Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut pasal 1618 KUH, perdata persekutuan perdata didirikan atas dasar “perjanjian

namun pasal ini tidak mengharuskan adanya syarat tertulis, maka perjanjian dimaksud bersifat

consensus, yaitu dianggap cukup dengan adanya persetujuan kehendak atau kesepakatan.

Perjanjian itu dimulai berlaku sejak saat ditentukan dalam perjanjian (pasal 1624 KUH,perdata).

Dalam mendirikan persekutuan perdata yang harus dipenuhi oleh pihak adalah

a. Memenuhi pasal 1320 KUH,perdata, bahwa suatu perjanjian sah apabila memenuhi empat

syarat, yaitu adanya kata sepakat, para pihak cakap atau dewasa, objek tertentu, dan causanya

halal.

b. Tidak dilarang oleh hukum.

c. Tidak bertentangan oleh hukum.

d. Tidak bertentangan dengan tata susila dan ketertiban umum.

e. Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar, yaitu keuntungan.

f. Adanya pemasukan (inbreg)

Menurut pasal 1619 KUH,perdata bahwa “ Tiap-tiap sekutu dari Persekutuan Perdata diwajibkan

memasukkan dalam kas persekutuan perdata yang terdiri dari :

 Uang
 Benda-benda
 Tenaga kerja

Selain itu yang termasuk harta kekayaan persekutuan perdata adalah

1. Penagihan – penagihan eks dalam kepada sekutu-sekutunya, yaitu bunga-bunga dari pemasukan

yang sanggup.
2. Penagihan-penagihan keluar kepada pihak ketiga.
3. Penggantian kerugian kepada persekutuan dari sekutu-sekutu yang karena kesalahannya

mengakibatkan kerugian bagi sekutu

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, makka ada rumusan masalh yang dapat diambil sebagai

kajian dalam makalah ini, antara lain:

1. Apa pengertian persekutuan perdata?


2. Apa saja jenis-jenis dan bentuk-bentuk dari persekutuan perdata?
3. Apa ciri-ciri dan sifat persekutuan perdata?
4. Bagaimana syarat mendirikan persekutuan perdata?
5. Bagaimana pembagian keuntungan dalam persekutuan perdata?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

makalah ini di buat dengan tujuan:

1. Untuk mengatahui apa itu persekutuan perdata.


2. Untuk mengetahui jeniis-jenis dan bentuk-bentuk persekutuan perdata.
3. Untuk mengetahui ciri dan sifat dari persekutuan perdata.
4. Untuk mengaetahui bagaimana syarat mendirikan persekutuan perdata.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persekutuan Perdata (Maatschap)


Persekutuan perdata adalah kumpulan dari orang-orang yang biasanya memiliki profesi yang

sama dan berkeinginan untuk berhimpun dengan menggunakan nama bersama.


Bentuk kerjasama mencari untung yang paling sederhana adalah persekutuan perdata, letak

kesederhanaannya ialah baik cara-cara pendiriannya maupun cara-cara pembubarannya tidak

memerlukan persyaratan formal, tapi cukup dengan lisan. Lazimnya pendirian suatu persekutuan

perdata dilakukan dengan suatu akte (notaris) hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam hal

pembuktian jika terjadi perselisihan pendapat diantara para anggota dikemudian hari.
Ketentuan mengenai persekutuan perdata ini diatur dalam KUH perdata buku iii. Bab 8 pasal

1618 s.d 1652. Berdasarkan ketentuan pasal 1618 KUH perdata bahwa yang dimaksud dengan

persekutuan perdata ialah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri

untuk mamasukkan sesuatu dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang
terjadi karenanya. Dari ketentuan pasal 1618 KUHPdt tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

persekutuan perdata itu adalah merupakan persetujuan, sedangkan persetujuan dimaksud adalah

mengenai hal tertentu yaitu dalam hal menjalakna perusahaan. Oleh sebab itu mengenai

persetujuan yang terdapat dalam persekutuan perdata itu termasuk dalam persetujuan yang

bersifat khusus.
Dalam suatu persekutuan perdata para anggotanya dalam hal membuat suatu persetujuan

untuk menentukan sesuatu untuk kepentingann perusahaannya pemerintah atau undang-undang

tidak akan mencampuri tentang apapun yang dikehendaki oleh para anggotanya. Pemerintah atau

undang-undang dalam hal tersebut memberi keleluasaan kepada para anggota persekutuan untuk

berbuat apapun yang dikehendakinya. Sepanjang isi perbuatannya itu tidak bertentangan dengan

undang-undang, kepentingan umum dan kesusilaan dalam masyarakat. Seandainya pemerintah

sampai turut campur dalam suatu persekutuan perdata tersebut hanya terbatas hal-hal yang

berkaitan dengan penyempurnaan dari pada persekutuan tersebut. Misalnya: dalam hal cara

membagi keuntungan dan kerugian yang harus seimbang dengan besarnya modal yang

dimasukan dalam persekutuan, ketentuan siapa yang menjadi pengurus persekutuan mengingat

dalam persekutuan perdata itu, semua anggota mempunyai hak yang sama.
Berdasarkan ketentuan pasal 1618 KUHPdt bahwa dalam persekutuan perdata itu semua

anggotanya mempunyai kewajiban memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan. Sesuatu yang

dimaksudkan disini dapat berupa uang, barang, goodwilling, konsesi, cara kerja, tenaga biasa dll.

Dalam hal cara membagi keuntungan harus seimbang dengan besarnya modal yang dimasukan

kedalam persekutuan. Suatu hal yang dilarang adalah jika adanya keuntungan hanya

diperuntukkan bagi seorang anggota persekutuan saja.


B. Jenis Persekutuan Perdata
a. Persekutuan perdata umum: tidak secara tegas (tanpa perincian) dalam menentukan jenis barang

serta besarnya uang yang dimasukkan dalam persekutuan.


b. Persekutuan perdata khusus: secara tegas ditentukan jenis barang serta besarnya uang yang

dimasukkan dalam persekutuan.

C. Bentuk Persekutuan Perdata


1. Persekutuan perdata dapat terjadi antara pribadi-pribadi yang melakukan suatu pekerjaan bebas

(profesi).
Misalnya: asosiasi akuntan, dokter, pengacara dan lain-lain. Dalam bentuk ini, asosiasinya tidak

menjalankan perusahaan tetapi mengutamakan anggotanya dan tidak menjadikan elemen modal

organisatorisnya sebagai unsur utama.


2. Persekutuan bertindak keluar kepada pihak ketiga secara terang-terangan dan terus menerus

untuk mencari laba maka persekutuan perdata tersebut dikatakan menjalankan perusahaan.
Misalnya: pengusaha A dan B membentuk persekutuan untuk melakukan

usaha di bidang lain.


3. Perjanjian kerja sama dari suatu transaksi sekali segera setempat.
Contoh: kerja sama membeli barang bersama-sama kemudian dijual dengan mendapatkan laba.
D. Ciri-Ciri Persekutuan Perdata
Dari rumusan yang ada dalam undang-undang di atas dapat diketahui ciri-ciri persekutuan

perdata itu sebagai berikut:


1. Perjanjian antara 2 (dua) oang atau lebih;
2. Memasukkan sesuatu (inbreng);
3. Tujuannya membagi keuntungan atau kemanfaatan.
Disebutkan dalam pasal 1619 KUHPdt:
Ayat (1) Segala persekutuan harus mengenai suatu usaha yang halal, dan harus dibuat untuk

manfaat bersama para pihak.


Ayat (2) Masing-masing sekutu diwajibkan ke dalam perseroan itu.

E. Sifat Persekutuan Perdata


 Komersial

Bertujuan mencari keuntungan secara material untuk dibagikan kepada anggota.

 Tidak komersial

Bertujuan untuk membantu kelancaran kepentingan anggota.

F. Syarat Pendirian Persekutuan Perdata


Apabila kita hendak mendirikan sebuah persekutuan perdata, maka ada beberapa syarat yang

harus dipenuhi, yaitu :


1. Tidak dilarang oleh undang-undang;
2. Tidak bertentangan dengan tata susila dan ketertiban umum;
3. Tujuannya adalah kepentingan bersama, untuk mencari keuntungan.
G. Pembagian Keuntungan

Prinsip utama: keuntungan harus dibagi, kerugian tidak harus dibagi. Prinsip keuntungan pasal

1633-1635 KUHPdt:

 Diperjanjikan diantara mereka.

Diatur dalam perjanjian pendirian persekutuan.

 Tidak diperjanjikan diantara mereka

 Pembagian berdasarkan perimbangan pemasukan secara adil dan seimbang.


 Sekutu yang hanya memasukan tenaga kerja dipersamakan dengan sekutu yang memasukkan

uang dengan jumlah terkecil.

H. Pengurusan Persekutuan Perdata


1. Pengurus dari sekutu
a. Statute: sekutu yang mengurus persekutuan perdata yang diatur sekaligus bersama-sama akta

pendirian persekutuan perdata. Tidak dapat diberhentikan kecuali atas dasar alasan-alasan

berdasarkan hukum.
b. Mandater: sekutu yang mengurus persekutuan perdata yang diatur dengan akta tersendiri (akta

khusus) sesudah persekutuan perdata berdiri. Kedudukannya sama dengan pemegang kuas,

sehingga sewaktu-waktu dapat dicabut.


2. Pengurus bukan sekutu

Orang luar yang dianggap cakap dan diangkat sebagai pengurus persekutuan perdata yang

ditetapkan dengan akta perjanjian khusus (pemberi kuasa) atau ditetapkan dalam akta pendirian

persekutuan perdata.
I. Tanggung Jawab Sekutu

Bila seorang sekutu mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka sekutu yang

bertanggung jawab atas perbuatan hukum yang dilakukannya tersebut, walaupun dia mengatakan

melakukannya untuk kepentingan persekutuan.

Perbuatan tersebut dapat mengikat sekutu lain apabila:

1. Ada surat kuasa dari sekutu lain.


2. Hasil perbuatannya dinikmati oleh sekutu lain.

Apabila beberapa orang sekutu mengadakan hubungan dengan pihak ketiga, maka dapat

dipertanggungjawabkan secara merata walaupun pemasukan tidak sama, kecuali secara tegas

ditetapkan imbangan tanggungjawab masing-masing sekutu.

J. Bentuk Pertanggungjawaban

Pertanggung jawabannya pribadi untuk keseluruhan:

1. Pasal 1131 KUHPdt: segala bentuk kekayaan debitur, baik yang bergerak maupun yang tetap

baik yang sudah ada maupun yang aka nada merupakan jaminan bagi seluruh perikatan.
2. Pasal 1132 KUHPdt: harta benda tersebut merupakan jaminan bagi semua krediturnya, hasil

penjualan harta benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar kecilnya

piutang masing-masing kreditur kecuali bila diantara para kreditur ada alasan-alasan yang sah

untuk didahulukan
K. Berakhirnya Persekutuan Perdata
Berakhirnya persekutuan perdata: Berdasarkan ketentuan pasal 1646 KUHPdt persekutuan

perdata menjadi bubar apabila:


1. Karena jangka waktu berdirinya persekutuan perdata tersebut sudah habis.
2. Karena barang yang menjadi objek persekutuan perdata itu menjadi lenyap, atau telah

diselesaikannya perbuatan yang menjdai pokok persekutuan perdata tersebut.


3. Karena salah seorang anggota persekuruan perdata meninggal dunia, dikuratil, jatuh falit.
4. Karena anggota persekutuan perdata itu sendiri meminta agar persekutuan itu dibubarkan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Persekutuan perdata adalah kumpulan dari orang-orang yang biasanya memiliki profesi

yang sama dan berkeinginan untuk berhimpun dengan menggunakan nama bersama.

Adapun ciri-ciri persekutuan perdata yaitu:

 Perjanjian antara 2 (dua) oang atau lebih;

 Memasukkan sesuatu (inbreng);

 Tujuannya membagi keuntungan atau kemanfaatan.

Apabila kita hendak mendirikan sebuah persekutuan perdata, maka ada beberapa syarat

yang harus dipenuhi, yaitu :

 Tidak dilarang oleh undang-undang;

 Tidak bertentangan dengan tata susila dan ketertiban umum;

 Tujuannya adalah kepentingan bersama, untuk mencari keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai