Disusun oleh:
KELOMPOK ARISTOTELES
1. Syarbaini, S.Kep 7. Ningsih, S.Kep
2. Yeni Nesida, S.Kep 8. KN Susilawati, S.Kep
3. Evaniati, S.Kep 9. Yulisa Trie Anggraini, S.Kep
4. Hafini, S.Kep 10. Sari Handayani, S.Kep
5. Emidar, S.Kep 11. Haryati, S.Kep
6. Levhy Febriyanti, S.kep 12.Lelly Asriana, S.Kep
13. Hendri Gozali, S.Kep
Dosen Pembimbing :
Ns. MARNILA, M. Kep
Ns. RINO.M, M. Kep
Pembimbing Klinik :
Ns. Jaya Herlambang S.Kep
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga mampu memahami cara
perawatan kaki pada pasien diabetes mellitus (DM) dengan baik dan benar.
2 Tujuan Instruksional Khusus :
a. Agar peserta penyuluh mengetahui definisi diabetes melitus (DM)
b. Agar peserta penyuluh mengetahui penyebab diabetes melitus (DM)
c. Agar peserta penyuluh mengetahui tanda dan gejala dibetes melitus (DM)
d. Agar peserta penyuluh mengetahui komplikasi diabetes melitus (DM)
e. Agar peserta penyuluh mengetahui cara perawatan kaki pada pasien diabetes
melitus (DM)
B. Metode
1 Ceramah
2 Diskusi
3 Tanya Jawab
4 Demonstrasi
C. Media
2 Leaflet
3 Video
4 LCD
D. Setting Tempat
Moderator
Presentator
Notulen
Peserta
Fasilitator
Observer
E. Pengorganisasian
1. Pembimbing
a. Akademik : Ns. Marnila Yesni, M.Kep
Ns. Rino M, M.Kep
b. Klinik : Ns. Jaya Herlambang, S.Kep
2. Moderator :
3. Tugas : Mengatur dan mengendalikan penyuluhan
4. Presentator :
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan
5. Notulen :
Tugas : Mencatat jalannya penyuluhan
6. Demonstrasi :
7. Fasilator
Tugas : Mempersiapkan alat dan bahan untuk penyuluhan
Membantu mengatur audiens
8. Observer :
Tugas : Mengamati dan menilai jalannya penyuluhan
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a 75% peserta menghadiri penyuluhan sampai akhir acara
b Tempat, media dan alat penyuluhan sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a Peran dan tugas pemateri sesuai dengan perencanaan
b Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c 25 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
d 75% peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
3. Evaluasi hasil
80% peserta mampu menjelaskan kembali tentang konsep diabetes melitus (DM)
secara umum
4. Observasi
a Respon/tingkah laku peserta saat diberikan pertanyaan, apakah diam/menjawab.
b Peserta antusias/tidak.
c Peserta mengajukan pertanyaan/tidak.
d Memberi penilaian berapa persen tercapai tujuan selama kegiatan berlangsung.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) Merupakan penyakit yang menahun dengan kadar
glukosa darah melebihi batas normal dan terjadinya gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin
secara relatif maupun absolut. Apabila dibiarkan tidak terkendali dapat menimbulkan
komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik
mikroangiopati maupun makroangiopati (Lemone & Burke,2008)
Saat ini penelitian epidemiologi menunjukan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes melitus di berbagai penjuru
dunia, badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memprediksi
adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes melitus yang menjadi salah satu
ancaman kesehatan global (PERKENI,2015). Di Amerika serikat kurang lebih
650.000 kasus diabetes baru di diagnosis setiap tahunnya. Menurut internasional
Diabetes Federation (2015) terdapat 415 juta orang mengalami diabetes melitus di
dunia pada tahun 2015 dan tahun 2040 diperkirakan mencapai 642 juta kasus dengan
disbetes melitus tidak terdiagnosis dan diabetes melitus menyebabkan kematian 5
juta jiwa pada tahun 2015.
Berdasarkan banyaknya jumlah penderita diabetes melitus, indonesia berada
diposisi ke-7 di dunia dengan prevalensi penderita dewasa sebanyak 14 juta jiwa
baru 50% penderita yanng sadar mengidap dan sekitar 30% diantaranya melakukan
pengobatan secara teratur. Berdasarkan Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar
tahun 2010sebesar 8,43 juta orang dan di perkirakan akan meningkat mencapai 21,25
juta ditahun 2035
Prevalensi penyakit DM di provinsi jambi berdasarkan Dinkes Provinsi jambi
adalah 0,5% sedangkan prevalensi DM oleh tenaga kesehatan mencapai 71,4%, lebih
tinggi dibandingkan cakupan penyakit asma maupun penyakit jantung. Angka
diabetes melitus pada tahun 2016 terdeteksi sebanyak 2268 orang dan pada tahun
2017 meningkat menjadi 3696 orang. Jumlah pasien diabetes melitus dan ulkus
diabetikum di RSUD Raden Mattaher Propinsi Jambi Raden Mattaher Provinsi jambi
tahun 2015 sebanyak 681 orang.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas maka kelompok tertarik
untuk melakukan penyuluhan tentang perawatan kaki pada pasein diabetes melitus
(DM).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang dijadikan rumusan masalah pada
penyuluhan kali ini adalah “Bagaimana cara perawatan kaki pada pasien diabetes
melitus (DM)”.
C. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang konsep diabetes melitus secara umum di RSUD Raden
Mattaher Jambi ruangan penyakit dalam/Interne.
2. Tujuan Khusus
a. Agar peserta penyuluh mengetahui definisi diabetes melitus (DM)
b. Agar peserta penyuluh mengetahui penyebab diabetes melitus (DM)
c. Agar peserta penyuluh mengetahui tanda dan gejala dibetes melitus (DM)
d. Agar peserta penyuluh mengetahui komplikasi diabetes melitus (DM)
e. Agar peserta penyuluh mengetahui cara perawatan kaki pada pasien
diabetes melitus (DM)
D. Manfaat Penyuluhan
1. Bagi Keluarga Pasien
Dapat memberikan informasi pada keluarga pasien diabetes melitus agar
meningkatkan perawatan kaki pasien diabetes melitus supaya tidak terjadi
komplikasi ulkus diabetik.
A. Definisi
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus adalah sebagai suetu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, karena insulin
atau keduanya American Diabetes Association (ADA, 2010).
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati (Yuda Handaya, 2016).
Tipe-tipe penyakit DM
1. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung
insulin (DMTI)
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta
dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses
autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Awitannya mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.
2. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus
tak tergantung insulin (DMTTI)
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini
diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau
akibat penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama adalah
dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen
dengan preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral
tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang
berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.
3. DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi,
antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan
endokrin.
4. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
diabetes.
(Corwin, 2009)
1. Diabetes Tipe I
Hiperglikemia berpuasa
Glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
Keletihan dan kelemahan
Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas
bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)
2. Diabetes Tipe II
A. Kesimpulan
Cara perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
1) Memeriksa area kaki : kuku jari, kulit, telapak kaki, kelembapan kulit dan bau
2) Mencuci dan membersihkan kaki
3) Merawat kuku kaki dengan memotong kuku secara teratur mengikuti bentuk
normal jari kaki, tidak terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian
dikikir agar kuku tidak tajam
4) Hindari terjadinya luka pada jaringan sekitar kuku
5) Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah
6) Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering
7) Jangan memakai sepatu atau kaos yang terlalu kekecilan (terlalu sempit)
8) Jangan merendam kaki dengan air yang terlalu panas karena respon kaki terhadap
rasa panas sudah berkurang sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh
9) Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan
10) Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan
mata ikan
11) Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan periksakan ke
dokter
B. Saran
Setelah kami menyelesaikan makalah dan SAP penyuluhan tentang perawatan
kaki pada pasien diabetes melitus (DM), kami merasa masih banyak sekali kekurangan
karena keterbatasan referensi baik itu tentang perawatan kaki pada pasien diabetes
melitus (DM). Oleh karena itu kami harapkan bagi pembaca dapat mencari referensi
lain agar bisa lebih mengerti mengenai perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
(DM).
DAFTAR PUSTAKA
ADA. (American Diabetes Association), (2011). Standards For Medical Care In Diabetes,
Diabetes Care
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2016.
Jambi.
Hasdianah, (2014). Mengenal Diabetes mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak.
Yogyakarta:Nuha Medika
Hidayat, A.R & Nurhayati, I. 2014. Perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di
rumah. Jurnal Permata Indonesia
Indriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura dan
Diabetes Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Kemenkes RI. (2016). Profil data Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 12950. ISBN
978-602-416-065-4
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika