Anda di halaman 1dari 6

I.

PERIZINAN KEANGGOTAAN BURSA


Proses perizinan menjadi AB, AK dan Partisipan KSEI dapat dilakukan secara parallel.
Dalam Undang Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek dan atau Pihak lain yang telah
memperoleh izin usaha dari OJK dan mempunyai hak untuk mempergunakan sistem dan atau
sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.
Guna menciptakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien maka Bursa
menetapkan kewajiban-kewajiban kepada AB baik berupa tindakan maupun pelaporan, yaitu:

1. melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa pada setiap Hari Bursa secara aktif
sebagaimana layaknya suatu Perusahaan Efek;
2. membayar biaya transaksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa;

3. melakukan pemantauan terhadap aktivitas perdagangan Efek baik untuk kepentingan


nasabah maupun untuk kepentingan sendiri;

4. melaporkan segera kepada Bursa apabila dari hasil pemantauan yang dilakukan
terdapat indikasi adanya transaksi perdagangan Efek yang tidak wajar;

5. secara terus menerus menjaga kondisi perusahaan agar tetap memenuhi persyaratan
sebagai Anggota Bursa Efek, termasuk menjaga kondisi perusahaan agar selalu layak
operasional, dan memenuhi batasan MKBD sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK
Nomor V.D.5. tentang Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan;

6. menyampaikan laporan kepada Bursa sesuai dengan peraturan Bursa nomor III-D
tentang Pelaporan Anggota Bursa Efek Dan Dealer Partisipan.

II. IT OFFICER REMOTE TRADING (RT) AB

Bursa Efek Indonesia menetapkan agar setiap AB memiliki IT Officer RT yang


didaftarkandi Bursa sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa nomor III-A tentang
KeanggotaanBursa. Hal ini antara lain untuk memudahkan koordinasi AB dengan Bursa
apabilaterdapat hal-hal yang memerlukan tindak lanjut atas sistem Remote Trading, BCPmaupun
BOFIS AB, misalnya terkait dengan pengembangan sistem, pengujian danpermasalahan-
permasalahan sistem AB yang memerlukan koordinasi dengan Bursauntuk penyelesaiannya. IT
Officer RT bertanggung jawab untuk menjaga kesiapan dankelancaran operasional Perangkat
Remote Trading Anggota Bursa Efek.
Bursa Efek Indonesia menetapkan agar setiap AB memiliki IT Officer RT yang didaftarkan
di Bursa sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa.
Dalam Persyaratan IT Officer RT yang dapat didaftarkan di Bursa:
a. memiliki pendidikan sekurang-kurangnya Diploma III (D-III) di bidang Teknologi
Informasi dan atau keahlian di bidang Teknologi Informasi;

b. memiliki pengalaman kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun di bidang Teknologi


Informasi; dan

c. memahami dan mematuhi Peraturan Bursa serta menguasai Teknologi Informasi.


III. PERIZINAN FASILITAS ONLINE ANGGOTA BURSA

AB yang akan mengembangkan dan memberikan fasilitas penyampaian pesanan secara


langsung (online) untuk nasabahnya, wajib memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Bursa
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa nomor III-A tentang Keanggotaan Bursa. Untuk itu
Bursa menetapkan persyaratan bagi AB, yaitu:
a. Menandatangani Perjanjian Pembukaan Rekening Efek dengan nasabah.

b. Memiliki prosedur baku kelangsungan operasi Fasilitas Penyampaian Pesanan Secara


Langsung bagi Nasabah.
c. Memiliki redundant link Remote Trading ke Bursa dengan mekanisme automatic
switching.

d.
Memiliki sistem dan database manajemen risiko yang digunakan untuk menjalankan
pemantauan dan pengelolaan risiko.
Prosedur untuk menjadi AB yang menyediakan fasilitas online bagi nasabah dimulai dengan
penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai dengan dokumen pendukung (persyaratan)
selanjutnya Bursa akan melakukan penelaahan dokumen selama paling lama 5 Hari Bursa dan
dalam waktu paling lambat 5 Hari Bursa sejak diterimanya dokumen secara lengkap maka apabila
AB memenuhi persyaratan Bursa akan menyampaikan jadwal pengujian teknis (sistem) online AB.

IV. PERIJINAN ANGGOTA BURSA KONTRAK BERJANGKA DAN OPSI

Prosedur untuk menjadi AB yang dapat memperdagngkan Kontrak Berjangka dan Opsi
dimulai dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai dengan dokumen
pendukung (persyaratan) selanjutnya Bursa akan melakukan evaluasi dokumen dan pemeriksaan
kesiapan operasional dalam waktu paling lama 10 Hari Bursa dan dalam waktu paling lambat 5
Hari Bursa sejak selesainya pemeriksaan, apabila AB memenuhi persyaratan maka Bursa akan
menerbitkan surat persetujuan memperdagangkan Kontrak Berjangka dan Opsi. Apabila AB
tidak memenuhi persyaratan maka Bursa menyampaikan surat penolakan disertai dengan
alasannya.
Produk yang diperdagangkan di Bursa Efek, selain Efek berifat ekuitas juga turunan
(derivative) dari Efek berupa produk Kontrak Berjangka dan Opsi. Saat ini hanya produk
Kontrak Berjangka yang telah diperdagangkan di Bursa, sedangkan Opsi masih dalam proses
pengembangan produk oleh Bursa.Bursa menetapkan persyaratan antara lain sebagai berikut:
a. Memiliki Brokerage Office System,
b. Memiliki kebijakan khusus dalam rangka pengendalian risiko
c. Memiliki prosedur penyimpanan data transaksi Kontrak Berjangka dan Opsi, catatan kejadian
(log file)
d. Memiliki Prosedur Operasi Standar terkait dengan tatacara perdagangan Kontrak Berjangka
dan Opsi.

V. KEWAJIBAN PELAPORAN ANGGOTA BURSA

Dalam hal AB melakukan perubahan Anggaran Dasar perusahaan, maka AB yang


bersangkutan wajib menyampaikan laporan ke Bursa selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung
sejak diperolehnya bukti persetujuan atau bukti penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran
Dasar dari instansi yang berwenang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, sesuai dengan format yang ditentukan Bursa. Anggota Bursa Efek
wajib menyampaikan laporan kepada Bursa pada Hari Bursa berikutnya setelah dilakukannya
transaksi di Luar Bursa atas:
a. Transaksi REPO/Reverse REPO dan SLB atas Efek Bersifat Ekuitas.
b. Transaksi atas Efek Bersifat Utang, Sukuk dan Efek Beragun Aset yang tercatat di
Bursa.

V. PEMERIKSAAN ANGGOTA BURSA


Dalam menyelenggarakan perdagangan Efek yang teratur, wajar dan efisien, Bursa
berwenang melakukan pengawasan terhadap AB yang dapat dilakukan dengan cara Pemeriksaan
terhadap AB sesuai dengan Peraturan Bursa nomor III-E tentang Pemeriksaan Anggota Bursa
Efek. Jenis Pemeriksaan terhadap AB berupa pemeriksaan berkala maupun sewaktu-waktu.
Dalam hal Pemeriksaan dilakukan di lokasi AB, maka Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah
memenuhi tata cara sebagai berikut:

a. Pemeriksaan dilakukan oleh satuan pemeriksa Bursa didasarkan pada Surat Tugas dari
Bursa;

b. Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan ruang lingkup yang diatur dalam surat tugas.

Bursa melaporkan hasil pemeriksaan atas masalah-masalah material yang ditemui


dalamproses pemeriksaan untuk disampaikan kepada OJK, Dewan Komisaris dan Direksi
Bursaserta dapat memberikan hasil pemeriksaan berkala kepada AB yang diperiksa.
VII. SANKSI

Bursa dapat mengenakan sanksi terhadap AB apabila AB melanggar peraturan


Bursa.Jenis sanksi yang dikenakan oleh Bursa terhadap pelanggaran Peraturan Bursa
adalahsebagai berikut:
a. Teguran tertulis
b. Peringatan tertulis
c. Denda sebanyak-banyaknya Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
d. Larangan sementara melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (Suspensi)
bagiAnggota Bursa Efek
e. Pencabutan persetujuan memperdagangkan Efek tertentu
f. Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa Efek.
Sanksi-sanksi sebagaimana diatas bukan merupakan tahapan pengenaan sanksi akantetapi hanya
sebagai petunjuk mengenai jenis sanksi dan dapat dikenakan secara individu maupun bersama-
sama dengan pengenaan sanksi lainnya sesuai denganpedoman internal Bursa.

VIII. PENCABUTAN PERSETUJUAN KEANGGOTAAN BURSA PENCABUTAN


PERSETUJUAN KEANGGOTAAN BURSA
Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa dapat dilakukan karena permintaan AB yang
bersangkutan atau sanksi yang dikenakan oleh Bursa. Bursa dapat mengenakan sanksi
pencabuatan persetujuan keanggotaan Bursa apabila AB mengalami salah satu atau lebih kondisi
sebagai berikut:
Bursa mencabut Persetujuan Keanggotaan Bursa apabila AB:
a. diputuskan pailit oleh Pengadilan dan tidak lagi diajukan upaya hukum lebih lanjut oleh
Anggota Bursa Efek;
b. dicabut izin usahanya sebagai Perantara Pedagang Efek oleh Bapepam dan LK;

c. RUPS atau berdasarkan penetapan Pengadilan memutuskan pembubaran perusahaan;

d. sebagai badan hukum tidak lagi beroperasi sebagai Perusahaan Efek akibat melakukan
penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan perusahaan lain atau pengambilalihan
oleh Perusahaan lain.

IX. KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING

Prosedur untuk menjadi AB yang dapat melakukan transaksi marjin dan atau
transaksishort selling dimulai dengan penyampaian permohonan AB kepada Bursa disertai
dengandokumen pendukung (persyaratan) Bursa melakukan review dan pemeriksaan kelokasi
untuk memastikan bahwa Anggota Bursa Efek yang bersangkutan telah memilikikesiapan sistem
operasional terutama terkait dengan sistem manajemen risikoatas pembiayaan penyelesaian
transaksi Efek bagi nasabah. Apabila berdasarkanhasil pemeriksaan Bursa tidak terdapat hal-hal
yang dapat menghalangi Anggota BursaEfek tersebut melakukan Transaksi Marjin dan atau
Transaksi Short Selling, maka Bursa mengeluarkan Surat Persetujuan melakukan Transaksi
Marjin dan atau TransaksiShort Selling. Bursa mengumumkan nama-nama AB yang telah
diberikan persetujuanuntuk melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling.
Yang dapat melakukan Tran saksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling adalah AB
yang telah memperoleh persetujuan melakukan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short
Selling dari Bursa.AB dapat memperoleh persetujuan dari Bursa untuk melakukan Transaksi
Marjin dan atau TransaksiShort Sellingapabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki ketentuan atau kebijakan internal secara tertulis mengenai Transaksi Marjin dan
atau Transaksi Short Selling
b. Memiliki SOP untuk pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling
c. Memiliki sistem BOFIS yang telah terintegrasi antara front office dan back office secara
real time
d. Memiliki Bagian Pengawasan Internal secara khusus yang mengawasi operasional
pengendalian risiko terkait pelaksanaan Transaksi Marjin dan atau Transaksi
ShortSelling.
e. Memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3
tentang Pengendalian Intern dan Penyelenggaraan Pembukuan oleh Perusahaan Efek
f. Khusus untuk Anggota Bursa Efek yang melakukan Transaksi Marjin, wajib memiliki
cukup sumber pembiayaan untuk membiayai penyelesaian transaksi pembelian Efek.
g. Khusus untuk Anggota Bursa Efek yang melakukan Transaksi Short Selling, wajib
memiliki perikatan dengan Lembaga Kliring dan Penjaminan, Perusahaan Efek lain,
Bank Kustodian, dan atau Pihak yang disetujui Bapepam dan LK untuk meminjam Efek
yang diperlukan bagi penyelesaian Transaksi Short Selling.

X. PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA


Dalam hal OJK menerima keberatan yang diajukan oleh Pemilik Saham maka Bursa
membatalkan pelaksanaan pelelangan atau membatalkan pelaksanaan buy back Saham
Bursa tersebut dan mengumumkan di Bursa segera setelah Bursa menerima surat
pemberitahuan dari Pemilik Saham dimaksud.
Prioritas pelaksanaan pelelangan Saham Bursa dilakukan berdasarkan urutan berikut:
a. Pertama, saham Kategori C sesuai urutan tanggal jatuh tempo
b. Kedua, saham Kategori B apabila seluruh saham Kategori C telah dilelang
c. Ketiga, saham Kategori A, apabila semua saham Kategori C dan Kategori B telah
selesai dilelang.
DAFTAR PUSTAKA

o Modul TICMI-Mekanisme Perdagangan Efek

Anda mungkin juga menyukai