Anda di halaman 1dari 22

Tugas Audit II

Dosen:

Oleh

Nama: Nina Saputri

NIM : 125160487

Kelas: NY

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

2019
1. Bagaimana menilai resiko perikatan?

2. Bagaimana menurunkan risiko ke tingkat acceptable risk?

Untuk menurunkan risiko ke tingkat acceptable risk auditor harus memutuskan risiko
audit yang dapat diterima yang tepat bagi suatu audit selama perencanaan audit. Pertama,
auditor memutuskan risiko risiko penugasan. Risiko penugasan (engagement risk) adalah
risiko bahwa auditor atau organisasi yang membawahi auditor akan menderita kerugian
setelah selesainya audit, walaupun laporan audit sudah benar. Aditor harus menilai setiap
factor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima. Auditor harus menggunakan
metode:

a. Derajat ketergantungan pemakai eksternal pada laporan keuangan

b. Menelaah laporan keuangan

c. Membaca notulen rapat dewan direksi unruk menentukan rencana masa depan

d. Membahas rencana pembiayaan dengan manajemen.

e. Kemungkinan klien mengalami kesulitan

f. Menganalisis keuangan laporan keuangan dan menggunakan prosedur analitis


lainnya

g. Menelaah laporan arus kas historis dan proyeksi, untuk mempelajari arus kas masuk
dan keluar

h. Integritas manajemen

i. Menganalisa prosedur penerimaan klien dan kelanjutan klien.

3. Apa arti keyakinan positif, negative dan tidak memberikan keyakinan?

Keyakinan positif adalah pernyataan yang menegaskan apa yang dipercayai oleh akuntan
publik. Contohnya adalah pendapat bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umu.

Keyakinan negatif adalah sebuah pernyataan bahwa akuntan publik tidak mengetahui
sesuatu. Contoh jaminan negatif adalah “akuntan tidak mengetahui adanya modifikasi
material yang harus dilakukan untuk laporan keuangan agar sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum”.
Tidak memberikan keyakinan adalah dimana tujuan dari penugasan adalah membantu
manajemen dalam penyiapan informasi yang termasuk dalam suatu asersi yang diatur
oleh standar profesional. Akuntan publik akan menyampaikan secara eksplisit bahwa
tidak ada keyakinan yang diberikan dalam laporan yang berkaitan dengan asersi
manajemen.

4. Keyakinan terbatas VS keyakinan memadai

limited assurance (keyakinan terbatas) adalah keyakinan terbatas yang dihasilkan dalam
reviu meliputi keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Laporan Keuangan (LK) telah disajikan sesuai
dengan SAP. Keyakinan terbatas dalam penyelenggaraan akuntansi meliputi akurasi,
keandalan dan keabsahan informasi dalam LK. Keyakinan terbatas bahwa LK telah
disajikan sesuai dengan SAP meliputi pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan akun-
akun dalam LK dan informasi terkait lainnya.

Reasonable assurance (keyakinan memadai) adalah auditor bertanggungjawab untuk


merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Laporan yg berisi tentang pendapat
auditor atas laporan keuangan berdasarkan pada konsep pemerolehan keyakinan
memadai. Suatu audit tidak memberikan jaminan atas akurasi laporan keuangan.

5. Perbedaan SJT, AUP, Standar Kompilasi?

Standar Jasa Terkait (SJT) adalah untuk menetapkan standar yang memberikan panduan
tentang tanggungjawab profesional praktisi ketika melaksanakan suatu perikatan prosedur
yang disepakati atas informasi keuangan serta memberikan panduan tentang bentuk dan
isi laporan yang diterbitkan oleh praktisi yang berkaitan dengan perikatan tersebut. SJT
ditujukan untuk perikatan yang berkaitan dengan informasi keuangan. Namun, standar ini
dapat memberikan panduan yang berguna untuk perikatan yang berkaitan dengan
informasi non-keuangan dengan syarat praktisi memiliki pengetahuan yang memadai
tentang hal pokok yang bersangkutan dan terdapat kriteria yang masuk akal yang menjadi
dasar untuk mendapatkan temuan. Panduan dalam standar audit mungkin berguna bagi
praktisi dalam menerapkan SJT ini.

Suatu perikatan prosedur yang disepakati (Agreed Upon Procedure) adalah perikatan
yang didalamnya akuntan ditugasi oleh klien untuk menerbitkan laporan tentang temuan
berdasarkan prosedur khusus yang dilaksanakan terhadap hal tertentu unsur, akun, atau
pos suatu laporan keuangan. Akuntan yang dimaksud disini yaitu haruslah akuntan yang
sudah bersertifikasi.

Kompilasi laporan Keuangan adalah suatu proses menyusun pembukuan manual ataupun
telah diotomatisasi, membuat jurnal, membukukan ayat jurnal penyesuaian, serta
menyiapkan dan menyusun laporan keuangan. Jasa kompilasi bukanlah assurance
services melainkan nonassurance services karena tidak memberikan pernyataan
keyakinan kepada manajemen. Namun demikain, hasil dari kompilasi tetap dapat
memberikan mutu informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

6. Bagaimana pembuktian auditor memiliki independensi dan kompetensi professional?

7. Apa kriteria yang sesuai dalam perikatan asurans?

8. Apa saja bukti yang cukup dan tepat dalam perikatan asurans?

9. Berikan contoh keyakinan terbatas, positif, negatif dan tidak memberikan keyakinan

10. Bagaimana menghitung kecukupan dan ketepatan bukti audit?

11. Hubungan, perbedaan dan tujuan efektifitas dan efisiensi dalam audit eksternal dan
internal?

Hubungan Antara Auditor Internal dan Eksternal

Tanggung jawab dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternalsangat berbeda
dalam satu hal. Auditor internal bertanggung jawab kepadamanajemen dan dewan direksi,
sementara auditor eksternal bertanggung jawab kepada pengguna laporan keuangan yang
mengandalkan kredibilitaslaporan keuangan pada auditor. Namun auditor internal dan
eksternal memiliki banyak kesamaan, seperti:

a. Keduanya harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalammenjalankan


pekerjaan dan melaporkan hasilnya

b. Keduanya menjalankan metodologi yang sama dalam menjalankanaudit, termasuk


merencanakan dan menjalankan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
c. Keduanya mempertimbangkan risiko dan materialitas dalammemutuskan perluasan
pengujian dan mengevaluasi hasilnya.Keputusan mereka atas materialitas dan risiko
mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat memiliki perbedaan kebutuhan
dengan manajemen atau dewan direksi

Auditor eksternal bergantung pada auditor internal saat menggunakan modelrisiko audit
untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor internal bekerjasecara efektif, maka
auditor eksternal dapat mengurangi risiko pengendaliansecara signifikan dan mengurangi
pengujian substantif. Akibatnya tagihanatas pembiayaan audit eksternal akan berkurang
secara substansial bila klien menjalankan fungsi audit internalnya dengan baik. Auditor
eksternal biasanyamenganggap auditor internal bekerja efektif bila:

a. Independen dari unit operasi yang dievaluasinya

b. Kompeten dan telah mendapatkan pelatihan memadai

c. Melakukan pengujian audit secara relevan atas pengendalian internaldan laporam


keuangan

PSA 33 (SA 332) juga memperbolehkan auditor eksternal memanfaatkanauditor internal


untuk membantu langsung pelaksanaan audit. Menganmengandalkan staf auditor internal
dalam melakukan beberapa pengujian audit, auditor eksternal dapat menghemat waktu
dan biaya dalammenyelesaikan auditnya. Jika auditor internal memberikan bantuan
langsung,maka auditor eksternal harus menilai kompetensi dan objektivitas merekaserta
mengawasi dan mengevaluasi pekerjaan mereka

Perbedaan audit internal dan eksternal

a. Audit Internal dilakukan oleh internal auditor yang merupakan orang dalam
perusahaan, sedangkan audit eksternal dilakukan oleh eksternal auditor yang
merupakan orang luar perusahaan. Namun pihak luar perusahaan menganggap internal
auditor tidak independen, sedangkan eksternal auditor adalah pihak yang independen.

b. Pelaksanaan audit internal berpedoman pada Internal Auditing Standards yang


ditentukan Institute of Internal Auditors, sedangkan pelaksanaan audit eksternal
berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut
Akuntan Publik Indonesia.

c. Pemeriksaan audit internal dilakukan lebih rinci dan memakan waktu sepanjang tahun,
karena internal auditor punya waktu yang lebih banyak di perusahaannya. Sedangkan
pemeriksaan audit eksternal dilakukan secara sampling, karena waktu terbatas dan
audit fee akan terlalu tinggi jika pemeriksaan dilakukan secara rinci.
d. Laporan internal auditor tidak berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan,
tetapi berupa temuan pemeriksaan mengenai penyimpangan dan kecurangan yang
ditemukan, kelemahan, pengendalian intern, beserta saran-saran perbaikannya.
Sedangkan laporan eksternal auditor berisi opini mengenai kewajaran laporan
keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada
manajemen mengenai kelemahan dan pengendalian intern beserta saran perbaikan.

Tujuan audit internal dan eksternal

Tujuan pemeriksaan audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam


melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisis, penilaian, saran dan
komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Sedangkan tujuan pemeriksaan audit
eksternal adalah untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen perusahaan.

12. Apakah eksternal dan internal audit sebaiknya menemukan fraud? dan bagaimana jika
auditor tidak bisa menemukan fraud padahal ada fraud?

13. Bagaimana kriteria bukti dianggap cukup? Apa yang dapat dilakukan oleh seorang
auditor apabila bukti yang didapat tidak cukup?

Kriteria bukti audit dianggap cukup apabila jumlah bukti yang diperoleh cukup untuk
meyakinkan validitas dan keandalan temuan audit.

Apabila bukti yang didapat tidak cukup auditor harus menangguhkan pemberian
pendapatnya sampai ia mendapatkan bukti kompeten yang cukup untuk menghilangkan
keraguannya, atau ia harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau
menolak untuk memberikan pendapat.

14. Ciri-ciri laporan keuangan yang meyimpang?

Kriteria-kriteria yang termasuk dalam penyimpangan laporan keuangan, meliputi :

a. Manipulasi, falsifikasi, dan alterasi catatan-catatan akuntansi atau dokumen


pendukung yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan.

b. Salah penyajian (misrepresentations) atau penghapusan (omissions) yang sengaja atas


transaksi-transaksi dan informasi penting lainnya.
c. Salah penerapan (misapplication) prinsip – prinsip akuntansi terhadap jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, dan pengungkapan yang disengaja.

15. Bagaimana bukti audit atas penilaian kewajaran estimasi?

16. Bagaimana jika bukti audit tidak sesuai dengan aslinya? Bagaimana tanggungjawab
auditor?

Auditor hanyak bertugas untuk menemukan bukan untuk bertanggungjawab jika bukti
audit tidak sesuai dengan aslinya. Auditor hanya berkepentingan untuk memberikan bukti
yang cukup dan menyajikan sesuai SAK dan hanya untuk memberikan keyakinan yang
masuk akal bagi pengguna laporan keuangan

17. Bagaimana pembuktikan auditor untuk memastikan bukti audit sudah cukup?

18. Kapan permanent file harus diperoleh dan diupdate ?

Permanent file diperoleh pada saat auditor yang sekarang akan mengaudit perusahaan
tersebut karna permanent file menyajikan hubungan antara audit yang sekarang dan audit
yang lalu. File ini memungkinkan auditor sekarang untuk mendapat gambaran tentang
bagaimana proses audit yang lalu dilaksanakan. Hal ini akan menentukan cara
pelaksanaan audit sekarang dengan kata lain permanent file merupakan pedoman
terutama bagi auditor yang kurang mengenal aktivitas perusahaan yang diauditnya. Isi
permanent file diupdate pada setiap pekerjaan audit yang dilakukan dan harus mengacu
pada situasi terkini.

19. Contoh bukti audit pada setiap tahapan audit?

Contoh bukti audit dalam setiap tahapan audit:

a. Tahap perencanaan

Dalam tahap perencanaan, ada tahap-tahap yang perlu anda lalui, seperti:

 Mempertimbangkan resiko bawaan


Sejak perencanaan audit sampai dengan penerbitan laporan audit, auditor harus
mempertimbangkan berbagai macam risiko. Pada tahap perencanaan audit, auditor
harus mempetimbangkan risiko bawaan (inherent risk) suatu risiko salah saji yang
melekat dalam saldo akunatau asersi tentang saldo akun. Sebagai contoh,
perhitungan yang lebih rumit lebih mungkin mengakibatkan salah jika
dibandingkan dengan perhitungan yang sederhana.

 Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan.

Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit yang dilakukan auditor adalah
untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang rendah, untuk mendukung pendapat
apakah, dalam semua hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar.
Tujuan ini diwujudkan melalui pengumpulan dan evaluasi bukti tentang asersi yang
terkandung dalam laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan

 Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika


perikatan merupakan audit tahun pertama

Auditor harus menentukan bahwa saldo awal mencerminkan penerapan kebijakan


akuntansi yang semestinya dan bahwa kebijakan tersebut diterapkan secara
konsisten dalam laporan keuangan tahun berjalan. Bila terdapat perubahan dalam
kebijakan akuntansi atau penerapannya, auditor harus memperoleh kepastian bahwa
perubahan tersebut memang semestinya dilakukan, dan dipertanggunghjawabkan,
serta diungkapka

 Me-review informasi yang berhubungan dengan kewajiban-kewajiban legal klien

 Melaksanakan prosedur dan analitis

Evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang


masuk antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara
data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis mencakup perbandingan
yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mematikan berbagai
hubungan dan unsur data. Mempertimbangan tingkat materialitas awal

 Mempertimbangkan tingkat materialitas awal

Materialitas awal pada tingkat laporan keuangan perlu diterapkan oleh auditor
karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan
keuangan sebagai keseluruhan. Materialitas awal pada tingkat saldo akun
ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai
simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan, auditor perlu
melakukan verifikasi saldo akun.
 Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien

b. Pengujian Informasi

Setelah melalui tahap perencanaan, auditor akan mulai menguji semua informasi dan
data yang diperolehnya di lapangan, lalu menganalisisnya. Dalam melakukan proses
ini, harus ada pihak perusahaan yang bertugas mengawasi kinerja seorang auditor.
Sehingga kecurangan-kecurangan dapat dihindari dan hasil pengujian data dan
informasi bersifat objektif dan tepat sasaran.

Dalam tahap ini, auditor juga melakukan tahap pemetaan tentang masalah yang
mungkin muncul dari proses observasi tersebut, yang mana semua ini dikaitkan
dengan informasi yang ia dapat sebelumnya dan juga pihak-pihak luar yang sekiranya
terlibat dalam proses pendanaan perusahaan.

c. Mendapatkan Hasil

Di langkah ini, auditor bertugas untuk memeriksa resiko material dari perusahaan.
Maka akan terlihat jika ada kesalahan dari laporan keuangan perusahaan dan juga
kerugian yang dialami oleh perusahaan. Setelah itu, auditor mengklarifikasikan ulang.
Jika perusahaan anda besar, maka anda harus memiliki lebih dari satu auditor. Bila
perlu bentuk sebuah tim khusus auditor. Sebab, semakin besar suatu perusahaan, maka
resiko penyimpangan keuangan juga akan semakin besar.

Sebelum mengambil kesimpulan, seorang auditor akan mencocokkan hasilnya dengan


auditor yang lain. Jika auditor lainnya juga menemukan kesalahan keuangan yang
sama, maka dipastikan ada yang tidak beres dengan kondisi keuangan perusahaan.
Untuk itu, tim auditor akan melakukan pemeriksaan lanjutan secara lebih mendalam.

d. Menyusun Hasil Evaluasi

Langkah terakhir adalah menyusun hasil evaluasi berupa laporan. Nantinya, laporan
ini akan diserahkan ke pihak perusahaan yang menunjuk auditor tersebut. Di dalam
laporan tersebut, auditor juga harus menulis rekomendasi perkembangan yang
mungkin bisa dicapai. Ini adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit.

KURANG CONTOH

20. Tujuan audit?

tujuan dari pelaksanaan audit:


a. Kelengkapan atau Completeness

Tujuan audit sebagai kelengkapoan yaitu untuk meyakinkan seluruh peristiwa


transaksi telah tercatat atau telah dimasukkan dalam jurnal secara aktual.

b. Ketepatan atau Accurancy

Tujuan audit sebagai ketepatan yaitu untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan
sudah dicatat berdasaekan jumlah, perhitungan dan pengklarifikasian yang tepat.

c. Eksistensi atau Existence

Tujuan audit sebagai eksistensi yaitu untuk memastikan bahwa semua asset dan
kewajiban yang dicatat mempunyai keterjadian pada waktu dan tanggal tertentu, tidak
fiktif.

d. Penilaian atau Valuation

Tujuan audit sebagai penilaian yaitu untuk memastikan penerapan prinsip -prinsip
yang berlaku secara umum.

e. Klasifikasi atau Classification

Tujuan audit sebagai klarifikasi yaitu untuk memastikan seluruh transaksi yang
dicantumkan dalam jurnal dan dikelompokkan dengan tepat berdasarkan golongan
akun yang tepat juga.

f. Pisah batas atau Cut-off

Tujuan audit sebagai Pisah batas yaitu untuk memastikan bahwa transaksi yang dekat
dengan tanggal neraca tercatat dalam periode yang tepat. terkadang yang sesekali salah
dalam pencatatan yaitu transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi.

g. Pengungkapan atau Disclosure

Tujuan audit sebagai Pengungkapan yaitu untuk memastikan bahwa saldo akun dan
seluruh persyaratan pengungkapan yang berkaitan sudah disajikan dan dijelaskan
dengan wajar dalam laporan keuangan dan isi catatan jkaki laporan tersebut.

21. Prosedur audit untuk mencapai tujuan audit?


jenis prosedur audit yang dilakukan pada saat pengauditan

Prosedur Analitis (analytical procedures)

a. Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data.
Prosedur ini meliputi:

 perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana;

 analisis vertikal atau laporan persentase;

 perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran; serta

 penggunaan model matematis dan statistik, seperti analisis regresi.

Prosedur analitis seringkali meliputi juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari
operasi serta membandingkan ukuran-ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis
dengan hasil keuangan terkait.

b. Inspeksi (inspecting)

Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta pemeriksaan
sumber daya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi
seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bootom-up maupun
top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan
ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up
atas akuntansi transaksi tersebut.

Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaca (reading), dan memeriksa


(examining) adalah sinonim dengan menginspeksi dokumen dan catatan. Menginspeksi
dokumen dapat membuka jalan untuk mengevaluasi bukti documenter. Dengan
demikian melalui inspeksi, auditor dapat menilai keaslian dokumen, atau mungkin dapat
mendeteksi keberadaan perubahaan atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dari
inspeksi adalah scanning atau memeriksa secara tepat dan tidak terlampau teliti
dokumen dan catatan.

c. Konfirmasi (confirming)

Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor


memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar organisasi klien.
Dalam kasus yang lazim, klien membuat permintaan kepada pihak luar secara tertulis,
namun auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut.
Permintaan tersebut juga harus meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima
untuk mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Konfirmasi
menyediakan bukti bottom-up penting dan digunakan dalam auditing karena bukti
tersebut biasanya objektif dan berasal dari sumber yang independen.

d. Permintaan Keterangan (inquiring)

Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh
auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau
karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah
dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan
keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung
meminta keterangan pada pihak eksteren, seperti permintaan keterangan langsung
kepada penasehat hokum klien tentang kemungkinan hasil litigasi. Hasil permintaan
keterangan dapat berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk representasi tertulis.

e. Perhitungan (counting)

Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik sumber daya
berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan akuntansi seluruh dokumen
dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang pertama menyediakan cara untuk
mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sedangkan yang kedua dapat
dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal
perusahaan melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik
perhitungan ini menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong
untuk memperoleh bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi
dari prosedur perhitungan.

f. Penelusuran (tracing)

Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang,
auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan
menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat
dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur
ini berawal dari dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali
asal-usul aliran data melalui sistem akuntansi. Karena proesdur ini memberikan
keyakinan bahwa data yang berasal dari dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan
dalam akun, maka secara khusus data ini sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya
salah saji berupa penyajian yang lebih rendah dari yang seharusnya (understatement)
dalam catatan akuntansi.

g. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)

Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai
dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan
akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang
digunakan dalam tracing. Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi
adanya salah saji berupa penyajian yang lebih tinggi dari yang seharusnya
(overstatement) dalam catatan akuntansi.

h. Pengamatan (observing)

Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan


pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan rutin
jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja
sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
perusahaan. Pengamatan terutama penting untunk memperoleh pemahaman atas
pengendalian internal. Auditor juga dapat mengamati kecermatan seorang karyawan
klien dalam melaksanakan pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan. Pengamatan yanf
terakhir ini memberikan peluang untuk membedakan antara mengamati dan
menginspeksi.

i. Pelaksanaan Ulang (reperforming)

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming)
perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total
jurnal, beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan
kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada
skedul pendukung dan rekonsiliasi. Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa
aspek pemrosesan transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah
sesuai dengan pengandalian intern yang telah dirumuskan. Sebagai contoh, auditor
dapat melaksanakan ulang pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi penjualan
untuk menentukan bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada saat
transaksi tersebut diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan bukti bottom-up,
dan dengan bukti bottom-up lainnya, auditor dapat terlebih dahulu memahami konteks
ekonomi untuk pengujian audit tersebut.

Teknik Audit Berbantuan Komputer (computer-assisted audit techniques)

Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat
menggunakan teknik audit berbantuan computer (computer-asssited audit techniques/CAAT)
untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya. Sebagai
contoh, auditor dapat menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur analitis.

b. Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi

c. Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua dokumen yang
berurutan telah dipertanggungjawabkan.

d. Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk disesuaikan (seperti
harga yang tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat harga-harga yang
telah disahkan)

e. Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah aspek computer

f. Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar pembantu


piutang usaha atau file persediaan.

22. Dokumentasi untuk memperoleh keyakinan tersebut?

Dokumen yang dibutuhkan untuk dokumentasi audit:

a. Dokumen internal yaitu dokumen yang dibuat dan digunakan dalam perusahaan klien dan
disimpan serta tidak diberikan kepada pihak luar seperti kepada pelanggan atau penjual .
Contoh dokemen internal adalah :

 Copy fakturr penjualan

 Absensi karyawan

 Laporan penerimaan persediaan

b. Dokumen eksternal adalah dokumen yang dipegang oleh seseorang diluar perusahaan
klien yang merupakan pihak yang tersangkut transaksi & tapi sekarang ada pada klien atau
dapat segera diperoleh. Dalam beberapa kasus & dokumen eksternal berasal dari luar
perusahaan klien dan akhirnya sampai dulu di tangan klien . Contoh dari jenis dokumen
eksternal ini adalah :

 Faktur penjualan

 Wesel bayar yang dibatalkan

 Polis asuransi.
23. Internal control yang efektifnya apa? Harus cocok antara faktur penjualan, order dan surat
jalan

24. Finding, impact dan rekomendasi?

Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yangdikumpulkan
terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik kesesuaianataupun
ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan. Pengertianketidaksesuaian
sendiri adalah penyimpangan melalui bukti obyektif atas kriteria audit yangditetapkan
auditor harus menginvestigasi untuk menentukan secaratepat kriteria audit yangdilanggar
dan menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan.

Impact (akibat), akibat penyimpangan menunjukkan bobot, arti penting, dan materialitas
temuan. Akibat penyimpangan secara garis besar dikategorikan menjadi 3 kelompok:

a. Kerugian

b. Tujuan/sasaran tidak tercapai

c. Dampak negatif

Jenis akibat antara lain:

a. Ketidak efisienan

b. Terjadi ketidak hematan

c. Tidak lancarnya pembangunan/investasi

d. Penerimaan atau pendapatan tidak sebenarnya

e. Tidak tercapainya tujuan perusahaan

f. Terjadi pencemaran lingkungan

Materi rekomendasi harus dirancang guna:

a. Memperbaiki kelemahan (menghilangkan penyebab)

b. Meminimalkan akibat yang ditimbulkan

rekomendasi harus jelas:


a. Ditujukan kepada siapa

b. Mengarah pada tindakan nyata

c. Tidak boleh mendesak tapi lengkap

d. Konsekuensi yang timbjl bila tindak lanjut tidak dilakukan

e. Dapat dilaksanakan

25. Dari sisi aplikasi bagaimana mendeteksi:

a. Penjualan fiktif

b. Pencurian produk

c. Lupa membuat faktur

d. Penjualan menurun

e. Lapping (lemahnya internal control)

f. Bad debt naik

g. Uncollected account (write off)

26. Alasan mengapa auditing through the computer dianggap mubazir?

Auditing Through The Computer Adalah audit melalui komputer, dimana auditor
mengajukan data ke komputer untuk di proses. Hasilnya kemudian akan dianalisis oleh
proses yang dapat dipercayai dan mempunyai ketepatan dengan program komputer.
Dianggap sia-sia karena....

27. Through computer dan around computer itu kapan digunakannya? Dan fee auditor mana
yang lebih mahal?

Metode Auditing through the Computer ini cocok untuk dilaksanakan pada kondisi sebagai
berikut:
Metode Auditing Around the Computer ini cocok untuk dilaksanakan pada kondisi sebagai
berikut:

a. Dokumen sumber tersedia dalam bentuk kertas (bahasa non mesin), artinya mash kasat
mata dan dapat dilihat secara visual.

b. Dokumen-dokumen disimpan dalam file dengan cara yang mudah ditemukan.

c. Keluaran dapat diperoleh dari daftar yang terinci dan auditor mudah menelusuri setiap
transaksi dari dokumen sumber kepada keluaran dan sebaliknya

d. System computer yang diterapkan masih sederhana.

e. System computer yang diterapkan masih menggunakan software yang umum digunakan,
telah diakui dan digunakan secara massal.

28. Bagaimana menyikapi over accrued atau understated penggajian? Kalau sudah menemukan
bagaimana?

29. Apakah langkah-langkah prosedur penggajian substantive (Kevin stoner) bisa


disederhanakan? Dari 8 langkah prosedur penggajian substantive

30. contoh management letter dan client representation?

Contoh Management Letter

KOPKAP

No.

Kepada
[nama klien]

SURAT UNTUK MANAJEMEN


Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuanga [nama
klien] untuk tahun yang berakhir pada tanggal [tanggal/bulan/tahun], kami
mempertimbangkan struktur pengendalian internal perusahaan untuk
menentukan prosedur audit dengan tujuan menyatakan pendapat atas laporan
keuangan dan tidak untuk memberikan keyakinan atas struktur pengendalian
internal. Namun, kami temukan permasalahan tertentu yang menyangkut
struktur pengendalian internal dan pelaksanaannya yang kami pandang
merupakan kondisi yang dapat dilaporkan. Menurut standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Kondisi yang dapat dilaporkan
mencangkup permsalahan yang kami temukan, yang menyangkut kekurangan
material dalam rancangan atau pelaksanaan struktur pengendalian internal,
yang menurut pendapat kami, dapat secara negatif mempengaruhi kemampuan
organisasi untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

Adapun permasalahan yang kami temukan dari hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

[sebutkan temuan yang diperoleh, atau dalam lampiran]

Laporan ini dimaksudkan hanya untuk memberikan informasi dan untuk digunakan oleh
dengan komisaris, manajemen dan pihak lain dalam organisasi.

Hormat kami,

[nama partner]

Contoh klient representation

31. Untuk komunikasi, prosedur ini sebaiknya atau seharusnya dilakukan? Mengapa?

32. Kapan management letter diberikan? Apakah sesudah dan sebelum memberikan opini audit?

33. Apa perbedaan management letter dan client representation letter?

Management Letter Point adalah sebuah surat yang diuat oleh Kantor Akuntan Publik
yang ditujukan kepada client (perusahaan yang diaudit) yang berisikan
kelemahan-kelemahan sistem pengendalian internal beserta saran-saran perbaikan
terhadap SPIclient.
Client Representation Letter, yaitu surat yang dibuat oleh perusahaan client
yang ditujukan kepada KAP yang berisi kesediaan atas saran-saran yang diajukan KAP
sebagai perbaikan atas kelemahan SPI perusahaan tersebut, yang sebelumnya telah
didiskusikandengan pihak KAP.

34. Bagaimana menghitung planning materiality?

Bagaimana menghitung materiality precision?

Menghitung planning materiality:

Planning Materiality (PM) ditentukan oleh auditor sebelum proses audit di lapangan berjalan.
PM dapat ditentukan dari Total Revenue ataupun Total Assets. Biasanya suggested range
untuk revenue adalah 0,5% s.d 1%. Sedangkan untuk aset berkisar antara 1% s.d 5%.

Antara Revenue dan Total Assets, cukup digunakan salah satunya saja, jadi tidak perlu dua-
duanya. Biasanya Revenue lebih sering dipakai sebagai acuan dalam PM. Dengan syarat
bahwa revenue komparatif antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya tidak mengalami
penurunan atau kenaikan yang signifikan. Bila revenue bersifat fluktuatif, maka biasanya total
asset yang digunakan. Selanjutnya, setelah menentukan PM, ada yang namanya PAJE Scope,
yaitu jumlah minimum dari salah saji yang akan di adjust. Biasanya 2% dari PM.

Menghitung materiality precision:

TE = PM x N/T

Keterangan :

TE = Tolerable Misstatement

PM = Tingkat Materialitas Awal

N = Nilai saldo akun

T= Total Nilai saldo Aset

35. Kapan digunakan jugemental sampling?

Kapan digunakan statistical sampling?

Judgemental sampling digunakan saat kasus di mana spesialisasi otoritas dapat memilih
sampel lebih representatif yang dapat membawa hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan
menggunakan teknik non-probability sampling lainnya
36. Apa kelebihan dan kekurangan:

a. judgemental sampling

b. statistical sampling

kelebihan judgemental sampling:

digunakan dalam kasus di mana spesialisasi otoritas dapat memilih sampel lebih
representatif yang dapat membawa hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan
menggunakan teknik non-probability sampling lainnya

kekurangan judgemental sampling:

Pengambilan sampel dengan menggunakan metode sampling ini adalah berhubungan


dengan otoritas dan proses pengambilan sampel. Keduanya saling berhubungan dengan
kemampuan masing-masing individu dan adanya bias yang menyertai teknik sampling ini

Kelebihan statistical sampling:

a. Memungkinkan auditor menghitungreliabilitas sampel dan risiko berdasarkan sampel

b. Mengharuskan auditor merencanakan sampling dengan lebih baik dibandingkan


dengansampling non statistik

c. Auditor bisa mengoptimalkan sampel size, tidak overstated atau understated, dengan
risiko yang hendak diterimaterukur secara matematis.

d. Berdasarkan sampel, auditor bisa membuat statement yang obyektif mengenai


populasi sampel

Kekurangan statistical sampling:

a. Lebih sulit

b. Lebih mahal dalam pengaplikasiannya bila dibandingkan dengan judgemental


sampling

c. Secara umum hanya entitas besar yang memiliki populasi yang cukup besar secara
merata untuk pengaplikasiaan secara penuh dari metode statistical sampling
37. bagaimana hubungan sampling vs internal control klien vs resiko audit?

38. pengertian beta risk?

Risiko beta adalah risiko bahwa keputusan akan dibuat bahwa bagian itu tidak cacat padahal
sebenarnya. Dengan kata lain, ketika keputusan dibuat bahwa perbedaan tidak ada padahal
sebenarnya ada. Atau ketika data pada diagram kontrol menunjukkan proses dalam kontrol
tetapi pada kenyataannya proses tidak terkendali. Jika daya yang diinginkan adalah 90%,
maka risiko Beta adalah 10%. Ada kemungkinan 10% bahwa keputusan akan dibuat bahwa
bagian itu tidak cacat padahal kenyataannya itu cacat.

Daya (power) = 1 - Risiko beta

Risiko beta juga disebut Kesalahan Palsu Negatif dan Tipe II. Kekuatan adalah probabilitas
untuk menolak Hipotesis Null dengan benar.

Hipotesis Null secara teknis tidak pernah terbukti benar. Itu "gagal menolak" atau "ditolak".

"Gagal menolak" tidak berarti menerima hipotesis nol karena ini dibuat hanya untuk
dibuktikan salah dengan menguji sampel data.

Pedoman: Jika keputusan dari uji hipotesis mencari:

a. Efek besar atau set risiko RENDAH Beta = 15% (yang merupakan Kekuatan 0,85)

b. Efek menengah, MENENGAH risiko tetapi tidak bencana, hukum atau keamanan terkait
set Beta = 10%

c. Efek kecil, risiko TINGGI, legal, keselamatan, atau set Beta kritis dari 5% hingga
mendekati 0%.

39. pengertian alpha risk?

Alpha risk adalah risiko salah memutuskan untuk menolak hipotesis nol. Jika interval
kepercayaan 95%, maka risiko alfa adalah 5% atau 0,05. Alpha disebut tingkat signifikansi
suatu tes. Tingkat signifikansi umumnya antara 1% atau 10% tetapi dapat berupa nilai apa
pun tergantung pada tingkat kepercayaan yang Anda inginkan atau kebutuhan untuk
mengurangi kesalahan Tipe I. Memilih 5% menandakan bahwa ada peluang 5% bahwa
variasi yang diamati sebenarnya tidak benar. Level paling umum untuk risiko Alpha adalah
5% tetapi bervariasi berdasarkan aplikasi dan nilai ini harus disepakati dengan BB / MBB
Anda. Risiko alfa juga disebut False Positive dan Type I Error.
Level Keyakinan = 1 - Risiko Alpha

40. kepanjangan ARIA dalam sampling audit?

ARIA (Acceptable Risk of Incorrect Acceptance) resiko statistik yang dapat diterima auditor
bahwa populasi secara material telah salah saji.

Anda mungkin juga menyukai