OLEH:
Desna Ayu Arifianti
NIM 131823143002
7. Komplikasi
a. Anemia
b. Terinfeksi berbagai penyakit
c. Perdarahan
d. Hiperkulositosis
e. Leukemia meningeal
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboraturium
b. Cairan cerebrospinal
c. Manajemen hasil
9. WOC
Sakit Kepala
Nyeri tulang Hematomegali dan splenomegali
trombositopenia
MK: Nyeri Eritropenia
Kronis Nyeri perut
Neutropenia Perdarahan
Hb
Intake makanan Nafsu makan
menurun Pertahanan
Mendesak Transport MK: Resiko
imuitas
paru-paru o2 diotot Perdarahan
MK: Nutrisi kurang Sesak nafas
dari kebutuhan
Metabolisme anaerob MK: Resiko
tubuh Infeksi
MK: Pola nafas
Kelemahan Kelelahan Asam laktat
tidak efektif
MK: Intoleransi Aktivitas
B. Asuhan Keperawatan
1. Anamnesa:
- Identifikasi utama: nama, jenis kelamin, umut, alamat,
pekerjaan, pendidikan
- Keluhan utama: sakit kepala, sesak napas, intoleransi aktivitas,
anoreksia
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit keluarga: menanyakan riwayat penyakit
keluarga positif leukemia
2. Pemeriksaan fisik
- B1: takikardi, hipotensi, takipnea, murmur, dan jumlah RBC
rendah
- B2: mudah mengalami perdarahan
- B3: nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri persendian
- B4: pada inspeksi didapatkan abses perineal serta hematuria
- B5: penurunan nafsu makan, anoreksia, muntah, perubahan
sensasi rasa
- B6: terasa lemas, lesu, tidak kuat melakukan aktivitas
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri kronis berhubungan dengan efek fisiologi dari
leukemia
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan tidak mencukupi
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat
anemia
d. Resiko infeksi berhubungan dengan neutropenia
e. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan dispnea
4. Intervensi
Diagnosa (NANDA) Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Nyeri berhubungan Klien tidak mengalami 1) Mengkaji tingkat nyeri
dengan efek fisiologis nyeri atau nyeri menurun dengan skala 0 sampai 5
dari leukemia sampai tingkat yang 2) Jika mungkin, gunakan
dapat diterima klien prosedur-prosedur (misal
Kriteria hasil : pemantauan suhu non
- Skala nyeri menurun invasif, alat akses vena
3) Evaluasi efektifitas
penghilang nyeri dengan
derajat kesadaran dan
sedasi
4) Lakukan teknik
pengurangan nyeri non
farmakologis yang tepat
5) Berikan obat-obat anti
nyeri secara teratur
Resiko gangguan Klien akan 1. Pastikan makanan
nutrisi kurang dari mempertahankan gizi disajikan dengan cara yang
kebutuhan tubuh yang memadai dan menarik dan pada suhu
berhubungan dengan menjaga berat badan paling cocok untuk
asupan makanan yang yang dibuktikan dengan konsumsi optimal agar
tidak mencukupi berat yang stabil, asupan nafsu makan pasien
kalori yang memadai, bertambah
dan pemeliharaan 2. Melakukan atau membantu
keseimbangan cairan dan pasien dengan perawatan
elektrolit. mulut sebelum makan
3. Berikan obat sebelum
makan (misalnya,
penghilang rasa sakit,
antiemetik), jika
diperlukan
Intoleransi aktivitas Terjadi peningkatan 1. Evaluasi laporan
berhubungan dengan toleransi aktifitas kelemahan, perhatikan
kelemahan akibat Kriteria hasil : ketidakmampuan untuk
anemia - Klien tidak pusing berpartisipasi dala aktifitas
- Klien tidak lemah sehari-hari
- HB 12 gr/% 2. Berikan lingkungan tenang
- Leukosit normal dan perlu istirahat tanpa
- Tidak anemis gangguan
3. Kaji kemampuan untuk
berpartisipasi pada aktifitas
yang diinginkan atau
dibutuhkan
4. Berikan bantuan dalam
aktifitas sehari-hari dan
ambulasi
5. Kolaborasikan pemasangan
tranfusi darah
PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana
manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang
melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Kemampuan
aktivitas seseorang melepas dari ketidakadekuatan sistem persyarafan
dan muskuloskeletal
2. Fisiologi Aktivitas
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara
sistem muskuloskeletal dan sistem persyarafan. Ada 206 tulang
dalam struktur tubuh manusia yang kemudian dikelompokkan
menjadi tulang panjang, tulang pendek, tulang keras, tulang
ekstremitas, dan tulang tak beraturan. Antara tulang yang satu
dengan tulang lainnya dihubungkan dengan sendi yang
memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang dan sendi membentuk
rangka.
Ada tiga faktor penting proses terjadinya
pergerakan/kontraksi, yaitu:
a. Stimulasi saraf motorik
b. Transmisi neuromuskular
c. Eksitasi-kontraksi coupling
3. Nilai normal
a. Kategori tingkat kemampuan aktivitas
a) Tingkat 0 (mampu merawat diri sendiri secara penuh)
b) Tingkat 1 (memerlukan penggunaan alat)
c) Tingkat 2 (memerlukan alat atau pengawasan orang
lain)
d) Tingkat 3 ((memerlukan bantuan, alat atau
pengawasan orang lain)
e) Tingkat 4 (sangat tergantung, tidak dapat melakukan
dalam perawatan)
b. Kekuatan Tonus Otot
a) Nilai 0 (tidak ada kontraksi otot)
b) Nilai 1 (kontraksi otot dapat di palpasi tanpa gerakan
persendian)
c) Nilai 2 (tidak mampu melawan gaya gravitasi)
d) Nilai 3 (hanya mampu melawan gaya gravitasi)
e) Nilai 4 (mampu menggerakkan persendian dengan
gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan
sedang)
f) Nilai 5 (mampu menggerakkan persendian dalam
lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan penuh)
4. Faktor yang mempengaruhi aktivitas
a. Faktor fisiologi (pola tidur, nyeri, TTV)
b. Faktor emosional (suasana hati, motivasi)
c. Faktor perkembangan (usia, jenis kelamin, kehamilan,
perubahan masa otot)
5. WOC
Idiopahic, infeksi virus, hipersplenisme
Pembentukan neoantigen
Trombositopenia
Splenomegali MK: Nyeri Kronis Perdarahan
Anemia
Guyton, AC & Hall, IE. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Volume II.
Jakarta: EGC.
Gunawan, Adi. 2006. Mekanisme dan Mekanika Pergerakan Otot Vol. 6 no.
2. Jakarta: EGC.