.
(5) Jika dalam salah satu hal seperti yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, kejahatan
sungguh terjadi, pidananya dapat dilipatkan dua kali.

Pasal 336 KUHP

(1) Dihukum penjara selama - lamanya dua tahun delapan bulan, barangsiapa yang mengancam :
1. Dengan kekerasan di muka umum dengan memakai kekuatan bersama - sama, kepada
orang atau barang.
2. Dengan sesuatu kejahatan yang mendatangkan bahaya bahaya bagi keamanan umum dari
orang atau barang.
3. Dengan memaksa atau dengan perbuatan yang melanggar kesopanan.
4. Dengan sesuatu kejahatan terhadap jiwa orang.
5. Dengan penganiayaan berat atau dengan pembakaran.

(2) Jika ancaman itu dilakukan dengan tulisan atau dengan perjanjian tertentu, dihukum penjara
selama - lamanya lima tahun.

Dalam Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

Pasal 27

(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan perjudian.
(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

(4) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman.

Kasus serupa berupa penhinaan serta pengancaman terhadap kepala negara/presiden, bukan
hanya teradi sekali. Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun belakangan ini, tercatat telah lebih dari 10
kasus serupa yang muncul kepermukaan. Dalam hal ini, polri bekerja profesional menindak para
tersangka kasus penghinaan atau ancaman terhadap Kepala Negara. Polri akan selalu berpegang
pada pedoman asas hukum persamaan di hadapan hukum. "Asas hukum equality before the law
menjadi pedoman.

Anda mungkin juga menyukai