Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENYULUHAN KESEHATAN

PERAWATAN KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS (DM)


DI RUANG INTERNE RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
HAJI ABDOEL MADJID BATOE
KABUPATEN BATANGHARI

Disusun oleh:
KELOMPOK ARISTOTELES
1. Syarbaini, S.Kep 7. Ningsih, S.Kep
2. Yeni Nesida, S.Kep 8. KN Susilawati, S.Kep
3. Evaniati, S.Kep 9. Yulisa Trie Anggraini, S.Kep
4. Hafini, S.Kep 10. Sari Handayani, S.Kep
5. Emidar, S.Kep 11. Haryati, S.Kep
6. Levhy Febriyanti, S.kep 12.Lelly Asriana, S.Kep
13. Hendri Gozali, S.Kep

Dosen Pembimbing :
Ns. MARNILA, M. Kep
Ns. RINO.M, M. Kep

Pembimbing Klinik :
Ns. Jaya Herlambang S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
TAHUN 2019
S
ATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN KAKI PADA PASIEN
DIABETES MELITUS (DM)

Pokok Bahasan : Perawatan kaki pada pasien diabetes melitus (DM) di


RSUD Haji Abdoel Madjid BAtoe DiBangsal
Dalam/Interne
Sub Pokok Bahasan : Definisi diabetes melitus
Penyebab diabetes melitus
Tanda dan Gejala diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitus
Perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
Sasaran : Keluarga pasien di RSUD Haji Abdoel Madjid BAtoe Di
Ruangan Dalam/Interne
Waktu : 45 Menit
Tempat : Ruangan Penyakit Dalam/Interne

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga mampu memahami cara
perawatan kaki pada pasien diabetes mellitus (DM) dengan baik dan benar.
2 Tujuan Instruksional Khusus :
a. Agar peserta penyuluh mengetahui definisi diabetes melitus (DM)
b. Agar peserta penyuluh mengetahui penyebab diabetes melitus (DM)
c. Agar peserta penyuluh mengetahui tanda dan gejala dibetes melitus (DM)
d. Agar peserta penyuluh mengetahui komplikasi diabetes melitus (DM)
e. Agar peserta penyuluh mengetahui cara perawatan kaki pada pasien diabetes
melitus (DM)

B. Metode
1 Ceramah
2 Diskusi
3 Tanya Jawab
4 Demonstrasi
C. Media

1 Power point/ Print out

2 Leaflet

3 Video

4 LCD

D. Setting Tempat

Moderator

Presentator

Notulen

Peserta

Fasilitator

Observer

E. Pengorganisasian
1. Pembimbing
a. Akademik : Ns. Marnila Yesni, M.Kep
Ns. Rino M, M.Kep
b. Klinik : Ns. Jaya Herlambang, S.Kep
2. Moderator :
3. Tugas : Mengatur dan mengendalikan penyuluhan

4. Presentator :
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan

5. Notulen :
Tugas : Mencatat jalannya penyuluhan

6. Demonstrasi :

Tugas : Mendemonstrasikan perawatan kaki

7. Fasilator

Tugas : Mempersiapkan alat dan bahan untuk penyuluhan
Membantu mengatur audiens

8. Observer :
Tugas : Mengamati dan menilai jalannya penyuluhan

F. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Media & Metode


Penyuluhan Peserta Alat Penyuluhan
Penyuluhan

Pendahuluan 5 menit 1 Memberi salam Menjawab Laptop, LCD Ceramah


salam
2 Memperkenalkan
Memperhatikan
diri
3 Menjelaskan tujuan
penyuluhan Memperhatikan
4 Menjelaskan kontrak
waktu
Memperhatikan
Penyajian 30 1 Menggali Menjawab Laptop, LCD, Ceramah,
menit pengetahuan pertanyaan leaflet, Video tanya jawab
keluarga pasien
tentang diabetese
melitus (DM)
2 Memberikan
Memperhatikan
reinforcement
positif terhadap
pendapat mereka
3 Menjelaskan
Memperhatikan
materi secara
berurutan
4 Menayangkan Memperhatikan
video mengenai
cara perawatan
kaki pada pasien
diabetes melitus Memperhatikan
(DM)
5 Mendemonstrasi
kan tentang
perawatan kaki
Mengajukan
pada pasien
pertanyaan,
diabetes melitus
menjawab
(DM)
pertanyaan
6 Tanya jawab
Penutupan 10 1 Evaluasi / Menjawab Laptop, LCD Tanya Jawab
menit menanyakan pertanyaan
kembali hasil
penyuluhan
Memperhatikan
kepada peserta
2 Menyimpulkan
Memperhatikan
hasil penyuluhan
3 Mengucapkan
terima kasih pada
Menjawab
seluruh peserta
salam
penyuluhan
4 Menutup
pertemuan dan
mengucapkan
salam

G. Evaluasi
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a 75% peserta menghadiri penyuluhan sampai akhir acara
b Tempat, media dan alat penyuluhan sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a Peran dan tugas pemateri sesuai dengan perencanaan
b Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c 25 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
d 75% peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan
3. Evaluasi hasil
80% peserta mampu menjelaskan kembali tentang konsep diabetes melitus (DM)
secara umum
4. Observasi
a Respon/tingkah laku peserta saat diberikan pertanyaan, apakah diam/menjawab.
b Peserta antusias/tidak.
c Peserta mengajukan pertanyaan/tidak.
d Memberi penilaian berapa persen tercapai tujuan selama kegiatan berlangsung.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) Merupakan penyakit yang menahun dengan kadar
glukosa darah melebihi batas normal dan terjadinya gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin
secara relatif maupun absolut. Apabila dibiarkan tidak terkendali dapat menimbulkan
komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang, baik
mikroangiopati maupun makroangiopati (Lemone & Burke,2008)
Saat ini penelitian epidemiologi menunjukan adanya kecenderungan
peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes melitus di berbagai penjuru
dunia, badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memprediksi
adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes melitus yang menjadi salah satu
ancaman kesehatan global (PERKENI,2015). Di Amerika serikat kurang lebih
650.000 kasus diabetes baru di diagnosis setiap tahunnya. Menurut internasional
Diabetes Federation (2015) terdapat 415 juta orang mengalami diabetes melitus di
dunia pada tahun 2015 dan tahun 2040 diperkirakan mencapai 642 juta kasus dengan
disbetes melitus tidak terdiagnosis dan diabetes melitus menyebabkan kematian 5
juta jiwa pada tahun 2015.
Berdasarkan banyaknya jumlah penderita diabetes melitus, indonesia berada
diposisi ke-7 di dunia dengan prevalensi penderita dewasa sebanyak 14 juta jiwa
baru 50% penderita yanng sadar mengidap dan sekitar 30% diantaranya melakukan
pengobatan secara teratur. Berdasarkan Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar
tahun 2010sebesar 8,43 juta orang dan di perkirakan akan meningkat mencapai 21,25
juta ditahun 2035
Prevalensi penyakit DM di provinsi jambi berdasarkan Dinkes Provinsi jambi
adalah 0,5% sedangkan prevalensi DM oleh tenaga kesehatan mencapai 71,4%, lebih
tinggi dibandingkan cakupan penyakit asma maupun penyakit jantung. Angka
diabetes melitus pada tahun 2016 terdeteksi sebanyak 2268 orang dan pada tahun
2017 meningkat menjadi 3696 orang. Jumlah pasien diabetes melitus dan ulkus
diabetikum di RSUD Raden Mattaher Propinsi Jambi Raden Mattaher Provinsi jambi
tahun 2015 sebanyak 681 orang.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas maka kelompok tertarik
untuk melakukan penyuluhan tentang perawatan kaki pada pasein diabetes melitus
(DM).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang dijadikan rumusan masalah pada
penyuluhan kali ini adalah “Bagaimana cara perawatan kaki pada pasien diabetes
melitus (DM)”.

C. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang konsep diabetes melitus secara umum di RSUD Raden
Mattaher Jambi ruangan penyakit dalam/Interne.

2. Tujuan Khusus
a. Agar peserta penyuluh mengetahui definisi diabetes melitus (DM)
b. Agar peserta penyuluh mengetahui penyebab diabetes melitus (DM)
c. Agar peserta penyuluh mengetahui tanda dan gejala dibetes melitus (DM)
d. Agar peserta penyuluh mengetahui komplikasi diabetes melitus (DM)
e. Agar peserta penyuluh mengetahui cara perawatan kaki pada pasien
diabetes melitus (DM)

D. Manfaat Penyuluhan
1. Bagi Keluarga Pasien
Dapat memberikan informasi pada keluarga pasien diabetes melitus agar
meningkatkan perawatan kaki pasien diabetes melitus supaya tidak terjadi
komplikasi ulkus diabetik.

2. Bagi RSUD di RSUD Haji Abdoel Madjid BAtoe


Memberikan informasi pada rumah sakit tentang cara perawatan kaki pada
pasien diabetes melitus (DM) agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang
perawatan kaki diabetes melitus yang benar.

3. Bagi STIKes Baiturrahim Jambi


Pendidikan kesehatan ini dapat dijadikan sebgai tambahan referensi
perpustakaan dan acuan bagi mahasiswa jika ingin melaksanakan pendidikan
kesehatan terkait dengan topik yang sama.

4. Bagi Mahasiswa Keperawatan


Sebagai bahan bacaan, informasi dan literatur untuk menambah
pengetahuan, sikap dan tindakan bagi mahasiswa tentang konsep DM secara
umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau
madu. Penyakit diabetes melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume
urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit
hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau penurunan
relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus adalah sebagai suetu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, karena insulin
atau keduanya American Diabetes Association (ADA, 2010).
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropati (Yuda Handaya, 2016).

Tipe-tipe penyakit DM
1. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung
insulin (DMTI)
Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta
dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses
autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Awitannya mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.
2. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus
tak tergantung insulin (DMTTI)
Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini
diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau
akibat penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama adalah
dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen
dengan preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral
tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang
berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas.
3. DM tipe lain
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi,
antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan
endokrin.
4. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM)
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
diabetes.
(Corwin, 2009)

B. Penyebab penyakit diabetes mellitus


Diabetes melitus tipe I
1. Faktor genetic/keturunan
2. Faktor imunologi
3. Lingkungan

Diabetes mellitus tipe II


1. Faktor genetic/keturunan
2. Gaya hidup/life style
3. Usia
4. Obesitas/berat badan berlebih
5. Kurang gerak/olahraga

C. Tanda dan Gejala dari penyakit diabetes mellitus

1. Diabetes Tipe I

 Hiperglikemia berpuasa
 Glukosuria, diuresis osmotik, poliuria, polidipsia, polifagia
 Keletihan dan kelemahan
 Ketoasidosis diabetik (mual, nyeri abdomen, muntah, hiperventilasi, nafas
bau buah, ada perubahan tingkat kesadaran, koma, kematian)

2. Diabetes Tipe II

 Lambat (selama tahunan), intoleransi glukosa progresif


 Gejala seringkali ringan mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria,
polidipsia, luka pada kulit yang sembuhnya lama, infeksi vaginal, penglihatan
kabur
 Komplikasi jangka panjang (retinopati, neuropati, penyakit vaskular perifer)

D. Komplikasi penyakit diabetes melitus


1. Komplikasi akut (komplikasi yang segera terjadi dalam waktu pendek) :
Hipoglikemi (kekurangan glukosa/gula)
Gejalanya : lapar, gemetar, keringat dingin, pusing.
Penanggulangan : makan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan
mudah dicerna seperti : makan roti dan pisang .
2. Koma diabetic (glukosa terlalu tinggi)
Gejalanya : nafsu makan menurun, haus, minum dan BAK banyak, mual, muntah,
nafas cepat,
Penanggulangan : segera ke rumah sakit
3. Komplikasi kronis (komplikasi yang muncul dalam waktu yang lama, bila kadar
gula tidak terkontrol). Seperti :
a. Telinga : pendengaran menurun
b. Mata : penglihatan berkurang
c. Ginjal : mudah terkena penyakit ginjal
d. Urat syaraf : tegang, kesemutan, rasa baal, keran
e. Pembuluh darah : mengecil dan mudah timbul luka.

E. Cara perawatan kaki pada pasien diabetes mellitus


Dalam jurnal Anas & Ismani (2014) yang berjudul perawatan kaki pada
penderita diabetes melitus di rumah, Perawatan kaki adalah suatu tindakan yang
dilakukan individu baik dalam keadaan kadar gula normal atau naik yang dilakukan
secara teratur untuk menjaga kebersihan diri, terutama pada bagian kaki.
Tanda-tanda terjadi gangguan pada kaki :
1. Angiopati
Penderita penyakit diabetes melitus pada umumnya mengalami angiopati perifer
atau gangguan sirkulasi darah pada bagian ujung/tepi tubuh yang lazim disebut
dengan angiopati diabetik.
2. Neuropati
Gejala neuropati ini paling terasa pada tungkai bawah dan kaki sebelah kanan
dan kiri. Yang paling menyiksa dapat menyebabkan nyeri berdenyut terus-
menerus. Pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi
karena tidak dirasakannya. Luka timbul spontan sering disebabkan karena
trauma misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat pemakaian
sepatu/sandal yang sempit dan bahan yang keras.
3. Paraestesi
Kurang rasa atau kesemutan pada ujung anggota tubuh tangan dan kaki yang
beresiko terjadi luka pada ujung tanpa terasa dan berakhir dengan gangren.
4. Anastesi (tidak berasa)
rasa tebal terjadi di telapak kaki, penderita merasa seperti berjalan di atas kasur.
5. Gangguan imunologi
Daya tahan tubuh pasien diabetes melitus menurun, mudah infeksi pada luka dan
terserang penyakit.

Cara perawatan kaki pada penderita diabetes melitus


1. Area pemeriksaan kaki
a. Kuku jari : periksa adanya kuku tumbuh di bawah kulit (ingrowth nail),
robekan atau retakan pada kuku
b. Kulit : periksa kulit di sela-sela jari (dari ujung hingga pangkal jari), apakah
ada kulit retak, melepuh, luka atau perdarahan
c. Telapak kaki : periksa kemungkinan adanya luka pada telapak kaki, apakah
terdapat kalus (kapalan), palantar warts, atau kulit telapak kaki yang retak
(fisura)
d. Kelembaban kulit : periksa kelembaban kulit dan cek kemungkinan adanya
kulit berkerak dan kekeringan kulit akibat luka
e. Bau : periksa kemungkinan adanya bau dari beberapa sumber pada daerah
kaki

2. Perawatan (mencuci dan membersihkan) kaki


a. Menyiapkan air hangat : uji air hangat dengan siku untuk mencegah cedera
b. Cuci kaki dengan sabun yang lembut (sabun bayi atau sabun cair) untuk
menghindari cedera ketika menyabun
c. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut. Keringkan sela-sela jari
kaki, terutama sela jari kaki ke 3-4 dan ke 4-5
d. Oleskan lotion pada semua permukaan kulit kaki untuk menghindari kulit
kering dan pecah-pecah
e. Jangan gunakan lotion di sela-sela jari kaki. Karena akan meningkatkan
kelembapan dan akan menjadi media yang baik untuk berkembangnya
mikroorganisme (fungsi)

3. Perawatan kuku kaki


a. Potong dan rawat kuku secara teratur. Bersihkan kuku setiap hari pada
waktu mandi dan berikan cream pelembab kuku
b. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak
tajam. Jika ragu, anda bisa meminta bantuan keluarga atau dokter untuk
memotong kuku anda
c. Hindarkan terjadinya luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras, sulit
dipotong, rendam kaki dengan air hangat selama ± 5 menit
d. Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun diluar rumah
e. Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu gunakan
kaos kaki dari bahan katun dan harus diganti setiap hari
f. Jangan memakai sepatu atau kaos kaki yang kekecilan (terlalu sempit) dan
periksa sepatu setiap hari sebelum dipakai, pastikan tidak ada kerikil atau
benda kecil lain di dalam sepatu yang dapat melukai kaki
g. Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau
mengompres kaki dengan air panas, dan jangan gunakan botol panas atau
peralatan listrik karena respon kaki terhadap rasa panas sudah berkurang
sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh
h. Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan
i. Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan mata ikan
j. Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan
periksakan ke dokter

Hal yang mendukung keberhasilan perawatan kaki diabetes


1. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan
2. Olahraga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di dalam
tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energi gerak)
3. Monitor kadar gula darah
4. Monitor tekanan darah secara rutin. Sekitar 73% orang dewasa dengan
diabetes ternyata juga menderita tekanan darah tinggi
Senam kaki pada penderita diabetes
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah yang tergantung dan memperkuat otot-otot kecil kaki pada
pasien diabetes dengan neuropati. Selain itu dapat memperkuat otot betis dan
otot paha, mengatasi keterbatasan gerak sendi dan mencegah terjadinya
deformitas. Keterbatasan jumlah insulin pada penderita DM mengakibatkan
kadar gula dalam darah meningkat hal ini menyebabkan rusaknya pembuluh
darah, saraf dan struktur internal lainnya sehingga pasokan darah ke kaku
semakin terhambat, akibatnya pasien DM akan mengalami gangguan sirkulasi
darah pada kakinya.

Indikasi dan kontraindikasi


Indikasi dari senam ini dapat diberikan kepada seluruh penderita diabetes
melitus tipe I maupun tipe II. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien
didiagnosa menderita diabetes melitus sebagai tindakan pencegahan dini. Senam
kaki ini juga dikontraindikasi pada klien yang mengalami perubahan fungsi
fisiologis seperti dispnea atau nyeri dada. Orang yang depresi, khawatir, atau
cemas. Keadaan-keadaan seperti ini perlu diperhartikan sebelum dilakukan
tindakan senam kaki.
a. Alat yang digunakan :
1) Kertas koran 2 lembar
2) Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk)
b. Prosedur
1) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak
diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
2) Dengan meletkkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan
keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam
sebanyak 10 kali
3) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki
kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
4) Tumit kaki diletakkan dilantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali
5) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
6) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan
turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan ulangi
sebanyak 10 kali
7) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali
kelantai
8) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan
kedua kaki secara bersamaan ulangi sebanyak 10 kali
9) Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahakan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan ke belakang
10) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 sampai 10 lakukan scara
bergantian
11) Letakkan selembar koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti
bola dengan kedua belah kaki.
12) Kemudian, buka bola itu menjadi lemaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
13) Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran
14) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
15) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekan kertas pada bagian kertas yang utuh
16) Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Cara perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
1) Memeriksa area kaki : kuku jari, kulit, telapak kaki, kelembapan kulit dan bau
2) Mencuci dan membersihkan kaki
3) Merawat kuku kaki dengan memotong kuku secara teratur mengikuti bentuk
normal jari kaki, tidak terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian
dikikir agar kuku tidak tajam
4) Hindari terjadinya luka pada jaringan sekitar kuku
5) Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah
6) Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering
7) Jangan memakai sepatu atau kaos yang terlalu kekecilan (terlalu sempit)
8) Jangan merendam kaki dengan air yang terlalu panas karena respon kaki terhadap
rasa panas sudah berkurang sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh
9) Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan
10) Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan
mata ikan
11) Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan periksakan ke
dokter
B. Saran
Setelah kami menyelesaikan makalah dan SAP penyuluhan tentang perawatan
kaki pada pasien diabetes melitus (DM), kami merasa masih banyak sekali kekurangan
karena keterbatasan referensi baik itu tentang perawatan kaki pada pasien diabetes
melitus (DM). Oleh karena itu kami harapkan bagi pembaca dapat mencari referensi
lain agar bisa lebih mengerti mengenai perawatan kaki pada pasien diabetes melitus
(DM).

DAFTAR PUSTAKA

ADA. (American Diabetes Association), (2011). Standards For Medical Care In Diabetes,
Diabetes Care
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2016.
Jambi.

Ernawati, (2013). Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:Mitra


Wacana Media

Hasdianah, (2014). Mengenal Diabetes mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak.
Yogyakarta:Nuha Medika

Hidayat, A.R & Nurhayati, I. 2014. Perawatan kaki pada pasien diabetes melitus di
rumah. Jurnal Permata Indonesia

Indriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura dan
Diabetes Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada

Kemenkes RI. (2016). Profil data Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 12950. ISBN
978-602-416-065-4

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika

Anda mungkin juga menyukai