Anda di halaman 1dari 13

KOROSI DAN PENGENDALIAN KOROSI

Tri Ujianto
Arga Bayu Indrawan
Andrea Pratama Manurung

PT. INDONESIA POWER


UNIT JASA PEMELIHARAAN
2018
Judul

PERHITUNGAN KINERJA AF & CF DALAM PPA-PLN

No : .KC/KM-UJH/2018 Tanggal : 2018

Narasumber

No Nama Jabatan Dinas Tanda Tangan

1. Isma Soleh Ahli Kimia UJH

Penulis

No Nama Jabatan Dinas Tanda Tangan

1. Tri Ujianto Teknisi Listrik Area I.1

2. Arga Bayu Indarawan Ahli Muda Mesin Listrik Area I.1

3. Andrea Pratama Teknisi Listrik Area I.1


Manurung

Penyunting

No Nama Jabatan Dinas Tanda Tangan

Pemeriksa

No Nama Jabatan Dinas Tanda Tangan

Menyetujui

No Nama Jabatan Dinas Tanda Tangan

Makalah Knowledge Capture 2 / 13


ABSTRAK
Korosi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Apabila peralatan yang
digunakan dalam proses pembangkitan tenaga listrik terjadi korosi diluar batas yang diijinkan
dapat mengakibatkan gangguan dalam proses pembangkitan.
Korosi adalah terdegredasinya (kerusakan) material logam karena berinteraksi dengan
lingkungannya yang korosif. Korosi dapat dikendalikan dengan beberapa cara diantaranya
Design Improvemnt, Kathodic Protection, Anodic Protection, Inhibitor, dan Coating.
Dengan dilakukannya pengendalian korosi diharapkan lifetime peralatan pembangkitan
tenga listrik dapat lebih diperpanjang dan memiliki keandalan yang lebih baik

Kata Kunci : Korosi, kathodic protection, anodic protection, inhibitor, coating

Makalah Knowledge Capture 3 / 13


BAB I. LATAR BELAKANG

Korosi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Apabila peralatan yang
digunakan dalam proses pembangkitan tenaga listrik terjadi korosi diluar batas yang diijinkan
dapat mengakibatkan gangguan dalam proses pembangkitan. Oleh karena itu diperlukan suatu
pengendalian laju korosi, agar korosi yang terjadi masih dalam batas yang diijinkan.

Makalah Knowledge Capture 4 / 13


BAB II. TEORI DAN SPESIFIKASI

2.1 Pengertian
Korosi adalah terdegredasinya (kerusakan) material logam karena berinteraksi dengan
lingkungannya yang korosif.

Gambar 2-1. Contoh Gambar Korosi Yang Terjadi Pada Lingkungan Pabrik.

Korosi dapat terjadi karena adanya hubungan antara Anoda, Katoda, Lingkungan dan
Penghantar, berikut adalah gambaran proses elektro kimia korosi.

e--

HCl
H2

H+ + e-
Z Fe
Zn2+

ZnCl2

Gambar 2-2. Proses Elektro Kimia Korosi

Makalah Knowledge Capture 5 / 13


Pada larutan :
HCl  H+ + Cl-
Di katoda (reduksi) :
2H+ + 2e-  H2 (gas)

Di anoda (oksidasi) :
Zn  Zn2+(deelektronasi Zn) + 2e-
Pengendapan :
Zn2+ + 2Cl-  ZnCl2 (produk korosi)

Proses elektro kimia yang terjadi pada larutan HCL, H+ memishkan diri dengan Cl-. Pada
logam katoda melepaskan e- yang kemudian berikatan dengan H+ menjadi H2 dan menguap.
Pada logam anoda Zn akan terlarut dan mengalirkan e- melalui kawat penghantar untuk sisi
katoda. Kemudian Zn2+ yang terlarut akan berikatan dengan Cl- dan menghasilakan porduk
korosi ZnCl2.

2.2 Jenis-Jenis Korosi


1. Korosi Merata (General corosion)
Korosi merata adalah bentuk korosi yang pada umumnya sering terjadi. Hal ini biasanya
ditandai dengan adanya reaksi kimia atau elektrokimia yang terjadi pada permukaan
yang bereaksi. Logam menjadi tipis dan akhirnya terjadi kegagalan pada logam tersebut.

Gambar 2-3. Korosi Merata

2. Korosi sumuran (Pitting corrosion)


Arah perkembangan korosi tidak menyebar ke seluruh permukaaan logam melainkan
menusuk ke arah ketebalan logam dan mengakibatkan konstruksi mengalami kebocoran.

Makalah Knowledge Capture 6 / 13


Gambar 2-4. Korosi Sumuran

3. Korosi galvanis (Galvanic corrosion)


Korosi galvanis adalah jenis korosi yang terjadi ketika dua macam logam yang berbeda
berkontak secara langsung dalam media korosif.

Gambar 2-5. Korosi Galvanis

4. Korosi celah (Crevice corrosion)


Korosi celah ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan konsentrasi zat asam.
Karat ini terjadi, karena celah sempit terisi dengan elektrolit (air yang pHnya rendah)
maka terjadilah suatu sel korosi dengan katodanya permukaan sebelah luar celah yang
basa dengan air yang lebih banyak mengadung zat asam dari pada bagian sebelah dalam
celah yang sedikit mengandung zat asam sehingga bersifat anodic.
5. Korosi erosi (Erosion corrosion)
Korosi erosi adalah proses korosi yang bersamaan dengan erosi/abrasi. Korosi jenis ini
biasanya menyerang peralatan yang lingkungannya adalah fluida yang bergerak.

Makalah Knowledge Capture 7 / 13


Gambar 2-6. Korosi Erosi

6. Korosi selektip (Selectif corrosion)


Korosi pelarutan selektif ini meyangkut larutnya suatu komponen dari zat paduan yang
biasa disebut pelarutan selektif. Zat komponen yang larut selalu bersifat anodic terhadap
komponen yang lain.
7. Korosi antar butir (Intergranular corrosion)
8. Korosi tegang (Stress corrosion)
Aksi gabungan Lingkungan yang korosif dan Tegangan statis pada material logam.

Gambar 2-7. Korosi Tegang

Makalah Knowledge Capture 8 / 13


2.3 Faktor Pengaruh Korosi
1. Temperatur,semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan semakin cepat maka
korosi akan semakin cepat terjadi
2. Kecepatan aliran, jika kecepatan aliran semakin cepat maka akan merusak lapisan film
pada logam maka akan mempercepat korosi karena logam akan kehilangan lapisan.
3. pH, pada pH yang optimal maka korosi akan semakin cepat ( mikroba ).
4. Kadar Oksigen, semakin tinggi kadar oksigen pada suatu tempat maka reaksi oksidasi
akan mudah terjadi sehingga akan mempengaruhi laju reaksi korosi.
5. Kelembaban udara

Makalah Knowledge Capture 9 / 13


BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Pengendalian Korosi


Pengandalian korosi merupakan proses mengontrol/mengendalikan laju korosi pada
tingakat yang bisa di terima, karena korosi tidak bisa dihilangkan.

3.2 Metoda Pengendalian Korosi


1. Design Improment
Pengendalian korosi yang dilakukan dengan mengembangkan desain agar peralatan
yang tadinya mudah terkorosi diganti dengan peralatan yang lebih tahan dengan korosi
2. Cathodic Protection
Proteksi katodik merupakan metode pencegahan korosi pada logam dengan cara logam
yang ingin dilindungi dijadikan lebih bersifat katodik. Apabila dilakukan dengan arus listrik dari
power suplai maka disebut arus tanding, dan jika dihubungkan dengan logam lain disebut
anoda korban.
Proteksi katodik sangat efektif untuk melindungi korosi eksternal pada pipa saluran yang
berada di bawah tanah atau dibawah air laut. Namun penggunaan metoda ini dapat
menimbulkan masalah baru yang harus dipertimbangkan, seperti arus sesat (stray-current)
yang justru dapat meningkatkan laju korosi pada logam lain di sekitar logam yang dilindungi,
melepuhnya permukaan logam (blistering), retak pada struktur, rusaknya lapisan cat, dan
apabila dilakukan pada alumunium maka dapat merusak lapisan pasif.
3. Anodic Protection
Proteksi anodik adalah metoda perlindungan logam terhadap korosi dengan cara
merubah potensial logam menjadi lebih positif. Metoda ini juga digunakan untuk melindungi
korosi internal pada tangki atau vessel, namun hanya efektif jika logam dan lingkungan dapat
membentuk lapisan pasif. Biaya instalasi, maintenance, dan power yang cukup besar
merupakan parameter yang harus dipertimbangkan ketika memilih metoda ini.
4. Inhibitor
Inhibitor adalah senyawa kimia yang apabila ditambahkan kedalam lingkungan dalam
jumlah sedikit dapat menghambat laju korosi. Penggunaan inhibitor hingga saat ini masih
menjadi solusi terbaik untuk melindungi korosi internal pada logam, dan dijadikan sebagai
pertahanan utama industri proses dan ekstraksi minyak. Inhibitor merupakan metoda
perlindungan yang fleksibel, yaitu mampu memberikan perlindungan dari lingkungan yang

Makalah Knowledge Capture 10 / 13


kurang agresif sampai pada lingkungan yang tingkat korosifitasnya sangat tinggi, mudah
diaplikasikan
5. Coating
Metode pelapisan atau coating adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan
menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya,dengan pengecatan atau
penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua
logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap lapisan film permukaan dari
oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi lebih lanjut. Logam seng juga
digunakan untuk melapisi besi (galvanisir),tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida seperti
pada krom dan timah,melainkan berkarbon demi besi.

Makalah Knowledge Capture 11 / 13


BAB IV. LESSON LEARNED

4.1 Lesson Learned

1. Materi yang diberikan dapat dijadikan dasar pemikiran apabila menemukan masalah
korosi saat melakukan pekerjaan diunit.
2. Mengetahui langkah-langkah awal apabila ditemukan korosi pada unit.

4.2 Rekomendasi

1. Diperjelas dengan contoh-contoh yang pernah dialami diunit oleh pembicara.

Makalah Knowledge Capture 12 / 13


DAFTAR PUSAKA
1. Marcus P., and Oudar J., 1995. Corrosion Mechanisms in Theory and Practice, Marcel
Dekker Inc.
2. Rozenfeld I.L., 1981. Corrosion Inhibitor, McGraw-Hill Inc.
3. West J.M., 1986. Basic Corrosion and Oxidation, Second Ed., Ellis Horwood Publishers
Limited, England.
4. www.corrosion doctor.org

Makalah Knowledge Capture 13 / 13

Anda mungkin juga menyukai