Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

1. PENGARUH LOBI PADA STANDAR AKUNTANSI


Di dalam teori akuntansi regulasi terdapat beberapa teori salah satunya adalah
teori pelobian (aktivitas lobi), aktivitas lobi sendiri adalah aktivitas komunikasi yang
dilakukan oleh individu ataupun kelompok dengan tujuan memengaruhi pimpinan
organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi dan
pemerintah sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun
organisasi dan perusahaan pelobi. Lobi dalam konteks bisnis adalah upaya melakukan
pemasaran atau penjualan dalam melakukan pendekatan kepada calon pembeli baik
perorangan maupun instansi. Dalam lobi bisnis ini biasanya dikemukakan maksud,
tujuan, dan penjelasan produk.
Sedangkan menurut beberapa ahli pelobian dapat diartikan sebagai, menurut
Zainal Abidin Partao (2006) pelobian adalah bentuk partisipasi politik yang mencakup
usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat Pemerintah atau
pemimpin politik dengan tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat
menguntungkan sejumlah orang. Menurut Tarsis Tarmudji (1993) lobi adalah sebuah
bentuk “pressure group” yang mempraktikkan seni mendapatkan teman yang
berguna, dan mempengaruhi orang lain. Sementara itu, A.B. Susanto menyebutkan
melobi adalah usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak yang
menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandang positif terhadap topik yang dilobi,
dengan demikian diharapkan memberikan dampak positif pada tujuan organisasi/
perusahaan.
Yang menjadi benang merah dari ketiga definisi itu adalah kata
“mempengaruhi”. Artinya lobi mengupayakan sesuatu yang sudah ditentukan/
diputuskan baik dalam bentuk hukum atau standar moral/etika bahkan hak asasi
manusia, hal ini lah yang pada akhirnya menjadikan upaya lobi berada pada jalur
informal. Upaya informal menjadikan lobi sebagai pergerakan yang sangat efektif
dalam memperoleh tujuan perusahaan. Contoh yang paling riil adalah gencarnya lobi
yang dilakukan oleh para pengusaha rokok untuk tetap memasarkan rokok terlepas
dari efek negatif dan hukum – hukum yang mengikat mengenai penjualan rokok.

1
Jenis-Jenis Lobbying

1) Lobi bagi Individu dan Organsisasi


Ungkapan sebagai hasil pemeriksaaan kepolisian terhadap para
demonstran, juga jadi makanan media masa. Sikap masyarakatpun bergeser
terhadap lobi ini, sebagai hal-hal yang mengikuti kegiatan lobi bergeser. Kegiatan
lobi yang profesional, yang tidak hanya diikuti atau didukung segala asesori
untuk keperluan sogok-menyogok, “uang suap” atau uang semir, atau pertemuan
di hotel mewah dan wanita cantik penamping lobi. Meskipun asesori yang
tradisional ini juga masih akan oleh segelintir individu yang melanggar etika,
fasilitas pendukung lobi saat ini bergeser kedalam wujud “abstrak”. Bukan lagi
fasilitas mobil, uang, ataupun sogokan lain, kini seseorang telah membekali
lobinya dengan “gambaran, peluang (opportunity), janji keuntungan,
kepercayaan, dan bahkan segala sesuatu yang masih berpotensi dan belum nyata.
Bagi orang yang di lobi, mereka mau menerimanya dengan keyakinan
yang sama, lewat kerja sama dengan pelobi, ia mendapatkan peluang dan
gambaran akan suatu keberhasilan. Meskipun tidak memperoleh suatu benda
berwujud (tangible) orang di lobi tetap mau meneriman usulan, ajakan atau
permintaan orang yang melobi. Jadi lobi sudah mengarah ke nilai-nilai yang
positif. Ajakan untuk maju, meski untuk itu masih harus ada kerja keras lebih
dulu sudah langsung membawa kegiatan lobi kepada keberhasilan.
Dalam dunia bisnis sekarang ada pendapat yang mengatakan kesempatan
datang hanya satu kali. Di sini orang mengandalkan modal kepercayaan saja. Kini
fungsi lobi mendapatkan tempat yang semakin penting dalam organisasi maupun
dunia bisnis, khususnya Indonesia.
2) Lobi bagi Kalangan Bisnis
Bagi pebisnis merupakan suatu keharusan untuk menjalin hubungan
dengan mitra kerja agar usahanya lancar dan saling menguntungkan. Bermitra
dilakukan dengan pelanggan, pemasok, distributor ataupun pemegang otoritas
kebijakan secara individu maupun secara kelompok dan kelembagaan. Meskipun
demikian mengadakan hubungan bisnis tidak bisa terjadi begitu saja. Bisnis
membutuhkan kepercayaan satu sama lain. Kepercayaan ialah sesuatu yang harus
diraih dan tak bisa datang begitu saja. Disinilah pentingnya lobi yang diartikan

2
sebagai rangkaian upaya untuk mendapatkan kepercayaan dari seluruh mitra
bisnis.
Lobi tidak saja berlaku bagi mitra bisnis, tetapi juga dilakukan dengan
kompetitor sekalipun. Sebagai contoh dalam dunia telekomunikasi, PT. Telkom
(persero) adalah kompetitor PT. Indosat. namun, untuk menyamakan persepsi atas
regulasi yang dikeluarkan pemerintah, PT. Indosat merasa perlu melobi PT.
Telkom khususnya menyangkut penggunaan frekwensi masing-masing dan
penempatannya serta pengaturan wilayah BTS (Base Transeivor Station).
Keterapilan melobi semakin dirasakan penting mengingat tantangan
organisasi dewasa ini yang semakin berat. Tantangan yang dihadapi organisasi
perusahaan dewasa ini adalah:
“jika organisasi atau perusahaan semakin besar dan berkembang atau
perusahaa semakin ketat dan, keinginan dana harapan publik/masyarakat terhadap
pelayanan pemenuhan informasi semakin tinggi...”

Pengaruh Pelobian (lobbying) pada Regulasi Akuntansi

Pelobian dalam regulasi akuntasi pada umumnya sangat berpengaruh pada


putusan dalam standar akuntansi yang akan dibuat. Namun ada juga praktik pelobian
guna memenuhi kepentingan pribadi atau kelompoknya. Lobbying pada regulasi
akuntansi akan mempengaruhi keputusan dalam pengambilan keputusan standard
akuntansi. Lobbying pada regulasi akuntansi ini akan menyebabkan kegagalan pasar,
karena pasar tidak dapat merespon secara baik tentang standard yang ada. Berikut

skema dari regulasi akuntansi dan pelobian dalam regulasi:

3
Keterangan :

1. (garis hitam) kepentingan yang ditujukan kepada publik, ditangkap oleh


kelompok (oknum) melalui pelobian yang digunakan untuk kepentingan pribadi.

2. (garis merah) celah suatu kelompok dalam menangkap regulasi guna


kepentingan pribadi

3. (garis hijau) regulasi yang sudah melalui pelobian guna kepentingan pribadi,
namun juga ditujukan untuk kepentingan publik, guna memanipulasi adanya self
interest

Proses penyusunan standar merupakan proses politik yang di dalamnya


terdapat berbagai pengaruh terhadap penyusun standar (Hodges & Mellett, 2002).
Proses tersebut tercermin dari berbagai lobi yang dilakukan oleh konstituen. Tindakan
yang paling dapat diobservasi untuk mengukur pengaruh lobi yaitu melalui jumlah
tanggapan tertulis atas suatu eksposure draft standar akuntansi. Berbagai penelitian
menunjukkan upaya lobi dapat membuahkan berbagai macam hasil misalnya
penarikan suatu standar, perubahan standar ataupun tidak membuahkan hasil. Hal
tersebut sejalan dengan the Interest Group Theory yang menyatakan keberadaan
penyusun standar tidak terlepas dari pengaruh konstituen yang memperjuangkan
kepentingannya melalui penerbitan standar (Scott, 2000). Di Indonesia standar
akuntansi dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) melalui due process
procedure yang memungkinkan keterlibatan konstituen.
Perusahaan yang mempunyai tujuan tertentu melakukan lobi pemerintah untuk
membuat standar sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam situasi tertentu hubungan
personal (perusahaan) dapat menghindari prosedur birokratis yang panjang dan mahal.
Dengan negara yang politik, hukum, dan ekonomi yang lemah, informasi - informasi
yang dibutuhkan perusahaan untuk membantu pencapaian tujuan akan sangat sulit.
Dengan seperti ini perusahaan dan politisi melakukan kesepakatan dengan proses
lobi. Proses lobi tidaklah lepas dalam proses politik. Karena dalam proses politik,
pihak - pihak tertetu yang memiliki kepentingan tersendiri melakukan lobi untuk
membuat standar yang nantinya membantu perusahaan mencapai tujuannya.

4
2. PENGERTIAN DAN CONTOH KONSEKUENSI EKONOMIS STANDAR
AKUNTANSI

1) Pengertian Konsekuensi Ekonomi


Economic Consequences adalah salah satu konsep yang menegaskan (selain
teori efisiensi market hipotesis) dimana pilihan kebijakan akuntansi akan
mempengaruhi nilai perusahaan (scott, 2007). Terutama gagasan dari Economic
Consequences mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih perusahaan, dan mengapa
perusahaan memilih mengubah kebijakan akuntansinya. Jadi dari pengertian diatas,
dapat di simpulkan Konsekuensi Ekonomi adalah konsep yang menegaskan,
meskipun implikasi dari teori pasar sekuritas efisien, bahwa pilihan kebijakan
akuntansi dapat mempengaruhi / memberi dampak pada nilai perubahaan.
Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi tentang pilihan kebijakan akuntansi
adalah penting dengan alasan sebagai berikut:

1) Konsep tersebut menarik dalam kebenarannya. Banyak kejadian-kejadian


menarik dalam penerapan akuntansi berasal dari konsekuensi ekonomi.

2) Saran bahwa kebijakan akuntansi tidak penting bertentangan dengan pengalaman


akuntan. Banyak akuntansi keuangan berfokus pada diskusi dan argumen tentang
kebijakan akuntansi mana yang harus dipakai dalam kondisi yang berbeda.
Konsep konsekuensi ekonomi konsisten dengan pengalaman dunia nyata.

3) Adanya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan tentang mengapa mereka


ada. Hal ini muncul dari kontrak yang disetujui oleh perusahaan, khususnya
kontrak kompensasi eksekutif dan kontrak hutang.

Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menegaskan bahwa pilihan


kebijakan akuntansi akan mempengaruhi nilai ekonomi perusahaan dan berdampak
pada perilaku bisnis, pemerintah, dan kreditur dalam membuat keputusan. Esensi
konsekuensi ekonomi adalah bahwa kebijakan akuntansi dan perubahan kebijakan
akuntansi dan perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan
(matter), terutama permasalahan manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebut
merupakan permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga permasalahan
bagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat mengubah hasil
operasi perusahaan yang sesungguhnya dengan melakukan perubahan kebijakan
akuntansi. Pada dasarnya, pengertian dan konsekunsi ekonomi adalah bahwa

5
kebijakan akuntansi perusahaan, dan perubahan-perubahan dalam kebijakan, itu
penting. Yang utama, hal tersebut penting bagi manajemen, kebijakan akuntansi
penting bagi para investor yang memiliki perusahaan, karena manajer mungkin
mengubah dengan baik operasi aktual dari perusahaan-perusahaan karena perubahan
dalam kebijakan akuntansi. Mengapa konsekuensi ekonomi (economic consequences)
muncul adalah sebagai berikut :

1) Konsekuensi ekonomi muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti


kompensasi eksekutif (execuitive compesation) dan kontrak utang (debt
contract)
2) Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang
penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa
pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih ssebagai signal tentang informasi dari
dalam perusahaan.
3) Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori
pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya
apabila perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus
kas perusahaan.
4) Konsekunsi ekonomi diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan
kebijakan akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak
berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena itu, konsekunsi ekonomi
merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori akuntansi positif
(PAT) adalah penjelasan terhadap adanya konsekuensi ekonomi.
Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori
pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila
perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic
consequences diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan
akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences merupakan
salah satu anomali pasar modal efisien. Teori akuntansi positif (Positive Accounting
Theory/PAT) merupakan teori yang berkaitan dengan prediksi tindakan atas adanya
pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatu
standar baru. PAT adalah teori yang menjelaskan mengapa dan apa yang dilakukan
akuntan dalam praktek akuntansi.

6
Review SFAS 8
Manajemen perusahaan - perusahaan multinasional diintervensi dalam proses
penyusunan standar yang berhubungan dengan translasi pertukaran asing. Reaksi
manajemen Massey-Ferguson adalah tipikal dan konsisten dengan dampak
konsekuensi ekonomi yang dideskripsikan oleh Zeff. Terlihat bahwa intervensi
pemilik manajemen cukup mampu bahwa FASB mundur dan SFAS 8 pada
alternatif yang lebih dapat diterima secara politik, atau dalam istilah Zeff, altemnatif
yang lebih "delicately balanced", meski dukungan yang dapat dipertimbangkan
untuk SFAS 8 dalam teori ekonomi. Tapi SFAS 8 tidak memiliki pengaruh arus kas
langsung. Keuntungan dan kerugian pertukaran hanyalah item kertas. Jadi, dalam
teori pasar efisien, harga saham perusahaan multinasional yang terpengaruh tidak
akan dipengaruhi oleh kerugian dan keuntungan pertukaran; yaitu nilai pasar saham
ini tidak boleh terpengaruh oleh metode tertentu yang digunakan untuk konversi
pertukaran asing. Dengan kata lain, tidak boleh ada konsekuensi ekonomi.
Review SFAS 52

Sebagai hasil dari penyebarluasan fokus yang sama dengan yang ditimbulkan
oleh manajemen Massey-Ferguson, FASB memutuskan di tahun 1979 untuk
menguji ulang akuntansi untuk translasi mata uang asing. Hasilnya adalah SFAS 52,
yang dikeluarkan pada Desember 1981. Terdapat beragam metode translasi yang
diperlukan dalam SFAS 52. Tahap pertama adalah pembukuan laporan keuangan
asing dalam mata uang lokalnya. Dalam tahap kedua, laporan keuangan ini
ditranslasikan ke dalam pembukuan mata uang fungsional menggunakan metode
temporal (kecuali mata uang lokal adalah mata uang fungsional). Dalam tahap
ketiga, laporan mata uang fungsional ditranslasikan (kecuali mata uang
fungsionalnya adalah dollar US) ke dollar US mengunakan metode tarif sekarang.

2) Contoh Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi


Stephen A. Zeff, seorang tokoh akuntansi yang paling persuasif berkaitan
dengan konsekuensi ekonomi, mengenalkan konsep ini dalam artikelnya tahun 1978
yang berjudul “The Rise of Economic Consequences”. Zeff (1978) mendefinisikan
economic consequences sebagai “The impact of accounting report on the decision
making behavior of business, govertment, unions, investor and creditors”. Esensi
definisi tersebut adalah bahwa laporan akuntansi dapat mempengaruhi (affect)

7
keputusan nyata oleh manajer dan pihak lain, tidak hanya sekedar menggambarkan
(reflecting) hasil keputusan yang dibuat. Zeff mendokumentasikan beberapa contoh
di Amerika Serikat dimana bisnis, asosiasi industri, dan pemerintah mencoba
mempengaruhi, atau telah mempengaruhi, standar akuntansi yang disusun oleh
Accounting Principles Board (APB) dan pendahulunya the Committee on Accounting
Procedure (CAP).

Standar dibentuk untuk mengurangi moral hazard yaitu manajemen berusaha


untuk overstated (aset dan revenue) dan understated (liability dan cost) walaupun
pada akhirnya juga muncul moral hazard yang lain yaitu proses politik. Pembentukan
standar sebagai proses politik yang mempengaruhi pemerintah, sektor publik, dan
sektor privat. Standar yang dibentuk digunakan untuk pengungkapan (disclosure).
Standar yang dibentuk selalu berkaitan dengan konsekuensi ekonomi yang berkaitan
dengan kos keagenan (berapa banyak pihak yang dirugikan atau dengan kata lain
berapa banyak kos yang dikeluarkan dengan adanya standar baru dan respon pasar
yang berkaitan dengan public goods (tidak ada nilainya free raider) dan economic
goods (barang ekonomi bernilai sehingga perlu usaha untuk mendapatkan economic
good) maka laporan keuangan tidak ada kebocoran informasi sehingga standar harus
ditetapkan dan pembuatannya diserahkan kepada pasar.

8
KESIMPULAN

Lobi mengupayakan sesuatu yang sudah ditentukan/ diputuskan baik dalam bentuk
hukum atau standar moral/etika bahkan hak asasi manusia, hal ini lah yang pada akhirnya
menjadikan upaya lobi berada pada jalur informal. Jenis-Jenis Lobbying yaitu: Lobi bagi
Individu dan Organsisasi serta Lobi bagi Kalangan Bisnis. Pelobian dalam regulasi akuntasi
pada umumnya sangat berpengaruh pada putusan dalam standar akuntansi yang akan dibuat.

Konsekuensi Ekonomi adalah konsep yang menegaskan, meskipun implikasi dari


teori pasar sekuritas efisien, bahwa pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi /
memberi dampak pada nilai perubahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar
modal efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi
bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas
perusahaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta :


BPFE.

Wanda. 2016. Pengaruh Faktor Politis Pada Standar


Akuntansihttps://www.scribd.com/document/328981327/Pengaruh-Faktor-Politis-Pada-
Standar-Akuntansi. (Diakses pada 1 Oktober 2018).

Temozarela, Khrisna Putra. 2013. Teori Akuntansi.


https://www.scribd.com/doc/147119496/teori-akuntansi. (Diakses pada 1 Oktober 2018).

Konsekuensi Ekonomis Standar Akuntansi. https://docslide.net/documents/rmk-sap-6-


individu.html. (Diakses pada 1 Oktober 2018).

10

Anda mungkin juga menyukai