Anda di halaman 1dari 3

KEJAKSAAN NEGERI SUBANG

——————————————–
“UNTUK KEADILAN”

REPLIK JAKSA PENUNTUT UMUM


ATAS PEMBELAAN PENASIHAT HUKUM
TERDAKWA SALEWAT
————————————————————

Sidang Majelis Hakim Pengadilan Negeri Subang Yth.


Saudara Penasihat Hukum Yth.

Sebelumnya marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah memberikan berkat dan rahmatNya pada kita semua, sehingga dapat bertemu
diruang siding yang mulia ini dalam keadaan sehat walafiat.

Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih pada siding majelis hakim Pengadilan Negeri
Subang yang memeriksa dan mengadili perkara ini, yang telah memberikan kesempatan kepada
kami, Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini, untuk mengajukan tanggapan atas pembelaan
saudara penasehat hukum terdakwa Salewat yang dihadapkan ke depan persidangan ini
dengan dakwaan melakukan tindak pidana sebagai mana diatur dalam Pasal 285KUHP.

Setelah kami mempelajari dan mencermati pembelaan saudara penasehat hukum terdakwa
Salewat, maka kami akan mengajukan tanggapan sebagai berikut:

1. Bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak sependapat dengan saudara Penasihat Hukum yang
dalam pembelaannya menyatakan bahwa Surat Dakwaan yang dibuat oleh Jaksa
Penuntut Umum adalah tidak jelas dan kabur (Obscuur Libel). Kata yang tidak jelas dan
kabur yang dimaksud Penasihat Hukum adalah dipergunakannya kata Kira-kira dan atau
setidak-tidaknya dalam menentukan Locus dan tempus delicti.
2. Tampaknya Saudara Penasihat Hukum memandang bahwa kata atau setidak-tidaknya
yang ditulis dalam surat dakwaan memberikan kesan ragu-ragu kepada Jaksa Penuntut
Umum dalam memberikan keterangan. Padahal maksud dari kata atau setidak-tidaknya
adalah memberikan arti yang luas namun tetap pada fakta yang terjadi yaitu pada hari
Sabtu tanggal 5 Maret 2011 sekitar jam 20.00 wib. Kata atau setidak-tidaknya dalam
kalimat “atau setidak-tidaknya pada waktu lain tetapi masih dalam bulan Maret 2011”
adalah dimaksudkan agar keterangan waktu yang dituliskan dalam surat dakwaan tidak
melenceng jauh dari perkiraan waktu pada saat terjadinya tindak pidana yang masih
dalam kurun waktu bulan Maret 2011. Hal ini dimaksudkan supaya terdakwa tidak bisa
lepas begitu saja dari dakwaan hanya karena Jaksa Penuntut Umum tidak tepat dalam
menuliskan waktu kejadian sehingga diperlukan kata atau setidak-tidaknya dalam
tempus delicti.
3. Bahwa kata setidak-tidaknya yang kedua dalam kalimat “di desa Ciater, Subang, setidak-
tidaknya pada tempat lain tetapi masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Subang” adalah dimaksudkan agar keterangan tempat yang dituliskan dalam surat
dakwaan tidak melenceng jauh dari tempat terjadinya tindak pidana yang masih berada
dalam lingkup desa Ciater kabupaten Subang. Hal ini juga dimaksudkan supaya terdakwa
tidak bisa lepas begitu saja dari dakwaan hanya karena Jaksa Penuntut Umum tidak
tepat dalam menuliskan waktu kejadian sehingga diperlukan kata setidak-tidaknya
dalam locus delicti.

Majelis Hakim yang terhormat,


Saudara Penasihat Hukum yang terhormat,

Berdasarkan pada hal-hal yang telah kami uraikan di atas, maka kami selaku Jaksa Penuntut
Umum dalam perkara ini berkesimpulan dan berpendapat bahwa penggunaan kata setidak-
tidaknya dalam surat dakwaan adalah sudah tepat dan merupakan hal yang lazim dalam
menerapkan kata setidak-tidaknya untuk memperkirakan waktu dan tempat terjadinya tindak
pidana. Bahwa dengan demikian kami menyatakan tetap pada tuntutan pidana sebagaimana
telah kami bacakan pada sidang tanggal 27 Maret 2012. Akhirnya, pertimbangan selanjutnya
kami serahkan sepenuhnya kepada Sidang Majelis Hakim Pengadilan Negeri Subang yang
memeriksa dan mengadili perkara ini.

Subang , 10 April 2012,

REPLIK/ JAKSA PENUNTUT UMUM,


TUGAS HUKUM ACARA PIDANA I
REPLIK/JAKSA PENUNTUT UMUM (JPU)

DOSEN PENGAMPU : SUGENG MARTONO,SH.,MH

NAMA : VIVI OCTAVIANI

SEMESTER : V (LIMA) KELAS REGULAR MALAM

FAKULTAS HUKUM

Anda mungkin juga menyukai